• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Dental Implant Fix

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Dental Implant Fix"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

IMPLANT GIGI

Kelompok 3

Anisa Ramadhana (1513101010043) Aula Aqrama Auliya Attamimi Ayu Anisah Reghina

Dessy Afrina (1513101010028)

Hafizh Gunawan Amri (1513101010009) Intan Mastura (1413101010058)

Maya Putri Sinda Miranda Aulia Putri Mhd. Iqbal Sungkar

Novita Putri Ranggaswuni (1513101010013) Rabithah Nasution (1513101010034)

Rizka M. Pohan

Siti Arya Morisha (1513101010008)

Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh

Tahun Ajaran 2015

(2)

IMPLANT GIGI

Pengertian Implan Gigi

Implant gigi adalah jangkar-jangkar logam yang dipasang dalam tulang rahang di bawah jaringan gusi untuk mendukung gigi tiruan yang menggantikan gigi asli. Berbeda dengan jenis penggantian gigi lainnya, seperti gigi-tiruan removable atau jembatan cekat yang direkatkan dengan gigi yang tertinggal, implant gigi benar-benar dipasang (ditanam) ke dalam tulang rahang di bawah jaringan gusi.

Implant-implant ini biasanya terbuat dari logam yang disebut titanium, yang bisa ditolerir oleh tubuh, dan gigi tiruan yang mirip dengan gigi asli kemudian dipasang pada implant tersebut. Sejak disetujui oleh ADA, implant gigi telah digunakan selama beberapa tahun, dan ratusan ribu telah dipasang. Karena adanya fenomena yang disebut “osteointegrasi” yang berarti bahwa tulang benar-benar terpasang dengan sendirinya pada implant, maka jangkar-jangkar ini menjadi fondasi kuat yang memungkinkan orang-orang yang kehilangan gigi bisa mengunyah secara efektif dan nyaman.

Orang Yang Memerlukan Implant

Setiap orang yang kehilangan gigi dan menginginkan efisiensi pengunyahan serta penampilan atau kemampuan berbicara yang baik, merupakan kandidat untuk menggunakan implant gigi. Implant bisa menjadi solusi apabila sulit atau bahkan tidak mungkin untuk memakai gigi-tiruan removable. Bagian-bagian rahang yang hilang akibat kecelakaan, penyakit, atau cacat lahir seringkali bisa direkonstruksi dengan menggunakan implant.

Kandidat pengguna implant gigi

Memiliki tulang rahang yang cukup, tulang yang cukup kuat, untuk mendukung implant.

(3)

Tidak memiliki penyakit atau kondisi yang dapat mengganggu penyembuhan setelah bedah implant (misalnya dibaetes tidak terkontrol, atau radiasi/kemoterapi untuk mengobati kanker).

Diskusi dengan ahli-bedah oral dan maxillofacial dan dokter-gigi restoratif (dokter gigi yang membuat gigi baru) akan menentukan apakah anda bisa menggunakan implant atau tidak. Usia bukanlah kendala untuk perawatan implant asalkan kondisi kesehatan baik. Fakta menunjukkan bahwa ribuan orang dari semua umur telah beralih ke implant gigi untuk mengganti gigi tunggal, beberapa gigi atau semua gigi yang tanggal.

Macam-macam Implan Gigi

Sebenarnya sangat sulit mengklasifikasikan macam dental implan mengingat

berbagai macam implan dental yang beredar saat ini sangat spesifik dalam hal bahan yang dipergunakan, bentuk implan, teknik pembuatan dan cara penanamannya. Hanya untuk memudahkan pemahaman dalam mengikuti perkembangan dental implan, maka dental implan akan dibedakan pertama berdasarkan lokasi jaringan tempat implan diinsersikan dan yang kedua berdasarkan bahan dasar dari implan (Tis Karasutisna, 2002)

Berdasarkan letak implan ditanamkan, maka jenis implan dapat dibagi dalam: 1). Implan Subperiosteal

Implan jenis ini diletakkan diatas linggir tulang dan berada dibawah perioteum. Sering dipergunakan pada rahang yang sudah tak bergigi baik untuk rahang atas maupun rahang bawah.

2). Implan Transosseus

Implan jenis ini diletakkan menembus tulang rahang bawah dan penggunaanya terbatas untuk rahang bawah saja

3). Implan Intramukosal atau Submukosal

Implan ini ditanam pada mukosa palatum dan bentuknya menyerupai

kancing, oleh karena itu disebut button insert . Penggunaanya hanya terbatas pada rahang atas yang sudah tidak bergigi.

4). Implan Endodontik Endosteal 7

Merupakan suatu implan yang diletakkan kedalam tulang melalui saluran akar gigi yang sebelumnya telah dipesiapkan untuk pengisian saluran akar gigi. Tujuannya untuk menambah stabilitas gigi yang memiliki akar pendek, misalnya setelah dilakukan apikoektomi atau dapat juga dipakai pada gigi yang goyang.

5). Implan Endosseus atau Endosteal

Implan jenis ini ditanam kedalam tulang melalui gusi dan periosteum. Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak dipakai dan ditolerir oleh para praktisi, pabrik maupun pakar yang mendalami secara “Scientific & Clinical Forndation”, yang pada dasarnya menanam implan pada alveolar dan basal bone . Bentuk bisa berupa root form atau blade form.

Keuntungan yang didapat dari penggunaan implan endosseus ialah bahwa jenis ini dapat dilaksanakan pada pasien tidak bergigi dengan semua tingkatan abrosbsi, bahkan pada keadaan resorbsi yang ekstrim dengan bantuan grafting. Juga dapat digunakan pada pasien tidak bergigi sebagian, dari kehilangan satu gigi sampai keseluruhan.

(4)

Tahap-Tahap Pemasangan Implant

1.Pemeriksaan/konsultasi

Pemeriksaan mulut secara menyeluruh dan konsultasi medis oleh dokter yang bertanggungjawab untuk perawatan implant diperlukan untuk menentukan apakah seorang pasien bisa menggunakan implant gigi. Pemeriksa ini terdiri dari ahli-bedah mulut maxillofacial, dan dokter-gigi restoratif. Dengan bekerja sebagai tim, ahli-bedah mulut dan maxillofacial memasang implant, dan setelah penyembuhan terjadi, dokter-gigi restoratif terjadi merancang dan memasng gigi-tiruan yang didukung oleh implant. Selama pemeriksaan, pasien akan menceritakan riwayat medis yang lengkap. Pastikan untuk memberikan semua informasi, termasuk masalah-masalah kesehatan, alergi atau pengobatan yang anda sedang lakukan. Pemeriksaan bisa mencakup beberapa tipe sinar-X untuk memberikan informasi penting tentang tulang rahang dan model-model anatomi rahang, dan kemungkin tes darah tertentu. Berdasarkan hasil dari pemeriksaan ini, tim dental akan membahas semua aspek masalah dengan anda. Selanjutnya akan diputuskan apakah implant gigi cocok atau tidak.

2.Persiapan bedah implant

Berikut ini tips-tips yang membantu dalam mempersiapkan kunjungan bedah : Pakaian – gunakan pakaian yang longgar dan nyaman dan lengannya bisa digulung dengan mudah. Jika anestesi intravenous atau sedasi akan diberikan, maka lengan baju yang ketat akan mempersulit.

Transportasi – Upayakan ada seseorang yang mengantar anda pergi dan pulang dari rumah sakit. Biasanya jika diberikan anestesi keadaan anda tidak stabil sehingga tidak aman jika mengemudi sendiri.

Diet – Jika anestesi intravenous atau sedasi akan diberikan, jangan makan atau minum selama sekurang-kurangnya 6 jam sebelum kunjungan bedah anda.

Pengobatan – Patuhi semua schedule pengobatan yang diberikan oleh ahli-bedah sebelum dilakukan bedah.

Anestesi – Teknologi anestesi modern saat ini memungkinkan untuk melakukan bedah yang kompleks dengan sedikit atau bahkan tidak ada rasa sakit. Selama bedah, satu atau lebih dari hal-hal berikut digunakan untuk mengendalikan nyeri dan kecemasan : anestesi lokal yang membuat daerah bedah mati rasa; nitrous oksida-nitrogen (terkadang di sebut “gas ketawa”) untuk membuat anda rileks; sedasi intravenous untuk relaksasi; dan anestesi umum yang membuat anda tertidur. Ahli-bedah akan menjelaskan secara rinci jenis anestesi yang paling cocok untuk kebutuhan anda.

3.Bedah Implant

Pemasangan implant gigi endosteal memerlukan dua prosedur bedah yang berbeda. Pada bedah “tahap 1” implant dipasang dalam tulang. Pada “tahap 2” yang terjadi setelah osteintegrasi selesai dan implant yang ditanam telah terjangkar dengan kuat

(5)

pada tulang, maka alat penutup dilepas dan post-post khusus yang disebut “abutment” dipasang pada implant. Abutment-abutment ini diproyeksikan di atas garis gusi ke dalam mulut, dan gigi-tiruan akhir akan dipasang padanya. Bagian implant yang terpasang pada abutment dan dapat dilihat dalam mulut disebut sebagai prosthesa – bisa dari jenis “cekat” atau “removable”. Prostesa implant cekat bisa melibatkan satu gigi (kiri atas) atau beberapa gigi (kiri bawah). Sebuah prosthesa cekat hanya bisa dilepas oleh dokter gigi, tapi sudah dirancang sehingga bisa dibersihkan. Prostesa removable cukup mirip dengan gigi-tiruan utuh dan bisa dilepas dari mulut untuk dibersihkan.

Hal-Hal yang Terjadi Selama Bedah

Bedah Tahap 1

Prosedur bedah pertama untuk implant endosteal melibatkan pemasangan implant dalam tulang. Bedah ini terjadi di bagian ahli-bedah mulut dan maxillofacial, atau dalam setting rumah sakit. Anestesi lokal dengan sedatif ringan bisa digunakan, atau pada kasus tertentu anestesi umum bisa direkomendasikan.

Setelah dianestesi, ahli-bedah akan mengangkat kembali jaringan gusi untuk mengekspos tulang dan membuat sebuah lubang terukur dimana masing-masing implant akan disisipkan. Alat implant disisipkan dalam lubang, kemudian jaringan gusi diganti diatas alat implant dan kemudian dijahit. Prosedur bedah memerlukan beberapa jam jika banyak implant yang dipasang, dan setelah bedah diperlukan waktu untuk pemulihan sebelum balik ke rumah. Osteointegrasi akan mulai terjadi pada saat penyembuhan mulai terjadi, dan alat implant harus dijangkar dengan kuat oleh tulang dalam waktu empat sampai enam bulan.

Setelah Bedah Tahap 1

Segera setelah bedah, pasien mungkn diminta untuk menggigit kapas agar dapat menghentikan perdarahan, dan sebuah pak es mungkin digunakan selama 24 jam pertama untuk membantu mengurangi pembengkakan. Akan terjadi beberapa pembengkakan di daerah bedah implant selama sampai 72 jam setelah prosedur, serta beberapa diskolorasi kulit dan gusi selama beberapa hari. Pengobatan nyeri yang diberikan oleh dokter akan membantu menghilangkan rasa sakit, dan pasien sudah mampu melanjutkan aktivitas normal dalam waktu satu hari atau dua hari. Ahli-bedah juga bisa memberikan antibiotik. Akan terjad perdarahan kecil pada hari pembedahan tapi segera laporkan jika terjadi perdarahan yang berlebihan. Selama waktu ini, sebuah diet lunak direkomendasikan sehingga tidak memberikan tekanan pada implant yang baru, dan ahli-bedah akan memberikan instruksi-instruksi penting tentang bagaimana cara membersihkan mulut. Jika pasien menggunakan gugu-tiruan, maka ahli-bedah atau dokter-gigi restoratif bisa memasang sebuah lining lunak sehingga pasien bisa mengenakannnya dengan nyaman selama masa penyembuhan atau dibiarkan selama periode waktu yang singkat. Jika ruang-ruang yang diakibatkan oleh gigi yang tanggal harus diisi sementara penyembuhan terjadi, maka gigi temporer yang terlihat alami bisa dibuat. Jahitan yang dipasang setelah bedah akan larut dan anda akan kembali ke ahli-bedah untuk mengeluarkannya.

(6)

Bedah Tahap 2

Prosedur bedah ke-dua terjadi setelah penyembuhan dari bedah Tahap 1 sempurna. Untuk implant-implant endosteal yang berosteointegrasi, penyembuhan biasanya memerlukan waktu 4-6 bulan. Daerah mulut yang mengalami lebih banyak tekanan pengunyahan mungkin memerlukan periode penyembuhan yang lebih lama, kemungkinan sampai delapan bulan.

Pada kunjungan bedah kedua, yang biasanya dilakukan di kantor ahli-beda dengan menggunakan anestesi lokal, jaringan gusi dibuka untuk mengekspos alat implant. Alat ini diperiksa untuk memverifikasi osteointegrasi yang memuaskan, post-post penyembuhan dipasang pada alat tersebut. Jika jahitan dipasang, maka akan larut atau dikeluarkan oleh ahli-bedah. Tahap bedah kedua ini relatif singkat, dan bisa kembali normal dalam waktu satu atau dua hari atau bahkan lebih cepat.

Setelah Bedah Tahap 2

Setelah kembali ke rumah, makan makanan yang lunak dan ikuti instruksi kesehatan mulut yang diberikan oleh ahli-bedah. Akan terjadi beberapa perdarahan kecil, tapi jika terjadi perdarahan yang berlebihan segera hubungi dokter. Pasien akan kembali ke ahli-bedah dalam beberapa hari sehingga proses penyembuhan bisa dipantau, dan jika pasien mengenakan sebuah gigi-tiruan, bisa dipasang langsung atau sesaat setelah bedah. Ini akan ditentukan oleh dokter gigi secara individual. Pak es yang diaplikasikan pada wajah setelah bedah bisa membantu megurangi pembengkakan. Pembuatan Gigi Baru

Apabila jaringan gusi telah sembuh sempurna setelah bedah Tahap 2, maka pasie telah siap untuk mengunjungi dokter-gigi restoratif dan memulai pembuatan gigi-tiruan yang baru. Dokter-gigi akan membuat pencetakan mulut, dan registrasi-registrasi gigitan yang mencatat mekanisme-mekanisme baru untuk kepaduan rahang, kemudian pencetakan digunakan untuk membuat model rahang dan gigi yang tersisa. Gigi-tiruan akan dibuat berdasarkan model-model ini. Gigi-tiruan (yang disebut “restorasi” atau “prostesa”) bisa berupa gigi yang removable, cekat, atau kombinasi antara keduanya.

Prostesa removable mirip degan gigi-tiruan konvensional atau gigi-tiruan parsial, yang bisa dikeluarkan dari mulut untuk dibersihkan, kelebihannya adalah diperkuat pada abutmen implant dengan clip, magnet atau alat-alat lain. Gigi-tiruan dan jaringan gusi dipasang pada kerangka-logam, dan kerangka ini terpasang pada abutment implant.

Prostesa cekat bisa mengganti satu gigi, beberapa gigi atau bahkan semua gigi. Gigi-tiruan disekrup ke dalam abutment, atau disemen pada abutment, dan dipertahankan kuat pada tempatnya. Jika beberapa gigi alami tetap berada dalam mulut, maka bagian-bagian dari prostesa bisa dihubungkan dengan beberapa dari gigi ini. Sebuah prostesa cekat hanya bisa dilepaskan oleh dokter-gigi, dan sudah dirancang khusus untuk memungkinkan anda membershkannya. Jika sebuah prostesa cekat menggantikan banyak gigi, maka gigi tiruan akan dipasang pada sebuah kerangka logam yang harus sesuai dengan abutment implant secara tepat. Dokter gigi restoratif

(7)

mungkin akan menyuruh pasien untuk mengenakan prostesa secara sementara unutk memastikan kecocokannya, sebelum pemasangan akhir pada abutment.

Mungkin diperlukan beberapa kunjungan untuk menyempurnakan prostesa, tergantung pada kompleksitas permasalahan.

Risiko dan Komplikasi

Bedah implant gigi memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, tapi sebagaimana dengan prosedur bedah lainnya. Efek samping tertentu atau komplikasi juga bisa terjadi. Anda harus memahami hal ini sebelum melakukan bedah implant. Ahli-bedah akan menjawa setiap pertnayaan anda tentang risiko-risiko yang mungkin berikut ini : 1.Pembengkakan merupakan sebuah reaksi normal tehradap setiap prposedur bedah dan jumlah pembengkakan tergantung pada seberapa luas bedah tersebut. Pembengkakan normal akan mencapai puncaknya pada 48 jam, kemudian sembuh secara perlahan. Jika pembengkakan memburuk setelah 48 jam, hubungi dokter. 2.Luka memar terkadang terjadi di daerah-daerah yang berdekatan dengan tempat bedah. Setiap dislokasi akibat luka memar akan hilang dalam beberapa hari setelah bedah.

3.Nyeri sedang umum terjadi selama 24-48 jam setelah bedah, dan pengobatan nyeri mungkin diperlukan. Jika nyeri parah terus menerus yang tidak bisa diredakan dengan obat nyeri yang diresepkan, segera hubungi dokter.

4.Trismus, atau kekakuan otot-otot rahang, bisa diakibatkan oleh pembengkakan setelah bedah. Ketika pembengkakan berkurang, maka trismus akan hilang.

5.Infeksi sangat jarang terjadi setelah bedah implant tapi terkadang terjadi sebuah infeksi. Jika demam, pembengkakan terus-menerus, nyeri atau pus terjadi setelah bedah, segera hubungi ahli-bedah.

6.Selalu ada potensi kegagalan implant. Ini bisa diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya adlaah penolakan oleh tubuh atau perawatan yang tidak meamdai oleh pasien setelah bedah.

7.Injury berpotensi terjadi pada gigi dan akar sekitarnya, isian atau bridgework. 8.Kehilangan atau perubahan sensasi saraf, yang menghasilkan mati-rasa atau sensasi gatal pada bibir bawah, lidah, pipi, dagu, gusi atau gigi jarang terjadi jika implant ditempatkan dalam rahang bawah dan saraf di dekatnya teriritasi. Biasanya ini hanya berlangsung sementara, walaupun sangat jarang bisa permanen. Setiap tindakan pencegahan dilakukan oleh dokter untuk menghindari saraf-saraf ini.

9.Komplikasi sinus, seperti drainase atau nyeri (sinusitis), terkadan terjadi jika implant dipasang dalam rahang atas dan sinus menjadi terlibat. Ini bisa memelrukan perawatan lebih lanjut atua juga tiga, tapi setiap gejala sinus harus dilaporkan kepada dokter.

(8)

10.Perdarahan bisa terjadi setelah dilakukannya bedah tipe apapun, tapi harus dikontrol dengan mudah dan terdiri dari perdarahan sesekali selama 24-48 jam pertama. Jarang terjadi perdarahan tersebut berlebihan atau berlangsung lama, jika ini terjadi segera hubungi dokter.

11.Nyeri TMJ (sendi rahang) atau fungsi abnormal jarang terjadi setelah bedah implant, tapi ini bisa terjadi. Jika benar-benar terjadi, perawatan lebih lanjut mungkin diperlukan.

12.Kehilangan tulang jarang terjadi, tapi bisa terjadi di sekitar implant jika kesehatan mulut yang baik dipertahankan atau jika tekanan berlebihan diberikan pada implant. 13.Fraktur rahang – sangat jarang diperlukan manipulasi untuk pemasangan implant pada rahang bawah yang dapat menyebabkan fraktur pada tulang-rahang, khususnya jika rahang tipis. Sinar-X akan menunjnukkan lokasi fraktur, dan ahli-bedah mulut dan maxillofacial bisa mengatasi masalah tersebut.

Merawat Implant dan Restorasi

Ahli-bedah dan dokter-gigi restoratif akan menjadwalkan kunjungan check-up berkala untuk memastikan rahang anda sehat dan implant serta prostesa berfungsi dengan baik. Akan tetapi, sama dengan perawatan profesiona yang regular, perawatan anda sendiri terhadap implant dan prostesa juga penting. Berikut ini adalah panduan-panduan untuk perawatan implant yang lebih baik.

Praktekkan kesehatan mulut dirumah secara cermat, ikuti instruksi dokter-gigi dan ahli-kesehatan. Post-post abutment, dibawah prostesa, gigi-tiruan, dan jaringan gusi harus dijaga agar tetap bersih. Perawatan di rumah dapat membantu seperti sikat khusus dan penyela (floss) dapat membantu mencapai hal ini. Jika anda tidak menjaga agar implant dan prostesa tetap bersih, maka implant anda mungkin gagal.

Merokok dan konsumsi alkohol berlebian serta mengunyah makanan keras seperti es atau permen keras dapat menyebabkan kerusakan pada implant dan menyebabkannya gagal.

Meski tidak jaminan 100 persen tentang keberhasilan dengan implant gigi, namun dengan perencanaan yang cermat oleh ahli-bedah dan dokter-gigi restoratif sebelum bedah dan perawatan yang baik oleh anda sendiri, maka implant bisa digunakan bahkan sampai bertahun-tahun. Sebenarnya, literatur sekarang telah melaporkan bahwa 90 persen atau lebih implant telah berhasil dipertahankan selama sampai 15-20 tahun. Ribuan orang kembali menjadi normal makan, berbicara dan tertawa tanpa rasa sakit melalui penggunaan dental.

(9)

Kehilangan gigi merupakan suatu kasus yang sering di jumpai di bidang kedokteran

gigi. Kasus kehilangan gigi ini idealnya harus segera di restorasi. Ada beberapa cara untuk menggantikan gigi yang hilang, yaitu antara lain gigi tiruan lepasan, gigi tiruan jembatan dan implant gigi. Perbedaan ketiga cara tersebut menjadi pilihan bagi pasien. Gigi tiruan lepasan adalah gigi tiruan yang dapat di lepas-pasang. Namun, kekurangan gigi tiruan ini ialah masih dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien, dan juga ada kemungkinan hilang atau tertelan.

Gigi tiruan jembatan di peroleh dengan mengecilkan gigi tetangga untuk di pasangi mahkota tiruan sebagai penyangga mahkota tiruan gigi yang ompong tersebut. Gigi

tiruan dengan tipe ini kadang pada akhirnya dapat merusak gigi tetangga yang di gunakan sebagai penyangga, karena pembersihan di bawah mahkota tiruan tersebut sulit di lakukan pasien, sehingga lambat laun gigi tetangga yang di pasang mahkota tiruan penyangga tersebut dapat mengalami karies dan kegoyangan.

Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan di atas, maka metode penggantian gigi semakin di kembangkan, dan pada sekitar tahun 1960-an, di mulailah percobaan menanam material (logam titanium) ke dalam tulang rahang yang bertujuan untuk menggantikan akar gigi yang hilang, lalu menunggu sampai terjadinya proses penyatuan material tersebut dengan tulang rahang (osteointegrasi) kemudian di atasnya di buatkan sambungan (abutment) untuk memegang mahkota tiruan dan proses ini di kenal dengan nama implant gigi.

Teknologi ini sendiri telah mampu berfungsi untuk menggantikan gigi asli. Di dalam gigi asli terdapat dua bagian, yaitu akar gigi yang tertanam di dalam tulang dan mahkota gigi yang muncul di bagian rongga mulut. Untuk teknologi implant gigi memiliki bagian yang masuk ke dalam tulang dan menggantikan akar, sedangkan gigi tiruan lepasan dan gigi tiruan jembatan tidak memiliki akar yang bias tertanam di

dalam tulang rahang

Sebenarnya, implant gigi adalah akar gigi tiruan yang ditanam ke dalam rahang untuk menggantikan akar gigi asli yang telah hilang. Proses penanaman dilakukan melalui mekanisme pembedahan minor, yaitu dengan cara membuka gusi dan kemudian membuat lobang di bagian tulang dengan ukuran antara 3-4 milimeter dengan panjang bervariasi sesuai dengan kebutuhan.

Pemasaran / Biaya Implan Gigi

Implant gigi mempunyai manfaat fungsional dan juga estetika, di manafungsi pengunyahan pasien dapat di sempurnakan dan juga mengembalikan senyum pasien menjadi lebih menawan dengan susunan gigi yang mirip dengan gigi aslinya. Implant gigi juga lebih rigid dan stabil sehingga nampak lebih natural dan mempunyai kekuatan gigitan yang lebih baik. Namun, proses pemasangannya membutuhkan beberapa kali kunjungan seperti telah di jelaskan di atas dan juga di butuhkan biaya yang cukup besar.

(10)

Harga nya pun berfariasi sekitar Rp. 15 juta per gigi atau bahkan lebih, tergantung tingkat kesulitan yang biasanya membutuhkan bahan pendukung lain seperti bahan pencangkokan tulang (bone graft) dll, harga yang mahal juga dipengaruhi dari bahan implan gigi yang masih import, juga kebijakan dari rumah sakit atau dokter yang mengerjakannya.

Metode implant gigi ini tidak dianjurkan di aplikasikan pada anak-anak, tetapi lebih tepat bagi pasien dewasa atau ketika pertumbuhan tulang sudah selesai. Sebenarnya tidak ada kontra indikasi yang mutlak untuk pemasangan implant gigi ini, akan tetapi untuk pasien yang mempunyai kebiasaan merokok sebaiknya mengurangi atau berhenti sama sekali dari kebiasaan tersebut, dan untuk pasien yang mempunyai riwayat penyakit Diabetes, juga harus mengontrol kadar gulanya dulu sebelum melakukan pemasangan implant gigi. Untuk pasien dengan riwayat penyakit sistemik tertentu sebaiknya melakukan konsultasi pada Dokter Spesialis Penyakit Dalam untuk mendapatkan persetujuan tindakan pemasangan implant gigi tersebut.

Dalam pemasangan implant gigi ini di perlukan kerja sama yang baik antara dokter gigi dan pasien. Dokter gigi harus menjelaskan informasi yang berhubungan dengan pemasangan implant gigi dengan sebaik-baiknya sampai pasien mengerti tahapan proses pemasangan implant gigi yang akan dilakukan terhadap dirinya. Bila pasien telah mengerti dan setuju, baru pemasangan implant dilakukan.

Meski relatif aman, pasien harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan, di antaranya tulang gigi pasien harus sehat dan cukup tebal, karena pasien yang sudah kehilangan gigi lama maka tulangnya menciut dan menipis. Bagi pasien yang seperti ini, maka harus di lakukan penambahan tulang sebelumnya melalui metoda grafting. Khusus untuk gigi atas kadang-kadang jarak tulang dan sinus maksilaris sangat tipis sehingga di perlukan suatu operasi pengangkatan sinus agar implant gigi tidak menembus dan merusak mukosa sinus maksilaris. Bahan implant gigi terbuat dari titanium, atau logam yang bersifat biocompatible yang artinya saat bahan ini di masukkan ke dalam tulang, maka tubuh kita tidak memberikan reaksi penolakan.

Kesuksesan implant gigi ini bergantung dari beberapa hal, yaitu :

 Kondisi tulang pasien

 Bahan implant

 Ketrampilan operator dalam hal ini dokter gigi pribadi anda

(11)

Angka kesuksesan pemasangan implant gigi rata-rata 90-95%, Kegagalan dalam pemasangan implant gigi biasanya berhubungan dengan proses penyatuan bahan implant gigi dengan tulang rahang yang tidak sempurna, yang antara lain di sebabkan oleh adanya proses infeksi, karena pasien tidak menjaga kesehatan mulutnya dengan baik.

Pasien yang telah melakukan pemasangan implant gigi harus selalu menjaga kebersihan mulutnya dan melalukan kontrol periodik setiap 6 bulan sekali. Bila pasien selalu memperhatikan kesehatan mulutnya maka implant gigi dapat bertahan seumur hidup dan mahkota tiruan di atas implant bisa bertahan hingga 10-25 tahun.

Penerapan Ilmu Pengetahuan Alam dalam pembuatan implant gigi

Penerapan ilmu pengetahuan alam dalam pembuatan implant gigi di pakai dalam pembuatan bahan implantnya itu sendiri yang kemudian di padukan dengan teknologi dalam pemasangannya.

Bahan Implan Yang Terbuat Dari Logam Jenis-jenis bahan implan logam :

1). Co-Base Alloys ( Co-Cr-Mo, Co-Cr-W-Ni ). 2). Co-Ni-Base Alloys ( MP35N / Co-Ni-Cr-Mo ). 3). 316L Stainless Steel.

4). Ti dan Ti 6Al4V Alloys.

5). Sistem kombinasi plasma spray coating.

6) Logam dan logam paduan yang sering dipergunakan untuk implan dental : (1). Titanium, Tantalum.

(2). Titanium, Vanadium, Alumunium alloy. (3). Ferum, Chromium, Nickel.

(4). Cobalt, Chromium, Molybdenum.

Dari segi material logam Titanium dengan segala variasi lapisan

permukaannya ( Surface coating ) menempati urutan pertama. Sukses Titanium di bidang ortopedik sudah tidak dibantah lagi. Maka rasional apabila titanium juga bersifat biologicaly innert pada maksila dan mandibula.

Kebanyakan sistem implan menggunakan logam sebagai bahan dasarnya dan bahan logam yang sering dipergunakan adalah Titanium. Titanium dan logam

paduannya ( Ti-Al-V ) memiliki lapisan oksida pada permukaannya. Lapisan tersebut akan berikatan dengan reseptor yang terdapat pada tulang dan pada area tersebut terjadi proses peletakan matriks tulang secara in vivo. Mekanisme inilah yang menjadi salah satu faktor penting dalam penggunaan titanium pada implan dental. Bahan Implan Bukan Logam

Bahan untuk pembuatan implan selain dari logam dan variasinya, juga terbuat dari bahan bukan logam antara lain :

1). Implan yang terbuat dari plastik : Polymeric Material, Porous Polymethyl Methacrilate (PMMA), PMMA yang dikombinasi dengan Vitrous Carbon (PMMA-VC), PMMA yang dikombinasi dengan Silica

2). Implan yang terbuat dari Carbon : Vitrous Carbon, Pyrolic Carbon atau Low Tempetarure Isotropic (LTI), Vapor Deposited Carbon atau Ultra Low Temperature Isotropic (ULTI)

(12)

3). Implan yang terbuat dari Ceramic : Porous Ceramic, Non Porous Ceramic, Biodegradable (misalnya Tricalcium Phiosphat ), Non-Biodegradable

(misalnya A 1203)

Sampai saat ini para ahli masih terus mengembangkan bahan implan dan berbaga macam variasinya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anusavice, K.J. 2003. Philip’s of Dental Material 11th ed. Saunders.

2. Block, MS., 2001, Colour Atlas of Dental Implant Surgery, WB Saunders Co., Philadelphia

3. Block, MS. And Achong, RM. 2004. Osseointegration in Peterson’s Oral and Maxillofacial Surgery. Milloro, M (editor). Edisi ke 2 BC Decker Inc. Ontario.

4. Branemark, 1987. Tissue Integrated Prosthesis. Osteointegratiom in Clinical Dentistry, 1 st editrion, Germany : Kosel GmbH & Co.

5. Choi, K. O. 2007. Osstem Implan System. Osstem Implan Co, Ltd.

6. Engelman, MJ., 1996, Clinical Decision and Treatment Planning Osteointegration,

Quintessence Pub. Co. Inc. Illionos

Jokstad, A., Braegger, U., Brunski, J. B., Carr, A. B, Naert, I., dan Wennerberg, A. 2003. Quality of Dental Implans. International Dental Journal; Supp. 2;6/03. FDI Dental Press.

7. Karasutisna, T. 2002. Bahan Ajar Ilmu Bedah Mulut. Tinjauan Umum Dental Implan

Referensi

Dokumen terkait

Subjek penelitian adalah 28 orang pria usia 40-58 tahun dengan kadar kolesterol total 200-250 mg/dl, dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan memperoleh jus kacang

Hal yang menjadi masalah terhadap kualitas penulisan buku teks pelajaran sejarah menurut pendapat Helius Sjamsuddin adalah terjadi tarik-menarik antara kebutuhan untuk

Latar belakang Terjadinya konflik 2 kelompok antara Nasionalis Islam yang di wakili oleh Mohammad Natsir dan Nasionalis Sekuler oleh Ir. Dimana berkaitan dengan

Untuk memastikan kesimpulan tentang kualitas Berorientasi objek pada framework zend dapat dilakukan analisa pada aplikasi berbasis web yang lebih kompleks dan menerapkan

Strategi mengembangkan dan memperkuat sistem e-journal yang telah terbangun untuk menjalin jejaring (networking) dengan peneliti di tingkat global. BBTPPI sebagai

didirikan pada bulan November 1989, merupakan gabungan negara-negara Asia Pasifik Selatan (negara sedang berkembang) dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan

Pengawasan sarana distribusi produk Obat Tradisional selama tahun 2019 sebanyak 30 sarana dengan hasil pemeriksaan 8 (23%) sarana memenuhi ketentuan sedangkan 22 (67%) sarana

Settlement responses of the embankment have been investigated by a series of finite element simulations using two different soil constitutive models: elastic perfectly plastic