Afdhal Adelano Evi Muheriyawan Harlen Kurniawan Herianto Maidil I Made Bakti Wiyasa Lia Mareza
A Group Painting Exhibition
DEMI GENGSI-KONSUMTIF
Tommy F Awuy
Kurator
Suatu kecenderungan yang demikian kuat pada budaya urban
adalah ”bungkusan” (
packaging
). Hal ini dimulai dari hasrat untuk
memberikan sebuah penampilan yang menarik secara estetik dan
mengejutkan selain untuk memproteksi. Namun langkah demi
langkah makna bungkusan yang dianggap sebagai atribut ini sekarang
berubah menjadi substansial. Bungkusan bukan lagi merupakan suatu
wujud tindakan lanjut melainkan langkah awal bagi perwujudan
sesuatu, seperti pergerakan memutar balik dari efek menjadi sebab.
Imajinasi kita dibangun bukan lagi berawal dari pertanyaan bagaimana
menciptakan sesuatu tapi bagaimana sesuatu itu terlihat. Jadi, proses
penciptaan bukan berawal dari “apa yang kita lihat” melainkan “apa
yang terlebih dulu dilihat orang lain”. Makna “bungkusan” pada
dasarnya menambah rangsangan pengenalan kita akan ketidakpastian
realitas, mana sebab dan mana akibat.
Pengertian ”bungkusan” tidak lagi sekedar menunjuk pada benda
yang kita lihat secara kasat mata, seperti kertas bungkusan sebuah
hadiah. Kiriman karangan bunga, parsel, promosi, tingkah laku,
tutur kata, cara berpikir, fesyen, lukisan, film dan lain-lain, semua
itu adalah bungkusan. Bungkusan ada di mana-mana dan tujuannya
jelas adalah untuk memikat. Bungkusan pada dasarnya adalah sebuah
muslihat yang ingin memperdaya satu atau semua potensi indrawi
kita. Mendengar seseorang berbicara artinya kita bersiap diri untuk
terpedaya oleh ucapannya. Bungkusan sesungguhnya adalah suatu
kerja mimetik, mempengaruhi (
meme
) dan kembali pada paragraf
awal, bungkusan adalah performasi estetik; mempertunjukkan
sesuatu tidak lain adalah tindakan mempengaruhi.
Maka, “bungkusan” bisa dilihat dari dua pengertian; secara sempit
dan luas. Membeli produk tertentu, kita merasa diberi nilai tambah
apabila mendapatkan bungkusan yang bagus dan indah sehingga
muncul perasaan agar tidak membuangnya bahkan dipajang atau
dibawa ke mana-mana untuk kesan gengsi. Kita bisa dengan leluasa
menyaksikan para konsumer di mall-mall berjalan lenggang-lenggok
membawa atau menenteng bungkusan misalnya dari produk Louis
Vuitton, Hermes, Versace, Armani, dan lain-lain, Arti sempit ini
menunjuk langsung pada arti yang luas bahwa kata bungkusan itu
sebenarnya tidak referensial atau mewakili bendanya, yakni gengsi
yang dibangun oleh wacana-wacana atau teks-teks, khususnya iklan,
yang sudah merasuki benak para konsumer itu. Wacana membentuk
model berpikir dan perilaku seseorang. Wacana bukan sekedar alat
yang bisa dilepas begitu saja apabila kita tidak lagi membutuhkannya.
Diri manusia itu sendiri hanya mungkin dikenali sebagai salah satu
yang berada secara kongkrit sejauh ketika dia berbicara,
language
turn.
Produk dan gengsi di atas hanyalah salah satu contoh dari kesadaran
bagaimana realitas hidup pada dasarnya adalah sebuah bungkusan
dalam pengertian luas. Tidak ada dalam kehidupan ini yang eksis
tanpa bungkusan (bahasa) dan bahasa pada dirinya adalah sebuah
paradoks, tak terdefinisikan terkecuali hanya mengenalnya lewat
suatu pilihan, referensial atau konvensi, denotasi atau konotasi,
sintagmatik atau paradikmatik, dan seterusnya. Dengan ini realitas
tampil serba kemungkinan tanpa otonomi total dan universal.
Pameran Bersama di Philo Art Space berthema
Packaging
yang
berlangsung tanggal 22 Maret – 5 April ini pengertian ‘bungkusan’ di
atas baik secara luas maupun sempit, mengemuka.
Afdhal membidik realitas kehidupan berupa serba kemungkinan yang
bisa kita baca dari 3 karyanya,
Memulai Kemungkinan
,
Di Antara
Kemungkinan
, dan
Mengakhiri Kemungkinan. Karya pertama dan
ketiga menggambarkan sosok yang berada di dalam ruang yang dibalut
oleh tembok tinggi seperti penjara. Apabila kita membaca dua karya
ini sebagai satu rangkaian, maka suasana yang bernuansa dramatis
ini dapat dimaknai sebagai perjalanan anak manusia yang terikat oleh
ruang-waktu problematik. Ruang dan waktu membungkus manusia
sehingga menampakkan positivitas diri (kebertubuhan). Di sini soal
ruang dan waktu sesungguhnya hanya kata lain dari bahasa. Perjalanan
diri-kebertubuhan manusia terbentuk dan diarahkan oleh bahasa. Lalu
masih adakah kita bicara soal peluang bagi manusia untuk melepaskan
diri dari bentukan dan arahan bahasa? Afdhal menunjukkan jalan
kemungkinan ini dan sekaligus ironi, yakni pintu. Pintu menjadi tanda
bagi keluar-masuknya diri-kebertubuhan, seperti terlihat pada karya
Di antara Kemungkinan, figur ada di luar ruangan, melepaskan diri
dari ruang dramatik tadi, namun jangan lupa, ada unsur lain lagi yang
kemudian masih membelenggunya yakni tali. Tembok-pintu-tali pada
hematnya adalah metafor dari bahasa. Manusia mencipta bahasa tapi
kemudian terperangkap oleh bahasa. Hanya bahasa unsur yang terkuat
sebagai bukti bahwa manusia adalah mahluk yang tidak pernah bebas
secara otonom karena ketika dia berbahasa saat itu juga dia terikat
oleh komunikasi dengan orang lain.
Harlen dengan karya
Alienated Youth of Mind dan Lapen
tak
jauh-jauh berangkat dari persoalan diri-kebertubuhan yang galau mencari
pembebasan. Diri teralienasi oleh apa? Banyak unsur yang bisa kita
lihat dalam kedua karya ini di mana setiap unsur saling berhubungan
membentuk sebuah sistem, lingkungan kehidupan. Sesosok manusia
yang nampak kecil teralienasi oleh gantungan tali seperti hanya
bisa bergerak apabila digerakkan oleh lingkungan kehidupannya
secara luas yang jelas-jelas bukan dirinya (
the other
dan
itulah
yang disebut kesadaran-
mind
). Menurut para pemikir strukturalis,
kenyataan ini tidak lain merupakan kerja bahasa karena lingkungan
kehidupan adalah bahasa. Jadi manusia teralineasi oleh bahasa dan
bagaimanapun dia ingin mencari kemungkinan-kemungkinan untuk
terbebaskan. Harlen menunjuk kemungkinan itu pada karya
Lapen
,
suatu aktivitas pembebasan imajinatif bahwa ’Lapen’ adalah sejenis
minuman berkadar alkohol, murah, merakyat tentunya, bisa di
temukan di sekitar daerah Malioboro, Yogya, dan berdaya kerja cukup
efektif.
Karya-karya Adelano mengambil suasana awal-awal kehidupan yang
diwakili oleh figur bayi, telur, produk susu, dan kembang.
Unsur-unsur ini nampak kuat mewakili pemahaman kita tentang bungkusan
bahasa dalam memulai kehidupannya seorang bayi sudah terbungkus
oleh lingkungan kehidupannya, lewat pembahasaan orang-orang
yang terdekat dengannya. Tak heran dalam kasus-kasus tertentu,
bayi diprogram terlebih dulu orang keinginan orang tua seperti
pemberian nama. Nama adalah bungkusan awal dan akhir
(alfa-omega) pada diri seseorang yang kadang membuat seseorang hidup
melawan kontradiksi antara makna sebuah nama dengan pemikiran
dan tingkahlakunya. Di samping itu bagaimana produk tertentu
mensyaratkan bahwa jika bayi ingin bertumbuh sehat dan kuat maka
minumlah susu ini atau susu itu. Bayi dibentuk oleh sistem kompetisi
satu produk dengan produk lainnya dan sampai dewasa pun dia tak
lepas dari sistem kompetisi itu pada tingkat mengkonsumsi produk
bergengsi.
Sementara Heryanto Maidil bergiat langsung dengan sistem
tanda (
semeon
). Karyanya berobyek figur perempuan yang
diri-kebertubuhannya dibalut oleh sejenis tali (sarang laba-laba). Figur
perempuan sengaja dikedepankan karena masih cenderung dianggap
sebagai sosok tak berdaya dalam sistem patriarki. Lingkungan
seringkali dengan begitu gampangnya mengartikan atau tepatnya
mendifinisikan bahkan perempuan adalah makhluk begitu dan
begini tanpa menyadari bahwa lingkungan tersebut pun sebenarnya
nyaris tak berbeda. Relasi sosok perempuan dan sistem sama-sama
merupakan bentukan bahasa yang diperdaya oleh kuasa. Lia Mareza
misalnya dengan karya berjudul
Displacement
memberikan tekanan
dengan bermain-main dalam sistem tanda, bahwa karena relasi
seksualitas laki-laki dan perempuan sama-sama merupakan bentukan
bahasa maka sangat mungkin, betapa pun rumit dan perkasanya
laki-laki bak tembok benteng China, perempuan bisa mengendalikan dan
membuatnya bertekuk lutut.
Tak kalah menantangnya, Evi Muheriyawan mengeksplorasi sosok
perempuan dalam lingkungan kehidupan urban yang tak terlepas dari
perkembangan dunia mode sebagaimana hal ini hadir di semua
kota-kota dunia-kosmopolit. Fesyen menandakan glamoritas pergaulan
kontemporer yang kelihatannya bergerak demikian dinamis dan
bebas. Namun demikian, kehidupan seperti ini pun sebenarnya tak
luput dari ironi bahwa figur-figur tersebut dibungkus oleh teks-teks
yang mencipta angka-angka, artinya diri-kebertubuhannya dibungkus
oleh berapa ukuran berat dan tinggi badannya bahkan sampai pada
organ-organ paling vital sekalipun. Fesyen menunjukkan identitas,
paling tidak, ukuran gengsi tertentu, sekaligus menegaskan sebuah
lingkungan kehidupan yang serba tak pasti dan cepat berlalu, sangatlah
khas bagi sebuah gengsi konsumtif.
Made Bakti mempertegas bagaimana hubungan fesyen, gengsi dan
konsumeristik ini menjadi ”budaya bungkusan”. Dua karyanya berjudul
High Pristige dan Shopping Maniac,
jelas di satu pihak memperlihatkan
suasana dinamik yang dikelilingi oleh produk-produk dan bungkusan
masa kini yang diburu oleh kaum urban dengan agresif. Membeli produk
sama halnya membeli jati diri dan syarat utamanya adalah ”gaul” dan
terlebih dulu menarik perhatian media massa demi publisitas, tentu
saja. Mereka mungkin tidak peduli, sadar atau tidak, bahwa dunia yang
mereka perani adalah serba bungkusan, yang penting bagaimana hal
itu menjadi identitas bergengsi betapapun hal itu hanya memberikan
mereka sekali saja bisa tidur dengan mimpi yang enak dan indah.
Selamat berpameran!
Afdhal
I
Memulai Kemungkinan 160 X 140 cm Acrylic on canvas 2009Afdhal
I
Mengakhiri Kemungkinan 170 X 150 cm Acrylic on canvas 2009Afdhal
I
Diantara Kemungkinan 160 X 140 cm Acrylic on canvas 2010Adelano
I
Di Antara.. 170 x 150cm Oil on Canvas 2010Adelano
I
I Love Milk 170 x 150 cm Oil on Canvas 201010 Adelano
I
Bunga Tidur 170 x 150 cm Oil on Canvas 200911 Evi Muheriyawan
I
8 1 18 1 10 21 11 21
150 x 120 cm Mix Media on Canvas 2010
1
Evi Muheriyawan
I
18 1 3 11 1 7 9 14
150 x 120 cm Mix Media on Canvas 2010
1 Evi Muheriyawan
I
8 1 18 1 10 21 11 21I
150 x 120 cmI
Mix Media on CanvasI
20101 Harlen Kurniawan
I
Lapen
150 x 100 cm Mix Media on Canvas 2010
1 Herianto Maidil(Maidil)
I
Female Signs 180 x 140 cm Acrylic on Canvas 20101 I Made Bakti Wiyasa
I
High Prestige 120 x 100 cm Acrylic On Canvas 2010
1
1 Lia Mareza
I
Displacement
200 x 140 cm Acrylic, Oil on Canvas 2010
0
Afdhal
Dumai, 29 Maret 1981. Pendidikan 2000 – 2007. Minat Utama Seni Lukis, Fakultas Seni Rupa,
Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Group Exhibition(s)
2010 : Pameran “Packaging”, Philo Art Space, Jakarta.Pameran Komunitas Seni Sakato, BAKABA, Jogja National Museum, Yogyakarta. 2009 : Pameran Exposigns, 25th ISI Yogyakarta, Jogja Expo Center, Yogyakarta. Pameran September Ceria 3RD
Anniversary Of Jogja Gallery, Jogja Gallery. Pameran Tujuh Bintang Art Award 2009 “THE DREAM”[The Power of Dream], Jogja National Museum Yogyakarta. Pameran Komunitas Nostalgia, Nostalgilla Merayakan Keliaran Tanda dan Memainkan Persepsi,7 Bintang Art Space Yogyakarta. Pameran Kelompok Kecil, Diantara Nama dan Nama, Jogja National Museum Yogyakarta. Pameran Pesta Gagasan, Ars Longa Ruang Seni Yogyakarta. 2008 : Pameran Family Life, Taman Budaya Yogyakarta. Pameran Inner Scape, Edwin’s Gallery Jakarta. Pameran Nostalgia, Launching Joglo Seni Art Sociates, Jogjakarta. Pameran New Age-New Blending: Age-New Generation Chinese & Indonesian Artists Exchange, Age-New Age Gallery Beijing Cina. Pameran Kecil Itu Indah, Edwin’s Gallery Jakarta. Pameran Missing Trees, Ide Global Art Bika Jakarta. Pameran Kaba Rang Rantau, Ego Gallery Jakarta. Pameran Komedi Putar, Jogja Gallery Jogjakarta. 2007 :
Pameran Ruang & Rasa di Sika Gallery Bali. Pameran Kebangkitan Bangsa, Univ. Wangsa Manggala Yogyakarta. Pameran Global warming GWK ( Garuda Wisnu Kencana ) Bali. 2006 : Pameran Drawing di Jogja Villge Inn, Yogyakarta. Pameran Yang Error Parkir Space Yogyakarta. Pameran Jalin Bapilin, Benteng Vredeburg Yogyakarta. Pameran Art For Jogja, di Taman budaya Yogyakarta. 2005 : Pameran
Kelompok 7 di Lana Gallery, Yogyakarta. Biennale Jogja VII Di Sini Dan Kini, Yogyakarta. Pameran Hari AIDS se-Dunia, Galeri LIP, Yogyakarta. 2004 : Pameran
Kuburan di Sangar Sakato Yogyakarta. Pameran Eksperimental Art, ISI Yogykarta. Video Art Menggusung Peti Mati Sendiri, Yogyakarta. Pentas Teater PEKWILDA, Auditorium Teater ISI Yogyakarta. Pentas Performance Art Wed Action #4 Kedai Kebun Forum, Yogyakarta. Performance Art Tolak Taman Nasional Gunung
Merapi, Fakultas Kehutanan. 2nd IAPAO { Internasional Association Performance
Art Organizer} Meeting & Festival Rumah Nusantara Bandung. Pameran Seni Rupa Mempertimbangkan Tradisi Galeri Nasional Jakarta. Pemutaraan Video Performance Art di Galeri Popo Iskandar Bandung. Pameran WALHI di Benteng Vredeburg, Yogyakarta. 2003 : Pameran Philip Morris Art Award, Gedung ASEAN. Jakarta. Jak@rt Festival 2003 Jakarta. 2002 : Jak@rt Festival 2002 Jakarta. Pameran Gambar Bentuk ISI Yogyakarta. Pameran Glass Painting, ISI Yogyakarta.
2001 : Pameran Sketsa di Kampus ISI Yogyakarta. Performance Art Kereta Sewon Yogyakarta. Pameran Dies Natalis SASENITALA Galeri ISI Yogyakarta. Performance Art GPK-ISI Yogyakarta. Pameran Lukis Cat Air ISI Yogyakarta. 2000 : Jepit Mall Performance Art di Malioboro Yogyakarta. Pameran FKY Benteng Vredeburg Yogyakarta.
Penghargaan:
2003 Finalis Philip Morris Award 2002 Lukis Cat Air Terbaik ISI Yogyakarta Gambar Bentuk Terbaik ISI Yogyakarta 2001 Sketsa Terbaik ISI Yogayakarta
2000 Lukis Cat minyak terbaik SMSR Padang Sum-Bar
Adrew Delano Wibowo
(Adelano.W.)
Magelang, 18 Juli 1984.
Pendidikan :2004-2009 Institut Kesenian Jakarta
Exhibitions
2010 : Pameran “Packaging”, Philo Art Space, Jakarta.2009 : Pameran “KARYA TUGAS AKHIR”, di Ruang Pamer Galeri Seni Rupa IKJ. Pameran sketsa “GETARAN ITU BERNAMAKAN CINTA”, Di kampus IKJ. Melukis dan Pameran bersama di Kediaman “ KEDUBES NORWEGIA “. Pameran “SELF STIRRING” di Galeri Cipta 3 Cikini. Pameran “# 1 @ 40 Tahun IKJ” di Galeri Cipta 2 Cikini. Pameran “VIRUS KREATIF” di Jakarta Convention Center. Pameran “FKI 6 (Festtival Kesenian Indonesia) 2009” di kampus IKJ Jakarta. 2007 : Pameran ”DIALOG DUA KOTA JAKARTA - YOGYAKARTA (Havefun ISI Yogyakarta, IKJ & UNJ)”,di Yogyakarta. Pameran Bersama “JAKARTA KOTAKU” di Galeri Tembi Rumah Budaya Jakarta.
2006 : Pameran ”MAYOR ABSTRAKSI 1” angkatan 2004 di Galeri Seni Rupa
1
Bali. 2008 : Pameran Finalis Jakarta Art Award 2008 di Gallery Seni Ancol Jakarta Utara. 2005: Pameran Bali Biennale-Astra Otoparts Art Award 2005 Denpasar Bali. 2003 : Pameran Finalis Indofood Art Awards di Galeri Nasional Jakarta. Pameran Pagelaran Seni Kria ISI di Museum Nasional Jakarata. Pameran Festival Kesenian Indonesia di Balai Pemuda Surabaya. 2002 : Pameran FKY-XIV di Gedung Societed Militer Yogyakarta. 2001 : Pameran FKY-XIII di Benteng Vredeburg Yogyakarta. 1999 : Pameran Kompetisi Pratisara Affandi Adi Karya di Galeri ISI Yogyakarta. 1989 : Pameran Nuansa Prestasi Seni Lukis Anak Indonesia di Taman Budaya Bali.
Group Exhibition(s)
2010 : Pameran “Packaging”, Philo Art Space, Jakarta.2009 : Pameran Ilustrasi Cerpen Kompas di Bentara Budaya Jakarta, Bentara Budaya Yogyakarta, Solo dan Bentara Budaya Bali. Pameran Exposign Di Jogja Galeri, Yogyakarta. 2008
:Pameran Kisi-kisi Jakarta pada Jakarta Art Award 2008 di Gallery Seni Ancol, Jakarta Utara. Pameran Super Ego di Ego Gallery, Jakarta. Pameran AHIMSA di Bentara Budaya Jakarta. Pameran Bali Art Now: Hibridity, Yogya Gallery, Yogyakarta. Pameran Silence Celebration di Tony Raka Gallery, Ubud. 2007 :
Pameran Shadow di Philo Art Space, Kemang Timur, Jakarta. Pameran Boeng Ajo Boeng (Mengenang Nilai-nilai Kemanusiaan Affandi) di Bentara Budaya Yogyakarta. Pameran ‘’Love Letter’’ di Tony Raka Gallery, Ubud. Beautiful of Death, di Darga Gallery, Denpasar. Pameran Sanur Village Festival, Darga Gallery, Denpasar. 2006 : Pameran Seni Rupa “Refreshing” di Danes Art Veranda, Denpasar – Bali. Pameran Seni Rupa Rupakata di Darga Gallery, Sanur – Bali. Pameran Reconsculture Global Healling II di Agung Rai Museum Art, Ubud-Bali. Officiated by Desmond Tutu penerima Nobel Perdamaian. 2005 :
Pameran Summit Event Bali Biennale-Astra Otoparts Art Award 2005. Pameran Seni Rupa Instalasi “RTRWP” bersama kelompok Bunyibatu dan Galang Kangin (Dalam Rangka Hari Bumi) di Rumah Buku Cengkilung Denpasar. Pameran Bunyibatu dan Galang Kangin di Galeri Millenium Jakarta. 2004 : Pameran Seni
Rupa “Having Fun” Sanggar Dewata Indonesia di Galeri Langgeng, Magelang Jawa Tengah. Pameran Dasa Muka, Bali Coruption Watch di Arma Ubud, Bali. Pameran Warming Up di Balerupa SDI Yogyakarta. Pameran Seni Rupa Kenduri Seni Desa di Nitiprayan. 2003 : Pameran TERMOGRAM SDI di Museum Neka Ubud Bali. Pameran Small di Paros Gallery, Sukawati-Bali. Pameran Kebersamaan Sanggar Dewata Indonesia di Societed Militer Yogyakarta. Pameran Pagelaran Seni Kria ISI di Museum Nasional Jakarta. Pameran Festival Kesenian Indonesia di Balai Pemuda Surabaya. Pameran Drawing di Bale Rupa SDI Yogyakarta. IKJ. Pameran ”MAYOR ABSTRAKSI 2” angkatan 2004 di Galeri Seni Rupa IKJ.
Pameran ”BERSAMA SENI MURNI IKJ” di lorong Seni Rupa IKJ. Pameran ”SATU IKJ SATU” di Graha Bakti Budaya. 2005 : Pameran ”EKSKURSI BALI” di kampus IKJ. Pameran ”ART EXPLODED” UNS, IKJ, ISI Yogyakarta di kampus UNS Solo. Pameran ”FOLKLORE” di FE UI Depok. Pameran ”MAYOR LUKIS 1” Angkatan 2004 di Lorong Studio Lukis Kampus IKJ. Pameran ”MAYOR LUKIS 2” Angkatan 2004 di Lorong Studio Lukis kampus IKJ. Pameran ”3 in 1” di Graha Bakti Budaya. Pameran di benteng Vrendeburg, Yogyakarta. Mural ”BEAUTIFUL WALL” di Kampus IKJ. 2004 : Pameran ”PENDIDIKAN DASAR SENI RUPA” (PDSR) angkatan 2004 di Galeri Cipta 2 Cikini. 2003 : Pameran ”JAMBORE SENI RUPA” di pasar seni ancol.
Evi Muheriyawan
Bandung 1974Solo Exhibition(s)
solo exhibition at soka gallery - jakarta solo exhibition at utterly art – Singapore
Group exhibition(s)
2010 : Pameran “Packaging”, Philo Art Space, Jakarta.“Bunga-Bunga Bali” at Bali clif, Bali. “Jali-Jali Jakarta” at Rumah Jawa, Jakarta. ”Silence of The City” at Denindo Art House, Jakarta. “Karya terbaik kompetisi Jawa Barat” at Geleri Kita, Bandung. “Menilik Akar” at Galeri Nasional, Jakarta. “Subject Expose [s]” Arslonga Gallery, jakarta
I Made Bakti Wiyasa
Pemanis, Tabanan, Bali 10 April 1974. PENDIDIKAN : 1998-2005 FSR-ISI Yogyakarta.Selected Exhibition
2010 : Pameran “Packaging”, Philo Art Space, Jakarta.2009 : Pameran Ilustrasi Cerpen Pilihan Kompas 2008 di Bentara Budaya Jakarta, Yoyakarta, Solo dan
Pameran Unidentified Fucking Objeck (UFO); Homege to Doraemon di Kedai Kebun Forum Yogyakarta. Pameran Finalis Indofood Art Award di Galeri Nasional Jakarta. 2002 : Pameran “Living On The Edge” di Exspratri Art Gallery Jakarta.Pameran Gincu Rupa bersama kelompok TEMPERA-SDI di Bentara Budaya Yogyakarta. Pameran Kata Rupa di Gelaran Budaya Yogyakarta. Pameran Ruang Ekspresi di Gradika Bakti Praja Pasuruan. Pameran Jadikan Aku Pacarmu bersama kelompok Caping di Benteng Vredeburg Yogyakarta. Pameran FKY-XIV di Gedung Societed Militer Yogyakarta. Pameran Heterogen, Bunyibatu di Art Centre Bali. 2001 : Pameran “Sambung Lidah” bersama kelompok BLOBOR ISI di Benteng Vredeburg Yogyakarta. Eksperimental Art Manusia Angin di kampus ISI Yogyakarta. Eksperimental Art Menutup Botol Kosong di lorong kampus ISI Yogyakarta. Konseptor Performance Art “Koma” di GFJ Antara Jakarta. Pameran FKY-XIII di Benteng Vredeburg Yogyakarta. Pameran bersama Sanggar Dewata Indonesia di Galeri Nasional Jakarta. 2000 : Pameran Gelar Seni Pertunjukan Rakyat (GASPER) di ISI Yogyakarta. Kompetisi Grafiti di tembok Stadion Kridosono Yogyakarta. 1999 : Pameran Kompetisi Pratisara Affandi Adi Karya di Galeri ISI Yogyakarta. Pameran LUSTRUM ke-3 ISI Yogyakarta di Galeri ISI Yogyakarta. Pameran Seni Rupa Jelang Millenium III di Natour Garuda Hotel Yogyakarta.1998 : Pameran di Lorong Kampus bersama kelompok BLOBOR ISI Yogyakarta. 1996 : Pameran Bersama Kelompok Ngulat Taksu di Musium Sidik Jari Denpasar.Pameran Bersama perupa muda Denpasar di Grand Sudirman Agung Denpasar. 1993 : Pameran Bersama SMSRN Denpasar di Art Centre Bali. 1992 : Pameran Bersama Dalam Rangka 25Th SMSRN Denpasar di Art Centre
Bali. 1989 : Pameran Nuansa Prestasi Seni Lukis Anak-anak Indonesia Taman Budaya Bali.
PENGHARGAAN
2008 : Finalis Jakarta Art Award 2008. 2003 : Finalis Indofood Art Award 2003. Medali Sri Sin Moy dari United Stead, India. 2000 : Karya Lukis Cat Air Terbaik FSR ISI Yogyakarta. Juara Favorit Piala Presiden Lomba Grafiti Tembok Stadion Kridosono Yogyakarta. 1998 : Karya Sketsa Terbaik FSR ISI Yogyakarta. Gambar Bentuk Terbaik FSR ISI Yogyakarta. 1996 : Duta Bali Sebagai Remaja Berprestasi Seni Tingkat Nasional Tahun 1996. 1993 : Karya Terbaik SMSRN Denpasar. Juara I Karikatur 25 Th SMSRN Denpasar. Juara I Lomba Poster BKKBN Pemda TK II
Gianyar, Bali. 1989 : Finalis Nuansa Prestasi Seni Lukis Anak Indonesia 1989
Harlen Kurniawan
Bukit Tinggi, 19 Oktober 1980. ISI Yogyakarta
Group exhibition(s)
2010 : Pameran “Packaging”, Philo Art Space, Jakarta.“Air Seni Ruang Rawa”, Kali Bayem, Yogyakarta. “Bakaba”, Jogja National Museum, Yogyakarta. “Terapi Lewat Seni”, Joga International Hospital, Yogyakarta. “The Rakus of Something Wrong”, Taman Budaya Yogyakarta, Yogyakarta. Pameran “Abstrak”, Taman Budaya, Yogyakarta. Video Art “Alineated youth of mind”, YOGYAKARTA. 2009
: “Pesta Gagasan#1”, Ars Longa, Yogyakarta. “Minimaiz Packing Space”, Kedai Belakang, Yogyakarta. “Night With Us”, Ars Longa, Yogyakarta. “Persatuan Paguyuban”, Gallery Biasa, Yogyakarta. “Raba Rasa”, Jogja National Museum, Yogyakarta. 2008 : Pameran Para Perupa Minang, “Kabarang Rantau”, Ego Gallery, Jakarta. “Seiring Sejalan”, Denindo Art Space, Jakarta. “Silent of The City”, Denindo Art Space, Jakarta. “Hutan Tropis”, Bika Gallery, Jakarta. “Versus”, 678 Gallery, Jakarta. “Persatuan Paguyuban”, Taman Budaya Yogyakarta. 2007 :
“The Young Artist”, Opening Sangkring Art Space, Yogyakarta. Pameran Bersama Komunitas Nitiprayan, “Jaman Bergerak”, Nitiprayan, Yogyakarta. 2006 : “Jalin Bapilin”, Benteng Vredeburg, Yogyakarta. Instalasi, “Seni Talok”, ISI Yogyakarta. Instalasi Seni BEM, ISI Yogyakarta. “Penggalangan Dana untuk Korban Gempa”, UTY, Yogyakarta. “Penggalangan Dana untuk Korban Gempa”, STIKER, Yogyakarta. “Penggalangan Dana untuk Korban Gempa”, Taman Budaya Yogyakarta. 2005 :
“Yang Eror”, Kinoki, Yogyakarta. Pameran Perupa Minang, “Mempertimbangkan Tradisi”, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. 2004 : Pameran Kelompok “Kuburan”, Sanggar Sakato, Yogyakarta. “WALHI”, Benteng Vredeburg, Yogyakarta. Pameran Kesenian Nasional, Sanggar Nurani Senja, Jakarta. “High Risk Experimental Art”, Kepatihan, Yogyakarta. 2002 : Pameran Sanggar Sakato, Purna Budaya, Yogyakarta. Pameran Sa_aka ’99, Purna Budaya, Yogyakarta. Pameran Bersama Alumni SMSR Padang, Taman Budaya Padang. 2001 : Pameran Sanggar Sakato, Purna Budaya, Yogyakarta. Pameran Dies Natalis Sasenitala, Galeri ISI Yogyakarta.
2000 : Pameran Kelompok “Embrio ‘99”, Benteng Vredeburg, Yogyakarta.
Others
2009 : “Musik Performance Suara Kaum Marjinal”, Taman Budaya Yogyakarta.
2008 : Melukis Bersama di Denindo Art Space, Jakarta. Melukis Bersama, “Ulang Tahun Girli”, Kepatihan, Yogyakarta. “Musik Performance”, Jogja National Museum, Yogyakarta. 2007 : Melukis Bersama Komunitas Girli, Malioboro, Yogyakarta. 2004 : Performance Art, “Oleh-oleh untuk Pecandu Perang”, Sanggar Sakato, Yogyakarta. Environmental Art Dies Natalis Sasenitala ISI Yogyakarta, Bebeng, Kaliurang, Yogyakarta. 2003 : Video Art, “Mengusung Peti Mati Sendiri”, di Yogyakarta. Workshop Seni Lukis di Sanggar Akar, Jakarta. 2002 : Performance Art, “Hari Air se-Dunia”, Malioboro, Yogyakarta
Herianto Maidil(Maidil)
Padang 11 Mei 1979.Institus Seni Indonesia Jogjakarta.
Group exhibition(s)
2010 : Pameran “Packaging”, Philo Art Space, Jakarta.2009 : Pameran bersama “MEMOART 2009”Arslonga gallery Jogjakarta. Pameran Bersama “Subject Exspose “Pure Art Space Jakarta. Pameran Bersama “Distance”Tony Raka Ubud Bali. Pameran Bersama “ Guru Oemar Bakrie”Jogja Gallery Jogjakarta. Pemeran Bersama “Pesta topeng monyet”Bidar sriwijaya Jogjakarta. 2008 : Pameran
“Menyoal Patriarki”Philo Art Space Jakarta. Pameran Bersama”Indonesia today”Linda gallery Singapore. Pameran bersama “Sensi” Philo Art Space Jakarta. Pameran bersama Kebangkitan Nasional “ Setelah 20 Mei “ Jogja Gallery Jogjakarta. Pameran bersama “I Love you but I love me more “ AIR Show Room Jakarta. 2007 : Pameran bersama “Panorama” Sighi Art Gallery Bukit tinggi sumatera barat. Pameran bersama “Jalin Bapilin” Benteng Vredenburg Jogjakarta. 2005 : Pameran bersama “Art For Love”Borobudur Magelang.
2004 : Pameran berasama “Menimbang Tradisi”Galeri Nasional Jakarta. 2003 :
Pameran bersama kelompok”Gledek”Taman Budaya Surakarta.
Lia Mareza
Yogyakarta, 4 Desember 1982
Group Exhibitions :
2010 : Pameran “Packaging”, Philo Art Space, Jakarta. Pameran BAKABA Sakato Art Community di JNM Yogyakarta. 2009 : Pameran DISTANCE di Tony Raka, Bali. Pameran KUNDURAN TRUK di Kersan Art Space, Yogyakarta. Pameran BORDERLESS WORLD di Taman Budaya Yogyakarta. Pameran 25 th EXPOSIGN ISI JEC Yogyakarta. 2008 : Pameran “Celebrating the Diferences” Elegance Gallery
Jakarta. Pameran “Untukmu Perempuan Indonesia” Gedung Arsip Nasional Indonesia Jakarta. Pameran KOMEDI PUTAR Jogja Gallery Yogyakarta. Pameran BOY’S ARE TOYS Srisasanti Gallery Yogyakarta. Pameran Visual Organik di Philo Art Space Jakarta. Pameran INI BARU INI di Vivi Yip Art Room Jakarta. Pameran Dies Natalies XXIV Emergence of Artist Gallery ISI Yogyakarta. Pameran (5+4) NINE Rumah Rupa Jakarta. Pameran Group Exhibition di A2A Gallery Jakarta. 2007 : Pameran HARLAH ASRI ke-57 di Benteng Vredeburgh Yogyakarta. Pameran “Extreme Little” di Jupri Art Gallery Pasuruan Jawa Timur. Pameran “CERMIN” di V Art Gallery Yogyakarta. Pameran “Space Test: Tribute to Young artist” di Sangkring Art Space Yogyakarta. Pameran “Belok Kanan Jalan Terus” Sangkring Art Space, Yogyakarta. Pameran “ Behind The Nation “ Srisasanti Gallery Yogyakarta.
2006 : Pameran SASENILOPE di Galeri Biasa Yogyakarta. Pameran Rentang Ruang dan Waktu di Galeri Livia Yogyakarta. Pameran JALIN BAPILIN di Benteng Vredeburg Yogyakarta. Pameran ART FOR JOGJA di Taman Budaya Yogyakarta, Yogyakarta. Pameran NISBI di Galeri Katamsi ISI Yogyakarta. Pameran Homage to Homsite, Eks ASRI Gampingan Yogyakarta. 1st Universal MOSA, Mouseum Small Art Mosa, Malaysia. Pameran GEMA WANITA Beber Seni di Benteng, Vredeburgh Yogyakarta. 2005 : Pameran 25 Terbaik HONDA MOTTO DESIGN di Benteng Vredeburg Yogyakarta. Pameran Sasenilope di Bunker Cafe Yogyakarta. Pameran Pratisara Affandi di Galeri ISI Yogyakarta dan Galeri SOKA Jakarta. 2004 : Pameran NO NAME Di Galery Semarang, Semarang. Pameran BAZART FKY di Benteng Vredeburg Yogyakarta. Pameran JAMUR 01 di Tom Silver Magelang. Workshop Seni Murni di SMU Muhammadiyah 1 Magelang. Workshop GEDEBOOK ! di Alun-alun Selatan Yogyakarta. Environmental Art, HUT Sasenitala di Bebeng Cangkringan Sleman Yogyakarta. 2003 : Pameran PUSER di Benteng Vredeburg Yogyakarta. Pameran Lampu Andong di Benteng Vredeburg Yogyakarta. Pameran Walhi Hari Lingkungan di Benteng Vredeburg Yogyakarta. 2002 :
Pameran PUSER di Galeri ISI Yogyakarta. Pameran Dies Natalies Sasenitala di Galeri ISI Yogyakarta. Performance Art Hari Air di Yogyakarta. 2001 :
Pameran Gelar Karya MSD Yogyakarta di Yogyakarta.
Penghargaan
Lukis Cat Air Terbaik Modern School Design, Yogyakarta Karya 5 Terbaik NISBI, di Galeri Katamsi ISI Yogyakarta
This catalogue is published in conjunction with a Group Painting Exhibition of
March – April , 010 @ Philo Art Space Jl Kemang Timur 0 C South Jakarta 10 Indonesia t/f: ( 1) 1 m: + 11 10 0 e: philoartspace@gmail.com Curator: Tommy F Awuy Special thanks : Dian Nitami
Afdhal
I
AdelanoI
Evi MuheriyawanI
Harlen KurniawanI
Herianto MaidilI
I Made Bakti WiyasaI
Lia Mareza Photography of Artworks: Artist, Doc. PhiloGraphic Design: Trizno Published by
Philo Art Space 0/010
Colophon
Copy Rights © Philo Art Space
All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system or transmit-ted in any form or by any means, electronic, mechanical, photography, recording or otherwise, without the written permission from Philo Art Space
Jl. Kemang Timur 90 C South Jakarta 12730 Indonesia t/f: (62 21) 719 84 48 m: +62 811 10 60 47