ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PEROLEHAN KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS X1 SEMESTER GANJIL SMA BINA MULYA BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh :
ROHMILAWATI
Hasil belajar ekonomi siswa Bina Mulya tahun 2012/2013 masih rendah,hal ini dapat dilihat dari hasil belajar ekonomi pada siswa kelas X1 IPS tahun pelajaran 2012/2013 ,untuk meningkatkan hasil belajar siswa harus diterapkan suatu model pembelajaran, strategi pembelajaran dan metode yang tepat sehingga dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.diantara berbagai model pembelajaran yang diharapkan dapat mencapai tujuan
pembelajaran adalah model pembelajaran perolehan konsep.
Model Pembelajaran Perolehan Konsep adalah salah satu teori belajar sosial yang cocok di gunakan dalam kegiatan proses pembelajaran, karena dapat melatih kerja sama dan kreatifitas belajar Siswa yang berdampak baik pada hasil belajar siswa.. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui penerapan Model Perolehan Konsep dengan yang tidak munggunakan model perolehan konsep dapat meningkatkan hasil belajar Ekonomi pada siswa kelas X1 semester ganjil SMA Mulya Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013? Serta Untuk Mengetahui rata-rata hasil belajar Ekonomi siswa lebih tinggi antara yang menggunakan model pembelajaran perolehan konsep dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran perolahan konsep?
Untuk mencapai tujuan penelitian di atas, penulis menggunakan metode kuantitatif yaitu melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran perolehan konsep pada sampel penelitian yaitu pada kelas X1 ips 1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 36 siswadan kelas X1ips 2 sebagai kelas control yang berjumlah 35 siswa.
perolehan konsep dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi pada siswa kelas XI semester ganjil SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Sedangkan pada uji perbedaan dua rata-rata di peroleh ttab =1,67 pada taraf
signifikan 5% dan taraf signifikan 1% di peroleh ttab 2,39 ini berarti rata-rata hasil belajar ekonomi siswa yang diberi penerapan model pembelajaran perolehan konsep lebih tinggi di bandingkan dengan rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang Tidak mengggunakan model perolehan konsep atau menggunakan teori pembelajaran konvensional. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa penerapan Model pembelajaran perolehan konsep dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi kelas X1 Semester Ganjil SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PEROLEHAN KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS X1 SEMESTER
GANJIL SMA BINA MULYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh : ROHMILAWATI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program studi pendidikan ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Penerapan Model Pembelajaran Perolehan Konsep dengan yang tidak
menggunakan Model Pembelajaran Perolehan konsep terhadap hasil belajar
ekonomi kelas X1 SMA Bina Mulya Bandar Lampung ... 32
2. Paradigma Penerapan Model Pembelajaran Perolehan Konsep dengan yang
tidak menggunakan Model Pembelajaran Perolehan konsep terhadap hasil
belajar ekonomi kelas X1 Semester Ganjil SMA Bina Mulya Bandar Lampung
DAFTAR ISI
II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 10
1. Penelitian Tindakan Kelas... 10
2. Hasil Belajar ... 13
2.2.1 Pengertian Hasil ... 13
2.2.2 Pengertian Belajar ... 14
2.2.3 Pengertian Hasil Belajar ... 17
2.2.4 Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 18
2.2.5 Ciri-Ciri Hasil Belajar Yang Berhasil ... 20
III METODE PENELITIAN Halaman
1. Pembelajaran Perolehan Konsep ... 42
2. Hasil Belajar Siswa ... 43 1V LAPORAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 54
Halaman 2.Manakah Yang Memberikan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Lebih Tinggi
Antara Yang Menggunakan Model Pembelajaran Perolehan Konsep Dengan Yang Tidak Menggunakan Model Pemebelajaran Perolehan Konsep .
... 86 V.KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 88 B. Saran ... 89 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Dahar Ratna Willis,2006. Teori –Teori Belajar Dan Pembelajaran.Bandung:Erlangga.
Dimyati Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.
Hamalik. Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara
Kemmis, Stephen and Robbin Mc Taggart, 1988. The Action Research Planner. University Deakin.
Odiputro.1997. Action Research. Sintesis Teoretik. IKIP Jakarta.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Edisi Revisi). Jakarta: Bina Aksara.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono .2005.Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualaitatif,dan R &D.Bandung:Alfabeta.
Sugiyono .2012.Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualaitatif,dan R &D.Bandung:Alfabeta
Suharsimi Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Bina Aksara, Jakarta.
Sunyono, 2007. Sertifikasi dan Profesionalisme Guru. Lampung Post.
Universitas Lampung.2010.pedoman penulisan karya ilmiah:Unila.Bandar Lampung.
http://Adika Simbar.Word Press.com/2010/07/01/inovasi-pembelajaran Sains/.
http://ardhana12.wordpress.com/2009/01/20/indikator-keaktifan-siswa-yang-dapat-dijadikan-penilaian-dalam-ptk-2/
http://ardiyansarutobi.blogspot.com/2010/11/pentingnya-keaktifan-siswa-dalam.html
http://cafemotivasi.com/pengertian-potensi-diri/
http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/)
http://infokuh.blogspot.com/2012/08/pengertian-penilaian-kognitifafektif.html
http://m4y-a5a.blogspot.com/2012/05/hakikat-keaktifan-belajar.html
http://ulfiarahmi.wordpress.com/2010/07/22/model-pembelajaran-perolehan-konsep-concept-attainment-model/.
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/02/hasil-belajar.html
http://www.rumahkerja.com/default!news.action
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil di SMA
Bina Mulya Bandar LampungTahun Pelajaran 2012/2013 ... 2
Tabel 2.Jumlah Siswa yang Memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X1 SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013... 3
Tabel 3.Jumlah Siswa Kelas XI SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013... ... 40
Tabel 4.Indikator Masing-masing Variabel dan Sub Indikatornya ... 44
Tabel 5.Nama Pendiri Yayasan Islam Bina Mulya Bandar Lampung ... 55
Tabel 6.Kepengurusan Yayasan SMA Bina Mulya Tahun 1982-2010.. ... 55
Tabel 7.Bangunan Sarana Kegiatan Belajar Yayasan SMA Bina Mulya ... 57
Tabel 8.Tenaga Pendidik SMA Bina Mulya kelas X1 IPS Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 59
Tabel 9.Jumlah kelas SMA Bina Mulya Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 ... ... 60
Tabel 10.Jenis kegiatan Ekstrakurikuler di SMA Bina Mulya ... 62
Tabel 11.Daftar distribusi frekwensi hasil tes pada mata pelajaran ekonomi kelas X1 IPS 1 atau kelas yang menggunakan model pembelajaran peroleehan konsep ... 74
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
1. Daftar nama siswa kelas X1 ips 1 ( kelas eksperiment) 2. Daftar nama siswa kelas X1 ips 2 ( kelas control)
3. Daftar Nilai Hasil Penelitian Yang Menggunakan Model Pembelajaran Perolehan Konsep Siswa Kelas X1 ips 1 SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2012/2013
4. Daftar Nilai Hasil Penelitian Yang tidak Menggunakan Model Pembelajaran Perolehan Konsep Siswa Kelas X1 ips 2 SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013
5. Daftar Nilai Tes Ekonomi Siswa yang Menggunakan model pembelajaran
Perolehan Konsep (eksperiment)
6. Daftar Nilai Tes Ekonomi Siswa yang tidak Menggunakan model pembelajaran Perolehan Konsep (kontrol)
7 . Tingkat Validitas Alat Ukur Nilai dari Hasil Tes Kepada 10 Orang Responden Materi ketenagakerjaan
8. Tingkat Validitas Alat Ukur Nilai dari Hasil Tes Kepada 10 Orang Responden Materi Ketenagakerjaan
9. Hasil penghitungan analisis validitas 10. Silabus
11. Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas eksperiment dan kelas control 12. Kisi-kisi soal penelitian
13. Soal tes penelitian kelas X1 ips 1 dan ips 2 SMA Bina Mulya Bandar Lampung 14. kunci jawaban
MOTTO
Seperti bunga mawar yang ditanam, tidak langsung berbunga begitu ditanam melainkan melalui tahapan, begitu pula dengan kesuksesan
tidak akan datang begitu saja melainkan melalui proses yang membutuhkan waktu yang panjang untuk mencapainya.
(by Rohmilawati)
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karna sombong dan jangalah kamu berjalan dimuka bumi ini dengan angkuh sesungguhnya Allah tidak akan menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah S.W.T, atas berkat, rahmat, dan hidayah
Nyalah skripsi ini dapat diselesaikan.
Shalawat serta salam kepada Rasulullah Nabi Besar Muhammad S.A.W, skripsi ini
kupersembahkan kepada:
Abahku tersayang (alm) Wadi dan umikku Tercinta Nurdayah yang senantiasa
menyayangiku dan mendoakan keberhasilanku.
Buat kakak-kakakku tercinta Fery adi santoso,novery arizal dan ike lela wati yang selalu
memberikan motivasi dan mendoakan keberhasilanku
Terima kasih buat keluarga besar pahoman yang telah memberikan nasehat yang sangat
bermanfaat serta memberikan doa, keceriaan, mendukung keberhasilanku, untuk adek
desiska,sandi winarta,yongki,hengki dan ponakan tercinta ocen prima adityia wr, dwi rara
mentari,muhamad risky novri andi serta seluruh paman, bibi, dan saudara sepupuku yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.
Seseorang yang memotivasi dan mendampingiku dalam proses penyelesai skripsi ini
,Maulana Hadi Kusuma,SE,MM
Sahabat-sahabat dan rekan-rekan seperjuangan Pendidikan ekonomi yang kusayangi
Para pendidik yang kuhormati
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Rohmilawati dilahirkan di Prabumulih pada tanggal
6 Juni 1988, merupakan anak terakhir dari empat bersaudara pasangan
Bapak (Alm) Wadi dan ibu Nurdayah. Penulis menyelesaikan
pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Mekar Jaya Rambang lubay
MuaraEnim tahun 2001, Kemudian melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama di SMP
Negeri 2 Rambang Lubay Muara Enim. Lalu penulis melanjutkan Sekolah Menengah
Atas di SMA Kader Pembangunan Baturaja Jurusan IPS dan lulus pada tahun 2007.
Pada tahun 2007, penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Studi Pendidikan Ekonomi.
Sebagai salah satu mata kuliah wajib, penulis pernah mengikuti Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) ke Surabaya, Bali, Yogyakarta pada tanggal 24 Januari sampai tanggal 1
Februari 2010. Kemudian, penulis juga menyelesaikan Program Pengalaman Lapangan
(PPL) di SMA Bina Mulya Bandar Lampung selama 3 bulan sejak bulan Juli sampai
SANWACANA
Alhamdulillah, pujisyukurpenulisucapkanataskehadirat Allah S.W.T, yang telahmelimpahkanRahmat-NyasertaNabibesar Muhammad S.A.W
sehinggapenulisdapatmenyelesaikanskripsiini.
Skripsidenganjudul “Penerapan Model
PembelajaranPerolehanKonsepTerhadapHasilBelajarEkonomiKelas X1 Semester Ganjil SMA BinaMulya Bandar Lampung TahunPelajaran
2012/2013.SkripsiadalahsalahsatusyaratuntukmemperolehgelarSarjanaPendidikanpada Program StudiPendidikanEkonomiJurusanIlmuPengetahuanSosial (IPS)
FakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitas Lampung.
Penulismenyadarisepenuhnyabahwapenulisanskripsiinitidaklepasdaribantuan, bimbingan, saran dankritik yang
telahdiberikanolehsemuapihak.Untukitudalamkesempataninipenulismengucapkanterima kasihseluruhnyakepada:
1. Bapak Dr. Hi BujangRahman, M.Si,
selakuDekanFakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitas Lampung. 2. Bapak Dr. M. Thoha.B.S.Jaya, M.S, selakuPembantudekan I
FakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitas Lampung. 3. Bapak Drs. ArwinAchmad, M.Si, selakuPembantuDekan II
FakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitas Lampung. 4. Bapak Drs. Hi. IskandarSyah, M.H, selakuPembantuDekan III
5. Bapak Drs. Hi. BuchoriAsyik, M.Si,
selakuKetuaJurusanPendidikanIlmuPengetahuanSosial
(IPS)FakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitas Lampung. 6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si, selakuKetua Program
StudiPendidikanEkonomiFakultasKeguruan Dan IlmuPendidikanUniversitas Lampung.
7. BapakDrs.YonRizal,M.SiselakuPembimbingAkademik (PA) danPembimbing I yang telahbanyakmeluangkanwaktu,
memberikanilmubermanfaatdanmembimbingpenulisuntukpenyelesaianskripsiini. 8. BapakDrs.Hi.Nurdin, M.Si, selakuPembimbing II yang
telahbanyakmeluangkanwaktu,
memberikanilmubermanfaatdanmembimbingpenulisuntukpenyelesaianskripsiini. 9. IbuDr.ErlinaRupaidah,SE,M.Si yang
telahbersediamenjadipembahaspenulisdanterimakasihtelahmembantupenulisdalampe nulisanskripsiini.
10.BapakdanIbuDosenFakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitas Lampung khususnya Program
StudiPendidikanEkonomiterimakasihatasbantuandanbimbingannya. 11.Kepalasekolah, WakilKepalaSekolah, Dewan Guru
khususnyaIbuUpikApriyentiS.Pd Serta Staf Tata Usaha (TU) SMA BinaMulyaBandar Lampung yang
telahmengizinkandanmembantupenulismelakukanpenelitian di SMA BinaMulyaBandar Lampung.
12.Seluruhsiswakelas X1 di SMA BinaMulyaBandar Lampung khususnyakelas X1 Ips1dan X1 Ips2 yang telahmembantupenulisdalammelaksanakanpenelitian.
13.Umikkuyang selalumendukungdanmendoakansetiaplangkahkusertadoa yang
takpernahberhenti di hanturkan di setiapsujudmu.
14.UntukketigaSaudara QFeryAdiSantoso, NoveriArizaldan Ike Lela Wati yang selalumemberimotivasidanmendoakan.
kritiknyadanjugauntukkebersamaankitaselamakuliyah di Universitas
Lampungsemogapersahabatankitatetapbertahanselamanyawalaupunjarakkitaberjauh antetapikitatetapbersahabatdalamkeadaansusahdansenangamien.
16.Untukteman-temanangkatan 2007 Non Regular Erna Kusmiyati, Eva RahmitaDewi, Sulistriana, Sri Astuti, UcaNurhati, Emi Shoharah, PujiRahayu, Linda Supiyanti, LeliSugiarti, NurUkhtiAlfat, NurAiniWigati, ElyaYulina, DwiSuciati, ReligiaArlin, MulyaNovita, SeptiMustika, MevindaAan, EntiAdiyanti, Arius Akbar,
Hendriansyah, HendriHerwansyah, Mujahidin, Tri Ari Wibowo, HanafiGozali,
RahmaDoni, danJokoPurnomo, dalamkebersamaan di FKIP PendidikanEkonomiUniversitas Lampung.
17. UntukSeluruhkeluargabesarpendidikanekonomimulaikakaktingkatsertaadik-adiktingkat 08,09,10,11,12 yang sudahberkaryamaupun yang
masihberusahaberkaryasemogasuksesselaludanjayaselaludalamlingkunganFkippendi dikanekonomilanjutkan.
18.UntuktemanseperjuanganWuri,Yeny,Eri,Winda,Mela,danmasihbanyanklagi yang tidakdapatdisebutkansatupersatuterimakasihtelahmemberikandukungandankebersam aan,keceriaanserta saran dankritiknyasehinggasayadapatmenyelesaikanskripsiini. 19.Teman-teman PPL Di SMA
BinaMulya(ApriliaAnggraini,Fitriasandi,HarisTamzil,D.Paulus.M,WindaruSeptinaF ,YenyErikania,PuspitaAgustina,NetyNainggolan,YayukNovitaNingrum,Nurhidayati ,EkoSugihartantodanJusmalindaterimakasihataskebersamaanselamamelaksanakan PPL semogakitasemuatetapmenjadi yang terbaikdalamkeadaanapapunamien. 20.Untuksibiru yang imutterimakasihtelahmenemanidalammengerjakanskripsiini. 21.Semuapihak yang tidakdapatpenulissebutkansatupersatu, terimakasihatassemuanya.
Penulismenyadaribahwaskripsiinimasihjauhdarikesempurnaan, olehkarenaitukritikdan saran yang
bersifatmembangunakanpenulisterimadengantanganterbukadanucapkanterimakasih. Namundemikian,
Bandar Lampung,April 2013
Penulis
Judul Skripsi :PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
PEROLEHAN KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SMA BINA MULYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013.
Nama Mahasiswa : ROHMILAWATI
Nomor Pokok Mahasiswa : 0743031036
Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. KOMISI PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Yonrizal, M.Si Drs.Hi. Nurdin, M.Si
NIP 19600858 198603 1 005 NIP 19600817 198603 1 003
2. MENGETAHUI,
Ketua Jurusan Ketua Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Ekonomi
Drs.Hi.Buchori Asyik, M.Si. Drs.Nurdin,M.Si
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Yonrizal, M.Si ...
Penguji :Dr.Erlina Rupaidah ...
Sekretaris : Drs. Nurdin M.Si ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rohmilawati
NPM : 0743031036
Jurusan/Program Studi : Pendidikan IPS/Pendidikan Ekonomi
Fakultas :KeguruandanIlmuPendidikan
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi
dan sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, 02 April 2013
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat dan arus globalisasi
yang juga semakin hebat, maka muncullah persaingan di bidang pendidikan.
Salah satu cara yang ditempuh adalah peningkatan mutu pendidikan.Sebagai
upaya peningkatan mutu pendidikan tersebut, maka pemerintah berusaha
melakukan perbaikan-perbaikan agar mutu pendidikan meningkat diantaranya
perbaikan kurikulum, Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana.
Perbaikan-perbaikan tersebut tidak ada artinya tanpa dukungan dari guru, orang
tua, murid, dan masyarakat yang turut serta dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
Winarno Surakhmad (2004:107) menjelaskan bahwa, tujuan pendidikan dalam suatu negara haruslah berdasarkan pada asas dan falsafah negara. Tujuan
Pendidikan Nasional yang dirumuskan dalam GBHN 1988 atau UU no. 2/1989 tentang “sistem pendidikan nasional" adalah: “Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
2
mutu sekolah, Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang paling
penting,bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan
yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu
kepada anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang
dapat dicapai anak didik atau siswa.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada SMA Bina Mulya Bandar
Lampung dan keterangan guru bidang studi ekonomi yang diperoleh hasil
belajar yang dicapai siswa kelas XI IPS SMA Bina Mulya belum memuaskan,
khususnya pada bidang studi ekonomi. Hal tersebut dikarenakan kurang
terampilnya guru dalam mengajar dan memotivasi siswa dalam belajar untuk
memperoleh hasil belajar yang sangat memuaskan . Oleh karena itu hasil
belajar yang dicapai siswa SMA Bina Mulya Bandar Lampung belum
memuaskan.
Sebagai ilustrasi disajikan data hasil belajar ekonomi semester ganjil sebagai
berikut:
Tabel 1. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil di SMA Bina Mulya Bandar LampungTahun Pelajaran 2012/2013
No Kelas Nilai Jumlah siswa
00 – 70 ≥ 71
1. XI IPS 1 21 siswa 14 siswa 35 siswa
2. XI IPS 2 22 siswa 14 siswa 36 siswa
Siswa 43 siswa 28 siswa 71 siswa
% 65,15 % 27,77 % 100 %
Sumber : Guru bidang studi ekonomi SMA Bina Mulya Bandar Lampung.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai di
bawah 70 berjumlah 43 orang atau 65,15 % .Berdasarkan standar ketuntasan di
3
ketuntasan belajar apabila telah memperoleh nilai 71 ke atas, sehingga dapat
disimpulkan bahwa 65,15 % siswa belum tuntas belajar atau pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran masih jauh dari harapan. Menurut Djamarah dan Zain
(2006: 121) tingkat keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Istimewa/Maksimal : Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa.
2. Baik sekali/Optimal : Apabila sebagian besar (76% s.d 99%) bahanpelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa
3. Baik/Minimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya60% s.d 75% saja dikuasai oleh siswa. 4. Kurang : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang
dari 60% dikuasai oleh siswa.
Tabel 2. Jumlah Siswa yang Memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X1 SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013
Standar Ketuntasan Frekuensi Persentase (%) ≥ 71
Sumber : Guru bidang studi ekonomi SMA Bina Mulya Bandar Lampung.
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat hasil belajar yang diperoleh siswa kelas X1
SMA Bina Mulya Bandar Lampung dari 36 siswa yang mendapat nilai kurang
dari 70 sebanyak 43 siswa atau sebesar 65,15%.Sedangkan siswa yang
mendapatkan nilai lebih dari 71 sebanyak 28 siswa atau sebesar 27,77 %. Hasil
belajar siswa kelas X1 SMA Bina Mulya Bandar Lampung dapat dikategorikan
bahwa hasil belajar siswa yang menguasai mata pelajaran ekonomi tergolong
rendah jika dibandingkan dengan siswa yang belum menguasai bahan pelajaran
yang bersangkutan khususnya pada mata pelajaran ekonomi.Agar hasil belajar
siswa tinggi, perlu adanya sikap positif siswa terhadap guru sikap positif disini
4
tidak malu mengemukakan pendapat atau ide yang pada siswa kepada guru dan
siswa juga merasa nyaman didalam kelas , maka dari itu guru harus mengetahui
masalah yang ada didalam siswa maupun kondisi didalam kelas. Didalam
Proses pembelajaran seorang guru harus mempunyai kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotorik.
Kemampuan kognitif terdiri dari guru mengajar sesuai dengan
bidangnya.terlebih dahulu guru mengerti tentang Penilaian Kognitif,Afektif, dan Psikomotor. Sebagai guru yang kompeten, selain kemampuan mengajar kita yang dinilai, juga teknik evaluasi dan penilaian yang menjadi kunci atau tolak ukur seorang guru dapat dikatakan profesional di bidangnya. banyak guru yang menilai siswa secara Subjektif padahal teknik penilaian yang benar adalah Objektif, berdasarkan hasil belajar siswa, bukan karena pribadi siswa itu
sendiri. Untuk itu, diperlukanlah yang namanya Teknik Penilaian.
http://infokus.blogspot.com/2012/08/pengertian-penilaian-kognitifafektif.html.
Proses pembelajaran harus memiliki model pembelajaran, strategi
pembelajaran dan metode pembelajaran, disini peneliti memilih model
Pembelajaran Perolehan onsep dengan cara menerapkan didalam kelas dengan
strategi pembelajaran membagi kelompok diskusi ynag terdiri dari 4-5 siswa
dan memilih metode classroom action research yaitu suatu tindakan yang
dilakukakan didalam kelas dan dalam proses pembelajaran.Penelitian ini
merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau yang lebih dikenal
dengan tindakan yang dilakukan didalam kelas.
Model Pembelajaran perolehan konsep merupakan model pembelajaran yang
mencakup analisis proses berfikir dan diskusi mengenai atribut perolehan
konsep yang lebih banyak melibatkan pembelajaran berpartisipasi dalam
5
guru menggunakan dialog-dialog belajar yang bersifat kerjasama untuk
mengajarkan pemahaman bacaan secara mandiri dikelas.
Langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran perolehan konsep
adalah sebagai berikut :
1. Guru mempresentasikan contoh-contoh untuk membangun pemahaman.
2. Peserta didik berdiskusi untuk mengidentifikasi contoh-contoh soal yang
diberikan.
3. Guru membimbing diskusi peserta didik dalam mengidentifikasikan
contoh-contoh soal.
4. Peserta didik diminta untuk memberikan contoh-contoh lain yang
berhubungan dengan materi.
5. Peserta didik membuat contoh-contoh soal yang berhubungan dengan
materi.
6. Di akhir pelajaran Guru dan peserta didik mendiskusikan contoh soal
yang telah peserta didik buat dan kemudian menarik kesimpulan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dalam penelitian ini
penulis menggunakan Penerapan model Perolehan Konsep yang diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa. Adapun judul penelitian ini
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Siswa belum dibiasakan untuk belajar atau memperoleh ilmu dengan sendiri
dan bertukar fikiran dengan teman sebaya.
2. Kurangnya motivasi guru kepada siswa.
3. Kurangnya perhatian guru dalam memilih strategi pembelajaran Ekonomi
yang efisien dan sistematik yang sesuai untuk pelajaran Ekonomi.
4. Proses dan hasil pembelajaran ekonomi siswa kelas X1 SMA Bina Mulya
Bandar Lampung masih rendah.
5. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered). Peran guru
menjadi sangat dominan.
6. Keaktifan siswa dalam pembelajaran sangat kurang sehingga siswa tidak
dapat mengggali potensi diri.
7. Guru masih menggunakan metode langsung dalam pembelajaran sehingga
siswa kurang terlibat dalam pembelajaran, guru menjelaskan kemudian siswa
mendengarkan sambil mencatat materi pelajaran.
8. Belum digunakannya model-model pembelajaran terutama model
pembelajaran perolehan konsep.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah
dikemukakan diatas maka penelitian ini dibatasi karena keterbatasan waktu,
7
aspek “ Penerapan Model Pembelajaran Perolehan Konsep Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Kelas X1 Semester Ganjil SMA Bina Mulya Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2012/2013.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pembelajaran dengan penerapan Model Perolehan Konsep dengan
yang tidak munggunakan model perolehan konsep dapat meningkatkan hasil
belajar Ekonomi pada siswa kelas X1 semester ganjil SMA Mulya Bandar
Lampung tahun pelajaran 2012/2013?.
2. Manakah yang memberikan hasil belajar Ekonomi siswa lebih tinggi antara
yang menggunakan model pembelajaran perolehan konsep dengan yang
tidak menggunakan model pembelajaran perolahan konsep?.
E.Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan Model Perolehan Konsep dengan yang tidak
munggunakan model perolehan konsep dapat meningkatkan hasil belajar
Ekonomi pada siswa kelas X1 semester ganjil SMA Mulya Bandar Lampung
tahun pelajaran 2012/2013?.
2. Untuk Mengetahui rata-rata hasil belajar Ekonomi siswa lebih tinggi antara
yang menggunakan model pembelajaran perolehan konsep dengan yang
8
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara teoritis
a. Untuk mendukung atau menolak grand teori yang dikemukakan oleh para
ahli atau peneliti sebelumnya dan memperkaya ilmu pengetahuan bagi
peneliti khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
b. Menyajikan suatu wawasan khusus tentang penelitian yang menekankan
pada penerapan model pembelajaran perolehan konsep pada mata pelajaran
ekonomi.
2. Secara praktis
a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan rujukan
yang bermanfaat untuk perbaikan mutu pembelajaran.
b. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran tentang
berbagai alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi
belajar ekonomi siswa yang disesuaikan dengan minat.
c. Bagi siswa, sebagai bahan pijakan untuk peningkatan hasil belajar ekonomi
melalui model pembelajaran yang melibatkan siswa secara optimal.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari agar tidak terjadi salah penafsiran dalam penelitian ini,
maka penulis membatasi ruang lingkup dalam penelitian.
Ruang lingkup penelitian ini adalah:
9
Objek penelitian ini adalah model pembelajaran perolehan konsep dan hasil
belajar ekonomi siswa.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X1 ips 1 dan ips 2 SMA Bina
Mulya Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.
3. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada saat siswa duduk di kelas X1 Semester
10
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A.Tinjauan Pustaka
1.Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi
sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946.Inti gagasan Lewin
inilah yang selanjutnya dikembang ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis,Robin
Mc.Taggart,John Elliot,Dave Ebbut dan sebagainya.
Penelitian Tindakan Kelas dikenal dan ramai dibicara dalam pendidikan ,Istilah dalam bahasa inggris Classroom Action Research (CAR) yaitu suatu kegiatan penelitian yang dilakukan didalam kelas.Ada tiga kata dalam pengertian CAR yaitu:
a. Penelitian menunjukan suatu kegiatan yang mencermati suatu objek dengan menggunakan suatu cara dan aturan serta metode tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan menunjukan pada suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu dalam penelitian yang berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa
c. Kelas dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas,tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik.
Dengan batasan pengertian diatas,dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama tindakan tersebut diberikan oleh guru dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Penelitian tindakan kelas yang diadakan harus menunjukan adanya perubahan kearah perbaikan dan peningkatan secara positif.
(Arikunto dkk.2006:2-3).
Menurut Suharsimi (2002) bahwa PTK merupakan paparan gabungan definisi dari
tiga kata ”penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati
11
berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas diberbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian periode/siklus kegiatan. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama dan tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru yang sama. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan terjemahan dari classroom Action Research yaitu suatu Action Research (penelitian tindakan) yang dilakukan di kelas. Menurut John Elliot (1982) bahwa PTK adalah tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Seluruh prosesnya mencakup; telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
pengaruh yang menciptakan hubungan antara evaluasi diri dengan perkembangan profesional. Pendapat lain, Kemmis dan Mc Taggart (1988) mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh
peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan praktik sosial. Sedangkan Carr dan Kemmis menyatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk
refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa, atau kepala sekolah) dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari: (a) praktik-parktik sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktik-praktik tersebut, (c) situasi-situasi (lembaga-lembaga) tempat praktik-praktik tersebut dilaksanakan.
Jadi dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri
dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran di kelas, sehingga
hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.Dengan demikian, Penelitian Tindakan
Kelas berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di kelas,
bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil
belajar). Penelitian Tindakan Kelas harus tertuju atau mengkaji mengenai hal-hal
yang terjadi di dalam kelas. Agar Anda dapat lebih memahami makna Penelitian
Tindakan Kelas secara utuh dan benar.
Berdasarkan pengertian di atas, kita dapat memperoleh ciri atau karakteristik dari
Penelitian Tindakan Kelas dibandingkan dengan penelitian lain, yaitu:
a. Masalah pada Penelitian Tindakan Kelas muncul dari kesadaran pada diri guru, yang harus diperbaiki dengan prakarsa perbaikan dari gru itu sendiri, bukan oleh orang dari luar. Dengan demikian, masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas berasal dari permasalahan nyata dan aktual yang terjadi dalam
12
b. Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang dilakukan melalui refleksi diri (self reflective inquiry). Untuk melakukan refleksi, guru sebaiknya bertanya pada diri sendiri, misalnya:
1. Apakah penjelasan saya terlalu cepat?
2. Apakah saya sudah memberi contoh jelas dan memadai?
3. Apakah hasil latihan di kelas/pekerjaan siswa sudah saya komentari? 4. Apakah bahasa yang saya gunakan dapat mudah dipahami siswa?
c. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di dalam kelas. Fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran di kelas yang berupa prilaku guru dan siswa dalam beriteraksi.
d. Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan secara bertahap dan terus-menerus selama PTK dilakukan. Oleh sebab itu, dalam Penelitian Tindakan Kelas dikenal adanya siklus tindakan yang meliputi: perencanaan – pelaksanaan – observasi – refleksi – revisi (perencanaan ulang).
e. Penelitian Tindakan Kelas merupakan bagian penting dari upaya
pengembangan profesinalisme guru, karena Penelitian Tindakan Kelas mampu membelajarkan guru untuk berfikir kritis dan sistematis, mampu membiasakan guru untuk menulis, dan membuat catatan.
(Suharsimi Arikunto, dkk. 2006:13)
Berdasarkan pengertian dan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas di atas, dalam
Penelitian Tindakan Kelas harus ada tindakan yang dirancang sebelumnya dan
objek Penelitian Tindakan Kelas harus merupakan sesuatu yang aktif dan dapat
dikenai aktivitas. Di samping itu, karena Penelitian Tindakan Kelas menggunakan
kegiatan nyata di kelas, maka Penelitian Tindakan Kelas menuntut etika antara
lain:
(a) tidak boleh mengganggu proses pembelajaran dan mengganggu tugas guru,
(b) jangan terlalu menyita banyak waktu terutama dalam pengambilan data,
(c) masalah yang dikaji harus merupakan masalah yang benar-benar terjadi dan
dihadapi oleh guru,
(d) dilaksanakan dengan selalu memegang etika kerja (ada izin, ada
rencana/usulan, melaporkan hasil, dan lain-lain.
13
2.1.Pengertian Hasil
Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil
belajar yang dicapai siswa. Suyono, (2009: 8) menyatakan bahwa, ”Hasil belajar
dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar.
Pengertian hasil menunjuk kepada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu
aktivitas yang mengakibatnya berubahnya input secara fungsional.”
Menurut Nasution (1995: 25) mengemukakan bahwa, “Hasil adalah suatu
perubahan pada diri individu.Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan
pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan
penghargaan diri pada individu tersebut.”
Menurut Sudjana (1990: 22) “Hasil adalah kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang
dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas
belajar.“Berdasarkan kedua pendapat di atas hasil adalah perubahan yang terjadi
pada diri seseorang berupa perubahan kecerdasan, sikap, keterampilan dan
lain-lain yang diperoleh melalui pengalaman belajar yang telah dilakukan. Pengalaman
belajar yang dilakukan adalah pengalaman belajar sehari-hari yang terjadi di
sekolah .Sedangkan menurut Djamarah (2000: 45) mengatakan bahwa, “Hasil
adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara
individu maupun kelompok.” Sedangkan menurut Suryabrata (2000: 19), “Hasil
adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang dicapai
seseorang setelah melakukan suatu usaha.Bila dikaitkan dengan belajar berarti
14
waktu tertentu.Hasil belajar termasuk dalam atribut kognitif yang respon hasil
pengukurannya tergolong pendapat (judgment), yaitu respon yang dapat
dinyatakan benar atau salah.”
Berdasarkan kedua pendapat di atas hasil adalah suatu prestasi yang diperoleh
setelah melakukan kegiatan.Suatu kegiatan yang dimaksud disini yaitu kegiatan
pembelajaran yang dilakukan siswa seperti mendengarkan penjelasan dari guru,
latihan ataupun diskusi baik yang dikerjakan sendiri maupun bersama dengan
kelompok.Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan
pengorbanan yang sangat besar.hanya dengan keuletan, sungguh-sungguh,
kemauan yang tinggi dan rasa optimis dirilah yang mampu untuk mencapainya.
2.2 Pengertian Belajar
Menurut M. Sobry Sutikno mengatakan bahwa, “Belajar adalah suatu proses
usaha seseorang yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan yang baru
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”
Pendapat lain dikemukakan oleh Latif (2005: 23) yang mengatakan bahwa,
”Belajar menyangkut perubahan dalam suatu organisme, berarti juga bahwa
belajar membutuhkan waktu.” Sedangkan Menurut Thursan Hakim (2002)
mengatakan bahwa, “Belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian
manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan pengetahuan, sikap,
pemahaman, keterampilan, daya fikir dan kemampuan lainnya.”
Menurut Gagne (dalam Latif, 2005: 22) mengatakan bahwa, “Belajar sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman.“ Diperkuat dengan pendapat Hamalik (2001: 27) yang mengatakan bahwa, “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman.”Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (1995: 2)
dikemukakan bahwa, “Belajar adalah proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman.” Pendapat lain dikemukakan
oleh Slavin dalam Catharina Tri Anni (2004), “Belajar merupakan proses
perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman.”
Menurut Bell Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008), “Belajar adalah proses
yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitude. Kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa
15
Berdasarkan kedua pendapat di atas belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan baik perubahan sikap, kemampuan, kecakapan maupun keterampilan. Proses yang dilakukan untuk memperoleh perubahan bertahap mulai dari kecil hingga seseorang dewasa.Sedangkan menurut
Winkel, “Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengelolaan pemahaman.” Pendapat lain dikemukakan oleh Moh. Surya
(1981: 32) yang mengatakan bahwa, “Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya
dengan lingkungan.”Menurut J. Bruner dalam (Slameto, 2003:11) mengemukakan
bahwa belajar ialah belajar tidak mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah.Dalam pengertian umum, belajar merupakan suatu motivasi yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang
dilakukannya.Dengan demikian hasil belajar berarti hasil yang telah dicapai dari proses belajar.
Menurut Ridwan ,(2005:198) Belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.Menurut James (dalam Syaiful Bahri,2002:12) “belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman”. Belajar adalah proses reaksi mereaksikan terhadap semua situasi
yang ada disekitar individu, sehingga belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.
Proses belajar itu kompleks sekali, tetapi dapat juga diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip atau asas-asas belajar yang dapat dijadikan pedoman dan teknik belajar yang baik.
Prinsip-prinsip itu menurut (Slameto 2003: 27) adalah: a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar:
1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.
2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan instruksional.
3. Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif. 4. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
b. Sesuai hakikat belajar
1. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.
2. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery. 3. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu
dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan.
16
1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkapkan pengertiannya.
2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.
d. Syarat keberhasilan belajar
1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.
2. Repertisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya
yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Artinya tujuan kegiatan adalah
perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan
maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi.Dan belajar juga diartikan
suatu perubahan yang diperoleh melalui pengalaman belajar yang telah dilakukan.
Perubahan akan tampak setelah seseorang melakukan kegiatan belajar mengajar
sehari-hari. Pengalaman langsung seorang siswa dalam melaksanakan kegiatan
belajar membuat pelajaran tersebut akan membekas karena pengalaman tersebut
akan selalu diingat sampai kapanpun dibandingkan hanya sekedar mendengarkan
penjelasan saja, dan dapatbelajar juga adalah semua kegiatan yang menjadi proses
seseorang untuk memperoleh perubahan sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan individu dengan lingkungannya
untuk memperoleh perubahan dalam diri merupakan kegiatan belajar.Serta belajar
juga diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh perubahan dalam dirinya baik perubahan kecakapan maupun sikap
untuk menjadi lebih baik. Perubahan tersebut tidak dapat diperoleh dalam waktu
17
individu.
2.3 Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai hasil belajar. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Abdurrahman (2003: 28) bahwa ”belajar merupa-kan proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif
menetap”. Perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti pembelajaran ter-diri
dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan as-pek-aspek tersebut. Adapun as-pek-aspek-as-pek-aspek itu adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap.
Hasil Belajar diperoleh pada akhir proses pembelajaran dan berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu bahan yang telah diajarkan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.
Kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu bahan yang telah diajarkan dapat diketahui berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh guru. Salah satu upaya mengukur hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar siswa itu
sendiri. Bukti dari usaha yang dilakukan dalam proses belajar adalah hasil belajar yang diukur melalui tes. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ahmadi
(1984:35) bahwa “Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha,
dalam hal ini usaha belajar dalam perwujudan prestasi belajar siswa yang dilihat pada setiap mengikuti tes”. Hasil belajar dalam penelitian ini di-peroleh melalui tes yang diberikan pada setiap akhir siklus.
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/02/hasil-belajar.html
Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah “kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. (Sudjana, 2001:22).
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya.
Sedangkan hasil belajar adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat dari
kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu. Perubahan itu adalah hasil
yang telah dicapai dari proses belajar. Jadi, untuk mendapatkan hasil belajar
dalam bentuk “perubahan” harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh
18
2.4 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Hamalik, (2004:32) Belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional yang ada ,Adapun faktor-faktor-faktor-faktor itu adalah sebagai berikut : 1. Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan, maksudnya materi yang telah
dipelajari perlu digunakan secara praktis dan diadakan ulangan secara continue.
2. Belajar memerlukan latihan dengan proses, membaca, pengulangan materi agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat lebih mudah dipahami.
3. Belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapatkan kepuasannya.
4. Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya.
5. Faktor asosiasi dalam belajar karena semua pengalaman belajar antara yang lama dan yang baru secara berurutan diasosiasikan sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman.
6. Pengalaman masa lampau (bahan apersepsi) dan pengertian-pengertian yang telah dimiliki oleh siswa untuk menjadi dasar dalam menerima pengalaman-pengalaman baru dan pengertian-pengertian baru.
7. Faktor kesiapan belajar. Faktor ini erat kaitannya dengan masalah kematangan, motivasi, kebutuhan dan tugas-tugas perkembangan.
8. Faktor motivasi dan usaha. Belajar dengan motivasi akan mendorong siswa belajar dari pada belajar tanpa motivasi.
9. Faktor-faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat berpengaruh dalam proses belajar.
10.Faktor intelegensi. Siswa yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar, karena ia akan lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran dan lebih mudah mengingatnya.
Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, yaitu cita-cita atau
apresiasi, kemampuan, kondisi siswa, kondisi lingkungan unsur-unsur dinamis
dalam belajar dan pembelajaran, dan upaya guru dalam membelajarkan siswa.
(Dimyati dan Mudjiono, 2006: 97-100).
Menurut Sudjana, (1989: 39) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut:
1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
2. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama
19
Berdasarkan pendapat di atas faktor internal yang berasal dari diri seseorang
merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya yaitu motivasi
belajar siswa yang tinggi akan menghasilkan hasil belajar yang baik sebaliknya
motivasi belajar siswa yang rendah akan menghasilkan hasil yang rendah pula.
Untuk itu seorang siswa harus memiliki motivasi belajar untuk mendapatkan hasil
yang baik.Selain motivasi perhatian orang tua juga penting sebagai salah satu
faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Orang tua yang sangat memperhatikan
kebutuhan dan juga pola belajar anaknya akan berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa yang baik dan sebaliknya orang tua yang tidak memperhatikan kebutuhan
belajar dan juga pola belajar anak akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
menjadi kurang baik. Untuk itu orang tua harus selalu memperhatikan anaknya
dalam pelajaran baik kebutuhan belajar maupun pola belajar anak.
Faktor eksternal yang paling mempengaruhi hasil belajar anak adalah
lingkungan.Lingkungan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap hasil
belajar anak.Lingkungan belajar yang memiliki persaingan yang sangat kompetitif
membuat siswa terpacu untuk belajar lebih giat.Hal ini dikarenakan persaingan di
dalam lingkungan yang kompetitif sangat ketat, sehingga untuk mempertahankan
hasil belajar yang baik, siswa dituntut untuk selalu belajar.
Hal ini didukung oleh pendapat Suparno dalam Sardiman (2006: 38) yang
mengatakan dalam ciri-ciri belajar bahwa, hasil belajar dipengaruhi oleh
pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar
seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui oleh subjek belajar, tujuan
dan motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang
20
Sedangkan menurut Clark (1981: 39) menyatakan bahwa “hasil belajar siswa
disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh
lingkungan.”Kemampuan siswa yang dimaksud adalah kemampuan kognitif siswa
yaitu kemampuan berpikir tentang masalah-masalah yang ada di dalam pelajaran. Keaktifan siswa ini dapat dilihat dari:
1. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru 2. Kerjasamanya dalam kelompok
3.Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok ahli 4.Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok asal 5.Memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok 6.mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat
7. Memberi gagasan yang cemerlang
8.Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang 9. Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain 10. Memanfaatkan potensi anggota kelompok
11. Saling membantu dan menyelesaikan masalah
http://ardhana12.wordpress.com/2009/01/20/indikator-keaktifan-siswa-yang-dapat-dijadikan-penilaian-dalam-ptk-2/
Selain kemampuan berpikir interaksi dengan lingkungan juga dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah.Semakin sering siswa melakukan
interaksi dengan lingkungan semakin banyak pelajaran yang dapat diambil.
Karena interaksi memberi pengaruh cukup besar dalam proses belajar untuk
mendapatkan hasil belajar yang baik.Hasil belajar siswadipengaruhi oleh
kamampuan siswa dan kualitas pengajaran.Kualitas pengajaran yang dimaksud
adalah profesional yang dimiliki oleh guru.Artinya kemampuan dasar guru baik di
bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku
(psikomotorik).
2.5 Ciri-Ciri Hasil Belajar yang Berhasil
Suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil menurut Syiful Bahri Djamarah
dan Aswan Zain, (2002: 120) adalah sebagai berikut:
a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
21
Berdasarkan pendapat di atas keberhasilan guru dalam mengajar dapat dilihat dari
seberapa banyak ilmu yang diserap oleh murid-muridnya.Semakin banyak ilmu
yang dikuasai oleh siswa maka guru tersebut berhasil dalam menyampaikan
pelajaran dengan baik.Hal ini bisa dilihat melalui hasil belajar siswa pada setiap
tes yang diberikan guru baik lisan maupun tulisan. Selain melalui hasil belajar
siswa berupa lisan maupun tulisan, keberhasilan proses belajar juga dapat dilihat
melalui prilaku dari siswa tersebut. Apabila prilaku siswa setelah proses belajar
berlangsung menjadi baik yaitu bersikap sopan terhadap orang yang lebih tua dan
menghargai pendapat orang lain. Maka proses belajar tersebut berhasil sesuai
dengan tujuan pengajaran yaitu tidak hanya mencerdaskan anak namun juga
membuat prilaku siswa menjadi lebih baik.Berdasarkan uraian tersebut bahwa
untuk mendapatkan hasil belajar yang diharapkan, dibutuhkan kondisi badan yang
sehat dan siap untuk belajar, motivasi dari dalam diri atau luar diri siswa, dan
disiplin belajar. Karena tanpa motivasi maka tidak akan ada kemauan untuk
belajar dan hasil belajar tidak akan tercapai secara maksimal. Hasil belajar
merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak
dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar dan hasil
belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan seseorang dalam
mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport
setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Hasil belajar
siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi, Hasil dari evaluasi dapat
memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa tersebut.
3. Model Pembelajaran Perolehan Konsep
22
Definisi konsep menurut Rosser adalah suatu abtraksi yang mewakili satu kelas
objek,kejadian,atau hubungan yang mempunyai atribut yang samakarena setiap
orang mengalami stimulus ayng berbeda-beda,orang yang membentuk konsep
sesuai dengan pengelompokan stimulus dengan cara tertentu.
(Dahar,2006:63).
Menurut Ausubel konsep adalah konsep diperoleh dengan dua cara yaitu penbentukan konsep dan asimilasi konsep.pembentukan konsep yang terutama merupakan bentuk konsep perolehan konsep sebelum anak-anak masuk sekolah dan pembentukan konsep disamakan dengan konsep belajar konkret,asimilasi konsep merupakan cara untuk memperoleh konsep.Untuk memperoleh melaui proses asimilasi orang yang belajar harus sudah memperoleh pengetahuan tentang suatu konsep tersebut.
(Dahar ,2006:64).
Pendekatan pembelajaran pemrosesan informasi dengan model perolehan konsep menurut Uno,(2007:10) dikembangkan berdasarkan karya Jerome Brunner, dkk. Brunner dkk.yakin bahwa lingkungan sekitar manusia beragam dan sebagai manusia kita harus mampu membedakan, mengkategorikan dan menamakan semua itu. Kemampuan manusia dalam membedakan, mengelompokkan dan menamakan sesuatu inilah yang menyebabkan munculnya sebuah konsep. Pendekatan pembelajaran perolehan konsep adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami suatu konsep tertentu.Pendekatan pembelajaran ini dapat diterapkan untuk semua umur, pendekatan ini dapat digunakan untuk memperkenalkan konsep yang
sederhana.Pendekatan ini lebih tepat digunakan ketika penekanan pembelajaran lebih di titik beratkan pada mengenalkan konsep baru, melatih berfikir induktif, dan melatih berfikir analisis.
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/06/model-pembelajaran-perolehan-konsep.html.
Jadi, pembelajaran perolehan konsep adalah model pembelajaran yang tujuan
utama pembelajarannya tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan
menjelaskan kembali hasil belajar tersebut kepada pihak lain. Sehingga dengan
menggunakan model pembelajaran ini siswa dapat lebih aktif dan kreatif dalam
menyelesaikan masalah yang diyakini dapat meningkatkan prestasi belajar
mereka. Model pembelajaran perolehan konsep sangat sesuai digunakan untuk
23
mengajar cara berfikir induktif kepada siswa. Model pembelajaran ini juga dapat
menjadi alat evaluasi yang bagus bagi guru untuk mengukur apakah ide atau
konsep penting yang baru saja diajarkan telah dikuasai oleh siswa atau tidak.
3.2 Langkah-langkah dalam Model Perolehan Konsep
Model pembelajaran perolehan konsep merupakan model pembelajaran yang
mencakup analisis proses berfikir dan diskusi mengenai atribut perolehan konsep
yang lebih banyak melibatkan pembelajaran berpartisipasi dalam diskusi.
http://wijilestarioop.blogspot.com/2009/11/model-model-pembelajaran.html.
Brunner dalam berpendapat“bahwa perlu dipelajari kegiatan kognitif atau proses
berfikir yang dinamakan pengkategorian. Kegiatan pengkategorian mempunyai
dua komponen yaitu tindakan pembentukan kategori dan tindakan perolehan
konsep.
Pembentukan kategori merupakan langkah pertama perolehan konsep.Model pembelajaran perolehan konsep adalah suatu pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami suatu konsep tertentu. Prosedur pembelajaran perolehan konsep melalui tiga tahap yaitu:
1. Penyajian data dan identifikasi konsep 2. Pengujian perolehan konsep
3. Analisis strategi berfikir.
http://ulfiarahmi.wordpress.com/2010/07/22/model-pembelajaran-perolehan-konsep-concept-attainment-model/.
Model pembelajaran concept attainment di lakukan melalui fase-fase yang di
kemas dalam bentuk sintaks.adapun sintaksnya di bagi ke dalam tiga fase, yakni
Tahap-tahap Model Concept Attainment Tahap Pertama:
Penyajian data dan
Tahap Kedua:
24
Identifikasi konsep
Guru menyajikan contoh-contohyang telah dibawa
Siswa membandingkan sifat-sifat/ ciri-ciri contoh positif dan contoh negative.
Siswa menjelaskan sebuah definisi sifat-sifat atau ciri-ciri yang paling esensial.
Siswa mengidentifikasi
contoh-contohtambahan yang tidak dibeli dengan tanda Ya dan Tidak.
Guru menguji hipotesis, menamaikonsep dan menyatakan kembaldefinisi menurut sifat-sifat atau ciri-ciri yang paling esencial.
Siswa membuat contoh
Tahap Ketiga
Analisis strategi-strategi berpikir Siswa mendeskripsikan pemikiran-pemikiran
Siswa mendiskusikan peran sifat-sifat dan hipótesis-hipotesis Siswa memdiskusikan jenis dan ragam hipótesis.
Maka dari itu, implementasi dan pengembangan Model Pembelajaran Perolehan
Konsep ini di harapkan dapat meningkatkan kemampuan belajar mandiri siswa
dan melatih kemampuan mereka dalam presentasi, khususnya dalam mata
pelajaran Ekonomi.Model pembelajaran perolehan konsep sangat sesuai
diaplikasikan untuk pembelajaran yang menekankan perolehan suatu konsep baru
atau untuk mengajar cara berfikir induktif. Model perolehan konsep merupakan
model pembelajaran yang mencangkup analisis proses berfikir dan diskusi
mengenai atribut perolehan konsep yang lebih banyak melibatkan siswa
berpartisipasi dalam diskusi.
Tujuan model pembelajaran perolehan konsep:
1. Memahami hakekat konsep untuk membantu siswa memahami suatu objek,
gagasan, dan peristiwa.
2. Memahami strategi pemikiran yang digunakan dan menemukan dasar
25
3. Menyadari kegiatan konseptualisasi dan melakukannya terutama terhadap data
yang tidak terorganisasi.
Model pembelajaran perolehan konsep sesuai dengan tujuan pembelajaran karena
berguna untuk : Membantu siswa dalam perolehan konsep baru, memperkaya dan
memperjelas pemikiran tentang perolehan konsep, dari suatu konsep, dan
membantu siswa menyadari proses dan strategi berfikir sendiri. Model
pembelajaran perolehan konsep didasarkan pada kondisi reseftif siswa dan
sifatnya lebih langsung,artinya guru lebih banyak memimpin .
Ada dua peranan pokok Guru dalam pembelajaran model pencapaian konsep yang perlu di perhatikan,adalah:
1. Menciptakan suatu lingkungan sedemikian hingga siswa merasa bebas untuk berpikir dan menduga tanpa rasa takut dari kritikan atau ejekan.
2. Menjelaskan dan mengilustrasikan bagaimana model pencapaian konsep itu seharusnya berlangsung, membimbing siswa dalam proses situ, membantu siswa menyatakan dan menganalisis hipotesis, dan mengartikulasi pemikiran-pemikiran mereka.
http://Adika Simbar.Word Press.com/2010/07/01/inovasi-pembelajaran Sains/.
Di dalam proses membimbing aktifitas belajar ekonomi itu tiga cara penting yang
dapat di lakukan oleh Guru:
1. Guru mendorong siswa untuk menyatakan pemikiran mereka dalam bentuk
hipotesis,bukan dalam bentuk observasi.
2. Guru menuntun jalan pikiran siswa ketika mereka menetapkan apakah hipotesis
di terima atau tidak.
3. Guru meminta siswa untuk menjelaskan mengapa (Why) mereka menerima
atau menolak suatu hipotesis.
(Uno, 2007:11).
Model pembelajaran concept attainment di lakukan melalui fase-fase yang di
26
(1) Presentasi data dan Identifikasi data;
(2) Menguji pencapaian dari suatu konsep; dan
(3) Analisis berpikir strategi.
(Uno, 2007:11).
3.3 Penerapan Model Pembelajaran Perolehan Konsep Dalam HasilBelajar Ekonomi
Ekonomi merupakan ilmu tentang prilaku dan tindakan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang bervariasi,dan berkembang dengan bersumber daya,
Yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi,konsumsi,dan atau
distribusi.Dalam Ilmu ekonomi sebenarnya tanpa kita sadari kita telah
menggunakan jasa dibidang ini dalam kehidupan sehari-hari sehingga dimasukan
kedalam kurikulum SMA sebagai integral dari Ilmu Pengetahuan Sosial.Mata
pelajaran ekonomi yang dipelajari diSMA khususnya kelas X1 berdasarkan
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) membahas tentang
ketenagakerjaan, pembangunan dan pertumbuhan ekonomi serta memahami
APBN dan APBD yang didalamnya memiliki karakteristik masing-masing serta
konsep-konsep yang harus dipahami,oleh karena itu sebisa mungkin siswa harus
mengerti dan merasakan kegunaan materi yang dipelajari dan disampaikan oleh
guru atau pendidik.Berdasarkan judul penelitian diatas jadi didalam penerapan
model pembelajaran perolehan konsep terdapat berapa cara yang harus dilakukan
oleh guru supaya hasil belajar ekonomi siswa dapat meningkat atau lebih tinggi
yaitu menggunakan metode yang benar dalam proses pembelajaran,menggunakan
strategi pembelajaran yang benar,melakukan pendekatan dengan baik serta
27
hasil belajar ekonomi yang lebih tinggi.
Berikut adalah beberapa Langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran
perolehan konsep adalah sebagai berikut :
1. Guru mempresentasikan contoh-contoh untuk membangun pemahaman.
2. Peserta didik berdiskusi untuk mengidentifikasi contoh-contoh soal yang
diberikan.
3. Guru membimbing diskusi peserta didik dalam mengidentifikasikan
contoh-contoh soal.
4. Peserta didik diminta untuk memberikan contoh-contoh lain yang
berhubungan dengan materi.
5. Peserta didik membuat contoh-contoh soal yang berhubungan dengan
materi.
6. Di akhir pelajaran Guru dan peserta didik mendiskusikan contoh soal
yang telah peserta didik buat dan kemudian menarik kesimpulan.
Di proses belajar peneliti menggunakan media sebagai sarana bantu untuk
melakukan kegiatan proses belajar mengajar.Media adalah alat bantu yang dapat
memberikan pengalaman kongrit , meningkatkan prestasi belajar, serta
mempertinggi daya serap dan hasil belajar siswa dengan demikian setiap guru
harus mempunyai kemampuan memilih dan menggunakan alat bantu yang
disesuaikan dengan :
a.Tujuan pembelajaran.
b.Materi pembelajaran.
c. Ketersediaan alat yang diperlukan.
28
e. Metode yang digunakan.
f. Situasi pengajaran / pembelajaran.
Kegunaan media pembelajaran dalam proses belajar – mengajar sebagai berikut:
Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis dalam bentuk
kata-kata tertulis atau lisan belaka.
a. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra .
b. Menimbulkan kemauan belajar.
c. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan
lingkungan dan kenyataan.
Peneliti menggunakan alat bantu berupa soal essay yang diambil dari buku cetak
serta materi yang dipelajari tentang ketenagakerjaan,serta peneliti juga
menggunakan alat bantu yaitu menggunakan Lembar Kerja Siswa(LKS) yang
diadakan dengan membuat kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa untuk melakukan
diskusi dan Tanya jawab dengan materi ketenagakerjaan tentang Bagaimana
Kondisi ketenagkerjaan diindonesia,apa yang dilakukan pemerintah untuk
mengoptimalkan kondisi ketenagakerja diindonesia?. Peneliti menggunakan
metode classroom action research yaitu melakukan tindakan didalam kelas
dengan strategi pembelajaran pembagian kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
untuk beberapa kelompok dengan menggunakan model pembelajaran perolehan
konsep untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi yang tinggi.
3.4 Keunggulan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Perolehan Konsep Model pembelajaran pencapaian konsep adalah salah satu jenis
29
dirancang untuk membantu mahasiswa .agar lebih mudah mempelajari suatu konsep tertentu. model perolehan konsep merupakan model yang sangat efisien untuk menyajikan informasi yang terorganisasikan dalam berbagai bidang studi. http://ISJD.pdii.lpii.go.id /admin /jurnal/1210).
Keunggulan model pembelajaran perolehan konsep:
1. Meningkatkan kemampuan awal untuk belajar lebih mudah dan lebih efektif
bahkan dikatakan dari hasil kajian terhadap keberlakuan model perolehan
konsep.
2. Lebih efisien dan praktis yang digunakan diberbagai usia.
3. Lebih mudah dalam mengembangkan aktifitas didalam kelas yang
menghasilkan motivasi yang melibatkan siswa secara aktif sehingga dapat
menemukan konsep dengan menggunakan data,fakta dan siswa lebih aktif
dalam proses belajar mengajar.
4. Lebih mengaktifkan keterlibatan mental siswa sehingga siswa lebih lama
mengingat apa yang diberikan oleh gurunya sehingga dapat meningkatkan
pretasi dalam belajar siswa.
Kelemahan model pembelajaran perolehan konsep
1. Dibutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama dalam pembuatan
perangkat pembelajaran.
2 Didalam proses pembelajaran jumlah siswa lebih sedikit,tidak boleh lebih
ataupun kurang.
3. Didalam model perolehan konsep sifatnya lebih mengarah pada proses