“If you’re not the part of solution, then you are part of
problem”
DAFTAR ISI
Jiwa 1. Psikopatologi
3
Jiwa 2. Diagnosis Multiaksial
4
Jiwa 3. Skizofrenia
5
Jiwa 4. Skizoafektif dan Bipolar
7
Jiwa 5. Panik dan Reaksi Stress Akut
9
Jiwa 6. Gangguan Dissosiatif (Reaksi Konversi), Gangguan
Somatisasi, Gangguan Hipokondrik
11
Jiwa 7. Gangguan Tidur Nonorganik
13
Jiwa 8. Psikofarmaka
14
Jiwa 9. Psikoterapi
16
JIWA SATU
PSIKOPATOLOGI
Buat mudahin kita buat nentuin diagnosis setelah nanya-nanya ketidakjelasan pasien baik si paien sendiri yang lalu dikonformasisasi ke keluarga na’. Pada identitas pasien, untuk informasi private kayak nama, alamat, nama ortu, tolong dirahasiain, dikasi inisial misalnya. Lalu untuk keluhan utama cukup yang utama membuat pasien MRS. dr.Edi selalu menekankan akan 5W1H dalam anamnesa pasien psikiatri untuk tiap hal atau apa yang pasien utarakan. Tulis hasil anamnesa dalam bentuk pernyataan pasien, BUKAN DALAM
PERNYATAN PEMERIKSA (tidak boleh melakukan asumsi atau mengambil kesimpulan
sendiri).
•
AUTOANAMNESA
•
ALLO-ANAMNESA
•
STATUS MENTAL
Deskripsi umum (Penampilan, Perilaku dan aktivitas psikomotor gagguan gerak badan yang dipengeruhi oleh keadaan jiwa <hipo/hiperkinesia, stupor/gaduh gelisah katatonik, katalepsi, flexibilitas cerea, grimes, stereotipik, manerism, echopraksia, echolalia, negativisme, verbigerasi>), Pembicaraan: Kontak verbal, volume (cukup/tidak), intonasi, bicara (lancar/tidak), artikulasi (jelas/tidak), relevan, Sikap terhadap pemeriksa (kooperatif, sopan).
Mood, afek dan keserasian (MoodEutimik, Hypothym, Hyperthym, Empty, Irritable, Alexythymia; Afek luas, menyempit, menumpul, mendatar, labil;
Keserasian serasi, tidak serasi).
Pikiran/Proses pikir (Bentuk pikir Autistik, Nonrealistik/derealistik, Dereistik, pikiran konkret; Arus pikir perservasi, asosiasi longgar, inkoherensi, blocking, flight of ideas, asosiasi bunyi, neologisme, logorhoe; Isi pikir ekstasi, fantasi, fobi, obsesi-kompulsi, preokupasi, pikiran tak memadai, pikiran bunuh diri, pikiran hubungan(delusion of reference), waham).
Persepsi (Halusinasi, ilusi, derealisasi), sensorium dan kognisi (taraf
kesadaran kualitatif dan kuantitatif; orientasi Waktu, tempat dan orang; Daya
ingat jangka panjang, sedang, pendek, segera.; Konsentrasi, Kemampuan baca
tulis, Kemampuan Visiovisual, Berpikir abstrak, Bakat kreatif, menolog diri sendiri, pengendalian impuls, daya nilai dan tilikan kesan nilai sosial, daya nilai
realita, tilikan; taraf dapat dipercaya).
• PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT (PHYSICAL CHECK UP)
Kalo sama dr. Edi Cuma perlu tilikan positif (normal) atau negatif (menyangkal), kalo
sama dr. Ning dittanyain juga derajat berapa.
Tilikan derajat 1 : penyangkalan total terhadap penyakitnya
Tilikan derajat 2 : kadang merasa sakit kadang tidak atau tidak merasa sakit kejiwaannya
tapi sakit lain.
Tilikan derajat 3 : menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya
Tilikan derajat 4 : menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namum tidak memahami
penyebab sakitnya
Tilikan derajat 5 : menyadari penyakitnya dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
Tilikan derajat 6 (sehat): menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi
untuk mencapai perbaikan
JIWA DUA
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis 1
: - Gangguan klinis
- Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis.
Aksis 2
: - Gangguan kepribadian (F.60, F.61)
- Retardansi Mental (F.70-F.79)
Aksis 3
: - Kondisi medik umum.
Aksis 4
: - Masalah psikososial dan lingkungan
•
Masalah dengan primary support group (keluarga)
•
Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial
•
Masalah pekerjaan
•
Masalah pendidikan
•
Masalah ekonomi
•
Masalah perumahan
•
Masalah akses ke pelayanan kesehatan
•
Berkaitan interaksi dengan hukum/kriminal
•
Masalah psikososial & lingkungan lain
Aksis 5
: - Penilaian Fungsi secara global
Global Assessment of Functioning (GAF) scale
100 - 91
: gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tak
tertanggulangi.
90 - 81
: gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah
harian biasa.
80 - 71
: gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial,
pekerjaan, sekolah, dll.
70 – 61
: beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum masih baik.
60 – 51
: gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.
50 – 41
: gejala berat, disabilitas berat.
40 – 31
: beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,
disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
30 – 21
: disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu
berfungsi hampir disemua bidang.
20 – 11
: bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam
komunikasi dna mengurus diri.
10 – 01
: seperti di atas persisten dan lebih serius.
Secara umum dari beberapa jurnal dan sumber mengatakan bahwa nilai 50 merupakan
batas untuk dirawat (≤50) begitu juga batas untuk keluar dari rumah sakit (>50).
Dikatakan wajib perawatan hospital bila nilai GAF <30.
JIWA TIGA
SKIZOFRENIA
Suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan
perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronik atau “deteriorating”) yang luas, serta
sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik dan
budaya.
• Harus ada satu dari gejala berikut yang jelas:
a. Thought echo, Thought insertion or withdrawal, Thought broadcasting
b. Delusion of control, delusion of influence, delusion of passivity, delusion of perception. c. Halusinasi auditorik (suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus, diskusi antara
mereka sendiri, berasal dari salah satu bagian tubuh)
• Atau dua dari gejala berikut yang jelas:
a. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja. b. Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan. c. Perilaku katatonik
d. Gejala negatif
• Gejala tersebut berlangsung satu bulan atau lebih.
• Harus ada perubahan secara keseluruhan dari tingkah laku pribadi, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri dari sosial.
Menurut penjelasan dr.Edi, dalam menentukan diagnosis skizofren ada dua pokok, yaitu pikiran alienasi (gejala yang diatas tadi) dan deteriorasi (penurunan fungsi aktivitas hidup).
Prognosis skizofrenia secara keseluruhan dilihat dari: 1. Keturunan (keluarga dengan kondisi gangguan jiwa)
2. Kepribadian premorbid (kepribadian sebelum mengalami gangguan)
3. Jenis skizofren yang dialami (katatonik(prognosis paling baik) > paranoid > herbefrenik = simpleks(prognosis paling buruk))
4. Usia timbulnya skizofrenia, makin muda makin buruk prognosis. 5. Terapi, semakin telat diberikan semakin buruk.
6. Timbulnya akut atau kronik. 7. Penyakit organik.
8. Sosial ekonomi 9. Pendidikan
10. Dukungan keluarga.
Skizofrenia paranoid kondisi atau bentuk, isi, dan arus, serta gangguan persepsi
paranoia
Skizofrenia hebefrenik perilaku tak bertanggungjawab dan tak bertujuan,
“sinting”, kekanakan, waham agama, grimes, disorganize,
kekanak-kanakan (menyukai polisi/tentara, bemain dengan
anak-anak).
Skizofrenia katatonik didominasi perilaku katatonik (stupor, negativisme,
fleksibilitas cerea, command automatism, menampilkan postur
tubuh tertentu, gaduh-gelisah, rigiditas)
Skizofrenia simpleks gejala negatif sehingga menimbulkan perubahan
keseluruhan dari tingkah laku pribadi, bermanifestasi sebagai
hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu,
larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri dari sosial.
TATALAKSANA
Psikofarmaka
•
Antipsikotika generasi I (haloperidol, CPZ, TFP, tioridazin, perfenazin, dll).
•
Antipsikotika generasi II (risperidon, clozapin, olanzapin, quetiepin,
ziprasidon)
•
Psikososial (psikoterapi individu, kelompok, terapi keluarga, latihan
keterampilan, sosial, remediasi kognitif, dll)
•
Terapi kejang listrik.
•
Hospitalisasi bila GAF <50, dan wajib bila <30 (membahayakan diri sendiri
dan orang lain).
•
Rehabilitasi vokasional.
Pencegahan dan edukasi
•
Pencegahan primer: tidak ada
•
Pencegahan sekunder:
-
Mencegah kekambuhan dengan menganjurkan minum obat teratur
jangka panjang (edukasi psikofarmakologi).
JIWA EMPAT
SKIZOAFEKTIF & BIPOLAR
Paien didiagnosis SKIZOAFEKTIF bila ditemukan gejala definitif skizofren ditemui
disertai gangguan afektif berat (mood depresif atau manik) yang sama-sama
menonjol.
Anamnesa dan pemeriksaan sering ditemui mood depresif (perasaan sedih, murung,
tertekan) atau manik (rasa gembira berlebihan, banyak bicara, sensorimotor berlebih
dll) yang muncul bersamaan dengan kondisi skizofren (gangguan arus pikir, bentuk
pikiran illogikal, atau gangguan persepsi).
TATALAKSANA
Psikofarmaka
•
Mood stabilizer (lithium karbonat, as.valproat, CBZ)
•
Antidepresan (Trisiklik, Tetrasiklik, SSRI, MAOI, atipkal)
•
Antipsikotika generasi I (haloperidol, CPZ).
•
Antipsikotika generasi II (risperidon, clozapin, olanzapin, quetiepin,
ziprasidon)
•
Psikososial (psikoterapi individu, kelompok, terapi keluarga, latihan
keterampilan, sosial, remediasi kognitif, dll)
•
Terapi kejang listrik.
•
Hospitalisasi bila GAF <50, dan wajib bila <30 (membahayakan diri sendiri
dan orang lain).
Pencegahan dan edukasi
•
Pencegahan primer: tidak ada
•
Pencegahan sekunder:
-
Mencegah kekambuhan dengan menganjurkan minum obat teratur
jangka panjang (edukasi psikofarmakologi).
-
Memberikan edukasi tentang skizofren kepada keluarga dan pasien.
GANGGUAN BIPOLAR maksudnya adalah = gabungan antara depresi dan
manik. Bedanya dengan skizoafektif terletak di periode antara perubahan dari
kedua mood yang ditemukan kondisi sembuh total, sedangkan pada skizoafek
tidak ditemukan hal yang demikian, selain itu keadaan skizoidnya tidak
ditemukan. Penderita gangguan ini lebih banyak dr skizofrenia. Sesuai namanya,
ada dua kutub Kutub manik dan kutub depresi
Jenis bipolar bipolar 1, 2 , unclassified, dan siklotimia.
•
Bipolar 1 bentuk penyakit yang paling berat
Manik atau campuran paling tidak 1 episode walau tidak didahului
depresi, Impermen fungsi dan gejala yang jelas, Biasanya dengan depresi
berulang
Hipomania ≥ 4 hari hipomania adalah bentuk yang lebih ringan dari
episode mania/manic, Tidak pernah manik atau campuran pasien
mendapatkan 1 atau lebih episode depresi mayor dengan setidaknya 1
episode hipomania, tapi tidak pernah manic full. depresi berulang
•
NOS/ not otherwise specified/unclassified
Tidak memenuhi kriteria spesifik untuk bipolar I atau II, hipomania
<4 hari, Biasanya dengan depresi berulang, Contoh: pasien dgn episode
hipomanik tanpa episode depresi atupun pasien bipolar akibat kondisi
medis. Contoh lain: Pasien bipolar akibat obat antidepresan biasanya
mengalami episode mania spontan saat follow up.
•
Siklotimia lebih ringan, periode manik dan depresi tidak terlalu
berat, berlangsung hanya beberapa hari dan kambuh dalam selang waktu
yang tidak beraturan/ fluctuating mood disturbance. Paling tidak sudah
mengalami selama ≥ 2 tahun kronik , Tidak memenuhi kriteria untuk
depresi, manik, atau campuran episode, Distimia jenis depresi tingkat
ringan dan biasanya terjadi pada anak muda
Bisa dilihat bahwa pada orang yg punya gangguan bipolar, jika kita berikan
antagonis asetilkolin, maka akan terjadi episode manikHiperaktivitas Motorik,
Energik , Tidak Butuh Tidur , dan Percaya Diri . Sebaliknya jika kita berikan
agonis asetilkolin bisa memberikan pengaruh berupa depresiRetardasi
psikomotor , Letargi, Gangguan tidur, dan Learned Helplessness.
OBAT UNTUK BIPOLAR= MOOD STABILIZER
(lithium 1-2x1|250mg, valproat 3x1 (1sdm), karbamazepin 2-3x1|200mg)
sistem dopamine memiliki beberapa jaras: bisa ke tubero infundibular, substansia
nigra (akibatnya bisa menurunkan kemampuan motorik), mesolimbik, dan
mesokortek sehingga mempengaruhi semua fungsi dari jaras tersebut.
Pada bipolar juga terjadi perubahan pada fungsi otak
Aliran darah otak
↓
, Metabolisme otak
↓
, Hipofrontalitas,
Hemisfer kiri
↓↓→
Depresi,
Hemisfer kanan
↓↓→
Mania.
Symptom negative pada skizofrenia bisa dikatakan serupa dengan episode depresi
pada bipolar karena memang yg terlibat adalah prefrontal korteks pada
symptom negative dapat dilihat penderita akan apati, afek tumpul, miskin ide dan
pembicaraan. Pada depresi, penderita bipolar akan tidak bertenaga, sedih, dan
mengalami penurunan kognitif dan konsentrasi
Gejala waham dan halusinasi dapat ditemukan di kedua penyakit baik
bipolar maupun skizofrenia akibat gangguan pada sistem limbic.
JIWA LIMA
PANIK & REAKSI SRESS AKUT
Gangguan panik adalah serangan ansietas berulang yang tidak teratas pada situasi
tertentu atau rangkaian kejadian dan tidak terduga.
Anamnesa onset mendadak, bentuk palpitasi, nyeri dada, rasa tercekik, pusing, ada
perasaan tidak nyata (depersonalisasi atau derealisasi). Gejala sekunder takut mati,
kehilangan kendali atau menjadi gila. Serangan berlangsung beberapa menit hingga
kadang lebih lama.
Pemeriksaan psikiatri saat serangan ditemukan gejala otonom yang jelas, bila
diluar serangan maka tidak ditemukan gejala.
Kriteria diagnosis beberapa serangan berat ansietas ototnomik yang terjadi kurang
lebih satu bulan:
•
Pada keadaan yang secara objektif sebenarnya tidak bahaya.
•
Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui.
•
Diluar serangan, pasien bebas gejala.
Tatalaksana
•
Psikofarmaka
•
SSRI
•
Sertralin, awal 12,5-25mg, lalu 1x (50-200)mg
•
Fluoksetin, awal 2-5mg, lalu 1x (20-60)mg
•
Fluvoxamin, awal 12,5mg, lalu (50-150)mg, selama 5 minggu,
dipantau 6 bulan.
•
Benzodiazepin
•
Alprazolam, awal 3x (0,25-0,5), dapat dinaikkan hingga 2 mg
selama 4-6 minggu, turun perlahan sebelum stop.
•
Lorazepam, awal 2x (0,25-0,5)mg dinaikkan hingga 2 mg turun
perlahan sebelum stop.
•
Psikoterapi
•
Terapi relaksasi atau hipnoterapi (pasien diajarkan autohipnotis)
•
Terapi kognitif dan perilaku
Pencegahan dan edukasi
•
Pencegahan primer: tidak ada
•
Pencegahan sekunder: setelah sembuh, pasien diminta untuk tetap latihan
relaksasi dan self talk, mempertahankan pola berpikir dan perilaku sesuai
terapi.
Reaksi stress akut merupakan suatu gangguan sementara yang cukup parah pada
seseorang tanpa adanya gangguan jiwa lain yang nyata, sebagai respon terhadap
stress fisik dan mental yang luar biasa dan biasanya menghhilang dalam beberapa
jam atau hari. Stressor berupa pengalaman traumatik yang luar biasa.
Anamnesa sebelum timbul gejala, pasien mengalami peristiwa atau kejadian
traumatik yang luar biasa.
Pemeriksaan
•
Awal terpaku/bengong, perhatian dan lapangan kesadaran menyempit, tidak
mampu memahami rangsang dan disorientasi.
•
Selanjutnya penarikan diri dari lingkungan hingga stupor dissosiatif, atau
agitasi dan aktivitas berlebih.
•
Dapat juga gejala otonom serangan panik (takikard, flushing, sweating)
Timbul akut dalam beberapa menit dan menghilang dalam 2-3 hari. Dapat disertai
amnesia.
Tatalaksana
•
Psikofarmaka
Tergantung dari gejala yang menonjol saat itu, apakah cemas, depresif, atau
psikotik
•
Cemas clobazam 2x 50-10mg
•
Depresif
SSRI
•
Sertralin, awal 2x12,5-25mg, lalu 2x (50)mg
•
Fluoksetin, awal 2-5mg, lalu 2x (20-40)mg
•
Fluvoxamin, awal 25mg, lalu 2x (50-100)mg
Derivat trisiklik
•
Amitriptilin, 2x 10-25mg
•
Imipramin, 1-2x 10-25mg
Trazadon, 1x 50-100mg
•
Psikotik
•
Haloperidol, 2x 1-5mg
•
Risperidon, 2x 1-2mg
•
Olanzapin, 1-2x 2,5-10mg
•
Psikoterapi
•
Suportif
•
Debriefing atas trauma
Pencegahan dan edukasi
•
Pencegahan primer: tidak ada
JIWA ENAM
GANGGUAN DISSOSIATIF (REAKSI
KONVERSI), GANGGUAN SOMATISASI,
GANGGUAN HIPOKONDRIK
Gangguan disosiatif adalah kondisi kehilangan integrasi antara ingatan masa lalu,
kesadaran akan identitas dan penghayatan dan kendali gerakan tubuh.
Anamnesa terdapat stressor psikologik sebelum timbulnya gejala.
Pemeriksaan
•
Amnesia dissosiatif hilangnya daya ingat tentang kejadian yang baru saja
terjadi. Terkait kejadian traumatik tanpa gangguan organik.
•
Fugue dissosiatif ciri amnesia disosiatif disertai melakukan perjalan
meninggalkan rumah atau tempat kerja yang tampak sengaja. Mampu
mengurus diri dan sosialisasi minimal.
•
Stupor disosiatif hilangnya gerakan volunter dan respon normal terhadap
rangsangan dari luar seperti cahaya, suara, dan perabaan. Tidak ditemukan
penyebab fisik/organik akan tetapi ditemukan kejadian penuh stress.
•
Gangguan trans dan kesurupan kehilangan sementara penghayatan identitas
dan terhadap lingkungan. Involunter,
muncul dari aktivitas biasa
.
Kriteria diagnosis disosiatif:
- Ciri-ciri klinis yang tercantum dalam F.44
- Tidak ada kelainan fisik yang menjelaskan keadaan tersebut.
- Bukti adanya penyebab psikologik.
Tatalaksana
Psikofarmaka Tergantung pada gejala klinis yang menonjol, apakah depresif
atau ansietas.
Psikoterapi Membina rapport (terpenting), jenis psikoterapinya:
•
Individual hipnoterapi atau terapi perilaku (hindarkan tirah baring
yang terlalu lama yang dapat membuat pasien merasa dan terfokus
pada gejala fisik), atau kognitif (hindari kata yang merendahkan atau
konfrontatif), atau psikodinamik (berorientasi tilikan).
•
Terapi kelompok
Pencegahan dan edukasi
•
Mengajak pasien menyadari faktor yang menimbulkan stress.
Gangguan somatisasi merupakan kondisi adanya gejala fisik yang bermacam,
berulang, berubah, dan berlangsung menahun. Ditemukan riwayat pengobatan.
Untuk diagnosis harus ada:
•
Beragam gejala fisik yang tidak dapat dijelaskan dan berlangsung sekurangnya
2 tahun.
•
Tidak mau mendengar nasihat dan penjelasan dokter bahwa tidak ada kelainan
fisik yang mendasari.
•
Terdapat hendaya dalam tingkat tertentu dalam keluarga dan masyarakat.
Tatalaksana psikofarmaka: tergantung pada gejala yang tampak, depresi atau
ansietas.
Gangguan hipokondrik merupakan kondisi adanya preokupasi menetap akan
kemungkinan menderita sesuatu atau lebih gangguan fisik yang serius dan progresif.
Kriteria diagnosis:
•
Keyakinan menetap adanya penyakit serius yang terjadi, atau preokupasi
akan deformitas atau perubahan bentuk penampilan.
•
Tidak mau mendengar penjelasan dokter tentang tidak ditemukannnya
kelainan fisik yang mendasari.
Tatalaksana psikoterapi dan psikofarmaka (tergantung pada gejala yang tampak,
JIWA TUJUH
GANGGUAN TIDUR NON-ORGANIK
Dissomnia ggn tidur meliputi jumlah, kualitas atau waktu tidur yang disebabkan
masalah emosional.
1. Insomnia non organik tidur tidak memuaskan secara kualitas dan kuantitas
yang berlangsung untuk satu kurun waktu tertentu.
Terapi:
•
Atasi kondisi penyebab
•
Higienitas tidur, misal bangun di waktu yang sama tiap hari
•
Obat: golongan benzodiazepin tak lebih dari 2 minggu (triazolam
0,25mg sebelum tidur, lansia 0,125mg)
2. Hipersomnia non organik kondisi tidur siang berlebihan atau serangan
kantuk bukan akibat kurang tidur atau perlu banyak waktu untuk segar setelah
tidur.
Terapi:
•
Obat stimulansia: metilfenidat dosis awal 5-10 mg/hari, dosis rata
20-30 mg/hari
•
Obat antidepresan (tidak kantuk): SSRI fluoksetin awal 10mg/hari
ditingkatkan jadi 20-40 mg/hari.
3. Gangguan jadwal tidur non organik kurang sinkronnya jadwal tidur dan
siaga seseorang dengan yang diinginkannya. Tidur disaat orang bangun, dan
bangun saat orang tidur.
Terapi:
•
Menunda secara bertahap jam tidur selama beberapa hari sehingga
dibuat jadwal tidur yang dapat diterima.
•
Gunakan obat triazolam (triazolam 0,25mg sebelum tidur, lansia
0,125mg)
•
Terapi cahaya.
Parasomnia ggn tidur berupa terjadinya peristiwa episodik abnormal selama tidur.
•
Somnambulisme keadaan peribahan dari kesadaran dimana fnomena tidur
dan bangun bercampur pada saat yang sama. Tidur duduk, tidur berjalan.
Terapi:
•
Ditukan mencegah kecelakaan
•
Obat menekan tidur stadium 3, 4 NREM trazadon awal 50-100mg
•
Teror tidur ggn episode tidur malam hari, ditandai dengan rasa tercekam
dan panik yang hebat dengan cetusan teriakan / motilitas dengan pelepasan
otonomik yang hebat.
Terapi:
•
Terapi keluarga
•
Gol. Benzodiazepin diazepam dosis kecil 2-5 mg/hari
•
Night mare gangguan tidur berupa pengalaman mimpi yang penuh
kecemasan atau ketakutan yang teringat secara terinci oleh individu tersebut.
Terapi:
•
Trisiklik: maproptilin awal 10 mg
JIWA LAPAN
PSIKOFARMAKA
Antipsikosis (acuan klorpromazin)
•
Tipikal
•
Fenotiazin r.alifatik: CPZ, levomeperazin; r. Piperazin: perfenazin,
trifuoperazin, fluphenazin; r. Piperidin: thioridazin.
•
Bitirofennon haloperinol
•
Difenil butil piperidin pimozid
•
Atipikal
•
Benzamid sulpirid
•
Dibenzodiazepin quetiepin, olanzapin, clozapin
•
Benzisoxazol risperidon
Profil efek samping:
a. Sedasi dan inhibisi psikomotor
b. Gangguan otonomik
c. Gangguan ekstrapiramidal
d. Gangguan metabolik, endokrin, hematologik
Efek samping irreversibel tardive diskinesia; antipsikosis dihentikan
perlahan, dapat diganti dengan clozapin 50-100mg/h.
Antipsikosis kuat sering menimbulkan gejala ekstrapiramidal yang diatasi
dengan triheksifenidil 3-4x 2mg/h, SA 0,5-0,75 mg (IM).
Terapi pemeliharaan pada multiepisode psikosa 5 tahun
Terapi terus diberikan walau gejala hilang selama 3 – 12 bulan
Psikosis akut singkat cukup 2mgg-2 bulan je.
Antiansietas/anticemas (acuan diazepam)
•
Benzodiazepin alprazolam, clobazam, diazepam, estazolam, lorazepam,
prazepam, bromazepam, oxazolam.
•
Nonbenzodiazepin buspiron, sulpirid, hidroxizin
Efek samping sedasi, relasasi otot.
Untuk mengurangi efek ketergantungan obat 3 bulan saja (100 hari)
Antidepresan (amitriptilin)
•
Trisiklik amitriptiin, imipramin, clomipramin.
•
Tetrasiklik mianserin, maproptilin, amoxapine
•
MAOI moclobemid
•
SSRI sertralin, paroxetin, fluoxetin, flavoxamine, citalopram.
•
Atipikal trazadon, mitrazolam.
Profil efek samping sedasi, antikolinergik, antiadrenergik alfa, neurotoksik
Antimania (acuan litium karbonat)
•
Profilaksis litium karbonat
Efek samping mulut kering, hais, gastro distress, kelemahan otot, poliuria,
tremor halus, tidak ada efek sedasi dan ekstrapiramidal.
Efek antimania baru muncul setelah 7-10 hari dan tappering off bila gejala
hilang.
Antiinsomnia (acuan fenobarbital)
•
Benzodiazepin nitrazolam, estazolam, triazolam
•
Nonbenzodiazepin fenobarbital, cloral hidrat
Profil efek samping supresi SSP saat tidur, sleepiness.
Anti obsesif kompulsif (acuan clomipramin)
•
Trisiklik clomipramin
•
SSRI sertralin, paroxetin, fluvoksamin, fuoksetin, citalopram
Efek samping: antihistaminergik, antikolinergik, antiadrenergik alfa,
neurotoksis.
Diberikan selama min 2-3 bulan, 6 bulan yang kemudian dihentikan perlahan.
Antipanik (acuan imipramin)
•
Trisiklik imipramin, clomipramin, amitriptilin
•
MAOI moclobemid
•
Benzodiazepin alprazolam
•
SSRI paroksetin, sertralin, fluoksetin, flavoksamin, citalopram
Efeksamping trisiklik antihistaminergik, anti kolinergik, antiadreniergik
alfa, neurotoksis.
Obat yang sering diresepin:
•
Clorpromazin
100 mg x 3 (warna putih atau jingga besar)
•
Trifuoperazin
5 mg x 3(biru)
•
Triheksi fenidil
2 mg x 3 (putih ada tulisan TDH di tabletnya)
•
Haloperidol
2 mg x 3 (pink)
•
Clozapin
25 mg x 3 (kuning)
•
Risperidon
2 mg x x3(orange)
•
Amitriptilin
25 mg x 3
•
Imipramin
25 mg x 3
•
Clomipramin
25 mg x 3
•
Fluoksetin
20 mg x 2/ obsesif kompusif 20 mg x 3
•
Sertralin
50 mg x 2/ obsesif kompusif 20 mg x 3
•
Trazadon
50 mg x 3
•
Carbamazepin
200 mg x 3
•
Diazepam
10 mg x 3
JIWA BILAN
PSIKOTERAPI
Pasien dengan intelejensi rata-rata dapat diberikan terapi CBT.
Pada pasien yang memerlukan psikoterapi intervensif dapat dilakukan perujukan
kepada psikolog.
Psikologi suportif.
1. PERSUASI/ Bujukan penerangan masuk akal tentang timbulnya gejala dan
baik buruknya suatu gejala.
2. TERAPI PERILAKU menghilangkan masalah prilaku khusus pada pasien
dengan menggantinya dengan kegiatan lain.contoh ggn phobik, obsesi
konvulsi, disf. Seksual, reaksi konversi.
3. KATARSIS mengeluarkan isis hati pasien sesukanya, yang dibicarakan
kecemasan, khawatiran, perasaan bersalah dan berdosa.
4. SUGESTI terapi yang diberikan pada pasien dengan intelejansi kurang,
karena pasien dengan RM mudah diberikan sugesti. Secara halus dan tidak
langsung menanamkan suatu pikiran kepada pasien.
5. PENJAMINAN KEMBALI dengan komentar dan cara yang halus
menyampaikan bahwa pasien masih mampu berfungsi secara adekuat.
6. TERAPI KERJA sekadar mencarikan keterampilan bagi pasien. Cukup satu
pekerjaan dan tidak menimbulkan stress.
7. HIPNOTERAPI hipnosa atau hipnotis. Mengubah kesadaran pasien
melalui sugesti.
8. BIMBINGAN & PENYULUHAN/ konseling melalui wawancara
membantu pasien untuk mengerti diri pasien sendiri agar mampu mengatasi
masalah dan beradaptasi. Masalah pekerjaan, pernikahan, pendidikan,
pribadi.
9. PSIKOTERAPI KELOMPOK
Hipnosa pada anak dapat diberikan pada anak saat kondisi mautidur dan belum
tertidur, kemudian berikan sugesti positif.
NEOLOGISME JIWA
Nah sekarang... kabar buruknya: kita akan masuk ke istilah2 psikiatri layaknya kamus bahasa yang udah bisa dibayangkan.. kabar baiknya: istilah psikiatrinya dari A-W untungnya gak sampe Z sih...
Amnesia : ketidakmampuan merecall pengalaman masa lampau secara parsial atau total; bisa karena organik/kelaian amnestik atau emosional/amnesia disosiatif. Amnesia ini lebih ke arah demensia. Kalau demensia agnosia+, afasia+, apraksia+. Juga terjadi defisit aktivitas sehari-hari. Bisa agitasi juga. Kalau bingung, jadi disorientasi.
Amnestic aphasia : Gangguan dalam kemampuan menamai objek meskipun dikenali oleh pasien. Disebut juga afasia anomik.
Agitasi : Kecemasan yang parah dan berhubungan dengan ketidaktenangan motorik
Agnosia (tidak mampu mengenali benda), Prosopagnosia (tidak mampu mengenali wajah),
Dis-inhibition (tidak bisa menahan atau menunda sesuatu), Apatis orangnya jadi gak mau ganti
baju, gak mau makan, gak mau dipindahin.
Abstract thinking : Kemampuan berpikir yang ditandai oleh kemampuan memahami esensi dari keseluruhan, untuk memecah keseluruhan menjadi bagian-bagiannya, dan untuk memahami sifat yang umum. Untuk berpikir secara simbolis. Kalau terganggu fungsinya orangnya jadi gak bisa berpikir abstrak seperti matematik.
Abulia : Menurunnya impuls untuk bertindak dan berpikir, berhubungan dengan ketidakacuhan tentang konsekuensi dari tindakannya. Terjadi sebagai hasil dari defisit neurologis, depresi, dan skizofrenia. Gak mau ngapa2in. Kalo orang gitu hanya 1-2 hari sih gak apa-apa2, tapi ini sampe berbulan-bulan gak mandi jadi gimbal deh…
Akalkulia : Kehilangan kemampuan untuk berhitung; tidak disebabkan oleh kecemasan atau gangguan konsentrasi. Terjadi pada defisit neurologis dan gangguan belajar.
Acting out : Respons perilaku terhadap dorongan atau impuls yang tidak sadar yang memberikan kepulihan parsial sementara terhadap tekanan dari dalam; pemulihan diperoleh dengan bereaksi terhadap situasi yang ada seolah-olah itu adalah situasi yang menyebabkan dorongan atau impuls. Umum pada kondisi borderline. Misalnya pada anak-anak yang tidak diberikan keinginannya jadi guling-guling di lantai, nangis menjerit-jerit.
Akulalia : Bicara yang tidak masuk akal yang berhubungan dengan gangguan bermakna pada komprehensi. Terjadi pada mania, skizofrenia, dan defisit neurologis.
Adiadokhokinesia : Ketidakmampuan melakukan perubahan gerakan yang cepat. Terjadi pada defisit neurologis dan lesi serebelum.
Adinamia: Kelemahan dan kelelahan, karakteristik dari neurastenia dan depresi. Aerofagia: Menelan udara berlebihan. Terlihat pada kelainan ansietas.
Ageusia: kurangnya atau gangguan dalam mengecap rasa. Terlihat pada depresi dan defisit neurologis. Agresi : Aksi yang kuat dan terarah pada tujuan yang dapat berupa verbal atau fisik; imbanganan motorik dari afek mengamuk, marah, atau permusuhan. Tampak pada defisit neurologis, gangguan lobus temporal, kelainan impuls-kontrol, mania, dan skizofrenia. Verbalnya: marah-marah, memaki-maki. Fisiknya: memukul, mencakar..
Agitasi : Ansietas berat biasanya disertai motorik.
Agnosia : Ketidakmampuan memahami pentingnya atau makna dari stimulus sensorik; tidak dapat dijelaskan dengan defek pada jaras sensori atau lesi serebral; pengertian ini juga telah digunakan untuk merujuk kehilangan selektif atau tidak terpakainya pengetahuan terhadap objek spesifik karena keadaan emosional seperti terlihat pada skizofrenia, kecemasan, dan pasien depresi. Terjadi dengan defisit neurologis. Karena cedera otak, ia tidak punya defek pada panca indera tapi tidak mampu mengenali bentuk barang.
Agorafobia: Ketakutan morbid akan tempat terbuka atau meninggalkan latar rumah yang familiar. Dapat disertai atau tidak disertai serangan panik.
Agrafia : Kehilangan atau gangguan kemampuan menulis yang telah dikuasai sebelumnya. Ailurofobia: Takut kucing.
Akathisia : Perasaan subjektif terhadap ketidaktenangan motorik yang dimanifestasikan dengan kebutuhan yang memaksa untuk tetap melakukan pergerakan konstan; dapat dilihat sebagai efek ekstrapiramidal dari pengobatan antipsikotik. Dapat disalahartikan sebagai agitasi psikotik. Jadi ini akibat efek obat jadi kaku, gelisah bisa dikira agitasi psikotik.
Akinesia : Kurangnya pergerakan fisik, contohnya imobilitas ekstrim pada skizofrenia katatonik; dapat juga terjadi sebagai efek ekstrapiramidal dari obat antipsikotik.
Akinetic mutism : Tidak adanya gerakan motorik volunteer atau bicara pada pasien yang sadar (ditandai dengan gerakan bola mata). Terlihat pada depresi psikotik dan keadaan katatonik.
Aleksia : Kehilangan kemampuan membaca yang telah diperoleh sebelumnya; tidak disebabkan oleh defek ketajaman penglihatan. Beda dengan disleksia.
Aleksitimia : Ketidakmampuan atau kesulitan dalam menjelaskan atau menyadari emosi atau mood dari seseorang; elaborasi dari fantasi berhubungan dengan depresi, penyalahgunaan zat, dan
posttraumatic stress disorder (PTSD). Intinya tidak mampu mengenali emosi sendiri.
Algofobia: Takut nyeri.
Alogia: Tidak mampu berbicara karena defisiensi mental atau episode demensia.
Ambivalensi : Koeksistensi dari dua impuls yang berlawanan terhadap hal yang sama pada orang yang sama pada waktu yang sama. Terlihat pada skizofrenia, keadaan borderline, dan kelainan obsesif kompulsif.
Anterograde amnesia : Kehilangan memori untuk kejadian setelah onset dari amnesia; umum setelah trauma. Bandingkan dengan retrograde amnesia.
Anergia : Kurang energi.
Anhedonia : Kehilangan ketertarikan, dan penarikan dari semua aktivitas yang regular dan menyenangkan. Sering berasosiasi dengan depresi.
Anomia : Tidak mampu merecall nama dari objek.
Anoreksia: Kehilangan atau penurunan nafsu makan. Pada anoreksia nervosa, nafsu makan dapat terjaga, namun pasien menolak untuk makan.
Anergi, anhedonia, anoreksia, anterograde amnesia bisa merupakan gejala dari depresi. Depresi masih tidak apa-apa kalau tidak lebih dari 2 minggu.
Anosognosia : Tidak mampu mengenali kelainan fisik pada seseorang. Misalnya pasien menyangkal dirinya lumpuh.
Ansietas : Perasaan takut yang disebabkan antisipasi dari bahaya, bisa internal atau eksternal.
Apatis : Tonus emosi yang tumpul, berhubungan dengan sikap tidak terpengaruh atau ketidakpedulian; tampak pada tipe tertentu dari skizofrenia dan depresi.
Appropriate affect : Tonus emosi sesuai dengan ide, pemikiran, atau bicara yang mengikutinya jadi kalau sedih ya nangis, kalau senang ya ketawa sesuai kan?? Kalau inappropriate tuh gak sesuai, sedih malah ketawa, senang malah nangis.
Afek : Pengalaman emosi yang subjektif dan segera terhadap ide atau representasi mental dari objek. Afek memiliki manifestasi keluar yang dapat diklasifikasikan menjadi terbatas, tumpul, datar, luas, labil, sesuai, dan tidak sesuai. Lihat juga mengenai mood.
Afasia: Gangguan dalam komprehensi atau ekspresi bahasa yang disebabkan lesi di otak. Kalau di Broca gangguan verbal, kalau di Wernicke gangguan dalam memahami bahasa.
Apersepsi : Kesadaran akan arti dan signifikannya stimulus sensori yang termodifikasi sesuai dengan pengalaman, pengetahuan, pemikiran, dan emosi seseorang. Lihat juga persepsi.
Afonia : Kehilangan suara. Terlihat pada kelainan konversi tidak bisa lihat tiba-tiba, tiba-tiba lumpuh padahal tidak ada apa-apa .
Beda Mutisme dan Alogia : Mutisme itu diam saja, bisa selektif (hanya pada orang tertentu ia bisa bicara) atau total (tidak bisa bicara pada semua orang). Disebabkan oleh depresi, jadi ada ciri psikotik. Kalau alogia disebabkan karena kerusakan di otak.
Apraksia : Ketidakmampuan melakukan aktivitas motorik volunteer yang bertujuan, tidak disebabkan paralisis atau gangguan motorik dan sensorik lainnya. Pada apraksia konstruksional, pasien tidak bisa menggambar bentuk dua dimensi atau tiga dimensi. Misalnya, gak bisa gambar kubus.
Auditory hallucination : Persepsi yang salah terhadap suara, biasanya suara, tetapi juga bising lainnya seperti musik. Merupakan halusinasi tersering apda gangguan psikiatri.
Aura: Sensasi peringatan, seperti automatisme, perut penuh, muka memerah, perubahan respirasi, sensasi kognitif, dan keadaan mood yang biasanya dialami sebelum kejang. Prodrome sensorik yang mendahului sakit kepala migrain klasik.
Autistic thinking : Pemikiran di mana pikiran tersebut sangat narsis dan egosentrik dengan penekanan pada subjektivitas daripada objektivitas, dan tanpa memandang realitas, dapat dipertukarkan dengan autisme dan dereisme. Terlihat pada skizofrenia dan kelainan autis.
Behavior : Penjumlahan total dari jiwa yang meliputi impuls, motivasi, harapan, dorongan, insting, dan hasrat yang diekspresikan oleh perilaku seseorang dan aktivitas motorik. Juga disebut konasi.
Bereavement : Merasa sedih atau hancur, terutama saat kehilangan seseorang yang dicintai.
Bizarre delusion : Kepercayaan yang salah yang sangat mustahil atau bersifat fantasi. Misalnya dia bilang ada alien yang menanam elektroda di otak manusia bener-bener gak masuk akal bukan? Umum pada skizofrenia. Delusi nonbizarre kontennya biasanya dalam rentang
Blackout : Amnesia yang dialami alkoholik mengenai kelakuan selama minum; biasanya menandai kerusakan otak yang reversibel.
Blocking : Interupsi mendadak pada pemikiran sebelum sebuah pemikiran atau ide diselesaikan; setelah jeda singkat, orang tersebut menunjukkan tidak adanya recall tentang yang sedang dikatakan atau yang akan dikatakan (juga dikenal sebagai deprivasi atau peningkatan latensi pemikiran). Biasa pada skizofrenia dan ansietas berat.
Blunted affect : Gangguan afek yang dimanifestasikan sebagai penurunan berat intensitas dari tonus perasaan yang dieksternalisasikan; satu dari gejala fundamental pada skizofrenia yang dikatakan oleh Eugen Bleuler.
Catalepsy : Kondisi di mana orang mempertahankan posisi tubuh di mana mereka diposisikan; terlihat pada kasus skizofrenia yang parah. Juga disebut fleksibilitas lilin dan fleksibilitas cerea. Lihat juga automatisme perintah.
Cataplexy : Kehilangan tonus otot yang tiba-tiba dan sementara, disebabkan oleh kelemahan dan imobilisasi; dapat diperparah oleh berbagai keadaan mental dan biasanya diikuti dengan tidur. Biasanya terlihat pada narkolepsi.
Catatonic excitement : Aktivitas motor yang tereksitasi, tidak terkontrol yang terlihat pada skizofrenia katatonik. Pasien katatonik dapat tiba-tiba mengalami excited state dan bisa menjadi berat.
Catatonic posturing : Asumsi volunteer dari postur yang tidak sesuai atau aneh, biasanya dipertahankan selama jangka waktu yang panjang. Dapat berubah tidak terduga dengan catatonic
excitement.
Catatonic rigidity : Posisi motorik yang menetap dan bertahan yang resisten terhadap perubahan.
Catatonic stupor : Stupor di mana pasien biasanya sadar tentang sekitarnya.
Cerea flexibilitas : Kondisi di mana seseorang dapat dibentuk ke posisi yang kemudian dipertahankan; ketika pemeriksa menggerakkan anggota gerak seseorang, maka akan terasa seperti terbuat dari lilin. Disebut juga katalepsi atau fleksibilitas lilin. Terlihat pada skizofrenia.
Chorea : Kelaianan gerakan yang ditandai oleh gerakan random, involunter, cepat, menghentak, tidak bertujuan, terlihat pada penyakit Huntington.
Circumstantiality : Gangguan pada pemikiran asosiatif dan proses bicara di mana pasien mengarah ke detail yang tidak penting dan pemikiran yang tidak sesuai sebelum mengkomunikasikan ide utamanya. Terlihat pada skizofrenia, gangguan obsesional, dan kasus dementia tertentu. Lihat juga tangensiality. Clang association : Asosiasi atau bicara diarahkan oleh bunyi dari sebuah kata daripada arti katanya; kata-kata tersebut tidak memiliki koneksi logis, permainan kata-kata dan rima dapat mendominasi perilaku verbal. Terlihat paling sering pada skizofrenia atau mania.
Claustrophobia : Ketakutan yang abnormal terhadap tempat tertutup atau terbatas.
Clonic convulsion : Kontraksi otot yang involunter atau spasme dimana otot berganti-ganti berkontraksi dan relaks. Fase karakteristik dari grand mal epileptic seizure.
Clouding of consciousness/kesadaran berkabut : Gangguan kesadaran di mana orang tersebut tidak bangun, waspada, dan terorientasi sepenuhnya. Terjadi pada delirium, demensia, dan kelainan kognitif. Concrete thinking : Berpikir yang ditandai dengan benda, kejadian, dan pengalaman nyata daripada abstraksi. Terlihat pada anak-anak, pada mereka yang telah kehilangan atau tidak pernah berkembang
kemampuan untuk men-generalisasi (seperti pada kelainan kognitif tertentu), dan orang yang skizofrenik. Bandingkan dengan pikiran abstrak.
Condensation : Proses mental di mana sebuah simbol merupakan pemadatan dari beberapa komponen. Confabulation : Pengisian gap pada memori secara tidak sadar dengan mengimajinasikan pengalaman atau kejadian yang tidak mempunyai basis fakta, biasanya terlihat pada sindrom amnestik; harus didiferensiasi dari berbohong. Lihat juga paramnesia.
Confusion : Gangguan kesadaran yang bermanifestasi sebagai gangguan orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang.
Consciousness : Status kesadaran, dengan respon terhadap stimulus eksternal.
Constricted affect : Reduksi intensitas tonus perasaan yang kurang parah dibandingkan dengan afek tumpul.
Constructional apraxia : Ketidakmampuan untuk menyalin gambar, seperti kubus, jam, pentagon, sebagai akibat dari lesi di otak.
Conversion phenomena : Perkembangan gejala fisik simbolik dan distorsi yang melibatkan otot volunter atau organ sensorik khusus; tidak di bawah kontrol volunter dan tidak terjelaskan oleh kelainan fisik apa pun. Paling umum pada kelainan konversi, tetapi juga terlihat pada berbagai kelainan mental.
Deja vu : Ilusi visual di mana situasi baru secara tidak benar dianggap sebagai repetisi dari pengalaman sebelumnya. Lihat juga paramnesia.
Delirium : Kelainan mental reversibel akut yang ditandai oleh kebingungan dan sedikit gangguan kesadaran; biasanya berhubungan dengan labilitas emosional, halusinasi atau ilusi, dan perilaku yang tidak sesuai, impulsif, irasional, dan kekerasan.
Waham adalah kepercayaan yang salah, berdasarkan penarikan kesimpulan yang salah tentang realitas eksternal, yang dipegang dengan kuat, walaupun terdapat bukti kontradiktif yang jelas dan obyektif, dan walaupun ada fakta bahwa anggota masyarakat yang lain tidak memiliki kepercayaan yang sama. Waham kontrol adalah kepercayaan yang salah dimana keinginan, pemikiran atau perasaan diri dikontrol/dikendalikan oleh kekuatan dari luar.
Waham kebesaran adalah membesar-besarkan nilai penting, kekuatan, atau identitas diri.
Waham ketidaksetiaan adalah kepercayaan yang salah dimana diri berpikir bahwa pasangan hidup tidak setia. Kadang disebut juga sebagai cemburu patologis.
Waham penyiksaan adalah kepercayaan yang salah dimana seseorang berpikir dirinya diganggu, disiksa, atau dianiaya. Sering ditemukan pada pasien yang ‘ligitious’ yang memiliki kecenderungan patologis untuk mengambil tindakan legal karena penganiayaan yang dikhayalkan. Waham jenis ini merupakan jenis yang paling sering ditemui.
Waham kemiskinan adalah kepercayaan yang salah dimana diri kehilangan semua barang-barang yang dimiliki.
Waham referensi adalah kepercayaan yang salah dimana perilaku orang lain, benda, atau suatu peristiwa mengarah pada dirinya, atau orang lain memiliki fakta dan arti tidak biasa, biasanya bersifat negatif. Hal tersebut didapatkan dari referensi ide, dimana diri secara salah merasa bahwa orang lain
berbicara tentangnya (contohnya, percaya bahwa orang di televisi atau radio berbicara tentang atau kepada dirinya). Lihat juga penyiaran pikiran (thought broadcasting).
Waham penuduhan diri adalah perasaan bersalah dan penyesalan dalam yang salah. Terlihat pada depresi dengan psikotik yang menonjol.
Demensia adalah gangguan mental yang terkarakterisasi oleh gangguan umum pada fungsi intelektual tanpa kesadaran berkabut. Dikarakterisasi oleh memori yang menurun, kesulitan menghitung,
‘distractibility’, perubahan mood dan afek, gangguan pertimbangan dan abstraksi, penurunan kecakapan berbahasa, dan gangguan orientasi. Walaupun bersifat ireversibel karena didasari penyakit otak degenerasi progresif, demensia mungkin reversibel jika penyebabnya dapat diobati.
Penyangkalan adalah mekanisme pertahanan dimana eksistensi realita tidak menyenangkan diingkari; mengarah pada, secara sengaja, menjauhkan kesadaran terhadap aspek apapun adanya realitas luar yang, jika diakui, akan menimbulkan kecemasan.
Depersonalisasi adalah sensasi tidak nyata seseorang tentang diri, bagian diri, atau lingkungannya yang muncul di bawah stress atau kelelahan ekstrem. Terlihat pada skizofrenia, gangguan
depersonalisasi, dan gangguan kepribadian ‘schizotypal’.
Depresi adalah status mental yang dikarakterisasi oleh perasaan sedih, kesepian, putus asa, rendah diri, dan menyalahkan diri sendiri. Tanda yang menyertai, termasuk retardasi psikomotor atau, terkadang, agitasi, withdrawal dari kontak interpersonal, dan gejala vegetatif, seperti insomnia dan anoreksia. Istilah ini mengarah kepada mood yang dikarakterisasi demikian atau kepada gangguan mood.
Penggelinciran adalah deviasi gradual atau tiba-tiba dari pikiran tanpa terjadi blocking, kadang-kadang digunakan secara sinonim dengan ‘loosening of association’.
Derealisasi adalah sensasi perubahan realita atau dimana lingkungan sekitar seseorang telah berubah. Biasanya terlihat pada skizofrenia, serangan panik, dan gangguan disosiatif.
Dereisme adalah aktivitas mental yang mengikuti sistem logis yang sangat subjektif dan idiosinkratik serta gagal untuk mengambil fakta dari realita atau pengalaman untuk dipertimbangkan. Merupakan karakteristik dari skizofrenia. Lihat juga pemikiran autistik.
Disinhibisi: Menghilangkan efek inhibisi, seperti reduksi funsi inhibisi korteks serebri oleh alkohol, Dalam psikiatri, kebebasan yang lebih besar untuk bertindak sesuai dengan perasaan atau dorongan dari dalam dan dengan kurang memperhatikan pembatasan yang diberikan oleh norma budaya atau superego dirinya sendiri.
Disorientasi atau kebingungan, adalah gangguan kesadaran akan waktu, tempat dan orang (posisi diri sendiri dalam hubungan relasi dengan orang lain). merupakan karakteristik dari gangguan kognitif. Displacement adalah mekanisme pertahanan tidak sadar dimana komponen emosional dari idea tau objek yang tidak diterima ditransfer/dipindahkan pada yang lebih diterima. Terlihat pada fobia. Disforia adalah perasaan tidak nyaman atau tidak menyenangkan. Merupakan suatu mood dari ketidakpuasan umum dan kegelisahan. Muncul pada depresi dan kecemasan.
Disprosodi adalah kehilangan melodi berbicara normal (prosodi). Biasa terlihat pada depresi.
Distonia adalah gangguan motorik ekstrapiramidal yang terdiri dari bertahannya kontraksi yang lambat dari otot aksial atau appendikular; terdapat satu gerakan yang biasanya lebih mendominasi,
mengakibatkan deviasi postural yang relatif bertahan; reaksi distonia akut (facial grimacing dan
Ekolalia adalah keadaan dimana, secara psikopatologis, seseorang mengulang kata atau frase dari orang lain, cenderung menjadi persisten dan repetitif. Terlihat pada jenis tertentu dari skizofrenia, khususnya tipe katatonik.
Elasi adalah mood yang terdiri dari perasaan senang, euforia, kemenangan, dan kepuasan diri yang intens atau optimis. Muncul di mania saat tidak sedang berada di realita.
Elevated mood adalah udara kepercayaan diri dan bahagia, mood yang lebih ceria dari normal tetapi tidak selalu patologis.
Emosi adalah tingkatan perasaan kompleks melingkupi komponen psikis, somatic dan perilaku. Manifestasi eksternal dari emosi adalah afek.
Insight emosional adalah level pemahaman atau kesadaran seseorang bahwa dia memiliki masalah emosional. Hal ini memfasilitasi perubahan kepribadian dan perilaku yang positif saat terjadi.
Labilitas emosional adalah respon berlebihan emosi yang dikarakterisasi oleh perubahan emosi yang cepat dan tidak stabil.
Enkopresis adalah keluarnya feses secara tidak disadari, biasanya muncul pada malam hari atau saat tidur.
Enuresis adalah inkontinensia urin saat tidur.
Erotomania adalah waham kepercayaan, lebih sering terjadi pada wanita daripada pria, bahwa orang lain sangat mencintai mereka (juga dikenal sebagai rambault syndrome).
Eforia adalah perasan exaggerated of well-being yang tidak sesuai dengan kejadian nyata. Dapat terjadi karena obat-obatan seperti opiat, amfetamin, dan alkohol.
Eutimia adalah mood yang normal, mengindikasikan tidak adanya depresi atau elevated mood. Penghindaran adalah perilaku yang tidak mau menghadapi, atau menghindar secara terencana, pada sesuatu; terdiri dari menekan ide yang selanjutnya akan muncul pada pikiran dan menggantinya dengan ide lain yang berhubungan dekat dengan ide yang sebelumnya. Juga disebut paralogia dan logika yang terputarbalikkan.
Exaltation (kebahagiaan yang meluap-luap) adalah perasaan gembira dan megah yang intens. Excited adalah agitasi, aktivitas motorik tanpa tujuan yang tidak dipengaruhi stimulus eksternal. Mood yang melebar (expansive mood) adalah ekspresi dari perasaan tanpa batasan, sering sekali terjadi dengan estimasi berlebihan dari kepentingan dan signifikansinya. Terlihat pada mania dan
grandiose wahamonal disorder.
Afek datar adalah tidak adanya atau hampir tidak adanya tanda apapun dari ekspresi afek.
Flight of ideas adalah perangkaian secara cepat pikiran atau kata-kata yang terpisah dimana terjadi kontennya berubah mendadak dan bahasanya menjadi inkoheren. Terlihat pada mania.
Floccillation adalah menarik atau mengambil sesuatu tanpa tujuan, biasanya sprei atau pakaian, biasanya terlihat pada demensia dan delirium.
Afasia fasih adalah afasi yang dikaraterisasi oleh ketidakmampuan memahami kata-kata lisan. Fasih tapi terdapat inkoherensi berbicara. Juga disebut afasia reseptif, sensorik, dan Wernicke’s.
Folie à deux adalah sakit mental yang dirasakan bersama oleh dua orang, biasanya melibatkan sistem waham yang biasa. Jika melibatkan tiga orang, menjadi folie à trois, dan seterusnya. Juga disebut gangguan psikotik yang dibagi.
Gangguan pikiran formal adalah gangguan dalam bentuk lebih kepada konten pikiran. Berpikir dikarakterisasi oleh hilangnya asosiasi, neologisme, dan penyusunan tidak logis; proses berpikir terganggu dan orang ini didefinisikan sebagai psikotik. Merupakan karakteristik skizofrenia. Formikasi (formication) adalah halusinasi taktil yang melibatkan sensasi terdapat serangga sangat kecil yang merayap pada kulit. Telrihat pada adiksi kokain dan delirium tremens.
Kecemasan free-floating adalah kecemasan yang parah, pervasif dan menyeluruh yang tidak mengarah pada ide, objek, atau peristiwa tertentu. Sering dapat dilihat pada gangguan kecemasam, walaupun mungkin dapat pula ditemukan pada beberapa kasus skizofrenia.
Fugue adalah gangguan disosiatif yang dikarakterisasi oleh periode amnesi hampir komplit, selama dimana seseorang sebenarnya melarikan diri dari situasi hidup dan memulai pola hidup yang berbeda; terpisah dari amnesia, keadaan mental dan skill biasanya tidak berubah.
Kebesaran adalah perasaan berlebihan akan nilai penting, kekuatan, pengetahuan, atau identitas dirinya. Muncul pada gangguan waham dan keadaan manik.
Kesedihan/kesuraman adalah perubahan mood dan afek yang terdiri dari kesedihan sesuai dengan kehilangan nyata. Normalnya, dapat menghilang sendiri. Lihat pula depresi dan berkabung (mourning). Halusinasi adalah persepsi sensorik yang salah yang muncul saat tidak adanya stimulasi eksternal apapun yang relevan yang melibatkan modalitas sensorik. Untuk tipe halusinasi, dapat dilihat pada istilah yang lebih spesifik.
Halusinosis adalah keadaan dimana seseorang mengalami halusinasi tanpa gangguan kesadaran apapun.
Halusinasi haptik adalah halusinasi sentuhan.
Hebefrenia adalah gejala yang kompleks, dipertimbangkan sebagai salah satu bentuk skizofrenia, dikarakterisasi oleh perilaku atau tingkah laku yang liar atau konyol, afek yang tidak sesuai, dan waham dan halusinasi yang transien dan tidak sistematis. Skizofrenia hebefrenik sekarang disebut dengan skizofrenia disorganisasi.
Holofrastik adalah menggunakan satu kata untuk mengekspresikan kombinasi banyak ide. Terlihat pada skizofrenia.
Hiperaktivitas adalah peningkatan aktivitas otot. Istilah ini biasa digunakan untuk mendeskripsikan gangguan yang ditemukan pada anak yang manifestasinya adalah kegelisahan konstan, aktivitas berlebihan, distractibility, dan kesulitan dalam belajar. Terlihat pada attention-deficit/hyperactivity
disorder (ADHD).
Halusinasi hipnagogik adalah halusinasi yang muncul saat jatuh tertidur, tidak selalu dikategorikan patologis.
Halusinasi hipnopompik adalah halusinasi yang muncul saat bangun dari tidur, tidak selalu dikategorikan patologis.
Hipnosis adalah perubahan kesadaran yang dibuat secara sengaja, yang dikaraterisasi dengan peningkatan sugesti dan penerimaan perintah.
Hipoaktivitas adalah penurunan aktivitas motorik dan kognitif, seperti pada retardasi psikomotor. Perlambatan kemampuan berpikir, berbicara, dan pergerakan yang terlihat jelas. Juga disebut dengan hipokinesis.
Hipokondria adalah kekhawatiran berlebihan terhadap kesehatan yang tidak berdasarkan patologis medis nyata, tetapi pada interpretasi tidak realistis dari tanda fisik atau sensasi seperti yang terjadi pada keadaan abnormal.
Hipomania adalah abnormalitas mood dengan karakteristik kualitatif mania, tetapi entah bagaimana lebih tidak intens. Terlihat pada cyclothymic disorder.
Ide referensi adalah misinterpretasi dari kecelakaan dan kejadian di dunia luar seakan memiliki referensi personal langsung pada dirinya; dapat terjadi pada orang normal, tapi sering ditemukan pada pasien paranoid. Jika terjadi dengan frekuensi atau intensitas yang cukup atau jika terorganisasi dan sistematis, keadaan ini menjadi waham referensi.
Pemikiran tidak logis adalah pemikiran yang mengandung kesimpulan yang salah atau kontradiksi internal. Keadaan ini menjaid patologis hanya jika ditandai dan tidak disebabkan nilai-nilai budaya atau defisit intelektual.
Ilusi adalah misinterpretasi persepsi dari stimulus eksternal yang nyata. Bandingkan dengan halusinasi. Pertimbangan (judgement) adalah perilaku mental yang membandingkan atau mengevaluasi pilihan dalam suatu kerangka nilai untuk tujuan memilih tindakan. Jika tindakan yang dipilih sesuai dengan realita atau dengan standar perilaku orang dewasa yang matang, pertimbangan dikatakan intak atau normal. Pertimbangan dikatakan terganggu jika tindakan yang dipilih jelas-jelas maladaptif, hasil dari pengambilan keputusan impulsif berdasarkan pada kebutuhan akan gratifikasi secepatnya, atau dengan kata lain, tidak konsisten dengan realita seperti pada standar orang dewasa yang matang.
Kleptomania adalah dorongan patologis untuk mencuri.
Indeferensi la belle (la belle indifference) adalah sikap tenang yang tidak sesuai keadaan atau kurangnya perhatian terhadap disabilitas dirinya. mungkin terlihat pada pasien dengan gangguan konversi.
Afek labil adalah ekspresi afek yang dikarakterisasi oleh perubahan cepat dan mendadak, tidak berhubungan dengan stimulus eksternal.
Mood labil adalah goyangan (oscillations) pada mood antara eforia dan depresi atau kecemasan.
Logorea adalah bahasa yang koheren, ditekan dan meniru; berbicara terlalu banyak dan tidak dapat dikontrol; terlihat pada episode manik di gangguan bipolar. Juga disebut takilogia, verbomania, dan volubilitas.
Memori jangka panjang adalah reproduksi, pengakuan, atau pemanggilan kembali pengalaman atau informasi yang pernah dirasakan pada masa lampau. Juga disebut remote memory. Bandingkan dengan memori cepat dan memori jangka pendek.
Asosiasi longgar
Karakter berpikir atau berbicara pada orang yang skizofren yang tidak teratur/kacau termasuk di dalamnya kekacauan dalam pikiran yang progresif dan logis, manifestasinya berupa kegagalan
berkomunikasi secara verbal, ide-idenya tidak berkaitan antara subjek yang satu dengan yang lain. Liat
juga yang tangensial!
Malingering (berpura-pura sakit) Penyakit pura-pura untuk memperoleh suatu tujuan khusus, contohnya untuk menghindari tanggung jawab yang tidak menyenangkan.
Mania Status mood yang dikarakteristikkan dengan kegembiraan (elation), agitasi, hiperaktif, hiperseksualitas, dan peningkatan pikiran dan bicara (flight of ideas). Terlihat pada kelainan Bipolar I. Liat juga hipomania.
Manipulasi Siasat oleh pasien untuk mendapatkan jalannya sendiri, merupakan karakteristik orang yang antisosial.
Mannerisme : Sudah berakar urat / mendarah daging, gerakan involunter yang menjadi kebiasaannya.
Melankolia : Status depresi yang parah. Digunakan pada term melankolia involutional sebagai term deskriptif dan juga rujukan ke sebuah entitas diagnostik berbeda.
Retardasi mental Fungsi intelektual dibawah rata-rata yang berasal sejak dari periode perkembangan dan berhubungan dengan gangguan dalam maturasi, belajar dan penilaian sosial. Retardasi biasanya didefinisikan dalam istilah IQ: ringan (50 dan 55-70), sedang (35 dan 40-50), berat/parah (20 dan 25-35) dan sangat parah (dalam/profound) di bawah 20-25).
Mood : Perasaan/emosi yang telah menetap dan meresap yang dialami secara internal, dapat ditandai dengan adanya pengaruh pada semua aspek secara virtual pada kebiasaan dan persepsi dunia (dilaporkan secara subjektif, dan teramati oleh orang lain). Bedakan dengan afek, yang merupakan ekspresi eksternal dari emosi internal.
Delusi mood-congruent : Delusi dengan isi yang sesuai dengan mood (contoh: pasien depresi yang percaya bahwa mereka adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kehancuran dunia).
Halusinasi mood congruent : Halusinasi dengan isi yang konsisten dengan mood depresi atau mania (contoh : pasien depresi karena mendengar suara-suara yang mengatakan bahwa mereka adalah orang yang jahat, dan pasien mania yang mendengar suara-suara yang mengatakan bahwa mereka memiliki kekuatan, pengetahuan, atau merasa sangat berharga).
Delusi mood-incongruent : Delusi berdasarkan rujukan yang salah tentang kenyataan, dengan isi yang tidak ada kaitannya dengan mood /mood tidak sesuai (contoh: pasien depresi karena dia percaya bahwa dia adalah Tuhan/Juru Selamat yang baru).
Halusinasi mood-incongruent : Halusinasi yang tidak berkaitan dengan stimulus eksternal nyata, dan isinya tidak konsisten dengan mood depresi atau mania (contoh: pada depresi, halusinasi tidak berkaitan dengan rasa bersalah, hukuman yang diterima, atau ketidakmampuan; pada mania, tidak berkaitan dengan kekuatan atau harga diri).
Mood swings/mengalun/labil : Osilasi dari emosi seseorang antara periode elasi dan depresi .
Afasia motorik : Kemampuan untuk ‘mengerti’/pemahaman baik, tapi kemampuan bicara sangat terganggu. Disebut juga afasia Broca, nonfluent, atau ekspresif.
Mourning/dukacita/berkabung : Sindrom karena kehilangan seseorang yang dicintai, terdiri dari preokupasi atas kehilangan seseorang, menangis, sangat sedih, dan terus menghidupkan kembali kenangan yang ada. Liat juga bereavement and grief.
Tanda negatif : Pada skizofren: afek datar, alogia, abilia, dan apati.
Negativisme : Oposisi verbal/nonverbal atau resistesi untuk mengeluarkan saran/nasihat; biasanya terlihat pada skizofrenia katatonik dimana pasien menolak berbagai usaha untuk dipindahkan atau melawan apa yang disuruh.
Neologisme : Pasien menciptakan kata-kata baru yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain; sering terlihat pada orang skizofren. Ini juga termasuk kata yang tersusun salah tapi yang asal usulnya tetap
dipahami (misalnya, headshoe berarti topi), tetapi susunan seperti itu lebih tepat disebut sebagai perkiraan kata.
Obsesi : Ide, pikiran atau impuls yang persisten dan berulang, tidak dapat dihilangkan dari kesadaran oleh logika dan alasan; obsesi bersifat involunter dan ego-distonik. Liat juga kompulsi.
Halusinasi olfaktori : Halusinasi yg berkaitan dengan bau-bauan, paling banyak pada gangguan medis, terutama pada lobus temporal.
Orientasi : Status kewaspadaan terhadap dirinya sendiri dan sekitarnya dalam waktu tempat dan orang. Overaktivitas : Abnormalitas pada kebiasaan motorik yang bermanifestasi sebagai agitasi psikomotor, hiperaktif/hiperkinesis, tic (kontraksi otot cepatd an berulang menghasilkan gerakan yang dirasakan sebagai gerakan involunter), tidur berjalan, dan kompulsi.
Ide overvalued/ide berlebihan : Kepercayaan yang salah/tidak beralasan yang menetap dan tidak masuk akal. Kondisi ini dipertahankan tapi tidak seteguh waham, tapi biasanya berkaitan dengan penyakit mental.
Panik : Serangan ansietas yang akut, intens, episodik yang berkaitan dengan disorganisasi persolalitas, ditandai dengan perasaan ngeri berlebihan.
Paranoia : Sindrom psikiatri yang jarang, ditandai dengan perkembangan secara bertahap dari sistem delusi yang rumit dan kompleks, umumnya meliputi waham kejar/presekutor, atau waham kebesaran, dengan beberapa tanda lain dari disorganisasi atau gangguan pikir.
Delusi paranoid : Termasuk waham kejar/delusi presekutor, waham rujukan, waham dikendalikan, dan waham kebesaran.
Ideasi paranoid : Pikiran didominasi oleh curiga, merasa dikejar, dan kebesaran, tapi isinya kurang dari proporsi pada waham (lebih ringan dari waham).
Tanda positif : Pada skizofren : halusinasi, delusi, dan gangguan pikir.
Posturing : Posisi tubuh yang aneh, tetap/fixed, dan bizzare yang dilakukan oleh pasien dalam waktu yang cukup lama (liat katatonia).
Miskin isi bicara : Gaya bicara yang adekuat dalam jumlah, tapi hanya berisi sedikit informasi karena ketidakjelasan/kehampaan, kekosongan, atau frase stereotip.
Miskin bicara (poverty of speech): Keterbatasan jumlah kata yang digunakan, menjawab dengan monosilabik/dengan satu kata saja. Liat juga lalonic speech.
Preokupasi pikiran/kecenderungan : Pemusatan isi pikir pada ide tertentu, dikaitkan dengan nada afektif yang kuat, seperti kecenderungan paranoid atau preokupasi bunuh diri atau membunuh. Tekanan berbicara : Gaya bicara yang jumlahnya meningkat, cepat, dan susah diinterupsi sebagaimana yang terjadi pada mania, skizofren, dan gangguan kognitif.
Proses berpikir primer : Pada psikoanalisis, aktivitas mental berhubungan secara langsung dengan fungsi dari intelegensi dan karakteristik proses mental yang tidak disadari; ditandai dengan pikiran yang prelogis, primitif, dan kecenderungan untuk mencari pelepasan segera dan kepuasan tuntutan insting. Termasuk di dalamnya adalah pikiran dereistik, tidak logis, magis; normal terdapat dalam mimpi, terdapat secra abnormal pada psikosis. Bandingkan dengan proses pikir sekunder.
Proyeksi : Mekanisme defense tak disadari dimana orang tersebut mengaitkan pemikiran, ide, perasaan dan impuls yang tidak diinginkan dan diterima olehnya kepada orang lain sebagai bentuk kekhawatiran yang timbul dari dalam dirinya; dengan mengeluarkan apapun yang tidak diterima olehnya, dia dapat menghadapi situasi tersebut (contoh: mencari kesalahan terapis secara berlebihan dan sensitivitas pasien yang sangat besar terhadap kritik).
Prospagnosia : Ketidakmampuan untuk mengenali wajah yang familiar yang tidak disebabkan oleh gangguan visual atau level kesadaran.
Pseudodemensia : (1) Gangguan seperti-demensia yang dapat ditangani dengan treatment yang sesuai dan tidak disebabkan oleh penyakit otak organik. (2) Kondisi dimana pasien menunjukan ke’tak-acuh’an berlebihan terhadap sekelilingnya tapi tidak ada gangguan mentalnya; juga terjadi pada depresi dan factitious disorders.
Agitasi psikomotor : Overaktivitas mental dan fisik yang biasanya nonproduktif dan dikaitkan dengan perasaan kacau/ketegangan dalam dirinya, seperti yang terlihat pada orang dengan depresi agitasi. Psikosis : Gangguan mental dimana pikiran, respons afektif, kemampuan mengenali realitas, dan kemampuan untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain yang cukup terganggu kapasitasnya dalam menghadapi kenyataan (tidak mampu membedakan kenyataan dnegan khayalan); karakteristik klasiknya berupa gangguan dalam menilai kenyataan/realitas, halusinasi, delusi, dan ilusi. Psikotik: (1) Orang yang berpengalaman menderita psikosis. (2) Menandakan atau berkarakteristik psikosis.
Reallity testing : Fungsi ego dasar yang terdiri dari tindakan percobaan yang menguji dan
mengevaluasi secara objektif sifat dan batas-batas lingkungan hidup; mencakup kemampuan untuk membedakan antara dunia luar dan dunia internal dan secara akurat menilai hubungan antara diri dan lingkungan.
Recall (mengingat kembali) : Proses membawa kenangan yang disimpan ke dalam kesadaran. Lihat juga memori.
Recent memory (memori terbaru) : Ingat kejadian selama beberapa hari terakhir.
Recent past memory (memori baru-baru ini yang agak lalu) : Ingat peristiwa selama beberapa bulan terakhir.
Reseptif afasia : ‘Kehilangan organik’ kemampuan untuk memahami makna kata-kata; berubah-ubah dan spontan, tapi tidak koheren dan tidak masuk akal, pidato. Lihat juga afasia fasih dan aphasia sensorik.
Reseptif disfasia : Kesulitan dalam memahami bahasa lisan, penurunan nilai tersebut melibatkan pemahaman dan produksi bahasa.
Regresi : Mekanisme pertahanan secara tidak sadar dimana seseorang mengalami kembali pola adaptasi sebelumnya sebagian atau total; ditemukan dalam berbagai kondisi kejiwaan, khususnya skizofrenia.
Remote memory : Ingat peristiwa dari masa lalu.
Repression (penekanan) : Istilah Freud untuk suatu mekanisme pertahanan tak sadar di mana isi mental yang tidak dapat diterima dibuang atau dijauhkan dari kesadaran; penting dalam perkembangan psikologis normal dan dalam pembentukan gejala neurotik dan psikotik. Freud mengenal dua jenis represi: (1) represi yang tepat, dimana bahan yang direpresi pernah dalam domain sadar, dan (2) represi primal, dimana bahan yang direpresi tidak pernah di alam sadar. Bandingkan dengan penekanan.