• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAILY REPORT 27 Agustus 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAILY REPORT 27 Agustus 2015"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

    

 

           

 

 

NEWS HEADLINES

JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART

Secara teknis IHSG masih terkonfirmasikan fase bearish dalam pekan ini, hal ini tercermin baik dari lagging indicator maupun leading indicator. Dari Leading Indikator, seperti Stochastic dan MACD mensinyalkan negatif untuk pergerakan IHSG. Demikian dengan lagging indicator yang tercermin dari MA5 dan MA20 terkonfirmasi pola downtrend bagi indeks

JAKARTA INDICES STATISTICS

CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)

IHSG 4237.733 +9.232 5,813.26 5,925.99

LQ-45 710.804 +2.542 1,627.36 4,601.60

MARKET REVIEW

MARKET VIEW

IHSG pada hari Rabu (26/08) ditutup menguat tipis 0,22% ke level 4.237,73. IHSG berhasil menguat setelah aksi buyback saham yang dilakukan oleh beberapa emiten BUMN untuk meredam gejolak pasar modal, dinilai cukup efektif. Di sisi lain, Rupiah kembali melemah ke level di atas Rp14.100 per dolar AS. Dari domestik, Bank Indonesia (BI) merevisi lagi outlook pertumbuhan ekonomi menjadi 4,7-5,1%, dari proyeksi sebelumnya 5-5,4%. Ini merupakan revisi kedua kalinya yang dilakukan bank sentral karena sebelumnya BI telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi yang pada awal tahun ditetapkan 5,4-5,8%. Perlambatan ekonomi disebabkan investasi swasta dan pemerintah yang lamban. Ini terjadi lantaran penyerapan anggaran oleh pemerintah tidak sesuai ekspektasi. Selanjutnya, investor swasta

cenderung wait and see. Pihak BI memperkirakan bahwa

pertumbuhan ekonomi akan membaik pada kuartal ke III dan IV tahun ini. Kenaikan tersebut juga didukung oleh akselerasi belanja pemerintah seiring dengan proyek infrastruktur. Sementara, untuk 2016, BI juga merevisi outlook pertumbuhan menjadi 5,3-5,7% dari sebelumnya 5,4-5,8%. Namun revisi tersebut masih sejalan dengan target pemerintah 5,5% dan estimasi perlambatan permintaan global dan harga komoditas ditambah lagi dengan rencana kenaikan Fed fund rate (FFR). Dari global, saham-saham di Amerika ditutup melemah setelah sebelumnya dibuka di teritori positif. Pelemahan tersebut masih disebabkan oleh kekhawatiran investor akan perlambatan ekonomi China. Dari regional, konflik bersenjata Korea Utara dan Korea Selatan sedikit mereda. Kemarin, dua negara tetangga itu sepakat mengakhiri ketegangan militer di wilayah perbatasan. Pembicaraan yang berlangsung selama dua hari menghasilkan kesepakatan untuk menghentikan provokasi militer di perbatasan dan akan membicarakan peluang hubungan baik keduanya. Dari Jepang, saham Nikkei dututup menguat 3,02% ke level 18.376,83. Sedangkan indeks Shanghai Composite dan Hang Seng ditutup melemah masing-masing 1,27% dan 1,52%. Bursa China sempat bergerak menguat didorong oleh pengaruh People’s Bank of China (PBoC) yang memotong suku bunga nya dan menurunkan jumlah giro wajib minimum di bank. Namun, pasar masih ragu bahwa hal tersebut dapat mendorong pasar. Dari Eropa, bursa Eropa dibuka tentative melemah dan menghapus kenaikan pada hari sebelumnya.

Diperkirakan terjadi rebound pada bursa Amerika Serikat (AS) pada Rabu, dapat mengurangi kecemasan pelaku pasar kawasan regional lainnya yang masih di bayangi ketakutan atas perlambatan ekonomi Cina. Bursa saham AS, rebound dari sebelumnya mengalami penurunanan dalam enam hari beruntun. Kenaikan indeks Wall Street tersebut dikaitkan dengan komentar dari Fed William Dudley bahwa kenaikan suku bunga di bulan September terlihat kurang tepat dan laporan pemesanan barang tahan lama yang angkanya cukup kuat. Indeks Dow Jones naik 619.07 poin (3,95%) menjadi 16,285.51, indeks S&P menguat 72,92 poin (3,91%) ke posisi 1940,51 dan indeks Nasdaq juga berakhir positif dengan menguat 191,05 poin (4,24%) ke level 4697,54. Faktor positif dari bursa AS sebagai salah satu katalis positif bagi pasar terutama regional Asia serta dampaknya bagi IHSG pada perdagangan saham hari ini. Pada pembukaan sesi perdagangan indeks Nekkei Jepang berada di zona hijau. Demikian dengan beberapa indeks regional Asia lainnya pada sesi pembukaan perdagangan hari ini juga berada di teritori positif. Hal ini kian menambah kepercayan khusus bagi pelaku pasar saham di bursa Indonesia untuk memburu saham-saham yang beberapa hari sebelumnya mengalami koreksi tajam. Sentimen positif bagi pasar global ini bermula terlihat setelah otorita moneter Cina mengeluarkan kebijakan terhadap suku bungannya. Pasca turun tajam bursa saham Cina dalam dua pekan terakhir, People's Bank of China (PBoC) menurunkan suku bunga dan giro wajib minimum. Langkah tersebut diambil untuk mendorong perekonomian, yang belakangan menjadi sorotan akibat pelambatan dan memicu sell off bursa global. PBoC menurunkan suku bunga pinjaman dan deposito satu tahun masing-masing sebesar 25 basis poin. Untuk suku bunga pinjaman akan menjadi 4,6% dari sebelumnya 4,85%, dan mulai berlaku efektif 26 Agustus. Bank Sentral China tersebut telah menurunkan suku bunga sebanyak lima kali sejak bulan November. Untuk suku bunga deposito menjadi 1,75% dari sebelumnya 2%. Giro wajib minimum diturunkan sebesar 50 basis poin dan mulai berlaku efektif pada 6 September. Cina menargertkan pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 7%. Ekonomi China di kuartal kedua tumbuh 7% sama dengan kuartal sebelumnya, namun data-data ekonomi yang dirilis belakangan ini memberikan keraguan pertumbuhan di sisa kuartal tahun ini. Investor mengintepretasikan devalusi nilai tukar yuan yang dilakukan PBoC sebagai akibat pelambatan ekonomi yang lebih dalam.

DAILY REPORT

27 Agustus 2015

• UNVR realisasikan 51,66% capex dan naikkan harga jual produk • UNVR belum ada rencana tunda atau turunkan investasi di Indonesia • Penjualan beras AISA tumbuh 40%

• Anak usaha BYAN alami penghentian sementara angkutan batubara • MEDC akan buy back saham maksimal 10%, anggarkan USD 50 juta • ANTM kaji ulang seluruh proyek serta lakukan efisiensi

• WSKT tidak revisi target pertumbuhan bisnis di 2H 2015 • Laba CMNP naik 35,97% pada semester I-2015 • KRAS bidik rights issue Rp 1,9 triliun

• SMGR rencana lakukan buy back saham senilai Rp 1 triliun • ERAA buka tiga gerai di Malaysia

• TLKM pasang kabel serat optik 53,5 km di Palu & Parigi, Sulteng • FREN targetkan pertumbuhan pendapatan 2015 naik 20%-30% • Anak usaha IMAS tandatangani SHA dengan Shinhan Card Ltd • BIRD bantah kabar masuk ke bisnis transportasi roda dua (ojek) • BBRI wacanakan buy back saham dengan pertimbangan • BBCA hingga Juni 2015 tambah 97.000 kartu kredit baru • BDMN jaga kolektibilitas kredit

• BSIM kaji rights issue Rp 2 triliun

• NPL BNII diproyeksikan turun hingga di bawah 3%

• BNII akan terbitkan NCD Rp 500 miliar-RP 1 triliun pad kuartal II 2015 • Marketing sales APLN baru mencapai 20%

• MNC Group kembali gandeng Trump Hotel di Lido • LPKR tawarkan perkantoran hak milik

• MDRN gandeng Mayapada Group

Support Level 4187/4136/4110

Resistance Level 4263/4289/4340

Major Trend Down

Minor Trend Down

(2)

     

           

 

 

27 August 2015

27 August 2015

Waskita Karya (WSKT) tidak merevisi target pertumbuhan bisnis untuk semester II 2015 meskipun nilai tukar rupiah terhadap US dolar melemah hingga Rp 14.000 per dolar. WSKT menargetkan perolehan tender hingga Rp 30 triliun pada akhir tahun 2015, dari target awal sebesar Rp 22 triliun. Sedangkan realisasi kemenangan tender sebesar Rp 10,7 truliun per semester I 2015. WSKT menargetkan pendapatan sebesar Rp 15 triliun pada akhir tahun 2015 atau tumbuh 400% dibandingkan posisi Rp 3,18 triliun per akhir tahun 2014. Sementara realisasi pendapatan sebesar Rp 3,98 triliun per semester I 2015. Perseroan menargetkan kenaikan laba menjadi Rp 800 miliar pada akhir tahun 2015 dari target awal Rp 650 miliar. Per semester I 2015 Waskita Karya mencatat laba komprehensif sebesar Rp 158 miliar atau naik 167% dibandingkan posisi Rp 59 miliar per semester I 2014.

Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) membukukan laba sebesar Rp 286,17 miliar hingga semester I-2015, naik sebesar 35,97% YoY. Pendapatan usaha naik menjadi Rp 847,78 miliar dari periode sebelumnya Rp 555,78 miliar.

Unilever Indonesia (UNVR) menaikkan harga jual produknya menyusul melemahnya nilai tukar rupiah terhadap US dolar, karena sebesar 55% biaya operasional produksi perseroan menggunakan US dollar. Sepanjang tahun 2015 perseroan telah dua kali menaikkan harga jual produknya, yaitu pada Maret 2015 naik sebesar 1%, dan pada bulan ini naik 1%.

Hingga Juni 2015 Unilever Indonesia (UNVR) telah merealisasikan dana belanja modalnya sebesar Rp 620 miliar atau setara 51,66% dari belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2015 yang sebesar Rp 1,2 triliun. Sebagian besar dana capex tersebut dialokasikan perseroan untuk pembangunan pabrik. Salah satunya adalah pabrik bumbu masakan untuk produk Royco dan Bango di Cikarang Jawa Barat dengan total investasi Rp 820 miliar. Namun dana pembangunan pabrik bumbu masak itu tidak seluruhnya berasal dari anggaran capex tahun 2015. Sisa dana belanja modal sebesar Rp 580 miliar akan dihabiskan untuk perseroan pada II 2015 untuk pabrik-pabrik di personal care, home care, food dan es krim

Unilever Indonesia (UNVR) menyatakan belum ada rencana untuk menunda atau menurunkan investasinya di Indonesia. Sementara pabrik bumbu masak UNVR yang memproduksi Royco dan Bango di Cikarang, Jawa Barat. Pabrik di lahan seluas 63.000 meter persegi memiliki nilai investasi Rp 820 miliar. Pabrik itu memiliki kapasitas 7 miliar pieces per tahun produk Royco dan Bango. Perseroan berharap pabrik mampu memenuhi peningkatan permintaan masyarakat hingga beberapa tahun mendatang. Namun rencananya pabrik ini juga untuk meningkatkan ekspor perseroan yang saat ini kontribusinya baru sebesar 5% terhadap total penjualan perseroan tahun 2014. Tahun 2014 ekspor itu Rp 2 triliun. Sedang per Juni 2015 ekspor sudah mencapai Rp 1 triliun. Perseroan mengharapkan pada akhir tahun bisa mencapai Rp 2 triliun.

Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) membukukan kenaikan penjualan beras hingga 40% di tengah kondisi ekonomi yang melambat dan turunnya daya beli. Divisi beras diharapkan menyumbang sebanyak Rp 4,5 triliun atau 61,6% total penjualan. Tahun ini, perseroan menargetkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 7,3 triliun atau naik 44,2% YoY. Untuk menghadapi semester kedua, AISA menyiapkan strategi dengan mengembangkan pasar di luar Jawa yaitu Sumatera dan Sulawesi.

Semen Indonesia (SMGR) berencana melakukan buyback saham senilai Rp 1 triliun, ketika nilai pasar mereka turun. Sementara itu Bank Mandiri (BMRI), Bank BRI (BBRI) serta Wijaya Karya (WIKA) belum memutuskan apakah melakukan buy back atau tidak terhadap saham mereka.

Krakatau Steel (KRAS) menargetkan penerbitan saham baru dengan

HMETD senilai Rp 1,91 triliun pada tahun depan. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan pabrik hot strip mill II dan pembangkit listrik dengan total investasi sebesar Rp 9,24 triliun. Perseroan diusulkan untuk mendapatkan tambahan modal dari pemerintah melalui penyertaan modal negara (PMN) mencapai Rp 2,48 triliun. Penambahan modal diberikan dalam bentuk PMN tunai Rp 1,53 triliun dan PMN non tunai Rp 956,49 miliar. Hot strip mill II ditargetkan memiliki kapasitas produksi 1,5 juta ton dan selesai pada tahun 2017. Pabrik tersebut diperkirakan membutuhkan investasi hingga Rp 7,06 triliun. Sementara itu, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batubara berkapasitas 1X150 MW dan diperkirakan membutuhkan dana hingga Rp 2,18 triliun. Periode pembangunan PLTU dijadwalkan mulai 2016 hingga 2019.

Medco International (MEDC) berencana melakukan buyback saham sebanyak maksimal 10% dari jumlah saham perseroan. Anggaran yang disiapkan perseroan mencapai USD 50 juta. Rencananya saham yang telah dibeli kembali akan dibukukan sebagai saham treasury yang akan dijual kembali ketika kondisi pasar membaik. Perseroan yakin buyback ini tidak mempengaruhi pembiayaan kegiatan usaha perseroan, karena perseroan memiliki modal kerja dan arus kas yang memadai.

Aneka Tambang (ANTM) akan mengkaji ulang seluruh nilai proyeknya seiring tertekannya nilai tukar rupiah yang membuat melambungnya harga bahan baku. Dikatakan bahwa saat ini beban biaya bahan baku semakin melambung mengingat sebagian besar merupakan impor. Untuk itu perseroan juga akan melakukan efisiensi guna mengimbangi beban biaya. Selain itu ANTM akan meningkatkan penjualan emas pada tahun ini, per Semester I 2015 penjualan emas ANTM meningkat 180.08% menjadi 353,530 ounce. Dua anak perusahaan Bayan Resources (BYAN) yakni PT Fajar Sakti Prima dan PT Bara Tabang pada 24 Agustus 2015 telah menerima surat keputusan dari Gubernur Kalimantan Tengah mengenai penghentian sementara terhadap aktivitas pengangkutan batu bara melalui Sungai Kedang Kepala. Dengan adanya penghentian sementara terhadap aktivitas pengangkutan batu bara tersebut, maka dapat mengakibatkan terganggunya aktivitas pengangkutan batu bara dari PT Bara Tabang. Sedangkan untuk PT Fajar Sakti Prima saat ini tidak terganggu karena tidak melalui Sungai Kedang Kepala. Kedua anak perusahaan perseroan tersebut saat ini sedang melakukan langkah-langkah yang diperlukan agar penghentian sementara dapat segera diakhiri.

Bank Central Asia (BBCA) hingga Juni 2015 mengedarkan 97.000 kartu kredit baru. Sementara jumlah kartu kredit yang tutup akibat diterapkannya Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 14/2/2012 tentang Penyelenggaraan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu hanya 2.000 keping. Total kartu kredit beredar perseroan mencapai 2,68 juta per Juli 2015. Namun pertumbuhan jumlah kartu beredar hanya 4%-5% dibandingkan tahun-tahun sebelumnya tumbuh 10%. Berdasarkan PBI tentang Penyelenggaraan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu, nasabah yang memiliki pendapatan Rp 3 juta-Rp 10 juta hanya boleh memiliki maksimal dua dari bank penerbit kartu kredit. Sedangkan jika nasabah memiliki pendapatan di atas Rp 10 juta bisa memiliki lebih dari dua. Meski demikian BCA optimis pertumbuhan kartu kredit hingga akhir tahun 2015 bisa mencapai 7%-8% dengan jumlah pertumbuhan nilai transaksi sekitar 11%. Hingga Juli 2015 jumlah nilai transaksi kartu kredit BCA mencapai Rp 71 triliun atau tumbuh 11% YoY. Perseroan memperkirakan hingga akhir tahun 2015 nilai transaksinya bisa tumbuh 10% - 15%. PT Bank Syariah Bukopin, anak usaha Bank Bukopin (BBKP), menargetkan dapat naik kelas ke Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) II pada akhir tahun 2015. Untuk dapat naik ke BUKU II, perusahaan berharap dapat menambah modal intinya senilai Rp 350 miliar. Saat ini posisi modal inti perseroan mencapai Rp 650 miliar. Dengan penambahan modal ini, rasio kecukupan modal atau CAR

(3)

     

           

 

 

27 August 2015

27 August 2015

Bank Syariah Bukopin naik dari 14% di semester I 2015 menjadi 16% pada akhir tahun 2015. Pada semester I 2015 modal inti perseroan mengalami kenaikan sebesar 44,41% menjadi Rp 650,3 miliar dan rasio kecukupan modal pada semester I 2015 sebesar 14%.

Bank Rakyat Indonesia (BBRI) telah mewacanakan untuk melakukan aksi buyback, dengan beberapa pertimbangan. Tetapi hal-hal lain termasuk timing akan sangat menentukan apakah langkah ini nanti akan segera diambil atau belum. Posisi harga saham Bank BRI juga menjadi salah satu bahan pertimbangan utama perseroan untuk mengeksekusi rencana buyback. Selain itu BBRI juga masih mengkaji terkait pendanaan.

Bank Danamon Indonesia (BDMN) fokus untuk menjaga kualitas portofolio kredit pada semester II tahun ini. Perseroan menilai keadaan ekonomi yang tengah bergejolak saat ini akan mengganggu rasio NPL. Dari sektor konsumer, kontribusi penyaluran kredit terbesar masih di KPR.

Bank Sinarmas (BSIM) mengkaji rencana untuk rights issue sebesar Rp 2 triliun tahun depan. Rights issue tersebut diharapkan dapat meningkatkan ekuitas perseroan masuk ke level BUKU III atau bank dengan ekuitas di atas Rp 5 triliun. Penambahan modal melalui rights issue bertujuan untuk mendukung ekspansi bisnis dan struktur permodalan.

Rasio NPL Bank Internasional Indonesia (BNII) diproyeksikan terus mengalami penurunan hingga ke posisi di bawah 3% ditopang relaksasi kebijakan restrukturisasi yang diterbitkan OJK. Perseroan memang tengah fokus dalam penanganan NPL mengingat kenaikannya cukup signifikan. Hingga akhir tahun ini, BNII menargetkan pertumbuhan kredit di posisi 10,8% secara keseluruhan dari target awal 17%.

Bank Internasional Indonesia (BNII) akan menerbitkan negotiable certificate deposit (NCD) berkisar Rp 500 miliar - Rp 1 triliun pada kuartal III 2015 untuk mendanai rencana ekspansi kredit sekaligus menambah variasi sumber dana perusahaan. Sebelumnya pada tahun 2015, perseroan telah menerbitkan NCD. Dengan aksi tersebut, loan to funding ratio (LFR) BNII tercatat sebesar 88%-89%.

Erajaya Swasembada (ERAA) memulai ekspansi di Malaysia setelah membuka tiga gerai hingga saat ini, sebagai tindak lanjut akuisisi CG Computers Sdn Bhd pada tahun lalu. Jumlah tersebut akan bertambah menjadi empat gerai pada September 2015. Tiga gerai yang telah lebih dulu dibuka menggunakan nama Urban Republic dengan konsep high end. Adapun gerai keempat menggunakan nama Erafone dan konsep seperti yang dikembangkan di Indonesia. Nilai investasi tiap toko tidak lebih dari Rp 1 miliar. Perseroan menargetkan dapat membuka 10 gerai di Malaysia hingga akhir 2015.

Anak usaha Indomobil Sukses Internasional (IMAS), yaitu PT Swadharma Indotama Finance, pada 26 Agustus 2015 telah menandatangani Shareholders Agreement (SHA) dengan Shinhan Card Limited, suatu perusahaan dari Korea Selatan. Perusahaan afiliasi perseroan lain yang terlibat adalah PT Tritunggal Intipermata (TIP) dan PT Asuransi Central Asia (ACA). Dalam SHA tersebut disepakati bahwa Shinhan akan mengakuisisi SIF dengan membeli sebagian saham milik TIP di SIF, dan seluruh saham milik PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya dan PT Indolife Pensiontama di SIF. Pasca akuisisi, Shinhan akan memiliki 50% saham SIF, sedangkan IMAS menguasai 24,5%, TIP sebesar 15,9495% dan ACA sebesar 9,50%. Blue Bird (BIRD) menepis kabar diluncurkannya bisnis transportasi roda dua yang diberi nama Blue Bird Ojek atau Blujek. Perseoran menyatakan tidak pernah meluncurkan bisnis tersebut.

Smartfren Telecom (FREN) optimis menargetkan pertumbuhan pendapatan 2015 naik 20%-30% seiring masuk ke jaringan 4G LTE.

Perseroan akan mempertahankan target pertumbuhan pendapatan yang sama dengan tahun sebelumnya mengandalkan jaringan baru tersebut. Dikatakan bahwa efek penuh dari penambahan jaringan tersebut akan terasa pada tahun 2016.

Telekomunikasi Indonesia (TLKM) memasang kabel serat optik (fiber optic/FO) sepanjang 53,5 km di antara Kota Palu dan Parigi, Sulawesi Tengah, guna mendukung penguatan sinyal telekomunikasi bagi kepentingan Sail Tomini, 19 September 2015. Progres pekerjaan saat ini sudah sekitar 80%, dan diharapkan sudah operasional pada pekan pertama September 2015. Kabel serat optik pertama ditanam sepanjang 13,5 kilometer dari kantor PT. Telkom Parigi ke lokasi acara puncak Sail Tomini di Dusun Kayubura, Kecamatan Parigi Tengah, Kabupaten Parigi Moutong dan sepanjang 40 kilometer lagi antara Kota Palu sampai ke Desa Toboli.

Hingga semester I-2015, Agung Podomoro Land (APLN) baru merealisasikan perolehan target pendapatan prapenjualan (marketing sales) sebesar 20% dari target sepanjang tahun. Marketing sales hingga Juni mencapai Rp 1,3 triliun. Perseroan menargetkan dapat memperoleh pendapatan dari penjualan tahun ini sebesar Rp 6,5 triliun.

MNC Group akan kembali menggandeng Trump Hotel Collection untuk membangun resor bintang enam di kawasan megaproyek Lido Lake Resort & Golf di Sukabumi. Model kerjasama kemungkinan sama dengan proyek bersama di Tanah Lot, Bali. Megaproyek Lido masih menjadi fokus utama anak usaha MNC yang bergerak di sektor

properti, MNC Land (KPIG). Pengembangan area tersebut

diperkirakan membutuhkan dana investasi hingga Rp 20 triliun dalam jangka panjang.

Lippo Karawaci (LPKR) menawarkan menara perkantoran hak milik di Lippo Tower Holland Village. Menara perkantoran grade A ini berada di dalam kawasan pembangunan Holland Village, Cempaka Putih, Jakarta.

Modernland Realty (MDRN) menggandeng Mayapada Group untuk membangun rumah sakit di kawasan kota mandiri terintegrasi Jakarta Garden City, Cakung, Jakarta Timur. Proyek seluas 370 ha ini dilengkapi sejumlah fasilitas seperti pusat perbelanjaan dan sekolah. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan revisi formula harga batubara acuan (HBA) rampung pada September 2015. Revisi ini bertujuan agar harga batubara di dalam negeri mencerminkan nilai sebenarnya. Indonesia merupakan penghasil batubara kalori rendah terbesar di dunia. Namun harga rata-rata jualnya mengacu pada index pasar internasional. Oleh sebab itu formula HBA direvisi guna mencerminkan kondisi sebenarnya.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution, menyatakan akan terus melakukan segala upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi pada tahun ini yang mencapai 5,2% di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi. Menko Perekonomian meyakini pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV 2015 akan lebih baik. Otoritas Jasa Keuangan mengingatkan entitas di industri perbankan agar bersiap menambah modal untuk meningkatkan ketahanan bank dari segala tekanan yang muncul akibat koreksi nilai tukar, meski secara nasional posisi permodalan bank di Indonesia masih mampu menyerap risiko pelemahan nilai tukar rupiah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan telah menggelar stress test dengan berbagai skenario. Jika posisi rupiah terhadap dolar telah menyentuh Rp14.000, industri perbankan nasional masih masuk dalam kategori aman karena kuatnya permodalan. Bank dengan tingkat kesehatan bagus, batasan modal yang mesti dimiliki berkisar 9%-10%. Tingkat kesehatan bank masuk dalam kategori 4 atau 5, capital adequacy ratio (CAR) minimal harus 14%.

(4)

      

 

 

 

 

 

27 August 2015

COMMODITIES

DUAL LISTING

Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change

(IDR)

Crude Oil (US$)/Barrel 39,25 0,65 TLKM (US) 38 13.331 505

Natural Gas (US$)/mmBtu 2,68 -0,01 ANTM (GR) 0,02 641 337

Gold (US$)/Ounce 1124,33 -1,00

Nickel (US$)/MT 9570,00 -40,00

Tin (US$)/MT 13945,00 -305,00

Coal (NEWC) (US$)/MT* 58,60 -3,80

Coal (RB) (US$)/MT* 54,45 -8,91

CPO (ROTH) (US$)/MT 560,00 -10,00

CPO (MYR)/MT 1834,50 -8,50

Rubber (MYR/Kg) 677,00 -0,50

Pulp (BHKP) (US$)/per ton 802,97 0,52

*weekly

GLOBAL INDICES VALUATION

Change PER (X) PBV (X)

Country Indices Price

%Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F

Market Cap (USD Bn)

USA DOW JONES INDUS. 16285,51 3,95 -8,63 14,78 13,56 2,77 2,59 4.711,2

USA NASDAQ COMPOSITE 4697,54 4,24 -0,81 20,51 17,99 3,18 2,97 7.120,8

ENGLAND FTSE 100 INDEX 5979,20 -1,68 -8,94 14,61 13,18 1,69 1,62 1.448,6

CHINA SHANGHAI SE A SH 3066,64 -1,28 -9,52 12,10 10,72 1,46 1,32 3.738,1

CHINA SHENZHEN SE A SH 1773,44 -3,07 19,95 24,84 19,50 2,98 2,65 2.603,9

HONG KONG HANG SENG INDEX 21080,39 -1,52 -10,70 10,47 9,61 1,11 1,03 1.691,3

INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4237,73 0,22 -18,93 13,72 11,74 2,13 1,90 287,4

JAPAN NIKKEI 225 18376,83 3,20 5,31 17,38 15,80 1,58 1,47 2.808,5

MALAYSIA KLCI 1580,37 1,05 -10,27 14,90 13,63 1,72 1,62 218,7

SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2873,00 -0,46 -14,62 12,25 11,26 1,07 1,02 335,2

FOREIGN EXCHANGE

FOREIGN EXCHANGE

Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change

USD/IDR 14.133,00 79,00 1000 IDR/ USD 0,07 -0,0004

EUR/IDR 16.024,00 -190,08 EUR / USD 1,13 0,0024

JPY/IDR 117,74 -0,63 JPY / USD 0,01 0,0000

SGD/IDR 10.058,14 -31,02 SGD / USD 0,71 0,0007

AUD/IDR 10.064,89 -10,56 AUD / USD 0,71 0,0000

GBP/IDR 21.875,06 -284,60 GBP / USD 1,55 0,0015

CNY/IDR 2.205,09 0,00 CNY / USD 0,16 0,0001

MYR/IDR 3.328,54 -20,85 MYR / USD 0,24 -0,0028

KRW/IDR 11,92 0,16 100 KRW / USD 0,08 0,0007

CENTRAL BANK RATE

INTERBANK LENDING RATE

Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)

FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 7.05

BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51

ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17

BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13

BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13

(5)

      

 

 

 

 

 

27 August 2015

INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS

SBI

Description July-15 June-15 Description Rate (%)

Inflation YTD % 1.90 0.96 SBI (9M) 6,66058

Inflation YOY % 7.26 7.26 SBIS (9M) 6,66058

Inflation MOM % 0.93 0.54

Foreign Reserve (USD) 107.55 Bn 108.03 Bn

GDP (IDR Bn) 2,866,909.10 2,728,847.00

BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR

Date Agenda Expectation

27 Aug US GDP Annualized QoQ Naik menjadi 3.2% dari 2.3%

27 Aug US GDP Price Index Tetap 2.0%

27 Aug US Personal Consumption Naik menjadi 3.0% dari 2.9% 27 Aug US Initial Jobless Claims Turun menjadi 274 ribu dari 277 ribu 27 Aug US Continuing Claims Turun menjadi 2247 ribu dari 2254 ribu 27 Aug US Pending Home Sales MoM Naik menjadi 1.0% dari -1.8%

28 Aug US Personal Income Tetap 0.4%

28 Aug US Personal Spending Naik menjadi 0.4% dari 0.2% 28 Aug US PCE Deflator MoM Turun menjadi 0.1% dari 0.2% Ket: (*) US Time (^) Tentative

LEADING MOVERS

LAGGING MOVERS

Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt

BBRI IJ 9750 2.63 6.40 UNVR IJ 36250 -2.29 -6.80 SMGR IJ 8675 12.66 6.06 UNTR IJ 16500 -4.49 -3.03 BBCA IJ 11850 1.94 5.76 LPPF IJ 14975 -4.31 -2.07 INTP IJ 17700 5.36 3.47 TLKM IJ 2690 -0.55 -1.59 BBNI IJ 4505 3.56 3.00 KLBF IJ 1540 -1.60 -1.23 MDIA IJ 3190 20.38 2.22 PGAS IJ 2800 -1.58 -1.14 BMRI IJ 8550 0.59 1.21 MNCN IJ 1550 -4.02 -0.97 ASII IJ 5625 0.45 1.06 TBIG IJ 6900 -2.13 -0.75 GGRM IJ 41950 1.27 1.06 BWPT IJ 220 -9.09 -0.73 JSMR IJ 5200 2.46 0.89 SSMS IJ 1580 -3.95 -0.65

UPCOMING IPO'S

Company Business IPO Price

(IDR)

Issued

Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter

Gelombang Seismic Indonesia

(6)

      

 

 

 

 

 

 

27 August 2015

27 August 2015

DIVIDEND

Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment

APII 5.94 Cash Dividend 25 Aug-15 26 Aug-15 28 Aug-15 09 Sep-15

CTRA TBA Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15

CTRS TBA

 

Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15

CTRP TBA

 

Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15

CORPORATE ACTIONS

Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period

RIMO Rights Issue 1:90 265.00 TBA TBA TBA

SRAJ Rights Issue 3:2 200.00 31 Aug-15 01 Sep-15 07 Sep – 14 Sep’15

ADHI Rights Issue 100000:76190 1510-2400 03 Sep-15 04 Sep-15

 

10 Sep – 16 Sep’15

 

BRNA Rights Issue 35:13 585.00 08 Sep-15 09 Sep-15

 

15 Sep – 21 Sep’15

 

MAYA Rights Issue 10:1 1665.00 17 Sep-15 18 Sep-15

 

25 Sep – 01 Oct’15

 

HMSP Rights Issue 65:4 63000-99000 28 Sep-15 29 Sep-15

 

05 Oct – 09 Oct’15

 

UNTX Tender Offer -- 5305.00 -- -- 11 Aug - 10 Sep’15

TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- TBA TBA

GENERAL MEETING

Emiten AGM/EGM Date Agenda

ADHI RUPSLB 27-Aug-15

BSWD RUPSLB 28-Aug-15

INVS RUPST/LB 31-Aug-15

BRNA RUPSLB 01-Sep-15

SRIL RUPSLB 02-Sep-15

DSNG RUPSLB 02-Sep-15

BBTN RUPSLB 02-Sep-15

TRIM RUPSLB 03-Sep-15

CTRA RUPSLB 08-Sep-15

CTRS RUPSLB 08-Sep-15

CTRP RUPSLB 08-Sep-15

BFIN RUPSLB 08-Sep-15

MDRN RUPSLB 10-Sep-15

(7)

      

 

 

 

 

 

27 August 2015

27 August 2015

SMGR

TRADING BUY

S1 7875 R1 9125 Trend Grafik Major Down Minor Down

S2 6625 R2 10375

Closing

Price 8675

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral

Prediksi • Trading range Rp 7875-Rp 9125

• Entry Rp 8675, take Profit Rp 9125

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 9.98 Positif

MACD 10.07 Positif

True Strength Index (TSI) -17.02 Positif

Bollinger Band (Mid) 9060 Negatif

MA5 7925 Positif 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 18,000

February March April May Jun Jul August

SMGR Downward Sloping Channel

8,675 8,675 8,103.13 7,925 7,100 6,831.43 6,831.43 8,675 9,060 10,300 11,524.1 13,035 13,035 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 SMGR - Stochastic %D(6,3,3) = 25.77, Stochastic %K = 45.64, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

25.7669 25.7669 20 45.6364 45.6364 80 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 240.0 300.0 360.0 0.0 SMGR - MACD (5,3) = -56.72, Signal() = 67.04 -56.7196 67.0377 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 SMGR - TSI(3,5,3) = -17.02, Volume() = 15,700,600.00 -17.022 -43.0556 0.00000 15,700,600 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 SMGR - William's % R(14) = -50.78, Volume() = 15,700,600.00 -50.781315,700,600

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

INTP

TRADING BUY

S1 16625 R1 18650 Trend Grafik Major Down Minor Down

S2 14600 R2 20675

Closing

Price 17700

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral

Prediksi • Trading range Rp 16625-Rp 18650

• Entry Rp 17700, take Profit Rp 18650

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 10.71 Positif

MACD -273.84 Positif

True Strength Index (TSI) -39.21 Positif

Bollinger Band (Mid) 18851 Negatif

MA5 17310 Positif 16,000 17,000 18,000 19,000 20,000 21,000 22,000 23,000 24,000 25,000 26,000

February March April May Jun Jul August INTP Downward Sloping Channel

17,700 17,700 17,681.3 17,310 16,562.5 16,562.5 16,175 17,700 17,775 17,775 18,851.3 20,050 21,216.5 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 INTP - Stochastic %D(6,3,3) = 21.20, Stochastic %K = 33.83, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

21.2041 21.2041 20 33.8349 33.8349 80 -200 -100 0 100 200 300 400 500 0 INTP - MACD (5,3) = 81.49, Signal() = 184.56

81.488 184.56 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 INTP - TSI(3,5,3) = -39.21, Volume() = 2,941,100.00

-39.2125 -51.0088 0.00000 2,941,100 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 INTP - William's % R(14) = -60.65, Volume() = 2,941,100.00 -60.6452 2,941,100

(8)

      

 

 

 

 

 

27 August 2015

27 August 2015

WSKT

TRADING BUY

S1 1535 R1 1635 Trend Grafik Major Up Minor Down

S2 1435 R2 1735

Closing

Price 1600

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band

Prediksi • Trading range Rp 1535-Rp 1635

• Entry Rp 1600, take Profit Rp 1635

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 25.71 Positif

MACD -27.11 Negatif

True Strength Index (TSI) -65.89 Positif

Bollinger Band (Mid) 1739 Negatif

MA5 1642 Negatif 1,100 1,200 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700 1,800 1,900 2,000

February March April May Jun Jul August

WSKT Wedge 1,729 1,689.38 1,675 1,642 1,600 1,600 1,600 1,729 1,732.5 1,732.5 1,739.25 1,800 1,886.82 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 WSKT - Stochastic %D(6,3,3) = 23.86, Stochastic %K = 20.88, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

20.8822 20.8822 20 23.8649 23.8649 80 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0 WSKT - MACD (5,3) = 25.98, Signal() = 26.53 25.9803 26.5265 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 WSKT - TSI(3,5,3) = -65.89, Volume() = 36,804,600.00 -59.569 -65.8877 0.00000 36,804,600 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 WSKT - William's % R(14) = -72.06, Volume() = 36,804,600.00 -72.058836,804,600

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

BBRI

TRADING BUY

S1 9450 R1 9925 Trend Grafik Major Down Minor Down

S2 8975 R2 10400

Closing

Price 9750

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral

Prediksi • Trading range Rp 9450-Rp 9925

• Entry Rp 9750, take Profit Rp 9925

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 12.07 Positif

MACD -77.58 Positif

True Strength Index (TSI) -21.00 Positif

Bollinger Band (Mid) 9991 Negatif

MA5 9525 Positif 9,000 9,600 10,200 10,800 11,400 12,000 12,600 13,200

February March April May Jun Jul August

BBRI Downward Sloping Channel

9,750 9,750 9,693.75 9,525 9,025 8,846.43 8,846.43 9,750 9,991.25 10,761.5 10,775 10,858.8 10,858.8 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 BBRI - Stochastic %D(6,3,3) = 23.42, Stochastic %K = 39.96, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

23.4218 23.4218 20 39.9633 39.9633 80 -180.0 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 240.0 0.0 BBRI - MACD (5,3) = 9.24, Signal() = 56.75

9.24031 56.7476 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BBRI - TSI(3,5,3) = -21.00, Volume() = 43,496,700.00

-20.9981 -29.8508 0.00000 43,496,700 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0

BBRI - William's % R(14) = -60.81, Volume() = 43,496,700.00 -60.810843,496,700

(9)

      

 

 

 

 

 

27 August 2015

27 August 2015

BJBR

TRADING BUY

S1 595 R1 655 Trend Grafik Major Down Minor Down

S2 535 R2 715

Closing

Price 635

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band

Prediksi • Trading range Rp 595-Rp 715

• Entry Rp 635, take Profit Rp 715

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 8.32 Positif

MACD -21.78 Positif

True Strength Index (TSI) -61.72 Positif

Bollinger Band (Mid) 735 Negatif

MA5 621 Positif 600.0 660.0 720.0 780.0 840.0 900.0 960.0 1,020.0

February March April May Jun Jul August

BJBR Downward Sloping Channel

725.25 661.25 635 635 635 621 565 725.25 735 783.235 783.235 810 873.336 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 BJBR - Stochastic %D(6,3,3) = 12.43, Stochastic %K = 19.19, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

19.1908 12.4267 12.4267 19.1908 20 80 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 18.0 24.0 0.0 BJBR - MACD (5,3) = 11.55, Signal() = 17.51 11.5468 17.5065 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BJBR - TSI(3,5,3) = -61.72, Volume() = 19,951,500.00 -61.7202 -70.7366 0.00000 19,951,500 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 BJBR - William's % R(14) = -72.00, Volume() = 19,951,500.00 -7219,951,500

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

PNLF

TRADING BUY

S1 247 R1 265 Trend Grafik Major Down Minor Down

S2 229 R2 283

Closing

Price 259

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral

Prediksi • Trading range Rp 247-Rp 265

• Entry Rp 259, take Profit Rp 265

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 33.58 Positif

MACD -2.03 Positif

True Strength Index (TSI) -23.62 Positif

Bollinger Band (Mid) 264 Negatif

MA5 253.8 Positif 240.0 260.0 280.0 300.0 320.0 340.0

February March April May Jun Jul August

PNLF Downward Sloping Channel

259 259 258.875 253.8 233 229.571 229.571 259 264.15 274.375 274.375 275 282.172 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 PNLF - Stochastic %D(6,3,3) = 39.44, Stochastic %K = 44.91, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

39.4444 39.4444 20 44.9074 44.9074 80 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 0.0 PNLF - MACD (5,3) = 0.72, Signal() = 1.89 0.715051 1.88633 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 PNLF - TSI(3,5,3) = -23.62, Volume() = 12,397,000.00 -23.6199 -33.0491 0.00000 12,397,000 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 PNLF - William's % R(14) = -38.10, Volume() = 12,397,000.00 -38.0952 12,397,000

(10)

      

 

 

 

 

 

 

27 August 2015

27 August 2015

THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING

Price Support Resistance Indicators 1 Month

Ticker Rec

26-08-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low

Agriculture

AALI Trading Sell 15025 15025 14700 14100 14700 15300 15900 Negatif Positif Negatif 26000 14425

LSIP Trading Buy 950 950 980 860 920 980 1040 Positif Positif Negatif 1605 910

SGRO Trading Sell 1470 1470 1460 1430 1460 1490 1520 Negatif Negatif Negatif 1750 1445

Mining

PTBA Trading Buy 5550 5550 5650 5150 5400 5650 5900 Positif Positif Positif 7975 5025

ADRO Trading Buy 540 540 575 453 515 575 635 Positif Positif Positif 705 467

MEDC Trading Sell 1420 1420 1315 1160 1315 1470 1625 Negatif Positif Negatif 2590 1330

INCO Trading Sell 1285 1285 1195 1020 1195 1370 1545 Negatif Positif Negatif 2650 1220

ANTM Trading Buy 499 499 515 451 482 515 545 Positif Positif Negatif 655 450

TINS Trading Sell 525 525 515 497 515 535 555 Negatif Positif Negatif 705 510

Basic Industry and Chemicals

WTON Trading Sell 845 845 830 795 830 865 900 Negatif Negatif Negatif 1160 840

SMGR Trading Buy 8675 8675 9125 6625 7875 9125 10375 Positif Positif Positif 11700 7100

INTP Trading Buy 17700 17700 18650 14600 16625 18650 20675 Positif Positif Positif 22450 16175

SMCB Trading Buy 950 950 985 835 910 985 1060 Positif Positif Negatif 1610 895

Miscellaneous Industry

ASII Trading Sell 5625 5625 5475 5200 5475 5750 6025 Negatif Positif Negatif 6950 5500

GJTL Trading Sell 445 445 422 381 422 463 505 Negatif Positif Negatif 860 450

Consumer Goods Industry

INDF Trading Sell 4680 4680 4560 4320 4560 4800 5050 Negatif Positif Negatif 6650 4670

GGRM Trading Sell 41950 41950 41100 39525 41100 42675 44250 Negatif Positif Negatif 54150 41000

UNVR Trading Buy 36250 36250 36925 34425 35675 36925 38175 Positif Positif Positif 41200 33000

KLBF Trading Buy 1540 1540 1565 1465 1515 1565 1615 Positif Positif Positif 1745 1405

Property, Real Estate and Building Construction

BSDE Trading Buy 1410 1410 1450 1300 1375 1450 1525 Positif Positif Negatif 1885 1285

PTPP Trading Buy 3095 3095 3180 2790 2985 3180 3375 Positif Positif Negatif 4190 3005

WIKA Trading Buy 2555 2555 2605 2385 2495 2605 2715 Positif Positif Negatif 3190 2370

ADHI Trading Buy 1790 1790 1830 1580 1705 1830 1955 Positif Positif Negatif 2795 1710

WSKT Trading Buy 1600 1600 1635 1435 1535 1635 1735 Positif Positif Negatif 1900 1535

Infrastructure, Utilities and Transportation

PGAS Trading Sell 2800 2800 2875 2615 2745 2875 3005 Negatif Negatif Negatif 4290 2780

JSMR Trading Buy 5200 5200 5425 4465 4945 5425 5900 Positif Positif Positif 6000 4810

ISAT Trading Sell 3910 3910 3970 3790 3880 3970 4060 Negatif Negatif Negatif 4420 3900

TLKM Trading Buy 2690 2690 2725 2515 2620 2725 2830 Negatif Positif Negatif 2970 2600

Finance

BMRI Trading Buy 8550 8550 8700 8050 8375 8700 9025 Positif Positif Positif 10400 8125

BBRI Trading Buy 9750 9750 9925 8975 9450 9925 10400 Positif Positif Positif 10875 9025

BBNI Trading Buy 4505 4505 4585 4135 4360 4585 4810 Positif Positif Positif 5575 4070

BBCA Trading Buy 11850 11850 12000 11250 11625 12000 12375 Positif Positif Positif 13900 11000

BBTN Trading Buy 975 975 1045 895 945 995 1045 Positif Positif Negatif 1255 935

Trade, Services and Investment

UNTR Trading Sell 16500 16500 16025 15025 16025 17025 18025 Negatif Positif Negatif 20750 16850

(11)

 

 

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini hipotesis yang menunjukan bahwa adanya korelasi yang sangat kuat antara physical evidence dan kepuasan pelanggan di Loop Station Surabaya dapat

Dalam perancangannya dibutuhkan beberapa proses yang dapat membantu dalam merancang animasi karakter antara lain adalah dengan teori-teori yang mendukung

Aplikasi ini akan menggunakan data paku, baut, sekrup, pasak dan data kayu untuk melakukan perhitungan jumlah alat sambung yang digunakan dan detailing penempatan

Engagement merupakan variabel yang berpengaruh terhadap produktivitas (kinerja) dan kepuasan pelanggan, dan juga mengurangi turnover, sehingga amat penting bagi sebuah

Adanya profil / kamus indikator Terlaksananya indikator area manjemen mulai Mei 2013 Tim PMKP Sudah terlaksana EP 5 Data penilaian manajemen dipergunakan untuk

Ideologi adalah suatu sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang memberikan motivasi. Dalam ideologi juga terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang

 Inflasi di Sulawesi Selatan bulan Juni 2016 terjadi karena semua kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok bahan

Dengan letak cabang buah pada daun 12, 13 dan 14, dapat berakibat hasil fotosintesis yang dapat tersimpan dalam buah semakin banyak sehingga daging buah menjadi tebal.. Dengan