• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKA PARMA DEWI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IKA PARMA DEWI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN BIMBINGAN KARIR DAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DENGAN KESIAPAN KERJA DI

BIDANG KOMPUTER DAN JARINGAN SISWA SMK KELAS XII KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

DI KOTA SOLOK

IKA PARMA DEWI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode Juni 2013

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN BIMBINGAN KARIR DAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DENGAN KESIAPAN KERJA DI BIDANG KOMPUTER DAN JARINGAN SISWA SMK KELAS XII KOMPETENSI

KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN DI KOTA SOLOK

IKA PARMA DEWI

Artikel ini disusun berdasarkan tesis Ika Parma Dewi untuk persyaratan wisuda periode Juni 2013 yang telah direviu dan disetujui oleh kedua pembimbing

(3)

1

HUBUNGAN BIMBINGAN KARIR DAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DENGAN KESIAPAN KERJA DI

BIDANG KOMPUTER DAN JARINGAN SISWA SMK KELAS XII KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

DI KOTA SOLOK

Ika Parma Dewi1, Agamuddin2, Ambiyar3 Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

FT Universitas Negeri Padang Email: ikha_parma01@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini berawal dari masalah tingginya angka tingkat pengangguran terbuka pada tamatan SMK menurut data Pra-survey yang dilaksanakan tanggal 1 Oktober 2012, dan kurang siapnya tamatan SMK untuk bekerja. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap hubungan bimbingan karir (X1) dan Pengalaman Praktek Kerja Industri (Prakerin) (X2) dengan Kesiapan Kerja Siswa SMK Kelas XII Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan di Kota Solok. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Penilitian ini bekerja dengan menggunakan tiga hipotesis. Sampel penelitian ini berjumlah 50 orang siswa kelas XII semester Januari-Juni 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara: (a) Bimbingan Karir dengan kesiapan kerja; (b) pengalaman Prakerin dengan kesiapan kerja; (c) Bimbingan Karir dan pengalaman Prakerin dengan kesiapan kerja. Kesimpulan penelitian ini adalah kesiapan kerja dapat ditigkatkan melalui Bimbingan Karir dan pengalaman Prakerin. Berdasarkan temuan penelitian ini disimpulkan bahwa kedua variabel bebas yaitu bimbingan karir dan pengalaman Prakerin memegang peranan yang sangat penting dalam menyiapkan siswa SMK Kota Solok untuk siap bekerja, disamping ada variabel-variabel lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.

Abstract

This study aims at revealing the relationship of career guidance (X1) and the students’ experience on Industrial Working Practice (Prakerin) (X2) with Student Work Readiness Class XII SMK at Solok City to data of Pra-Survey executed on the 1 October 2012. It was assumed because of the problem above proceeded by some factors such as career guidance and students’ experience on Industrial Working Practice (Prakerin). The purpose of this research was to find out the correlation between: student achievement in productive subject and Prakerin experience, prakerin experience and work

(4)

readiness, productive achievement and Prakerin experience Class XII SMK of Computer and Network at Solok City; The study was conducted using quantitative methods to the type of correlational research. Penilitian works by using three hypotheses. The research sample consists of 68 class XII student of the semester from January to June 2013. The result of this study found out that there was a significant and positive correlation between: (a) career guidance and work readiness; (b) prakerin experience and work readiness; (c) career guidance and Prakerin experience with readiness. Based on the findings of this study concluded that the two independent variables are career guidance and Prakerin experience of work plays a very important role in preparing students to SMK in solok City ready to work, in addition there are other variables not examined in this study. Kata kunci: Bimbingan Karir, Pengalaman Prakerin, Kesiapan Kerja Siswa

Pendahuluan

Pada abad 21, tuntutan dunia kerja kerja akan SDM yang handal tidak dapat terhindarkan. Pada saat ini, seseorang yang ingin meraih kesuksesan di dunia kerja tidak cukup hanya dengan memiliki kemampuan dalam hard skills dalam pekerjaannya. Dunia kerja saat ini memerlukan seseorang yang memiliki pemikiran yang terintegrasi, komunikator yang handal, cerdas emosional, mampu bekerja dalam tim dan beretika, yang semuanya itu bersifat soft skills. Dalam menghadapi era global dengan akselerasi yang cepat maka diperlukan tenaga kerja yang tidak hanya mempunyai kemampuan bekerja dalam bidangnya (hard skills)

namun juga sangat penting untuk menguasai kemampuan menghadapi perubahan serta memanfaatkan perubahan itu sendiri (soft skills). Dari beberapa Sekolah Menengah Kejuruan kelompok teknologi dan rekayasa di Kota Solok, yang memiliki kompetensi keahlian Komputer dan Jaringan hanya di SMK N 1 Kota

(5)

Solok dan SMK Kosgoro 1 Solok. Sekolah Menengah Kejuruan kelompok teknologi dan rekayasa lainnya belum memiliki kompetensi keahlian Teknik Komputer dan Jaringan.

Berdasarkan pra-survey yang dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2012 di sekolah sendiri yaitu di SMK Kosgoro 1 Solok, ternyata pelaksanaan Praktik Kerja Industri di kompetensi keahlian Teknik Komputer dan Jaringan masih memiliki beberapa masalah. Masalah umum yang terjadi ketika siswa melaksanakan Praktik Kerja Industri yaitu siswa hanya membantu saat melakukan perbaikan.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1999:7) mengemukakan definisi Praktik Kerja Industri sebagai berikut:

”Praktik Kerja Industri merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematis dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja secara langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkatan keahlian profesional tertentu”.

Pelaksanaan Praktik Kerja Industri secara tidak langsung akan memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam bekerja. Pengalaman yang diperoleh pada saat melaksanakan praktik industri, selain mempelajari bagaimana cara mendapatkan pekerjaan, juga belajar bagaimana memiliki pekerjaan yang relevan dengan bakat dan minat yang dimiliki oleh siswa tersebut. Pengalaman dalam hal ini adalah pengalaman yang didapat setelah melaksanakan Praktik Kerja Industri, pengalaman kerja inilah yang akan menentukan kesiapan siswa untuk bekerja, karena di industri, siswa diajarkan untuk bekerja sesuai dengan kemampuannya. SMK Negeri maupun Swasta yang berada di Kota Solok juga melaksanakan

(6)

Praktik Kerja Industri sesuai dengan program dari pemerintah. Praktik Kerja Industri dilaksanakan selama tiga bulan berturut-turut, akan tetapi waktu pelaksanaan Praktik Kerja Industri di seluruh SMK yang berada di Kota Solok tidaklah serentak, disebabkan oleh beberapa pertimbangan diantaranya keterbatasan tempat Praktik Kerja Industri.

Diharapkan lulusan SMK yang siap kerja dan memiliki kemampuan yang dapat diandalkan mampu untuk menghadapi persaingan era globalisasi dan tantangan masa depan karir. Dengan kondisi yang demikianlah diharapkan bimbingan karir di SMK dapat terus terlaksana dan semakin ditingkatkan dari tahun ketahun, agar dapat berfungsi secara efektif dan efisien. Sehingga siswa dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dan mengembangkan potensi diri dan karirnya nanti. Hardjono (1990:23) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang mempengaruhi kesiapan lulusan sekolah menengah kejuruan untuk memasuki dunia kerja seperti, rendahnya motivasi kerja, kemampuan kerja, persepsi tentang prospek karir, informasi tentang dunia kerja, minat, peluang untuk mendapatkan kesempatan kerja, kurikulum. Lulusan SMK yang siap kerja dan memiliki kemampuan diharapkan dapat diandalkan mampu untuk menghadapi persaingan terhadap tuntutan kerja di era globalisasi. Dengan kondisi yang demikianlah diharapkan bimbingan karir di SMK dapat terus terlaksana dan semakin ditingkatkan dari tahun ketahun, agar dapat berfungsi secara efektif dan efisien.

Mohamad Surya (1997:31) menyatakan bahwa bimbingan karier merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu untuk

(7)

memecahkan masalah karier, memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya antara kemampuan dan lingkungan hidupnya, memperoleh keberhasilan dan perwujudan diri dalam perjalanan hidupnya. Kesulitan sebelum bekerja berupa masalah mencari pekerjaan dan masalah menemukan pekerjaan yang cocok. Ruang lingkup pekerjaan jaman sekarang ini sangat luas dan banyak, sehingga lulusan perlu dibantu untuk menemukannya. Kesulitan setelah bekerja adalah pekerja akan dihadapkan pada persoalan-persoalan ketidakcocokan pekerjaan dengan yang ditekuni sekarang. Ketidakcocokan dapat terjadi pada aspek bakat dan kemampuan juga penghasilan, serta kondisi sosio-emosional lingkungan pekerjaan. Hal lain adalah persoalan karir dan peluang berkembang serta perkembangan teknologi yang pesat.

Keadaan sistem pendidikan yang ada saat ini masih menekankan fungsinya sebagai pemasok tenaga kerja terdidik dari pada sebagai penghasil tenaga penggerak pembangunan (driving force). Tenaga kerja yang dihasilkan belum mampu melakukan pembaharuan dan penciptaan gagasan baru dalam rangka menciptakan dan memperluas lapangan kerja. Lulusan pendidikan lebih cenderung meminta pekerjaan (job seeker) dari pada berinisiatif menciptakan pekerjaan atau kegiatan baru (job creator).

Kesiapan menurut Slameto (2010:113):

“Kesiapan adalah “keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu situasi”.

Penyesuaian kondisi suatu saat akan berpengaruh pada atau kecenderungan untuk memberi respon. Kondisi kesiapan mencakup 3 aspek sebagai berikut:

(8)

1) Kondisi fisik, mental dan emosional. 2) Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan.

3) Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari. Kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi individu yang meliputi kematangan fisik, mental, dan pengalaman serta adanya kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan. Ada 2 indikator yang mempengaruhi kesiapan kerja, yaitu (1) faktor intern yang meliputi kematangan fisik, mental, tekanan, kreativitas, minat, bakat, intelegensi, kemandirian, penguasaan ilmu pengetahuan dan motivasi; dan (2) faktor ekstern yang mencakup peran masyarakat, keluarga, sarana dan prasarana sekolah, informasi dunia kerja, dan pengalaman PI. (http://www.doratekno.blogspot.com /2011/06/ contoh latar-belakang masalah.html, diunduh tanggal 1 Oktober 2012). Kesiapan kerja terbentuk dari tiga aspek yang mendukung, yaitu: aspek penguasaan pengetahuan, penguasaan sikap kerja, dan aspek penguasaan keterampilan kerja yang dimiliki siswa SMK.

Dalam konteks perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia dewasa ini, lembaga pendidikan dituntut untuk menunjukkan peran dan kemampuannya sebagai institusi yang mampu "memasok" sumber daya manusia untuk kebutuhan masyarakat.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa masih ada lulusan SMK Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan di Kota Solok memiliki keterampilan yang belum sesuai dengan kebutuhan pasar kerja atau sering dikeluhkan bahwa lulusan SMK Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan

(9)

Jaringan di Kota Solok tidak siap pakai. Masalah ini muncul akibat dari adanya kesenjangan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan di dunia usaha atau industri dengan pengetahuan yang dimiliki oleh lulusan SMK Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan di Kota Solok.

Metode

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode korelasional, yaitu menggambarkan adanya variabel bebas yang diduga berhubungan terhadap variabel terikat. Penelitian ini adalah studi korelasi yaitu jenis penelitian deskriptif yang bertujuan menetapkan besarnya atau ada tidaknya hubungan antara variabel-variabel.

Penelitian ini dilakukan dengan mengklasifikasi variabel penelitian kedalam dua kelompok yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah Bimbingan Karir (X1) dan pengalaman Praktik Kerja Industri (Prakerin) (X2), sedangkan variabel terikatnya adalah kesiapan kerja di bidang Komputer dan Jaringan (Y). Jumlah sampel untuk penelitian ini adalah 50 orang siswa yang tersebar dikelas XII TKJ 1 dan XII TKJ 2 di SMK N 1 Solok dan XII TKJ 1 dan XII TKJ 2 di SMK Kosgoro 1 Solok.

1. Statistika Data

Pada bagian ini di analisis pencapaian responden terhadap penyebaran kuisener yang dilakukan, maka pada bagian deskripsi ini akan tergambar persentase dan kategori pencapaian responden. Untuk mengetahui tingkat

(10)

pencapaian responden pada masing-masing variabel berpedoman pada Syahron (2011:87) dengan rumus sebagai berikut:

% 100 x tertinggi itemXSkala nX X DP

Untuk pengkategorian nilai pencapaian responden digunakan klasifikasi sebagai berikut (Nana Sudjana, 2009:29), seperti pada tabel 7 berikut:

Tabel 1. Rentang Kategori Ketercapaian Responden

Rentang Persentase Kategori

90 – 100 % Sangat Baik

80 – 89 % Baik

65 – 79 % Cukup

55 – 64 % Kurang Baik 0 – 54 % Tidak Baik

2. Pengujian Persyaratan Analisis

a. Uji normalitas, uji normalitas tersebut menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Variabel X1, variabel X2 dan variabel Y berdistribusi normal. b. Uji linearitas, untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang diteliti

memiliki hubungan linear. Uji linearitas ini menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana. Variabel Bimbingan karir dan Pengalaman Praktik Kerja Industri dengan Kesiapan Kerja di Bidang komputer dan jaringan terdapat hubungan yang linier.

c. Uji multikolinearitas antar variabel bebas menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana atau dengan uji signifikan. Uji ini dimaksudkan untuk melihat apakah antara variabel bebas terdapat hubungan yang berarti

(11)

atau tidak. Uji multikolinearitas antar variabel bebas ini menggunakan teknik Korelasi Product Moment. Hubungan antara variabel bimbingan karir (X1) dengan variabel pengalaman Praktik Kerja Industri (X2) kecil dan diabaikan berarti kedua variabel bebas adalah independen.

3. Pengujian

Setelah dilakukan uji persyaratan, maka dilakukan uji hipotesis. Ada tiga hipotesis yaitu:

a. Hipotesis pertama dan kedua diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana, dengan tujuan untuk melihat hubungan dan bentuk linearitas antara masing-masing variabel bebas (X1) dan (X2) dengan variabel terikat (Y).

b. Hipotesis ketiga diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda, dengan tujuan untuk melihat hubungan dan bentuk garis regresi antara variabel bebas secara bersama-sama (X1.2) dengan variabel terikat (Y).

c. Korelasi parsial digunakan untuk mengetahui hubungan dua variabel dengan meniadakan (control) pengaruh bebas lainnya, perhitungan ini dilakukan dengan maksud untuk melihat:

1) Apakah terdapat hubungan antara variabel Bimbingan Karir (X1), dan variabel kesiapan kerja di bidang Komputer dan Jaringan (Y) apabila variabel pengalaman Praktik Kerja Industri (Prakerin) (X2) dikendalikan.

(12)

2) Apakah terdapat hubungan antara variabel pengalaman praktik kerja industri (X2), dan variabel kesiapan kerja di bidang Komputer dan Jaringan (Y) apabila variabel Bimbingan Karir (X1) dikendalikan.

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian yang meliputi (a) deskripsi data variabel bebas dan variabel terikat yaitu bimbingan karir, pengalaman Praktik Kerja Industri dan kesiapan kerja di bidang komputer dan jaringan, (b) pengujian persyaratan analisis untuk menguji hipotesis yang meliputi uji normalitas, uji lineritas, uji independensi antar variabel bebas (c) pengujian hipotesis, (d) diskusi dan pembahasan, serta (e) keterbatasan penelitian.

Hubungan yang positif dan signifikan antara bimbingan karir (X1) dengan kesiapan kerja di bidang komputer dan jaringan (Y) berkorelasi positif secara signifikan pada taraf kepercayaan 95% sebesar 0,608 menunjukkan bahwa korelasinya sedang (Sugiyono (2010:257). Regresi sederhana yang dapat di hasilkan : Y = 69,870 + 0,608X1 Konstanta sebesar 69,870 menyatakan bahwa

jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel Bimbingan Karir (X1), maka nilai Kesiapan Kerja di Bidang Komputer dan Jaringan (Y) adalah 69,870. Hal ini berarti semakin tinggi bimbingan karir, maka kesiapan kerja di bidang komputer dan jaringan cenderung meningkat.. Untuk tingkat pencapaian responden untuk variabel Bimbingan Karir ini adalah sebesar 76% menunjukkan tingkat pencapaiannya cukup (Nana Sudjana, 2009). Temuan ini sesuai dengan pendapat Hamalik (2000) mengatakan bahwa guru sebagai pengajar juga memberikan

(13)

pelayanan kepada siswa yang selaras dengan tujuan sekolah. Pelayanan yang dimaksudkan di sini termasuk juga kepada pelayanan tentang Bimbingan karir tentang informasi dunia kerja dan bimbingan untuk memasuki ke dunia kerja.

Hubungan yang positif dan signifikan pengalaman Praktik Kerja Industri dengan kesiapan kerja di bidang Komputer dan jaringan siswa SMK Kelas XII Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan dengan koefisien korelasi sebesar 0,692 menunjukkan bahwa korelasinya kuat (Sugiyono. (2010:257). Persamaan Regresi sederhana yang dapat di hasilkan: Y= 86.016 + 0,692X2 Konstanta sebesar 86,016 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel Pengalaman Praktek Kerja Industri (X2), maka nilai Kesiapan Kerja di Bidang Komputer dan Jaringan (Y) adalah 86,016. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi pengalaman Praktik Kerja Industri maka kesiapan kerja di bidang komputer dan jaringan siswa cenderung baik. Untuk tingkat pencapaian responden untuk variabel pengalaman Praktik Kerja Industri ini adalah sebesar 78,76% menunjukkan tingkat pencapaiannya cukup (Nana Sudjana, 2009). Pengalaman Praktik Kerja Industri merupakan pengalaman yang diperoleh siswa setelah melaksanakan Praktik Kerja Industri. Pengalaman Praktik Kerja Industri yang dikemukakan oleh Helmut Nolker dan Ebenhard Schoenfeldt (1988:121) mencakup penguasaan aspek kognitif, psikomotor, afektif, hubungan sosial dan kedisiplinan.

Ada hubungan yang positif dan signifikan Bimbingan Karir pengalaman Praktik Kerja Industri dengan kesiapan kerja di bidang Komputer dan jaringan siswa SMK Kelas XII Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan

(14)

dengan koefisien korelasi sebesar 0,757 menunjukkan bahwa korelasinya sangat kuat (Sugiyono. (2010:257). Persamaan regresi ganda.

Ŷ = a + b1 X1 + b2 X2,

dimana: a = 42,900, b1= 0,651, b2 = 0,649, Sehingga Ŷ = 42,900 + 0,651 X1 + 0,649 X2

Persamaan regresi ini dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir (X1) dan pengalaman Praktik Kerja Industri (X2) secara bersama-sama berkontribusi signifikan dengan kesiapan kerja di bidang komputer dan jaringan siswa SMK kelas XII Kompetensi Keahlian Teknik komputer dan jaringan di Kota Solok.

Hal di atas sesuai dengan definisi berikut, kesiapan kerja yaitu keseluruhan kondisi individu yang meliputi kematangan fisik, mental, dan pengalaman serta adanya kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan. Di samping itu pendapat lain yang mendukung yaitu pendapat dari Herminanto Sofyan (1992) & Widodo, W (2009) yang menyatakan bahwa kesiapan kerja dapat diartikan sebagai upaya mempunyai keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga peserta didik setelah lulus nanti dapat diserap oleh dunia kerja.

Simpulan dan saran 1. Kesimpulan

a. Hubungan yang positif dan signifikan Bimbingan Karir dengan kesiapan kerja di bidang Komputer dan jaringan siswa SMK Kelas XII Kompetensi

(15)

Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan dengan koefisien korelasi sebesar 0,608 menunjukkan bahwa korelasinya sedang.

b. Hubungan yang positif dan signifikan pengalaman Praktik Kerja Industri dengan kesiapan kerja di bidang Komputer dan jaringan siswa SMK Kelas XII Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan dengan koefisien korelasi sebesar 0,692 menunjukkan bahwa korelasinya kuat.

c. Hubungan yang positif dan signifikan Bimbingan Karir dan pengalaman Praktik Kerja Industri dengan kesiapan kerja di bidang Komputer dan jaringan siswa SMK Kelas XII Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan dengan koefisien korelasi sebesar 0,757 menunjukkan bahwa korelasinya sangat kuat.

2. Saran

a. Kepada Kepala Sekolah dan satuan pendidikan agar bersama-sama memberikan yang terbaik untuk siswa khususnya serta membina kerjasama yang baik dengan pihak industri seluas-luasnya.

b. Bagi guru, Agar lebih banyak memberikan masukan ataupun motivasi dalam peningkatan kesiapan kerja sehubungan dengan karir setelah tamat dari SMK. Terutama untuk guru bimbingan karir agar banyak memberikan informasi seputar dunia kerja sesuai dengan bidang kejuruannya, yang tak kalah pentingnya adalah selalu memberikan pemahaman dan bimbingannya kepada siswa, dengan untuk meningkatkan kesiapan kerja siswa sehingga kualitas tamatan benar-benar dapat diterima di dunia kerjaserta Bimbingan

(16)

karir di di sekolah harus direncanakan, disusun dan dilaksanakan dengan efektif.

c. Bagi industri, guna meningkatkan pengalaman Praktik Kerja Industri para siswa praktikan, hendaknya instruktur/pamong prakerin benar-benar membantu dan membimbing dengan serius para siswa yang sedang melaksanakan praktik di industri.

d. Kepada siswa, kepada siswa agar menyadari bahwa bimbingan karir dan Pengalaman Prakerin akan mempengaruhi kepada kesiapan kerja

Daftar Rujukan

Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani. 1991. BimbingandanKonselingdiSekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Depdiknas. 2002. Standart Pelayanan Minimum Pelaksanaan Sistem Pendidikan Kejuruan. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Dewa Ketut Sukardi. 1987. Bimbingan Karir di Sekolah-Sekolah. Jakarta : Balai Pustaka.

Hanamicys. 2011. Contoh Latar Belakang Masalah. [online], (http://www. doratekno.blogspot.com/2011/06/contoh-latar-belakang-masalah.html, diakses tanggal 01 Oktober 2012).

Herminanto Sofyan. 1992. Kesiapan Kerja Siswa STM di Jawa. Laporan Penelitian. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Mohamad, Surya. 1988. Bimbingan Karir di Sekolah. Bandung: IKIP.

. 1997. Bimbingan untuk Mempersiapkan Generasi Muda Memasuki Abad 21; (Pidato Pengukuhan Guru Besar). Bandung: IKIP Bandung. Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta; Rineka Jaya. Sugiyono. 2010. Metoda Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:

(17)

Syahron Lubis. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Padang: Sukabina Press. Nana Sudjana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. . 2009. Media Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nolker, Helmut. 1983. Pendidikan Kejuruan. Departemen P & K Dirjen DIKTI: Jakarta.

Nolker, Helmut & Schoenfeldt, Ebenhard. 1988. Pendidikan Kejuruan (Pengajaran, Kurikulum dan Perencanaan). Jakarta: Gramedia.

Oemar Hamalik. 2000. Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

W. Widodo. 2009. Tinjauan tentang Prestasi Siap Kerja, diakses 02/10/2012 http://vahonov.files.wordpress.com/2009/07/keterampilan-siap kerja. pdf.

Persantunan : Artikel ini disusun berdasarkan tesis Ika Parma Dewi dengan judul

Hubungan bimbingan karir dan pengalaman praktik kerja industri (prakerin) dengan kesiapan kerja di bidang komputer dan jaringan siswa smk Kelas XII kompetensi keahlian teknik Komputer dan jaringan di Kota Solok, dan ucapan terimakasih kepada Pembimbing I Drs. Aggamuddin, M.Ed, Ph.D dan Pembimbing II Dr. Ambiyar, M.Pd yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penyelesaian artikel ini.

Referensi

Dokumen terkait

Lafaz talak kinayah jika seorang suami melafazkan seperti „kamu haram ke atasku‟ tidak akan gugur talak melainkan dengan niat untuk ceraikan isterinya baru dikira talak. Dalil

Masalah keputusan pendanaan akan berkaitan dengan pemilihan sumber dana, baik dana yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan yang sangat mempengaruhi

Perencanaan Kegiatan Pembangunan Jembatan Pengawasan (Peningkatan Jalan Nanga Bulik – Arga Mulya (E4), Jl. Perumda – Alun –alun) (DAK Tambahan Usulan Daerah) Pengawasan

Metode yang digunakan dalam uji antituberkulosis adalah metode Microscopically Observed Drug Susceptibility, disingkat MODS, karena pada metode ini memiliki beberapa

Selain alat dan sarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 dan Pasal 46, satuan tugas Polhut yang berada pada SPORC, sekurang-kurangnya dilengkapi dengan 1 (satu) Markas Komando

[r]

[r]

Taman Nusa tidak memiliki kontrak kerjasama (MoU) dengan perusahaan yang memiliki izin dari instansi yang berwenang sebagai pemanfaatan LB 3 , penimbun LB 3 , pengolah LB 3 ,