• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 Teori Behavioristik Kognitif Dan Kontruktif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3 Teori Behavioristik Kognitif Dan Kontruktif"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

. Teori Behavioristik . Teori Behavioristik

Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh

Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahanGage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi

Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teoriarah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran be

dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran be havioristik. Aliran ini menekankanhavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagaiyang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu d

individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu d engan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaanengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan a

semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan a kan menghilang bila dikenaikan menghilang bila dikenai hukuman.

hukuman.

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon ( Slavin, 2000:143). Seseorang dianggapSlavin, 2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat

telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yangyang penting adalah input yang berupa stimulus d

penting adalah input yang berupa stimulus d an output yang berupa respon. Stian output yang berupa respon. Sti mulus adalah apa saja yangmulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap

diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulusstimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk 

yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk  diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak

diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon,respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. T

dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal pentingeori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah

untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.laku tersebut. Faktor lain yang dianggap penting oleh

Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bilaaliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila

penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila responrespon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat.

dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat.

Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi: (1) Reinforcement and Punishment; (2) Primary Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi: (1) Reinforcement and Punishment; (2) Primary and Secondary Reinforcement; (3) Schedules of Reinforcement; (4)

and Secondary Reinforcement; (3) Schedules of Reinforcement; (4) Contingency Management; (5) StimulusContingency Management; (5) Stimulus Control in Operant Learning; (6) The Elimination of Responses (Gage, Berliner, 1984).

Control in Operant Learning; (6) The Elimination of Responses (Gage, Berliner, 1984). Teori behavioristik sering kali tid

Teori behavioristik sering kali tid ak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabelak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan atau

atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan atau belajar yang tidak dapat diubah belajar yang tidak dapat diubah menjadi sekedarmenjadi sekedar hubungan stimulus dan respon. Teori ini

hubungan stimulus dan respon. Teori ini tidak mampu menjelaskan alasan-alasan yang mengacaukan hubungantidak mampu menjelaskan alasan-alasan yang mengacaukan hubungan antara stimulus dan respon ini dan

antara stimulus dan respon ini dan tidak dapat menjawab hal-hal tidak dapat menjawab hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyimpanganyang menyebabkan terjadinya penyimpangan antara stimulus yang diberikan dengan responnya.

antara stimulus yang diberikan dengan responnya.

Namun kelebihan dari teori ini cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan Namun kelebihan dari teori ini cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini

tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shapping yaitubahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shapping yaitu membawa siswa menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik

membawa siswa menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik untuk tidak bebasuntuk tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.

berkreasi dan berimajinasi. 2. Teori Kognitif 

2. Teori Kognitif 

Teori Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya Teori Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikolog perkembangan dan berpengaruh terhadap

memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikolog perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih

perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepattepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada

merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan.kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya

Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemataschemata —  — skema tentang bagaimana seseorang mempersepsiskema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya

lingkungannya —  — dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalamdalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam

merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak konstruktivisme, yang berarti, tidak  seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita

kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakanmembangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan.

yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Menurut teori ini, belajar adalah p

Menurut teori ini, belajar adalah p erubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak erubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak  selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa dia

selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa dia mati. Asumsi dasar teori ini adalah setiap omati. Asumsi dasar teori ini adalah setiap o rang telahrang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya. Pengalaman dan pengetahuan

(2)

struktur kognitif. Menurut teori ini proses belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi secara klop dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa.

Prinsip kognitif banyak dipakai di dunia pendidikan, khususnya terlihat pada perancangan suatu sistem instruksional, prinsip-prinsip tersebut antara lain:

1. Seseorang yang belajar akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu

2. Penyusunan materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks

3. Belajar dengan memahami akan jauh lebih baik d aripada dengan hanya menghafal tanpa pengertian penyajian

Aplikasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran, guru harus memahami bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya, anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar belajar

menggunakan benda-benda konkret, keaktifan siswa sangat dipentingkan, guru menyusun materi dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari se derhana ke kompleks, guru menciptakan pembelajaran yang bermakna, memperhatian perbedaan individual siswa untuk mencapai keberhasilan siswa.

3. Teori Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri (Von Glaserfeld). Pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan juga gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan tersebut.

Jika behaviorisme menekankan ketrampilan atau tingkah laku sebagai tujuan pendidikan, sedangkan

maturasionisme menekankan pengetahuan yang berkembang sesuai dengan usia, sementara konstruktivisme menekankan perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam, pengetahuan sebagai konstruksi aktif yang dibuat siswa. Jika seseorang tidak aktif membangun pengetahuannya, meskipun usianya tua tetap tidak akan berkembang pengetahuannya. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu berguna untuk  menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai.

Pengetahuan tidak bisa ditransfer begitu saja, melainkan harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang. Pengetahuan juga bukan sesuatu yang sudah ada, melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus. Dalam proses itu keaktivan seseorang sangat menentukan dalam mengembangkan pengetahuannya. Jean Piaget adalah psikolog pertama yang menggunakan filsafat konstruktivi sme, sedangkan teori

pengetahuannya dikenal dengan teori adaptasi kognitif. Sama halnya dengan setiap or ganisme harus beradaptasi secara fisik dengan lingkungan untuk dapat bertahan hidup, demikian juga struktur pemikiran manusia. Manusia berhadapan dengan tantangan, pengalaman, gejala baru, dan persoalan yang harus ditanggapinya secaca kognitif  (mental). Untuk itu, manusia harus mengembangkan skema pikiran lebi h umum atau rinci, atau perlu perubahan, menjawab dan menginterpretasikan pengalaman-pengalaman tersebut. Dengan cara itu, pengetahuan seseorang terbentuk dan selalu berkembang. Proses tersebut meliputi:

1. Skema/skemata adalah struktur kognitif yang dengannya seseorang beradaptasi dan terus mengalami perkembangan mental dalam interaksinya dengan lingkungan. Skema juga berf ungsi sebagai kategori-kategori utnuk mengidentifikasikan rangsangan yang datang, dan terus berkembang.

2. Asimilasi adalah proses kognitif perubahan skema yang tetap mempertahankan konsep awalnya, hanya menambah atau merinci.

3. Akomodasi adalah proses pembentukan skema atau karena konsep awal sudah tidak cocok lagi. 4. Equilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sehingga seseorang dapat

menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamya (skemata). Proses perkembangan intele k  seseorang berjalan dari disequilibrium menuju equilibrium melalui asimilasi dan akomodasi.

(3)

Implikasi teori belajar dalam pembelajaran 1. Teori Behaviorisme

Menurut teori belajar ini adalah perubahan tingkah laku, seseorang dianggap belajar sesuatu bila ada

menunjukkan perubahan tingkah laku. Misalnya, seorang siswa belum bisa membaca maka betapapun gurunya berusaha sebaik mungkin mengajar atau bahkan sudah hafal huruf A sampai Z di luar kepala, namun bila siswa itu gagal mendemonstrasikan kemampuannya dalam membaca, maka siswa itu belum bisa dikatakan belajar. Ia dikatakan telah belajar apabila ia menunjukkan suatu perubahan dalam tingkah laku ( dari tidak bisa menjadi bisa membaca). Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal

kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau input yaitu berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons. Sedangkan apa yang terjadi diantara stimulus dan respons itu dianggap tidak penting diperhatikan sebab tidak bisa diamati. Yang bisa diamati adalah stimulus dan respons, misalnya stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa tersebut dalam rangka membantu siswa untuk belajar. Stimulus ini berupa rangkaian alfabet, beberapa kalimat atau bacaan, sedangkan respons adalah reaksi siswa terhadap stimulus yang diberikan gurunya.

Menurut teori behaviorisme apa saja yang diberikan guru (stimulus) dan apa saja yang dihasilkan siswa (respons) semua harus bisa diamati, diukur, dan tidak boleh hanya implisit (tersirat). Faktor lain yang juga penting adalah faktor penguat (reinforcement). Penguat adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respons. Bila penguatan ditambah (positive reinforcement) maka respons akan semakin kuat. Begitu juga bila penguatan dikurangi (negative reinforcement) responspun akan tetap dikuatkan.. Misalnya bila seorang anak  bertambah giat belajar apabila uang sakunya ditambah maka penambahan uang saku ini disebut sebagai positive reinforcement. Sebaliknya jika uang saku anak itu di kurangi dan pengurangan ini membuat ia makin giat

belajar, maka pengurangan ini disebut negative reinforcement.

Prinsip-prinsip teori behaviorisme yang banyak dipakai didunia pendidikan ialah (Harley & Davies, 1978 dalam Toeti, 1997):

 Proses belajar dapat berhasil dengan baik apabila si b elajar ikut berpartisipasi secara aktif didalamnya  Materi pelajaran dibentuk dalam bentu unit-unit kecil dan diatur berdasarkan urutan yang logis

sehingga si belajar mudah mempelajarinya

 Tiap-tiap respons perlu diberi umpan balik secara langsung, sehingga si belajar dapat mengetahui apakah respons yang diberikan telah benar atau belum

 Setiap kali si belajar memberikan respons yang benar maka ia perlu diberi penguatan. Penguatan positif  ternyata memberikan pengaruh yang lebih baik daripada penguatan negatif 

Adapun kritik terhadap teori behaviorisme adalah:

 Asumsi pokoknya bahwa semua hasil belajar yang berupa perubahan tingkah laku yang bisa diamati,  juga dianggap terlalu menyederhanakan masalah belajar yang sesungguhnya. Tidak semua hasil belajar

bisa diamati dan diukur, paling tidak dalam tempo seketika.  Teori ini tidak mampu menjelaskan proses belajar yang kompleks

Aplikasi teori belajar behaviorisme dalam pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti tujuan

pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. P elopor terpenting teori ini antara lain adalah : Pavlov, Watson, Skinner, Thorndike, Hull, dan Guthrie.

(4)

2. Teori Kognitif 

Piaget menjabarkan implikasi teori kognitif pada pendidikan yaitu

1) Memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya. Guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada hasil tersebut. Pengalaman – pengalaman belajar yang sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap fungsi kognitif dan jika guru penuh perhatian terhadap Pendekatan yang digunakan siswa untuk sampai pada kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi memberikan pengalaman yang dimaksud,

2) Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar. Dalam kelas, Piaget menekankan bahwa pengajaran pengetahuan jadi ( ready made knowledge) anak didorong menentukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungan,

3) Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan per- kembangan. Teori P iaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun

pertumbungan itu berlangsung pada kecepatan berbeda. Oleh karena itu guru harus melakukan upaya untuk  mengatur aktivitas di dalam kelas yang terdiri dari individu – individu ke dalam bentuk kelompok  – kelompok  kecil siswa daripada aktivitas dalam bentuk klasikal,

4) Mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi. Menurut Piaget, pertukaran gagasan – gagasan tidak  dapat dihindari untuk perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, perkembangannya dapat disimulasi.

3. Teori konstruktivisme

Implikasi teori konstruktivisme pada pembelajaran diantaranya :

a. Setiap guru akan pernah mengalami bahwa suatu materi telah dibahas dengan jelas-j elasnya namun masih ada sebagian siswa yang belum mengerti ataupun tidak mengerti materi yang diajarkan sama sekali. Hal ini

menunjukkan bahwa seorang guru dapat mengajar suatu materi kepada sisiwa dengan baik, namun seluruh atau sebagian siswanya tidak belajar sama sekali. Usaha keras seorang guru dalam mengajar tidak harus diikuti dengan hasil yang baik pada siswanya. Karena, hanya dengan usaha yangkeras para sisiwa sedirilah para siswa akan betul-betul memahami suatu materi yang diaj arkan.b. Tugas setiap guru dalam memfasilitasi siswanya, sehingga pengetahuan materi yang dibangun atau dikonstruksi para siswa sendirisan bukan ditanamkan oleh guru. Para sisiwa harus dapat secara aktif mengasimilasikan dan mengakomodasi pengalaman baru kedalam kerangka kognitifnya.c. Untuk mengajar dengan baik, guru harus memahami model-model mental yang digunakan para siswa untuk mengenal dunia mereka dan pe nalaran yang dikembangkandan yang dibuat p ara sisiwa untuk mendukung model-model itu.

d. Siswa perlu mengkonstruksi pemahaman yang mereka sendiri untuk masing-masing konsep materi sehingga guru dalam mengajar bukannya ―menguliahi‖, menerangkan atau upaya -upaya sejenis untuk memindahkan pengetahuan pada siswa tetapi menciptakan situasi bagi siswa yang membantu perkembangan mereka membuat konstruksi-konstruksi mental yang diperlukan.

e. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadisituasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik.

f. Latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari.

g. Peserta didik diharapkan selalu aktif da n dapat menemukan cara belajar yang sesuai dengan dirinya. Guru hanya sebagai fasilitator, mediator, dan teman yang membuat situasi kondusif untuk terjadinya konstruksi engetahuan pada diri peserta didik.sedangkan Pandangan Konstruktivisme Tentang Belajar adalah sebagai berikut:

1) Konstruktivisme memandang bahwa pengetahuan non objektif, bersifat temporer, selalu berubah dan tidak  menentu.

2) Belajar adalah penyusunan pengetahuan dari dari pengalaman konkrit, aktifitas kolaboratif dan refleksi dan interpretasi.

3) Seseorang yang belajar akan memiliki pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan tergantung pengalamannya dan persepektif yang didalam menginterprestasikannya

(5)

S T R A T E G I P E N G A J A R A N D A N P E M B E L A J A R A N

Menurut Kementerian Pelajaran (1983 : 27), strategi pengajaran dan pembelajaranyang disarankan adalah untuk membina dan mengukuhkan minat murid-muridterhadap pembelajaran serta membimbing mereka supaya bersedia menerimapelajaran seterusnya dan berupaya pula meneruskannya sendiri. Mengikut strategiini, setiap murid akan mengambil bahagian secara aktif di dalam pelbagai kegiatanmeliputi pelbagai unsur daripada komponen-komponen kemahiran asas, kerohanian,nilai dan sikap, kemanusiaan, dan persekitaran serta kesenian dan rekreasi.Teknik pengajaran yang digunakan seharusnya sesuai dengan perkembangan diridan kebolehan murid-murid supaya pembelajaran itu adalah menarik, berkesan, danbermakna. Dalam menggunakan teknik-teknik yang sedemikian, guru-gurudigalakkan menjalankan pelbagai kegiatan dan menggunakan bahan pengajarandan pembelajaran yang sesuai mengikut kebolehan, keupayaan, bakat, dan minatmurid-murid.Satu strategi yang telah disarankan untuk mencapai taraf pencapaian murid yang

Referensi

Dokumen terkait

• Penerapan yang salah dapat mengakibatkan proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai sentral, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung

Guru yang baik hanya membuat siswanya belajar sedikit saja tetapi guru hebat datang ke sekolah dan mengajar dengan tujuan yang jelas, memiliki visi besar bagi siswa untuk

Bimbingan belajar behavioristik adalah suatu proses bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing kepada siswa dengan mendasarkan pada konsep-konsep atau

Berdasarkan presentasi diatas dapat disimpulkan bahwa proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru sangat baik dan sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya.Proses

Hal itu menunjukan adanya peubahan pada hasil belajar sisiwa dan tingkat ketuntasan belajar siswa yang menyajikan materi pelajaran oleh guru menggunakan model

Pelitian ini menunjukkan bahwa hasil dari penerapan teori belajar behavioristik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan oleh guru Pendidikan Agama Islam

Contohnya dalam hal memberikan pelajaran kepada siswa, sikap guru dan penyampaiannya yang baik tentu akan membuat siswanya nyaman dalam proses belajar mengajar

Seseorang dikatakan telah belajar jika yang bersangkutan dapat menunjukkan perubahan tingkah laku, 2 teori ini menyimpulkan bahwa yang terpenting dalam belajar adalah adanya stimulus