PENGENDALIAN KERAHASIAAN DAN PRIVASI PENGENDALIAN KERAHASIAAN DAN PRIVASI
KELAS “A” AKUNTANSI KELAS “A” AKUNTANSI
Disusun Oleh : Disusun Oleh :
Aldo
Aldo Pradana Pradana Kusuma Kusuma (1513010018)(1513010018) Putra
Putra Dianda Dianda Pratama Pratama (1513010021)(1513010021) Muhammad
Muhammad Amrizal Amrizal Umam Umam (1513010039)(1513010039) Rochmad
Rochmad Prasetyo Prasetyo (1513010040)(1513010040) Syaifullah
Syaifullah Yusuf Yusuf (1513010104)(1513010104)
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur Jawa Timur
2017 2017
PENGENDALIAN KERAHASIAAN DAN PRIVASI
1) Pendahuluan
Informasi yang dimilik perusahaan tentunya memiliki informasi yang sensitif dan penuh dengan kekayaan intelektual. Dalam menjaga kerahasiaan kekayaan intelektual yang berisikan informasi-informasi yang sensitif maka ada empat tidakan dasar yang harus dilakukan untuk menjaga rahasia informasi tersebut, yaitu:
Mengidentifikasi dan mengklasifikasi informasi untuk dilindungi
Mengenkripsi informasi
Mengendalikan akses atas informasi, dan
Melatih para pegawai untuk menangani informasi secara tepat.
2) Menjaga Kerahasiaan
Langkah-langkah dalam yang perlu diperhatikan dalam melindungi kerahasiaan kekayaan intelektual dan informasi bisnis yang sensitif adalah:
Mengidentifikasi letak informasi tersebut disimpan dan orang yang mengaksesnya.
Mengklasifikasikan informasi untuk organisasi berdasarkan nilainya. a) Melindungi Kerahasiaan dengan Enkripsi
Enkripsi adalah alat yang sangat penting dan efektif untuk melindungi kerahasiaan dan ini adalah salah satu cara untuk melindungi informasi dalam lalu lintasnya internet dan juga dapat membantu memberikan perlindungan apabila informasi yang telah dienkripsi dari orang lain yang ingin berusaha mencuri informasi tersebut.
Dikarenakan informasi yang telah dienkripsi tersebut hanya dapat diakses oleh user yang mengenkripsi file tersebut, maka informasi tersebut hanya dapat oleh user itu sendiri dan hanya bisa dilihat oleh orang lain, namun apabila user meninggalkan informasi yang dalam keadaan terbuka, maka siapapun yang duduk dihadapan laptop tersebut akan dapat melihat informasi yang sensitif tersebut, sehingga dalam hal ini masih diperlukan pengendalian akses fisik diperlukan.
Untuk melindungi informasi yang sensitif dalam waktu yang relevan dan terus menerus dibutuhkan maka pengendalain pengendalian autentikasi dan otorisasi perlu dilengkapi dengan pengendalian akses digital ata fisik tambahan seperti:
Information Right Management
Perangkat lunak yang menawarkan kemampuan tidak hanya untuk membatasi akses terhadap file atau dokumen tertentu, tetapi juga memerinci tindakan-tindakan (baca, salin, cetak, undu, dsb)
Data Loss Prevention
Perangkat lunak yang bekerja seperti program antivirus secara terbalik, mengeblok pesan-pesan keluar yang mengandung kata-kata atau frasa-frasa kunci yang terkait
dengan kekayaan intelektual atau data sensitif lain yang ingin dilindungi organisasi.
Watermark Digital
Kode yang terlekat dalam dokumen yang memungkinkan sebuah organisasi untuk mengidentifikasi informasi rahasia yang telah diungkapkan.
c) Pelatihan
Selain melindungi kerahasiaan dengan enkripsi dan memberikan pengendalian akses terhadap informasi yang sensitif, pelatihan kepada para karyawan perusahaan juga diperlukan, dimana hal ini bertujuan untuk membuat para karyawan perusahaan mengerti informasi apa saja yang perlu dirahasiakan dari pihak eksternal maupun yang tidak dan diberikab kepada pihak ekstrnal.
3) Privasi
Umumnya Prinsip Privasi erat kaitannnya dengan prinsip kerahasiaan, hanya perbedaan utamanya, yaitu lebih berfokus pada perlindungan informasi pribadi mengenai pelanggan, pegawai pemasok, atau rekan bisnis daripada pada data keorganisasian.
a) Pengendalian Privasi
Enkrispsi adalah sebuah pengendalian yang fundamental untuk melindungi privasi informasi pribadi yang dikumpulkan oleh organisasi. Demi melindungi privasi, organisasi harus menjalankan program data masking yaitu program yang menggantikan informasi pribadi semacam itu dengan nilai-nilai palsu (seperti mengganti sebuah nomor keamanan social yang asli dengan rangkaian nomor yang berbeda yang memiliki karakteristik sama,
seperti 123-45-678) sebelum mengirimkan data tersebut kepada pengembang program dan sistem pengujian. Data Masking juga disebut dengan tokenization.
b) Permasalahan Privasi
Dalam Privasi terdapat dua permasalahan utama terkait privasi, yaitu:
Spam
Spam adalah e-mail tak diinginkan yang mengandung baik periklanan maupun konten serangan. Spam merupakan permasalahan yang terkait privasi karena penerima sering kali jadi target tujuan atas akses tak terotorisasi terhadap daftar dan database e-mail yang berisi informasi pribadi.
Pencurian Identitas
Pencurian identitas yaitu penggunaan tidak sah atas informasi pribadi seseorang demi keuntungan pelaku. Dan rata-rata pencurian Identitas lebih cenderung untuk mendapatkan keuntungan ekonomi.
c) Regulasi Privasi dan Prinsip Yang Diterima Secara Umum
Dalam Regulasi Privasi ini terdapat kerangka yang disebut denga prinsip-prinsip yang diterima secara umum, diman kerangka tersebut mengidentifikasi dan mendefinisikan pelaksanaan 10 praktik terbaik yang diakui secara internasional untuk melindungi privasi
informasi pribadi pelanggan yang diantaranya:
Manajemen
Organisasi perlu membuat satu set prosedur dan kebijakan untuk melindungi privasi informasi pribadi yang mereka kumpulkan dari para pelanggan, begitu pula dengan informasi tentang pelanggan mereka yang diperoleh dari pihak ketiga seperti biro kredit.
Pemberitahuan
Organisasi harus memberikan pemberitahuan tentang kebijakan dan praktik privasinya pada saat atau sebelum organisasi tersebut mengumpulkan informasi pribadi dari para pelanggan atau segera sesudahnya.
Pilihan dan Persetujuan
Organisasi harus menjelaskan pilihan-pilihan yang disediakan kepada para individu serta mendapatkan persetujuannya sebelum mengumpulkan dan menggunakan informasi pribadi mereka.
Pengumpulan
Organisasi hanya boleh mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk memenuhi tujuan yang dinyatakan dalam kebijakan privasinya.
Penggunaan dan retensi
Organisasi harus menggunakan informasi pribadi para pelanggan hanya dengan cara yang dideskripsikan pada kebijakan privasi yang din yatakan dan menyimpan informasi tersebut hanya selama informasi tersebut diperlukan untuk memenuhi tujuan bisnis yang sah.
Akses
Organisasi harus memberikan individu dengan kemampuan mengakses, meninjau, memperbaiki dan menghapus informasi pribadi yang tersimpan mengenai mereka.
Pengungkapan kepada pihak ketiga
Organisasi harus mengungkapkan informasi pribadi pelanggannya hanya untuk situasi dan cara yang sesuai dengan kebijakan privasi organisasi serta hanya kepada pihak ketiga yang menyediakan tingkatan perlindungan privasi yang sama, sebagaimana organisasi sebelumnya yang mengumpulkan informasi tersebut.
Keamanan
Organisasi harus mengambil langkah-langkah rasional untuk melindungi informasi pribadi para pelanggannya dari kehilangan atau pengungkapan yang tidak terotorisasi.
Kualitas
Organisasi harus menjaga integritas informasi pribadi pelanggannya dan menggunakan prosedur yang memastikan informasi tersebut akurat secara wajar.
Pengawasan dan penegakan
Organisasi harus menugaskan satu pegawai atau lebih guna bertanggungjawab untuk memastikan kepatuhan terhadap kebijakan privasi yang dinyatakan.
4) Enkripsi
Enkripsi adalah sebuah pengendalian preventif yang dapat digunakan untuk melindungi baik kerahasiaan maupun privasi. Enkripsi (encryption) adalah proses mentransformasikan teks normal yang disebut plaintext ke dalam raban yang tidak dapat dibaca yang disebut chipertext. Deskripsi (decryption) membalik proses ini, mengubah chipertext ke dalam plaintext.
Dari ilustrasi gambar diatas, menunjukkan bahwa baik enkripsi maupun dekripsi melibatkan pengunaan sebuah kunci dan alogaritma.
a) Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Enkripsi
Panjang Kunci
Kunci yang lebih panjang memberikan enkripsi yang lebih kuat dengan mengurangi jumlah blok-blok berurang pada chipertext. Hal tersebut menjadikannya lebih sulit untuk menunjukkan pola-pola chipertext yang merefleksikan pola-pola plaintext asli.
Alogaritme Enkripsi
Algoritma Enkripsi adalah proses mengacak data sehingga tidak dapat dibaca oleh pihak lain. Jenis Alogaritme yang digunakan untuk mengombinasikan kunci dan plaintext adalah sangat penting. Sebuah Alogaritme yang rumit bukannya tidak
mungkin untuk dirusak dengan teknik penebakabn brutal.
Kriptografi merupakan ilmu dan seni untuk menjaga kerahasiaan berita agar tetap aman. Manajemen kunci kriptografi sering kali merupakan aspek yang paling rentan dari sistem enkripsi, kriptografi harus disimpan secara aman dan dilindungi dengan pengendalian akses yang kuat : (1) Tidak menyimpan kunci kriptografi di dalam sebuah browser atau file lain yang dapat diakses oleh pengguna lain dari sistem tersebut (2)
menggunakan sebuah frasa sandi yang kuat dan panjang untuk melindungi kunci. b) Jenis-Jenis Sistem Enkripsi
Pada dua jenis sistem enkripsi, hilang atau dicurinya kunci enkripsi merupakan ancaman besar. Jika kunci hilang, informasi yang dienkripsi tidak dapat dipulihkan. Salah satu solusi untuk ancaman ini adalah menggunakan perangkat lunak enkripsi yang menciptakan sebuah kunci utama built-in yang dapat digunakan untuk mendekripsi apa saja yang dienkripsi oleh perangkat lunak tersebut. Alternatif lainnya dengan
key escrow
yaitu pembuatan salinan dari seluruh kunci enkripsi yang digunakan oleh para pegawai danmenyimpan salinana tersebut dengan aman. c) Hashing
Hashing adalah proses mengubah plaintext dengan segala ukuran dan menciptakan sebuah kode singkat yang disebut
hash
.d) Tanda Tangan Digital
Tanda tangan digital adalah sebuah hash yang dienkripsi dengan kunci privat milik pembuat hash.
Menciptakan Sebuah Tanda Tangan Digital :
Nonrepudiation adalah menciptakan persetujuan yang terikat secara hukum yang tidak dapat ditolak secara unilateral oleh kedua pihak. Bisnis memperoleh tingkat keabsahan transaksi digital dengan sebuah dokumen yang ditandatangani dengan digital menggunakan hashing maupun enkripsi asimetris untuk menciptakan tanda tangan yang terikat secara legal atau hukum.
e) Sertifikat Digital dan Infrastruktur Kunci Publik
Sertifikat digital adalah sebuah dokumen elektronik yang mengandung kunci publik milik entitas dan menerangkan identitas pemilik kunci publik tersebut. Contoh : SIM dan p aspor diterbitkan oleh pihak independen yang terpercaya dan menggunakan sistem hologram serta watermark untuk membuktikan keasliannya.
Otoritas Sertifikat adalah sebuah organisasi yang menerbitkan kunci publik dan privat serta mencatat kunci publik di dalam sertifikat digital. Contoh : Thawte Inc sebagai salah satu perusahaan otoritas sertifikat komersial, menciptakan SSL (Secure Socket Layer ) untuk e-business.
Infrastruktur kunci publik adalah sistem untuk menerbitkan sepasang kunci publik dan privat serta sertifikat digital terkait. Sistem ini berkaitan dengan penjaminan otoritas sertifikat yang menerbitkan kunci dan sertifikat.
f)
Virtual Private Network (VPN )
Cara kerja VPN ibarat seperti membuat jaringan di dalam jaringan atau biasa disebut tunneling. Tunneling adalah suatu cara untuk membuat jalur koneksi secara privat dengan menggunakan infrastruktur jaringan lain. Pada dasarnya VPN juga membutuhkan sebuah server sebagai penghubung dan pengatur antar client. 2 Jenis Dasar VPN :
SSL – protokol yang menghasilkan simbol kunci familiar kapanpun anda terlibat dalam kegiatan belanja atau perbankan online.
IPSec – sebuah versi protokol IP yang memasukkan enkripsi ke dalam proses penciptaan paket IP.