• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nunuk Jarwati SD Negeri Sirapan 01 Madiun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nunuk Jarwati SD Negeri Sirapan 01 Madiun"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

35

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENDESKRIPSIKAN

BINATANG DENGAN BAHASA TULIS MELALUI

PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR NEGERI SIRAPAN 01

KECAMATAN MADIUN KABUPATEN MADIUN

Nunuk Jarwati SD Negeri Sirapan 01 Madiun

Abstrak: Dalam kegiatan pembelajaran menulis mendeskripsikan binatang, siswa masih banyak mengalami kesulitan. Faktor penyebabnya, antara lain media yang kurang menarik, kegiatan pembelajaran yang monoton sehingga siswa merasa bosan, kurang berminat, dan kurang bersemangat. Hal itu dapat mengakibatkan nilai siswa menurun atau hasil tidak maksimal. Pendekatan yang digunakan untuk menarik perhatian siswa agar bersemangat untuk belajar adalah pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa. Pendekatan ini merupakan bentuk pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM). Pendekatan kontekstual dalam penelitian ini dengan memanfaatkan media gambar sebagai media alternatif dalam pemecahan masalah. Adapun tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SDN Sirapan 01 Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Sirapan 01 Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun, sebanyak 21 siswa dengan rincian 8 laki-laki dan 13 perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemempuan menulis dalam mendeskripsikan binatang dengan media gambar dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas IV SDN Sirapan 01 Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun.

Kata Kunci: Pendekatan Kontekstual, Media Gambar, Keterampilan Menulis, Deskripsi Binatang.

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan suatu tantangan tersendiri bagi seorang guru, mengingat bahasa ini bagi setiap sekolah merupakan bahasa pengantar yang dipakai untuk menyampaikan materi pelajaran yang lain. Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi membantu peserta didik untuk mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemam-puan analitis dan imajinatif (Depdiknas, 2006). Menulis merupakan suatu tuntutan keterampilan yang perlu dikuasai oleh manusia sebagai bahasa tulis. Oleh karena itu, sejak dini pengajaran bahasa selalu didasarkan pada keterampilan bahasa, salah satunya adalah menulis (writing). Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses belajar.

Menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara (Wikipedia Indonesia, 2006). Menulis memerlukan keterampilan karena diperlu-kan latihan-latihan yang berkelanjutan dan terus-menerus (Dawson, dkk, dalam Nurchasanah 1997:68). Secara garis besar, menulis adalah bentuk dari komunikasi yang membutuhkan keterampilan agar menghasilkan tulisan yang baik.

Menulis deskripsi merupakan bagian dari salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa kelas IV SD, yaitu mampu menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana khususnya tum-buhan atau binatang sekitar. Menulis deskripsi merupakan salah satu kegiatan mengarang. Deskripsi adalah mengung-kapkan ciri-ciri benda yang dideskripsikan

(2)

dalam bentuk tulisan atau lisan.. Dalam hal ini banyak siswa yang mengalami kesulitan. Kesulitan siswa dalam menulis biasanya terlihat ketika siswa diminta untuk menulis sebuah karangan sederhana, mendeskripsikan suatu benda ataupun ketika menulis puisi. Mereka sering mengeluh dan terlihat bingung dengan apa yang ingin mereka tulis. Siswa tidak mampu untuk mengekpresikan idenya. Ide-ide tersebut kadang-kadang masih tidak terstruktur dan terinci dengan baik sehingga pengungkapannya pun kurang runtut. Hambatan lain yang dialami siswa dalam mengarang deskripsi adalah kurang-nya semangat siswa. Hal itu merupakan akibat metode pembelajaran yang diguna-kan guru masih kurang menarik. Adapun faktor penyebab lainnya, antara lain pemanfaatan media dalam pembelajaran kurang bervariasi, guru masih meng-gunakan metode yang konvensional dalam pembelajaran sehingga membuat siswa merasa jenuh, tidak termotivasi untuk belajar.

Fenomena tersebut juga terjadi pada pembelajaran menulis yaitu mendeskripsi-kan binatang. Siswa kelas IV SDN Sirapan 01 mengalami kesulitan belajar dan kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Guru hanya ceramah dan tanya jawab yang tidak membangkitkan siswa. Guru dalam memberikan perintah tidak mem-berikan contoh bagaimana cara men-deskripsikan binatang. Guru tidak menje-laskan bagaimana langkah-langkah men-deskripsikan binatang. Siswa bekerja secara mandiri, tidak berkelompok. Guru menggunakan strategi pembelajaran yang tidak merangsang minat siswa. Cara pembelajaran seperti ini tentunya sangat membingungkan siswa. Metode, media, dan pendekatan maupun strategi dalam mengajar sangatlah penting.

Berdasarkan temuan di atas, perlu metode, media, serta pembelajaran yang kreatif, efektif, dan menyenangkan agar siswa dapat bersemangat untuk mengikuti pembelajaran. Salah satu cara untuk dapat digunakan untuk meningkatkan keteram-pilan mendeskripsiskan binatang adalah dengan media gambar. Syarifudin (2007) dalam penelitiannya yang berjudul

Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Prosa mengungkapkan bahwa :

a. Media gambar dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis karangan di Sekolah Dasar.

b. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuh-kembangkan motivasi belajar, dan dapat mengatasi keterbatasan penga-laman siswa dalam berimajinasi dan berekespresi.

c. Kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media gambar adalah keterbatasan waktu, karena pada umumnya guru Sekolah Dasar menga-jarkan beberapa bidang studi dalam satu kelas.

Hal itu dapat disimpulkan bahwa dengan media gambar dapat merangsang anak untuk mengungkapkan suatu bentuk atau benda yang dipahami anak ke dalam tulisan. Anak dapat diminta untuk menulis kalimat deskripsi dari gambar-gambar yang dipasang di kelas. Anak-anak dapat diminta untuk memasangkan kalimat-kalimat itu sesuai dengan gambar-gambar tersebut. Sebagai kreasi dalam pelajaran, anak-anak dapat menulis deskripsi tentang binatang-binatang dan memasangkannya dengan foto binatang .

Selain itu guru juga harus meng-gunakan strategi menulis terbimbing. Purwaningtyas (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Pendekatan

Kontekstual (CTL) Terhadap Keteram-pilan Menulis Deskripsi, mengungkapkan

tentang keberhasilan penggunaan pende-katan kontekstual dalam pembelajaran. Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa pembelajaran menulis deskripsi dengan pendekatan kontekstual mem-peroleh hasil tulisan deskripsi yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran menulis deskripsi dengan pendekatan konvensional. Dikdasmen Diknas (2002: 10-19), menyebutkan bahwa ada 7 (tujuh) unsur yang harus ada dalam pembelajaran kontekstual, yaitu :

a. Constructivisme, artinya bahwa dalam pembelajaran kontekstual

(3)

harus dapat membangun dan mem-bentuk konsep atau pengetahuan baru. b. Inquiry, artinya bahwa dalam

pem-belajaran kontekstual harus ada pe-nemuan suatu konsep atau penge-tahuan baru dari proses yang di-lakukan sendiri oleh siswa.

c. Questioning, dalam pembelajaran harus muncul banyak pertanyaan untuk menggiring siswa dalam me-nentukan konsep baru.

d. Modeling, dalam pembelajaran kon-tekstual harus ada contoh atau model yang dijadikan media dalam pem-belajaran tersebut, khususnya bidang keterampilan.

e. Community Learning, dalam pembe-lajaran kontekstual harus dapat diciptakan masyarakat belajar. Dalam hal ini siswa belajar dalam bentuk kelompok untuk melakukan kerja sama.

f. Reflection, artinya bahwa konsep

pengetahuan yang telah ditemukan dapat direfleksikan agar memiliki makna dalam kehidupan siswa. g. Authentic Assessment, pembelajaran

kontekstual harus dinilai berdasarkan kenyataan yang ada (proses dan hasil) melalui berbagai macam alat dan jenis penilaian.

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa adanya keberhasilan pembelajaran menulis deskripsi dengan media gambar maupun pendekatan kontekstual. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menggunakan media gambar binatan dalam mengajarkan keterampilan menulis deskripsi. Adanya media gambar dan pendekatan kontekstual diharapkan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar dan pengalaman belajar yang berarti. Dengan penelitian bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis mendeskripsikan binatang melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SDN Sirapan 01 kecamatan Madiun. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan kajian tentang penggunaan media gambar serta pendekatan kontekstual

untuk meningkatkan kemampuan menulis bagi siswa SD kelas IV pada khususnya. METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah kuali-tatif dan kuantikuali-tatif. Data kuantikuali-tatif berupa peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan penelitian tindakan dengan lembar penilaian hasil karya siswa. Data kuantitatif menerangkan minat siswa dalam belajar, suasana kelas, dan aktifitas siswa yang dapat diperoleh dari lembar observasi mengenai aktivitas siswa, baik secara individu maupun dalam kelompok. Penelitian ini melibatkan guru kelas IV dan V yang bertindak sebagai peneliti pelaksana. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil refleksi siklus I digunakan sebagai dasar untuk pelaksanaan siklus II. Dengan kata lain pemberian tindakan pada siklus II didasarkan pada upaya untuk dapat melaksanakan pendekatan kontekstual dalam meningkatkan keterampilan men-diskripsikan binatang dengan bahasa tulis yang baik.

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Sirapan 01 Kecamatan Madiun kabupaten Madiun dengan jumlah siswa 21 orang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Pelaksaan tindakan kelas dilaksanaakan pada semester 2 yaitu bulan Maret 2010. Langkah-langkah pelaksanaan tindakan kelas, yaitu: (1) pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas IV dan guru kelas V sebagai pengamat, (2) pengamatan dilakukan se-cara menyeluruh terhadap semua keja-dian selama proses pembelajaran (semua hasil data pengamatan direkam dalam bentuk catatan pengamatan), (3) melakukan diskusi setelah pembelajaran untuk membicarakan tentang pelaksanaan tin-dakan pembelajaran (hasil diskusi digu-nakan untuk melakukan perbaikan pada tindakan berikutnya).

Prosedur pelaksanaan penelitian tin-dakan kelas ada tahap perencanaan

(4)

pelaksanaan, observasi atau pengamatan, dan refleksi. Tahap perencanaan, guru mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam kelas, serta mencari alternatif pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan pendekatan atau model pembelajaran tertentu. Dalam hal ini menggunakan pendekatan kontekstual

(Contextual Teaching and Learning) untuk

meningkatkan keterampilan siswa kelas IV SDN Sirapan 01 kecamatan Madiun Kabupaten Madiun dalam mendeskripsi-kan binatang dengan bahasa tulis meng-gunakan media gambar. Penelitian dilakukan 2 kali atau 2 pertemuan. Pertemuan pertama 2x 35 menit pada siklus I, pertemuan kedua 2x35 menit pada siklus II. Materi pembelajaran adalah menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana khususnya tumbuhan atau binatang sekitar. Pada siklus I siswa bekerja secara mandiri. Sedangkan pada siklus II siswa bekerja secara kelompok sebagai pelaksanaan pendekatan konteks-tual. Kemudian gambar pada siklus I berupa gambar binatang, sedang gambar pada siklus II berupa potongan gambar binatang atau puzzle. Tahap pengamatan, peneliti menggunakan pedoman observasi sebagai alat utama untuk memperoleh data. Tahap refleksi dilakukan dengan menggunakan analisis data kualitatif. Pada tahap ini peneliti bersama guru mendis-kusikan hasil pembelajaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Siklus I

a.Tahap Perencanaan

Perencanaan awal, mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam kelas, serta

mencari alternatif pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan pendekatan atau model pembelajaran tertentu. Dalam hal ini menggunakan pendekatan kon-tekstual (Contextual Teaching and Learning) untuk meningkatkan

keteram-pilan siswa kelas IV SDN Sirapan 01 kecamatan Madiun Kabupaten Madiun dalam mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis menggunakan media gambar. Pada saat pembelajaran, peneliti mem-persiapkan lembar observasi mengenai aktivitas siswa serta lembar penilaian hasil karya siswa.

b.Tahap Pelaksanaan

Pada siklus ini peneliti menggunakan konsep belajar secara individu untuk mengetahui tingkat kemampuan masing-masing siswa dengan menggunakan media gambar melalui pendekatan kontekstual. Pelaksanaannya dilakukan selama 2 jam pelajaran.

c.Tahap Observasi (Pengamatan) Pembelajaran

Observasi dilakukan dengan meng-gunakan lembar observasi yang berupa

check list. Lembar tersebut digunakan

untuk mengetahui minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan motivasi-motivasi yang diberikan guru, untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pem-belajaran, serta tingkat keterampilan dan daya imajinasi siswa dalam menulis, mengetahui kemahiran siswa dalam mengolah kata-kata sehingga menjadi sebuah tulisan yang runtut dengan teknik penyajian yang sesuai.

Tabel 1. Kegiatan Guru Saat Proses Belajar Mengajar Pelajaran Bahasa Indonesi Siklus I

No Aspek

Yang diamati Deskripsi

Keterangan

Ya Tidak

1 Kegiatan Awal

- guru melakukan apersepsi sebagai awal

pembelajaran, dengan bertanya kepada siswa tentang hewan peliharaan yang dipunya dirumah.

2 Kegiatan Inti - Guru menayangkan gambar yang telah dipersiapkan.

- Guru bertanya kepad siswa tentang gambar apa saja yang tampak pada gambar.

- Guru bersama siswa memberikan umpan balik.

√ √

(5)

- Guru menyuruh siswa mendiskripsikan binatang yang terdapat dalam gambar dalam bahasa tulis. - Guru memberikan penghargaan kepada siswa

yang paling dahulu menyelesaikan pekerjaanya. - Guru memberikan motivasi agar pada pertemuan

berikutnya siswa bersemangat.

√ √ √ 3 Kegiatan Akhir - Guru bersama siswa menyanyikan kembali

burung kutilang.

- Memberikan nasehat dan motivasi supaya rajin belajar.

d.Refleksi

Guru membuat analisis data untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan pada siklus I sebagai acuan untuk pelak-sanaan pada siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil penelitian dari teman sejawat dengan menggunakan format observasi yang tersedia dapat diperoleh penyebab kegagalan pembe-lajaran siklus I adalah :

1. Guru menerangkan hanya menggunakan metode tanya jawab dan ceramah 2. Guru kurang menarik perhatian siswa 3. Guru tidak memberikan contoh

bagaimana cara mendeskripsikan bina-tang yang ada di dalam gambar

4. Mayoritas siswa kurang begitu jelas dengan perintah yang diberikan, se-hingga siswa bingung bagaimana cara mengerjakannya.

Dalam pelaksanaan perbaikan pem-belajaran siklus I, guru dalam menyam-paikan materi menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, tidak men-contokan terlebih dahulu bagaimana sistem kerja dalam mendeskripsikan cirri-ciri binatang. Oleh karena itu meng-akibatkan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan gambar yang ditunjukkan oleh guru kurang maksimal. Hal ini terlihat dari hasil nilai yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal evaluasi. Siswa yang mendapat nilai di atas 70 sebanyak 6 siswa atau mencapai 29 %, dan 15 siswa mendapat nilai 70 ke bawah atau mencapai 71%. Sedangkan KKM bidang studi bahasa Indonesia adalah 70. Dari hasil tersebut, guru dan teman sejawat

sepakat mengadakan perbaikan pembe-lajaran siklus II.

Hasil Penelitian Siklus II

a.Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus II diawali dengan mengidentifikasi masalah yang terjadi pada siklus I, serta mencari alternatif pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan pendekatan atau model pembelajaran tertentu. Dalam hal ini menggunakan pendekatan kontekstual. b.Tahap pelaksanaan

Peneliti menggunakan media atau alat bantu pembelajaran berupa puzzle (potongan gambar) binatang. Metode belajarannya menggunakan konsep pem-belajaran dalam bentuk kelompok. Hal itu dimaksudkan untuk mengetahui interaksi siswa dengan sesama. Selain itu, juga disediakan kertas undian untuk mengambil

puzzle. Sebagai alat untuk memotivasi

siswa, peneliti menyediakan piagam penghargaan untuk kelompok yang memi-liki predikat kelompok top I, kelompok top II, dan kelompok top III.

c. Tahap Observasi (Pengamatan) Pembelajaran

Untuk mendapatkan gambaran tentang perbaikan siklus II, peneliti dengan teman sejawat melakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar yaitu berupa pengamatan kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

(6)

Tabel 2. Kegiatan Guru Saat Proses Belajar Mengajar Pelajaran Bahasa Indonesi Siklus II

No Aspek

Yang diamati Deskripsi

Keterangan Ya Tidak 1 Kegiatan

Awal

- Guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Ada Kodok “

2 Kegiatan Inti - Guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok

- Guru meminta tiap-tiap kelompok untuk mengambil undian dalm menentukan puzzle yang akan disusun.

- Guru mengamati siswa dalam menyusun

puzzle.

- Guru melakukan diskusi bersama siswa - Guru meminta siswa untuk menuliskan

diskripsi tentang binatang pada puzzle yang telah terbentuk.

- Guru meminta siswa membuat tebak-tebakan tentang ciri-ciri binatang.

- Guru memberikan motivasi pada kelompok yang belum berhasil.

√ √ √ √ √ √ 3 Kegiatan Akhir - Guru menentukan kelompok yang berhak

mendapat penghargaan.

- Guru membimbing siswa untuk menyanyikan lagu “Burung Kutilang “

Berdasarkan pada tabel pengamatan aktivitas guru di atas, terlihat bahwa siswa kelas IV antusias mengikuti pembelajaran. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok sehingga siswa dapat berin-teraksi dengan yang lainnya dan belajar menjalin hubungan kerja sama dalam tim yang kompak. Guru berusaha menarik perhatian dan memotivasi siswa dengan memberi piagam penghargaan untuk ke-lompok yang memiliki predikat terbaik sehingga mereka termotivasi untuk men-jadi kelompok terbaik/top group.

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan perbaikan siklus II guru telah berhasil memotivasi hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari kekompakan siswa dalam kelompok mengerjakan tugas yang diberikan guru. Interaksi dan kerja sama dengan sesamanya terjalin dengan baik. Kemampuan siswa mendiskripsi sudah meningkat. Hal ini terlihat dari hasil perbandingan nilai yang diukur antara siklus I dan siklus II yang mempunyai rentang kemajuan cukup tinggi. Dari rata-rata 57 pada siklus I meningkat menjadi 76 pada siklus II. Padahal standar kenaikan

kelas atau KKM yang ditetapkan SDN Sirapan 01 pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 70. Oleh karena itu guru tidak perlu lagi mengadakan perbaikan pembelajaran siklus III. Peningkatan per-sentase keberhasilan pembelajaran men-jadi 76%, sedangkan keberhasilan pem-belajaran siklus I 57%. Hal ini karena penggunaan alat peraga yang tepat dan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa menjadi lebih aktif. Keaktifan siswa terlihat dari kesungguhan mengerjakan tugas, kerja sama dalam kelompok, serta antusiasme dan keceriaan siswa saat pembelajaran.

PENUTUP Simpulan

1. Nilai yang diperoleh siswa dalam menulis deskripsi menunjukkan hasil baik pada lembar penilaian. Dengan demikian, setiap siswa dapat mencapai nilai 70 sebagai kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran bahasa Indonesia aspek menulis untuk Kelas IV semester II SDN Sirapan 01 kecamatan Madiun Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2010/2011.

(7)

2. Pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dengan memanfaatkan media gambar binatang dapat mening-katkan keterampilan siswa dalam men-diskripsikan secara tertulis. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian, yaitu persentase sebelum pelaksanaan tindak-an sebesar 27 % (siklus I menunjukktindak-an 57% dan siklus II menunjukkan 76%). 3. Pendekatan kontekstual dengan memanfaatkan media gambar dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran yang terlihat dari ke-sungguhan mengerjakan tugas, kerja sama dalam kelompok, serta antu-siasme dan keceriaan siswa saat pem-belajaran.

4. Pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran, yakni guru menjadi lebih

aktif dan kreatif dalam memotivasi siswa dalam belajar sehingga siswa lebih mudah dalam menerima pe-lajaran.

5. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam mendiskripsi secara tertulis dapat diatasi dengan pem-belajaran melalui pendekatan konteks-tual dengan memanfaatkan media gambar binatang.

Saran

Guru disarankan menggunakan media gambar dalam pembelajaran menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana khususnya tumbuhan atau binatang sekitar. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pemahaman siswa.huhk,,,,,,,hhhhhhhhh.

DAFTAR RUJUKAN

Dawson, dkk, 2006. Kemampuan

Mengembangkan Karangan Narasi Berdasarkan Pengalaman. (Online),

(http://id.wikipedia.org, diakses 11 April 2006).

Depdiknas, 2006. Pembelajaran Aktif

Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.

(Online),

(http://farhanzen.wordpress.com, diakses 15 Januari 2008).

Dikdasmen Diknas, 2002. Pendekatan

Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL). Jakarta: Depdiknas.

Purwaningtyas, Sri, 2007. Pengaruh Pendekatan Kontekstual (CTL) Terhadap Keterampilan Menulis Diskripsi. (Online), (http://pepak.

sabda.org, diakses 10 Maret 2008). Syahrudin, D. 2007. Penggunaan Media

Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Prosa. (Online), (http://ind.sps. upi.edu, diakses 10 Maret 2008). Wikipedia Indonesia, 2006. Menulis.

(Online), (http://id.wikipedia.org, diakses 15 Januari 2008).

Gambar

Tabel 1. Kegiatan Guru Saat Proses Belajar Mengajar  Pelajaran Bahasa Indonesi Siklus I
Tabel 2. Kegiatan Guru Saat Proses Belajar Mengajar  Pelajaran Bahasa Indonesi Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul EFEK HEPATOPROTEKTIF FRAKSI HEKSAN EKSTRAK ETANOL DAUN LIDAH BUAYA ( Aloe vera L.) PADA TIKUS JANTAN YANG DIINDUKSI PARASETAMOL, diajukan untuk melengkapi

Penelitian ini menemukan beberapa kesimpulan. Pertama, Secara umum kompetensi profesional guru dalam kerja di SDN jabung I Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen dapat dikatakan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subchanallahu Wa Ta‟ala yang telah memberikan rahmat, nikmat, hidayah, dan barakah-Nya yang tak terhingga, serta shalawat

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi dan gambaran tentang karakteristik eksternal dan tingkah laku serta data dasar yang berhubungan dengan morfometri,

motivasi kerja, kompetensi guru dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru. Sebagai masukan pada lembaga pendidikan untuk menambah

Pada akhirnya setelah seluruh rangkaian program dan kegiatan telah selesai dilaksanakan, begitu juga dengan kegiatan PPL. Maka pada tanggal 12 September 2015, mahasiswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk usahatani melon lahan pasir pantai yang paling tinggi adalah biaya implisit dengan persentase 51,96

Dari 85 anggota resminya, dipilih 60 orang sebagai sampel, dan hanya 30 orang diantaranya yang akan dijadikan sebagai perbandingan dengan 30 fungsionaris atau pengurus