• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

7

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Pengertian Olahraga dan Sport Club

Olahraga atau Sport berasal dari Bahasa Perancis ‘desportare’ yang berarti membuang lelah. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, olahraga berarti gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh.

Perkembangan olahraga bermula sejak awal peradaban manusia sebagaimana di temukan lukisan di gua Lascaux, Perancis yang menunjukan kegiatan olahraga lari dan gulat pada zaman paleolitikum. Pada mulanya, olahraga menjadi salah satu cara manusia untuk menguasai alam dan lingkungannya. Olahraga merupakan kegiatan yang melibatkan kemampuan dasar manusia yang dikembangkan dan dilatih untuk kepentingan mereka sendiri.

Gambar 2.1 Lukisan Gua di Lascaux, Perancis (Sumber: http://en.wikipedia.org)

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, ruang lingkup olahraga dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, antara lain:

1. Olahraga pendidikan 2. Olahraga rekreasi 3. Olahraga prestasi

(2)

Menurut Engkos Kosasih, jenis kegiatan olahraga yang perlu diketahui dapat dikelompokkan menjadi (Kosasih, 1985: 8-9):

1. Olahraga pendidikan

Tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan adalah meningkatkan kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotorik. Selain itu olahraga pendidikan ini juga bertujuan membina dan meningkatkan kesegaran jasmani secara keseluruhan (total fitness), bersifat memupuk sportivitas, dan apresiasi terhadap olahraga sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.

2. Olahraga prestasi

Kegiatan olahraga yang bertujuan pada tercapainya peningkatan prestasi olahraga setinggi-tingginya, sesuai cabang olahraga tertentu. 3. Olahraga rekreasi

Aktifitas jasmani yang bertujuan untuk memperoleh kesegaran jasmani dan rohani yang dilakukan pada waktu luang. Selain itu, Tujuan lain dari olahraga rekreasi ini adalah untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan.

4. Olahraga massal

Olahraga ini bertujuan untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat misalnya dengan melakukan gerak jalan.

5. Olahraga khusus

Olahraga ini mencakup jenis tertentu yaitu sesuai dengan cacat jasmani dengan tujuan pada penguasaan dan kemahiran jenis olahraga tertentu, serta mencakup pula kegiatan olahraga yang bertujuan penyembuhan sebagai terapi (rehabilitasi).

Menurut tempat berlangsungnya, olahraga dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian, antara lain:

1. Olahraga di dalam ruangan (indoor)

Olahraga di dalam ruangan adalah latihan gerak badan uang dilakukan di dalam ruangan. Kebutuhan akan sarana olahraga di dalam ruangan ini dibutuhkan karena cuaca seperti hujan, angin, dsb, sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan kegiatan olahraga di ruang terbuka.

(3)

2. Olahraga di luar ruangan (outdoor)

Olahraga yang dilakukan di luar ruangan umumnya dilakukan oleh karena olahraga tersebut tidak terpengaruh oleh cuaca ataupun kecepatan angin, contoh: sepak bola.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Klub (Club) berarti suatu perkumpulan yang kegiatannya mengadakan persekutuan untuk maksud tertentu. Klub juga dapat berarti gedung tempat pertemuan anggota suatu perkumpulan.

Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Sport Club adalah sebuah gedung atau bangunan tempat dimana sekumpulan orang melakukan kegiatan jasmani yang bermanfaat untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh.

Di Indonesia perkembangan Sport Club sendiri bermula ketika maraknya pembangunan komplek perumahan mewah di kota-kota besar. Pada umumnya para pengembang ini melihat bahwa fasilitas olahraga merupakan suatu kebutuhan dan gaya hidup bagi masyarakat perkotaan, sehingga Sport Club menjadi salah satu fasilitas yang wajib disediakan di sebuah komplek perumahan.

Pada umumnya, Sport Club yang merupakan bagian dari fasilitas komplek perumahan tersebut memiliki fasilitas-fasilitas beragam mulai dari kolam renang hingga fasilitas penunjang lain seperti spa. Beragam cara untuk dapat menggunakan fasilitas Sport Club juga beragam mulai dari sistem membership hingga non-membership.

2.1.2 Fungsi dan Tujuan Olahraga

Menurut M. Wilkerson & Dooddle dalam jurnalnya yang berjudul “What Sport Does for People” dikemukakan bahwa 7 (tujuh) fungsi olahraga adalah sebagai berikut:

1. Sebagai sarana pelepasan emosi

Olahraga sebagai salah satu cara untuk menyatakan emosi dan mengendurkan tegangan.

(4)

2. Sebagai sarana penunjuk identitas

Olahraga memberikan kesempatan untuk dikenal orang dan untuk menunjukan kualitas dan potensi diri.

3. Sebagai media untuk melakukan kontrol sosial

Olahraga memberikan cara untuk mengontrol seseorang dalam suatu kelompok masyarakat bila ada penyimpangan tertentu.

4. Sebagai media sosialisasi

Olahraga berperan sebagai sarana untuk bersosialisasi antar sesama penggemar olahraga.

5. Sebagai agen perubahan

Olahraga menghasilkan perubahan sosial, pola perilaku baru dan menjadi salah satu faktor pengubah sejarah.

6. Sebagai sarana penumbuh semangat kolektif

Olahraga menciptakan semangat yang dapat membuat orang bersatu demi mencapai tujuan bersama.

7. Sebagai sarana mencapai kesuksesan

Olahraga memberikan suatu perasaan berhasil, baik sebagai pemimpin suatu kelompok yang memperoleh kesuksesan, maupun sebagai anggota kelompok itu sendiri.

Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, tujuan dari olahraga adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan kemampuan jasmani, rohani dan sosial serta membentuk watak dan kepribadian bangsa yang bermartabat.

2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moran dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkan harkat, martabat dan kehormatan bangsa.

2.1.3 Klasifikasi Jenis Kegiatan pada Sport Club

Klasifikasi kegiatan yang dilakukan dalam sebuah Sport Club dapat dibedakan menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu:

(5)

1. Kegiatan olahraga

a. Kegiatan olahraga yang dilakukan dengan tujuan utama meningkatkan kebugaran tubuh.

b. Perlombaan atau pertandingan olahraga. 2. Kegiatan olahraga rekreasi

a. Kegiatan olahraga yang dilakukan dengan tujuan untuk bersenang-senang atau berlibur.

3. Kegiatan lain

a. Makan/minum. b. Bersantai. c. dll.

2.1.4 Klasifikasi Jenis Aktivitas pada Sport Club

Klasifikasi jenis aktivitas yang dilakukan di dalam Sport Club dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut:

1. Aspek aktivitas pengunjung

• Pengunjung yang datang untuk berolahraga.

• Pengunjung yang datang untuk melakukan kegiatan lain di luar olahraga seperti makan/minum atau sekedar bertemu dengan rekan kerja.

2. Aspek aktivitas karyawan

• Karyawan yang bertugas untuk menjaga dan memelihara fasilitas.

• Karyawan yang bertugas untuk menjaga keamanan dan keselamatan pengunjung.

• Karyawan yang bertugas untuk melayani pengunjung.

2.1.5 Klasifikasi Jenis Fasilitas pada Sport Club

Klasifikasi jenis fasilitas yang terdapat pada sebuah Sport Club dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut:

1. Fasilitas olahraga a. Indoor

(6)

Squash • Bulu tangkis • Tenis • Tenis meja • dll. b. Outdoor • Kolam renang • Kolam renang anak • Bola basket • Jogging track • dll. 2. Fasilitas penunjang a. Café/restoran b. Retail area c. Children playground d. Spa e. dll

2.1.6 Persyaratan Fasilitas Olahraga pada Sport Club

Ketika akan membangun sebuah Sport Club baru atau hanya merenovasi yang sudah ada, alokasi ruang dan manajemen merupakan bagian paling penting dalam proses karena berfokus pada perencanaan, proyeksi, alokasi, evaluasi dan penggunaan ruang. Tujuan dari manajemen ruang efektif adalah untuk memastikan ruang secara tepat didistribusikan berdasarkan penilaian kebutuhan, memberikan jalan untuk menetapkan standar untuk mengalokasikan ruang, memberikan kesempatan untuk menentukan kebutuhan yang dapat dikonsolidasikan ke dalam ruang yang sama untuk membantu mengurangi biaya-biaya lain (utilitas, pemeliharaan dan operasional), membantu dengan proses konstruksi dengan mengurangi kemungkinan kesalahan dan kelalaian dan memungkinkan komite perencanaan untuk melakukan evaluasi akhir untuk menentukan setiap kekurangan persediaan ruang. (Schwarz, Hall, & Shibli, 2010:56).

(7)

Pemilihan lokasi didefinisikan sebagai proses pemilihan lokasi untuk fasilitas, memperhitungkan pertimbangan seperti daya tarik lokasi, ketersediaan area, kondisi alam dan lingkungan hidup (cuaca, tanah, gradasi, lahan basah, kehutanan, batuan/mineral), kemudahan akses dan dukungan masyarakat. Pada posisi ini, sudah dimungkinkan untuk sebuah lokasi terpilih. Jika demikian, komite perencanaan akan mengkonfirmasi jika lokasi tersebut telah sesuai untuk fasilitas yang dirancang dan menentukan apakah modifikasi yang diperlukan. Namun, dalam beberapa kasus, komite perencanaan akan menunggu sampai saat ini untuk memilih situs berdasarkan fasilitas mereka telah dirancang. Dalam skenario kedua, analisis lokasi dalam hal berbagai faktor yang perlu dilakukan saat ini, termasuk:

• Akses

− Internal: pergerakan di lokasi − External

− Jalan masuk/jalan keluar − Jalan dan lalu lintas

− Ketersediaan transportasi umum • Utilitas

− Air

− Listrik

− Selokan/septic tank − Telepon

− Saluran minyak/gas alam

• Ketersediaan ruang untuk parkir yang memadai • Dampak lingkungan

− Udara

− Iklim

− Gangguan (contoh: hewan liar)

− Karakteristik lingkungan (topografi, geologi, hidrologi, pedologi)

• Dampak terhadap komunitas dan politik − Struktural

(8)

− Kemudahan − Persyaratan zonasi • Dampak ekonomi − Tenaga kerja − Kecenderungan demografi − Pajak − Biaya utilitas − Kompetisi

Setelah mempertimbangkan persyaratan-persyaratan dalam memilih lokasi Sport Club, maka hal berikutnya yang perlu diperhatikan ada persyaratan-persyaratan pada setiap fasilitas-fasilitas yang ada, sebagai berikut:

1. Kolam renang

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan kolam renang adalah sebagai berikut:

Layout dan dimensi kolam renang dengan 6 (enam) jalur.

Gambar 2.2 Layout Kolam Renang 6 Jalur (Sumber: Sport England Swimming Pools Guidance)

• Kapasitas kolam renang perlu direncanakan sejak awal untuk menentukan kebutuhan ruang ganti dan hal-hal teknis lainnya. • Kedalaman kolam renang dan garis penanda kedalaman kolam.

(9)

Gambar 2.3 Kedalaman Kolam Renang (Sumber: Sport England Swimming Pools Guidance)

• Perangkat-perangkat penunjang keamanan seperti tangga untuk naik ke permukaan.

• Perangkat kebersihan kolam seperti filter air.

Gambar 2.4 Filter Air Kolam Renang (Sumber: Sport England Swimming Pools Guidance)

• Fasilitas penunjang berupa kamar bilas dan kamar ganti pakaian yang disesuaikan dengan kapasitas kolam renang.

Gambar 2.5 Layout Kamar Bilas dan Kamar Ganti (Sumber: Sport England Swimming Pools Guidance)

(10)

2. Fitness center

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan fitness center adalah sebagai berikut:

Luas ruangan, untuk ruang fitness berkapasitas 40-45 orang dibutuhkan kurang lebih ruangan seluas 200m2 .

Peletakan perangkat-perangkat fitness yang tepat sesuai dengan kegunaan alat tersebut.

Gambar 2.6 Layout Ruang Fitness dengan Luas 200m2 (Sumber: Neufert, 1996:504)

• Pencahayaan dan penghawaan alami maupun buatan. • Fasilitas penunjang seperti loker, dll.

• Material yang memiliki standar keamanan tertentu sehingga tidak membahayakan orang yang menggunakan fasilitas tersebut.

3. Lapangan Bulu Tangkis

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan lapangan bulu tangkis adalah sebagai berikut:

• Ukuran arena permainan. • Ketinggian plafon minimal.

(11)

• Penghawaan yang tepat, pastikan agar perangkat pendingin ruangan atau sejenisnya tidak menghembuskan angin sehingga mengganggu jalannya permainan.

• Material penutup lantai khusus yang tidak licin dan sesuai dengan standar keamanan.

Gambar 2.7 Layout Lapangan Bulu Tangkis

(Sumber: Sport England Sports Halls Design & Layouts Guidance)

Tabel 2.1 Dimensi Lapangan Bulu Tangkis (mm)

(Sumber: Sport England Sports Halls Design & Layouts Guidance)

4. Lapangan Bola Basket

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan lapangan bola basket adalah sebagai berikut:

(12)

• Ukuran arena permainan.

• Ketinggian plafon minimal (jika di dalam ruangan). • Pencahayaan dan penghawaan alami maupun buatan

• Material penutup lantai khusus yang tidak licin dan sesuai dengan standar keamanan.

• Fasilitas lain yang menunjang keamanan dan kenyamanan pengguna.

Gambar 2.8 Layout Lapangan Bola Basket

(Sumber: Sport England Sports Halls Design & Layouts Guidance)

Tabel 2.2 Dimensi Lapangan Bola Basket (mm)

(13)

5. Lapangan Tenis

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan lapangan tenis adalah sebagai berikut:

• Ukuran arena permainan. • Ketinggian plafon minimal.

• Pencahayaan dan penghawaan alami maupun buatan

• Material penutup lantai khusus yang tidak licin dan sesuai dengan standar keamanan.

• Fasilitas lain yang menunjang keamanan dan kenyamanan pengguna.

Gambar 2.9 Layout Lapangan Tenis (Sumber: http://www.asltenniscourts.com.au)

6. Squash

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan arena squash adalah sebagai berikut:

• Ukuran arena permainan.

• Plafon dengan material tahan benturan dan mampu meredam suara agar mengurangi efek gema. Plafon sebaiknya berwarna terang agar pemain dapat melihat bola dengan mudah.

(14)

• Pencahayaan dengan minimal ketinggian tidak kurang dari 5.64m. Bayangan tidak dianjurkan, sehingga pencahayaan harus dipasang merata di seluruh bagian palfon agar dapat menerangi arena dengan merata.

• Penghawaan yang mendukung sirkulasi udara yang baik. • Material penutup lantai khusus yang sedikit elastis/empuk dan

tidak licin, dengan warna kayu terang (umumnya kayu maple). Dinding squash adalah bagian paling penting. Dinding harus

keras, lembut dan tegak lurus. Dinding juga harus mampu menahan benturan. Dinding harus terbuat dari pasangan batu bata atau beton.

• Dinding belakang arena dianjurkan terbuat dari kaca dengan pintu di tengah dinding kaca. (Culley & Pascoe, 2009:16-17)

Gambar 2.10 Layout Arena Squash (Sumber: Neufert, 1996:527)

2.1.7 Persyaratan Fasilitas Penunjang pada Sports Club

1. Café

Kata café berasal dari Bahasa Perancis yang berarti coffee atau kopi dalam Bahasa Indonesia, maka dapat diartikan café adalah kedai kopi yang berfungsi sebagai tempat untuk mendapatkan minuman kopi dan tempat untuk bersantai sambil meminum secangkir kopi. Café pertama

(15)

kali dibuka di Konstantinopel pada tahun 1555. Seiring berjalannya waktu café-pun tersebar di seluruh dunia dengan konsep-konsep baru yang lebih menarik, namun tetap mempertahankan fungsi awalnya yaitu sebagai kedai kopi.

Dalam perancangan café terdapat faktor-faktor penting yang harus diperhatikan antara lain:

• Elemen interior

− Material penutup lantai harus dapat merepresentasikan suasana hangat dan tenang dengan tetap memperhatikan ketahanan dan kebersihannya.

− Pelapis dinding yang dengan pola, tekstur dan warna yang kuat sebagai penekanan pada ruang dan memberikan kesan aktif dan menarik perhatian pengunjung.

− Plafon dengan material yang tahan lama dan tidak mudah terbakar.

• Dimensi manusia dan ruang interior

− Untuk dapat makan dan minum dengan nyaman diperlukan meja dengan lebar rata-rata 60cm dan kedalaman 40cm. Lebar keseluruhan untuk sebuah meja yang ideal adalah 80-85cm. Meja bundar dengan diameter 90-120cm sangat ideal bagi 4 (empat) orang. (Neufert, 2002:119).

Gambar 2.11 Konfigurasi Ideal Meja Makan (Sumber: Neufert, 2002:119)

(16)

− Tinggi meja makan yang ideal adalah 73,7-76,2cm, sedangkan jarak bersih ideal orang yang duduk berseberangan adalah 193-223,5cm. (Panero & Zelnik, 2003:227).

Gambar 2.12 Jarak Ideal dan Ketinggian Meja Makan (Sumber: Panero & Zelnik, 2003:227)

− Jarak bersih minimal bagi kombinasi jalur pelayanan dan sirkulasi pada sebuah kegiatan harus diperhatikan bahwa ukuran lebar tersebut tidak akan mengakomodasi 2 (dua) lajur. Salah seorang entah pramusaji atau pengunjung harus menepi. (Panero & Zelnik, 2003:228). Jarak bersih antar kursi minimal 45cm dan jarak bersih minimal antar meja minimal 54cm. (Panero & Zelnik, 2003:229).

Gambar 2.13 Jarak Bersih Pelayanan dan Sirkulasi (Sumber: Panero & Zelnik, 2003:228)

(17)

Gambar 2.14 Jalur Pelayanan Antar Kursi (Sumber: Panero & Zelnik, 2003:228)

Gambar 2.15 Jalur Pelayanan Antar Meja (Sumber: Panero & Zelnik, 2003:229)

− Dalam pengaturan suatu meja tertentu, kursi-kursi dari 2 (dua) meja yang berdekatan mungkin diatur saling membelakangi atau bertolak belakang sehingga dibutuhkan jarak bersih diantaranya. Jarak bersih ini tidak dimaksudkan untuk sirkulasi umum atau pelayanan. tetapi semata-mata untuk pencapaian kearah kursi. (Panero & Zelnik, 2003:229).

(18)

Gambar 2.16 Jarak Bersih Minimal Tanpa Sirkulasi (Sumber: Panero; Zelnik, 2003:229)

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Klub Kelapa Gading

2.2.1.1 Sejarah Klub Kelapa Gading

Gambar 2.17 Logo Klub Kelapa Gading

Klub Kelapa Gading didirikan pada tahun 1983 dengan nama Kelapa Gading Sport Club dan menjadi Sport Club terbesar di Jakarta. Pada tahun 2000 diadakan renovasi besar-besaran dan perubahan nama menjadi Klub Kelapa Gading dengan fasilitas tambahan berupa 3 (tiga) buah ballroom dan sebuah meeting room yang dapat melayani pesta pernikahan maupun gathering dan rapat perusahaan.

(19)

Klub Kelapa Gading dikelola oleh PT. Summarecon Agung Tbk. yang didirikan pada tahun 1975 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1976. Pada mulanya, kawasan Kelapa Gading ini mulai dikembangkan pada tahun 1961 dengan nama Kelapa Gading Permai. Perlahan tapi pasti, perkembangan perumahan diikuti oleh area ekonomi. PT. Summarecon Agung kemudian juga mendirikan Ruko di sepanjang jalan Boulevard Kelapa Gading.

Gambar 2.18 Logo PT. Summarecon Agung Tbk.

Pada tahun 1973-1974 dibangun kompleks perumahan eksklusif di Bukit Gading Villa. Pada tanggal 7 Mei 1976, PT. Summarecon Agung mencatatkan sahamnya di BEJ dan BES (sekarang BEI) sehingga menjadi PT. Summarecon Agung Tbk.

Sementara itu tahun 1975, mulai membangun Plaza Kelapa Gading yang menjadi cikal bakal Mal Kelapa Gading. Tahun 1977 membangun apartemen pertamanya yaitu Summerville Apartments beserta Plaza Summarecon yang menjadi kantor pusatnya yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur.

Pada tahun 1983 dibuka Klub Kelapa Gading yang merupakan klub olahraga yang terlengkap dan terbesar di Indonesia pada saat itu berdiri. Sampai saat ini, pembangunan terus berlanjut, baik itu apartemen, kompleks perumahan, bursa mobil, Mall dan hotel. Saat ini Summarecon Agung telah menghasilkan hampir 20.000 unit rumah, apartemen, pusat perbelanjaan dan berbagai fasilitas lainnya di Summarecon Kelapa Gading, Summarecon Serpong, Summarecon Bekasi dan Bali.

(20)

2.2.1.2 Lokasi Klub Kelapa Gading

Klub Kelapa Gading berlokasi di Jl. Boulevard Kelapa Gading Blok KGC, Summarecon Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kawasan ini terletak di daerah strategis yang berdekatan dengan pusat bisnis Jakarta Utara yang dipercaya membawa keberuntungan bagi sebagian masyrakat etnis Tionghoa.

Peta 2.1 Lokasi Klub Kelapa Gading

2.2.1.3 Struktur Organisasi Klub Kelapa Gading

(21)

2.2.1.4 Fasilitas Klub Kelapa Gading

Fasilitas di Klub Kelapa Gading dibagi kedalam 2 (dua) fasilitas utama, antara lain:

1. Fasilitas olahraga a. Indoor

• Lapangan bulu tangkis • Fitness center Snooker Squash • Tenis meja • Lapangan tenis b. Outdoor Jogging track • Kolam renang

• Lapangan bola basket 2. Fasilitas banquet

Grand Ballroom Gading Agung Room Janur Sari Room Cengkir Room Club’s Garden

2.2.1.5 Desain Klub Kelapa Gading

Menurut pengamatan penulis, desain arsitektur dari Klub Kelapa Gading secara garis besar bergaya mediterania dengan kobinasi unsur-unsur budaya lokal Bali melalui penggunaan batu-batu pahatan khas Bali, terutama pada bagian eksterior. Selain itu bangunan utama dari Klub Kelapa Gading ini dirancang semi terbuka dengan mengoptimalkan penggunaan penghawaan alami, namun sayangnya penggunaan cahaya alami belum optimal pada bangunan utama ini, hal ini disebabkan kurangnya bukaan-bukaan jendela maupun kaca dan tidak adanya skylight.

(22)

Gambar 2.19 Tampak Depan Klub Kelapa Gading

Pada saat memasuki Klub Kelapa Gading ini terdapat 2 (dua) akses pintu masuk di sebelah kanan dan kiri dimana pintu sebelah kiri digunakan untuk pengunjung Sport Club sedangkan pintu sebelah kanan digunakan untuk pengunjung Ballroom yang dibuka jika hanya fasilitas tersebut digunakan. Ketika masuk ke dalam, pengunjung akan langsung disambut oleh resepsionis tepat di depan pintu masuk dan Pro Shop. Pada area publik ini juga terdapat beberapa tempat duduk uang berfungsi sebagai area menunggu atau sekedar duduk-duduk. Pada area utama ini terhubung seluruh bagian Klub Kelapa Gading.

(23)

Klub Kelapa Gading memiliki fasilitas utama berupa kolam renang dengan ukuran standar olimpiade. Pada area ini juga terdapat fasilitas kolam renang anak dan whirlpool.

Gambar 2.21 Area Kolam Renang Klub Kelapa Gading

Area kolam renang ini juga dibuat berdekatan dengan ruang loker dan ruang bilas, hal ini memaksudkan agar memudahkan akses pengguna fasilitas. Selain itu juga terdapat ruang P3K yang berfungsi untuk memberikan pertolongan pertama pada pengunjung yang mungkin saja terluka sewaktu berenang.

(24)

Pada ruang loker dan ruang bilas tersebut material pada furniture disesuaikan dengan keadaan ruang yang mungkin basah, sehingga seluruh furniture dibuat dari material kayu solid sehingga lebih tahan air. Pada area bilas pemilihan material penutup lantai adalah homogeneous tile dengan permukaan bertekstur kasar. Hal ini bertujuan agar lantai di sekitar area bilas yang basah tidak licin, sehingga dapat mencegah kejadian yang tidak diinginkan. Ruang ini juga banyak memanfaatkan pencahayaan dan penghawaan alami sehingga dapat menghemat energi.

Lapangan bulu tangkis indoor pada bangunan ini terletak pada area yang cukup jauh dari ruang utama. Lapangan bulu tangkis ini terbagi menjadi4 (empat) buah lapangan. Material penutup lantai pada lapangan indoor ini adalah epoxy. Material ini dipilih karena memiliki ketahanan yang lebih baik daripada material lainnya, namun kekurangan pada material ini terletak dari permukaannya yang keras, sehingga akan lebih menyakitkan jika terjadi kecelakaan. Kekurangan lain pada ruangan ini terletak pada pencahayaan alami yang tidak optimal, sehingga ruangan terasa gelap jika tidak menyalakan lampu atau sumber pencahayaan buatan lainnya.

Gambar 2.23 Lapangan Bulu Tangkis Klub Kelapa Gading

(25)

Dari keseluruhan hasil pengamatan di Klub Kelapa Gading, penulis mendapat kesimpulan antara lain: (1) Gaya desain interior di Klub Kelapa Gading dapat dikatakan modern pada beberapa bagian karena direnovasi, namun sebagian besar masih terkesan outdated. Material penutup lantai yang dominan pada ruang utama adalah marmer dikarenakan, material ini dapat memberikan kesan mewah pada ruangan. Untuk finishing dinding pada umumnya adalah cat tembok, dikarenakan perawatannya yang mudah, sebagai tambahan elemen estetis, terdapat juga lukisan-lukisan pada dinding tertentu. Untuk material penutup plafon sebagian besar menggunakan gypsum board. Secara keseluruhan, pada bangunan ini tidak terdapat material-material khusus ataupun material-material terbaru, melainkan hanyalah material yang umum ditemui.

Bagan 2.2 Diagram Sirkulasi Antar-Ruang Klub Kelapa Gading

(2) Bentuk ruang secara keseluruhan pada Klub Kelapa Gading adalah geometris, tidak terdapat bentuk-bentuk organik ditemui pada keseluruhan ruang. Sirkulasi ruang di Klub Kelapa Gading secara keseluruhan dapat dikatakan baik, dikarenakan dapat

(26)

terbagi antara pengunjung Sport Club maupun pengunjung Function Hall. Namun, terdapat kekurangan pentunjuk arah, sehingga akan membingungkan bagi pengunjung yang baru pertama kali datang ke Klub Kelapa Gading ini. Selain itu, juga terdapat kekurangan pada penempatan dapur utama yang terpisah (berseberangan dengan area publik) dengan restoran, hal ini mengakibatkan di dalam area restoran harus dibuat dapur lainnya dengan ukuran yang lebih kecil.

(3) Pencahayaan pada Klub Kelapa Gading sebagian besar adalah pencahayaan alami pada area publik, namun penggunaannya terasa kurang efektif dikarenakan desain bangunan hanya sekedar “terbuka” tanpa adanya elemen khusus yang memang dibuat sebagai sarana pencahayaan alami. Pada area-area seperti fitness center, office, P3K, dll digunakan pencahayaan buatan, termasuk di area lapangan bulu tangkis yang pada dasarnya dapat lebih memanfaatkan cahaya alami, namun penggunaan pencahayaan alami kurang dioptimalkan. Penggunaan pencahayaan buatan pada seluruh ruangan merupakan general lighting, tidak terdapat pencahayaan khusus di seluruh area Klub Kelapa Gading.

(4) Penghawaan pada sebagian besar area Klub Kelapa Gading menggunakan penghawaan alami dikarenakan sebagian besar area yang merupakan area terbuka. Oleh karena itu, penghawaan di dalam Klub Kelapa Gading sangat tergantung pada cuaca dan iklim di waktu-waktu tertentu. Meskipun demikian tingkat polutan di Klub Kelapa Gading tergolong rendah dikarenakan bangunan yang cukup jauh dari jalan utama dan banyaknya pohon-pohon yang tumbuh di area parkir maupun di area halaman Klub Kelapa Gading. Penghawaan buatan di Klub Kelapa Gading hanya terdapat pada area office, kids club dan fitness center. Pada area tersebut digunakan penghawaan buatan dikarenakan tingginya aktivitas di dalam kedua tempat tersebut, khususnya pada fitness center digunakan penghawaan buatan (Air Conditioning) agar dapat menaikan tingkat ekslusivitas ruang tersebut.

(27)

2.2.2 Padang Golf Modern

2.2.2.1 Sejarah Padang Golf Modern

Gambar 2.24 Logo Padang Golf Modern & Country Club

Padang Golf Modern & Country Club merupakan Sports Club dan Golf Club yang berlokasi di Tangerang, Banten. Padang Golf Modern & Country Club didirikan pada tahun 1995 sebagai bagian dari fasilitas kompleks perumahan Kota Modern di Tangerang, Banten.

Padang Golf Modern & Country Club dikelola oleh PT. Modernland Realty Tbk. yang didirikan pada tanggal 8 Agustus 1983. Perseroan ini bergerak di dalam bidang pembebasan dan pematangan tanah, pembangunan rumah, apartment, dan bungalow yang dilengkapi dengan berbagai sarana seperti sarana olahraga dan rekreasi, rumah sakit, sekolah serta pusat perbelanjaan. Sebagian besar dari tanah-tanah yang dibeli dimatangkan menjadi kavling-kavling perumahan yang siap dibangun. Perseroan menjual tanah kavling beserta rumah di atasnya, dengan desain dan spesifikasi yang telah ditentukan. Rumah di atas kavling-kavling tertentu dapat dirancang dan dibangun sendiri oleh pembeli, sepanjang memenuhi spesifikasi dan standar bangunan yang telah ditetapkan perseroan. Proyek pertama yang dikembangkan oleh PT. Modernland Realty Tbk. adalah Kota Modern di Tangerang, Banten.

(28)

Gambar 2.25 Logo PT. Modernland Realty Tbk.

Pada tahun 1983, dengan memperhatikan potensi pertumbuhan pasar properti d Indonesia yang cukup pesat, Perseroan mencatat seluruh sahamnya di Bursa Efek Jakarta, dan pada tahun 1994 menawarkan “Obligasi Moderland I Tahun 1994” kepada masyarakat dengan tingkat bunga tetap dan mengambang, yang telah jatuh tempo dan dilunasi pada 13 Januari 1999.

Satu tahun kemudian Perseroan melakukan penawaran umum terbatas dengan menerbitkan “Obligasi Wajib Konversi Modernland pada 6% tahun 1995”. Pada 3 Januari 2003, seluruh Obligasi Wajib Konversi ini telah dikonversikan mejadi saham. Sebagian besar dana-dana yang diperoleh digunakan untuk membuka proyek baru. Beberapa proyek baru yang ingin dilaksanakan oleh PT. Modernland Reality Tbk adalah Kota Modern, Taman Modern, Bukit Modern. Perseroan juga terus mengupayakan terobosan-terobosan baru dalam memanfaatkan peluang atas permintaan masyarakat yang terus meningkat.

2.2.2.2 Lokasi Padang Golf Modern

Padang Golf Modern & Country Club berlokasi di Jl. Modern Golf Raya, Kota Modern, Tangerang. Padang Golf Modern terletak di area perumahan yang hijau dan asri, sehingga bebas dari polusi. Kawasan ini juga terletak dekat dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta – Jakarta, selain itu, Padang Golf Modern & Country Club juga dekat dengan Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, sehingga akan menambah pasar dari kalangan pemerintahan, khususnya di Kota Tangerang.

(29)

Peta 2.2 Lokasi Padang Golf Modern

2.2.2.3 Struktur Organisasi Padang Golf Modern

(30)

2.2.2.4 Fasilitas Padang Golf Modern

Fasilitas di Padang Golf Modern dibagi kedalam 3 (tiga) fasilitas utama, antara lain:

1. Golf Club

18 Holes International Standard Golf Course

Peta 2.3 Hole by Hole Golf Course Padang Golf Modern

2. Sports Club

4 (empat) buah lapangan tenis indoor 2 (dua) buah squash court 2 (dua) tenis meja • 3 (tiga) buah lapangan bulu tangkis

• Gymnasium

Studio aerobic

Kolam renang olympic size outdoor • 2 (dua) buah lapangan futsal 3. Banquet & Restaurant

The Spike Restaurant

The Royal Green – Chinese Restaurant

Ballroom & meeting room dengan kapasitas 30 – 1000 orang

4. Bungalow

Birdie Room (1 bedroom, 2 twin bed)

Eagle Room (1 bedroom, 2 twin bed, living room) Albatros Room (2 bedroom, 4 twin bed, living room) VIP Room (1 bedroom, 1 double bed, living & dining)

(31)

2.2.2.5 Desain Padang Golf Modern

Menurut pengamatan penulis, desain arsitektur dari Padang Golf Modern bergaya cukup modern dengan warna putih dominan pada bagian eksterior dan penataan lansekap yang baik. Pada bagian interior gaya yang digunakan tampak cukup ketinggalan jaman bila dibandingkan dengan gaya interior masa kini.

Pada saat memasuki Padang Golf Modern maka akan langsung menemui lobby dengan beberapa tempat duduk dan juga beberapa mesin ATM. Pencahayaan pada lobby ini cukup redup dan terkesan remang-remang. Penggunaan pencahayaan alami kurang optimal pada lobby ini. Penghawaan pada lobby ini menggunakan penghawaan buatan melalui Air Conditioner, tetapi pengaturan suhu AC dirasa kurang baik, sehingga ruangan terasa cukup panas, namun tidak pengap. Pada lobby dan seluruh koridor yang menghubungkan seluruh area Padang Gold Modern ini juga dipasang musik dengan volume rendah sebagai penambah mood pada ruang.

Gambar 2.26 Lobby Padang Golf Modern

Resepsionis untuk Golf Club Padang Golf Modern terletak pada ruang khusus yang dapat diakses langsung dari ruang utama. Pada ruang resepsionis ini, baik pencahayaan dan penghawaan menggunakan pencahayaan dan pengawaan buatan. Pencahayaan pada ruang resepsionis ini lebih baik daripada di lobby, dan banyak menggunakan accent lighting. Desain dari ruang resepsionis ini dibuat

(32)

sedemikian rupa untuk menambah eksklusivitas ruang ini, terlihat dari penggunaan material lantai karpet dan panel dinding dengan desain khusus dan pencahayaan khusus.

Restoran di Padang Golf Modern ini terletak di lantai lower ground sehingga pengunjung harus turun ke bawah untuk menuju restoran ini. Desain daripada penggunaan pencahayaan alami di restoran ini juga cukup baik selain dikarenakan adanya jendela cukup besar yang menghadap langsung ke lapangan golf, juga terdapat skylight yang sangat membantu dalam pencahayaan alami ini. Penghawaan pada restoran ini menggunakan penghawaan buatan dengan Air Conditioner. Terdapat juga area makan outdoor di restoran ini yang menghadap langsung ke lapangan golf.

Gambar 2.27 Restoran Padang Golf Modern

(33)

Ruang loker dan ruang bilas untuk pengguna fasilitas golf terletak di lantai lower ground. Ruang loker dan ruang bilas untuk pengguna fasilitas golf terpisah dengan pengguna Sport Club. Desain dari ruang loker dan ruang bilas golf ini dibuat lebih mewah dan eksklusif dibanding ruang loker dan ruang bilas untuk Sport Club. Pencahayaan dari ruang ini menggunakan pencahayaan buatan dengan warna warm white untuk menghadirkan suasana hangat di dalam ruang. Penghawaan dari ruang ini menggunakan penghawaan buatan dengan Air Conditioner dan perbedaan suhu ketika memasuki ruangan ini cukup terasa lebih dingin dibanding ruang di luarnya.

Gambar 2.29 Resepsionis Ruang Loker Padang Golf Modern

(34)

Sebagai pelengkap fasilitas di dalam ruang loker dan ruang bilas ini juga terdapat 2 (dua) buah ruang massage. Material penutup lantai dari ruang loker menggunakan karpet, sedangkat ruang bilas menggunakan homogeneous tile dengan tekstur kasar untuk keamanan di ruang yang cenderung basah. Seluruh plafon di ruang ini menggunakan gypsum board yang mudah dibersihkan. Penulis mengamati kekurangan terdapat pada ruang massage yang sempit dan kurang terdesain dengan baik, sehingga ruang massage ini terasa sempit.

Gambar 2.31 Ruang Masssage Padang Golf Modern

Area semi outdoor pada ruang loker dan ruang bilas ini terdapat whirlpool air panas dan air dingin. Pada area semi outdoor ini juga terdapat beberapa buah sofa untuk bersantai dan juga beberapa ruang bilas. Di area ini juga terdapat ruang sauna. Pencahayaan pada area ini menggunakan pencahayaan alami dan juga pencahayaan buatan yang tidak dinyalakan pada siang hari. Penghawaan pada ruangan ini menggunakan penghawaan alami, dan dibantu dengan beberapa buah ceiling fan. Material penutup lantai di ruang ini menggunakan batu alam sehingga menambah suasana alami di ruangan ini. Selain itu juga terdapat tanaman-tanaman hidup yang diletakan di pot sehingga menambah hijau ruangan ini dan memberikan kesan sejuk

(35)

Gambar 2.32 Area Semi Outdoor Ruang Loker Padang Golf Modern

Fasilitas banquet dari Padang Golf Modern ini terdiri dari 3 (tiga) buah meeting room dan 1 (satu) buah ballroom dengan kapasitas hingga seribu pengunjung. Fasilitas umum dari meeting room dan ballroom tersebut adalah sound system dan LCD proyektor. Sound system di seluruh fasilitas ini didapati cukup using karena usia yang sudah tua, namun masih dapat berfungsi dengan baik.

Dari hasil survey ini, didapati bahwa 2 (dua) diantara meeting room yang tersedia pada mulanya tidak diperuntukan untuk meeting room sehingga terjadi ketidakcocokan desain dengan fungsi ruang, namun untuk meeting room 1 didapati memiliki sistem peredam suara yang baik dikarenakan awalnya merupakan ruang karaoke, namun pada meeting room 3 terdapat ketidakcocokan furniture yang ada di dalam ruang karena awalnya merupakan ruang snooker. Pada meeting room 3 tidak didapati kekurangan yang fatal, karena memang pada awalnya merupakan meeting room. Pencahayaan alami pada ruang ini juga baik, dengan adanya jendela-jendela besar. Penghawaan pada seluruh meeting room menggunakan penghawaan buatan dengan Air Conditioner.

(36)

Gambar 2.33 Meeting Room 1 Padang Golf Modern

Gambar 2.34 Meeting Room 2 Padang Golf Modern

(37)

Ballroom di Padang Golf Modern dibuat untuk dapat menampung hingga seribu pengunjung. Pencahayaan pada ruang ini dapat memanfaatkan pencahayaan alami pada siang hari dengan adanya jendela-jendela besar. Penghawaan pada ruang ini menggunakan penghawaan buatan dengan Air Conditioner. Material penutup lantai di ruang ini sebagian menggunakan karpet dan sebagian lagi menggunakan lantai kayu. Lantai kayu pada ruangan ini terlihat mulai rusak karena usia yang sudah cukup tua.

Gambar 2.36 Ballroom Padang Golf Modern

Resepsionis untuk Sports Club Padang Golf Modern berlokasi terpisah dengan bangunan utama. Pada resepsionis Sports Club penggunaan pencahayaan alami terasa lebih baik dikarenakan adanya jendela dengan ukuran cukup besar. Penghawaan pada ruangan ini menggunakan penghawaan buatan. Material penutup lantai pada ruangan ini menggunakan karpet yang sudah berusia tua dan terlihat kusam. Di ruang ini juga terdapat lounge untuk pengunjung menunggu atau sekedar duduk-duduk bersantai sambil membaca koran yang disediakan.

(38)

Gambar 2.37 Resepsionis Sport Club Padang Golf Modern

Ruang loker dan ruang bilas Sport Club di Padang Gold Modern terletak di lower ground floor. Ruang loker ini memiliki 2 (dua) pintu akses dari dalam ruangan, dan dari luar yang langsung terhubung dengan area kolam renang di Padang Golf Modern ini. Akses masuk sedemikian rupa dibuat agar pengguna kolam renang yang sudah selesai berenang tidak membuat lantai dari ruang utama basah sehingga licin. Fasilitas yang terdapat di ruang loker ini juga sama dengan yang terdapat di ruang loker Golf Club, hanya saja desain untuk ruang loker ini lebih sederhana dibanding dengan ruang loker Golf Club. Pencahayaan di ruang loker ini menggunakan pencahayaan buatan. Penghawaan di ruang loker menggunakan penghawaan penghawaan buatan.

(39)

Gymnasium dan kelas aerobic di Sport Club Padang Golf Modern ini terletak berdekatan satu sama lain. Sistem pencahayaan pada kedua fasilitas ini menggunakan pencahayaan buatan, dengan dibantu sedikit pencahayaan alami dari jendela. Penghawaan pada kedua ruangan ini menggunakan penghawaan buatan disebabkan oleh tingginya aktivitas manusia di dalam ruangan tersebut, sehingga memerlukan penghawaan yang lebih menjamin agar ruangan tidak pengap.

Gambar 2.39 Gymnasium Sport Club Padang Golf Modern

Fasilitas lain yang terdapat di Sport Club ini adalah lapangan indoor. lapangan indoor ini terdiri dari 3 (tiga) buah lapangan badminton dan 4 (empat) buah arena squash dan 2 (dua) tenis meja. Pencahayaan pada ruangan ini menggunakan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami pada ruangan ini kurang dimanfaatkan. Penghawaan pada ruangan ini menggunakan penghawaan alami dibantu dengan exhaust fan agar menjaga ruangan tidak pengap. Material penutup lantai pada ruangan ini menggunakan penutup lantai khusus yang lebih lunak, sehingga mengurangi rasa sakit jika terjadi kecelakaan di fasilitas ini.

(40)

Gambar 2.40 Lapangan Indoor Padang Golf Modern

Fasilitas olahraga lain yang terdapat di Padang Golf Modern adalah kolam renang dengan ukuran standar olympic size. Kolam renang ini terletak di area outdoor.

Gambar 2.41 Kolam Renang Padang Golf Modern

Lapangan tenis di Sport Club Padang Golf Modern terbagi menjadi 4 (empat) buah lapangan tenis semi-indoor dan 3 (tiga) buah lapangan tenis outdoor. Pada lapangan tenis semi-indoor atap bangunan terbuat dari tenda putih permanen.

(41)

Gambar 2.42 Lapangan Tenis Padang Golf Modern

Padang Golf Modern juga menyediakan fasilitas lapangan futsal indoor. Lapangan futsal di Padang Golf Modern terdapat 2 (dua) macam, yaitu lapangan yang menggunakan penutup lantai Taraflex dan yang menggunakan rumput sintetis.

Gambar

Gambar 2.6 Layout Ruang Fitness dengan Luas 200m 2  (Sumber: Neufert, 1996:504)
Gambar 2.7 Layout Lapangan Bulu Tangkis
Gambar 2.8 Layout Lapangan Bola Basket
Gambar 2.10 Layout Arena Squash  (Sumber: Neufert, 1996:527)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Iqbal Ramadhan, the legal dictum of Article 43 paragraph (1) is waived by Constitutional Court through its decree Number 46/PUU-VIII/2010 which states that “

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa hakikat akhlak menurut al-Ghazali mencakup dua syarat. Pertama, perbuatan itu harus konstan, yaitu dilakukan berulang kali

Hasil penelitian lain dilaporkan bahwa penambahan air kelapa ke dalam media tanam mampu meningkatkan. perkecambahan embryo kelapa kopyor dari 37 % menjadi 53 %

The modications mentioned in Sections 4 and 5 have been carried out in the rst kind associated functional for the classical ones, by studying the modication of the order of the

Pendidikan seks untuk anak usia dini yang dilakukan oleh informan berkaitan dengan mengajarkan penyebutan dan menjelaskan fungsi organ vital pada anak, mengajarkan

Mata kuliah ini mencakup pengertian tentang gizi dalam bahan pangan, sumber dan fungsi zat gizi bagi tubuh, bioavailabilitas, mekanisme sistem pencernaan, absorpsi, transport,

Penggunaan Ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak

5. Gerakan menarik makanan yang terjadi di kerongkongan dinamakan gerakan .... Alur peredaran darah besar yang benar adalah sebagai berikut ....a. a. Perhatikan pohon-pohon di