• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Akusting Dinding B-Panel - Sumargo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Uji Akusting Dinding B-Panel - Sumargo"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Uji Akustik Dinding B-panel

Sumargo

1)

Sumargo2004@yahoo.com

Yulianto

1)

Lajuardy

2)

M. Banyu Putra

3) Abstrak

Pengujian akustik adalah pengujian untuk menguji penyerapan suara dari suatu benda. Pengujian yang dilakukan dengan cara Transmission Loss. Dari hasil TL (Transmission Loss) yang didapat dari masing-masing frekuensi, kemudian dibuat STC (Sound Transmission Class). STC dapat ditentukan dengan membandingkan kurva TL dengan kurva STC standar. Nilai STC semakin besar berarti menunjukkan bahwa benda tersebut dapat menyerap suara lebih besar.

Jumlah benda uji yang digunakan yaitu 4 buah dengan tebal 150 mm, menggunakan styrofoam BJ 117,6 N/m3 yang

dilubangi arah vertikal dengan diameter 27,25 mm dan 34 mm, mutu beton 8 MPa, dan 12 MPa. Total volume lubang pada styrofoam adalah 6% dari b-panel.

Hasil analisa pengujian akustik, didapatkan nilai STC dari dinding b-panel adalah 45 sampai 47, pada level tersebut percakapan yang keras terserap oleh dinding sehingga terdengar kurang jelas ke ruang samping. Dinding b-panel mampu meredam suara 31 dB sampai 49 dB pada frekuensi di bawah 1000 Hz, dan mampu meredam suara 47 dB sampai 60 dB pada frekuensi di atas 1000 Hz.

Kata kunci: dinding b-panel, suara, akustik, Transmission Loss, STC.

Abstract

Acoustic test is an absorbtion test of voice by an object. The test was done by the way of Transmission Loss. TL (Transmission Loss) result from each frequency is followed by arranging the STC (Sound Transmission Class). The STC is determined by comparing TL curve with STC standard curve. The greater the STC value the better the b-panel in absorb the voice.

Four specimens with 150 mm thick, made of styrofoam of unit volume of 117,6 N/m3with vertical holes of 27,25 mm and 34 mm thick, concrete grade of 8 MPa and 12 MPa. The total volume of the holes was 6% of b-panel.

Analysis result of the acoustic test is STC value of 45 up to 47. At this level, a loud conversation will be damped by the wall resulting in reduced voice in the side room. B-panel wall can absorb voice of 31 dB to 49 dB at frequency below 1000 Hz, and 47 dB to 60 dB at frequency above 1000 Hz.

Keyword: B-panel wall, voice, acoustic, Transmission Loss, STC.

1)

Dosen Politeknik Negeri Bandung

2)

(2)

1. Pendahuluan

Banyaknya pembangunan sarana yang memikirkan aspek lingkungan di Indonesia mengakibatkan para pengembang dan produsen penyedia kebutuhan konstruksi memikirkan perancangan gedung yang selain kuat, ekonomis, juga harus ramah lingkungan. Tetapi permintaan pasar yang selalu menginginkan kesempurnaan, dinding yang berfungsi sebagai sekat antara ruangan juga harus memiliki kemampuan kedap terhadap suara.

Dinding b-panel merupakan panel beton ringan yang terdiri dari lapisan styrofoam yang diapit oleh dua lapisan wire mesh. Pemakaian dinding b-panel ini sudah banyak digunakan dalam bangunan perumahan dan pabrik-pabrik. Material yang digunakan terdiri dari 3 elemen utama, yaitu beton sebagai surface atau selimut,

wire mesh sebagai tulangan, dan styrofoam sebagai

pengisi.

Pada tahun 2008 telah dilaksanakan pengujian kemampuan penyerapan suara dinding b-panel, dimana pada styrofoam tidak diberikan lubang-lubang. Nilai

Transmission Loss tersebut belum memenuhi kriteria

yang diinginkan, seharusnya dinding b-panel mampu meredam suara sebesar 60 dB.

Atas dasar pertimbangan tersebut, maka akan dilakukan pengujian ulang agar nilai Transmission Loss mencapai 60 dB. Pengujian kali ini menggunakan benda uji yang sama, tetapi pada styrofoam diberi rongga arah vertikal dengan diameter dan jarak tertentu, apabila betonnya yang diberi rongga maka akan mengurangi kekuatan dinding panel karena fungsi beton pada dinding b-panel ini adalah sebagai penguat.

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Rambatan suara

Kata bunyi atau suara mempunyai dua definisi, yaitu: (1) secara fisis, bunyi adalah penyimpangan tekanan, pergeseran partikel dalam medium elastik seperti udara dan (2) secara fisiologis, bunyi adalah sensasi pendengaran yang disebabkan penyimpangan fisis.

(Doelle, 1993)

Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi di udara atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia dari 20 Hz sampai 20.000 Hz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responnya. Suara di atas 20.000 Hz disebut ultrasonik dan di bawah 20 Hz disebut infrasonik.

2.2 Material Akustik

Material akustik dapat dibagi ke dalam tiga kategori dasar, yaitu:

a. Material penyerap (absorbing material).

b. Material penghalang (barrier material). c. Material peredam (damping material).

2.3 Tekanan Bunyi

Tekanan bunyi merupakan perubahan dari energi bunyi, tingkat tekanan bunyi didefinisikan menurut rumus berikut:

(P.J.M. Van Der Meijs, 1982)

(1)

dengan:

Lp= Tingkat tekanan bunyi dalam desibel (dB)

P = Tekanan bunyi yang diukur dalam Pa Po= Tekanan bunyi referensi (20x10-5Pa)

2.4 Transmission Loss (TL)

Transmission Loss adalah suatu metode pengujian yang

dilakukan untuk mengukur kehilangan suara setelah suara merambat melalui suatu medium. Pengujian yang dilakukan menggunakan alat Sound Level Meter yang digunakan dalam suatu ruang khusus. Dari hasil TL yang didapat dari masing-masing frekuensi, kemudian dibuat kelas transmisi bunyi (Sound Transmission

Class) yang disebut STC. Nilai STC semakin besar

berarti menunjukkan bahwa benda tersebut dapat menyerap suara lebih besar.

Nilai STC untuk suatu partisi ditentukan dengan membandingkan kurva TL pengukuran dengan kontur STC, yaitu dengan menggeser kurva kontur STC secara vertikal terhadap kurva TL sampai beberapa nilai TL pengukukuran berada di bawah kontur STC, dengan persyaratan berdasarkan ASTM E413-87 Classification

for Rating Sound Insulation adalah sebagai berikut:

1. TL - STC > -8 dB.

2. ∑ (TL - STC) > -32 dB. (2) Kurva TL adalah kurva yang dibuat dari data hasil perhitungan Transmission Loss pada frekuensi 125 Hz sampai 4000 Hz. Kontur STC adalah kurva acuan untuk menentukan nilai STC hasil pengujian Transmission

Loss.

Penggunaan skala dB pada pengukuran dipakai karena suara merupakan suatu energi yang bisa berubah menjadi bentuk energi lain seperti intensitas, energi, dan tekanan. dB adalah skala logaritmik, bukan merupakan satuan fisis yang memiliki besaran pokok. Sehingga 3 besaran fisis dari intensitas, daya, dan tekanan suara bisa dirubah dalam bentuk skala logaritmik dB.

2.5 Dinding B-panel

Dinding b-panel dibentuk oleh 4 komponen, yaitu

welded wire mesh, connector wire, EPS (Expanded

       o P P P L 20log

(3)

Polystyrene), dan campuran beton semprot (shotcrete)

seperti ditunjukkan dalam Gambar 1.

Gambar 1 Dinding b-panel

Welded Wire Mesh.

Wire mesh adalah rangkaian tulangan yang dibuat

dengan menggunakan mesin yang sudah diatur dengan jarak tertentu yang saling tegak lurus dan sambungan antara wire mesh tersebut dilas. Wire mesh yang digunakan adalah diameter 3 mm dengan jarak 80 mm x 150 mm. Fungsi dari wire mesh itu sendiri sebagai penguat, pengaku, dan pengikat beton.

Connector Wire.

Connector wire adalah tulangan diameter 3 mm yang

menembus EPS, dan dilas pada wire mesh. Berfungsi sebagai penghubung antara dua lapisan wire mesh.

Gambar 2 Wire mesh dan connector wire

EPS (Expanded Polystyrene).

Adalah semacam Styrofoam yang dikenal sebagai gabus putih yang biasa digunakan untuk membungkus barang-barang elektronik. Tapi dalam produk b-panel menggunakan styrofoam yang berbeda yaitu jika

styrofoam terbakar maka api tidak akan merambat

melalui styrofoam tapi langsung padam terkena

styrofoam itu.

Lapisan styrofoam (EPS) berada diantara dua lapisan

wire mesh yang berfungsi sebagai partisi dan juga

sebagai bekisting.

Campuran Beton Semprot (Shotcrete).

Shotcrete adalah mortar yang disemprotkan dengan

kekuatan yang tinggi menuju suatu permukaan. Metoda

shotcrete pertama kali diciptakan oleh seorang yang

berkebangsaan Amerika Serikat yang bernama Carl Ethan Akeley pada tahun 1907. Sistem penyemprotan

shotcrete ada 2 yaitu wet mix dan dry mix. Pada

awalnya alat shotcrete adalah sistem dry mix, seiring dengan perkembangannya muncul sistem wet mix. Timbulnya sistem ini karena merupakan jawaban dari persoalan debu. Perbedaan antara sistem wet mix dan

dry mix terletak pada input mortar, dimana pada dry mix

air dicampur pada ujung nozzle sedangkan wet mix

pencampuran air dilakukan sebelum dimasukkan ke dalam alat penyemprot.

2.6 Pengujian Sebelumnya

Hasil STC dari benda uji b-panel tanpa lubang, diberikan dalam Tabel 1.

Tabel 1 Nilai STC dengan frekuensi 500 Hz (Ilham Nuryasin, 2008)

No. Variasi Benda uji Nilai STC (dB)

1. BJ117,6 T40 Fc8 43 2. BJ117,6 T80 Fc8 42 3. BJ117,6 T40 Fc12 41 4. BJ117,6 T80 Fc12 43 5. BJ117,6 T40 Fc8 42 6. BJ117,6 T80 Fc8 43 7. BJ117,6 T40 Fc12 43 8. BJ117,6 T80 Fc12 44 Keterangan:

BJ = Berat jenis atau density styrofoam (N/m3) T = Tebal styrofoam (mm)

Fc = Mutu Beton (MPa)

Berdasarkan Tabel 1, nilai STC yang didapatkan adalah 41 sampai 43. Bila melihat pada tingkatan atau kalasifikasi STC menurut standar ASTM, dinding b-panel tanpa lubang termasuk dalam rentang STC antara 36 – 45, dimana pada level tersebut percakapan biasa terdengar cukup jelas ke ruang samping.

Nilai Transmission Loss tanpa lubang, diberikan dalam Tabel 2.

Tabel 2 Nilai Transmission Loss (Ilham Nuryasin, 2008) Frekuensi

(Hz)

TL pada komposisi campuran (dB) BJ117,6-T80-Fc8 BJ117,6-T80-Fc12 125 33 32 160 34 32 200 37 35 250 38 34 315 42 42 400 40 39 500 43 43 630 45 42 800 47 47 1000 52 50 1250 55 53 1600 60 60 2000 62 61 2500 66 65 3150 68 66 4000 68 68

(4)

Dari hasil pengujian sebelumnya, nilai Transmission

Loss yang diinginkan belum tercapai, maka akan

melakukan perbaikan dengan cara membuat ruang udara di tengah lapisan dinding dengan arah vertikal agar dinding b-panel mampu meredam suara sampai 60 dB.

3. Metoda Penyelesaian Masalah

3.1 Umum

Pengujian yang akan dilakukan untuk pengujian akustik adalah pengujian dengan cara Transmission Loss. Karena dengan pengujian tersebut dapat diketahui kemampuan penyerapan suara yang bisa diserap oleh b-panel. Pelaksanaan pengujian mengacu pada ASTM E1433-04 Standard Guide for Selection of Standards on

Environtmental Acoutics.

Material yang berongga sangat baik untuk meredam suara, karena rongga tersebut bisa menghambat suara yang merambat pada dinding b-panel. Rongga dalam suatu material dapat mengacaukan gelombang suara yang berfrekuensi rendah sehingga suara dapat terhambat. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pada styrofoam akan diberi rongga arah vertikal. Dengan total persentase lubang 6% agar rambatan suara bisa terhambat dan bisa meredam suara sampai suara itu meluruh oleh udara yang ada pada rongga styrofoam tersebut.

Gambar 3 B-panel

Untuk pengujian akustik menggunakan 4 benda uji dengan styrofoam BJ 117,6 N/m3, dengan membuat ruang udara di tengah lapisan styrofoam dengan arah vertikal dan menggunakan 2 variasi yaitu lubang dengan diameter 34 mm yang mempunyai jumlah lubang 7 buah dan 27,25 mm yang mempunyai jumlah lubang 11 buah. Total volume lubang adalah 6% dari b-panel. Variasi benda uji diberikan dalam Tabel 3.

Tabel 3 Variasi benda uji

Benda Uji Variasi

Diamter lubang (mm) Jumlah lubang B-panel A BJ117,6 T80 Fc8 34 7 B-panel B BJ117,6 T80 Fc8 34 7 B-panel C BJ117,6 T80 Fc8 27,25 11 B-panel D BJ117,6 T80 Fc8 27,25 11

Secara umum rumus untuk menghitung Transmission

Loss:

(ASTM E336-90, 1998)

(3) dengan:

TL = Transmission Loss (dB)

L1 = Tingkat bunyi rata-rata pada ruang sumber bunyi

(dB)

L2= Tingkat bunyi rata-rata pada ruang penerima bunyi

(dB)  = waktu dengung dan: (4) (5) dengan:

Sw = Luas permukaan benda uji (m2)

Ar = Penyerapan bunyi di ruang penerima bunyi (m3/s) V = Volume ruang dengung (m3)

T60= Waktu yang dibutuhkan untuk meluruh sebanyak

60 dB (s)

3.2 Pembuatan Benda Uji

Pemilihan benda uji dinding b-panel menjadi langkah awal dalam proses pengujian akustik ini. Memilih styrofoam dengan BJ 117,6 N/m3 dan tebal 80 mm, mutu beton 8 MPa dan 12 MPa. Dari hasil pengujian akustik dinding b-panel yang tidak berongga, styrofoam dengan BJ 117,6 N/m3 dan tebal 80 mm lebih bagus dalam penyerapan suara.

Modifikasi benda uji dilakukan di Laboratorium Baja POLBAN. Hal yang dilakukan adalah membuat rongga pada styrofoam dengan arah vertikal.

3.3 Pengujian Akustik

Parameter kebisingan suara adalah absorpsi suara dan rugi transmisi. Pengujian ini dilakukan di suatu ruangan khusus yang kedap suara. Pengujian dilakukan pada dua ruangan yang bersebelahan yang terdapat Lab. Fisika Bangunan dan Akustik ITB. Diantara kedua ruang dengung tersebut diletakkan benda uji.

Pengujian akustik meliputi langkah kalibrasi alat dengan menggunakan software Realtime Analyzer, pengujian Transmission Loss, dan pengujian waktu dengung. 150 mm 695 mm 695 mm 7 buah – ø34 mm 11 buah – ø27,25 mm 695 mm 695 mm 150 mm    L1 L2 TL Ar Sw log 10   60 16 . 0 T V Ar 

(5)

Pengujian Transmission Loss ini dilakukan dengan menggunakan loud speaker sebagai sumber suara, media suara di dalam ruang dengung yang ditimbulkan oleh loud speaker ini kemudian ditangkap oleh

microphone dan akan diperoleh level tekanan suara

yang dapat dibaca langsung pada Sound Level Meter.

Pengujian dilakukan dengan memakai microphone yang diletakan pada tempat yang diinginkan. Data yang diambil adalah memakai filter 1/3 oktaf dari frekuensi 125 Hz sampai 4 kHz. Rangkaian alat pengujian

Transmission Loss dan pengujian waktu dengung

diberiakn dalam Gambar 4.

Gambar 4 Acoustic Analyzing System SE

Nama rangkaian alat pada Gambar 4 adalah Acoustic

Analyzing System SE. Rangkaian alat tersebut

digunakan untuk pengujian akustik. Benda uji disimpan di tengah-tengah ruang sumber dan ruang penerima yang sudah disediakan lubang pada dinding dengan ukuran 695 mm x 695 mm. Ruang sumber dan ruang penerima memiliki volume yang sama yaitu 19m3. Pada ruang sumber dan ruang penerima diletakan

microphone masing-masing 1 buah yang tersambung

dengan alat uji akustik (BSWA Tech). Pada ruang sumber diletakan speaker yang disambungkan ke

ampliplayer sebagai penguat suara. Ampliplayer ini

tersambung dengan BSWA Tech yang kemudian disambungkan ke processor/laptop. Processor

berfungsi sebagai pengolah data hasil pengujian akustik dengan menggunakan software Realtime Analyzer.

4. Hasil Analisa Kajian

4.1 Perhitungan Transmission Loss

Perhitungan TL didapat dari bacaan Sound Pressure

Level, yang diberikan dalam Tabel 4, untuk benda uji

dengan mutu beton 8 MPa dan diameter lubang 34 mm.

Tabel 4 Transmission Loss Fc8 Ø34 mm

Frekuensi (Hz) Transmission Loss (dB) Waktu dengung Ruang sumber Ruang penerima 125 65,1 32,7 0,47 160 66,4 30,7 0,46 200 66,8 30,3 0,51 250 70,1 32,3 0,52 315 71,7 33,0 0,46 400 70,7 30,4 0,49 500 76,4 34,5 0,48 630 79,0 36,0 0,50 800 79,7 33,6 0,49 1000 80,9 31,6 0,49 1250 79,9 29,7 0,47 1600 79,0 26,4 0,46 2000 78,5 24,8 0,43 2500 80,2 23,3 0,42 3150 76,0 17,8 0,42 4000 77,1 17,1 0,41

Setelah didapatkan hasil bacaan di ruang penerima di ruang sumber, dan nilai waktu dengung, lalu melakukan perhitungan Transmission Loss.

Misalkan dari bacaan Sound Pressure Level di ruang sumber suara (Lps) adalah 76,4 dB, dan di ruang

penerima suara (Lpr) adalah 34,5 dB. Waktu yang

dibutuhkan untuk meluruhkan tekanan sebesar 60 dB (T60) adalah 3,02 detik. T60 ini didapatkan dari hasil

pengujian. Perhitungan faktor koreksi ruang dicari dengan persamaan (4).

Setelah didapatkan nilai faktor koreksi ruang (ε), maka selanjutnya menentukan nilai TL dari persamaan (3). TL = LPs- LPr + ε

TL = 76,4 – 34,5 + 0,48 TL = 42,38 dB

Microphone

Benda uji

Ruang sumber Ruang penerima Processor BSWA Tech

Ampliplayer

(6)

Tabel 5 TL benda uji Frekuensi (Hz) Transmission Loss (dB) Fc8 Ø34mm Fc12 Ø34 mm Fc8 Ø27,25 mm Fc12 Ø27,25 mm 125 33 31 36 33 160 36 35 38 35 200 37 36 38 36 250 38 37 39 37 315 39 37 41 38 400 41 41 40 39 500 42 42 41 42 630 43 46 42 42 800 47 49 43 46 1000 50 50 47 48 1600 53 52 51 47 2000 54 55 52 48 2500 57 57 55 49 3150 59 56 55 51 4000 60 57 56 53

Nilai TL yang didapatkan 31 dB sampai 49 dB pada frekuensi di bawah 1000 Hz, dan 47 dB sampai 60 dB pada frekuensi di atas 1000 Hz sebagaimana ditunjukan dalam Tabel 5.

4.2 Menentukan Nilai STC

Nilai STC untuk suatu partisi ditentukan dengan membandingkan kurva TL pengukuran dengan kontur STC, yaitu dengan menggeser kurva kontur STC secara vertikal terhadap kurva TL sampai beberapa nilai TL pengukukuran berada di bawah kontur STC seperti dalam Gambar 5, dengan persyaratan sebagai berikut:

1. TL - STC > -8 dB. 2. ∑ (TL - STC) > -32 dB.

Gambar 5 Grafik Nilai STC dan TL

Tabel 6 Penentuan STC Frekuensi (Hz) Fc8 Ø34 mm TL Acuan kontur STC STC TL - STC 125 33 N-16 31 2 160 36 N-13 34 2 200 37 N-10 37 0 250 38 N-7 40 -2 315 39 N-4 43 -4 400 41 N-1 46 -5 500 42 N 47 -5 630 43 N+1 48 -5 800 47 N+2 49 -2 1000 50 N+3 50 0 1250 51 N+4 51 0 1600 53 N+4 51 2 2000 54 N+4 51 3 2500 57 N+4 51 6 3150 59 N+4 51 8 4000 60 N+4 51 9

∑ (TL -STC) yang hasilnya negatif -23 Berdasarkan Gambar 5 dan Tabel 6, maka nilai STC yang didapat untuk benda uji Fc8 Ø34 mm adalah STC 47, ditentukan dari frekuensi 500 Hz. Penentuan nilai STC dari frekuensi 500 Hz tersebut berdasarkan ASTM E1433-04 Standard Guide for Selection of Standards on

Environtmental Acoustics.

Nilai STC untuk semua benda uji dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 STC benda uji

No. Variasi benda uji Nilai STC (berongga) 1. b-panel A (BJ117,6 T80 Fc8) 47 2. b-panel B (BJ117,6 T80 Fc12) 47 3. b-panel C (BJ117,6 T80 Fc8) 46 4. b-panel D (BJ117,6 T80 Fc12) 45

B-panel A dan B memiliki nilai STC lebih besar dari pada b-panel C dan D, maka b-panel A dan B lebih baik dalam mereduksi suara.

Tingkatan atau klasifikasi STC hasil pengujian

Transmission Loss diberikan dalam Tabel 8.

(7)

Tabel 8 Deskripsi hasil pengujian Transmission Loss (Ilham Nuryasin, 2008)

STC Deskripsi Subjektif

26 – 35 Percakapan terdengar jelas ke ruang sebelah

36 – 45 Percakapan biasa terdengar cukup jelas ke ruang samping

46 – 55

Percakapan yang keras terserap oleh dinding sehingga terdengar kurang jelas ke ruang samping

56 – 65

Percakapan yang keras tidak terdengar. Musik yang keras terdengar lemah, yang harus diperhatikan adalah bass nya.

66 – 75

Musik keras terdengar lemah, akan terjadi masalah jika ruangan yang berdampingan sangat sensitif terhadap suara. Seperti studio rekaman, concert hall, dll.

76 – e Segala jenis kebisingan terreduksi efektif oleh dinding.

5. Kesimpulan Dan Saran

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

 Nilai STC dari benda uji b-panel adalah 45 sampai 47. Pada level tersebut, percakapan yang keras terserap oleh dinding sehingga terdengar kurang jelas ke ruang samping.

 Dinding b-panel mampu meredam suara 31 dB sampai 49 dB pada frekuensi di bawah 1000 Hz, dan mampu meredam suara 47 dB sampai 60 dB

pada frekuensi di atas 1000 Hz. Pada frekuensi rendah, b-panel C dan D lebih baik dalam mereduksi suara dari pada b-panel A dan B.

 Berdasarkan hasil pengujian akustik pada dinding b-panel, lubang dengan diameter besar memiliki nilai STC lebih tinggi dari pada lubang diameter kecil.

 Perbandingan hasil pengujian dinding b-panel yang tidak berongga dengan yang berongga, dapat dilihat pada Tabel 9.

(8)

No. Variasi benda uji Nilai STC (tidak berongga) Nilai STC (berongga) 1. b-panel A (BJ117,6 T80 Fc8) 42 47 2. b-panel B (BJ117,6 T80 Fc12) 43 47 3. b-panel C (BJ117,6 T80 Fc8) 42 46 4. b-panel D (BJ117,6 T80 Fc12) 43 45

Dinding b-panel yang berongga memiliki nilai STC yang lebih besar dari pada dinding b-panel yang tidak berongga.

 Perbandingan antara dinding b-panel dengan dinding kovensional bisa dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Tabel perbandingan dinding b-panel dengan dinding kovensional

b-panel Dinding Konvensional STC 45 - 47 33 Bahan Styrofoam, beton,dan wire mesh Bata merah, semen, dan pasir

Dinding b-panel memiliki nilai STC lebih besar dari pada dinding konvensional.

5.2 Saran

Untuk meningkatkan kinerja dinding b-panel dalam mereduksi suara, maka perlu dilakukan modifikasi terhadap dinding b-panel tersebut, yaitu dengan cara memperbanyak jumlah lubang dalam styrofoam agar bisa mereduksi suara lebih besar pada frekuensi rendah. Namun demikian, jumlah lubang harus dibatasi karena jika jumlah lubang terlalu banyak akan mangurangi kakuatan styrofoam dalam menahan beban pada saat beton disemprotkan.

Daftar Pustaka

Annuals Book of ASTM Standards. 1998. Thermal

Insulation Environmental Acoustics Sec 4 vol

04.06. USA

Doelle. 1993. Akustik Lingkungan. (terjemahan). Jakarta: Erlangga

Meijs, P.J.M. Van Der. 1983. Membangun Fisika

Bangunan. (terjemahan). Jakarta: Penerbit

Erlangga

Nuryasin, Ilham. 2008, Tugas Akhir Uji Akustik dan Uji

Thermal Dinding B-panel. Bandung:

Gambar

Gambar 2 Wire mesh dan connector wire
Tabel 3 Variasi benda uji
Gambar 4 Acoustic Analyzing System SE Nama rangkaian alat pada Gambar 4 adalah Acoustic
Tabel 5 TL benda uji Frekuensi (Hz) Transmission Loss (dB)Fc8 Ø34mm Fc12 Ø34 mm Fc8 Ø27,25 mm Fc12 Ø27,25 mm 125 33 31 36 33 160 36 35 38 35 200 37 36 38 36 250 38 37 39 37 315 39 37 41 38 400 41 41 40 39 500 42 42 41 42 630 43 46 42 42 800 47 49 43 46 100
+3

Referensi

Dokumen terkait

Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar

Bagi dunia pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah dan memperkaya khasanah tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika khususnya

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah umum penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat keefektifan model pembelaaran kooperatif

Hasil yang telah dicapai adalah telah diperoleh beberapa calon varietas tomat dan cabai adaptif dataran rendah, berbagai aksesi terong dan sayuran indigenous, dosis

Dalam Rupiah LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA.

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2015. :

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan sosial emosional pada anak kelompok B TK Pertiwi Jonggrangan Klaten Utara, Klaten melalui permainan kooperatif.

Pengertian Menurut Disiplin Hukum : cabang filsafat tingkah laku/ etika yang mengkaji “ hakikat ‟/ makna terdalam dari hukum  Obyek  Hukum... PENGERTIAN, KONSEP,