• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Guru sebagai Motivator

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peran Guru sebagai Motivator"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Peran Guru sebagai Motivator

Posted on 22 Agustus 2008

Sejalan dengan pergeseran makna pembelajaran dari pembelajaran yang berorientasi

kepada guru (teacher oriented) ke pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student

oriented), maka peran guru dalam proses pembelajaran pun mengalami pergeseran, salah

satunya adalah penguatan peran guru sebagai motivator.

Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh

sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar

yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk perilaku belajar

siswa yang efektif.

Dalam perspektif manajemen maupun psikologi, kita dapat menjumpai beberapa teori tentang motivasi

(motivation) dan pemotivasian (motivating) yang diharapkan dapat membantu para manajer (baca: guru) untuk

mengembangkan keterampilannya dalam memotivasi para siswanya agar menunjukkan prestasi belajar atau

kinerjanya secara unggul. Kendati demikian, dalam praktiknya memang harus diakui bahwa upaya untuk

menerapkan teori-teori tersebut atau dengan kata lain untuk dapat menjadi seorang motivator yang hebat

bukanlah hal yang sederhana, mengingat begitu kompleksnya masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku

individu (siswa), baik yang terkait dengan faktor-faktor internal dari individu itu sendiri maupun keadaan

eksternal yang mempengaruhinya.

Terlepas dari kompleksitas dalam kegiatan pemotivasian tersebut, dengan merujuk pada pemikiran Wina Senjaya

(2008), di bawah ini dikemukakan beberapa petunjuk umum bagi guru dalam rangka meningkatkan motivasi

belajar siswa

Memperjelas tujuan yang ingin dicapai.

1.

Membangkitkan minat siswa.

2.

Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.

3.

Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa.

4.

Berikan penilaian.

5.

Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.

6.

Ciptakan persaingan dan kerja sama.

7.

Di samping beberapa petunjuk cara membangkitkan motivasi belajar siswa di atas, adakalanya motivasi itu juga

dapat dibangkitkan dengan cara-cara lain yang sifatnya negatif seperti memberikan hukuman, teguran, dan

kecaman, memberikan tugas yang sedikit berat (menantang). Namun, teknik-teknik semacam itu hanya bisa

digunakan dalam kasus-kasus tertentu. Beberapa ahli mengatakan dengan membangkitkan motivasi dengan

cara-cara semacam itu lebih banyak merugikan siswa. Untuk itulah seandainya masih bisa dengan cara-cara yang

positif, sebaiknya membangkitkan motivasi dengan cara negatif dihindari.

(2)

>>> berbagi di : 1

Tentang AKHMAD SUDRAJAT

=Ω= seorang praktisi pendidikan di Kabupaten Kuningan yang sedang belajar menjadi diri sendiri =Ω=

Lihat semua tulisan oleh AKHMAD SUDRAJAT →

Sumber:

Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

============

This entry was posted in KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN and tagged Artikel, Berita, News, Opini, Pembelajaran, Pendidikan Indonesia, Pengetahuan. Bookmark the permalink.

15 Responses to Peran Guru sebagai Motivator

salsa says:

13 Desember 2011 pukul 14:53

qu ska ma gru qu yg nm-@ linda

Balas

hairul says: 12 April 2011 pukul 13:29

guru seorang mesin penggerak yang harus mampu memberikan kemampuan yang dapat mendorong siswa berkompetensi dalam belajar,sehingga guru sangat beperang aktif bagi siswa.agar siswa mudah di bimbing dan di prhatikan

Balas

utlebaksiu says: 14 Maret 2011 pukul 17:42

Minta izin posting ini dimuat ulang di blog utlebaksiu

Balas

irma says:

2 Februari 2011 pukul 21:32

pa bagaimana ya cara menumbuhkan minat belajar anak agar lebih efektif……soalnya anak skrng inginnya yg instant taw langsung jadi za,,,,,,sdh bnyk anak yg trpengaruh oleh teknologi yg mkn canggih ,,walaupun berada di pedesaan,,,,tlng ya pa ksh tahu saya,dan bgmn cr memotivasinya,,yg paling mudah dulu dweeh…..

Balas

(3)

20 Juli 2010 pukul 00:27

memotivasi siswa/anak didik adalah bagian tersulit tugas guru saat ini ,sebabnya adalah rusaknya sistem pendidikan kita ada kesan bahwa siswa dengan kemampuan yang bagaimanapun harus naik kelas atau lulus dengan berbagai tuntutan dari pemerintah/departemen ,ada grade nilai tertentu yang mesti dicapai padahal kemampuan guru/sekolah sebenarnya belum memadai ditinjau dari berbagai hal seperti komptensi kepala sekolah,guru, karyawan,minimnya sarana, walaupun berbagai program yang dicanangkan dan dilaksanakan oleh pemerintah namun disana sini terjadi penyalahgunaan sehingga terjadi berbagai perkeliruan dalam tataran pelaksanaannya sehingga akibatnya keberhasilan program2 tersebut baru sampai pada tingkat laporan pelaksanaan sedangkan fungsi pengawasanpun belum berjalan sesuai dengan seharusnya, kurang obyektif dan kurang tegas. ditambah lagi derasnya budaya asing yang begitu kuat akibat kemajuan teknologi yang berdampak negatif terhadap prilaku anak didik….jadi untuk itu perlu pembenahan yg sangat mendasar pada pendidikan kita, semoga!

Balas

Ihsan says:

13 November 2010 pukul 15:40

Saya sependapat dengan Pak Rahmat… semoga hal ini jadi perhatian semua pihak… pemerintah sebaiknya tidak berpura-pura tidak tahu…

Balas

mr. teacher says: 6 April 2010 pukul 12:42

tolong sertakan abstraknya ya??? agar kelengkapan artikel ini bs di renungkan

Balas

sri marhaeni says: 10 Januari 2010 pukul 20:54

udah tau kerjaan seorang guru berat,kenapa gaji guru gak naik-naik?

Balas

MATEUS HP says: 12 September 2008 pukul 22:57

SETUJU. TAPI TOLONG DONG TAMBAHI ARTIKELNYA UNTUK PESERTA DIDIK DENGAN BERBAGAI MACAM MASALAH BELAJAR. DARI BERBAGAI TUNA (KECACATAN SAMPAI UNTUK PESERTA DIDIK YANG BERASAL DARI WILAYAH YANG MASYARAKATNYA BELUM SADAR AKAN PENTINGNYA PENDIDIKAN. ITU PASTI SANGAT BERGUNA UNTUK GURU-GURU DI PEDESAAN YANG MASYARAKATNYA MASIH DIMANJA ALAM TETAPI MASIH TERGOLONG MISKIN. MATURNUWUN.

Balas

mahmuda says: 9 September 2008 pukul 17:53

setuju banget mas………..

Balas

(4)

9 September 2008 pukul 12:48

Guru memang berat tanggungjawabnya, dan masih banyak pandangan murid, orangtua, bahkan pemerintah rendah dan sebelah mata tentang tanggungjawab dan beban guru dalam mendidik dan mengajar di sekolah. Tidak jauh disekitar kita, banyak hidup dan kehidupan serta penghidupan dari guru yang morat-marit. Nah, bagaimana dia dapat memaksimalkan seluruh daya dan usahanya menjadi guru yang dapat memotivasi anak didiknya, jika dirinya sendiri sangat memprihatinkan. Tetapi kita tetap harus menyanjung dan bangga terhadap guru di Indonesia, meskipun dalam keadaan yang

memprihatinkan, mereka tetap semangat dalam mendidik dan mengajar anak kita. Selamat buat Cikgu, selamat Guru Indonesia.

Terimakasih kepada bapak yang sudah banyak menjelaskan tentang peran guru untuk memotivasi anak dalam belajar. Sukses selalu buat pendidikan Indonesia.

Maju terus. Slam, smskalit

Balas

AKHMAD SUDRAJAT says: 29 Agustus 2008 pukul 21:47

@BlogicThink dan Bapak Bayu Pancoro

Memang untuk mendidik anak dibutuhkan kearifan dan tidak selalu memandang segala sesuatunya “salah sang anak (siswa)”. Tatkala anak tidak termotivasi, boleh jadi justru disebabkan dari dari guru itu yang kurang memahami bagaimana upaya pemotivasian yang paling tepat bagi siswanya,

Balas

BLogicThink [dot] com says: 29 Agustus 2008 pukul 03:05

Biasanya kalau anak tidak termotivasi, yang salah adalah si anak. dialah yang bodoh…

ini sangat buruk bagi perkembangan anak… anak2 kita memang belajar untuk dikecilkan mentalnya …

Balas

bayupancoro says: 27 Agustus 2008 pukul 14:54

Duh….

Saya punya anak yang masih SD, tetapi saya sangat bingung dengan pola pegajaran di sekolahnya. Setelah berganti ganti buku tetep saja model yang diterapkan sama, libas semua kurikulum yang ada, masalah mengerti atau tidak konsep pelajarannya, ga perduli.

Jadi kedepan saya jadi bingung, kemana arah tujuan pendidikan ini, dan kemana saya akan menyekolahkan anak saya. …. Bingunng…..bingungggg

(5)

AKHMAD SUDRAJAT: TENTANG PENDIDIKAN

Anonymous says: 25 Agustus 2008 pukul 16:46

Bagian motivasi yang bagaimana yang diperlukan dan bentuk – bentuknya ?

Balas

Referensi

Dokumen terkait

Disisi lain perilaku aparat di lingkungan pemerintahan yang kerap dapat disogok untuk memperlancar kepentingan yang diinginkan, di lain hal masyarakat Desa Poco

Tabel 3 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi kadar lemak tubuh anggota Sanggar Senam Rai Sawahlunto sebelum latihan senam aerobik mix impact dari 14 orang sampel dengan 1 orang

penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang tepat (sahih, benar, valid) dan dapat dipercaya (dapat diandalkan, reliabilitas) antara pemberdayaan dengan komitmen organisasi

Hasil penelitian Farook dkk (2012), menunjukan bahwa proporsi pembiayaan non investasi berpengaruh secara positif terhadap profit distribution management penelitian ini

Praktik- praktik manajemen sumber daya manusia yang diperkirakan dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif yang berkelajutan adalah kepastian kerja, selektivitas

Vegetasi dalam site didominasi dengan tanaman tembakau dan kopi yang diterapkan tidak hanya pada area tanam namun sebagai bagian dari bangunan tersebut.. Selain

Penelitian ini mengenai cost-effectiveness analysis penggunaan insulin aspartam kerja cepat dan insulin regular kerja pendek pada pasien rawat inap yang di diagnosa diabetes

Metode Percobaan