• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATAKULIAH METODOLIGI PENELITIAN DAN STATISTIK DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATAKULIAH METODOLIGI PENELITIAN DAN STATISTIK DASAR"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

A. Deskripsi Singkat Mata Kuliah

Mata Kuliah metodologi penelitian dan statistik dasar ini memberikan kemampuan mahasiswa untuk menyusun proposal danhasilpenelitiandenganpokokbahasan : konseppenelitian, sistematikapenelitian, langkah-langkahpenelitian, metodepenelitian, mengkritikjurnal / proposal orang lain, membuat proposal penelitian, seminar

proposal, menyajikan data,

melakukanperhitunganujistatistikdanmenyimpulkanpenelitianpelayanankebidananpad akhususnyadanpelayanankesehatanpadaumumnya.

B. Kegunaan/Manfaat Mata Kuliah

Dengan adanya mata kuliah metodologi penelitian dan statistik dasar ini memberikan kemampuan mahasiswa untuk menyusun proposal danhasilpenelitian

C. Standar Kompetensi Mata Kuliah

Standar kompetensi mata kuliah metodologi penelitian dan statistik dasar ini memberikan kemampuan mahasiswa untuk menyusun proposal danhasilpenelitian

D. Susunan Urutan Bahan Ajar 1. Menjelaskankonsepdasarpenelitian

2. Menjelaskansistematikapenelitian 3. Mengurangilangkah-langkahpenelitian 4. Menjelaskanmetodologidalampenelitian 5. Membuat proposal penelitian

MATAKULIAH METODOLIGI PENELITIAN

DAN STATISTIK DASAR

100 Menit

(2)

6. Melaksanakan seminar proposal 7. Menyajikan data penelitian 8. Melakukanperhitunganujistatistik

E. Petunjuk Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat mempelajari bahan ajar ini dan menbaca referensi yang direkomendasikan sebagai buku acuan, membuka e-learning yang sudah ada.

(3)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 1

BAB I

A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

1. Penelitian kebidanan dalam perkembangan ilmu dan tehnologi dibidang kebidanan

a. Pengertian penelitian b. Tujuan dilakukan penelitian

c. Implikasi penelitian dan ilmu pengetahuan serta kaitannya dengan perkembangan iptek

d. Ruang lingkup penelitian kebidanan B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH

Mata Kuliah metodologi penelitian dan biostatistika dasarini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memberikan kemampuan menyusun proposal dan hasil penelitian dengan pokok bahasan : konsep penelitian, sistematika penelitian, langkah-langkah penelitian, metode penelitian, mengkritik jurnal / proposal orang lain, membuat proposal penelitian, seminar proposal, menyajikan data, melakukan perhitungan uji statistik dan menyimpulkan penelitian pelayanan kebidanan pada khususnya dan pelayanan kesehatan pada umumnya dengan pokok bahasan penelitian kebidanan dalam perkembangan ilmu dan tehnologi dibidang kebidanan

A. Pengertian Penelitian Menurut Para Ahli|

Penelitian adalah suatu penyelidikan terorganisasi, atau penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta untuk menentukan sesuatu.Kata penelitian adalah terjemahan dari kata research yang berasal dari bahasa Inggris.Kata Research terdiri dari dua kata yaitu re yang berarti kembali dan to search yang berarti mencari. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian research (penelitian) adalah mencari kembali suatu pengetahuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengubah kesimpulan

PENELITIAN KEBIDANAN DALAM PERKEMBANGAN ILMU DAN TEHNOLOGI DIBIDANG KEBIDANAN

URAIAN MATERI PENDAHULUAN

(4)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 2 yang telah diterima secara umum, maupun mengubah pendapat-pendapat dengan adanya aplikasi baru pada pendapat tersebut.Suatu penelitian dengan menggunakan metode ilmiah dinamakan sebagai penelitian ilmiah. Dari pengertian penelitian (research) secara umum tersebut, terdapat beberapa pengertian penelitian yang dikemukakan oleh para ahli antara lain sebagai berikut:

Pengertian Penelitian Menurut Para Ahli

1. Parson (1946): Menurut parson bahwa pengertian penelitian adalah pencarian atas

sesuatu (inkuiri) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan.

2. John (1949): Pengertian penelitian menurut John bahwa arti penelitian adalah pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antara fakta dan menghasilkan dalil atau hukum tertentu.

3. Woody (1972): Pengertian penelitian menurut woody adalah suatu metode untuk menemukan sebuah pemikiran kritis. Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan, dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan yang diambil untuk menentukan apakah kesimpulan tersebut cocok dengan hipotesis.

4. Donald Ary (1982): Menurut Donald Ary, pengertian penelitian adalah penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah untuk memperoleh informasi yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan.

5. Hill Way: Menurut Hill Way, pengertian penelitian adalah suatu metode studi yang bersifat hati-hati dan mendalam dari segala bentuk fakta yang dapat dipercaya atas masalah tertentu guna membuat pemecahan masalah tersebut.

6. Winarno Surachmand: Pengertian penelitian menurut Winarno Surachamnd adalah

kegiatan ilmiah mengumpulkan pengetahuan baru yang bersumber dari primer-primer, dengan tekanan tujuan pada penemuan prinsip-prinsip umu, serta mengadakan ramalan generalisasi di luar sampel yang diselidiki

(5)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 3 7. Soetrisno Hadi: Menurut Soetrisno hadi bahwa pengertian penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.

Sikap dan Cara Berpikir Seorang peneliti

Seorang peneliti harus memiliki sikap yang khas dan kuat dalam penguasan prosedur dan prinsip-prinsip dalam penelitian. Sika-sikap yang harus dikembangkan seorang peneliti adalah sebagai berikut:

Sikap-sikap Seorang Penelliti 1. Objektif

Seorag peneliti harus dapat memisahkan antara pendapat pribadi dan fakta yang ada. Untuk menghasilkan penelitian yang baik, seorang peneliti harus bekerja sesuai atas apa yang ada di data yang diperoleh di lapangan dan tidak memasukkan pendapat pribadi yang dapat mengurangi dari keabsahan hasil penelitiannya (tidak boleh subjektif).

2. Kompeten

Seorang peneliti yang baik memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan penelitian dengan menggunakan metode dan teknik penelitian tertentu

3. Faktual

Seorang peneliti harus bekerja berdasarkan fakta yang diperoleh, bukan berdasarkan observasi, harapan, atau anggapan yang bersifat abstrak.

Syarat-Syarat Penelitian

Adapun tiga syarat terpenting dalam melakukan penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Sistematis, dilaksanakan berdasarkan pola tertentu dari hal yang paling sederhana

hingga yang kompleks dengan tatanan yang tepat sampai dengan tercapainya tujuan yang efektif dan efisien.

2. Terencana, dilaksanakan karena terdapat unsur kesenjangan dan sebelumnya sudah terkonsep langkah-langkah pelaksanaannya.

3. Mengikuti konsep ilmiah, maksudnya adalah mulai dari awal hingga sampai akhir kegiatan penelitian mengikuti langkah-langkah yang sudah ditentukan atau

(6)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 4 ditetapkan yaitu dengan prinsip yang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Eksloratif (penjajagan) adalah penelitian yang tujuan untuk menemukan suatu pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

2. Verifikatif (pengujian) adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk melakukan pengujian terhadap teori ataupun hasil penelitian sebelumnya, sehingga dapat diperoleh hasil yang dapat menggugurkan atau memperkuat teori atau hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

3. Development (pengembangan) adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan, menggali dan memperluas lebih dalam mengenai suatu masalah atau teori kelimuan untuk menjadi

Kriteria-Kriteria Seorang Peneliti

Menurut Whitney (1960), bahwa ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang peneliti antara lain sebagai berikut..

1. Daya nalar

Seorang peneliti harus memiliki daya nalar yang tinggi, yaitu dapat memberi alasan dalam memecahkan masalah, baik secara induktif maupun secara deduktif

2. Orisnalitas

Seorang peneliti harus mempunyai daya khayal ilmiah dan kreatif.Peneliti harus cemerlang, mempunyai inisiatif yang terencana, serta harus penuh dengan ide yang rasional dan menghindari peniruan atau jiplakan.

3. Daya ingat

Seorang peneliti harus mempunyai daya ingat yang kuat, selalu ekstensif dan logis, serta dapat dengan sigap melayani serta menguasai fakta

(7)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 5 4. Kewaspadaan

Peneliti harus secara cepat dapat melakukan pengamatan terhadap perubahan yang terjadi atas suatu variabel atau sifat suatu fenomena.Dia harus sigap dan mempunyai penglihatan yang tajam, serta tanggap (responsif) terhadap segala perubahan dan kelainan. Ini penting agar dia bisa dengan cepat mengantisipasi dampa faktor lain itu terhadap penelitiannya. 5. Akurat

Peneliti harus mempunyai tingkat pengamatan serta perhitungan yang akurat, tajam serta beraturan.

6. Konsentrasi

Seorang peneliti harus memiliki kekuatan untuk berkonsentrasi yang tinggi, kemauan yang besar, dan tidak cepat merasa bosan.

7. Dapat bekerja sama

Seorang peneliti harus memiliki sifat kooperatif sehingga dapat bekerja sama dengan siapapun, serta harus mempunyai keinginan untuk bertemansecara intelektual dan dapat bekerja secara berkelompok (team work). Ini menunjuk pada adanya sifat kepemimpinan pada diri si peneliti.

8. Kesehatan

Seorang peneliti harus sehat, baikt jiwa maupun fisiknya.selain itu, dia juga harus stabil, sabar, dan penuh vitalitas. Kesehatan ini diperlukan agar penelitian dapat berlangsung lancar dan mencapai hasil yang maksimal.

9. Semangat

Peneliti harus memiliki semangat yang besar untuk meneliti.Peneliti juga harus memiliki daya cipta serta hasrat yang tinggi.

10.Pandangan moral

Seorang peneliti harus mempunyai kejujuran intelektual kejujuran moral, beriman, dan dapat dipercaya.

(8)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 6

BAB II

A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

2. Sistematika langkah penelitian

Langkah-langkah penelitian

B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH

Mata Kuliah metodologi penelitian dan biostatistika dasarini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memberikan kemampuan menyusun proposal dan hasil penelitian dengan pokok bahasan : konsep penelitian, sistematika penelitian, langkah-langkah penelitian, metode penelitian, mengkritik jurnal / proposal orang lain, membuat proposal penelitian, seminar proposal, menyajikan data, melakukan perhitungan uji statistik dan menyimpulkan penelitian pelayanan kebidanan pada khususnya dan pelayanan kesehatan pada umumnya dengan pokok bahasan sistematika langkah penelitian

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

Penelitian merupakan rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu. Langkah-langkah yang dilakukan itu harus serasi dan saling mendukung satu sama lain, sehingga penelitian yang dilakukan itu mempunyai bobot yang cukup memadai dan memberikan kesimpulan yang tidak meragukan. Adapun langkah-langkah penelitian itu pada umumnya sebagai berikut.

1. Identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah

2. Penelaahan kepustakaan

SISTEMATIKA LANGKAH PENELITIAN

PENDAHULUAN

(9)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 7 3. Penyusunan hipotesis

4. Identifikasi, klarifikasi, dan pemberian definisi operasional variabel-variabel

5. Pemilihan atau pengembangan alat pengambil data

6. Penyusunan rancangan penelitian

7. Penentuan sampel

8. Pengumpulan data

9. Pengolahan dan analisis data

10. Interpretasi hasil analisis

11. Penyusunan laporan

1. Identifikasi, Pemilihan, dan Perumusan Masalah

Masalah adalah suatu kesulitan yang dirasakan, konkrit, dan memerlukan solusi.Masalah juga dapat diartikan suatu kesenjangan antara harapan (das sollen) dengan kenyataan (das sein).Suatu masalah tidak harus menuntut/menimbulkan suatu penelitian tetapi penelitian dilakukan oleh karena ada masalah. Seseorang yang akan melakukan penelitian harus menentukan terlebih dahulu apa masalahnya (Kerlinger, 2004). Bagi orang yang belum berpengalaman dalam penelitian, menentukan dan memilih masalah bukanlah hal yang mudah, bahkan dapat dikatakan sangat sulit.

Masalah yang akan dipecahkan atau dijawab melalui penelitian selalu ada. Peneliti hanya mengidentifikasi, memilih, dan merumuskannya.Pencarian masalah dapat dilakukan melalui sumber-sumber masalah, seperti bacaan, pengalaman pribadi, pertemuan Ilmiah (seminar, diskusi, lokakarya, dll), dan perasaan intuitif pribadi (Suryabrata, 2006).Selain itu Margono (2007) juga menambahkan bahwa masalah juga dapat diperoleh melalui pernyataan atau pengamatan sepintas/fakta di lapangan.

Setelah masalah diidentifikasi, belum menjadi jaminan bahwa masalah tersebut layak dan sesuai untuk diteliti.Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan mengungkap jawaban terhadap pertanyaan “apa kesenjangan yang terjadi” dan “apa yang menyebabkan terjadinya kesenjangan” (Santyasa, 2008).Biasanya, dalam usaha mengidentifikasi atau menemukan masalah penelitian ditemukan lebih dari satu masalah.Dari masalah-masalah tersebut perlu dipilih salah satu, yaitu mana masalah yang paling layak dan sesuai untuk diteliti.Jika yang ditemukan sekiranya hanya satu masalah, masalah tersebut juga harus dipertimbangkan layak dan tidaknya serta sesuai dan tidaknya untuk diteliti.Pertimbangan untuk memilih atau

(10)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 8 menentukan apakah sesuatu masalah layak dan sesuai untuk diteliti, pada dasarnya dilakukan dari dua arah, yaitu dari arah masalahnya dan dari arah peneliti.Jika ditinjau dari pertimbangan arah masalahnya, menentukan suatu masalah layak untuk diteliti perlu dibuat pertimbangan-pertimbangan dari arah masalahnya atau dari sudut objektif.Sedangkan pertimbangan dari arah peneliti,pertimbangan masalah didasarkan atas kelayakan dan kesesuaian peneliti yang menyangkut kelayakan biaya, waktu, sarana, dan kemampuan keilmuan (Suryabrata, 2006).

Masalah yang baik diteliti mempunyai beberapa karakteristik yaitu 1)mempunyai nilai dan kelayakan penelitian dari segi manfaat/kontribusi, 2) dapat dipecahkan (ada data dan metode pemecahannya), 3) menarik bagi peneliti yang didukung kemampuan keilmuan, 4) spesifik mengenai bidang tertentu (jelas ruang lingkup pembahasannya), dan 5) berguna untuk mengembangkan suatu teori (Anonim, 2007). Senada dengan hal itu Kerlinger (2004) menambahkan tiga kriteria penting permasalahan yang diteliti yaitu 1) permasalahan sebaiknya merepleksikan dua variabel atau lebih, 2) masalah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang jelas dan tidak meragukan, dan 3) masalah hendaknya dapat diuji secara empiris.

Setelah masalah diidentifikasi dan dipilih, maka perlu dirumuskan. Tujuannya agar permasalahan jelas dan tidak menimbulkan keragu-raguan atau tafsir yang berbeda-beda, sebab masalah tersebut nantinya akan digunakan sebagai dasar pengajuan teori dan hipotesis, pengumpulan data, pemilihan metode analisis, dan penarikan kesimpulan. Menurut Sukardi (2003) rumusan masalah yang baik harus dapat mencangkup dan menunjukkan semua variabel maupun hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya.Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam merumuskan masalah yaitu 1) masalah hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, 2) rumusan masalah hendaklah padat dan jelas, dan 3) rumusan masalah hendaklah memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.

2. Penelaahan Kepustakaan

Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari teori-teori, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoretis bagi penelitian yang akan dilakukan. Tujuannya yaitu 1) untuk mencari teori/konsep/generalisasi yang dapat digunakan sebagai landasan teori/kerangka bagi penelitian yang akan dilakukan,

(11)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 9 2) untuk mencari metodologi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan, dan 3) untuk membandingkan antara fakta di lapangan dengan teori yang ada (Sukardi, 2003). Telaah pustaka sangat penting agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error).Pada umumnya lebih dari lima puluh persen kegiatan dalam seluruh proses penelitian itu adalah membaca. Karena itu sumber bacaan merupakan bagian penunjang penelitian yang esensial. Menurut Sukardi (2003), telaah kepustakaan merupakan kegiatan yang diwajibkan dalam penelitian, khususnya penelitian akademik yang tujuan utamanya adalah mengembangkan aspek teoretis maupun aspek manfaat praktis.

Secara garis besar, sumber bacaan itu dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu a) sumber acuan umum (kepustakaan yang berwujud buku-buku teks, ensiklopedia, monograp, dan sejenisnya), dan b) sumber acuan khusus (kepustakaan yang berwujud jurnal, buletin penelitian, tesis, disertasi, makalah seminar, hasil penelitian, internet, dan lain-lain) (Suryabrata, 2006).Mencari sumber bacaan hendaknya peneliti bersikap selektif, artinya tidak semua yang diketemukan kemudian ditelaah.Sumber pustaka yang baik adalah relevan dengan tema dan topik penelitian, uptodate (bukan sumber pustaka yang sudah usang).

Menurut Ary et al., (dalam Sukardi, 2003), langkah-langkah mengorganisasi materi yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu 1) mulai dengan materi hasil penelitian yang secara konsekuensi diperhatikan dari yang paling relevan, relevan, dan cukup relevan, 2) membaca abstrak dari setiap penelitian lebih dahulu untuk memberikan penilaian apakah permasalahan yang dibahas sesuai dengan yang hendak dipecahkan dalam penelitian, 3) mencatat bagian-bagian penting dan relevan dengan permasalahan penelitian, dan 4) membuat catatan, kutipan, atau salinan informasi yang disusun secara sistematis.

3. Perumusan Hipotesis

Setelah selesai menyusun landasan teori, seorang peneliti biasanya akan sampai pada suatu kesimpulan tentang permasalahan penelitian. Bertolak dari apa yang telah dilakukan dalam mencari landasan teori, para peneliti akan mempunya jawaban sementara terkait dengan permasalahan penelitian (Sukardi, 2003). Menurut Kerlinger (2004), Jawaban yang masih bersifat sementara dan bersifat teoretis ini disebut sebagai hipotesis, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Fungsi adanya hipotesis adalah 1) untuk memberikan batasan serta memperkecil ruang lingkup penelitian, 2) untuk mempermudah

(12)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 10 pengumpulan dan pengolahan data, 3) untuk mengetahui macam, jumlah, dan hubungan variabel penelitian, serta 4) untuk mengetahui variabel tak bebas yang harus di kontrol (Anonim, 2007). Menurut Sukardi (2003), hipotesis memiliki peranan penting karena dapat menunjukkan harapan dari si peneliti yang direfleksikan dalam hubungan variabel dalam permasalahan penelitian.

Secara teknis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Secara statistik, hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sampel. Secara implisit, hipotesis menyatakan prediksi. Taraf ketepatan prediksi itu akan sangat bergantung kepada taraf kebenaran dan taraf ketepatan landasan teoretis yang mendasarinya. Dasar teori yang kurang sehat akan melahirkan hipotesis yang prediksinya kurang tepat, dan sebaliknya. Hipotesis yang baik yaitu 1) dirumuskan dari teori/konsep yang sudah ada, sehingga relevan dengan fakta, 2) dirumuskan dalam bentuk pernyataan (statement) singkat dan sederhana, 3) berlaku dalam tingkat populasi sehingga mempuyai daya ramal yang tinggi, 4) mencerminkan tentang hubungan antar variabel, dan 5) dapat diuji untuk membuktikan kebenaran/kesalahannya (Anonim, 2007). Hipotesis dapat disusun/dirumuskan dari telaah teori, fakta berdasarkan pengamatan atau pengalaman peneliti, dugaan dan pengetahuan peneliti, hasil penelitian terdahulu/sebelumnya yang relevan. Salah satu contoh hipotesis adalah terdapat hubungan yang berarti antara perbedaan gender dengan IP mahasiswa jurusan pendidikan fisika.

Secara garis besar, hipotesis dibedakan menjadi 2 macam yaitu hipotesis tentang hubungan dan hipotesis tentang perbedaan.Hipotesis tentang hubungan yaitu hipotesis yang menyatakan saling hubungan antara dua variabel atau lebih dan mendasari berbagai penelitian korelasional.Hipotesis tentang perbedaan yaitu hipotesis yang menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok yang berbeda-beda.Perbedaan itu seringkali disebabkan karena pengaruh perbedaan yang terdapat pada satu atau lebih variabel yang lain (Anonim, 2007).

Menurut Suryabrata (2006) Konsep lain mengenai hipotesis adalah hipotesis nol atau Ho. Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara dua

variabel atau lebih, atau hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan antar kelompok yang satu dengan yang lainnya. Analisis statistic dan uji statistik biasanya mempunyai sasaran untuk menolak kebenaran hipotesis nol tersebut. Hipotesis yang lain adalah hipoteis

(13)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 11 alternatif, yang dilambangkan dengan HA. Hipotesis ini menyatakan adanya hubungan antara

dua variabel atau lebih, atau menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok-kelompok yang berbeda.Teknik pengujian hipotesis dapat dilakukan menggunakan uji-uji statistik (uji t, uji F, uji χ2, uji Z dll).

4. Identifikasi, klarifikasi, dan pemberian definisi variabel-variabel

Variabel penelitian didefinisikan sebagai segala sesuatu yang menjadi obyek penelitian dan bersifat spesifik serta faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa/gejala yang akan diteliti. Adapun kegunaan dari variabel penelitian adalah: 1) untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data, 2) untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data, dan 3) untuk pengujian hipotesis (Anonim, 2007). Variabel penelitian yang baik harus relevan dengan tujuan penelitian dan dapat diamati atau dapat diukur.Dalam suatu penelitian, variabel perlu diidentifikasi, diklarifikasi, dan didefinisikan secara operasional dengan jelas dan tegas sehingga tidak menimbulkan kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis. Tujuan diadakannya pengidentifikasian variabel yaitu untuk mendata variabel-variabel yang ada dalam penelitian dan untuk menetapkan variabel-variabel utama yang akan dibahas. Misalny suatu penelitian untuk mempelajari faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peningkatan prestasi belajar fisika siswa kelas X. Variabel penelitian yang berpengaruh ditetapkan, seperti motivasi belajar, proporsi belajar, gaya belajar, dan keadaan sosial siswa.

Variabel yang telah diidentifikasi perlu diklarifikasi sesuai dengan jenis dan peranannya dalam penelitian. Klarifikasi ini sangat perlu untuk penentuan alat pengambil data apa yang akan digunakan dan metode analisis mana yang sesuai untuk diterapkan. Berkaitan dengan proses kuantifikasi, variabel dapat digolongkan menjadi empat jenis yaitu 1) variabel nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasarkan proses penggolongan. Contohnya jenis kelamin dan jenis pekerjaan. 2) variabel ordinal yaitu variabel yang disusun berdasarkan jenjang dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1, jenjang di bawahnya angka 2, begitu seterusnya.Contoh hasil perlombaan inovatif produktif di antara para mahasiswa. 3) variabel interval yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan pengukuran yang sama. Contoh prestasi belajar, sikap terhadap program dinyatakan dalam skor. 4) variabel ratio, adalah variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol mutlak (Suryabrata, 2006).

(14)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 12 Setelah variabel diidentifikasi dan diklarifikasi, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara operasional. Penyusunan definisi operasional ini perlu, karena definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data mana yang cocok untuk digunakan. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang dapat diamati. Konsep dapat diamati atau diobservasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain. Cara menyusun definisi operasional bermacam-macam, cara itu dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu 1) menekankan kegiatan apa yang perlu dilakukan, 2) menekankan bagaimana kegiatan itu dilakukan, dan 3) menekankan sifat-sifat statis hal yang didefinisikan. Contoh pendefinisian variable misalnya prestasi akademik mahasiswa adalah ukuran keberhasilan studi mahasiswa yang dinyatakan dengan Indeks Prestasi (IP) Mahasiswa.

5. Pemilihan atau pengembangan alat pengambilan data

Alat pengumpulan data (instrumen penelitian) dalam suatu penelitian sangat menentukan kualitas data yang dapat dikumpulkan sekaligus akan menentukan kualitas penelitian itu sendiri (Margono, 2007). Suryabrata (2006) menambahkan kriteria alat pengumpulan data yang baik adalah reliabilitas (keterandalan) dan validitas. Reliabilitas alat pengumpulan (pengukuran) data menunjukkan keajegan hasil pengukuran (konsistensi) apabila digunakan untuk pengukuran pada waktu yang berbeda dan tidak tergantung siapa yang menggunakannya tetapi dilihat dari besarnya simpangan baku dari hasil pengukuran yang berulang-ulang atau dari besarnya tingkat kesalahan (error) pengukuran. Validitas adalah alat pengumpulan (pengukuran) data menunjukkan kesesuaian atau kecocokan antara alat ukur dengan apa yang diukur. Keputusan mengenai alat pengambil data yang akan digunakan tergantung variabel yang akan diamati atau diambil datanya. Dengan kata lain, alat yang digunakan harus disesuaikan dengan variabelnya. Pertimbangan selanjutnya adalah pertimbangan dari segi kualitas alat, yaitu dari segi taraf reliabilitas dan validitas. Pertimbangan-pertimbangan lain biasanya dari sudut praktis, misalnya besar kecilnya biaya dan mudah sukarnya menggunakan alat tersebut.

Jika peneliti mengembangkan sendiri atau mengadaptasikan alat pengambil datanya, maka peneliti harus melakukan uji coba untuk memperoleh keyakinan tentang kualitas alat pengambil data yang dikembangkannya itu, sebelum benar-benar digunakan pada penelitian yang sebenarnya (Mardalis, 2006).

(15)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 13 6. Penyusunan Rancangan Penelitian

Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan dengan setiap langkah tindakan yang terdefinisikan, sehingga informasi yang diperlukan atau berhubungan dengan persoalan yang akan diteliti dapat dikumpulkan secara faktual. Dengan kata lain, desain sebuah eksperimen merupakan langkah-langkah lengkap yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga akan membawa ke analisis obyektif dan kesimpulan yang berlaku dan tepat menjawab persoalan yang dibahas.

Rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan dalam penelitian. Memasuki langkah ini peneliti harus memahami berbagai metode dan teknik penelitian.Metode dan teknik penelitian disusun menjadi rancangan penelitian.Mutu keluaran penelitian ditentukan oleh ketepatan rancangan penelitian. Agar rancangan penelitian dapat diperkirakan, maka ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu 1) rancangan mencangkup semua kegiatan yang akan dilakukan, 2) disusun secara sistematis untuk mempermudah langkah selanjutnya, dan 3) dapat memprediksi sejauh mana hasil penelitian yang akan diperoleh (Margono, 2007)

7. Penentuan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, maka peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi (karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu), maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.

Ada beberapa Kelebihan dan Kelemahan apabila populasi dan sampel dijadikan objek penelitian.Jika melibatkan populasi kelebihannya yaitu data yang diperoleh dijamin lebih lengkap dan dalam pengambilan kesimpulan lebih akurat.Namun kelemahannya yaitu membutuhkan banyak sumber daya (biaya, tenaga, dan waktu), serta tidak ada jaminan bahwa semua anggota populasi dapat didata/dilacak di lapangan.Sedangkan jika melibatkan sampel sebagai penelitian kelebihannya yaitu efisien penggunaan sumber daya (tenaga, biaya, dan waktu), anggota sampel lebih mudah didata/dilacak di lapangan.Kelemahannya adalah membutuhkan ketelitian dalam menentukan sampel dan pengambilan kesimpulan/generalisasi perlu analisis yang teliti dan dilakukan secara hati-hati.Dalam prakteknya, sangat jarang

(16)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 14 penelitian yang menerapkan sensus dalam upaya pengumpulan datanya karena keterbatasan dalam operasionalnya.Sehingga penelitian lebih sering menggunakan teknik sampling. Menurut Suryabrata (2006) hal-hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan pemilihan sampel yang baik yaitu: 1) Representatif (harus dapat mewakili populasi atau semua unsure sampel), 2) batasan sampel harus jelas, 3) dapat dilacak di lapangan, 4) tidak ada keanggotaan sampel yang ganda (didata dua kali atau lebih), 5) harus uptodate (terbaru dan sesuai dengan keadaan saat dilakukan penelitian).

Menurut Kerlinger (2004), dalam menentukan sampel yang baik harus diperlukan metode pemilihan atau pengambilan sampel (sampling) yang baik pula. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu

Probability Sampling dan NonprobabilitySampling.Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area

random.Non-probability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling

aksidental, purposivesampling, sampling jenuh, dan snowballsampling.

Secara umum metode pengambilan sampel yang baik adalah 1) prosedurnya sederhana dan mudah dilakukan, 2) dapat memilih sampel yang representatif, 3) efisien dalam penggunaan sumber daya, dan 4) dapat memberikan informasi sebanyak-banyaknya mengenai sampel. Jumlah sampel yang baik tidak ada ketentuan yang baku mengenai ukuran sampel, tetapi perlu diperhatikan dalam menentukan besarnya sampel yaitu derajat keseragaman/heterogenitas dari populasi, metode analisis yang akan digunakan, ketersediaan sumber daya, dan presisi yang dikehendaki (Suryabrata, 2006).

Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).Bila sampel tidak refresentatif, maka ibarat orang buta disuruh meyimpulkan karakteristik gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti kapas. Orang kedua memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti tembok besar. Satu orang lagi memegang ekornya, maka ia akan menyimpulkan gajah itu kecil seperti seutas tali. Begitulah kalau sampel yang dipilih tidak representatif, maka ibarat 3 orang buta itu yang membuat kesimpulan salah tentang gajah (Arikunto, 2006).

Menurut Kerlinger (2004), kaedah yang paling gampang dalam menentukan sampel penelitian terkait dengan jumlah sampel yaitu gunakan sampel yang sebesar mungkin.

(17)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 15 Suryabrata (2006) menambahkan syarat yang paling penting dalam mengambil sampel ada dua macam, yaitu jumlah sampel yang mencukupi dan profil sampel yang dipilih harus mewakili.Tujuan adanya berbagai teknik penentuan sampel adalah untuk mendapatkan sampel yang paling mencerminkan populasinya.Dalam penelitian terhadap sampel, ciri

representativeness sampel itu tidak pernah dapat dibuktikan, melainkan hanya dapat didekati secara metodelogis melalui parameter-parameter yang diketahui dan diakui baik secara teoretis mauptun secara eksperimental.Parameter-parameter yang sebagai berikut.

a. Besar sampel. Makin besar sampel yang diambil akan makin tinggi taraf

representativeness sampelnya (berlaku jika populasinya tidak homogen secara sempurna). Namun untuk populasi homogen secara sempurna besar sampel tidak mempengruhi taraf representatifnya sampel.

b. Teknik penentuan sampel.Makin tinggi tingkat rambang dalam penentuan sampel maka

makin tinggi pula tingkat representatifnya sampel (berlaku jika populasinya tidak homogen secara sempurna).

c. Variabilitas populasi.Peneliti harus menerima sebagaimana adanya, dan tidak dapat

mengatur atau memanipulasikan sampel.

d. Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi. Makin lengkap ciri-ciri populasi yang

dimasukkan ke dalam sampel, akan makin tinggi tingkat representatifnya sampel. 8. Pengumpulan Data

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya (Suryabrata, 2006). Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila penelitian ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Kuesionermerupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efesien

(18)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 16 bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila peneliti berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi partisipan observation

(observasi berperan serta) dan non partisipan observation, selanjutnya dari segi instrumenasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur. Sukardi (2003) menambahkan bahwa cara lain untuk mengumpulkan data dari responden yaitu menggunakan teknik dokumentasi.

9. Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data dikumpulkan, selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data.Kegiatan analisis data bertujuan untuk memberi arti dan makna pada data serta berguna untuk memecahkan masalah dalam penelitian yang sudah dirumuskan. Menurut Sukardi (2003), sebelum analisis data dilakukan maka data perlu diolah terlebih dahulu. Secara garis besarnya ada dua langkah yang harus dilakukan, yaitu:

a. Persiapan (Editing)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan penelitian yaitu melengkapi data yang kurang/kosong, memperbaiki kesalahan-kesalahan atau kekurangjelasan dari pencatatan data, memeriksa konsistensi data sesuai dengan data yang diinginkan, memeriksa keseragaman hasil pengukuran (misalnya keseragaman satuan dsb), dan memeriksa reliabilitas data (misalnya membuang data-data yang ekstrim dsb).Dalam langkah ini peneliti memilih/menyortir data sedemikian rupa sehingga data yang terpakai saja yang tinggal.Tujuan merapikan data, agar data bersih, rapi, dan tinggal mengadakan pengolahan lanjut (menganalisis).

b. Tabulasi

Setelah melakukan persiapan/editing, peneliti melakukan tabulasi data.Kegiatan ini bertujuan untuk membuat tabel data (menyajikan data dalam bentuk tabel) untuk memudahkan analisis data maupun pelaporan.Tabel data dibuat sesederhana mungkin

(19)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 17 sehingga informasi mudah ditangkap oleh pengguna data maupun bagi bagian analisis data. Termasuk dalam kegiatan ini meliputi memberikan skor terhadap item yang perlu diberikan skor, memberikan kode terhadap item yang tidak diberi skor, mengubah jenis data (disesuaikan dengan teknik analisis yang digunakan), dan memberikan kode dalam hubungan dengan pengolahan data (jika menggunakan komputer).

Kegiatan analisis data merupakan bagian yang sangat penting dan merupakan langkah yang sangat kritis dalam penelitian. Peneliti harus memastikan pola analisis mana yang akan digunakan, apakah analisis statistik ataukah non-statistik. Pemilihan ini tentunya tergantung pada jenis data yang dikumpulkan.Analisis statistik sesuai dengan data kuantitatif, yaitu data dalam bentuk bilangan.Sedangkan analisis non-statistik sesuai untuk data deskriptif (Suryabrata, 2006).

Pemecahan masalah penelitian dan penarikan kesimpulan dari suatu penelitian sangat tergantung dari hasil analisis data ini.Sehingga perlu dilakukan dengan teliti dan hati-hati sehingga tidak memberikan salah penafsiran terhadap hasil penelitian.Seorang peneliti (bagian analisis data) harus menguasai kemampuan keilmuan secara teknis dalam menerapkan metode analisis yang cocok.Metode analisis data yang dipilih harus disesuaikan dengan jenis penelitiannya.Pertimbangan pemilihan metode analisis dapat dilihat dari 1) tujuan dan jenis penelitian, 2) model/jenis data, dan 3) tingkat/taraf kesimpulan. Sebagai contoh misalnya pengaruh model problem based learning terhadap peningkatan berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 1 Panca. Analisis statistik yang cocok yaitu desain eksperimen.

10. Penafsiran Hasil Analisis

Menafsirkan hasil analisis penelitian selalu harus didasarkan atas semua data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian. Dengan kata lain, penarikan kesimpulan harus berdasarkan atas data, bukan atas angan-angan atau keinginan peneliti. Salah apabila kelompok peneliti membuat kesimpulan yang bertujuan menyengkan hati pemesan, dengan cara memanipulasi data. Pada penelitian yang menggunakan pengujian hipotesis penelitian, kesimpulan dapat ditarik dari hasil pengujian hipotesis. Apabila kesimpulan penelitian merupakan jawaban dari problematik yang dikemukakan, maka isi maupun banyaknya kesimpulan yang dibuat juga harus sama dengan isi dan banyaknya problematik. Kesimpulan yang diambil dalam Penelitian harus sesuai dengan 1) tema, topik, dan judul penelitian, 2)

(20)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 18 pemecahan permasalahan penelitian, 3) hasil analisis data, 4) pengujian hipotesis (bila ada), 5) teori/ilmu yang relevan, dan 6) singkat, jelas, dan padat (Anonim, 2007).

Peneliti mengharapkan hipotesis penelitiannya tahan uji, yaitu terbukti kebanarannya.Jika yang terjadi memang demikian, bahasan itu mungkin tidak terlalu menonjol peranannya. Tetapi jika hipotesis penelitian itu tidak tahan uji, yaitu ditolak maka peranan bahasan itu menjadi sangat penting, karena peneliti harus dapat menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Peneliti wajib mengeksplorasi segala sumber yang mungkin menjadi sebab tidak terbuktinya hipotesis penelitian itu. Beberapa sumber tidak terbuktinya hipotesis itu dapat dicari antara lain dari: 1) landasan teori, 2) sampel, 3) alat pengambilan data, 4) rancangan penelitian, 5) perhitungan-perhitungan, dan 6) variabel-variabel luaran (Suryabrata, 2006).

Suatu hipotesis tidak terbukti kebenarannya itu tidak berarti bahwa penelitiannya gagal sama sekali. Suatu penelitian sering menguji sejumlah hipotesis dan tidak terbukti satu atau dua hipotesis memang tidak jarang terjadi. Walaupun penelitian hanya menguji satu hipotesis dan kemudian ternyata tidak terbukti kebenarannya itupun tidak berarti bahwa penelitian itu gagal sama sekali. Yang terpenting di sini adalah peneliti memberikan keterangan dan alasan yang jelas dan kuat mengenai tidak terbuktinya hipotesis penelitian itu.Keenam sumber tersebut dapat dieksplorasi untuk menjelaskan tidak terbuktinya hipotesis itu.

11. Penyusunan Laporan

Tahapan akhir dalam kegiatan penelitian adalah pembuatan laporan penelitian.Laporan ini berguna untuk kegiatan publikasi hasil penelitian maupun untuk pertanggungjawaban secara ilmiah kegiatan penelitian yang telah dilakukan. Walaupun si peneliti sudah melakukan semua langkah-langkah penelitian akan salah jika peneliti tidak melaporkan secara tertulis hasil penelitiannya. Penelitian sebelumnya akan dijadikan sumber dan bahan evaluasi untuk penelitian selanjutnya. Menurut Sukardi (2003), evaluasi terhadap pembuatan laporan penelitian mempunyai beberapa macam fungsi, yaitu 1) menunjukkan adanya pertanggungjawaban peneliti kepada diri sendiri maupun sponsor, 2) memberikan informasi kepada peneliti lain (yang berupa pendekatan, proses, dan metode penelitian yang dilakukan), dan 3) memberikan kesempatan peneliti lain untuk melakukan penelitian yang sejenis. Laporan penelitian harus dituliskan secara sistematis artinya semua tahapan yang telah

(21)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 19 dilakukan mulai dari tahap perencanaan hingga penarikan kesimpulan penelitian (termasuk di dalamnya lampiran-lampiran yang diperlukan harus dicantumkan). Sistematika pelaporan disesuaikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh lembaga/institusi/sponsor yang akan mengelola hasil penelitian tersebut.

(22)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 20

BAB III

A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

1. Cara penyusunan proposal penelitian

a. Cara penyusunan proposal penelitian yang baik

b. Berbagai contoh model penyusunan proposal penelitian

B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH

Mata Kuliah metodologi penelitian dan biostatistika dasar ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memberikan kemampuan menyusun proposal dan hasil penelitian dengan pokok bahasan : konsep penelitian, sistematika penelitian, langkah-langkah penelitian, metode penelitian, mengkritik jurnal / proposal orang lain, membuat proposal penelitian, seminar proposal, menyajikan data, melakukan perhitungan uji statistik dan menyimpulkan penelitian pelayanan kebidanan pada khususnya dan pelayanan kesehatan pada umumnya dengan pokok bahasan Cara penyusunan proposal penelitian

PROPOSAL PENELITIAN

Proposal penelitian merupakan sebuah usulan yg dibuat dalam rangka mengadakan penelitian yg dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan proses penelitian. Tujuan Proposal adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan, melalui proposal peneliti akan memahami segala kebutuhn yang direncanakan. Dalam menyusun proposal penelitian, hendaknya mengikuti aturan

CARA PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN

PENDAHULUAN

(23)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 21 penulisan proposal yang ada di institusi. Di bawah ini adalah contoh sistematika proposal penelitian yang umumnya dipakai pada institusi pendidikan kesehatan :

JUDUL DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Keaslian Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ( Berisi teori yang Disesuaikan dg. Variable penelitian) B. Kerangka Teori

C. Kerangka Konsep

D. Hipotesis / Pertanyaan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain / Rancangan Penelitian B. Lokasi Penelitian

C. Populasi, Sample dan Teknik Sampling D. Variable Penelitian

E. Definisi Operasional

F. Pengumpulan Data dan Teknik Analisa Data G. Keterbatasan Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

RENCANA JADWAL PENELITIAN LAMPIRAN :

Instrument & Alat Ukur Penelitian Surat – surat / Dokumen Penelitian

Dalam menyusun proposal penelitian ada 3 kemampuan yang harus dimiliki peneliti, diantaranya adalah: KEMAMPUAN BAHASA, METODOLOGI & MATERI ILMU. Untuk menghasilkan Proposal Penelitian yang baik, ada beberapa Persyaratan tang harus diperhatikan, yaitu:

(24)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 22

1. SISTEMATIS

Proposal penelitian harus disusun secara sistematis menurut pola tertentu dari yang paling sederhana hingga kompleks.Proposal yang diajukan hendaknya dapat memberikan gambaran secara sistematis tentang rencana penelitian yang diajukan secara efektif dan efisien serta konsisten sehingga memudahkan pembaca.

2. BERENCANA

Yaitu harus sudah dipikirkan langkah – langkah pelaksanaannya. Hendaknya memiliki rencana jadwal yang akan dilakukan dalam penelitian secara berencana seperti ; jadwal pengumpulan data, analisis data hingga penyajian untuk laporan.

3. MENGIKUTI KONSEP ILMIAH

Yaitu mengikuti cara – cara atau metode ilmiah yang sudah ditentukan untuk mencari kebenaran ilmiah. Selanjutnya akan diuraikan lebih rinci tentang teknik penulisan proposal penelitian serta beberapa bagian yang harus terdapat di dalamnya.

JUDUL PENELITIAN

Judul merupakan cermin dari keseluruhan isi karya ilmiah. Judul penelitian harus jelas, menarik, sehingga pembaca langsung dapat menduga apa materi dan masalah yang dikaji dalam penelitian tersebut. Syarat – syarat judul yang baik diantaranya adalah :

1. MENARIK MINAT PENELITI.

Judul yang menarik dan diminati oleh peneliti akan memberikan motivasi tersendiri bagi peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya.

2. MAMPU DILAKSANAKAN OLEH PENELITI.

Judul yang mudah dilaksanakan oleh peneliti akan memperlancar proses penelitian, sehingga hambatan yang ada selama penelitian dapat diatasi dengan mudah.

3. MENGANDUNG KEGUNAAN PRAKTIS DAN PENTING UNTUK DITELITI.

Judul seharusnya mengacu pada aspek yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu dan hasilnya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

(25)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 23 4. TERSEDIA CUKUP DATA.

Judul hendaknya memungkinkan tersedianya data yang dapat memudahkan para peneliti. 5. HINDARI DUPLIKASI DENGAN JUDUL LAIN.

Judul tidak boleh sama dengan judul lain. Namun untuk pengembangan penelitian, sebaiknya menggunakan judul yang lebih spesifik.

6. BERISI VARIABLE YANG JELAS YANG AKAN DITELITI.

Judul hendaknya mengandung satu atau dua variable yang akan diteliti, mengingat judul merupakan bagian dari keseluruhan isi penelitian.

7. BERUPA KALIMAT PERNYATAAN.

Judul sebaiknya menggunakan kalimat pernyataan karena akan lebih mudah dipahami oleh pembaca.

8. JELAS, SINGKAT DAN TEPAT.

Judul sebaiknya mengandung kejelasan isi, singkat dan tepat terhadap masalah yang akan diteliti. Sehingga akan lebih memudahkan dalam memahami secara keseluruhan tentang apa yang akan diteliti.

LATAR BELAKANG

Latar belakang dalam suatu proposal penelitian merupakan pengantar informasi tentang materi keseluruhan dari penelitian yang ditulis secara sistematis dan terarah dalam kerangka logika yang memberikan justifikasi terhadap dasar pemikiran, pendekatan, metode analisis dan interpretasi untuk sampai pada tujuan dan kegunaan penelitian.

Dalam pembuatan proposal penelitian kebidanan, latar belakang harus dapat mengemukakan dengan jelas argumentasi tentang pentingnya melakukan penelitian tersebut. Selain itu juga harus dapat menjelaskan tentang : Proses Identifikasi Masalah ; Kejelasan Masalah Yang Akan Diteliti ; Derajat Pentingnya Masalah ; Bagaimana Keberadaan Masalah Hingga Saat Ini ; Apakah Masalah Tersebut Sudah Terpecahkan Atau Belum ; dan Bagaimana Solusinya.

(26)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 24 Pada umumnya, terdapat 4 unsur pokok yang tersirat dalam perumusan latar belakang dalam rangka pengembangan gagasan / masalah, yaitu :

1. Unsur Pentingnya Masalah.

Secara umum pentingnya sebuah masalah ini ditulis pada awal gagasan atau pemikiran pertama yang dapat mengemukakan arti pentingnya sebuah masalah dan seberapa besar masalah itu penting untuk diteliti.

2. Unsur Skala Masalah

Unsur ini ditulis setelah mengemukakan gagasan adanya masalah dan itu penting untuk diteliti.

Selanjutnya diberikan penegasan atau penguraian tentang derajat pentingnya masalah itu untuk diteliti atau bila tidak diteliti bagaimana dampaknya.

3. Unsur Kronologis Masalah.

Merupakan unsure yang menjelaskan proses terjadinya masalah atau relevansi penelitian yang terdahulu/telah ada yang harus ditunjang dengan data empiris dari permasalahan penelitian yang akan diteliti.

4. Unsur Solusi Masalah.

Unsure ni digunakan sebagai alternative dalam memberikan solusi atas masalah yang timbul serta alternative lain yang akan dilakukan dalam penelitian.

RUMUSAN MASALAH

Dalam menuliskan proposal penelitian kesehatan, rumusan masalah hendaknya memiliki konsekuensi terhadap relevansi maksud dan tujuan dari penelitian, kegunaan penelitian, kerangka konsep penelitian dan metode penelitian.

Selain itu harus jelas permasalahan yang ingin diteliti, kemudian diuraikan pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti, hipotesis atau dugaan yang akan dibuktikan.

(27)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 25 Penulisan rumusan masalah dapat berupa pernyataan masalah atau juga dapat berupa pertanyaan masalah.

Pernyataan masalah pada umumnya merupakan hasil identifikasi masalah yang ada, berupa asumsi dasar, dan nilai yang ada dalam penelitian.

Contoh 1 :

Masih tingginya angka kematian ibu post partum di daerah X disebabkan oleh berbagai factor, diantaranya adalah status gizi, sarana dan prasarana kesehatan, budaya dan status ekonomi.

Contoh 2 :

 Factor – factor apa sajakah yang mempengaruhi tingginya angka kematian ibu post partum di daerah X ?

 Adakah hubungan antara status ekonomi dengan tingginya angka kematian ibu post partum di daerah X ?

 Bagaimanakah factor – factor yang berperan dalam tingginya angka kematian ibu post partum di daerah X ?

TUJUN PENELITIAN

Tujuan penelitian merupakan tindak lanjut dari masalah yang telah dirumuskan. Tujuan penelitian mencakup langkah – langkah dari penelitian yang akan dilakukan. Dalam pembuatan proposal penelitian, tujuan dapat dilakukan secara singkat seperti untuk menjajaki, menguraikan, menerapkan, mengidentifikasi, menganalisis, membuktikan atau membuat prototype.

Penulisan tujuan dapat dilakukan dalam 2 jenis, yaitu Penulisan Tujuan Umum dan Penulisan Tujuan Khusus.

Penulisan Tujuan Umum dilakukan untuk mempelajari atau menjelaskan tujuan yang hendak dicapai secara umum.

Penulisan Tujuan Khusus dilakukan sebagai langkah – langkah untuk mencapai tujuan umum.

(28)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 26 Contoh :

Tujuan umum

Mempelajari factor – factor yang mempengaruhi tingginya angka kematian ibu post partum di daerah X.

Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi angka kematian ibu post partum di daerah X 2. Mengidentifikasi status ekonomi di daerah X

3. Mengidentifikasi pengaruh status ekonomi terhadap tingginya angka kematian ibu post partum di daerah X.

MANFAAT PENELITIAN

Uraikan manfaat hasil penelitian secara singkat dan jelas untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi kesehatan, seni pemecahan masalah, pengembangan institusi, profesi kesehatan tertentu dan kesehatan klien.

TINJAUAN PUSTAKA

Usahakan pustaka yang digunakan adalah terbaru, relevan dan asli, selanjutnya uraikan dengan jelas kajian yang menimbulkan gagasan penelitian. Tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan untuk selanjutnya dijadikan landasan untuk melakukan penelitian yang diusulkan. Landasan Teori memberikan uraian yang sistematik tentang teori dasar yang relevan, fakta, hasil penelitian sebelumnya, konsep atau pendekatan terbaru yang ada hubungannya dengan topik penelitian yang dilakukan.Materi-materi dalam tinjauan pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti buku-buku, jurnal penelitian, skripsi, tesis, atau disertasi yang telah dipublikasikan serta terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga resmi lainnya. Dalam menuliskan landasan teori, peneliti harus menunjukkan kemampuan intelektualnya dalam mengidentifikasi dan mengenal informasi yang relevan, mensitesis dan mengevaluasi berdasarkan hipotesis yang akan dikembangkan dalam penelitiannya

(29)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 27

KERANGKA TEORI: Kerangka Teori merupakan hasil dari proses reduksi, sintesis, ataupun abstraksi dari berbagai teori atau fakta ilmiah yang telah diuraikan dalam Landasan Teori. Kerangka Teori penelitian disajikan dalam bentuk bagan dan harus mencantumkan sumber atau referensi-referensi yang digunakan atau dipilih untuk digunakan dalam merumuskan Kerangka Teori tersebut. Langkah-langkah membuat Kerangka Teori dapat dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan variabel-variabel yang akan diteliti, menguraikan konsep masing-masing variabel yang akan diteliti, dan mengaitkan masalah penelitian dengan konsep yang telah diuraikan secara skematis. (Link Materi terkait: Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori & Kerangka Konsep)

KERANGKA KONSEP: Kerangka Konsep merupakan pemilihan terhadap aspek-aspek yang ada dalam Kerangka Teori yang berhubungan dengan masalah penelitian yang spesifik. Kerangka Konsep dibuatdalam bentuk bagan yang merupakan satu rangkaian konsep yang secara sistematis menggambarkan variabel-variabelpenelitian dan hubungan antar variabel tersebut.

HIPOTESIS/PERTANYAAN PENELITIAN: Hipotesis dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan.Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang dihadapi yang dapat diuji kebenarannya berdasarkan fakta empiris dan dapat memberikan arah penelitian. Pada penulisan hipotesa, peneliti menentukan apakah akan menetapkan hipotesis nol (H0) atau hipotesis alternatif (Ha), tergantung dari prediksi peneliti terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan. Jika penelitian yang akan dilakukan bersifat eksploratif dan menggunakan desain kualitatif, maka pada bagian ini yang dirumuskan bukan hipotesis tetapi Pertanyaan Penelitian yang akan dijawab oleh penelitian yang akan dilaksanakan. JENIS DAN DESAIN PENELITIAN: Pada bagian ini menjelaskan tentang jenis penelitian yang akan dilakukan yang dapat dibedakan atas penelitian kuantitatif berupa penelitian deskriptif, analitik observasional, eksperimental maupun kualitatif. Bagian ini juga menjelaskan tentang penggunaan rancangan penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian hendak dicapai serta dapat dengan tepat membuktikan kebenaran hipotesis yang telah ditegakkan. (Link Materi terkait: Rancangan Penelitian)

POPULASI, SAMPEL dan TEKNIK SAMPLING: Bagian ini memberikan penjelasan tentang batasan populasi dan batasan sampel yang menjadi subyek penelitian yang kan dilakukan. Bagian ini juga memberikan gambaran tentang teknik pengambilan sampel yang

(30)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 28 digunakan serta jumlah atau besar sampel termasuk konsep dan formula atau rumus-rumus yang digunakan dalam menentukan besar sampel. (Link Materi terkait: Populasi dan Sampel) LOKASI & WAKTU PENELITIAN: Yang dimaksud lokasi disini adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan. Penetapan tempat penelitian atau lokasi penelitian ini harus disertai dengan alasan pemilihan lokasi tersebut. Sedangkan waktu penelitian yang dimaksud adalah perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk proses penelitian mulai dari persiapan, pelaksanaan dan penyusunan laporan.

VARIABEL PENELITIAN: Bagian ini memberikan gambaran tentang variabel-variabel yang diamati dalam penelitian yang akan dilakukan. Identifikasi terhadap variabel ini dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu Variabel Bebas (Independent Variable) dan Variabel Terikat

(Dependent Variable). ==>Link materi terkait: Variabel Penelitian

Definisi Operasional Variabel: Definisi operasional yang dimaksudkan disini bukanlah definisi teoritik. Definisi operasional variabel merupakan penjelasan yang dititikberatkan pada pengertian tentang variabel yang dibuat oleh peneliti, yang dapat menjelaskan tentang bagaimana variabel itu dapat diukur dan alat ukur apa yang bisa digunakan. Oleh karena itu definisi operasional ini harusmemberikan implikasi praktis dalam proses pengumpulan data. Tidak semua variabel perlu didefinisikan secara operasional, tetapi hanya variabel-variabel yang mempunyai lebih dari satu cara pengukuran, variabel yang mempunyai cara pengukuran tersendiri yang lebih spesifik, atau variabel yang alat ukurnya perlu dibuat dan dikembangkan sendiri oleh peneliti. (Link Materi Terkait: Definisi Operasional Variabel)

Instrumen Penelitian: Bagian ini menguraikan tentang instrument atau alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data. Instrumen yang berupa kuesioner yang belum baku, harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan melakukan uji coba (Try Out). Pada bagian ini perlu dijelaskan pula bagaimana uji coba tersebut dilakukan yang mencakup waktu dilakukannya uji coba, subyek yang dilibatkan dalam uji coba, cara melakukan uji coba, bagaimana analisis data hasil uji coba (pemilihan teknik Uji Validitas dan Reliabilitas) dan bagaimana hasilnya.

Prosedur Pengumpulan Data: Bagian ini menguraikan tentang langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, serta jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data yang akan dilakukan.

(31)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 29

Analisa Data: Pada bagian ini dapat diperoleh gambaran tentang bagaimana seorang peneliti mengubah data hasil penelitian menjadi suatu informasi yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan hasil penelitian tersebut. Bagian ini memberikan penjelasan tentang jenis analisis statistik yang digunakan (Univariat, Bivariat, Multivariat, Analisis Spasial, dsb).Pemilihan jenis analisa data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji.

Etika Penelitian: Pada bagian ini peneliti menguraikan langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan dalam penelitian yang terkait dengan etika penelitian, terutama yang berkaitan dengan perlindungan terhadap subyek penelitian dan kerahasiaan data dan informasi dari responden (informed concent), termasuk perijinan untuk melaksanakan penelitian.

Hasil dan Pembahasan: Hasil penelitian merupakan bagian utama dalam laporan penelitian yang dapat disajikan dalam bentuk teks, tabuler atau grafik dengan tujuan agar lebih jelas. Bagian ini berisi penjelasan umum tentang Bab hasil penelitian, penjelasan tentang karakteristik sampel termasuk data demografi bila diperlukan, penjelasan tentang hasil untuk setiap tujuan, pertanyaan penelitian atau hipotesis penelitian, serta memberikan jawaban untuk setiap hipotesis penelitian atau pertanyaan penelitian.

Selanjutnya pada bagian Pembahasan, peneliti memberikan penjelasan tentang makna hasil penelitiannya secara rinci yang dikaitkan dengan tujuan penelitian.Pada bagian ini, peneliti juga harus membandingkan hasil penelitian dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dipublikasikan, apakah kemungkinan memperkuat, berlawanan, ataukah memberikan hasil yang baru.Tiap pernyataan tersebut harus dijelaskan dan didukung oleh literatur.Isi pembahasan ini sebaiknya minimal 50% dari jumlah halaman tinjauan pustaka.

Kesimpulan dan Saran: Pada bagian ini penulis menarik kesimpulan hasil pembahasan penelitian secara sistematis yang berkaitan dengan upaya menjawab tujuan penelitian dan menyampaikan saran-saran yang berkaitan dengan kesimpulan penelitian yang telah dilakukan. Saran tersebut harus berkait dengan hasil penelitian yang dilakukan, dapat berupa bentuk kebijakan, upaya praktis pemecahan masalah yang dihadapi dan aspek yang dapat diteliti lebih lanjut.Saran tersebut hendaknya dibuat secara operasional sehingga bermanfaat bagi mereka yang menerima saran tersebut.

(32)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 30

BAB IV

A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

1. Perumusan masalah-masalah Penelitian

a. Pengertian masalah penelitian

b. Merumuskan masalah penelitian yang benar

B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH

Mata Kuliah metodologi penelitian dan biostatistika dasar ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memberikan kemampuan menyusun proposal dan hasil penelitian dengan pokok bahasan : konsep penelitian, sistematika penelitian, langkah-langkah penelitian, metode penelitian, mengkritik jurnal / proposal orang lain, membuat proposal penelitian, seminar proposal, menyajikan data, melakukan perhitungan uji statistik dan menyimpulkan penelitian pelayanan kebidanan pada khususnya dan pelayanan kesehatan pada umumnya dengan pokok bahasan Perumusan masalah-masalah Penelitian

A. Pengertian

Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi.

Menurut Suryabrata (1994 : 60) masalah merupakan kesenjangan antara harapan (das sollen) dengan kenyataan (das sein), antara kebutuhan dengan yang tersedia, antara yang seharusnya (what should be) dengan yang ada (what it is) (Suryabrata, 1994: 60).

PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN

PENDAHULUAN

(33)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 31 Penelitian dimaksudkan untuk menutup kesenjangan (what can be). John Dewey dan Kerlinger secara terpisah memberikan penjelasan mengenai masalah berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun seorang peneliti.Kesulitan ini menghalangi tercapai sebuah tujuan baik itu tujuan individu maupun sebuah kelompok. Masalah dalam penelitian diekspresikan dalam bentuk kalimat tanya bukan kalimat pernyataan. Masalah dalam ini selanjutnya dijawab melalui penelitian.

Sumber Masalah dalam Penelitian

Permasalahan dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut James H. MacMillan dan Schumacher (Hadjar, 1996 : 40 – 42), masalah dapat bersumber dari :

1. Observasi Masalah dalam penelitian dapat diangkat dari hasil observasi terhadap hubungan tertentu yang belum memiliki penjelasan memadai dan cara-cara rutin yang dalam melakukan suatu tindakan didasarkan atas otiritas atau tradisi.

2. Dedukasi dari teori Teori merupakan konsep-konsep yang masih berupa prinsip-prinsip umum yang penerapannya belum dapat diketahui selama belum diuji secara empiris. Penyelidikan terhadap masalah yang dianggap dari teori berguna untuk mendapatkan penjelasan empiris praktik tentang teori.

3. Kepustakaan Hasil penelitian mungkin memberikan rekomendasi perlunya dilakukan penelitian ulang (replikasi) baik dengan atau tanpa variasi.Replikasi dapat meningkatkan validitas hasil penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan lebih luas. Laporan penelitian sering juga menyampaikan rekomendasi kepada peneliti lain tentang apa yang perlu diteliti lebih lanjut. Hal ini juga menjadi sumber untuk menentukan masalah yang menentukan masalah yang perlu diangkat untuk diteliti.

4. Masalah sosial Masalah sosial yang ada di sekitar kita atau yang baru menjadi berita terhangat (hot news) dapat menjadi sumber masalah penelitian. Misalnya : Adanya perkelahian antar sekolah menimbulkan berbagai dampak bagi sekolah dan warga sekitar. Penggalakan program 3 M (menguras, mengubur, menimbun) sebagai upaya pencegahan penyakit demam berdarah.Dalam pembuatan keputusan tertentu, sering

(34)

Modul Pembelajaran Metodologi Penenlitian dan Biostatistik Dasar 32 mendesak untuk dilakukan penelitian evaluatif.Hasil sangat diperlukan untuk dijadikan dasar pembuatan keputusan lebih lanjut.

5. Pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat menimbulkan masalah yang memerlukan jawaban empiris untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. (Purwanto 2010:109-111).

Masalah dalam penelitian pendidikan dapat diperoleh dari berbagai sumber yang terkait dengan bidang pendidikan, Sukardi (2009:22-24) dalam, antara lain :

1. Pengalaman seseorang atau kelompok. Pengalaman orang yang telah lama menekuni bidang profesi pendidikan dapat digunakan untuk membantu mencari permasalahan yang signifikan diteliti.Contoh : pengalaman mengajar di kelas.

2. Lapangan tempat bekerja. Para peneliti dapat melihat secara langsung, mengalami dan bertanya pada satu, dua, atau banyak orang dalam pekerjaannya. Seorang guru misalnya, akan merasakan bahwa sekolah dan komponen yang berkaitan dengan tercapainya tujuan sekolah dpat dijadikan sebagai sumber penelitian.

3. Laporan hasil penelitian. Dari hasil penelitian, yang biasanya dalam bentuk jurnal, biasanya disamping ada hasil temuan yang baru juga ada kemungkinan penelitian yang direkomendasikan.

4. Sumber-sumber yang berasal dari pengetahuan orang lain. Perkembangan ilmu pengetahuan lain di luar bidang yang dikuasai seringkali memberikan pengaruh munculnya permasalahan penelitian. Misalnya, gerakan reformasi yang muncul setelah Orde Baru, ternyata telah memunculkan dan mempengaruhi sikap dan tuntutan para guru untuk memperoleh gaji dan status profesi yang lebih baik.

Jenis-Jenis Masalah Dalam Penelitian

Masalah penelitian dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis menurut Sugiyono (1994 : 36-39 dalam afidburhanuddin.wordpress.com, antara lain :

Referensi

Dokumen terkait

Selain variabel komunikatif dan variatif ini bersama-sama berpengaruh, namun pada kenyataannyan dari masing-masing variabel ini secara parsial juga berpengaruh signifikan

Dan ini tentunya juga membutuhkan biaya budget yang juga harus diperhitungkan dengan menentukan nilai harga dari produk itu sendiri yang sangat diharapkan dan

dirumuskan oleh undang-undang sebagai alat pembayaran yang sah. Berdasarkan fungsinya dalam kegiatan sehari-hari, uang adalah suatu benda yang dapat digunakan sebagai alat

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang proses pembelajaran melalui penerapan strategi TANDUR pada konsep sistem ekskresi manusia siswa Kelas IX- 2 SMP

Dalam penelitian ini menggunakan hubungan yang berbentuk bivariat yaitu hubungan yang melibatkan satu variabel bebas dengan satu variabel terikat, yaitu konflik peran ganda

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas maka judul yang dalam penelitian ini adalah “ Pengaruh Free Cash Flow, Leverage, Protitabilitas, Likuiditas

“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan