• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KASUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TINJAUAN KASUS"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Pengkajian pada tanggal 13 April 2009 pukul 09.00 WIB, di ruang Khotijah RS.Roemani Muhammadiyah Semarang.

1. Biodata

a. Identitas Klien

Nama : Ny.S

Umur : 40 Tahun

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : SD

Suku Bangsa : Jawa, Indonesia Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Semarang

No. Registrasi : 260106 Tanggal Masuk : 12 April 2009

Dx Medis : Efusi Pleura

b. Penanggung Jawab

Nama : Tn.D

Umur : 45 Tahun

(2)

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Semarang

2. Riwayat kesehatan a. Keluhan utama

Klien mengeluh sesak nafas, klien tampak lemas. b. Riwayat Penyakit Sekarang

Kurang lebih 2 hari sebelum dibawa ke RS.ROEMANI Semarang klien mengeluh sakit perut terutama dikiri bawah. Klien juga mengeluh sesak nafas, dada sakit klien dibawa keluarga ke RS.ROEMANI Semarang Klien disarankan untuk rawat inap, selama di RS klien mengeluh sesak nafas RR : 30 x/ menit dipasang O2nasal 2 liter/ menit dan mengeluh perut sakit, selama dirawat klien masih mengatakan sesak nafas dan mengeluh perut sakit.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien mengatakan tidak pernah sakit jantung, sindroma nefrotik, asma atau ada keganasan didaerah paru. Klien hanya sakit ringan seperti batuk, pilek kurang lebih 4 hari.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Klien mengatakan tidak ada yang menderita penyakit seperti klien dikeluarganya.

(3)

3. Pola kesehatan fungsional

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Klien mengatakan kesehatan sangat penting, kalau sakit tidak bisa melakukan kegiatan apapun. Klien atau keluarga jika ada yang sakit dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.

b. Pola nutrisi dan metabolik

Sebelum sakit : Klien makan 3 kali sehari dengan nasi lauk pauk habis 1 porsi, tidak ada mual, muntah tidak ada alergi makanan, minum ± 4 – 6 gelas air putih. Setelah dirawat : Klien makan 3 kali sehari makan habis ± ¼ porsi

nasi, lauk, pauk nafsu makan turun, mual, tidak ada nyeri saat menelan. BB sebelum sakit 45kg, setelah dirawat BB 43kg, minum ± 1 – 3 gelas air putih. c. Pola Eliminasi

Sebelum sakit : Klien BAB 2 kali sehari setiap pagi dan sore konsistensi lembek, warna kuning bau khas. BAK ± 5 – 6 kali sehari warna kuning jernih,bau khas. Setelah dirawat : Klien BAB 1 kali setiap pagi konsistensi lembek,

warna kuning bau khas tidak konstipasi atau diare, BAK ± 3-5 kali sehari, warna kuning, bau khas ± 800 cc, terpasang kateter.

(4)

d. Pola istirahat dan tidur

Sebelum sakit : klien kalau malam tidur ± 7 - 9 jam, tidak ada kesulitan tidur.

Setelah dirawat : Klien kalau siang tidur ± 2 jam, malam tidur ± 6 jam sehari tidak ada kesulitan tidur.

e. Pola aktivitas dan latihan

Sebelum sakit : Klien sebagai ibu rumah tangga, aktivitas bisa dilakukan sendiri.

Setelah dirawat : Klien hanya tiduran ditempat tidur karena badan klien terasa lemah, aktivitas dibantu perawat atau keluarga.

f. Pola persepsi dan kognitif

Klien mengatakan nyeri dada dan nyeri perut. Nyeri dada skala nyeri 5, nyeri meningkat saat aktivitas dan berkurang saat istirahat, nyeri seperti ditusuk - tusuk, nyeri menjalar sampai ke punggung, keluhan dirasakan saat aktivitas dan mendadak. Nyeri perut skala nyeri 3, meningkat saat aktivitas dan berkurang saat istirahat, nyeri seperti ditusuk - tusuk, nyeri didaerah sekitar perut, keluhan dirasakan saat aktivitas.

g. Pola reproduksi dan seksual

Klien tidak mempunyai masalah dalam reproduksi dan seksual. Klien mempunyai 3 seorang anak, 2 orang perempuan dan 1 orang laki-laki.

(5)

h. Pola hubungan dan orang lain

Klien hubungan dengan orang lain, perawat dan keluarga baik, klien kooperatif.

i. Persepsi diri dan konsep diri

Klien ingin cepat sembuh dan bisa berkumpul dengan keluarga dirumah.

Konsep diri :

Citra diri/ body image : Klien menerima semua dan bagian dari tubuhnya.

Identitas : Klien seorang ibu rumah tangga.

Peran : Klien adalah seorang ibu dan mengurus anak dan suami.

Ideal diri : Klien berharap cepat sembuh dan bisa berkumpul dengan keluarganya dirumah. Harga diri : Klien bangga terhadap dirinya.

j. Pola mekanisme koping

Klien kalau ada masalah selalu menceritakan dan musyawarah dengan keluarganya.

k. Pola nilai kepercayaan dan keyakinan

Klien beragama Islam dan selalu menjalankan sholat 5 waktu saat sakit klien tidak sholat, hanya berdo’a agar klien cepat sembuh.

(6)

4. Pengkajian fisik

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda – tanda vital : TD : 110/80 mmhg N : 62 x/ menit RR : 30 x/ menit S : 36,8oC Antropometri : BB : 45kg TB : 154 cm LL : 24 cm

Kepala : Bentuk mesochepal, tidak ada luka

Rambut : Hitam ada yang beruban, lurus, lembab, kotor Mata : Conjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, tidak

menggunakan alat bantu penglihatan. Hidung : Simetris, bersih, tidak ada polip

Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen, pendengaran baik

Mulut : Bibir kering, tidak ada sianosis, gigi kotor. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

Dada : Simetris

Paru – paru : I : Dada simetris, tampak sesak nafas

Pa : Stem fremitus kiri menurun dari pada yang kanan.

(7)

Pe : Pekak pada paru kiri

Au : Bunyi nafas menghilang pada paru kiri, suara nafas ronkhi.

Jantung : I : Ictus cordis tidak tampak

Pa : Ictus cordis teraba pada intercosta V2 cm media linia media clavicula sinistra.

Pe : Tidak ada bunyi tambahan Au : Bj I – II murni

Abdomen : I : Perut membuncit

Au : Bising usus 20 – 25 x/ menit

Pe : Tympani, asites, ada cairan atau massa dihepar kiri.

Pa : Nyeri tekan dikuadran kanan bawah Genetalia : Bersih, tidak ada kelainan pada alat reproduksi. Ektremitas : Lengan sebelah kiri terpasang infus RL 20 tetes/

menit, tidak ada edema di ekstremitas atas dan bawah.

Kulit : Sawo matang, capilary refille < 3 detik, turgor baik.

(8)

Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium tanggal 13 April 2009

Pemeriksaan Hasil Normal Satuan

Hematologi Haemoglobin 5.0 12-16 g/dl Leukosit 13.800 4.000 – 11.000 /mm3 Trombosit 766.00 150.000 – 450.000 /mm3 Hematokrit 18.9 35 – 55 % Eosinofil 0 0 – 5 % Basofil 0 0 – 2 % N.Segmen 86 36 – 66 % Limfosit 7 22 – 40 % Monosit 7 2 – 8 % LED - 0 – 20 mm/jam Eritrosit 3.39 4.00 – 6.20 Juta/mm3 MCV 56 80 – 100 fl MCH 14 26 – 34 Pq MCHC 26 31 – 35 g/dl

(9)

b. Pemeriksaan USG tanggal 16 April 2009 USG Abdomen

Hepar : Ukuran hepar kanan tak membesar hepar kiri membesar, parekim normal ekogenesitas normal, tampak massa densitas campuran yang tidak bisa dipisahkan dari lobus hepar kiri, v porta tidak melebar.

Vesika feles : Ukuran normal dinding tidak menebal, tidak tampak batu, tidak tampak sludge

Duktus biliaris : Intra dan ekstrahepatal tidak melebar

Pankreas : Ukuran dan parenkim normal tak tampak klasifikasi

Lien : Parenkim dan ukuran normal v lienialis tidak melebar

Ginjal kanan : Bentuk dan ukuran normal, batas kurtikomedular jelas, tidak tampak penipisan korteks, tidak tampak batu, pielokalis tidak melebar

Ginjal kiri : Bentuk dan ukuran normal, batas kortikomedular jelas, tak tampak penipisan korteks, tak tampak batu, pielokaliks tak melebar

Paraaorta : Tak tampak pembesaran kelenjar limfe para aorta Vesika urinaria : Dinding tak menebal, permukaan rata, tak tampak

(10)

Prostat : Tak membesar, tak tampak massa maupun nodul Tampak cairan bebas pada supra diafragma kiri dan pada resessus splenormal

Kesan : - Massa densitas campuran yang tidak bisa dipisahkan dan lobus hepar sinistra, Dp/absespadapleura sinistra

- Efusi pleura sinistra - Asites

c. Pemeriksaan USG abdomen tanggal 20 April 2009

Hepar : Ukuran normal, pada lobus kiri tampak massa multipel, ukuran terbesar 151 x 59,7 mm dengan internal Echo didalamnya, batas tegas, tepi reguler, pada pemeriksaan doppler tak tampak vaskelarisasi v porta dan v hepatika tak melebar. Vesika feles : Ukuran normal, dinding tak menebal, tak tampak

batu

Pankreas : Ukuran normal, ekogenisitas parenkim normal Ginjal kanan - kiri : Bentuk dan ukuran normal, parenkim ginjal

normal, batas kortikomeduler jelas, tak tampak batu, pielokaliks dan ureter tak melebar

Vesika urinaria : Dinding tak menebal, tampak rata, tak tampak massa maupun batu

Prostat : Ukuran normal (vol : 24, 8 cm3) tak tampak nodul

(11)

Kesan : -Abses pada lobus kiri hepar

- Efusi pleura kiri tak tampak gambaran pankreatitis.

d. Pemeriksaan x foto thorax Ap tanggal 14April 2009 Pemeriksaan x foto thorax Ap

Cor : CTR tidak dinilai

Pulmo : Corakan bronkovaskuler normal

Tak tampak bercak kesuraman pada kedua lapang paru Tampak nodul opak pada perihilor kanan – kiri

Tampak kesuraman hemogen pada hemi thorax kiri bawah.

Diafragma kanan setinggi kosta x posterior sinus kostophrenikus kanan kiri

Kesan : - Efusi pleura kanan - kiri (kanan minimal)

- Nodul pada perihiler kanan - kiri limfa denopati DD/ massa

Therapi

- Infus RL 20 tetes/ menit - Oksigen nasal 2 liter/ Menit - Obat oral : Paracetamol 3x1 tablet

- Injeksi : - Metronidazol 3 x 500 mg drip - Cefotaxim 3 x 1 gr

- Ranitidin 3 x 1 amp - Tramadol 2 x 1 amp

(12)

B. Analisa data

No tanggal Data Problem Etiologi

1. 13

April 2009

DS : Klien mengatakan sesak nafas pada saat aktivitas berkurang saat istirahat DO : Terpasang O2nasal 2

liter/menit, nafas dalam pendek, klien tampak sesak, pekak di paru kiri, stem fremitus kiri menurun dari pada yang kanan, bunyi nafas menghilang pada paru kiri, suara nafas ronkhi, setelah aktivitas tampak sesak RR :

30x/menit,pemeriksaan torak tampak sudut kostofrenik

tumpul,obstruksi diafragma sebagian putih komplet pada area yang sakit. Pola nafas tidak efektif Menurunnya pengembangan paru 2. 14 April 2009

DS: Nyeri dada meningkat saat aktivitas, nyeri berkurang saat istirahat, nyeri seperti di tusuk-tusuk, nyeri sampai ke punggung, skala nyeri 5, keluhan

Nyeri Penekanan rongga pleura oleh cairan yang berlebih

(13)

dirasakan saat aktivitas. DO: Saat sakit klien

memegangi area yang sakit, N : 62x/menit, ada cairan berlebih di paru kiri, pemeriksaan x foto thorax tampak kesuraman homogen pada hemi thorax kiri bawah, tampak cairan bebas pada supra diafragma kiri

3. 15

April 2009

DS : Klien mengatakan tidak nafsu makan

DO: Makan habis ¼ porsi, nasi, lauk, pauk, BB sebelum sakit 45 Kg, selama dirawat BB 43Kg, lingkar lengan atas 22 cm, klien tampak kurus, bibir kering, Hb : 5,0 g/dl. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Intake tidak adekuat 4. 16 April 2009

DS: Klien mengatakan BAB, BAK, mandi, makan dan minum dibantu oleh keluarga

DO: Rambut lembab, kotor, gigi kotor, tempat tidur kotor, klien tampak lemas, aktivitas klien di bantu keluarga

Defisit perawatan diri

(14)

C. Diagnosa keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan menurunnya pengembangan paru.

2. Nyeri berhubungan dengan penekanan rongga pleura oleh cairan yang berlebih.

3. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat.

4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.

D. Rencana, Implementasi, dan Evaluasi 1. Rencana keperawatan

Tgl No

Dx

Tujuan dan KH Intervensi Rasional

13 April 2009 1. Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam maka pola nafas kembali efektif KH : - Tidak ada dyspnea - Tidak ada penggunaa n otot bantu nafas a. Kaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernafasan. a.Dengan mengkaji kualitas,frekue nsi dan kedalaman pernafasan,kita dapat mengetahui sejauh mana perubahan kondisi pasien.

(15)

- RR normal (16-20 x/menit) - Suara nafas normal b. Observasi tanda-tanda vital (suhu,nadi,tekanan darah,RR dan respon klien). c. Lakukan auskultasi suara nafas tiap 2-4 jam. d. Bantu dan ajarkan pasien untuk batuk dan nafas dalam yang efektif. e. Pertahankan posisi yang nyaman dengan kepala ditinggikan f. Anjurkan klien untuk tidak banyak aktifitas g. Kolaborasi pemberian O2. b.Peningkatan RR dan tachcardi merupakan indikasi adanya penurunan fungsi paru. c.Auskultasi dapat menentukan kelainan suara nafas pada bagian paru-paru. d. Menekan daerah yang nyeri ketika batuk atau nafas dalam. e. Meningkatkan inspirasi maksimum. f. aktifitas yang meningkat akan meningkatkan kebutuhan Oksigen. g. pemberian oksigen dapat menurunkan

(16)

beban pernafasan dan mencegah terjadinya sianonis akibat hiponia 14April 2009 2. Tujuan:Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam maka nyeri berkurang KH : - Ekspresi wajah rileks - Keluhan nyeri berkurang - Skala nyeri menurun a. Kaji perkembangan nyeri b. pantau tanda vital c. Ajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam d. Beri posisi yang

nyaman e. Ciptakan lingkungan yang tenang a. Untuk mengetahui terjadinya komplikasi b. Perubahan frekuensi jantung dan tekanan darah menunjukkan klien mengalami nyeri. c. Untuk meringankan nyeri d. Untuk memberikan kenyamanan klien e. Untuk meringankan nyeri

(17)

f. Kolaborasi pemberian analgesik tramadol 2x1 amp. f.Untuk mengurangi rasa sakit 15 April 2009 3. Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam maka kebutuhan nutrisi akan terpenuhi. KH : - Nafsu makan meningkat - Porsi habis - BB tidak turun drastis - Laboratorium normal a. Observasi nafsu makan klien b. Beri makan klien sedikit tapi sering c. Lakukan oral hygine setiap hari.

d. Beri tahu klien pentingnya nutrisi e. Sajikan makan dalam keadaan hangat dan menarik a. Porsi makan yang tidak habis menunjukkan nafsu makan belum baik. b. Meningkatkan masukan secara perlahan. c. Klien dapat memahami dan mau meningkatkan masukan nutrisi. d. Peningkatan energi dan protein pada tubuh sebagai pembangun e. Penyajian makanan yang menarik dapat meningkatkan nafsu makan.

(18)

f. Pemberian diit TKTP f. Peningkatan energi dan protein pada tubuh sebagai pembangun 16 April 2009 4. Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam maka kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi KH : - klien mampu makan, minum sendiri - Mampu BAB, BAK, mandi sendiri - Klien tampak bersih a. Observasi perawatan diri klien b. Bantu klien BAB, BAK, mandi ditempat tidur c. Dorong atau bantu dengan perawatam mulut dan gigi setiap hari. d. Ajarkan klien untuk melatih gerak e. Kolaborasi dengan keluarga untuk membantu memenuhi kebutuhan perawatan diri a. Untuk mengetahui keadaan klien b. Untuk membantu klien dalam aktivitas c. Mengurangi resiko penyakit gusi atau kehilangan gigi . d. Untuk melatih klien agar tidak kaku e. Untuk membantu klien dan melatih klien, untuk melakukan aktivitas sendiri.

(19)

2. Implemantasi

Tgl No Dx Implementasi Respon Klien TT

13 April 2009 08.00 08.15 09.00 10.00 1,2,3,4 4 1,2 1 Mengkaji keadaan umum klien Mengganti linen Meninggikan kepala klien dengan menambahkan bantal Mengobservasi O2 nasal DS :Klien mengatakan sesak nafas dan sakit perut DO : - Klien kesakitan - Klien gelisah -Terpasang O2 nasal 2liter/menit,RR: 30x/menit DS :Klien mengatakan mau diganti seprainya DO : Tempat tidur rapi, bersih DS :Klien mengatakan mau diberi bantal lagi DO : - Klien nyaman, diberi bantal lagi di kepalanya. DS :Klien mengatakan terima kasih suster

DO : Aqua masih ada, flow meter pada

Kurnia

Kurnia

Kurnia

(20)

10.45 11.10 12.00 1,2 2 I,2,3,4

Memberi obat injeksi IV - Metronidazol 500 mg - Cefataxim 1 gr - Ranitidin 1 amp

Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam pada klien dan beri posisi yang nyaman seperti miring kanan atau kiri Mengukur TTV angka 2, udara keluar dari saluran nasal DS :Klien mengatakan terima kasih suster

DO : Obat masuk tidak ada alergi obat, metronidazol 500 mg, cefotaxim 1 gr, ranitidin 1 amp DS : klien mengatakan mau melakukan teknik relaksasi tersebut DO:-klien mendengarkan perawat, klien kooperatif -Klien menirukan yang diajarkan perawat DS :Klien mengatakan terima kasih suster DO: T : 100/60mmHg N : 70x/menit S : 36,5oC RR : 28x/menit Kurnia Kurnia Kurnia

(21)

14 April 2009 07.15 08.00 1,2,3,4 2 Mengkaji keadaan umum klien Menganjurkan klien untuk tidak banyak bergerak DS :Klien mengatakan masih terasa sesak nafas DO : Terpasang O2 nasal 2 liter/menit, RR : 32x/menit DS :Klien mengatakan kalau bergerak terasa sakit DO : Klien istirahat di tempat tidur Kurnia Kurnia

(22)

08.10 10.05 11.30 12.10 13.00 4 1,2,3 3 1,2,3,4 2 Membersihkan tempat tidur

Memberikan obat injeksi IV

- Cefotaxim 1 gr - Ranitidin 1 amp - Metronidazol 500 mg

Memberi makan bubur pada klien Mengukur TTV Menyarankan klien untuk istirahat DS :Klien mengatakan mau dibersihkan DO : Tempat tidur bersih, rapi DS :Klien mengatakan terima kasih suster DO : Obat masuk, tidak ada alergi obat, cefotaxime 1 gr, ranitidin 1 amp, mertonidazol 500 mg DS :Klien mengatakan mau makan DO : Makan habis ½ porsi bubur DS:Klien mengatakan berapa tensinya suster DO:TD: 100/70mmHg N : 66x/menit S : 36,60C RR : 32x/menit DS :Klien mengatakan “ya “ DO : Klien tidur Kurnia Kurnia Kurnia Kurnia Kurnia

(23)

15 April 2009 07.30 07.50 08.10 10.00 11.30 1,2,3,4 4 4 1,2,3,4 3 Mengkaji keadaan umum klien

Memotong kuku klien

Menyisir rambut klien

Memberikan injeksi IV - Cefotaxim 1 gr - Ranitidin 1 amp - Metronidazol 500 mg

Memberi makan bubur pada klien DS :Klien mengatakan masih terasa sesak nafas DO:Terpasang O2 nasal 2liter/menit, RR : 30x/menit DS :Klien mengatakan mau dipotong kukunya DO : Kuku bersih, pendek, tidak ada luka DS :Klien mengatakan terima kasih suster DO : Rambut rapi, bersih, klien rileks DS :Klien mengatakan terima kasih suster DO : Obat masuk, tidak ada alergi obat, cefotaxim 1 gr, ranitidin 1 amp, metronidazol 500mg DS :Klien mengatakan mau makan Kurnia Kurnia Kurnia Kurnia Kurnia

(24)

12.10 1,2,3,4 Mengukur TTV DO : Makan habis ¾ porsi bubur DS :Klien mengatakan berapa tensinya suster DO:TD: 100/70mmHg N : 68x/menit S : 36,50C RR : 30x/menit Kurnia 3. Evaluasi Tgl No Dx Evaluasi TT 16 April 2009 13.05

I S : Klien mengatakan masih sesak nafas O : Terpasang O2 nasal 2liter/menit, RR :

30x/menit, klien gelisah, nafas dalam pendek, klien tampak sesak, pengembangan dada kanan dan kiri sama / simetris

A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi

- Observasi pernafasan klien - Atur posisi yang nyaman

Kurnia

17 April 2009 13.30

2 S : Klien mengatakan nyeri berkurang

O : Klien bisa ke kamar mandi dengan bantuan keluarga, klien rileks, klien bisa mengontrol nyeri dengan nafas dalam yang sudah diajarkan perawat, skala nyeri 2

(25)

A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi

- Kaji perkembangan nyeri

- Ciptakan lingkungan yang tenang 18 April

2009 13.45

3 S : Klien mengatakan nafsu makan

meningkat

O : Klien makan habis 1 porsi bubur, tidak ada alergi makanan, BB : 50 kg

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

- Observasi nafsu makan klien - Beri makan sedikit tapi sering

Kurnia

19 April 2009 14.00

4 S : Klien mengatakan bisa melakukan aktivitas sendiri misalnya menyisir rambut, menggosok gigi, ke kamar mandi dengan bantuan

O : Klien sudah bisa merawat dirinya sendiri misalnya dengan menyisir rambut, menggosok gigi tanpa bantuan, ke kamar mandi masih dibantu, klien tampak bersih, klien kelihatan nyaman.

A : Masalah teratasi sebagaian P : Lanjutkan intervensi.

- Observasi perawatan diri pasien - Ajarkan klien untuk melatih gerak

Referensi

Dokumen terkait

Based on the BBS bird data and the CRU climatic data, it was found that the richness of breeding birds for the three species of Carolina wren, Cerulean warbler and Red-bellied

Anak Anak merupakan merupakan yang yang paling paling rentan rentan terkena terkena demam tifoid, walaupun gejala yang dialami anak lebih ringan dari dewasa.. Di demam

Kredibilitas tidak ada pada diri komunikator, tetapi terletak pada persepsi komunikasi (Rakhmat, 2007, h. Di dalam penelitian ini, kredibilitas tidak terbatas dari

Dan yang paling penting ialah segera menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) sebagai payung hukum dalam melaksanakan sistem jaminan halal. Pengawasan terhadap keberadaan produk

Strategi yang dilakukan orangtua yaitu dengan memberi pengertian atau penjelasan kepada anak bahwa ketika anak tidak bangun dipagi hari telinganya akan dikencingi oleh

Di Bangladesh gejala gangguan pernapasan berat sering ditemukan, dimana 62% pasien mempunyai batuk, 69% mengalami kesulitan bernapas dan ditemukan adanya infeksi

Sementara untuk penerima dan sekaligus berfungsi sebagai server mini penyimpan data video juga digunakan Raspberry Pi 3 yang disambungkan dengan suatu SSD (solid state

Plant Catalyst 2006 mengandung unsur hara lengkap baik makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman agar tumbuh sehat, Plant Catalyst 2006 juga berfungsi sebagai katalisator dan