• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Anggaran Daerah adalah suatu rencana keuangan yang disusun untuk satu periode mendatang yang berisi tentang Pendapatan dan Belanja Negara/ Daerah yang menggambarkan strategi pemerintah dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk pembangunan negara/ daerah yang juga berfungsi sebagai alat pengendalian dan instrumen politik.

Anggaran adalah rencana kegiatan keuangan yang berisi perkiraan belanja yang diusulkan dalam satu periode dan sumber pendapatan yang diusulkan untuk membiayai belanja tersebut. Anggaran pemerintah daerah pada hakekatnya merupakan alat untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi daerah yang luas dan bertanggungjawab. Dengan demikian anggaran harus benar-benar mencerminkan kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah (Lasminingsih, 2004:223).

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana keuangan tahunan Pemda yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemda dan DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah yang merupakan pedoman bagi Pemda dalam memberikan pelayanan kepada publik dalam masa satu tahun anggaran. Tahun anggran APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

Dalam struktur anggaran bahwa APBD terdiri atas Pendapatan Daerah, Anggaran Belanja, dan Pembiayaan.Pendapatan Daerah tersebut memiliki komposisi yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Bagian Dana Perimbangan serta Pendapatan Lain-lain yang sah. Semua Pendapatan Daerah dilaksanakan melalui rekening kas umum daerah yang dikelola oleh bendahara

(2)

umum daerah. Bendahara penerimaan wajib menyetorkan seluruh penerimaan ke rekening kas umum daerah selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja.

Setiap pendapatan harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah. Setiap SKPD yang memungut Pendapatan Daerah wajib mengintensifkan pemungutan pendapatan yang menjadi wewenang dan tanggungjawabnya. SKPD dilarang melakukan pungutan selain dari yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Semua pendapatan dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah dilaksanakan melalui rekening kas umum daerah dan dicatat sebagai Pendapatan Daerah. Begitu juga dalam penggunaan Anggaran Belanja yang termasuk bagian dari APBD, dimana konsentrasi Anggaran Belanja/ Belanja Daerah yaitu untuk keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahaan di daerah.

Keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah dapat dicerminkan dari peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat, keadilan, pemerataan, keadaan yang semakin maju, serta keserasian antara pusat dan daerah serta antar daerah. Hal yang dapat mewujudkan keadaan tersebut adalah apabila keadaan APBD dilakukan dengan baik.

Partisipasi merupakan konsep dimana bawahan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan sampai tingkat tertentu bersama atasannya (Robbins, 2002:179). Partisipasi anggaran adalah cara untuk menciptakan sistem pengendalian manajemen yang baik sehingga diharapkan dapat tercapai tujuan institusi yang terkait. Partisipasi dapat menurunkan motivasi dan usaha pekerja dalam mencapai tujuan organisasi jika partisipasi diterapkan dalam situasi yang tepat. Partisipasi aparat pemerintah daerah dalam proses penganggaran pemerintah daerah dalam menyusun anggaran daerah serta pelaksanaannya untuk mencapai target anggaran. Aparat perangkat daerah pada pemerintah daerah yang terlibat dalam proses penganggaran pemerintah daerah diberi kesempatan untuk ambil bagian dalam pengambilan keputusan melalui perencanaan anggaran. Hal ini sangat penting karena aparat SKPD pemerintah daerah akan merasa lebih produktif dan puas terhadap pekerjaannya sehingga memungkinkan munculnya perasaan berprestasi yang akan meningkatkan kinerjanya.

(3)

Anggaran dalam pemerintahan merupakan dokumen/ kontrak politik antara pemerintah dan DPRD untuk masa yang akan datang. Penyusunan anggaran dalam pemerintahan harus benar-benar memfokuskan tujuannya untuk kesejahteraan masyarakat bukan hanya untuk mewujudkan kepentingan pribadi atau golongan semata. Anggaran yang baik adalah anggaran yang tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. Anggaran ideal merupakan anggaran yang menantang tetapi dapat dicapai, sehingga akan selalu terjadi kemajuan dalam pembangunan masyarakat. Penekanan anggaran (budget emphasis) dalam pemerintah daerah merupakan salah satu faktor yang dapat memungkinkan untuk memicu terjadinya senjangan anggaran.

Berikut ini adalah grafik dari Belanja Daerah Pemerintah Daerah pada Kabupaten/ Kota di Sumatera Utara yang tejadi pada tahun 2010 sampai dengan 2013.

Tabel 1.1

Belanja Daerah 2010-2013

Sumber: BPS Sumatera Utara 2010-1013

Dalam bidang Penggunaan Anggaran, fenomena umum yang dihadapi oleh sebagian besar pemerintah daerah di Indonesia adalah belanja daerah yang cenderung meningkat setiap tahunnya di dalam struktur APBD. Bahwa ada pengaruh signifikan terhadap penggunaan anggaran. Apabila PAD dalam suatu daerah meningkat maka Penggunaan Anggaran daerah juga akan meningkat, sebaliknya apabila PAD rendah maka Penggunaan Anggaran daerah juga rendah. Belanja Daerah berpengaruh secara signifikan terhadap

17,386,721 21,380,29524,206,995 27.770.702 0 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 30,000,000 2010 2011 2012 2013 Belanja Daerah

(4)

Penggunaan Anggaran daerah berarti semakin besar Belanja Daerah yang diterima oleh daerah maka Penggunaan Anggaran semakin tinggi, sebaliknya apabila Belanja Daerah menurun maka Penggunaan Anggaran juga menurun.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belanja daerah cenderung meningkat di dalam Penggunaan Anggaran dapat dilihat sebagai berikut.

1. Adanya kenaikan tingkat penghasilan dalam masyarakat

Dengan meningkatnya tingkat penghasilan, maka jelas kebutuhan akan konsumsi barang-barang maupun jasa-jasa akan meningkat. Banyak barang dan jasa yang tidak mungkin diusahakan oleh swasta, seperti kegiatan pendidikan, kesehatan umum, pemeliharaan prasarana jalan dan jembatan,

2. adanya urbanisasi yang mengikuti perkembangan ekonomi

Urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota, perlu dilayani oleh pemerintah dalam hal penyediaan lapangan kerja, kebutuhan listrik, air minum, perumahan, keamanan, dan kesejahteraan,

3. perkembangan demokrasi

Perkembangan demokrasi memerlukan biaya yang sangat besar, terutama untuk mengadakan musyawarah, pemungutan suara dan rapat,

4. semakin berkembangnya peranan pemerintah itu sendiri justru mengakibatkan adanya ketidakefisienan, pemborosan dan birokrasi sehingga pengeluaran pemerintah menjadi semakin besar,

5. untuk negara sedang berkembang peranan pemerintah dalam pembangunan ekonomi semakin mencolok karena pemerintah bertindak sebagai penggerak dan pelopor pembangunan ekonomi.

(5)

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah disebutkan bahwa untuk pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah, pemerintah pusat akan mentransfer dana perimbangan yang terdiri dari: Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan bagian dari Dana Bagi Hasil (DBH) yang terdiri dari pajak dan sumber daya alam. Disamping dana perimbangan tersebut, pemerintah daerah mempunyai sumber pendanaan sendiri berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD), pembiayaan dan lain-lain pendapatan. Kebijakan penggunaan semua dana tersebut diserahkan kepada pemerintah daerah. Seharusnya dana transfer dari pemerintah pusat diharapkan digunakan secara efektif dan efisien oleh pemerintah daerah untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Kebijakan penggunaan dana tersebut sudah seharusnya pula secara transparan dan akuntabel.

Perencanaan anggaran sebagai perwujudan keseluruhan aktivitas dan kegiatan pemerintah menurut adanya partisipasi aktif yang menampung sebagai aspirasi masyarakat sehingga akan mencerminkan kebutuhan riil masyarakat, seperti yang telah tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang telah disusun. Dengan adanya dokumen perencanaan (RKPD) dalam menyusun anggaran maka akan memudahkan bagi pemerintah daerah untuk mengalokasikan pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan riil daerah. Selain itu juga dengan adanya RKPD yang telah ditetapkan sebelumnya maka kecil kemungkinan bagi pemerintah daerah untuk mengalokasikan anggaran belanja daerah yang lebih besar jika dibandingkan dengan alokasi pendapatan daerahnya, karena pertimbangan pemerintah daerah dalam penentuan perencanaan pembangunan (pengeluaran) daerah adalah sebagaimana tercantum pada bagian dari isi RKPD yaitu bagian yang menjelaskan tentang rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendapatannya.

Penelitian mengenai penggunaan anggaran telah banyak dilakukan, dimana menunjukkan hasil temuan yang berbeda-beda. Penelitian yang

(6)

dilakukan Arwati (2013) menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah tidak berpengaruh terhadap penggunaan anggaran, sedangkan pertumbuhan ekonomi dan dana alokasi umum berpengaruh signifikan positif terhadap penggunaan anggaran. Penelitian yang dilakukan Nugroho (2008) menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan pendapatan asli daerah berpengaruh signifikan terhadap penggunaan anggaran. Penelitian yang dilakukan Yuda (2014) menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah, belanja daerah dan sisa lebih perhitungan anggaran berpengaruh terhadap penggunaan anggaran, sedangkan dana perimbangan tidak berpengaruh terhadap penggunaan anggaran. Penelitian yang dilakukan marizka (2009) menunjukkan bahwa pendapatan dan belanja daerah mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap penggunaan anggaran.

Dari beberapa penelitian terdahulu tersebut, maka Pendapatan Asli Daerah memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap penggunaan anggaran artinya apabila pendapatan asli daerah meningkat maka penggunaan anggarannya juga akan meningkat, begitu juga sebaliknya jika pendapatan asli daerah rendah maka penggunaan anggarannya juga akan rendah. Belanja daerah juga berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan anggaran yang artinya jika belanja dari suatu daerah meningkat maka penggunaan anggaran daerah tersebut juga akan meningkat, begitu juga sebaliknya jika belanja daerah rendah maka penggunaan anggaran juga akan menurun,

Penelitian terdahulu memiliki keterbatasan berupa variabel penelitian yang mempengaruhi penggunaan anggaran daerah. Padahal disamping itu masih terdapat variabel lain yang dapat mempengaruhi penggunaan anggaran daerah, dimana variabel tersebut tidak diteliti oleh penelitian lain terdahulu. Jumlah sampel pada penelitian terdahulu juga masih relatif sedikit jika dibandingkan dengan jumlah Kabupaten/ Kota yang ada di Propinsi Sumatera Utara.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Pengaruh Komposisi Pendapatan Asli

(7)

Daerah dan Konsentrasi Belanja Daerah terhadap Penggunaan Anggaran pada Pemerintahan Kabupaten/ Kota di Sumatera Utara”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan ini adalah: “Apakah Komposisi Pendapatan Asli Daerah dan Konsentrasi Belanja Daerah berpengaruh terhadap Penggunaan Anggaran pada Pemerintahan Kabupaten/ Kota di Sumatera Utara baik secara simultan maupun parsial?”

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Komposisi Pendapatan Asli Daerah dan Konsentrasi Belanja Daerah berpengaruh terhadap Penggunaan Anggaran pada Pemerintahan Kabupaten/ Kota di Sumatera Utara baik secara simultan maupun parsial.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan antara lain:

1. bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat sebagai pengembangan wawasan berfikir peneliti mengenai pengaruh Komposisi Pendapatan Asli Daerah dan Konsentrasi Belanja Daerah pada Pemerintahan Kabupaten/ Kota di Sumatera Utara yang dilandasi konsep ilmiah khususnya ilmu akuntansi sektor publik,

2. bagi Pemerintah Daerah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran mengenai Konsentrasi Pendapatan Asli Daerah dan Konsentrasi Belanja daerah terhadap Penggunaan Anggaran,

3. bagi penelitian selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan literatur dalam pengembangan ilmu akuntansi terutama tentang penggunaan anggaran daerah.

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini dibuat suatu konsep untuk pengembangan kawasan yang sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diinginkan, yaitu kawasan wisata budaya berbasis industri kerajinan

 Suatu event (yaitu komponent yang membentuk data) terjadi dengan probabilitas P(E) dan mengandung satuan informasiyang dapat dinyatakan dengan:. dengan I(E) disebut juga

(1999) mendapatkan konsentrasi logam Cd, Cu, dan Zn di dalam liver ikan beronang (Siganus oramin) yang ditangkap dari perairan Pelabuhan Tolo, Victoria, dan perairan

Mania Kantones (1953) dan AGA Lampes (1965) pula mengelompokkan masyarakat rumpun Dusun atau masyarakat Kadazandusun berdasarkan nama tempat seperti Dusun Ranau, Dusun Tambunan,

7 Untuk meredakan konflik pada bulan Februari, dalam pertemuanya di Riyadh, pada 10 Maret 2011 menteri luar negeri Arab Saudi menyimpulkan bahwa GCC meyediakan

Semut ini memiliki cara hidup yang khas yaitu merajut daun-daun dengan menggunakan larva sebagai penghasil benang pada pohon untuk membuat sarang.. Semut rangrang

Asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, BAB I Pasal 1: “Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan

Siklus III merupakan perbaikan dari siklus-siklus sebelumnya, peneliti menggunakan mainan kesukaan yang dibawa siswa dari rumah sebagai media melakukan metode show and tell.