• Tidak ada hasil yang ditemukan

NITRASI FENOL Revisi (Ahmad Hidayatullah)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NITRASI FENOL Revisi (Ahmad Hidayatullah)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

SINTESIS KIMIA ORGANIK

SUBSTITUSI AROMATIK ELEKTROFILIK : NITRASI FENOL

NAMA PRAKTIKAN : AHMAD HIDAYATULLAH

NPM : 1206216310

REKAN KERJA : MENTARI DWI ASTUTI TANGGAL PRAKTIKUM : 11 NOVEMBER 2014 ASISTEN LAB. : KAK HARUN

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDONESIA

(2)

Tujuan Praktikum

Mampu memahami tahapan-tahapan atau mekanisme dari reaksi substitusi elektrofil yang terjadi saat nitrasi fenol dan fungsi reagen yang digunakan.

Teori Dasar

Substitusi aromatik elektrofilik adalah reaksi organik dimana sebuah atom, biasanya hidrogen, yang terikat pada sistem aromatis diganti dengan elektrofil. Aromatisitas benzene menyajikan suatu kestabilan yang unik pada sistem pi dan benzene tidak menjalani kebanyakan reaksi yang khas bagi alkena. Meskipun demikian, benzene bukan inert. Pada kondisi yang tepat, benzene mudah bereaksi substitusi aromatik elektrofilik, yaitu reaksi dimana suatu elektrofil disubstitusikan untuk satu atom hidrogen pada cincin aromatik.

Alat dan Bahan

 Alat: 1. Tabung reaksi 2. Beaker

3. Water-bath

 Bahan:

1. Kalsium nitrat tetrahidrat 2. Asam asetat

3. Asam salisilat

Cara Kerja

1. Kalisum nitrat 1,5 g dilarutkan ke dalam asam asetat hangat 5 mL, serta asam salisilat 1 g ditambahkan ke dalamnya. Kemudian campuran ini dipanaskan dengan air mendidih (suhu dijaga > 800 C) selama 1 menit.

2. Asam salisilat akan larut sepenuhnya dan larutan akan menjadi merah tua. Larutan ini kemudian dituangkan cepat ke dalam 10 mL air dingin, hasilnya adalah larutan merah tua keruh dan larutan ini disimpan di dalam kulkas.

(3)

3. Setelah 4 jam, akan terbentuk Kristal kuning yang bebas asam dengan sejumlah kecil air dingin yang nantinya dikeringkan.

Keterangan : Yield = 0,66 gram (50%) m.p. of nitrosalicylic = 234˚C

(4)

Data Pengamatan

CARA KERJA DATA PENGAMATAN

Kalsium nitrat 1,5 gr dilarutkan kedalam asam asetat hangat 5 mL, serta asam salisilat 1 gr ditambahkan kedalamnya. Kemudian campuran ini dipanaskan dengan air mendidih (suhu dijaga > 800 C) selama 1 menit.

Ca(NO3)2 : padatan putih

CH3COOH : glasial bening dan berbau

pekat.

Ketika berubah menjadi warna putih, campuran ditambahkan asam salisilat dan menghasilkan warna merah.

Asam salisilat akan larut sepenuhnya dan larutan akan menjadi merah tua. Larutan ini kemudian dituangkan cepat ke dalam 10 mL air dingin, hasilnya adalah larutan merah tua keruh dan larutan ini disimpan di dalam kulkas.

Dibiarkan beberapa jam hingga terbentuk kristal

Setelah 4 jam, akan terbentuk Kristal kuning yang bebas asam dengan sejumlah kecil air dingin yang nantinya dikeringkan.

Massa kertas saring: 0,44 gram Massa asam 4-nitrosalisilat + kertas saring : 0.87 gram

(5)

Pengolahan Data

 Massa asam nitrosalisilat =(Massa yang didapat) – (Massa kertas saring) Percobaan = 0,87 gram - 0,44 gram

= 0,43 gram  n Ca(NO3)2 : = = 3,18 x10 -3 mol  n Asam Asetat : ρ = → m = ρ.V = (1,049 g/mL)x(2,5 mL) = 2,623 g  n Asam Asetat : = = 0,087 mol  n Asam Salisilat : = = 7,24x10 -3 mol

 Reaksi yang terjadi:

Ca(NO3)2 +2 CH3COOH → 2 CH3COONO2 + Ca(OH)2

m : 3,18x10-3 mol 0,087 mol

r : 3,18x10-3 mol 6,36 x 10-3mol 6,36 x 10-3mol 6,36 x 10-3mol s : - 0,08064 mol 6,36 x 10-3mol 6,36 x 10-3mol

Massa teoritis Asam Nitrosalisilat = mol x Mr

= (6,36 x 10-3mol)x(183,12 g/mol) = 1,165 g  % Kesalahan relatif = | | x 100% =| | x 100% = 63,09 %  % Yield = x 100% = x 100% = 36,91 %

(6)

Pembahasan

Pada percobaan kali ini yang berjudul substitusi aromatik elektrofilik nitrasi fenol yaitu pembuatan asam 4-nitrosalisilat dari asam salisilat, yang memiliki tujuan agar dapat memahami tahapan-tahapan dari reaksi substitusi elektrofilik, mekanisme reaksi di dalamnya dari reaksi substitusi elektrofilik yang terjadi saat nitrasi fenol serta fungsi dari reagen-reagen yang digunakan dalam percobaan ini. Nitrasi merupakan salah satu reaksi substitusi aromatik elektrofilik dimana terjadi reaksi substitusi atom H pada benzen dengan gugus nitro.

Langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu melarutkan Ca(NO3)2

yang berfungsi sebagai pemberi gugus nitro pada reaksi dalam asam asetat glasial (sebagai pelarut dan katalis asam pada reaksi pembentukan NO2+). Sebelumnya, asam asetat glasial

dihangatkan terlebih dahulu menggunakan hot plate. Digunakan asam asetat glasial karena konsentrasi kepekatannya lebih tinggi dan lebih menyengat dibandingkan asam asetat biasa. Proses selanjutnya yaitu menambahkan asam salisilat ke campuran tersebut sehingga campuran berubah warna menjadi merah tua yang sebelumnya berwarna bening. Asam salisilat merupakan suatu benzena yang tersubstitusi dengan dua gugus substitusi yaitu –OH dan –COOH. Kedua gugus tersebut memberikan pengaruh pada cincin benzena yaitu gugus – OH sebagai pengaktivasi cincin benzena serta sebagai pengarah posisi orto-para sedangkan gugus –COOH sebagai pendeaktivasi cincin benzena dan sebagai pengarah posisi meta.

(7)

Akibat adanya kedua gugus tersebut (-OH dan –COOH) maka substituen ketiga yaitu NO2+ akan diarahkan ke posisi para dari –OH dan meta dari –COOH. Seperti gambar di

bawah :

Dalam proses reksi nitrasi tersebut, ada beberapa tahapan reaksi yang dilalui. Mekanisme reaksi yang terjadi yaitu :

Kemudian pemanasan campuran dilakukan dalam waterbath pada suhu 80oC yang bertujuan untuk mempercepat reaksi, lalu pada campuran ditambahkan air dingin yang bertujuan untuk menarik H+ dan mencuci pengotor-pengotor polar agar didapatkan Kristal

(8)

yang murni. Setelah itu dilakukan pendinginan pada campuran dalam icebath yang berfungsi untuk mempercepat proses kristalisasi. Setelah pendinginan, mulai tebentuk kristal cokelat kehitaman dan dilakukan penyaringan pada Kristal tersebut. Setelah dilakukan penyaringan, dilakukan penimbangan pada Kristal yang terbentuk. Ukuran kristal yang dihasilkan bergantung pada kecepatan pembentukan partikel.

Berdasarkan percobaan dan pengolahan data yang diperoleh dari hasil percobaan didapatkan berat endapan nitrosalisilat sebesar 0,43 gram dengan berat teoritisnya sebesar 0.58 gram nitrosalisilat. Selain itu juga didapatkan % Kesalahan Relatif (%KR) sebesar 63,09 % dengan %Yield sebesar 36,91 %. Kesalahan relative yang terjadi dapat disebabkan oleh ketidaktelitian praktikan dalam pengukuran dan pada saat praktikum, pembentukan Kristal yang belum sempurna serta terkontaminasinya dengan zat lain.

Kesimpulan

- Prinsip dasar reaksi nitrasi fenol adalah suatu elektrofil dapat menyerang anion aromatik dengan mensubstitusi salah satu atom hidrogen.

- Reaksi nitrasi fenol merupakan reaksi substitusi aromatik elektrofilik. - Fungsi reagen:

 Ca(NO3)2 sebagai pemberi gugus NO2+

 Asam salisilat sebagai reagen utama

 Asam asetat panas sebagai pelarut dan katalis asam  Air es sebagai penetral sisa asam

- Massa asam 4-nitro salisilat sebesar 0,43 gram dengan % kesalahan relative sebesar 63,09 % dan % yield sebesar 36,91 %.

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden & Fessenden. 2000. Kimia Organik Jilid I. Jakarta : Erlangga

Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga

Tim KBI Organik. 2013. Diktat Penuntun Praktikum Sintesis Kimia Organik. Depok : Departemen Kimia FMIPA UI

(9)

Lampiran :

Material Safety Data Sheet (MSDS)

Kalsium Nitrat Tetrahidrat

Rumus Kimia : Ca(NO3)2.4H2O

Berat molekul : 236.15 g/mol

Titik didih : 42.7°C (108.9°F)

Kelarutan : Mudah larut dalam air dingin

Potensi bahaya akut terhadap kesehatan : bahaya yang disebabkan karena kontak mata (iritasi), kontak kulit (iritasi), menghirup dan menelan. Paparan yang lebih banyak dan sering dapat menyebabkan iritasi terhadap saluran pernafasan.

Asam Asetat

Rumus Kimia : CH3C OOH

Nama Kimia : Acetic Acid, Glacial

Sinonim: Acetic acid, glacial acetic acid

Berat molekul : 60.05 g/mol

Titik didih : temperatur dekomposisi 211°C (411.8°F)

Titik leleh : 159°C (318.2°F)

Kelarutan : mudah larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam dietil eter, aseton

Potensi akut terhadap kesehatan : bahaya yang disebabkan karena kontak mata (iritasi), kontak kulit (iritasi), menghirup dan menelan.

(10)

Asam Salisilat

Rumus kimia : C7H6O3

Sinonim : 2-hydroxybenzoic acid

Berat molekul : 138.12 g/mol

Titik didih : 179°C (354.2°F)

Titik lelah : -26°C (-14.8°F)

Kelarutan : larut dalam air dingin

Potensi akut terhadap kesehatan : bahaya yang disebabkan karena kontak mata (iritasi), kontak kulit (iritasi), menghirup dan menelan (iritasi lambung). Beberapa paparan yang berlebih dapat menyebabkan kematian.

Referensi

Dokumen terkait

Pada percobaan ini, perbandingan massa yang paling baik terdapat pada variasi 2 yaitu 2 gram asam salisilat dengan 4 ml anhidrida asetat dan 6 tetes H 2 SO 4 dengan produk

Pada percobaan kerja enzim kali ini, peneliti menggunakan 4 macam pH berbeda yang merepresentasikan suasana asam, basa dan netral yang meliputi; pH 2.5, pH 6,

fermentasi 0, 2, 4, 6 jam pada suhu 39 o C terhadap hasil pembuatan soyghurt , angka konsentrasi dan angka waktu fermentasi yang terbesarlah yang memiliki kadar asam. laktat

6 Melalui tahapan plan, do, dan see, secara ringkas, Bill Cerbin & Bryan Kopp (Sudrajat, 2008) mengemukakan bahwa lesson study memiliki 4 (empat) tujuan

Robert J. Clements melihat sastra bandingan sebagai disiplin akademis yang memiliki pendekatan yang mencakup aspek (1) tema, (2) jenis/bentuk, (3) gerakan/trend, (4) keterhubungan sastra dengan disiplin dan media seni lain, dan (5) sejarah teori sastra. Obyek (1), (2), (3) dan (5) sebenarnya merupakan wilayah sastra. Teori-teori sastra dapat dimanfaatkan, terutama teori struktural, formalisme, semiotik, untuk membandingkan beberapa karya sastra. Yang diharapkan, kelak dapat menyusun pula sejarah sastra, kritik sastra, dan teori baru tentang sastra. Adapun obyek (4) merupakan analisis yang terkait dengan interdisipliner sastra. Bangunan teoritik yang dikehendaki merupakan studi sastra dalam multidisiplin. Sastra bandingan adalah studi sastra yang memiliki perbedaan bahasa dan asal negara dengan suatu tujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan dan pengaruhnya antara karya yang satu terhadap karya yang lain, serta ciri-ciri yang dimilikinya (dalam Endraswara, 2011: 192). Pendapat ini lebih menekankan bahwa penelitian sastra bandingan harus berasal dari negara yang berbeda sehingga mempunyai bahasa yang berbeda pula. 3. Sapardi Djoko Damono Menurut Damono (2009:1) sastra bandingan adalah pendekatan dalam ilmu sastra yang tidak menghasilkan teori tersendiri. Boleh dikatakan teori apapun bisa dimanfaatkan dalam penelitian sastra bandingan juga disebut sebagai studi dan kajian. Dalam langkah-langkah yang dilakukannya, metode perbandinganlah yang utama. Lanjut Damono (2009:1) perbandingan yang sebenarnya merupakan salah satu metode juga selalu dilaksanakan dalam penelitian seperti halnya memberikan dan menguraikan, tetapi dalam sastra bandingan metode itu merupakan langkah utama. Jadi menurut Damono, sastra bandingan bukan hanya sekedar mempertentangkan dua sastra dari dua negara atau bangsa. Sastra bandingan juga tidak terpatok pada karya-karya besar walaupun kajian sastra bandingan sering kali berkenaan dengan penulis-penulis ternama yang mewakili suatu zaman. Kajian penulis baru yang belum mendapat pengakuan dunia pun dapat digolongkan dalam sastra bandingan. Batasan sastra bandingan tersebut menunjukkan bahwa perbandingan tidak hanya terbatas pada sastra antarbangsa, tetapi juga sesama bangsa sendiri, misalnya antarpengarang, antargenetik, antarzaman, antarbentuk, dan