• Tidak ada hasil yang ditemukan

MIMBAR SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MIMBAR SEKOLAH DASAR"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN: 2355-5343

~ Berkala terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ~ Ketua Umum

Julia, M.Pd Wakil Ketua Indra Safari, M.Pd Ketua Dewan Editor Diah Gusrayani, M.Pd

Dewan Editor Dr. Tatang Muhtar, M.Si Dr. Ayi Suherman, M.Pd Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd

Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd Atep Sujana, M.Pd

Maulana, M.Pd Ani Nur Aeni, M.Pd

Bendahara

Aah Ahmad Syahid, M.Pd Karmah Setiawati, S.Pd

Publikasi Online Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd

Berkala Mimbar Sekolah Dasar diterbitkan oleh Program Studi PGSD, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang. Pelindung: Dr. Herman Subarjah, M.Si (Direktur). Pembina: Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd (Wakil Direktur). Penanggung Jawab: Drs. Dadan Djuanda, M.Pd & Dr. Tatang Muhtar, M.Si (Ketua Prodi PGSD Kelas dan PGSD Penjas). Berkala Mimbar Sekolah Dasar terbit pertama kali pada tahun 2014.

Alamat Redaksi:

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang, Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 45322 Jawa Barat. Telp & Fax (0261) 201244. Email: mimbar.sd@upi.edu.

Alamat Publikasi:

http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar

(2)

Halaman 133 – 246 DAFTAR ISI 1. Pengaruh Penggunaan Metode

Discovery Berbasis Media Realita Terhadap Hasil Belajar Matakuliah Konsep Dasar IPA 1…… hal. 133-142

~ Idam Ragil Widianto Atmojo

2. Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Experiental Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial…… hal. 143-154

~ Jenny Indrastoeti, SP, & Hasan Mahfud

3. Profil Keterampilan Sosial Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Prasekolah (TK dan Non TK) …… hal. 155-169

~ Ipah Saripah & Lia Mulyani

4. Pengaruh Model Pembelajaran Transdisciplinary Terhadap Karakter Siswa Pada Sekolah Dasar Internasional Berbasis International Baccalaureate …… hal. 170-177

~ Cucun Sunaengsih

5. Penerapan Media Monosa (Monopoli Bahasa) Berbasis Kemandirian Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar …… hal. 178-192

~ Sri Suciati, Ika Septiana, dan Mei Fita Asri Untari

6. Pengaruh Bahasa Pertama Terhadap Bahasa Kedua Dalam Karangan Siswa Kelas V SD …… hal. 193-201

~ Hastuti

7. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Sejarah Lokal Lampung Untuk Sekolah Dasar …… hal. 202-214

~ Yulia Siska

8. Menjadi Guru SD Yang Memiliki Kompetensi Personal-Religius Melalui

Program One Day One Juz (ODOJ)…… hal. 215-225

~ Ani Nur Aeni

9. Persepsi Guru Mengenai Sex Education di Sekolah Dasar Kelas VI …… hal. 226-237

~ Regina Lichteria Panjaitan, Dadan Djuanda, dan Nurdinah Hanifah

10. Pengaruh Pendekatan Open-Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Sekolah Dasar Kelas V …… hal. 238-246

~ Egi Agustian, Atep Sujana, dan Yedi Kurniadi

Redaksi berkala Mimbar Sekolah Dasar menerima tulisan hasil penelitian, hasil ide/gagasan, atau resensi buku baru, yang merupakan kajian-kajian baik dalam tataran praktek maupun teori pendidikan, dan khusus berkaitan dengan ke-SD-an.

(3)

[170]

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TRANSDISCIPLINARY

TERHADAP KARAKTER SISWA PADA SEKOLAH DASAR

INTERNASIONAL

BERBASIS

INTERNATIONAL

BACCALAUREATE

CUCUN SUNAENGSIH

Program Studi PGSD UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang Email: cun.alfarabi@gmail.com

ABSTRACT ABSTRAK

Development of learning innovations embodied in the learning model into the main needs of the education system in order to shape the character of qualified students. There are many models of learning that can shape the character of students. The learning model which is considered to establish the character of the students are developed on the basis of an international school-based International Baccalaureate (IB) which Trandisciplinary or

transdisciplinary learning model.Transdisciplinary m odel is considered to be most able to form the character of the students because it integrates various disciplines of science so as to create an understanding of the whole. The method used in this research is a survey research with quantitative research approaches. As for the population in this study are all teachers that exist in the International Primary School-Based IB in Bandung. The results showed that the learning model Trandisciplinary positive and significant impact on the character of the students. Second correlation value is at a high position.

Keywords: Transdisciplinary Learning Model, Character Students, and the International Baccalaureate.

Pengembangan inovasi pembelajaran yang diwujudkan dalam model pembelajaran menjadi kebutuhan utama sistem pendidikan guna membentuk karakter siswa yang berkualitas. Ada banyak model pembelajaran yang dapat membentuk karakter siswa. Model pembelajaran yang dianggap dapat membentuk karakter siswa yang dikembangkan pada sekolah dasar internasional berbasis International Baccalaureate (IB) yaitu model pembelajaran Trandisciplinary atau transdisiplin. Model transdisciplinary dianggap paling dapat membentuk karakter siswa karena mengintegrasikan berbagai disipilin ilmu sehingga mampu menciptakan suatu pemahaman yang utuh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian survei dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini yaitu seluruh guru yang ada pada Sekolah Dasar International Berbasis IB di Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Trandisciplinary berpengaruh positif dan signifikan terhadap karakter siswa. Nilai korelasi keduanya berada pada posisi tinggi.

Kata kunci: Transdisciplinary Learning Model,

karakter siswa, dan International Baccalaureate.

PENDAHULUAN ~ Pengembangan inovasi pendidikan di Indonesia terutama dalam bidang kurikulum secara teknis sudah mulai dilaksanakan di Indonesia yaitu

dengan dicanangkannya model

pendidikan berbasis karakter. David Elkind & Freddy Sweet (2004), pendidikan karakter dimaknai sebagai berikut:

Character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values. When we

think about the kind of character we want for our children, it is clear that we want them to be able to judge what is right, care deeply about what is right, and then do what they believe to be right, even in the face of pressure from without and temptation from within.

Dari pengertian diatas jelas bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta

(4)

[171] didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya. Pendidikan karakter diartikan sebagai the deliberature use of all dimensions of school life to foster optimal carahter development. Hal ini berarti, guna mendukung perkembangan peserta didik, seluruh komponen di sekolah harus dilibatkan, yakni meliputi isi kurikulum, proses pembelajaran, kualitas hubungan, penanganan pembelajaran, pelaksanaan aktivitas ko-kulikuler, dan etos seluruh lingkungan sekolah.

Penerapan pendidikan berbasis karakter ini pun diperkuat dengan adanya himbauan pemerintah pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Nasional yang mencanangkan bahwa penerapan pendidikan karakter untuk semua tingkat pendidikan, dari SD sampai dengan Perguruan Tinggi. Menurut Mendiknas, Prof. Muhammad Nuh, pembentukan karakter perlu dilakukan sejak usia dini. Jika karakter sudah terbentuk sejak usia dini, kata Mendiknas, maka tidak akan mudah untuk mengubah karakter seseorang. Ia juga berharap, pendidikan karakter dapat membangun kepribadian bangsa. Mendiknas mengungkapkan hal ini saat berbicara pada pertemuan Pimpinan Pascasarjana LPTK Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) se-Indonesia di Auditorium Universitas Negeri Medan

(Unimed). (Triyo Supriyatno, 2010). Ini penting karena pendidikan berbasis

karakter ini dianggap mampu

menciptakan peserta didik yang tidak pintar secara kognitif namun afektif yang dianggap akan dapat menyongsong masa depan lebih baik.

Hasil observasi pendahuluan memberikan

gambaran bahwa pengembangan

inovasi pembelajaran yang diwujudkan dalam model dan desain kurikulum masih belum ideal dan relevan. Akibatnya konsep kurikulum dari dalam penguatan, pengayaan, pengembangan, perluasan, pendalaman, melalui adaptasi atau adopsi standar pendidikan baik dari dalam negeri maupun luar negeri menjadi tidak jelas. Untuk itu dibutuhkan sebuah model pembelajaran yang menunjukkan kejelasan konsep dalam pembentukan karakter siswa. Model pembelajaran yang dianggap dapat membentuk karakter siswa yang dikembangkan pada sekolah dasar internasional berbasis International Baccalaureate (IB) yaitu model pembelajaran Trandisciplinary atau transdisiplin. Mengapa harus model transdisiplin, IB menyebutkan bahwa “Trandisciplinary Focus on issues across learning areas, between them and beyond them, for the emergence of new and broader perspectives and for deeper understanding of the interrelatedness of complex issues.” Pada IB, model ini terdiri dari 6 (enam) tema dasar yang mengandung makna isu-isu penting

(5)

[172] keseimbangan antara belajar tentang atau melalui bidang subjek, dan belajar di luar mereka. Terdiri dari Who we are, Where we are in place and time, How we express ourselves, How the world works, How we organize ourselves, Sharing the planet. Keenam tema ini merupakan signifikansi global yang menciptakan sebuah kerangka kerja transdisciplinary yang memungkinkan siswa untuk meningkatkan melampaui batas-batas pembelajaran dalam wilayah subjek. Pengembangan model transdisiplin didasarkan pada filosofis yang “committed to structured, purposeful inquiry as the leading vehicle for learning”. Khusus untuk program pendidikan dasar atau dalam program IB dikenal dengan program PYP (Primary Years Programme) ini menjadi kajian yang tentu sangat menarik dan penting, mengingat sesuai dengan arahan pemerintah melalui kementerian pendidikan nasional tentang pembentukan karakter perlu dilakukan sejak usia dini. Ini sesuai dengan yang diharapkan pemerintah, karena program PYP yang ada pada IB merupakan program berstandar internasional dalam arti yang sesungguhnya, karena dalam program ini selain menerapkan pelajaran Bahasa Inggris sebagai satu dari mata pelajarannya, Bahasa Ibu, dalam hal ini Bahasa Indonesia- bila diterapkan di Indonesia, masih harus dipakai. Anak didik harus tetap dikenalkan dengan budaya lokal dan harus tetap diajak berpikir tentang apa yang ada di sekitar lokalnya.

Namun pada saat bersamaan, program ini membuat anak didik untuk berpikir secara internasional dengan cara mengajak mereka untuk peduli akan situasi yang ada di dunia luar (Act locally, think globally). Juga dengan cara mengajarkan kepada anak didik adanya perbedaan di antara sesama, dan dengan cara menerapkan profil-profil manusia yang mengarah ke dalam kehidupan yang lebih baik.

METODE

Desain dan Prosedur Penelitian

Dalam penelitian metode yang digunakan adalah metode penelitian survei dengan pendekatan penelitian kuantitatif (Quantitative Research). Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Dasar International berbasis International Baccalaureate (IB) di Kota Bandung. Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan di Primary Years Program (PYP) International Baccalaureate (pendidikan tingkat SD) Bandung Independent School (BIS) yang berlokasi beralamat di Jl. Prof. Drg. Surya Sumantri No. 61. Bandung, 40164. Jawa Barat. Adapun yang menjadi populasi sekaligus sampel dari penelitian ini adalah guru yang pada Sekolah Dasar International berbasis International Baccalaureate (IB) di Kota Bandung yang berjumlah 16 orang.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukanf, kemudian data diklasifikasikan untuk diolah dan dianalisis guna

(6)

[173] menjawab masalah-masalah penelitian dan menguji hipotesis penelitian. Maka

diperoleh hasi penelitian sebagai berikut:

Uji Linieritas

Dengan menggunakan SPSS 16.00 diperoleh hasil perhitungan uji linieritas sebagai berikut: ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1997.469 1 1997.469 8.658 .011a

Residual 3229.968 14 230.712

Total 5227.437 15

a. Predictors: (Constant), Model pembelajaran transdisciplinary b. Dependent Variable: Karakter Siswa

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 53.214 30.518 1.744 .103

Model pembelajaran

transdisciplinary 1.031 .350 .618 2.942 .011

a. Dependent Variable: Karakter Siswa

Hasil analisis menunjukkan bahwa harga F sebesar 8.658 dengan signifikansi .011a. Ternyata hasil analisis menunjukkan bahwa sig (8.658) > a (0,05), berarti model regresi linier.

Uji Korelasi Correlations Karakter Siswa Model pembelajaran transdisciplinary

Pearson Correlation Karakter Siswa 1.000 .618

Model pembelajaran

transdisciplinary .618 1.000

Sig. (1-tailed) Karakter Siswa . .005

Model pembelajaran

transdisciplinary .005 .

N Karakter Siswa 16 16

Model pembelajaran

(7)

[174]

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Model pembelajaran

transdisciplinary a . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Karakter Siswa

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .618a .382 .338 15.189

a. Predictors: (Constant), Model pembelajaran transdisciplinary b. Dependent Variable: Karakter Siswa

Berdasarkan tabel di atas, nilai hubungan antara variabel X dengan variabel Y sebesar 0.618; yang berarti tingkat hubungan antara Model pembelajaran transdisciplinary terhadap Karakter Siswa berada pada tingkat tinggi. Adapun nilai Sig. (2-tailed) = 0,000. Nilai Sig. (2-tailed) tersebut lebih kecil dari  = 0,05 , besar pengaruh antar variabel dinyatakan oleh koefisien determinasi (r2) yaitu sebesar 0.3822 atau 38,2%. Kesimpulannya hipotesis penelitian yang menyatakan “Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari

variabel Model pembelajaran

transdisciplinary terhadap Karakter Siswa“

diterima. Pengaruhnya sebesar 38,2%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian diperoleh nilai hubungan antara variabel X dengan variabel Y sebesar 0.618; yang berarti tingkat hubungan antara Model pembelajaran transdisciplinary terhadap Karakter Siswa berada pada tingkat tinggi. Adapun nilai Sig. (2-tailed) = 0,000. Nilai

Sig. (2-tailed) tersebut lebih kecil dari  = 0,05 , besar pengaruh antar variabel dinyatakan oleh koefisien determinasi (r2) yaitu sebesar 0.3822 atau 38,2%. Kesimpulannya hipotesis penelitian yang menyatakan “Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel Model pembelajaran transdisciplinary terhadap Karakter Siswa“ diterima. Pengaruhnya sebesar 38,2%.

Dari hasil penelitian tersebut, dalam pembentukan karakter siswa dibutuhkan sebuah model pembelajaran yang komprehensif. Sejalan dengan pendapat Nicolescu (2005) yang menyatakan bahwa:

Transdisciplinary dimaksudkan untuk menghilangkan sekat-sekat disiplin

dalam memandang segala

persoalan untuk melihat sesuatu atau memecahkan persoalan secara komprehensif. Tujuan dari transdisiplinaritas adalah memahami berbagai fenomena didunia dewasa ini yang sulit dipahami dalam kerangka disiplin ilmu.

(8)

[175] Hal tersebut diatas sejalan dengan Seaton (dalam Hasan, 2007): ”Education must extend its traditional goal of students mastery of subject- centered sholastic knowledge, to include development of individuals who can prosper in complex and changing social, cultural and

economic worlds”. Seaton

mengemukakan bahwa pendidikan harus mengembangkan tujuan tradisional siswa untuk mengembangkan karakter yang berguna dalam bidang sosial budaya dan ekonomi.

Oleh karena itu, Semiawan (2008)

menekankan dalam menghadapi

berbagai masalah kehidupan di alam semesta ini, tak cukup civitas akademika dipersiapkan dengan satu disiplin saja berdasarkan kognisinya semata, melainkan diperlukan orientasi transdisipliner melalui interpenetrasi antara rasio, emosi, intuisi dan cipta talent. Tujuan model Transdisciplinary adalah untuk memahami kebutuhan masyarakat dunia saat ini yang semakin kompleks, bukan terpaku pada satu ilmu saja untuk menciptakan suatu pemahaman yang utuh (Guimarães Pereira & Funtowicz, 2006).

Dari pemaparan tersebut, dapat dipahami bahwa dalam pembentukan karakter siswa dibutuhkan integrasi dari seluruh potensi siswa melalui berbagai macam kerangka disiplin ilmu. Ini sejalan dengan proses pendidikan karakter yang dijalankan dalam sistem pendidikan yang

ada di Indonesia. Seperti yang tercantum dalam Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter (Kemendiknas Puskurbuk, 2011) “Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) dan fungsi totalitas sosiokultural dalam konteks interaksi dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat.

Perilaku seseorang yang berkarakter merupakan perwujudan fungsi totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dan fungsi totalitas sosial-kultural dalam konteks interaksi (dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyrakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam kontek totalitas proses psikologis dan sosial-kultural dapat dikelompokkan dalam: (1) olah hati (spiritual & emotional development); (2) olah pikir (intellectual development); (3) olah raga dan kinestetik (physical & kinesthetic development); dan (4) olah rasa dan karsa (affective and creativity development). Proses itu secara holistik dan koheren memiliki saling keterkaitan dan saling melengkapi, serta masing-masingnya secara konseptual merupakan gugus nilai luhur yang di dalamnya terkandung sejumlah nilai sebagaimana dapat di lihat pada gambar di atas (Desain Induk Pendidikan Karakter, 2010: 8-9).

(9)

[176] Berdasarkan hal tersebut, pelaksanaan pendidikan karakter di setiap sekolah salah satunya di tingkat SD (Sekolah

Dasar) yaitu dengan cara

mengintegrasikan ke setiap mata pelajaran yang bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai pendidikan karakter di setiap mata pelajaran sehingga menyadari akan pentingnya nilai-nilai tersebut dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku (Kemendiknas Puskurbuk, 2011, hlm. 21). Dengan demikian jelas bahwa dalam pembentukan karakter peserta didik

dibutuhkan dalam prosesnya

membutuhkan pengintegrasian disiplin ilmu yang menjadikan siswa tidak hanya menguasai teori semata melainkan menjadikan siswa berkarakter dengan mengimplementasikan nilai-nilai kehidupan dalam perilaku yang mulia. SIMPULAN

Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel Model pembelajaran transdisciplinary terhadap Karakter Siswa.

Hubungan antara Model pembelajaran transdisciplinary terhadap Karakter Siswa berada pada tingkat tinggi. Artinya terdapat faktor lain yang mempengaruhi karakter siswa selain model pembelajaran transdisciplinary yang diterapkan oleh guru.

REFERENSI

Amri, Sofan & Iif Khoiru Ahmadi. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: PrestasiPustaka.

Dimas, Setiawan. (2012). Definisi Karakter. [Online].

Tersedia:http://definisimu.blogspot.co m/2012/09/definisi-karakter.html

Elkind, David H. & Sweet, Freddy. (2004). How to Do Character Education. Artikel yang diterbitkan pada bulan September/Oktober 2004.

Guimarães Pereira, A., & Funtowicz, S. (2006). Knowledge Representation And Mediation For Transdisciplinary Frameworks: Tools To Inform Debates, Dialogues & Deliberations. International Journal of Transdisciplinary Research, 1, 34–50.

Hasan. S. Hamid “Transdisciplinarity dalam Pendidikan dengan Referensi Khusus pada Kurikulum”, Makalah yang disajikan dalam Seminar tentang Transdisciplinarity, di Universitas Negeri Jakarta, 29 Oktober 2007.

International Baccalaurate Organization. (2007). Primary Years Programme, Making the PYP happen: A curriculum framework for international primary

(10)

[177] education. United Kingdom:

International Baccalaurate

Organization.

International Baccalaurate Organization. (2010). Primary Years Programme, The Primary Years Programme as a model of transdisciplinary learning. United Kingdom: International Baccalaurate Organization.

Istarani. (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif (Referensi Guru Dalam

Menentukan Model

Pembelajaran).Medan : Media Persada.

Khoirotunnisa, neza.(2012). Definisi metode-model pembelajaran. [Online]. Tersedia:http://neza-khoirotunnisa.blogspot.com/2012/09/d

efinisi-metodemodelpembelajaran.html Kementerian Pendidikan Nasional Badan

Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum Dan Perbukuan. (2011). Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kemendiknas, Puskurbuk.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Fokus Media. Sudrajat, Ajat. (2013). Mengapa

Pendidikan Karakter ?. Yogyakarta: FIS UNY

Sudrajat, Akhmad. (2010). Pendidikan Karakter di SMP. [Online]. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com /2010/08/20/pendidikan-karakter-di-smp/.

Undang-undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2002 tentang sistem nasional penelitian, pengembangan, dan penerapan Ilmu pengetahuan dan Teknologi.

(11)

Maulana, “Interaksi Pbl-Murder, Minat Penjurusan, Dan Kemampuan Dasar Matematis Terhadap Pencapaian Kemampuan Berpikir Dan Disposisi Kritis”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 1-20.

Asiah, “Pendekatan Komunikatif Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Di Kelas IV SD”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 21-36.

Isrok’ Atun, “Menemukan Kembali Rumus Luas Persegi Panjang Dengan Konstruktivisme (Studi Kasus Pada Mahasiswa PGSD)”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 37-47.

Ocih Sukaesih, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pembelajaran Mengidentifikasi Jenis Makanan Hewan Di SD”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 48-63. Rana Gustian Nugraha, “Meningkatkan Ecoliteracy Siswa SD Melalui Metode Field-Trip

Kegiatan Ekonomi Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 64-76.

Fine Reffiane, Henry Januar Saputra, dan Taufik Hidayat, “Identifikasi Tingkat Kejujuran Siswa Sekolah Dasar Melalui Gerobak Kejujuran Di Kota Semarang”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 77-83.

Rif’at Shafwatul Anam, “Efektivitas Dan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 84-93.

Yena Sumayana, “Penggunaan Metode Index Card Match Pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Mengenal Sejarah Uang”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 94-100.

Maylan Sofian, “Siaran Radio Citra 99.4 FM Sebagai Media Pelestarian Tembang Sunda Bagi Siswa Sekolah Dasar”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 101-120.

Diah Gusrayani, “Learning Tasks’ What And How: Perspektif Dosen Dan Mahasiswa Mengenai Tugas Pembelajaran”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 121-132.

Idam Ragil Widianto Atmojo, “Pengaruh Penggunaan Metode Discovery Berbasis Media Realita Terhadap Hasil Belajar Matakuliah Konsep Dasar IPA 1”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 133-142.

Jenny Indrastoeti, SP, & Hasan Mahfud, “Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Experiental Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 143-154.

Ipah Saripah & Lia Mulyani, “Profil Keterampilan Sosial Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Prasekolah (TK dan Non TK)”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 155-169.

Cucun Sunaengsih, “Pengaruh Model Pembelajaran Transdisciplinary Terhadap Karakter Siswa Pada Sekolah Dasar Internasional Berbasis International Baccalaureate”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 170-177.

Sri Suciati, Ika Septiana, dan Mei Fita Asri Untari, “Penerapan Media Monosa (Monopoli Bahasa) Berbasis Kemandirian Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 178-192.

Hastuti, “Pengaruh Bahasa Pertama Terhadap Bahasa Kedua Dalam Karangan Siswa Kelas V SD”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 193-201.

Yulia Siska, “Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Sejarah Lokal Lampung Untuk Sekolah Dasar”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 202-214.

Ani Nur Aeni, “Menjadi Guru SD Yang Memiliki Kompetensi Personal-Religius Melalui Program One Day One Juz (ODOJ)”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 215-225.

Regina Lichteria Panjaitan, Dadan Djuanda, dan Nurdinah Hanifah, “Persepsi Guru Mengenai Sex Education di Sekolah Dasar Kelas VI”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 226-237. Egi Agustian, Atep Sujana, dan Yedi Kurniadi, “Pengaruh Pendekatan Open-Ended Terhadap

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Sekolah Dasar Kelas V”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 238-246.

(12)

Redaksi berkala Mimbar Sekolah Dasar mengucapkan terima kasih kepada Mitra Bestari yang telah mereview naskah pada terbitan Volume 2 tahun 2015 ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Totok Sumaryanto, M.Pd. (FBS – Universitas Negeri Semarang) 2. Prof. Dr. Dwi Atmono, M.Pd., M.Si.

(FKIP – Universitas Lambung Mangkurat) 3. Dr. Edy Suyanto, M.Pd.

(FKIP – Universitas Lampung) 4. Andika Arisetyawan, M.Pd.

(13)

Penerbit Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang http://kd-sumedang.upi.edu/

(Terbit April & Oktober)

1. Jenis Artikel

Artikel dapat berupa kajian hasil penelitian, kajian setara penelitian (ide/gagasan), dan resensi buku baru. Semua jenis artikel belum pernah dimuat di media apapun.

2. Format Tulisan

Artikel ditulis dalam Bahasa Indonesia dalam bentuk ESAI dengan extensi file docx (Microsoft Word) dan menggunakan acuan sebagai berikut:

- Margin : Atas & Bawah (2,5 cm), Kanan & Kiri (2,5 cm) - Ukuran Kertas : A4 (21 cm x 29,7 cm)

- Jenis huruf : Century Gothic - Ukuran Font : 10 pt

- Spasi : 1,5 (kecuali judul, identitas penulis, abstrak dan referensi: 1 spasi)

Penulisan pada judul dan sub-bagian artikel menggunakan aturan sebagai berikut: Tulisan level 1 (Huruf besar semua/UPPERCASE, rata kiri, cetak tebal)

Tulisan level 2 (Huruf besar kecil/Capitalize Each Word, rata kiri, cetak tebal)

Tulisan level 3 (Huruf besar kecil/Capitalize Each Word, rata kiri, cetak tebal & miring) Semua bagian penulisan level 1 dan 2 tidak menggunakan pointer – jika diperlukan keterangan atau penjelasan tambahan pada tubuh artikel gunakan footnote. Untuk keterangan tabel disimpan di atas tabel, untuk keterangan gambar atau diagram disimpan di bawahnya. Ukuran huruf di dalam tabel atau diagram lebih kecil, yakni dari 8-9 pt, spasi 1. Jumlah halaman termasuk tabel, diagram, foto, dan referensi adalah 10-20 halaman.

3. Struktur Artikel

a. Untuk artikel hasil penelitian menggunakan struktur sebagai berikut:

Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Abstrak (Dibuat dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, masing-masing maksimal 200 kata, disertai kata kunci masing-masing maksimal lima kata); Pendahuluan (Berisi latarbelakang disertai tinjauan pustaka, tujuan dan urgensi penelitian); Metode (Berisi metode/pendekatan, subjek, waktu dan tempat, teknik pengumpulan data dan analisis data); Hasil; Pembahasan; Simpulan (Sesuai dengan pendahuluan/rumusan masalah); dan Referensi (Memuat referensi yang diacu saja, minimal 80% terbitan 10 tahun terakhir).

b. Untuk artikel setara penelitian (ide/gagasan) menggunakan struktur sebagai berikut: Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Abstrak (Dibuat dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, masing-masing maksimal 200 kata; disertai kata kunci masing-masing maksimal lima kata); Pendahuluan (Berisi latarbelakang disertai tinjauan pustaka dan tujuan); Pembahasan (Judul bahasan disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat dibagi ke dalam sub-bagian); Simpulan (Sesuai dengan pendahuluan); dan Referensi (Memuat referensi yang diacu saja, minimal 80% terbitan 10 tahun terakhir).

c. Untuk artikel resensi buku menggunakan struktur sebagai berikut:

Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Identitas Buku (Berisi judul buku, penulis, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, ISBN, dan foto cover/sampul depan); Pembahasan (Judul bahasan disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat dibagi ke dalam sub-bagian).

(14)

yang telah diadaptasi sesuai kebutuhan Universitas Pendidikan Indonesia. Contoh dapat melihat pada artikel yang telah dimuat, atau selengkapnya dapat dilihat di akhir pedoman penulisan ini.

5. Penyuntingan

a. Artikel dikirim kepada tim redaksi dengan alamat email: mimbar.sd@upi.edu. Jika diperlukan, tim redaksi akan meminta file dalam CD dan print-out sebanyak tiga eksemplar yang dikirim ke alamat: Redaksi Jurnal Mimbar Sekolah Dasar, Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang - Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang Jawa Barat 45322.

b. Artikel yang telah dievaluasi oleh tim penyunting atau reviewer berhak untuk ditolak atau dimuat dengan pemberitahuan secara tertulis, dan apabila diperlukan tim penyunting akan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan revisi sesuai dengan rekomendasi hasil penyuntingan. Untuk keseragaman format, penyunting berhak untuk melakukan pengubahan artikel tanpa mengubah substansi artikel.

c. Semua isi artikel adalah tanggung jawab penulis, dan jika pada masa pracetak ditemukan masalah di dalam artikel yang berkaitan dengan pengutipan atau HAKI, maka artikel yang bersangkutan akan dicancel untuk dimuat. Untuk artikel yang dimuat, penulis akan mendapatkan dua eksemplar berkala sebagai tanda bukti pemuatan serta 10 eksemplar cetak lepas untuk keperluan masing-masing penulis, dan wajib memberikan kontribusi biaya pencetakan sesuai ketentuan tim berkala Mimbar Sekolah Dasar sebesar Rp. 250.000 di luar ongkos kirim.

CONTOH PENULISAN KUTIPAN DAN REFERENSI: JENIS

RUJUKAN DI DALAM TEKS ACUAN/REFERENSI/BIBLIOGRAFI DI DALAM PUSTAKA

Seorang

penulis A symbol is connected to its referent in the world by our sense of organs (Pinker, 2009 p.80)

atau

Pinker (2009, p. 80) claimed that a symbol ..

Pinker, S. (2009). How the mind works. New York, NY: W.W. Norton & Company, Inc.

Dua orang

penulis A set of verbs with individually similar meanings can be juxtaposed with a set of nouns with individually similar meanings ... (Hunston & Oakey, 2010)

atau

Hunston dan Oakey (1991) mengklaim bahwa …

Hunston, S. & Oakey, D. (2010). Introducing

applied linguistics: Concepts and skills. New York,

NY: Routledge.

Tiga s.d. 5

penulis Penjelasan (Coyle, Hood, & Marsh, 2010) menyimpulkan bahwa ...

Kutipan berikutnya dalam teks:

(Coyle et al., 2001)

Coyle, D., Hood, P. And Marsh, D. (2010). CLIL:

Content and language integrated learning.

Cambridge: Cambridge University Press.

Penulis sebagai penerbit

(Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan [Balitbang Depdiknas], 2010) Atau

Badan Penelitian dan Pengembangan,

Badan Penelitian dan Pengembangan [Balitbang]

(2007). The assessment of curriculum policy

of language subjects: Assessment report.

Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan.

Balitbang. (2008). The assessment of curriculum

policies in secondary education: Assessment report. Jakarta: Badan Penelitian dan

(15)

Depdiknas], (2010) menunjukan bahwa .... Kutipan berikutnya:

(Balitbang Depdiknas, 2010) Buku ber

editor (Waugh & Monville-Burston, 1990) Waugh, L.R., & Monville-Burston, M. (eds.). (1990). On language: Roman Jakobson. Cambridge,

MA: Harvard University Press. Beberapa karya dipublikasikan oleh seorang penulis pada tahun yang sama

(Sukyadi, 2011a, 2011b) Sukyadi, D., Setyarini, S. & Junida, A.I. (2011a). A Semiotic Analysis of Cyber Emoticons (A

Case Study of Kaskus Emoticons in The Lounge Forum at Kaskus-the Largest Indonesian Community. K@ta: A Biannual

Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 37-50,

Sukyadi, D. & Mardiani, R. (2011b). The Washback Effect of National Examination (ENE) on

English teachers’ Classroom Teaching and Students’ Learning. K@ta: A Biannual

Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 96-111,

(susun secara alfabetis berdasarkan judul) Buku yang

disusun oleh sebuah lembaga atau institusi

Badan Standar Nasional Pendidikan (2012)

merekomendasikan bahwa ...

(Badan Standar Nasional Pendidikan, 2012)

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2010).

Pedoman penulisan buku ajar untuk perguruan tinggi. Jakarta: Badan Standar

Nasional Pendidikan. (Laporan Tahunan

Universitas Pendidikan Indonesia, BHMN, 2009)

Laporan Tahunan Universitas Pendidikan Indonesia, Badan Hukum Milik Negara. (2009).Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia BHMN. Buku

elektronik Most authors begin their articles by explaining what caused them to conduct their

empirical investigations (Huck, 2012)

Huck, S.W. (2012). Reading statistics and research. Boston, MA: Pearson Education, Inc.

Available from NetLibrary database.

Buku

terjemahan (Young & Rang, 2005) Young, Y. S. & Rang, K. I. (2005). Semua yang jorok ada di sini: Buku pengetahuan paling jorok sedunia (M. Ayudiah, Trans.). Jakarta:

PT Bhuana Ilmu Populer. Bab dalam

sebuah buku (Richards, 2002) Gunakan penulis Bab, bukan editor buku tersebut

Richards, J. C. (2002) Theories of Teaching in Language Teaching. In Richards, J.C. and Renandya, W.A. (Eds.). (2002). Methodology

in language teaching: An anthology of current practice. Cambridge: Cambridge

University Press. Kutipan lebih

dari 1 halaman

Kutipan pertama:

(Rush, Waldrop, Mitchell, & Dyches, 2005, pp. 283-284) Kutipan berikutnya dar sumber

yang sama:

(Rush et al., 2005, p. 291)

Rush, K. L., Waldrop, S., Mitchell, C., & Dyches, C. (2005). The RN-BSN distance education

experience: From educational limbo to more than

an elusive degree. Journal of Professional

Nursing, 21, 283-292.

Dari

ensiklopedia (Crystal, 1987) Crystal, D. (1987). The Cambridge encyclopedia of language). Cambridge: Cambridge University Press.

(16)

majalah mamala keur dirina. Mangle, 2364, pp.14-15. Dari artikel

koran cetak dengan penulis

(Kunaefi, 2012) Kunaefi, R. Mengidamkan postur polisi ideal. (2012, January 4). The Republika, p. 4. Dokumen

pemerintah Jalal, Samani, Chang, Stevenson, Ragats, and Negara (2009) report that despite the positive contributions of MGMP, there are also ..

Jalal, F., Samani, M., Chang, M. C., Stevenson, R., Ragats, A.B. and Negara, S.D. (2009).

Teacher certification in Indonesia: A strategy for teacher quality improvement. Jakarta:

Ministry of National Education and World bank. Retrived March 6, 2012, from: http://ddp-ext.worldbank.org/EdStats/ IDNprwp09c.pdf

Undang-undang Law of the Republic of Indonesia Number 2, 1989 on National Education System, Article 5, Verse 1, states that ..

Law of the Republic of Indonesia, Number 2, 1989, on National Education System.

Makalah seminar atau konferensi atau prosiding

(Sukyadi, 2011) Pemakalah, A. A., & Pemakalah, B. B. (tahun). Judul Makalah atau prosiding. Dalam A. Editor (Ed.), Judul simposium atau konferensi pp. x-x). tempat: Penerbit.

Penyaji, A. A. (Tahun, Bulan). Judul Makalah. Makalah disajikan dalam pertemuan nama organisasi, tempat

Sukyadi, D. (2011). The metaphorical use of English

address terms in indonesian blog comments (A pragmatic analysis of Indonesian bloggers). Disajikan pada Conference on English Studies (CONEST) 8, Unika Atma Jaya, Jakart Artikel jurnal dengan satu penulis (Karjo, 201) Atau Karjo (2011) berpendapat bahwa …

Karjo, C.H. (2011). Investigation of scalar implicature of Binus University students.

K@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 56-75,

Artikel jurnal dengan 3-6 penulis

(Sukyadi, Setyarini, & Junida,

2011) Sukyadi, D., Setyarini, S. & Junida, A.I. (2011). A semiotic analysis of cyber emoticons (A case study of kaskus emoticons in The Lounge Forum at Kaskus-the Largest Indonesian

Community. K@ta: A Biannual Publication on the

Study of Language and Literature, 13(1), pp. 37-50,

Berasal dari tesis individu atau institusi

(Amalia, 2012) Amalia, A. (2012). The use of video in teaching writing procedural text: A quasi-experimental study in one of Senior High Schools in

Bandung (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2012, Tidak diterbitkan) Skripsi/tesis/di

sertasi dari database

McNiel (2006)

(MCNiel, 2006) McNiel, D. S. (2006). Meaning through narrative: A personal narrative discussing growing up with an alcoholic mother. Retrieved from ProQuest

Digital Dissertations. (AAT 1434728) Abstrak dari

basis data (Morrissey, 2004) Morrissey, J. P. (2004). Medicaid benefits and recidivism of mentally ill persons released from jail (NCJ No. 214169) [Abstract].

Retrieved from National Criminal Justice Reference Service abstracts database. Abstrak

seminar atau simposisum

Brier, Pandelaere, Dewitte, &

Warlop (2006) Briers, B., Pandelaere, M., Dewitte, S., & Warlop, L. (2006, June). Hungry for money: The desire for caloric resources increases the desire for

(17)

Human Behavior and Evolution Society. Abstract retrieved from http://www.hbes .com/HBES/abst2006.pdf.

Skripsi/tesis/di sertasi dari Repositori

(Amalia, 2012) Amalia, A. (2012). The use of video in teaching writing procedural text: A quasi-experimental study in one of Senior High Schools in

Bandung (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2012). Retrieved from

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_s kripsi=11587

Book review

(Telaah Buku) Cramond (2007) Cramond, B. (2007). Enriching the brain? Probably not for psychologists [Review of the book

Enriching the brain: How to maximize every learner’s potential]. PsycCRITIQUES, 52(4),

Article 2. Retrieved from

http://www.apa.org/psyccritiques/ Laman web

dengan penulis

(Ljungberg, 2012) Ljungberg, C.( 2012). Shadows, mirrors, and smoke

screens: zooming on iconicity. Retrieved

March 22, 2012, from

http://www.iconicity.ch/en/iconicity/index.php Laman web

tanpa tahun (Sound Symbolism Checksheet, n.d.) Ling 131: Language & Style. (n.d.) Sound symbolism checksheet. Retrieved March 22,

2012, from http://www.lancs.ac.uk/fass/projects/stylistics/ topic5a/7soundchecksheet.htm Bila kutipan dari laman web sebuah institusi (Perpustakaan UPI, 2011) Sebagaimana dikatakan oleh Perpustakaan UPI (2011)

Perpustakaan UPI. (2011). Menyimak fungsi

perpustakaan. Retrieved March 26, 2012,

from

http://perpustakaan.upi.edu/index.php?option =com_content&task=view&id=26&Itemid=1 (Sekolah Pascasarjana UPI,

n.d.) Sekolah Pascasarjana UPI. (n.d.). Sejarah. Diakses pada tanggal 26 Maret 2012 dari: http://sps.upi.edu/tentang-sps/sejarah/

Gambar dari

Web Photo Paris Van JavaBandung-Indonesia (ID: 5081183ID, n.d.)

Paris Van Java-Bandung-Indonesia [Photo] (n.d.). Retrieved March 25, 2012 from

http://www.panoramio.com/photo/5081183

Gambar

Gambar dari

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini pengukuran yang digunakan untuk mengukur kepemilikan manajerial adalah persentase jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal

Juni 2012; --- Menimbang, bahwa yang menjadi obyek sengketa dan dimohonkan untuk dinyatakan batal atau tidak sah adalah Surat Keputusan Tata Usaha Negara yang

Berangkat dari visi, misi, dan tujuan seorang Perancang Acara / Produser maka masyarakat akan lebih mengetahui tentang sesuatu hal yang kecil yang tidak banyak di

Puji Syukur Alhamdulillahirabil’alamin kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan nikmatNya sehingga penulis bisa menyelesaikan Laporan Studio Tugas Akhir

Sebagai langkah serius dalam mencapai karirnya, subjek mengatakan bahwa setelah lulus jenjang pendidikan SMA, ia akan melanjutkan ke jenjang perkuliahan dengan mengambil

Radikalisme dan Terorisme pada Konteks Geo Politik Indonesia: Sebuah Tinjauan Komunikasi dan Media.. Dalam Sri Hastjarjo editor Masa Depan Komunikasi, Masa Depan Indonesia:

Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar gejala psikologis yang ditunjukkan oleh pasien yang didiagnosa infertil adalah perasaan bahwa anak-anak adalah jaminan

SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK