• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah PERKAWINAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "makalah PERKAWINAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MAKALAH

HUKUM PERKAWINAN

HUKUM PERKAWINAN

DOSEN PENGASUH : ANGGUK LAMIS ,SH DOSEN PENGASUH : ANGGUK LAMIS ,SH

Di

Di ssusun Oleh: usun Oleh: 

NAMA

NAMA : : ERIK ERIK SOSANTOSOSANTO NIM

NIM : : EAA EAA 110 110 039039 JURUSAN

JURUSAN : : HUKUMHUKUM

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS HUKUM

FAKULTAS HUKUM

(2)

MAKALAH MAKALAH

PERKAWINAN LINTAS AGAMA DARI SUDUT PANDANG AGAMA YANG DIAKUI PERKAWINAN LINTAS AGAMA DARI SUDUT PANDANG AGAMA YANG DIAKUI

DI INDONESIA DAN TATA CARA MELANGSUNGKAN PERKAWIANANNYA DI INDONESIA DAN TATA CARA MELANGSUNGKAN PERKAWIANANNYA

DOSEN PENGASUH : ANGGUK LAMIS ,SH DOSEN PENGASUH : ANGGUK LAMIS ,SH

Di

Di ssusun Oleh: usun Oleh: 

NAMA

NAMA : : ERIK ERIK SOSANTOSOSANTO NIM

NIM : : EAA EAA 110 110 039039 JURUSAN

JURUSAN : : HUKUMHUKUM

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS HUKUM

FAKULTAS HUKUM

TAHUN 2011

TAHUN 2011

(3)

KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR 

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur atas limpahan berkat dan Rahmat-Nya dari Tuhan Dengan memanjatkan Puji dan Syukur atas limpahan berkat dan Rahmat-Nya dari Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan makalah mengenai hukum perkawinan.

Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan makalah mengenai hukum perkawinan.

Makalah ini disusun berdasarkan sumber dari buku-buku dan sumber lainnya yang Makalah ini disusun berdasarkan sumber dari buku-buku dan sumber lainnya yang  berhubungan

 berhubungan dengan dengan Perkawinan Perkawinan Lintas Lintas Agama Agama Dari Dari Sudut Sudut Pandang Pandang Agama Agama Yang Yang Diakui Diakui DiDi Indonesia Dan Tata Cara Melangsungkan Perkawianannya.

Indonesia Dan Tata Cara Melangsungkan Perkawianannya.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman dan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman dan menambah wawasan bagi orang yang membacanya.

menambah wawasan bagi orang yang membacanya. Penulis menyadari

Penulis menyadari akibat keterbatasan akibat keterbatasan waktu dan waktu dan pengalaman penulis, maka pengalaman penulis, maka tulisan initulisan ini masih banyak kekurangan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan masih banyak kekurangan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari se

kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan ini.mua pihak demi kesempurnaan penulisan ini. Harapan penulis semoga tulisan yang penuh kesederhanaan ini dapat bermanfaat bagi Harapan penulis semoga tulisan yang penuh kesederhanaan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya tentang Perkawinan Lintas Agama Dari Sudut Pandang Agama semua pihak yang membacanya tentang Perkawinan Lintas Agama Dari Sudut Pandang Agama Yang Diakui Di Indonesia Dan Tata Cara Melangsungkan Perkawianannya.

Yang Diakui Di Indonesia Dan Tata Cara Melangsungkan Perkawianannya.

Palangka Raya, Oktober 2011 Palangka Raya, Oktober 2011

Penyusun Penyusun

(4)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL JUDUL ... ... ... ii KATA

KATA PENGANTAR PENGANTAR ... ... ... iiii DAFTAR

DAFTAR ISI ISI ... ... iiiiii

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.

1.1. Latar Latar Belakang Belakang ... ... ... 11 1.2.

1.2. Perumusan Perumusan Masalah Masalah ... ... 22 1.3.

1.3. Tujuan Tujuan Penulisan Penulisan ... ... ... 22 1.4.

1.4. Metode Metode Penulisan Penulisan ... ... ... 22 1.5.

1.5. Manfaat Manfaat Penulisan Penulisan ... ... ... 22

BAB 2 PEMBAHASAN BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Perkaw

2.1 Perkawinan inan dari sdari sudut pandang udut pandang hukum agamhukum agama isa islam lam ... ... 33 2.2

2.2 Perkawinan Perkawinan dari dari sudut sudut pandang pandang hukum hukum agama agama KP... KP... 77 2.3 Perkawinan

2.3 Perkawinan dari sudut dari sudut pandang hukum pandang hukum agama Katholik agama Katholik ... ... 1111 2.4 Perkawinan

2.4 Perkawinan dari sudut dari sudut pandang hukum pandang hukum agama Hindu agama Hindu ... ... 1515 2.5

2.5 Perkawinan Perkawinan dari dari sudut sudut pandang hukum pandang hukum agama Bagama Budha udha ... ... 1717 2.6 Perkaw

2.6 Perkawinan inan dari sdari sudut pandang udut pandang hukum hukum agama konghucu agama konghucu ... ... 1818

BAB 3 PENUTUP BAB 3 PENUTUP 3.1. 3.1. Kesimpulan Kesimpulan ... ... ... 2020 3.2. 3.2. Saran Saran ... ... .. 2020 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

(5)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.Latar Belakang 1.Latar Belakang

Perkawinan (pernikahan) merupakan sarana untuk melahirkan generasi umat manusia Perkawinan (pernikahan) merupakan sarana untuk melahirkan generasi umat manusia yang mempunyai tugas kekhalifahan untuk memakmurkan bumi. Selain itu, pernikahan juga yang mempunyai tugas kekhalifahan untuk memakmurkan bumi. Selain itu, pernikahan juga  bertujuan

 bertujuan untuk untuk mewujudkan mewujudkan rumah rumah tangga tangga yang yang rukun, rukun, penuh penuh cinta cinta dan dan kasih kasih sayangsayang (sakinah, mawaddah wa al-rahmah)." 

(sakinah, mawaddah wa al-rahmah)." Kehidupan seperti ini merupakan kebutuhan yang telahKehidupan seperti ini merupakan kebutuhan yang telah menajadi fitrah atau naluri setiap manusia. Oleh karena itu, Islam memberikan perhatian yang menajadi fitrah atau naluri setiap manusia. Oleh karena itu, Islam memberikan perhatian yang cukup besar terhadap masalah perkawinan ini, termasuk pernikahan antar umat yang berbeda cukup besar terhadap masalah perkawinan ini, termasuk pernikahan antar umat yang berbeda agama atau pernikahan lintas agama. Pernikahan lintas agama yang dimaksud adalah agama atau pernikahan lintas agama. Pernikahan lintas agama yang dimaksud adalah  pernikahan

 pernikahan yang yang dilakukan dilakukan antara antara seseorang seseorang yang yang beragama beragama Islam Islam (Muslim (Muslim atau atau Muslimah)Muslimah) dengan orang non-Muslim, baik yang dikategorikan sebagai orang musyrik maupun ahli kitab. dengan orang non-Muslim, baik yang dikategorikan sebagai orang musyrik maupun ahli kitab. Masalah pernikahan lintas agama ini selalu menjadi bahan perdebatan dikalangan ulama, hal Masalah pernikahan lintas agama ini selalu menjadi bahan perdebatan dikalangan ulama, hal ini karena perbedaan perspektif dalam memahami ayat-ayat atau teks-teks agama yang ini karena perbedaan perspektif dalam memahami ayat-ayat atau teks-teks agama yang melarang pernikahan orang Muslim dengan orang musyrik. Meskipun pernikahan lintas agama melarang pernikahan orang Muslim dengan orang musyrik. Meskipun pernikahan lintas agama ini tidak diperbolehkan oleh Undang-Undang, namun fenomena semacam ini terns berkembang ini tidak diperbolehkan oleh Undang-Undang, namun fenomena semacam ini terns berkembang . Kita bisa melihat baik dari media massa maupun media elektronik , banyak sekali selebritis . Kita bisa melihat baik dari media massa maupun media elektronik , banyak sekali selebritis yang melakukan pernikahan dengan pasangan yang tidak seagama. Sebagai contoh:

yang melakukan pernikahan dengan pasangan yang tidak seagama. Sebagai contoh: Jamal  Jamal   Mirdad seorang Muslim, menikah

 Mirdad seorang Muslim, menikah dengan Lidia dengan Lidia Kandaw yang Kandaw yang beragama Kristen; Nurul beragama Kristen; Nurul ArifinArifin (Muslimah), dengan Mayong (Katholik); Ina Indayati (Muslimah), menikah dengan Jeremi (Muslimah), dengan Mayong (Katholik); Ina Indayati (Muslimah), menikah dengan Jeremi Thomas yang beragama Kristen; Frans Lingua (Kristen), menikah dengan Amara (Islam); Thomas yang beragama Kristen; Frans Lingua (Kristen), menikah dengan Amara (Islam); Yuni Shara (Muslimah), menikah dengan Hendry Siahaan (Kristen); Ari Sigit (Muslim), Yuni Shara (Muslimah), menikah dengan Hendry Siahaan (Kristen); Ari Sigit (Muslim), menikah dengan Rica Callebaut (Kristen); Ari Sihasale (Kristen), menikahi Nia Zulkarnain menikah dengan Rica Callebaut (Kristen); Ari Sihasale (Kristen), menikahi Nia Zulkarnain  yang

 yang beragama beragama Islam. Islam. Pernikahan Pernikahan Dedy Dedy Corbuzer Corbuzer yang yang beragama beragama Katholik Katholik dengan dengan KalinaKalina  yang

 yang beragama beragama IslamIslam. Selain itu, tentunya masih sangat banyak peristiwa semacam ini yang. Selain itu, tentunya masih sangat banyak peristiwa semacam ini yang tidak terdeteksi oleh media. Umumnya, selain undang-undang yang berlaku di Indonesia, tidak terdeteksi oleh media. Umumnya, selain undang-undang yang berlaku di Indonesia, ajaran agama ternyata sedikit banyaknya juga menjadi "penghalang" pernikahan. Sehingga di ajaran agama ternyata sedikit banyaknya juga menjadi "penghalang" pernikahan. Sehingga di antara mereka sebagian besar berinisiatif melakukan perkawinan di luar negeri, atau cara lain antara mereka sebagian besar berinisiatif melakukan perkawinan di luar negeri, atau cara lain yaitu mengadakan

yaitu mengadakan perkawinan menurut perkawinan menurut agama kedua belah agama kedua belah pihak. Selain itu pihak. Selain itu banyak jugabanyak juga  pasangan

 pasangan yang yang melaksanakan melaksanakan akad akad perkawinan perkawinan lintas lintas agama agama di di Kantor Kantor Catatan Catatan Sipil. Sipil. Kantor Kantor  Catatan Sipil mau melaksanakan perkawinan ini berdasarkan kebijakan yang mereka ambil Catatan Sipil mau melaksanakan perkawinan ini berdasarkan kebijakan yang mereka ambil sendiri dengan dasar pemikiran "daripada mereka hidup bersama di luar perkawinan, lebih baik  sendiri dengan dasar pemikiran "daripada mereka hidup bersama di luar perkawinan, lebih baik  Catatan Sipil meresmikannya saja". Namun pihak-pihak yang akan melaksanakan akad harus Catatan Sipil meresmikannya saja". Namun pihak-pihak yang akan melaksanakan akad harus membawa surat dispensasi dari Pegawai Pencatat Nikah atau dari Departemen Agama. membawa surat dispensasi dari Pegawai Pencatat Nikah atau dari Departemen Agama. Cara-cara di atas dilakukan karena Undang-Undang negara kita tidak memperbolehkan pernikahan cara di atas dilakukan karena Undang-Undang negara kita tidak memperbolehkan pernikahan lintas agama. Undang-undang No. 1 tahun 1974 Pasal 2 ayat (1) yang menyatakan bahwa lintas agama. Undang-undang No. 1 tahun 1974 Pasal 2 ayat (1) yang menyatakan bahwa "perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan "perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya itu" dan Bab VI, mengenai larangan kawin, Pasal 40 ayat (c). Pasal itu kepercayaannya itu" dan Bab VI, mengenai larangan kawin, Pasal 40 ayat (c). Pasal itu

(6)

tidak beragama Islam"; serta fatwa Majelis Ulama Indonesia tahun 1980 yang menyatakan tidak beragama Islam"; serta fatwa Majelis Ulama Indonesia tahun 1980 yang menyatakan  bahwa

 bahwa perkawinan perkawinan lintas lintas agama agama tidak tidak absah. absah. Pada Pada dasamya dasamya peraturan-peraturan peraturan-peraturan ini ini dan dan tidak tidak  dapat mencegah atau menjawab realitas yang berkembang di masyarakat , apa lagi dengan dapat mencegah atau menjawab realitas yang berkembang di masyarakat , apa lagi dengan kenya taan pluralitas dan kemajemukan masyarakatan Indonesia, fenomena pernikahan lintas kenya taan pluralitas dan kemajemukan masyarakatan Indonesia, fenomena pernikahan lintas agama semakin banyak ditemukan. Melihat realitas semacam ini larangan pernikahan antara agama semakin banyak ditemukan. Melihat realitas semacam ini larangan pernikahan antara agama sudah tidak relevan lagi.

agama sudah tidak relevan lagi.

2.Perumusan Masalah 2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah perkawinan lintas agama yang telah diuraikan di Berdasarkan latar belakang masalah perkawinan lintas agama yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah yang dapat dikemukakan dalam makalah ini mengambil atas, maka perumusan masalah yang dapat dikemukakan dalam makalah ini mengambil  beberapa

 beberapa sudut sudut pandang pandang perkawinan perkawinan menurut menurut masing-masing masing-masing hukum hukum agama agama yang yang diakui diakui didi indonesia serta tata cara perkawinan dilangsungkan ,yang pasti sangat menarik untuk kita indonesia serta tata cara perkawinan dilangsungkan ,yang pasti sangat menarik untuk kita ketahui bersama adalah sebagai berikut:

ketahui bersama adalah sebagai berikut: a.

a. Perkawinan dari sudut pandang hukum agama islam ?Perkawinan dari sudut pandang hukum agama islam ?  b.

 b. Perkawinan dari sudut pandang hukum agama kristen protestan ?Perkawinan dari sudut pandang hukum agama kristen protestan ? c.

c. Perkawinan dari sudut pandang hukum agama katholik ?Perkawinan dari sudut pandang hukum agama katholik ? d.

d. Perkawinan dari sudut pandang hukum agama hindu ?Perkawinan dari sudut pandang hukum agama hindu ? e.

e. Perkawinan dari sudut pandang hukum agama budha ?Perkawinan dari sudut pandang hukum agama budha ? f.

f. Perkawinan dari sudut pandang hukum agama konghucu ?Perkawinan dari sudut pandang hukum agama konghucu ?

3.Tujuan Penulisan 3.Tujuan Penulisan

Dari kajian yang akan dilakukan dalam makalah ini, penulis bertujuan untuk : Dari kajian yang akan dilakukan dalam makalah ini, penulis bertujuan untuk : a.

a. Mengetahui sudut pandang masing-masing hukum agama di atas dan proses tata caraMengetahui sudut pandang masing-masing hukum agama di atas dan proses tata cara melangsungkan perkawinannya.

melangsungkan perkawinannya.  b.

 b. Mengetahui Mengetahui dan dan memahami memahami berbagai berbagai pengertian-pengertian pengertian-pengertian perkawinan perkawinan dari sudutdari sudut  pandang

 pandang masing-masing masing-masing hukum hukum agama agama di di atas atas serta serta hal-hal hal-hal apa apa saja saja yang yang menjadimenjadi syaratnya.

syaratnya.

4.Metode Penulisan 4.Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yang bersumber pada buku-buku Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yang bersumber pada buku-buku referensi yang berhubungan dengan hukum perkawinan dan situs internet yang langsung referensi yang berhubungan dengan hukum perkawinan dan situs internet yang langsung mengangkat permasalahan-permasalahan tentang perkawinan lintas agama, pengertian , serta mengangkat permasalahan-permasalahan tentang perkawinan lintas agama, pengertian , serta tata cara melangsungkan perkawinannya.

tata cara melangsungkan perkawinannya.

5.Manfaat Penulisan 5.Manfaat Penulisan

Adapun manfaat makalah ini adalah sebagai berikut :Sebagai media untuk menambah Adapun manfaat makalah ini adalah sebagai berikut :Sebagai media untuk menambah wawasan,Bahan referensi aktual,dan Bahan bacaan dan pengetahuan.

(7)

BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN 2.1.Perkawinan Dari Sudut Pandang Hukum Agama Islam 2.1.Perkawinan Dari Sudut Pandang Hukum Agama Islam

A.Pengertian Perkawinan Menurut Agama Islam A.Pengertian Perkawinan Menurut Agama Islam

Perkawinan

Perkawinan merupakan ikatan diantara merupakan ikatan diantara dua insan ydua insan yang mempunyai banyak ang mempunyai banyak perbedaan,perbedaan,  baik

 baik dari segi dari segi fisik, asuhfisik, asuhan an keluarga, keluarga, pergaulan, pergaulan, cara cara berfikir (mental), berfikir (mental), pendidikan pendidikan dan dan lainlain hal. Dalam pandangan Islam, perkawinan merupakan ikatan yang amat suci dimana dua hal. Dalam pandangan Islam, perkawinan merupakan ikatan yang amat suci dimana dua insan yang berlainan jenis dapat hidup bersama dengan direstui agama, kerabat, dan insan yang berlainan jenis dapat hidup bersama dengan direstui agama, kerabat, dan masyarakat. Aqad nikah dalam Islam berlangsung sangat sederhana, terdiri dari dua kalimat masyarakat. Aqad nikah dalam Islam berlangsung sangat sederhana, terdiri dari dua kalimat "ijab dan qabul". Tapi dengan dua kalimat ini telah dapat menaikkan hubungan dua makhluk  "ijab dan qabul". Tapi dengan dua kalimat ini telah dapat menaikkan hubungan dua makhluk  Allah dari bumi yang rendah ke langit yang tinggi. Dengan dua kalimat ini berubahlah Allah dari bumi yang rendah ke langit yang tinggi. Dengan dua kalimat ini berubahlah kekotoran menjadi kesucian, maksiat menjadi ibadah, maupun dosa menjadi amal sholeh. kekotoran menjadi kesucian, maksiat menjadi ibadah, maupun dosa menjadi amal sholeh. Aqad nikah bukan hanya perjanjian antara dua insan. Aqad nikah juga merupakan perjanjian Aqad nikah bukan hanya perjanjian antara dua insan. Aqad nikah juga merupakan perjanjian antara makhluk Allah dengan Al- Khaliq. Ketika dua tangan diulurkan (antara wali nikah antara makhluk Allah dengan Al- Khaliq. Ketika dua tangan diulurkan (antara wali nikah dengan mempelai pria), untuk mengucapkan kalimat baik itu, diatasnya ada tangan Allah dengan mempelai pria), untuk mengucapkan kalimat baik itu, diatasnya ada tangan Allah SWT,"Yadullahi fawqa aydihim".Begitu sakralnya aqad nikah, sehingga Allah menyebutnya SWT,"Yadullahi fawqa aydihim".Begitu sakralnya aqad nikah, sehingga Allah menyebutnya "Mitsaqon gholizho" atau perjanjian Allah yang berat. Juga seperti perjanjian Allah dengan "Mitsaqon gholizho" atau perjanjian Allah yang berat. Juga seperti perjanjian Allah dengan Bani Israil dan juga Perjanjian Allah dengan para Nabi adalah perjanjian yang berat (Q.S Bani Israil dan juga Perjanjian Allah dengan para Nabi adalah perjanjian yang berat (Q.S Al-Ahzab : 7), Allah juga menyebutkan aqad nikah antara dua orang anak manusia sebagai Al-Ahzab : 7), Allah juga menyebutkan aqad nikah antara dua orang anak manusia sebagai "Mitsaqon gholizho". Karena janganlah pasangan suami istri dengan begitu mudahnya "Mitsaqon gholizho". Karena janganlah pasangan suami istri dengan begitu mudahnya mengucapkan kata cerai. Allah SWT menegur suami-suami yang melanggar perjanjian, mengucapkan kata cerai. Allah SWT menegur suami-suami yang melanggar perjanjian,  berbuat

 berbuat dzalim dzalim dan dan merampas merampas hak hak istrinya istrinya dengan dengan firmannya firmannya : : "Bagaimana "Bagaimana kalian kalian akanakan mengambilnya kembali padahal kalian sudah berhubungan satu sama lain sebagai suami mengambilnya kembali padahal kalian sudah berhubungan satu sama lain sebagai suami istri. Dan para istri kalian sudah melakukan dengan kalian perjanjian yang berat "Mitsaqon istri. Dan para istri kalian sudah melakukan dengan kalian perjanjian yang berat "Mitsaqon gholizho"." (Q.S An-Nisaa : 21). Aqad nikah dapat menjadi sunnah, wajib, makruh ataupun gholizho"." (Q.S An-Nisaa : 21). Aqad nikah dapat menjadi sunnah, wajib, makruh ataupun haram, hal ini disebabkan karena :

haram, hal ini disebabkan karena :

1).Sunnah, untuk menikah bila yang bersangkutan : 1).Sunnah, untuk menikah bila yang bersangkutan :

a. Siap dan mampu menjalankan keinginan biologis, a. Siap dan mampu menjalankan keinginan biologis,

 b. Siap dan mampu melaksanakan tanggung jawab berumah tang  b. Siap dan mampu melaksanakan tanggung jawab berumah tang ga.ga.

2).Wajib menikah, apabila yang bersangkutan mempunyai keinginan biologis yang kuat, 2).Wajib menikah, apabila yang bersangkutan mempunyai keinginan biologis yang kuat, untuk menghindarkan dari hal-hal yang diharamkan untuk berbuat maksiat, juga yang untuk menghindarkan dari hal-hal yang diharamkan untuk berbuat maksiat, juga yang  bersangkutan telah mampu

 bersangkutan telah mampu dan siap menjalankan dan siap menjalankan tanggung jawab tanggung jawab dalam rumah tangdalam rumah tangga.ga. Hal ini sesuai dengan firman Allah Q.S An

Hal ini sesuai dengan firman Allah Q.S An-Nur : 33.-Nur : 33.

3).Makruh, apabila yang bersangkutan tidak mempunyai kesanggupan menyalurkan 3).Makruh, apabila yang bersangkutan tidak mempunyai kesanggupan menyalurkan

 biologis, walau

 biologis, walau seseorang seseorang tersebut santersebut sanggup ggup melaksanakan melaksanakan tanggung tanggung jawab jawab nafkah, nafkah, dll.dll. Atau sebaliknya dia mampu menyalurkan biologis, tetapi tidak mampu bertanggung Atau sebaliknya dia mampu menyalurkan biologis, tetapi tidak mampu bertanggung  jawab dalam memenuhi kewajiban dalam berumah tangga.

(8)

4).Haram menikah, apabila dia mempunyai penyakit kelamin yang akan menular kepada 4).Haram menikah, apabila dia mempunyai penyakit kelamin yang akan menular kepada

 pasangannya juga keturunannya.  pasangannya juga keturunannya.

Sebaiknya sebelum menikah memeriksakan kesehatan untuk memastikan dengan benar, Sebaiknya sebelum menikah memeriksakan kesehatan untuk memastikan dengan benar,  bahwa

 bahwa kita kita dalam dalam keadaan keadaan benar-benar benar-benar sehat. sehat. Apabila Apabila yang yang mengidap mengidap penyakit penyakit berbahayaberbahaya meneruskan pernikahannya, dia akan mendapat dosa karena dengan sengaja menularkan meneruskan pernikahannya, dia akan mendapat dosa karena dengan sengaja menularkan  penyakit

 penyakit kepada kepada pasangannya. pasangannya. Bagi Bagi mereka mereka yang yang melaksanakan pmelaksanakan pernikahan ernikahan dalam dalam keadaankeadaan wajib dan sunnah, berarti dia telah melaksanakan perjanjian yang berat. Apabila perjanjian wajib dan sunnah, berarti dia telah melaksanakan perjanjian yang berat. Apabila perjanjian itu dilanggar,

itu dilanggar, Allah akan Allah akan mengutuknya, dan Apabila mengutuknya, dan Apabila perjanjian itu perjanjian itu dilaksanakan dengandilaksanakan dengan tulus, kita akan dimuliakan oleh Allah SWT, dan ditempatkan dalam lingkungan kasih tulus, kita akan dimuliakan oleh Allah SWT, dan ditempatkan dalam lingkungan kasih Allah.Lalu apa yang harus dilakukan keduanya (suami-istri) dalam mengarungi bahtera Allah.Lalu apa yang harus dilakukan keduanya (suami-istri) dalam mengarungi bahtera rumah tangga? Bila suatu pernikahan dilandasi mencari keridhaan Allah SWT dan rumah tangga? Bila suatu pernikahan dilandasi mencari keridhaan Allah SWT dan menjalankan sunnah Rosul, bukan semata-mata karena kecantikan fisik atau memenuhi menjalankan sunnah Rosul, bukan semata-mata karena kecantikan fisik atau memenuhi hasrat hawa nafsunya, maka Allah akan menjamin kehidupan rumah tangga keduanya yang hasrat hawa nafsunya, maka Allah akan menjamin kehidupan rumah tangga keduanya yang harmonis, penuh cinta, dan kasih sayang, seperti firman Allah dalam Q.S Ar-Rum : 21, harmonis, penuh cinta, dan kasih sayang, seperti firman Allah dalam Q.S Ar-Rum : 21, sebagaimana yang sering kita dengar. "Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia sebagaimana yang sering kita dengar. "Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada tentram kepadanya dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir". yang demikian itu benar-benar terdapat terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir". B.Tata Cara Perkawinan Agama Islam

B.Tata Cara Perkawinan Agama Islam

Islam telah memberikan konsep yang jelas tentang tata cara perkawinan Islam telah memberikan konsep yang jelas tentang tata cara perkawinan  berlandaskan

 berlandaskan Al-Al-Qur‟an dan Sunnah yang Shahih (sesuai dengan pemahaman para SalafusQur‟an dan Sunnah yang Shahih (sesuai dengan pemahaman para Salafus Shalih -peny), secara singkat penulis sebutkan dan

Shalih -peny), secara singkat penulis sebutkan dan jelaskan seperlunya :jelaskan seperlunya : 1).

1). Khitbah Khitbah (Peminangan).(Peminangan).

Seorang muslim yang akan menikahi seorang muslimah hendaknya ia meminang Seorang muslim yang akan menikahi seorang muslimah hendaknya ia meminang terlebih dahulu, karena dimungkinkan ia sedang dipinang oleh orang lain, dalam hal ini terlebih dahulu, karena dimungkinkan ia sedang dipinang oleh orang lain, dalam hal ini Islam melarang seorang muslim meminang wanita yang sedang dipinang oleh orang lain Islam melarang seorang muslim meminang wanita yang sedang dipinang oleh orang lain (Muttafaq „

(Muttafaq „alaihi).alaihi). 2). Aqad Nikah.

2). Aqad Nikah.

Dalam aqad nikah ada beberapa syarat dan kewajiban yang harus dipenuhi : Dalam aqad nikah ada beberapa syarat dan kewajiban yang harus dipenuhi : a. Adanya suka sama suka dari kedua calon mempelai.

a. Adanya suka sama suka dari kedua calon mempelai.  b. Adanya Ijab Qabul.

 b. Adanya Ijab Qabul. a) Syarat ijab. a) Syarat ijab.

• Pernikahan nikah hendaklah tepat • Pernikahan nikah hendaklah tepat.. • Tidak boleh menggunakan perka

• Tidak boleh menggunakan perkataan sindiran.taan sindiran. • Diucapkan oleh wali atau wakilnya

• Diucapkan oleh wali atau wakilnya..

• Tidak diikatkan dengan tempoh waktu seperti mutaah. • Tidak diikatkan dengan tempoh waktu seperti mutaah.

• Tidak secara taklik (tiada sebutan prasyarat sewaktu ijab dilafazkan)

• Tidak secara taklik (tiada sebutan prasyarat sewaktu ijab dilafazkan). Contoh. Contoh  bacaan

(9)

nikahkan/kahwinkan engkau dengan Delia binti Munif dengan mas nikahkan/kahwinkan engkau dengan Delia binti Munif dengan mas kahwinnya/bayaran perkahwinannya sebanyak Rp. 300.000 tunai".

kahwinnya/bayaran perkahwinannya sebanyak Rp. 300.000 tunai".  b).Syarat qabul

 b).Syarat qabul

• Ucapan mestilah sesuai dengan ucapan ijab • Ucapan mestilah sesuai dengan ucapan ijab..

• Tiada perkataan sindiran • Tiada perkataan sindiran..

• Dilafazkan oleh calon suami atau

• Dilafazkan oleh calon suami atau wakilnya (atas sebab-sebab tertentu).wakilnya (atas sebab-sebab tertentu).

• Tidak diikatkan dengan tempoh waktu seperti mutaah(seperti nikah kontrak) • Tidak diikatkan dengan tempoh waktu seperti mutaah(seperti nikah kontrak).. • Tidak secara taklik(tiada sebutan prasyarat sewaktu qabul dilafazkan) • Tidak secara taklik(tiada sebutan prasyarat sewaktu qabul dilafazkan).. • Menyebut nama calon isteri

• Menyebut nama calon isteri..

• Tidak diselangi dengan perkataan lai • Tidak diselangi dengan perkataan lain.n.

Contoh sebuatan qabul(akan dilafazkan oleh calon suami):"Aku terima Contoh sebuatan qabul(akan dilafazkan oleh calon suami):"Aku terima nikah/perkahwinanku dengan Delia binti Munifdengan mas kahwinnya/bayaran nikah/perkahwinanku dengan Delia binti Munifdengan mas kahwinnya/bayaran  perkahwinannya sebanyak R

 perkahwinannya sebanyak Rp. 300.000 tunaip. 300.000 tunai" atau " atau "Aku terima Delia binti "Aku terima Delia binti Munif Munif  sebagai isteriku".

sebagai isteriku". c). Adanya Mahar. c). Adanya Mahar.

Mahar (atau diistilahkan dengan mas kawin) adalah hak seorang wanita yang harus Mahar (atau diistilahkan dengan mas kawin) adalah hak seorang wanita yang harus dibayar oleh laki-laki yang akan menikahinya. Mahar merupakan milik seorang dibayar oleh laki-laki yang akan menikahinya. Mahar merupakan milik seorang isteri

isteri dan dan tidak tidak boleh boleh seorang seorang pun pun mengambilnya, mengambilnya, baik baik ayah ayah maupun maupun yangyang lainnya, kecuali dengan keridhaannya.

lainnya, kecuali dengan keridhaannya. Allah Berfirman: “Dan berikanlah mahar Allah Berfirman: “Dan berikanlah mahar  (maskawin)

(maskawin) kepada kepada perempuan perempuan yang yang kamu kamu nikahi nikahi sebagai sebagai pemberian pemberian yangyang  penuh kerelaan

 penuh kerelaan”.”. Jenis mahar : Jenis mahar :

• Mahar misil : mahar yang dinilai berdasarkan mah

• Mahar misil : mahar yang dinilai berdasarkan mahar saudara perempuan yangar saudara perempuan yang telah berkahwin sebelumnya.

telah berkahwin sebelumnya.

• Mahar muthamma : mahar yang dinilai berda

• Mahar muthamma : mahar yang dinilai berdasarkan keadaan, kedudukan, atausarkan keadaan, kedudukan, atau ditentukan oleh perempuan atau walinya.

ditentukan oleh perempuan atau walinya. d).Adanya Wali.

d).Adanya Wali.

Yang dikatakan wali adalah orang yang paling dekat dengan si wanita. Dan orang Yang dikatakan wali adalah orang yang paling dekat dengan si wanita. Dan orang  paling

 paling berhak berhak untuk untuk menikahkan menikahkan wanita wanita merdeka merdeka adalah adalah ayahnya, ayahnya, lalu lalu kakeknya,kakeknya, dan seterusnya ke atas. Boleh juga anaknya dan cucunya, kemudian saudara seayah dan seterusnya ke atas. Boleh juga anaknya dan cucunya, kemudian saudara seayah seibu, kemudian

seibu, kemudian saudara seayah, saudara seayah, kemudian paman. kemudian paman. Ibnu Ibnu Baththal rahimahullaahBaththal rahimahullaah  berkata,

 berkata, “Mereka (para ulama) ikhtilaf ten“Mereka (para ulama) ikhtilaf tentang wali. Jumhur ulama di antaranyatang wali. Jumhur ulama di antaranya adalah Imam Malik, ats-Tsauri, al-Laits, Imam

asy-adalah Imam Malik, ats-Tsauri, al-Laits, Imam asy-Syafi‟i, dan selainnya berkata,Syafi‟i, dan selainnya berkata, “Wali dalam pernikahan adalah „ashabah (dari pihak bapak), sedangkan paman dari “Wali dalam pernikahan adalah „ashabah (dari pihak bapak), sedangkan paman dari saudara ibu, ayahnya ibu, dan saudara-saudara dari pihak ibu tidak memiliki hak  saudara ibu, ayahnya ibu, dan saudara-saudara dari pihak ibu tidak memiliki hak  wali.”

(10)

Syarat wali : Syarat wali :

• Islam, bukan kafir dan murtad • Islam, bukan kafir dan murtad.. • Lelaki dan bukannya perempuan • Lelaki dan bukannya perempuan.. • Baligh

• Baligh

• Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan • Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan.. • Bukan dalam ihram haji atau

• Bukan dalam ihram haji atau umrahumrah.. • Tidak fasik 

• Tidak fasik ..

• Tidak cacat akal fikiran,

• Tidak cacat akal fikiran, terlalu tua dan sebagainya.terlalu tua dan sebagainya. • Merdeka

• Merdeka..

• Tidak ditahan kuasanya daripada membelanjakan hartanya • Tidak ditahan kuasanya daripada membelanjakan hartanya Jenis-jenis wali :

Jenis-jenis wali :

• Wali mujbir: Wali dari bapa sendiri atau datuk 

• Wali mujbir: Wali dari bapa sendiri atau datuk  sebelah bapa (bapa kepadasebelah bapa (bapa kepada  bapa)mempunyai kuasa mewalikan

 bapa)mempunyai kuasa mewalikan perkahwinan anak perkahwinan anak perempuannya atau perempuannya atau cucucucu  perempuannya d

 perempuannya dengan pengan persetujuannya atau ersetujuannya atau tidak(sebaiknya perlu tidak(sebaiknya perlu mendapatkanmendapatkan kerelaan calon isteri yang hendak dikahwinkan).

kerelaan calon isteri yang hendak dikahwinkan).

• Wali aqrab: Wali terdekat mengikut susunan yang layak dan berhak menjadi • Wali aqrab: Wali terdekat mengikut susunan yang layak dan berhak menjadi

wali. wali.

• Wali ab‟ad: Wali yang jauh sedikit mengik 

• Wali ab‟ad: Wali yang jauh sedikit mengik ut susunan yang layak menjadi wali,ut susunan yang layak menjadi wali,  jika

 jika ketiadaan wali aqrab berkenaan. Wali ab‟ad ini akan berpindah kepadaketiadaan wali aqrab berkenaan. Wali ab‟ad ini akan berpindah kepada wali ab‟ad lain seterusnya mengikut susuna tersebut jika tiada yang terdekat wali ab‟ad lain seterusnya mengikut susuna tersebut jika tiada yang terdekat lagi.

lagi.

• Wali raja/hakim: Wali yang diberi kuasa atau di

• Wali raja/hakim: Wali yang diberi kuasa atau ditauliahkan oleh pemerintah atautauliahkan oleh pemerintah atau  pihak

 pihak berkuasa berkuasa negeri negeri kepada kepada orang orang yang yang telah telah dilantik dilantik menjalankan menjalankan tugas tugas iniini dengan sebab-sebab tertentu.

dengan sebab-sebab tertentu. e).Adanya Saksi-saksi.

e).Adanya Saksi-saksi. Syarat-syarat saksi : Syarat-syarat saksi : • Sekurang

• Sekurang-kurangya dua orang.-kurangya dua orang. • Islam • Islam.. • Berakal • Berakal.. • Baligh • Baligh.. • Lelaki • Lelaki..

•• Memahami kandungan lafaz ijab dan qabul.Memahami kandungan lafaz ijab dan qabul. • Boleh mendengar, melihat dan bercakap • Boleh mendengar, melihat dan bercakap.. • Adil (Tidak melakukan dosa

• Adil (Tidak melakukan dosa-dosa besar dan tidak berterusan melakukan dosa-dosa-dosa besar dan tidak berterusan melakukan dosa-dosa kecil). kecil). • Merdeka • Merdeka.. 3. Walimah 3. Walimah Walimatul „urus

Walimatul „urus hukumnya wajib dan diusahakan sesederhana mungkin dan dalamhukumnya wajib dan diusahakan sesederhana mungkin dan dalam walimah hendaknya diundang

(11)

sallam bersabda tentang mengundang orang-orang kaya saja berarti makanan itu sallam bersabda tentang mengundang orang-orang kaya saja berarti makanan itu sejelek-jelek makanan.

jelek makanan. Sabda Nabi shallallahu „alaihi wa sallam.Sabda Nabi shallallahu „alaihi wa sallam.

“Artiny

“Artinya : Makanan paling buruk adalah makanan dalam walimah yang hanyaa : Makanan paling buruk adalah makanan dalam walimah yang hanya mengundang orang-orang kaya saja untuk makan, sedangkan orang-orang miskin tidak  mengundang orang-orang kaya saja untuk makan, sedangkan orang-orang miskin tidak  diundang. Barangsiapa yang tidak menghadiri undangan walimah, maka ia durhaka diundang. Barangsiapa yang tidak menghadiri undangan walimah, maka ia durhaka kepada Allah dan

Rasul-kepada Allah dan Rasul- Nya” . Nya” .

Sebab Haram Nikah Sebab Haram Nikah

•• Perempuan yang diharamkan menikah dengan lelaki disebabkan keturunannya (haramPerempuan yang diharamkan menikah dengan lelaki disebabkan keturunannya (haram selamanya) dan ia dijelaskan dalam

Al-selamanya) dan ia dijelaskan dalam Al-Qur‟an: “Diharamkan kepada kamuQur‟an: “Diharamkan kepada kamu

mengahwini ibu kamu, anak kamu, adik-beradik kamu, emak saudara sebelah bapa, mengahwini ibu kamu, anak kamu, adik-beradik kamu, emak saudara sebelah bapa, emak saudara sebelah ibu, anak saudara perempuan bagi adik-beradik lelaki, dan anak  emak saudara sebelah ibu, anak saudara perempuan bagi adik-beradik lelaki, dan anak  saudara perempuan bagi adik-beradik perempuan

saudara perempuan bagi adik-beradik perempuan”.”.

•• Perempuan yang diharamkan menikah dengan lelaki disebabkan oleh susuan.Perempuan yang diharamkan menikah dengan lelaki disebabkan oleh susuan. •• Anak saudara perempuan kepada isteri dan keturunannya.Anak saudara perempuan kepada isteri dan keturunannya.

2.2. Perkawinan Dari Sudut Pandang Agama Kristen Protestan 2.2. Perkawinan Dari Sudut Pandang Agama Kristen Protestan

A.

A. Pengertian Perkawinan Menurut Agama KpPengertian Perkawinan Menurut Agama Kp

Perkawinan kristen adalah suatu perkawinan yang dilakukan oleh seorang pria dan wanita Perkawinan kristen adalah suatu perkawinan yang dilakukan oleh seorang pria dan wanita yang mempunyai eksistensial yaitu dipandang sebagai peristiwa yang sakral dari keberadaan yang mempunyai eksistensial yaitu dipandang sebagai peristiwa yang sakral dari keberadaan manusia di muka bumi.

manusia di muka bumi.Dalam kitab Maleakhi 2:16, Allah berkata dengan tegas: “AkuDalam kitab Maleakhi 2:16, Allah berkata dengan tegas: “Aku membenci perceraian ... maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!” Hal ini kembali membenci perceraian ... maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!” Hal ini kembali diajarkan oleh Tuhan Yesus dalam Injil (Ma

diajarkan oleh Tuhan Yesus dalam Injil (Markus 10, Matius 19): “Apa yang telahrkus 10, Matius 19): “Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh d

dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”iceraikan manusia.” Ketika Yesus datang ke dalam dunia,Ketika Yesus datang ke dalam dunia, Ia bukannya meniadakan hukum Taurat / hukum Musa, namun Ia menggenapinya. Dalam Ia bukannya meniadakan hukum Taurat / hukum Musa, namun Ia menggenapinya. Dalam Alkitab Yesus digambarkan sebagai mempelai pria dan gerejaNya sebagai mempelai wanita. Alkitab Yesus digambarkan sebagai mempelai pria dan gerejaNya sebagai mempelai wanita. Ketika Yesus datang ke dalam dunia, dengan kasih yang berkorban Ia datang untuk mati Ketika Yesus datang ke dalam dunia, dengan kasih yang berkorban Ia datang untuk mati  bagi

 bagi mempelai mempelai wanitaNya wanitaNya yang yang telah telah menghianati menghianati dan dan meninggalkan meninggalkan Dia. Dia. Pola Pola iniini sebenarnya telah muncul sejak dari Perjanjian Lama. Allah tidak pernah menyerah sebenarnya telah muncul sejak dari Perjanjian Lama. Allah tidak pernah menyerah memanggil kembali umatNya, mempelaiNya yang telah melacurkan diri kepada ilah lain memanggil kembali umatNya, mempelaiNya yang telah melacurkan diri kepada ilah lain (lihat secara khusus kitab Hosea). Dalam PB, hal ini didemonstrasikan dengan konkrit oleh (lihat secara khusus kitab Hosea). Dalam PB, hal ini didemonstrasikan dengan konkrit oleh Kristus yang mati diatas salib bagi mempelaiNya. Itu sebabnya kita harus mengerti Kristus yang mati diatas salib bagi mempelaiNya. Itu sebabnya kita harus mengerti  pernikahan

 pernikahan Kristen Kristen sebagai sebagai simbol simbol dari dari kasih kasih Kristus Kristus yang yang rela rela berkorban berkorban bagi bagi gerejaNya.gerejaNya. Saat sepasang suami-istri Kristen menikah, mereka sedang membuat sebuah statement Saat sepasang suami-istri Kristen menikah, mereka sedang membuat sebuah statement kepada dunia: “Inilah kasih perjanjian Allah yang Ia nyataka

kepada dunia: “Inilah kasih perjanjian Allah yang Ia nyatakan pada gerejaNya, kasih yangn pada gerejaNya, kasih yang tak akan dapat dipatahkan.” Setiap suami

tak akan dapat dipatahkan.” Setiap suami-istri Kristen tak ubahnya seperti sebuah papan-istri Kristen tak ubahnya seperti sebuah papan reklame hidup yang diarak keliling kota mempromosikan kasih perjanjian Allah yang tak  reklame hidup yang diarak keliling kota mempromosikan kasih perjanjian Allah yang tak   berkesudahan

 berkesudahan terhadap terhadap umatNya. umatNya. Itu Itu sebab sebab pernikahan pernikahan Kristen Kristen bukan bukan hanya hanya tentang tentang cintacinta romantis antara suami-istri. Jatuh cinta memang penting di masa pacaran, dan komitmen romantis antara suami-istri. Jatuh cinta memang penting di masa pacaran, dan komitmen untuk terus mencintai memang krusial saat perasaan jatuh cinta itu sudah tidak ada lagi untuk terus mencintai memang krusial saat perasaan jatuh cinta itu sudah tidak ada lagi dalam masa pernikahan. Tetapi pernikahan Kristen lebih dari semua itu. Pernikahan Kristen dalam masa pernikahan. Tetapi pernikahan Kristen lebih dari semua itu. Pernikahan Kristen

(12)

dihadapan Allah. Karena komitmen tersebut menunjuk kepada perjanjian cinta Allah kepada dihadapan Allah. Karena komitmen tersebut menunjuk kepada perjanjian cinta Allah kepada gerejaNya.

gerejaNya.

Alkitab secara bulat menyatakan bahwa hanya kematian yang dapat memisahkan Alkitab secara bulat menyatakan bahwa hanya kematian yang dapat memisahkan  perjanjian k

 perjanjian kasih asih suami-istri. suami-istri. Itu sebab Itu sebab dalam dalam janji janji pernikahan pernikahan yang yang tradisional, tradisional, ada ada kalimatkalimat “till death do us part” atau “as long as we both shall live.” Bahwa kematian suami atau istri “till death do us part” atau “as long as we both shall live.” Bahwa kematian suami atau istri mengakhiri janji pernikahan di dunia ini ditegaskan oleh Alkitab karena dalam tubuh mengakhiri janji pernikahan di dunia ini ditegaskan oleh Alkitab karena dalam tubuh kebangkitan di surga

kebangkitan di surga nanti, tidak ada lagi pernanti, tidak ada lagi pernikahan (Mat 22:30). nikahan (Mat 22:30). Dari beberapa prinsip Dari beberapa prinsip iniini kita dapat menarik beberapa hal yang sering menimbulkan kebingungan diantara orang kita dapat menarik beberapa hal yang sering menimbulkan kebingungan diantara orang Kristen:

Kristen:

1. Kalau seorang suami atau istri meninggal dunia, bolehkah pasangannya menikah lagi? 1. Kalau seorang suami atau istri meninggal dunia, bolehkah pasangannya menikah lagi? Boleh. Karena kematian mengakhiri perjanjian nikah tersebut, dan Paulus menulis Boleh. Karena kematian mengakhiri perjanjian nikah tersebut, dan Paulus menulis tentang para janda bahwa “lebih baik kawin dari pada hangus karena hawa nafsu” (1 tentang para janda bahwa “lebih baik kawin dari pada hangus karena hawa nafsu” (1 Kor 7:9).

Kor 7:9).

2. Kalau suami atau istri bukan orang percaya, dan dia minta cerai, bagaimana? Paulus 2. Kalau suami atau istri bukan orang percaya, dan dia minta cerai, bagaimana? Paulus mengatur dalam 1 Kor 7:15 bahwa jika keinginan cerai itu muncul dari orang yang mengatur dalam 1 Kor 7:15 bahwa jika keinginan cerai itu muncul dari orang yang tidak beriman, maka tidak ada jalan lain. Namun keingingan cerai tersebut tidak boleh tidak beriman, maka tidak ada jalan lain. Namun keingingan cerai tersebut tidak boleh muncul dari orang yang percaya/beriman, karena bukan tidak mungkin Allah muncul dari orang yang percaya/beriman, karena bukan tidak mungkin Allah menyelamatkan jiwa suami/istri yang tidak percaya tsb melalui hidup suami/istrinya menyelamatkan jiwa suami/istri yang tidak percaya tsb melalui hidup suami/istrinya yang percaya.

yang percaya.

3.Setelah diceraikan oleh suami/istri yang tidak percaya tersebut, dan ia masih hidup, 3.Setelah diceraikan oleh suami/istri yang tidak percaya tersebut, dan ia masih hidup,

 bolehkah

 bolehkah orang orang yang yang percaya percaya tesebut tesebut menikah menikah lagi? lagi? Paulus Paulus mengajarkan mengajarkan bahwabahwa menikah lagi dalam konteks ini adalah sebuah perzinahan di mata Allah (Lukas 16:18; menikah lagi dalam konteks ini adalah sebuah perzinahan di mata Allah (Lukas 16:18; 1 Kor 7:10.

(13)

B. Tata Cara Peneguhan Dan Pemberkatan Nikah Gerejawi B. Tata Cara Peneguhan Dan Pemberkatan Nikah Gerejawi

Pernikahan gerejawi ialah peneguhan dan pemberkatan secara gerejawi bagi seorang Pernikahan gerejawi ialah peneguhan dan pemberkatan secara gerejawi bagi seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk menjadi pasangan suami-istri dalam ikatan perjanjian laki dan seorang perempuan untuk menjadi pasangan suami-istri dalam ikatan perjanjian seumur hidup yang bersifat monogamis dan yang tidak dapat dipisahkan, berdasarkan kasih seumur hidup yang bersifat monogamis dan yang tidak dapat dipisahkan, berdasarkan kasih dan kesetiaan mereka di hadapan Allah dan jemaatNya (Tata Laksana GKI, Bab X dan kesetiaan mereka di hadapan Allah dan jemaatNya (Tata Laksana GKI, Bab X Pernikahan gerejawi, pasal 28). Untuk mewujudkan hal tersebut maka nikah gerejawi Pernikahan gerejawi, pasal 28). Untuk mewujudkan hal tersebut maka nikah gerejawi dilaksanakan dalam suatu kebaktian. Gereja tidak mensahkan sebuah pernikahan melainkan dilaksanakan dalam suatu kebaktian. Gereja tidak mensahkan sebuah pernikahan melainkan meneguhkan dan memberkati pernikahan. Pernikahan dinyatakan sah apabila telah sah meneguhkan dan memberkati pernikahan. Pernikahan dinyatakan sah apabila telah sah menurut hukum negara dan dicatatkan di Kantor Catatan Sipil. Anggota jemaat GKI yang menurut hukum negara dan dicatatkan di Kantor Catatan Sipil. Anggota jemaat GKI yang telah mengaku percaya dan dibaptiskan dapat diberkati dan diteguhkan pernikahannya telah mengaku percaya dan dibaptiskan dapat diberkati dan diteguhkan pernikahannya dalam kebaktian jemaat dengan ketentuan sebagai berikut:

dalam kebaktian jemaat dengan ketentuan sebagai berikut:

 Mengajukan permohonan kepada Majelis Jemaat dengan mengisi formulir yang telahMengajukan permohonan kepada Majelis Jemaat dengan mengisi formulir yang telah

ditetapkan oleh Majelis Sinode, paling lambat 3 bulan sebelum pelaksanaan kebaktian ditetapkan oleh Majelis Sinode, paling lambat 3 bulan sebelum pelaksanaan kebaktian  peneguhan dan pemberkatan nikah.

 peneguhan dan pemberkatan nikah.

 Kedua calon mempelai telah atau sedang mengikuti Katekisasi Pernikahan/Bina Pra-Kedua calon mempelai telah atau sedang mengikuti Katekisasi Pernikahan/Bina

Pra-nikah (yang dilakukan oleh jemaat setempat atau yang dilakukan bersama jemaat dalam nikah (yang dilakukan oleh jemaat setempat atau yang dilakukan bersama jemaat dalam lingkup Klasis) dan percakapan penggembalaan dengan Majelis Jemaat.

lingkup Klasis) dan percakapan penggembalaan dengan Majelis Jemaat.

 Seorang anggota jemaat yang akan menikah dengan seorang yang bukan kisten,Seorang anggota jemaat yang akan menikah dengan seorang yang bukan kisten,

 pernikahannya

 pernikahannya dapat dapat diteguhkan diteguhkan dan dan diberkati. diberkati. Untuk Untuk hal hal ini, ini, pihak pihak yang yang bukan bukan kristenkristen harus menyatakan kesediaannya di hadapan Majelis Jemaat dengan mengisi formulir  harus menyatakan kesediaannya di hadapan Majelis Jemaat dengan mengisi formulir  yang ditetapkan oleh Majelis Sinode sebagai berikut:

yang ditetapkan oleh Majelis Sinode sebagai berikut: 1)

1) Setuju bahwa pernikahannya akan diteguhkan dan diberkati secara kristen.Setuju bahwa pernikahannya akan diteguhkan dan diberkati secara kristen. 2)

2) Setuju tidak akan menghalangi pihak yang kristen untuk tetap menjalankan hidupSetuju tidak akan menghalangi pihak yang kristen untuk tetap menjalankan hidup di dalam iman kristen.

di dalam iman kristen. 3)

3) Setuju tidak akan menghalangi anak-anak mereka untuk dibaptiskan dan dididik Setuju tidak akan menghalangi anak-anak mereka untuk dibaptiskan dan dididik  dalam iman kristen.

dalam iman kristen. 4)

4) Sedangkan pihak yang kristen menyatakan kesediaannya di hadapan MajelisSedangkan pihak yang kristen menyatakan kesediaannya di hadapan Majelis Jemaat dengan mengisi formulir yang telah ditetapkan Majelis Sinode sebagai Jemaat dengan mengisi formulir yang telah ditetapkan Majelis Sinode sebagai  berikut:

 berikut: 5)

5) Berjanji akan tetap menjalankan kehidupan di dalam iman kristen.Berjanji akan tetap menjalankan kehidupan di dalam iman kristen. 6)

6) Berjanji akan menyerahkan anak-anak mereka untuk dibaptiskan dan dididik Berjanji akan menyerahkan anak-anak mereka untuk dibaptiskan dan dididik  dalam iman kristen.

(14)

PANDUAN PERCAKAPAN DENGAN KEDUA CALON MEMPELAI PANDUAN PERCAKAPAN DENGAN KEDUA CALON MEMPELAI Percakapan

Percakapan Calon MCalon Mempelai Deempelai Dengan Penatua.ngan Penatua.

Percakapan calon mempelai dengan penatua pada dasarnya adalah sebuah percakapan Percakapan calon mempelai dengan penatua pada dasarnya adalah sebuah percakapan  pastoral. Percakapan Pastoral ini berisikan:

 pastoral. Percakapan Pastoral ini berisikan:

 Kelengkapan surat-surat dan formulir yang diperlukan yang sesuai dengan ketentuanKelengkapan surat-surat dan formulir yang diperlukan yang sesuai dengan ketentuan

 pengajuan

 pengajuan permohonan permohonan pernikahan pernikahan gerejawi gerejawi yang yang diatur diatur oleh oleh Sinode Sinode GKI GKI dan dan GKIGKI kebonjati 100 Bandung. Apabila persyaratan yang diperlukan belum terpenuhi maka kebonjati 100 Bandung. Apabila persyaratan yang diperlukan belum terpenuhi maka  prosesnya dapat ditunda.

 prosesnya dapat ditunda.

 Pengecekan tanggal pelaksanaaan peneguhan dan pemberkatan pernikahan. SehinggaPengecekan tanggal pelaksanaaan peneguhan dan pemberkatan pernikahan. Sehingga

tidak terjadi tumpang tindih pelaksanaan peneguhan dan pemberkatan tersebut dengan tidak terjadi tumpang tindih pelaksanaan peneguhan dan pemberkatan tersebut dengan  pasangan lainnya.

 pasangan lainnya.

 Memberitahukan kepada calon mempelai Pendeta yang akan melayani peneguhan danMemberitahukan kepada calon mempelai Pendeta yang akan melayani peneguhan dan

 pemberkatan nikah mereka.  pemberkatan nikah mereka.

Percakapan calon Mempelai Dengan Pendeta. Percakapan calon Mempelai Dengan Pendeta.

Percakapan Pastoral dengan Pendeta merupakana kelanjutan percakapan yang telah Percakapan Pastoral dengan Pendeta merupakana kelanjutan percakapan yang telah dilakukan sebelumnya oleh Penatua. Garis besar percakapan itu meliputi:

dilakukan sebelumnya oleh Penatua. Garis besar percakapan itu meliputi:

 Penghayatan dan pemahaman dasar-dasar pernikahan kristen yang diyakini oleh GKI.Penghayatan dan pemahaman dasar-dasar pernikahan kristen yang diyakini oleh GKI. 

 Dasar dan motivasi pengajuan permohonan pelayanan pernikahan gerejawi.Dasar dan motivasi pengajuan permohonan pelayanan pernikahan gerejawi. 

 Pengenalan dan penerimaan calon pasangan hidupnya dengan segala kekurangan danPengenalan dan penerimaan calon pasangan hidupnya dengan segala kekurangan dan

kelebihannya. kelebihannya.

 Hak dan tanggungjawab sebagai keluarga Kristen.Hak dan tanggungjawab sebagai keluarga Kristen. 

 Kesediaan untuk ditegur dan dinasehati apabila kehidupannya bertentangan denganKesediaan untuk ditegur dan dinasehati apabila kehidupannya bertentangan dengan

Firman Allah. Firman Allah.

(15)

2.3.Perkawinan Dari Sudut Pandang Agama Katholik  2.3.Perkawinan Dari Sudut Pandang Agama Katholik 

A.Pengertian Perkawinan Menurut Agama Katholik  A.Pengertian Perkawinan Menurut Agama Katholik 

Arti perkawinan menurut KHK 1983 adalah perjanjian (foedus) antara seorang laki-laki Arti perkawinan menurut KHK 1983 adalah perjanjian (foedus) antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk membentuk kebersamaan hidup. Latar belakang definisi ini dan seorang perempuan untuk membentuk kebersamaan hidup. Latar belakang definisi ini adalah dokumen Konsili Vatikan II, Gaudium et Spes 48). GS dan KHK tidak lagi adalah dokumen Konsili Vatikan II, Gaudium et Spes 48). GS dan KHK tidak lagi mengartikan perkawinan sebagai kontrak. Perkawinan mempunyai tiga tujuan yaitu: mengartikan perkawinan sebagai kontrak. Perkawinan mempunyai tiga tujuan yaitu: kesejahteraan suami-isteri, kelahiran anak, dan pendidikan anak. Tujuan utama ini bukan kesejahteraan suami-isteri, kelahiran anak, dan pendidikan anak. Tujuan utama ini bukan lagi pada prokreasi atau kelahiran anak. Hal ini berpengaruh pada kemungkinan usaha lagi pada prokreasi atau kelahiran anak. Hal ini berpengaruh pada kemungkinan usaha  pembatasan

 pembatasan kelahiran kelahiran anak anak (KB). (KB). Perkawinan Perkawinan Katolik Katolik itu itu pada pada dasarnya dasarnya berciri berciri satu satu untuk untuk  selamanya dan tak terceraikan. Kita menyebutnya sifat Monogam dan Indissolubile. selamanya dan tak terceraikan. Kita menyebutnya sifat Monogam dan Indissolubile. Monogam berarti satu laki-laki dengan satu perempuan, sedang indissolubile berarti, setelah Monogam berarti satu laki-laki dengan satu perempuan, sedang indissolubile berarti, setelah terjadi perkawinan antara orang-orang yang dibaptis (ratum)secara sah dan disempurnakan terjadi perkawinan antara orang-orang yang dibaptis (ratum)secara sah dan disempurnakan dengan persetubuhan, maka perkawinan menjadi tak terceraikan, kecuali oleh kematian. Ini dengan persetubuhan, maka perkawinan menjadi tak terceraikan, kecuali oleh kematian. Ini dapat kita temukan dalam Hukum Gereja tahun 1983 (kan. 1141). Yang dimaksud dengan dapat kita temukan dalam Hukum Gereja tahun 1983 (kan. 1141). Yang dimaksud dengan  perkawinan Katolik adalah perkawinan

 perkawinan Katolik adalah perkawinan yang mengikuti tatacara Gereja yang mengikuti tatacara Gereja Katolik. PerkawinanKatolik. Perkawinan semacam ini pada umumnya diadakan antara mereka yang dibaptis dalam Gereja Katolik  semacam ini pada umumnya diadakan antara mereka yang dibaptis dalam Gereja Katolik  (keduanya Katolik), tetapi dapat terjadi perkawinan itu terjadi antara mereka yang salah (keduanya Katolik), tetapi dapat terjadi perkawinan itu terjadi antara mereka yang salah satunya dibaptis di Gereja lain non-Katolik. Perkawinan antara orang-orang yang dibaptis satunya dibaptis di Gereja lain non-Katolik. Perkawinan antara orang-orang yang dibaptis disebut ratum (kan. 1061) sedangkan perkawinan antara orang yang salah satunya tidak  disebut ratum (kan. 1061) sedangkan perkawinan antara orang yang salah satunya tidak  Katolik disebut perkawinan non ratum. Perkawinan ratum, setelah disempurnakan dengan Katolik disebut perkawinan non ratum. Perkawinan ratum, setelah disempurnakan dengan  persetubuhan (consummatum) menjadi

 persetubuhan (consummatum) menjadi perkawinan yang perkawinan yang ratum et consumratum et consummatum yang tidak matum yang tidak  dapat diputuskan atau dibatalkan oleh kuasa manapun, kecuali kematian (kan. 1141). dapat diputuskan atau dibatalkan oleh kuasa manapun, kecuali kematian (kan. 1141). Perkawinan yang ratum et non consummatum dapat diputuskan oleh Tahta suci oleh Perkawinan yang ratum et non consummatum dapat diputuskan oleh Tahta suci oleh  permintaan

 permintaan salah salah satu satu pasangan pasangan (kan. (kan. 1142). 1142). Kesepakatan Kesepakatan nikah nikah atau atau perjanjian perjanjian (foedus)(foedus) yang dibuat oleh kedua pihak yang menikah adalah satu-satunya unsur penentu yang yang dibuat oleh kedua pihak yang menikah adalah satu-satunya unsur penentu yang “membuat “perkawinan it

“membuat “perkawinan itu sendiri. Kesepakatan ini harus muncul dari pasangan suami-u sendiri. Kesepakatan ini harus muncul dari pasangan suami-isteri itu sendri, bukan dari orang lain. Kesepakatan ini mengandaikan kebebasan dari isteri itu sendri, bukan dari orang lain. Kesepakatan ini mengandaikan kebebasan dari masing-masing pihak untuk meneguhkan perkawinannya. Ini berarti masing-masing pihak  masing-masing pihak untuk meneguhkan perkawinannya. Ini berarti masing-masing pihak  harus 1bebas dari paksaan pihak luar, 2tidak terhalang untuk menikah, dan 3mampu secara harus 1bebas dari paksaan pihak luar, 2tidak terhalang untuk menikah, dan 3mampu secara hukum. Kesepakatan ini harus dinyatakan secara publik dan sah menurut norma hukum. hukum. Kesepakatan ini harus dinyatakan secara publik dan sah menurut norma hukum. Gereja melarang adanya pernikahan bersyarat. Setiap pernikahan bersyarat selalu Gereja melarang adanya pernikahan bersyarat. Setiap pernikahan bersyarat selalu menggagalkan perkawinan. Gereja mengikuti teori dari Paus Alexander III (1159-1182) menggagalkan perkawinan. Gereja mengikuti teori dari Paus Alexander III (1159-1182)  bahwa

 bahwa perkawinan perkawinan sakramen sakramen mulai mulai ada ada atau atau bereksistensi bereksistensi sejak sejak terjadinya terjadinya kesepakatankesepakatan nikah . Namun perkawinan sakramen itu baru tak terceraikan mutlak setelah disempurnakan nikah . Namun perkawinan sakramen itu baru tak terceraikan mutlak setelah disempurnakan dengan persetubuhan, karena setelah itu menghadirkan secara sempurna dan utuh kesatuan dengan persetubuhan, karena setelah itu menghadirkan secara sempurna dan utuh kesatuan kasih antara Kristus dan Gereja-Nya. Objek kesepakatan nikah adalah kebersamaan seluruh kasih antara Kristus dan Gereja-Nya. Objek kesepakatan nikah adalah kebersamaan seluruh hidup (consortium totius vitae yang terarah pada 3 tujuan perkawinan di atas. Setiap hidup (consortium totius vitae yang terarah pada 3 tujuan perkawinan di atas. Setiap  perkawinan

 perkawinan orang orang Katolik, Katolik, meski meski hanya hanya satu satu yang yang Katolik, Katolik, diatur diatur oleh oleh ketiga ketiga hukum hukum ini,ini, yaitu 1. hukum ilahi, 2. hukum kanonik, dan 3. hukum sipil sejauh menyangkut yaitu 1. hukum ilahi, 2. hukum kanonik, dan 3. hukum sipil sejauh menyangkut

(16)

akibat- pewahyuan,

 pewahyuan, atas atas dasar dasar akal akal sehat sehat manusia manusia sebagai sebagai berasal berasal dari dari Allah Allah sendiri. sendiri. Contohnya,Contohnya, sifat monogam, indissolubile, kesepakatan nikah sebagai pembuat perkawinan, dan sifat monogam, indissolubile, kesepakatan nikah sebagai pembuat perkawinan, dan halangan-halangan nikah. Hukum ini mengikat semua orang, tanpa kecuali (termasuk halangan-halangan nikah. Hukum ini mengikat semua orang, tanpa kecuali (termasuk non-katolik). Hukum kanonik atau hukum Gereja adalah norma yang tertulis yang disusun dan katolik). Hukum kanonik atau hukum Gereja adalah norma yang tertulis yang disusun dan disahkan oleh Gereja, bersifat Gerejawi dan dengan demikian hanya mengikat orang-orang disahkan oleh Gereja, bersifat Gerejawi dan dengan demikian hanya mengikat orang-orang yang dibaptis Katolik saja (kan. 11). Sedangkan hukum sipil adalah hukum yang yang dibaptis Katolik saja (kan. 11). Sedangkan hukum sipil adalah hukum yang  berhubungan

 berhubungan dengan dengan efek efek sipil sipil yang yang berlaku berlaku di di daerah daerah ybs, ybs, misalnya misalnya di di Indonesia Indonesia ini, ini, adaada hal-hal yang ditetapkan oleh pemerintah, seperti usia calon, pencatatan sipil, dsb.

hal-hal yang ditetapkan oleh pemerintah, seperti usia calon, pencatatan sipil, dsb. B.Tata Cara Perkawinan Menurut Agama Katholik 

B.Tata Cara Perkawinan Menurut Agama Katholik 

Karena perkawinan menyangkut kedua belah pihak bersama-sama, maka orang Karena perkawinan menyangkut kedua belah pihak bersama-sama, maka orang non-Katolik yang menikah dengan orang non-Katolik selalu terikat juga oleh hukum Gereja. Gereja Katolik yang menikah dengan orang Katolik selalu terikat juga oleh hukum Gereja. Gereja mempunyai kuasa untuk mengatur perkawinan warganya, meski hanya salah satu dari mempunyai kuasa untuk mengatur perkawinan warganya, meski hanya salah satu dari  pasangan yang

 pasangan yang beriman Katolik. beriman Katolik. Artinya, perkawinan Artinya, perkawinan mereka baru mereka baru sah kalau sah kalau dilangsungkandilangsungkan sesuai dengan norma-norma hukum kanonik (dan tentu ilahi). Karena bersifat Gerejani, sesuai dengan norma-norma hukum kanonik (dan tentu ilahi). Karena bersifat Gerejani, maka negara tidak mempunyai hak apapun untuk menyatakan sah/tidaknya perkawinan maka negara tidak mempunyai hak apapun untuk menyatakan sah/tidaknya perkawinan Katolik maupun perkara di antara pasangan yang menikah. Kantor Catatan Sipil di Katolik maupun perkara di antara pasangan yang menikah. Kantor Catatan Sipil di Indonesia mempunyai tugas hanya mencatat perkawinan yang telah diresmikan agama, dan Indonesia mempunyai tugas hanya mencatat perkawinan yang telah diresmikan agama, dan tidak bertugas melaksanakan perkawinan, dalam arti mengesahkan suatu perkawinan. tidak bertugas melaksanakan perkawinan, dalam arti mengesahkan suatu perkawinan. Penyelidikan sebelum perkawinan, dalam prakteknya disebut sebagai penyelidikan kanonik. Penyelidikan sebelum perkawinan, dalam prakteknya disebut sebagai penyelidikan kanonik. Penyelidikan ini dimaksud agar imam atau gembala umat mempunyai kepastian moral Penyelidikan ini dimaksud agar imam atau gembala umat mempunyai kepastian moral  bahwa

 bahwa perkawinan perkawinan yang yang akan akan dilaksanakan dilaksanakan nanti nanti sah sah (valid) (valid) dan dan layak layak (licit) (licit) karena karena yakinyakin  bahwa

 bahwa tidak tidak ada ada halangan halangan yang yang bisa bisa membatalkan membatalkan dan dan tidak tidak ada ada larangan larangan yang yang membuatmembuat  perkawinan

 perkawinan tidak tidak layak. layak. Kepastian Kepastian ini ini harus harus dimiliki dimiliki demi demi menjaga menjaga kesucian kesucian perkawinan.perkawinan. Hal-hal yang diselidiki adalah soal status bebas calon, tidaka danya halangan dan larangan, Hal-hal yang diselidiki adalah soal status bebas calon, tidaka danya halangan dan larangan, serta pemahaman calon akan perkawinan Kristiani. Secara khusus di bawah ini akan serta pemahaman calon akan perkawinan Kristiani. Secara khusus di bawah ini akan dipaparkan halangan-halangan nikah yang mesti diketahui baik oleh calon, maupun oleh dipaparkan halangan-halangan nikah yang mesti diketahui baik oleh calon, maupun oleh mereka yang menjadi saksi, bahkan oleh seluruh umat yang mengenal calon. (Rm. Erwin mereka yang menjadi saksi, bahkan oleh seluruh umat yang mengenal calon. (Rm. Erwin Santoso MSF)

Santoso MSF)

2.4. PERKAWINAN DARI SUDUT PANDANG AGAMA HINDU 2.4. PERKAWINAN DARI SUDUT PANDANG AGAMA HINDU

A. Pengertian Perkawinan Menurut Agama Hindu A. Pengertian Perkawinan Menurut Agama Hindu

Menurut agama hindu banyak sekali sumber sumber hukum yang dipakai sebagai rujukan Menurut agama hindu banyak sekali sumber sumber hukum yang dipakai sebagai rujukan dalam usaha mencari penyelesaian permasalahan yang dihadapi, sesuai dengan konteks-nya. dalam usaha mencari penyelesaian permasalahan yang dihadapi, sesuai dengan konteks-nya. Adapun sumber sumber hukum menurut hindu ada yg tertulis maupun yg tidak tertulis, Adapun sumber sumber hukum menurut hindu ada yg tertulis maupun yg tidak tertulis, Hukum hukum hindu yang tertulis sering disebut dengan sastra dresta yg banyak sekali Hukum hukum hindu yang tertulis sering disebut dengan sastra dresta yg banyak sekali sastra

(17)

Manawa Darma sastra, Palasara sastra, dsbnya sedangkan yang tidak tertulis disebut dengan Manawa Darma sastra, Palasara sastra, dsbnya sedangkan yang tidak tertulis disebut dengan Loka dresta dan atmanastuti (yang merupakan mufakat yang terbaik merupakan bisama Loka dresta dan atmanastuti (yang merupakan mufakat yang terbaik merupakan bisama orang banyak dilingkungan sekitarnya) Ingat Hukum adalah merupakan produk jaman, orang banyak dilingkungan sekitarnya) Ingat Hukum adalah merupakan produk jaman, sudah pasti hukum itu akan menyesuai kan diri sesuai dgn tuntutan jaman, oleh karena sudah pasti hukum itu akan menyesuai kan diri sesuai dgn tuntutan jaman, oleh karena itulah undang undang (hukum itu) perlu adanya suatu revisi. Berbeda dengan Veda-Wahyu itulah undang undang (hukum itu) perlu adanya suatu revisi. Berbeda dengan Veda-Wahyu sabda tuhan: tak pernah berawal dan berakhir selalu relevan sepanjang jaman.

sabda tuhan: tak pernah berawal dan berakhir selalu relevan sepanjang jaman.

Pengertian pawiwahan : Pengertian pawiwahan :

Dari sudut pandang etimologi atau asal katanya, kata pawiwahan berasal

Dari sudut pandang etimologi atau asal katanya, kata pawiwahan berasal dari kata dasar “dari kata dasar “ wiwaha”. Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata wiwaha berasal dari wiwaha”. Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata wiwaha berasal dari  bahasa

 bahasa sansekerta sansekerta yang yang berarti berarti pesta pesta pernikahan; pernikahan; perkawinan perkawinan (Departemen (Departemen Pendidikan Pendidikan dandan Kebudayaan, 1997:1130). Pengertian pawiwahan secara semantik dapat dipandang dari Kebudayaan, 1997:1130). Pengertian pawiwahan secara semantik dapat dipandang dari sudut yang berbeda beda sesuai dengan pedoman yang digunakan. Pengertian pawiwahan sudut yang berbeda beda sesuai dengan pedoman yang digunakan. Pengertian pawiwahan tersebut antara lain :

tersebut antara lain :

 Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 pasal 1 dijelaskan pengertianUndang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 pasal 1 dijelaskan pengertian

 perkawinan

 perkawinan yang byang berbunyi: “Perkawinan erbunyi: “Perkawinan ialah ikatan ialah ikatan lahir bathinlahir bathin antara seorang priaantara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa.

 Dalam Buku Pokok Pokok Hukum Perdata dijelaskan tentang definisi perkawinanDalam Buku Pokok Pokok Hukum Perdata dijelaskan tentang definisi perkawinan

sebagai be

sebagai berikut: „Perkawinan ialah pertalian yang sah antara seorang lelaki danrikut: „Perkawinan ialah pertalian yang sah antara seorang lelaki dan seorang perempuan untuk waktu yang lama”(Subekti, 1985: 23).

seorang perempuan untuk waktu yang lama”(Subekti, 1985: 23).

 Wirjono Projodikoro, Perkawinan merupakan hubungan hukum antara seorang priaWirjono Projodikoro, Perkawinan merupakan hubungan hukum antara seorang pria

dengan seorang wanita, untuk hidup bersama dengan kekal yang diakui Negara dengan seorang wanita, untuk hidup bersama dengan kekal yang diakui Negara (Sumiarni, 2004: 4).

(Sumiarni, 2004: 4).

 Dipandang dari segi sosial kemasyarakatan tersebut maka Harry Elmer BarnesDipandang dari segi sosial kemasyarakatan tersebut maka Harry Elmer Barnes

mengatakan Perkawinan ( wiwaha) adalah sosial institution atau pranata sosial yaitu mengatakan Perkawinan ( wiwaha) adalah sosial institution atau pranata sosial yaitu kebiasaan yang diikuti resmi sebagai suatu gejala-gejala sosial. tentang pranata sosial kebiasaan yang diikuti resmi sebagai suatu gejala-gejala sosial. tentang pranata sosial untuk menunjukkan apa saja bentuk tindakan sosial yang diikuti secara otomatis, untuk menunjukkan apa saja bentuk tindakan sosial yang diikuti secara otomatis, ditentukan dan diatur dalam segala bentuk untuk memenuhi kebutuhan manusia, ditentukan dan diatur dalam segala bentuk untuk memenuhi kebutuhan manusia, semua itu adalah institution (Pudja, 1963: 48).

semua itu adalah institution (Pudja, 1963: 48).

 Ter Haar menyatakan bahwa perkawinan itu menyangkut persoalan kerabat, keluarga,Ter Haar menyatakan bahwa perkawinan itu menyangkut persoalan kerabat, keluarga,

masyarakat, martabat dan pribadi dan begitu pula menyangkut persoalan keagamaan masyarakat, martabat dan pribadi dan begitu pula menyangkut persoalan keagamaan Dengan terjadinya perkawinan, maka suami istri mempunyai kewajiban memperoleh Dengan terjadinya perkawinan, maka suami istri mempunyai kewajiban memperoleh keturunan yang akan menjadi penerus silsilah orang tua dan kerabat. Perkawinan keturunan yang akan menjadi penerus silsilah orang tua dan kerabat. Perkawinan

Referensi

Dokumen terkait

Menyiapkan #emua kelengkapan yang dibutuhkan untuk pro#e# ru"ukan8 34 Mematuhi ke#epakatan per"an"ian ker"a#ama yang telah di#epakati.. Sudah ada tempat tidur

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data dari bagian akuntansi berupa laporan keuangan (Neraca dan Laporan Rugi/Laba) periode tahun 2009 pada PT

oleh masyarakat didasarkan bahwa hasil membuka tanah dengan berladang/huma. Keberanian masyarakat untuk menggarap tanah dalam kawasan hutan Gunung Cibuluh didasarkan atas

baret warna cokelat tua memakai emblem Tribrata dalam bingkai pita warna kuning emas dengan dasar emblem warna hitam; b.. jilbab warna cokelat

Pada praktikum kali ini praktikan dapat menyimpulkan bahawa benang tekstur adalah benang filamen dari serat sintetis yang bersifat thermoplastis yang telah diproses

6. merencanakan kegiatan Sub Bagian Administrasi Umum dan Kepegawaian berdasarkan Rencana Strategis Kabupaten Bengkayang yang telah ditetapkan untuk dijadikan

Tujuan dari perancangan ini adalah merancang buku merangkai bentuk 3D untuk memperkenalkan alat musik tradisional Nusantara dengan lebih unik dan menarik untuk

Kondisi berbagai daerah tangkapan aliran (DTA) erat sekali hubungannya dengan besaran debit aliran yang dihasilkan, diantaranya pengaruh bentuk DTA, kemiringan