• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Diare Aplikasi Nanda NIC NOC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep Diare Aplikasi Nanda NIC NOC"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Askep Diare Aplikasi Nanda

Askep Diare Aplikasi Nanda

NIC NOC

NIC NOC

Ana Nurkhasanah

Ana Nurkhasanah Askep Askep KMBKMB

 Askep Diare Aplikasi Nanda NIC NOC merupaka

 Askep Diare Aplikasi Nanda NIC NOC merupaka

n konsep asuhan keperawat

n konsep asuhan keperawat

an secara

an secara

teoritis yang diberikan kepada pasien dengan masalah diare atau gasteroenteritis. Pada

teoritis yang diberikan kepada pasien dengan masalah diare atau gasteroenteritis. Pada

konsep askep diare pada artikel ini menggunakan konsep Nanda NIC NOC mulai dari

konsep askep diare pada artikel ini menggunakan konsep Nanda NIC NOC mulai dari

pengkajian, diagnose keparawatan, intervensi keperawatan menggunakan ilmu

pengkajian, diagnose keparawatan, intervensi keperawatan menggunakan ilmu

keperawatan Nanda NIC NOC.

keperawatan Nanda NIC NOC.

DEFINISI DIARE DEFINISI DIARE

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair

(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau

(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau

200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih

200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih

dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah

dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah

(Guerrant, 2001; Ciesla, 2003).

(Guerrant, 2001; Ciesla, 2003).

Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, diare diartikan sebagai buang air besar yang

Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, diare diartikan sebagai buang air besar yang

tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.

tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.

Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali,

Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali,

sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, frekuensinya lebih dari 3

sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, frekuensinya lebih dari 3

kali (Simatupang, 2004).

kali (Simatupang, 2004).

Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu penyakit yang

Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu penyakit yang

ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair

ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair

dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau

dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau

lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang

lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang

berdarah. Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak balita, terutama pada 3 tahun

berdarah. Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak balita, terutama pada 3 tahun

pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa mengalami 1-3 episode diare berat

pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa mengalami 1-3 episode diare berat

(Simatupang, 2004)..

(Simatupang, 2004)..

KLASIFIKASI DIARE KLASIFIKASI DIARE

Beberapa ahli mengklasifikasikan diare sebagai berikut

Beberapa ahli mengklasifikasikan diare sebagai berikut

Menurut Ahlquist dan Camilleri (2005), diare dibagi menjadi:

(2)

 Akut apabila kurang dari 2 minggu, persisten jika berlangsung selama 2-4 minggu. Lebih dari 90%

 penyebab diare akut adalah agen penyebab infeksi dan akan disertai dengan muntah, demam dan nyeri pada abdomen. 10% lagi disebabkan oleh pengobatan, intoksikasi, iskemia dan kondisi lain.

 Kronik jika berlangsung lebih dari 4 minggu. Berbeda dengan diare akut, penyebab diare yang kronik

lazim disebabkan oleh penyebab non infeksi s eperti allergi dan lain-lain.

Menurut Kliegman, Marcdante dan Jenson (2006), dinyatakan bahwa berdasarkan

banyaknya kehilangan cairan dan elektrolit dari tubuh, diare dapat dibagi menjadi :

 Diare tanpa dehidrasi, Pada tingkat diare ini penderita tidak mengalami dehidrasi karena frekuensi

diare masih dalam batas toleransi dan belum ada tanda-tanda dehidrasi.

 Diare dengan dehidrasi ringan (3%-5%), Pada tingkat diare ini penderita mengalami diare 3 kali atau

lebih, kadang-kadang muntah, terasa haus, kencing sudah mulai berkurang, nafsu makan menurun, aktifitas sudah mulai menurun, tekanan nadi masih normal atau takikardia yang minimum dan pemeriksaan fisik dalam  batas normal.

 Diare dengan dehidrasi sedang (5%-10%), Pada keadaan ini, penderita akan mengalami takikardi,

kencing yang kurang atau langsung tidak ada, irritabilitas atau lesu, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, turgor kulit berkurang, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering, air mata berkurang dan masa pengisian kapiler memanjang (≥ 2 detik) dengan kulit yang dingin yang dingin dan pucat.

 Diare dengan dehidrasi berat (10%-15%), Pada keadaan ini, penderita sudah banyak kehilangan cairan

dari tubuh dan biasanya pada keadaan ini penderita mengalami takikardi dengan pulsasi yang melemah, hipotensi dan tekanan nadi yang menyebar, tidak ada penghasilan urin, mata dan ubun-ubun besar menjadi sangat cekung, tidak ada produksi air mata, tidak mampu minum dan keadaannya mulai apatis, kesadarannya menurun dan juga masa pengisian kapiler sangat memanjang (≥ 3 detik) dengan kulit yang dingin dan pucat.

PENYEBAB DIARE

Diare biasanya dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut:

 Infeksi, seperti Bakteri, Virus, Parasit dan juga Protozoa

 Malabsorpsi: karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak atau protein.  Alergi: alergi makanan

 Keracunan

 Imunodefisiensi / imunosupresi (kekebalan menurun) : Aids dll

 Sebab-sebab lain: Faktor lingkungan dan perilaku, Psikologi: rasa takut dan cemas

PATHWAY DIARE

(3)

Menurut Kliegman, Marcdante dan Jenson (2006), dinyatakan bahwa berdasarkan

banyaknya kehilangan cairan dan elektrolit dari tubuh, diare dapat dibagi menjadi :

 Diare tanpa dehidrasi, Pada tingkat diare ini penderita tidak mengalami dehidrasi karena frekuensi

diare masih dalam batas toleransi dan belum ada tanda-tanda dehidrasi.

 Diare dengan dehidrasi ringan (3%-5%), Pada tingkat diare ini penderita mengalami diare 3 kali atau

lebih, kadang-kadang muntah, terasa haus, kencing sudah mulai berkurang, nafsu makan menurun, aktifitas sudah mulai menurun, tekanan nadi masih normal atau takikardia yang minimum dan pemeriksaan fisik dalam  batas normal.

 Diare dengan dehidrasi sedang (5%-10%), Pada keadaan ini, penderita akan mengalami takikardi,

kencing yang kurang atau langsung tidak ada, irritabilitas atau lesu, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, turgor kulit berkurang, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering, air mata berkurang dan masa pengisian kapiler memanjang (≥ 2 detik) dengan kulit yang dingin yang dingin dan pucat.

 Diare dengan dehidrasi berat (10%-15%), Pada keadaan ini, penderita sudah banyak kehilangan cairan

dari tubuh dan biasanya pada keadaan ini penderita mengalami takikardi dengan pulsasi yang melemah, hipotensi dan tekanan nadi yang menyebar, tidak ada penghasilan urin, mata dan ubun-ubun besar menjadi sangat cekung, tidak ada produksi air mata, tidak mampu minum dan keadaannya mulai apatis, kesadarannya menurun dan juga masa pengisian kapiler sangat memanjang (≥ 3 detik) dengan kulit yang dingin dan pucat.

Menurut Suriadi (2001), Manifestasi klinis diare yaitu:

 Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer  Kram perut  Demam  Mual  Muntah  Kembung  Anoreksia  Lemah  Pucat

 Urin output menurun (oliguria, anuria)  Turgor kulit menurun sampai jelek  Ubun-ubun / fontanela cekung  Kelopak mata cekung

 Membran mukosa kering

KOMPLIKASI DIARE

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama, terutama pada

usia lanjut dan anak-anak. Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara

mendadak sehingga terjadi shock hipovolemik yang cepat. Kehilangan elektrolit melalui

(4)

feses potensial mengarah ke hipokalemia dan asidosis metabolik.(Hendarwanto, 1996;

Ciesla et al, 2003).

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis, sehingga syok

hipovolemik yang terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular

Nekrosis Akut pada ginjal yang selanjutnya terjadi gagal multi organ. Komplikasi ini

dapat juga terjadi bila penanganan pemberian cairan tidak adekuat sehingga tidak

tecapai rehidrasi yang optimal. (Nelwan, 2001; Soewondo, 2002; Thielman & Guerrant,

2004).

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak

oleh EHEC. Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal, anemia hemolisis, dan

trombositopeni 12-14 hari setelah diare. Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi

EHEC dengan penggunaan obat anti diare, tetapi penggunaan antibiotik untuk

terjadinya HUS masih kontroversi.

Sindrom Guillain

 –

  Barre, suatu demielinasi polineuropati akut, adalah merupakan

komplikasi potensial lainnya dari infeksi enterik, khususnya setelah infeksi C. jejuni. Dari

pasien dengan Guillain

 –

  Barre, 20

 –

  40 % nya menderita infeksi C. jejuni beberapa

minggu sebelumnya. Biasanya pasien menderita kelemahan motorik dan memerlukan

ventilasi mekanis untuk mengaktifkan otot pernafasan. Mekanisme dimana infeksi

menyebabkan Sindrom Guillain

 –

 Barre tetap belum diketahui.

 Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena

Campylobakter, Shigella, Salmonella, atau Yersinia spp

PEMERIKSAAN PENUNJANG PADA PASIEN DIARE

Pemeriksaan Laboratorium yang dapat dilakukan pada diare adalah sebagai berikut :

 Lekosit Feses (Stool Leukocytes): Merupakan pemeriksaan awal terhadap diare kronik. Lekosit dalan

feses menunjukkan adanya inflamasi intestinal. Kultur Bacteri dan pemeriksaan parasit diindikasikan untuk menentukan adanya infeksi. Jika pasien dalam keadaan immunocompromisedd, penting sekali kultur organisma yang tidak biasa seperti Kriptokokus,Isospora dan M.Avium Intracellulare. Pada pasien yang sudah mendapat antibiotik, toksin C difficle harus diperiksa.

 Volume Feses: Jika cairan diare tidak terdapat lekosit atau eritrosit, infeksi enteric atau imfalasi

sedikit kemungkinannya sebagai penyebab diare. Feses 24 jam harus dikumpulkan untuk mengukur output harian. Sekali diare harus dicatat (>250 ml/day), kemudian perlu juga ditentukan apakah terjadi steatore atau diare tanpa malabsorbsi lemak.

(5)

 Mengukur Berat dan Kuantitatif fecal fat pada feses 24 jam: Jika berat feses >300/g24jam

mengkonfirmasikan adanya diare. Berat lebih dari 1000-1500 gr mengesankan proses sektori. Jika fecal fat lebih dari 10g/24h menunjukkan proses malabsorbstif.

 Lemak Feses : Sekresi lemak feses harian < 6g/hari. Untuk menetapkan suatu steatore, lemak feses

kualitatif dapat menolong yaitu >100 bercak merak orange per ½ lapang pandang dari sample noda sudan adalah positif. False negatif dapat terjadi jika pasien diet rendah lemak. Test standard untuk mengumpulkan feses selama 72 jam biasanya dilakukan pada tahap akhir. Eksresi yang banyak dari lemak dapat disebabkan malabsorbsi mukosa intestinal sekunder atau insufisiensi pancreas.

 Osmolalitas Feses : Dipeerlukan dalam evaluasi untuk menentukan diare osmotic atau diare sekretori.

Elekrolit feses Na,K dan Osmolalitas harus diperiksa. Osmolalitas feses normal adalah  – 290 mosm. Osmotic gap feses adalah 290 mosm dikurangi 2 kali konsentrasi elektrolit faeces (Na&K) dimana nilai normalnya <50 mosm. Anion organic yang tidak dapat diukur, metabolit karbohidrat primer (asetat,propionat dan butirat) yang  bernilai untuk anion gap, terjadi dari degradasi bakteri terhadap karbohidrat di kolon kedalam asam lemak rantai pendek. Selanjutnya bakteri fecal mendegradasi yang terkumpul dalam suatu tempat. Jika feses bertahan  beberapa jam sebelum osmolalitas diperiksa, osmotic gap seperti tinggi. Diare dengan normal atau osmotic gap yang rendah biasanya menunjukkan diare sekretori. Sebalinya osmotic gap tinggi menunjukkan suatu diare osmotic.

 Pemeriksaan parasit atau telur pada feses : Untuk menunjukkan adanya Giardia E Histolitika pada

 pemeriksaan rutin. Cristosporidium dan cyclospora yang dideteksi dengan modifikasi noda asam.

 Pemeriksaan darah : Pada diare inflamasi ditemukan lekositosis, LED yang meningkat dan

hipoproteinemia. Albumin dan globulin rendah akan mengesankansuatu protein losing enteropathy akibat inflamasi intestinal. Skrining awal CBC,protrombin time, kalsium dan karotin akan menunjukkan abnormalitas absorbsi. Fe,VitB12, asam folat dan vitamin yang larut dalam lemak (ADK). Pemeriksaan darah tepi menjadi  penunjuk defak absorbsi lemak pada stadium luminal, apakah pada mukosa, atau hasil dari obstruksi limfatik  postmukosa. Protombin time,karotin dan kolesterol mungkin turun tetapi Fe,folat dan albumin mengkin sekali rendaah jika penyakit adalah mukosa primer dan normal jika malabsorbsi akibat penyakit mukosa atau obstruksi limfatik.

 Tes Laboratorium lainnya: Pada pasien yang diduga sekretori maka dapat diperiksa seperti serum VIP

(VIPoma), gastrin (Zollinger-Ellison Syndrome), calcitonin (medullary thyroid carcinoma), cortisol (Addison’s disease), anda urinary 5-HIAA (carcinoid syndrome).

 Diare Factitia : Phenolptalein laxatives dapat dideteksi dengan alkalinisasi feses dengan NaOH yang

kan berubah warna menjadi merah. Skrining laksatif feses terhadap penyebab lain dapat dilakukan  pemeriksaan analisa feses lainnya. Diantaranya Mg,SO4 dan PO4 dapat mendeteksi katartik osmotic seperti

MgSO4,mgcitrat Na2 SO4 dan Na2 PO4.

PENATALAKSANAAN DIARE

ASKEP DIARE APLIKASI NANDA NIC NOC

Untuk selanjutnya langsung saja saya paparkan bagaimana konsep

 Asuhan

Keperawatan Diare Menggunakan Aplikasi N anda NI C NOC 

yang saya dapat dari

literature-literatur.

(6)

Didalam pengkajian keperawatan askep angina pectoris ini saya hanya mengambil data

fokus pengkajian dari pasien. Disini saya hanya mengambil data subjektif dan data

objektif yang sering ditemukan pada pasien angina atau serangan jantung ini.

DATA FOKUS PENGKAJIAN ASKEP

Data Subjektif:

Biasanya pasien mengatakan BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi cair 

Perut mual dan dapat disertai muntah

Badan lemas

Data Objek tif:

KU tampak lemah

Pasien tampak lemas

Nadi dapat cepat dan lemah jika terjadi dehidrasi

Tampak mual

PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DAPAT DI LAKUKAN UNTUK MENUNJANG DIAGNOSA DIARE

Pada pemeriksaan laboratorium biasanya didapatkan bakteri bada tinja seperti e.coli

dan lain-lain.

DIAGNOSE KEPERAWATAN YANG MUNGKIN DAPAT MUNCUL PADA PASIEN DIARE

INTERVENSI KEPERAWATAN PADA PASIEN…..

Itulah konsep asuhan keperawatan ameloblastoma aplikasi nanda nic noc.

Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi anda.

Sumber:

Sumber: Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern.  Buku Saku DIAGNOSIS

 KEPERAWATAN Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC Edisi 9. Alih Bahasa

Ns. Esti Wahuningsih, S.Kep dan Ns. Dwi Widiarti, S,Kep. EGC. Jakarta.

Doenges, EM, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.

(7)

https://banyumasperawat.wordpress.com/2009/07/22/form-pengkajian-13-domain-nanda/ di edit oleh admin

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui perbedaan yang terjadi pada pertumbuhan investasi reksa dana sebelum dan sesudah pelaksanaan UU No.17 Tahun 2000, peneliti menggunakan data berupa

Peta rencana alokasi pemanfaatan ruang, struktur tata ruang dan kawasan prioritas dengan skala 1:100.000 serta Buku RTRW Kabupaten Kotabaru (Buku Rencana Tata Ruang Wilayah

Asisten Mata Kuliah atau asisten Tutorial adalah mahasiswa yang telah melalui proses seleksi asisten yang diberi tugas untuk membantu dosen mata kuliah dalam

Semua hewan adalah makhluk yang bersifat heterotrop (kebalikan dari Semua hewan adalah makhluk yang bersifat heterotrop (kebalikan dari autotrof), artinya untuk

 Adalah suatu perusahaan mem-biayai kebutuhan modal kerja musiman / variabel (seasonal working capital or variable) dan sebagian dari kebutuhan tetapnya dengan dana

Beton tidak boleh diangkut dengan talang miring atau dijatuhkan dari tempat pengadukan atau dengan cara lain dengan ketinggian lebih dari 1.5 m kecuali

satu menit untuk membuat oto bekera keras. Selesaikan setiap gerakan se&#34;ara berturut turut tanpa disela dengan istirahat. )palagi ika dibarengi dengan

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended June 30, 2020 and December 31, 2019 (In Thousand of Rupiah, unless otherwise stated) Perusahaan untuk