• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MALUKU TENGAH UNTUK MEWUJUDKAN UMKM PENGOLAHAN KELAPA (Cocos nucifera) TERPADU DAN BERKELANJUTAN ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MALUKU TENGAH UNTUK MEWUJUDKAN UMKM PENGOLAHAN KELAPA (Cocos nucifera) TERPADU DAN BERKELANJUTAN ABSTRAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MALUKU TENGAH UNTUK MEWUJUDKAN UMKM PENGOLAHAN KELAPA (Cocos nucifera)

TERPADU DAN BERKELANJUTAN

Sutardi1), H. Sulistyo2), M. M. Azis2), Purwanto3), L. R. Waluyati4) dan F. Matulessy5)

1)

Dept. TPHP, FTP UGM, 2)Dept. Teknik Kimia, FT UGM, 3)Dept. Sosiologi, FISIPOL UGM, 4)Dept.

Sosek, Fak. Pertanian UGM, dan 5)Dept. Agronomi, Fak. Pertanian Unpatti Ambon.

ABSTRAK

UGM bekerjasama dengan Ministry of Foreign Affair and Trade (MFAT) New Zealand meluncurkan program Community Resilience and Economic Developmnet

(CaRED) dengan dukungan dana dari Pemerintah New Zealand. Sebagai Principle Investigator (PI) program CaRED UGM mengajukan program “Empowerment of Central Maluku Regency Community to Promote Sustainability of Small and Medium Scale Integrated Coconut Processing Industry. Program tersebut berlangsung selama 30 bulan terhitung mulai Juli 2016 – Oktober 2018.

Metode pemberdayaan masyarakat meliputi inventarisasi permasalahan masyarakat Maluku Tengah, terkait dengan pemanfaatan kelapa dan pengumpulan data serta informasi sekunder dari Bappeda dan SKPD terkait. Berdasarkan informasi dan data yang diperoleh dilakukan analisis, dan hasilnya untuk perencanaan program berbasis kebutuhan masyarakat tanpa mengesampingkan aspek perencanaan teknokratik.

Berdasarkan telaah informasi dan data Kabupaten Maluku Tengah maka unit usaha dibidang pengolahan kelapa masih sangat sedikit khususnya di Kecamatan TNS Waipia, yaitu 1 unit usaha pengolahan sabut kelapa, dan 1 unit usaha kecil kerajinan. Pada tahun I program CaRED UGM dilakukan pelatihan “learning by doing” tentang pengolahan kelapa terpadu yang diikuti oleh 60 warga masyarakat Kecamatan TNS Waipia dengan tujuan utama penciptaan wirausaha baru dan pengembangan UMKM pengolahan kelapa terpadu.

Capaian tahun I program CaRED UGM adalah peningkatan produksi dan mutu coco fiber, terbentuknya: unit usaha baru produksi santan kental, arang tempurung kelapa, kecap air kelapa, 4 kelompok usaha bersama (KUB) VCO, dan 2 KUB kerajinan berbasis tempurung kelapa.

Pada tahun II dilanjutkan program pembentukan unit usaha “nata de coco” dan

vinegar” berbahan baku air kelapa, dan produksi briket arang tempurung kelapa

sebagai energi alternatif terbarukan. Keluaran program CaRED UGM adalah terciptanya lapangan kerja baru, pertumbuhn ekonomi pedesaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

(2)

387

PENDAHULUAN

Sumber daya perkebunan di Maluku Tengah khususnya komoditi kelapa, dengan luas lahan 24.577 Ha dan produksi 29.753 ton per tahun, Anonim 2016a), memiliki peran penting untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat khususnya dan ekonomi daerah pada umumnya serta sebagai pendukung sistem kehidupan masyarakat. Sebab tanaman kelapa merupakan tanaman kehidupan yang sejak dulu kala menjadi penopang kehidupan masyarakat pedesaan. Data seperti disajikan pada Tabel 1 menunjukkan besarnya potensi kelapa sebagai sumber kehidupan dan mata pencarian masyarakat di Maluku Tengah.

Tabel 1. Luas dan produksi tanaman perkebunan kelapa di rinci per Kecamatan Kecamatan Produksi Tanaman (Ha) Produksi Produktivitas Petani

TBM TM TR Jumlah (Ton) (kg/Ha) (KK)

Seram Utara 491,3 5.835,8 312 6.639 9.104 1.560 4.076 SeramUtara Brt 104,0 2.600,0 172 2.876 4.394 1.690 3.053 Tel. Elpaputih 3,2 1.335,1 153 1.491 1.736 1.300 1.211 TNS Waipia 37,5 912,5 130 1.080 1.305 1.430 1.762 Kota Masohi 0,7 8,2 3 12 4 468 21 Amahai 171,7 3.409,2 169 3.750 5.052 1.482 2.844 Tehoru 177,3 1.305,8 602 2.085 1.528 1.170 1.034 Banda 1,0 13,7 6 21 7 520 275 Leihitu Barat 1,2 366,9 41 409 448 1.222 568 Leihitu 83,0 429,0 56 568 446 1.040 1.222 Salahutu 2,7 500,9 256 760 912 1.820 1.202 P. Haruku 34,8 958,6 297 1.290 1.545 1.611 1.580 Saparua 12,0 424,8 167 604 552 1.300 596 Nusalaut 4,3 226,8 15 246 254 1.118 381 Teluti 46,0 1.960,7 132 2.139 2.039 1.040 1.856

Seram Utara Timur Kobi

19,0 197,0 16 232 159 806 397

Seram Utara Timur Seti

10,7 332,9 32 376 268 803 463

Jumlah 1.200 20.818 2.559 24.577 29.753 1.199 22.541

(6,1%)

Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan, 2016.

TBM = Tanaman Belum Menghasilkan, TM = Tanaman Menghasilkan, TR = Tanaman Rusak Jumlah Penduduk Kabupaten Maluku Tengah 2015: 369.315 jiwa (PP: 0,28%)

Permasalahan dalam pembangunan sektor perkebunan kelapa antara lain: besarnya rasio antara jumlah petani kelapa (15.599 KK) dan luas lahan perkebunan kelapa (24.577 Ha), terbatasnya ketrampilan sumber daya manusia baik di bagian hulu (om farm) maupun di bagian hilir (off farm); kurangnya desiminasi teknologi khususnya teknologi tepat guna untuk mengolah hasil kelapa agar memiliki nilai tambah dan daya saing tinggi, kurangnya komunikasi teknis antara pemerintah daerah dan petani kelapa,

(3)

dan terbatasnya teknologi informasi (Anonim, 2016b). Oleh sebab itu diperlukan upaya untuk membidani pembangunan kawasan potensial penghasil sumber daya alam dengan berbagai pihak pemangku kepentingan. UGM sebagai lembaga Pendidikan Tinggi memiliki komitmen untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk memajukan kawasan timur Indonesia.

Pada 25 Juli 2016, Tim CaRED UGM SELO 010, telah menanda tangani Term of Agreement bersama Direktur Penelitian, LPPM UGM tentang kegiatan pemberdayaan masyarakat di Kecamatan TNS Waipia, Kabupaten Maluku Tengah. Program tsb didanai oleh Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan, Selandia Baru atas dukungan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah (Bappeda), Perguruan Tinggi setempat (Fakultas Pertanian, Unpatti, Ambon), dan pengusaha/swasta yang berlokasi di TNS Waipia, dan terpilih UD Karya Mekar (menjadi PT. Transindo Karya Mekar) pimpinan Bpk. Leo Koritelu (Sutardi dkk., 2016a).

Sub-program SELO 010 diberi alokasi waktu + 30 bulan (Juli 2016 – Oktober 2018) untuk pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat melalui penciptaan wirausaha baru agroindustri dan pengembangan UMKM pengolahan kelapa terpadu yang berkelanjutan bagi masyarakat di Kecamatan TNS Waipia. Dukungan terhadap pelaksanaan program CaRED UGM juga datang dari LPPM UGM yaitu penerjunan 30 mahasiswa KKN PPM periode AS 2017, yaitu 10 Juni s.d. 4 Agustus 2017. Harapannya adalah selama 2 bulan, mahasiswa KKN PPM UGM melakukan pendampingan masyarakat untuk pelaksanaan penciptaan wirausaha baru dan pengembangan agroindustri skala UMKM berbasis kelapa.

Pelaksanaan program CaRED UGM dikelola oleh Tim yang terdiri atas PI (Principle Investigator: Prof. Dr. Ir. Sutardi, MAppSc.) dan 5 Anggota Tim (Dr. H. Sulistyo, Dr. M. M. Azis, Drs. Purwanto MPhil., Dr. Lestari R. W. dan Dr. F. Matulessy, MP) yang bertugas melaksanakan pelatihan dan monev secara periodik. Laporan capaian program, hasil monev dan penggunaan dana secara rinci dan “accountable” disampaikan secara tertulis (Laporan) kepada Kantor CaRED UGM dan diteruskan kepada Kantor Kedutaan Besar Selandia Baru di Jakarta, yang didahului dengan pemaparan hasil monev dihadapan Tim evaluasi dari Kedutaan Besar Selandia Baru dan UGM. Hasil evaluasi terebut diatas digunakan sebagai dasar penentuan keberlanjutan program CaRED UGM SELO 010 untuk tahun berikutnya.

(4)

389

METODE PELAKSANAAN

Materi program CaRED UGM adalah buah kelapa yang diperoleh dari wilayah Kecamatan TNS Waipia yang jumlahnya cukup memadahai (Tabel 1). Buah kelapa sebagai bahan baku produk olahan dapat dirinci sebagai berikut:

1. Sabut: untuk produksi sabut kelapa (coco fiber), dan coco fit sebagai hasil samping, sapu sabut kelapa dan anyaman tali sabut kelapa.

2. Tempurung: untuk produksi arang tempurung kelapa yang pada tahun ke 2 dilanjutkan produksi briket arang tempurung kelapa, bahan kerajinan berbasis tempurung kelapa, dan tempurung kelapa katagori rusak digunakan sebagai bahan bakar atau sumber energi pada pembuatan kopra.

3. Daging buah kelapa: untuk produksi krim santan kelapa, Virgin Coconut Oil (VCO), minyak goreng, makanan berbasis daging buah kelapa, dan buah kelapa kualitas jelek (muda dan rusak) dijadikan kopra (sebagai produk olahan alternatif).

4. Air kelapa: untuk produksi nata de coco, kecap dan cuka organik (vinegar). Pelatihan dan workshop bagi masyarakat (60 peserta) dari berbagai Negeri di Kecamatan TNS Waipia pada tanggal 18 – 21 Oktober 2016 di Coconut Center (PT. Transindo Karya Mekar). Modul pelatihan terdiri atas 25 judul yang meliputi aspek motivasi, kewirausahaan, manajemen, teknologi pengolahan kelapa terpadu (produksi, pengemasan dan pengendalian mutu), pasar dan pemasaran, kelembagaan dan resep makanan olahan berbasis kelapa (Sutardi 2016b).

Instruktur adalah Tim pelaksana program CaRED UGM dengan menggunakan sistem “learning by doing”. Peserta pelatihan menerima paparan modul (teori) dan melakukan praktek produksi dan menyusun rencana usaha.

Pengumpulan data sekunder dan informasi dari Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah (Bappeda) terkait dengan potensi kelapa sebagai pilot project program CaRED UGM. Keberhasilan dan keluaran (out come) program CaRED UGM juga disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah dan untuk direplikasikan ke Kecamatan penghasil kelapa lainnya.

Desiminasi IPTEKS oleh mahasiswa KKN PPM UGM kepada masyarakat Negeri Jerili, Layeni, Lesluru, Isu dan Watludan Kecamatan TNS Waipia dimaksudkan untuk percepatan pembangunan masyarakat pedesaan.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil kajian data sekunder yang diperoleh dari Bappeda Kabupaten Maluku Tengah (Anonim, 2016) perihal perkembangan usaha mikro/kecil dan menengah di Kabupaten Maluku Tengah seperti disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan usaha mikro/kecil dan menengah di Kabupaten Maluku Tengah

Kecamatan Jenis usaha mikro/kecil Jenis usaha menengah

Perdag. Pertanian Industri Jasa Perdag. Pertanian Industri Jasa

Kota Masohi 332/99 15/0 13/12 9/69 22 0 0 2 Amahai 448/50 10/0 13/0 21/22 11 0 1 1 Salahutu 212/141 8/0 3/17 38/92 6 0 3 3 Leihitu 35137 62/0 14/0 0/15 1 0 1 2 TNS Waipia 128/9 7/1 9/1 7/1 6 0 1 1 Saparua 219/96 63/0 0/0 12/12 9 0 0 2 P. Haruku 185/9 0/0 0/0 0/24 0 0 0 0 Tehoru 141/6 10/0 3/0 60/7 2 0 0 0 Seram Utara 71/162 0/49 0/0 36/18 8 0 0 0 Banda 309/0 0/0 9/0 6/8 0 0 0 1 Nusa Laut 117/2 0/0 1/0 0/0 0 0 0 0 Leihitu Barat 155/10 0/0 0/0 0/0 0 0 0 0 Seram Utara Barat 183/6 2/0 6/0 2/6 0 0 0 0 Teluk Elpaputih 129/33 0/3 0/0 1/0 3 0 0 0 S.U.T. Seti 95/113 10/17 10/0 17/21 8 0 0 0 S.U.T. Kobi 4/66 0/2 0/4 4/14 6 0 0 0 Telutih 170/32 2/0 3/0 3/0 0 0 0 0 Jumlah 3249/871 189/ 84/34 216/34 82 0 6 12

Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa Kabupaten Maluku Tengah pada umumnya dan Kecamatan TNS Waipia pada khususnya masih sangat terbatas keberadaan UMKM agroindustri dan lebih khusus lagi UMKM pengolahan kelapa. Memang pada Tabel 2 tidak dijelaskan secara rinci mengenai jenis usaha yang lebih spesifik. Hal ini tentu saja dikaitkan dengan Program CaRED UGM tentang “Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Maluku Tengah untuk Mendorong Keberlanjutan UMKM Pengolahan Kelapa Terpadu”. Oleh karena masih terbatasnya keberadaan UMKM pengolahan kelapa terpadu, maka kehadiran Program CaRED UGM di Kabupaten Maluku Tengah adalah dimaksudkan untuk penciptaan wirausaha baru, pengembangan agroindustri, pengembangan ekonomi pedesaan, membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya petani kelapa.

(6)

391

Capaian pemberdayaan masyarakat oleh Tim CaRED UGM

Berbagai upaya pemberdayaan masyarakat di Kecamatan TNS Waipia telah dilakukan oleh Tim Program CaRED UGM sub-program SELO 010 dengan hasil capaian atau out put dan out come seperti disaajikan pada Tabel 3. Melalui program pemberdayaan tersebut maka secara lahan tetapi pasti terbentuk unit-unit atau kelompok usaha bersama (KUB) dan wirausaha baru dikalangan masyarakat Kecamatan TNS Waipia. Terbangunnya kelompok usaha bersama (KUB) dan makin maju dan berkembaangnya PT. Transindo Karya Mekar memberikan dampak pada peningkatan pemanfaatan kelapa, dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat serta memberikan dampak pada peningkatan penghasilan atau perekonomian masyarakat. Pengaruh lanjutnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat diwilayah penghasil kelapa (petani kelapa). Oleh sebab itu keberhasilan program CaRED UGM tersebut akan menjadi perhatian dan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah, untuk selanjutnya melakukan replikasi program yang sama ke Kecamatan lain penghasil kelapa, yaitu pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan industri pengolahan kelapa terpadu dan berkelanjutan untuk skala UMKM. Dengan demikian hal ini sejalan dan sesuai dengan tujuan utama program CaRED UGM yaitu membangun kawasan timur Indonesia. UGM memiliki tradisi baru sebagai menara air dan bukan menara gading. Artinya melalui program kerjasama, penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan didukung pelaksanaan KKN PPM, diharapkan UGM memberikan kontribusi pada percepatan pembangunan di kawasan timur Indonesia. Itulah pola kemitraan dan kerjasama yang dijalin oleh UGM bersama-sama pemangku kepentingan lain, maka dengan bekal IPTEKS diharapkan UGM mampu berperan dan berkontribusi pada pembangunan nasional. Salah satu karya nyata dalam pemberdayaan masyarakat di Kecamatan TNS Waipia melalui Program CaRED UGM sub-program SELO 010 seperti disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Ragam teknologi pengolahan dan produk olahan berbasis kelapa Sumber bahan baku Sebelum Program CaRED UGM Setelah Program CaRED UGM I.Sabut kelapa Tahun I Program

1.Coco fiber

Kapasitas produksi: 10 ton/bulan Pasar Tujuan: Eksport

Tenaga kerja: 6 orang

Tahun I Program 1.Coco fiber

Kapasitas produksi: 10 cont. x 18 ton/bln atau 180 ton/bulan Pasar Tujuan: Eropa dan Kanada Tenaga kerja: 14 orang

Harga prangko gudang: Rp. 2600,-/kg

(7)

Jumlah menggunung, pemanfaatan terbatas untuk campuran conblock (batako)

Laku dijual untuk eksport

Produksi: 20 cont. x 25-26 ton/bulan Pasar tujuan: China (media tanam dll.)

Tenaga kerja: 18 orang Harga: Rp.2200,-/kg

1 ball = 4 x 4 kg/pack = 16 kg Ukuran pack coco fit = 30 cm x 30 cm

x 15 cm = 4 kg (pengempakan kering)

3. Sapu sabut kelapa

Belum diproduksi,

sebagai diversifikasi coco fiber

3.Sapu sabut kelapa, mulai diproduksi Juni 2017 dengan TTG (padat karya) Produksi: 1000 sapu per hari

Pasar tujuan: Amerika Serikat (USA) Tenaga kerja: 27 orang

Harga satuan: Rp. 20.000,-/batang

4.Anyaman tali sabut kelapa

Untuk pagar samping jalan tol Belum diproduksi

4.Anyaman tali sabut kelapa

Ukuran ; panjang 25 m x lebar 1 m Produksi: 1500 m/bulan

Tenaga kerja: 4 orang

Harga: Rp. 24.000,-/m Rp. 600.000,-

II.Tempurung kelapa (batok)

1.Bahan bakar untuk pengeringan dan pengasapan. Sebagai energi

alternatif dan produksi kopra

sebagai jalan keluar

pemanfaatannya setelah diambil sabutnya.

1.Bahan bakar untuk

pengeringan dan pengasapan kopra, jumlah penggunaan makin dikurangi. Dialihkan untuk produksi arang dan briket

2.Arang tempurung kelapa

Belum diproduksi

2. Arang tempurung kelapa

Produksi: 80 ton/bulan

Pasar tujuan: Nasional (Surabaya) Tenaga kerja: 10 orang

Harga: Rp. 4500,-/kg

3. Briket arang tempurung kelapa

Belum diproduksi

3.Briket arang tempurung kelapa (1) Persiapan produksi briket arang tempurung kelapa, menunggu mesin dan peralatan yang dipesan oleeh PT. TKM, dan mulai produksi bulan Juli. Bekerja secara mekanis, kapasitas tinggi, dan tempat produksi di PT. TKM

(2). Dibentuk kelompok usaha bersama (KUB) produsen arang dan briket dengan teknologi tepat guna. Perintisan pembuatan tungku yang didampingi mahasiswa KKN PPM UGM.

Pembuatan tungku model Bp. Mustofa

(Bantul) dan pembuatan briket

menggunakan cetakan yang dioerasikan secara manual (TTG bagi masyarakat)

4.Kerajinan berbasis tempurung kelapa

Belum diproduksi

4.Kerajinan berbasis tempurung kelapa.

Dibentuk 2 kelompok KUB

(Kelompok remaja) di Negeri Layeni dan Lesluru,

Kelompok tersebut difasilitasi alat dan mesin khusus untuk produksi

(8)

393

dengan dampingan Mahasiswa KKN PPM UGM. Bentuk barang kerajinan: peralatan rumah tangga dan berbagai ragam pernik, hiasan, kancing baju.

III.Daging buah kelapa

1.Santan kental (CCM)

Belum diproduksi, belum tersedianya mesin dan peralatan yang khusus untuk produksi santan kental

1.Santan kental (CCM)

Diproduksi dengan mesin dan

teknologi yang dipersiapkan oleh

CaRED UGM. Namun kurang

berhasil karena kendala

sterilsasi/pasterurisasi. Diubah untuk produksi krim santan beku.

2.VCO (Virgin Coconut Oil) minyak kelapa perawan.

2. VCO, selain di PT. TKM (6 orang), dinbentuk 3 KUB di Negeri Jerili (2 KUB) dan Layeni (1 KUB). Memulai produksi: 20 – 50 kelapa/hari, atau setara dengan 2 – 5 L VCO. Harga lokal Rp. 50.000,-/100 -130 ml. Bisa dikembangkan dengan pembentukan KUB lainnya. Pusat pemasaran VCO di PT. TKM.

3.Minyak goreng kelapa

Belum diproduksi, karena belum ada

fasilitasnya. dengan pendampingan

3.Minyak goreng kelapa

Produksi minyak goreng kelapa

dirintis di PT. TKM dengan proses basah, yaitu santan kental dipanaskan pada api sedang. Waktu pemanasan relatif singkat dan mutu minyak sangat baik, minyak ini sebagai pengganti minyak goreng kelapa asal kopra yang terkontaminasi aflatoksin.

Produksi minyak goreng kelapa

didampingi oleh mahasiswa KKN PPM UGM.

4.Kopra

Diproduksi di PT. TKM sebagai

salah satu solusi pemanfaatan

daging buah kelapa. Mengingat PT. TKM hanya mengambil sabutnya

untuk dijadikan coco fiber

(keperluan eksport). Saat ini

produksi kopra sudah mulai

dikurangi.

4.Kopra

Disepakati produksi kopra akan

dikurangi atau bahkan dihentikan dan dialihkan untuk produksi olahan kelapa lain seperti: VCO dan minyak goreng

kelapa untuk jenis kelapa tua,

makanan kecil berbasis kelapa dll. (jenis kelapa mengkal dan muda) (6 orang).

5.Makanan kecil berbasis kelapa

Belum diproduksi

5.Makanan kecil berbasis kelapa

Dirintis di kelompok masyarakat di Kecamatan TNS Waipia dengan dampingan mahasiswa KKN PPM UGM sebagai instruktur. Makanan khas dari kelapa terebut dimaksudkan untuk menciptakan icon baru di

Malteng dan sekaligus untuk

penciptaan oleh-oleh khas Maluku Tengah.

IV. Air kelapa 1.Kecap air kelapa

Telah diproduksi sejak pasca pelaksanaan program KPDT tahun 2014.

1.Kecap air kelapa

Diproduksi di PT TKM setelah dilakukan pendampingan oleh Tim program KPDT tahun 2014.

Saat ini di produksi sesuai permintaan pasar lokal.

(9)

Kapasitas botol: 140 ml/botol (botol kecil).

Pasar tujuan: lokal Harga: Rp. 5.000,-/botol Tenaga kerja: 6 orang

2. Nata de coco

Belum diprodduksi, dan menjadi program CaRED UGM untuk perioda tahun II.

2.Nata de coco

Program CaRED periode tahun ke II. Persiapan produksi nata de coco: (1).Renovasi bangunan (ruang) yang tadinya u produsi kopra dijadikan unit pengolahan nata de coco. Persiapan tempat produksi terdiri atas: ruang fermentasi, ruang penyiapan inokulum atau starter, raung pemasakan air kelapa,

ruang pencician peralatan, bak

perendaman nata de coco, ruang pengemasan nata de coco, gudang untuk alat (nampan, karet pengikat nampan, kertas koran dll.) dan bahan produksi nata de coco (gula, asam cuka, ammonium sulfat, asam sitrat dll.) (2).Persiapan pelatihan bagi pekerja inti untuk produksi nata de coco dengan

instruktur dari Yogya. Pelatihan

meliputi pembuatan starter dan produksi nata de coco secara komersial.

3. Vinegar (cuka organik)

Belum diproduksi, meskipun air kelapa cukup melimpah dari hasil samping produksi coco fiber.

3.Cuka organik

Produksi cuka organik (vinegar)

dilaksanakan pada tahun ke II Program CaRED UGM yaitu setelah produksi nata de coco berhasil.

KESIMPULAN DAN SARAN

Program CaRED UGM sub-program SELO 010 memberikan berbagai dampak positif bagi masyarakat di Kecamatan TNS Waipia. Keluaran dari program CaRED UGM adalah terciptanya unit-unit pengolahan kelapa secara terpadu (pemanfaatan sabut, tempurung daging buah dan air kelapa), ragam produk olahan kelapa dengan nilai tambah yang lebih besar dan secara ekonomi menguntungkan, serta terciptanya wirausaha baru dan lapangan kerja baru bagi anggota keluarga. Oleh sebab itu dipenghujung program CaRED UGM tersebut diharapkan mampu mensejahterakan masyarakat pedesaan diwilayah penghasil kelapa dan menjadikan Kabupaten Maluku Tengah sebagai perintis pengembangan agroindustri berbasis kelapa. Sebagai saran perlu replikasi program CaRED UGM ke Kecamatan lain penghasil kelapa oleh Pemkab Maluku Tengah, agar pembangunan agroindustri pengolahan kelapa terpadu di pedesaan dapat mensejahterakan masyarakat.

(10)

395

UCAPAN TERIMA KASIH

Tim Program CaRED UGM, sub-program SELO 010 menyanpaikan terima kasih dan penghargaan kepada Pemerintah Selandia Baru sebagai penyandang dana; Kantor CaRED UGM yang memberikan kesempatan kepada Tim SELO 010 untuk berpartisipasi dalam pembangunan kawasan timur Indonesia; Pemkab Maluku Tengah (Bappeda) yang telah memberikan ijin lokasi program pemberdayaan masyarakat; Universitas Pattimura sebagai patner pelaksanaan program CaRED UGM, dan Bapak Leo Koritelu sebagai pemilik dan pengelola PT Transindo Karya Mekar yang sekaligus tempat usahanya dijadikan pusat pelaksanaan Program CaRED UGM (Coconut Center).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016a. Penyusunan dan analisis data informasi perencanaan bidang ekonomi. Bappeda Maluku Tengah. Masohi.

Anonim. 2016b. Maluku Tengah Membangun. Badan Pusat Statistik Kabupaten Maluku Tengah. Masohi.

Sutardi, Hary Sulistyo, Muhammad Mufti Aziz, Purwanto, Lestari Rahayu Waluyati dan Francina Matulessy. 2016a. Empowerment of Central Maluku Regency Community to Promote Sustainability of Small and Medium Scale Integrated Coconut Processing Industry. Proposal diajukan kepada UGM CaRED Programme. 3rd Term.

Sutardi, Hary Sulistyo, Muhammad Mufti Aziz, Purwanto, Lestari Rahayu Waluyati dan Francina Matulessy. 2016b. Modul Pelatihan Teknologi Pengolahan Kelapa Terpadu Secara Berkelanjutan.

Gambar

Tabel 1. Luas dan produksi tanaman perkebunan kelapa di rinci per Kecamatan
Tabel 2. Perkembangan usaha mikro/kecil dan menengah di Kabupaten Maluku Tengah
Tabel 3. Ragam teknologi pengolahan dan produk olahan berbasis kelapa  Sumber bahan baku  Sebelum Program CaRED UGM  Setelah Program CaRED UGM  I.Sabut kelapa  Tahun I Program

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Mengenai Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Problem Focused Coping terhadap Remaja yang Tinggal Dipanti Asuhan dilakukan di Panti Asuhan Budi Mulya

Bapak Rega :Pengoptimalan kegiatan kepanduan ini bikin pihak – pihak yang terkait dalam proses keluar masuknya kapal di area dock PT Janata Marina Indah jadi

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Dari Grafik di atas diketahui bahwa dari seluruh sampel yang diperoleh mayoritas sampel yaitu 67,7 % responden merasakan adanya dampak dari perubahan kondisi sosial

Aspek standar bahasa terdiri atas lima indikator penilaian. Indikator kesesuaian dengan tingkat perkembangan intelektual, sosial dan emosional memperoleh skor 12, indikator

mempengaruhi motivasi dan kepuasan kerja. Bank Nusantara Parahyangan Tbk. Cabang Surabaya, dimana tenaga kerja atau karyawan merupakan swnber daya penting dalam aktivitas

Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang,

Guna untuk memperdalam peneliti menyelesaikan skripsi yang berjudul metode linguistic Al – Alusi dalam menafsirkan ayat – ayat surat Ali Imran.