• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDARDISASI GERGAJI RANTAI UNTUK PENEBANGAN POHON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STANDARDISASI GERGAJI RANTAI UNTUK PENEBANGAN POHON"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Copyright @ P

us

litbang BSN, salinan artikel i

ni dibuat oleh Pusl itbang unt uk ke giatan penelitia n, pen didika n, d an pengem bang an standar C opyright @ R & D of B

SN, this copy iss

ued by R & D for researc h, educati on an d standard d evelo pment

STANDARDISASI GERGAJI RANTAI UNTUK PENEBANGAN POHON

Oleh

Sukanda dan Wesman Endom1

Abstrak

Penebangan pohon merupakan salah satu bagian dari kegiatan penjarangan dan pemanenan hutan. Gergaji rantai adalah alat utama dalam penebangan pohon yang dipakai juga untuk melakukan pembagian batang dan pemotongan cabang. Terdapat belasan macam gergaji rantai yang dapat digolongkan menjadi tiga kelas yaitu ringan, sedang dan berat. Penggolongan ini berhubungan juga dengan berat dan panjang gergaji rantai. Pemilihan macam gergaji rantai yang akan dipakai tergantung pada diameter pohon yang akan ditebang. Pada kegiatan penjarangan dipakai gergaji rantai kelas ringan, sedangkan pada kegiatan pemanenan kayu kebanyakan dipakai gergaji rantai kelas sedang. Selain itu dalam standar gergaji rantai perlu dicantumkan cara penggunaan dan pemeliharaan gergaji rantai.

Kata kunci: gergaji rantai, tiga kelas, penebangan pohon

(2)

Copyright @ P

us

litbang BSN, salinan artikel i

ni dibuat oleh Pusl itbang unt uk ke giatan penelitia n, pen didika n, d an pengem bang an standar C opyright @ R & D of B

SN, this copy iss

ued by R & D for researc h, educati on an d standard d evelo pment I. PENDAHULUAN

Berdasarkan peralatan yang digunakan dalam penebangan pohon, jenis alat tebang dapat dibedakan menjadi dua sistem yaitu sistem manual dan mekanis. Kegiatan penebangan secara mekanis menggunakan gergaji rantai (chainsaw), sedang penebangan dengan sistem manual dilakukan menggunakan kapak dan gergaji tangan. Menebang dengan gergaji rantai mempunyai beberapa keuntungan, antara lain penebangan dapat dilakukan dengan cepat tetapi pemakaiannya memerlukan operator yang terampil, sehat dan kuat.

Penebangan pohon merupakan salah satu bagian dari kegiatan penjarangan dan pemanenan hutan. Gergaji rantai adalah alat utama dalam penebangan pohon yang dipakai juga untuk melakukan pembagian batang dan pemotongan cabang setelah pohon ditebang.

Gergaji rantai merupakan alat mekanis yang mahal dan berbahaya jika dipergunakan tidak dengan semestinya, karena itu teknik penebangan dan cara mempergunakan gergaji rantai yang tepat harus betul-betul dikuasai agar tidak terjadi kesalahan. Kesalahan ini dapat mengakibatkan kecelakaan, seperti penebang tertimpa pohon yang roboh akibat salah menentukan arah rebah, kecelakaan dalam penggunaan gergaji rantai disebabkan pengetahuan cara penggunaan alat yang kurang.

Berhubung belum ada standar gergaji rantai untuk penebangan pohon, maka perlu dilakukan penelaahan mengenai kemungkinan pembuatan standar tersebut. Pada tulisan ini dikemukakan hasil penelaahan dimaksud disesuaikan dengan pengalaman di lapangan.

II. METODE

Langkah pertama yang dilakukan ialah penelaahan pustaka mengenai gergaji rantai berupa brosur yang dikeluarkan oleh perusahaan pembuat gergaji rantai dan pustaka mengenai gergaji rantai. Kemudian juga menelaah hasil penelitian mengenai penggunaan gergaji rantai.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Umum

Beberapa kelebihan gergaji rantai antara lain: (1) Alat cukup kuat dan mudah digunakan; (2) Mudah dihidupkan dan dioperasikan, serta proses untuk menghasilkan pemotongan sesuai tujuan dengan cepat, (3) Dapat dipakai pada berbagai posisi pemotongan, (4) Alat cukup tahan lama dan serbaguna dan (5) Berkekuatan besar serta menghemat tenaga manusia. Sedang kelemahannya ialah mahal, untuk dapat dioperasikan perlu operator yang terampil, diperlukan penyediaan bahan bakar dan pelumas agar mesin

(3)

Copyright @ P

us

litbang BSN, salinan artikel i

ni dibuat oleh Pusl itbang unt uk ke giatan penelitia n, pen didika n, d an pengem bang an standar C opyright @ R & D of B

SN, this copy iss

ued by R & D for researc h, educati on an d standard d evelo pment

tetap awet, rantai cukup peka mengalami kerusakan bila menyentuh tanah, dan perlu ada persediaan rantai agar selalu siap dapat dioperasikan. Bagian kelengkapan gergaji rantai disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Gergaji Rantai dengan Nama Bagian-bagiannya

Keterangan gambar:

1. Keping rantai 12. Tutup tangki pelumas

2. Rantai 13. Penutup starter

3. Pengatur dudukan rantai 14. Tutup tangki bahan bakar

4. Penyaring kotoran/debu 15. Tutup pengaman handle

5. Pelindung tangan 16. Pengatur gas

6. Pegangan 17. Choker

7. Starter 18. Pengencang bar

8. Tutup spark plug 19. Pengatur gas

9. Saringan udara 20. Penstabil dudukan rantai

10. Panel pemberhentian mesin 21. Tutup rantai

11. Pengaman

3.2 Macam Gergaji Rantai

Berdasarkan operator, gergaji rantai dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu gergaji rantai untuk 2 orang (two men chainsaw) dan gergaji rantai untuk 1 orang (one men

chainsaw) (Staaf & Wiksten, 1984). Gergaji rantai untuk satu orang sering digunakan

untuk menebang pohon, sedangkan gergaji rantai untuk 2 orang digunakan untuk memotong batang yang diameternya besar.

Berdasarkan berat dan kekuatannya, gergaji rantai dapat dibedakan menjadi tiga kelas (Tabel 1) yang dikutip dari Standar Jerman (Soenarso, et al, 1972)

(4)

Copyright @ P

us

litbang BSN, salinan artikel i

ni dibuat oleh Pusl itbang unt uk ke giatan penelitia n, pen didika n, d an pengem bang an standar C opyright @ R & D of B

SN, this copy iss

ued by R & D for researc h, educati on an d standard d evelo pment

Kelas Berat (kg) Kekuatan PK

Ringan kurang dari 10 kg 2-< 4

Sedang 10-12 kg 4-< 6

Berat 12 kg ke atas 6-8

Untuk setiap kelas masih dapat dibedakan lagi, selain berdasarkan berat dan kekuatan juga berdasarkan ukuran. Beberapa contoh akan dikemukakan yang berasal dari brosur perusahaan pembuat gergaji rantai (Tabel 2, 3 dan 4).

Tabel 2 Beberapa Macam Gergaji Rantai Kelas Ringan Macam gergaji rantai Uraian

1 2 3

Isi silinder (cc) 36 42 53

Tenaga (PK) 2,2 2,9 3,4

Getaran depan/belakang (m/dt²) 4,9/7,7 3,6-5,4 4,9/7,2

Panjang keping rantai (cm) 32,5 45 50

Tabel 3 Beberapa Macam Gergaji Rantai Kelas Sedang Macam gergaji rantai Uraian

1 2 3

Isi silinder (cc) 54 71 81

Tenaga (PK) 4,1 5,3 5,7

Getaran depan/belakang (m/dt²) 3,0/4,9 3,1/4,6 7,2/7,3

Panjang keping rantai (cm) 35 50 70

Tabel 4 Beberapa Macam Gergaji Rantai Kelas Berat Macam gergaji rantai Uraian

1 2 3

Isi silinder (cc) 87 94 119

Tenaga (PK) 6,1 7,1 8,4

Getaran depan/belakang (m/dt²) 6,2/8,0 6,5/10,2 7,7/10,6

Panjang keping rantai (cm) 70 90 105

3.3 Penggunaan Gergaji Rantai

Tindakan yang perlu dilakukan sebelum gergaji rantai dipergunakan (Soenarso, et al,1972 (b), antara lain:

1 Pemasangan keping rantai dan rantai

Untuk memasang keping rantai dan rantainya, tutup pelindung roda rantai perlu dibuka terlebih dahulu dengan melepas mur pada baud kemudian rantai dipasang

(5)

Copyright @ P

us

litbang BSN, salinan artikel i

ni dibuat oleh Pusl itbang unt uk ke giatan penelitia n, pen didika n, d an pengem bang an standar C opyright @ R & D of B

SN, this copy iss

ued by R & D for researc h, educati on an d standard d evelo pment

pada alur keping rantai dengan gigi pengerat pada bagian atas keping rantai mengarah pada ujung.

2 Pengisian bahan bakar

Bahan bakar yang dipergunakan adalah bensin campur dengan perbandingan satu bagian bahan pelumas (SAE 30) dan 25 bagian bensin (Premium). Pada gergaji rantai yang baru, selama 40 jam pertama digunakan campuran dengan perbandingan 1:20. Campuran tersebut harus tercampur dengan baik yaitu dengan mengguncang-guncangkan terlebih dahulu sebelum dimasukan ke dalam tangki.

3 Pengisian minyak pelumas rantai

Rantai gergaji harus diberi pelumas agar tidak cepat rusak. Pelumas rantai digunakan minyak pelumas SAE 30, tidak diperbolehkan mempergunakan minyak bekas.

4 Menghidupkan dan mematikan mesin

Cara menghidupkan mesin adalah tali starter ditarik perlahan - lahan 3-5 kali agar masuk campuran bahan bakar dan udara, kemudian baru ditarik sekaligus sampai mesin hidup (Gambar 2). Cara mematikannya adalah menekan tombol pada posisi

off.

(1) (2)

Gambar 2 (1) Cara Menghidupkan Mesin yang Benar (2) Cara Menghidupkan Mesin yang Salah

5 Pelumasan rantai

Segera setelah mesin hidup, pelumas dipompa oleh mesin sehingga alur keping rantai dan rantai gergaji mendapat pelumasan. Untuk jenis gergaji yang sistem pelumasannya tidak otomatis, minyak dapat mengalir kedalam alur keping rantai dan rantai gergaji dengan jalan menekan tombol pompa dengan ibu jari. Pelumas

(6)

Copyright @ P

us

litbang BSN, salinan artikel i

ni dibuat oleh Pusl itbang unt uk ke giatan penelitia n, pen didika n, d an pengem bang an standar C opyright @ R & D of B

SN, this copy iss

ued by R & D for researc h, educati on an d standard d evelo pment

rantai dapat diperiksa dengan cara meletakkan sehelai kertas dimuka gergaji yang dihidupkan. Bila pelumasan baik, maka minyak akan memercik pada kertas tersebut.

Penggunaan gergaji rantai:

1. Menebang pohon pada kegiatan penjarangan

Penjarangan adalah menebang pohon yang kurang baik untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih baik pada pohon yang lebih baik pertumbuhaannya meningkat. Menebang pohon pada kegiatan penjarangan tidak terlalu sulit karena pohon yang akan ditebang telah ditandai terlebih dahulu dan pohon yang ditebang berdiameter kecil (<20 cm) sehingga gergaji rantai yang dipergunakan cukup dengan gergaji rantai kelas ringan (Gambar 3).

Gambar 3 Gergaji Rantai Kelas Ringan (berat kurang dari 10 kg, kekuatan 2- <4 PK

2. Menebang pohon pada kegiatan pemanenan di hutan tanaman

Untuk menebang pohon pada kegiatan pemanenan di hutan tanaman digunakan gergaji rantai kelas sedang karena diameter pohon yang ditebang rata-rata 22 cm (Gambar 4). Penebangan dilakukan oleh regu tebang yang terdiri dari operator (penebang) dan 4 orang pembantu untuk mengumpulkan kayu. Prestasi kerja satu regu tebang di hutan tanaman dengan diameter 22 cm menggunakan gergaji rantai kelas sedang adalah 15 m3 per hari atau 2,14 m3 per jam.(Dulsalam & Tinambunan, 2006).

Gambar 4 Gergaji Rantai Kelas Sedang (berat 10-12 kg, kekuatan 4- <6 PK)

3. Menebang pohon pada kegiatan pemanenan di hutan alam

Untuk menebang pohon pada kegiatan pemanenan digunakan gergaji rantai kelas berat (Gambar 5).

(7)

Copyright @ P

us

litbang BSN, salinan artikel i

ni dibuat oleh Pusl itbang unt uk ke giatan penelitia n, pen didika n, d an pengem bang an standar C opyright @ R & D of B

SN, this copy iss

ued by R & D for researc h, educati on an d standard d evelo pment

Gambar 5 Gergaji Rantai Kelas Berat (berat >12 kg, kekuatan 6-8 PK)

Penebangan dilakukan oleh regu tebang yang terdiri dari operator (penebang) dan pembantu. Produktivitas kerja satu regu tebang di hutan alam untuk menebang pohon diameter 80 cm menggunakan gergaji rantai kelas berat disajikan pada Tabel 5 (Soenarso dan Simarmata, 1974).

Tabel 5 Produktivitas Beberapa Macam Gergaji Rantai Gergaji rantai Kekuatan (PK) Panjang keping rantai (cm) Jam kerja (jam/hari) Produksi (m3/hari) Produktivitas (m3/jam) 1 8 90 5,8 109,70 18,96 2 8 90 5,2 83,96 16,15 3 10 90 5,8 106,15 18,35 4 8 90 8,1 204,96 25,15 5 10 90 5,2 101,47 19,44

3.4 Pemeliharaan Gergaji Rantai

Pemeliharaan gergaji rantai yang baik dan teratur akan mempengaruhi kelancaran penggunaan dan umur pemakaian sehingga produktivitas tidak menurun (Soenarso et al, 1972 (a)).

1. Keping rantai

Alur dan lubang minyak pelumas pada keping rantai harus dibersihkan setiap gergaji selesai dipergunakan. Serbuk gergaji yang melekat harus dibersihkan dengan kuas dan bensin. Untuk mendapatkan keausan yang merata, posisi pemakaian keping rantai harus digilir.

2. Rantai

Untuk kelancaran pekerjaan perlu disediakan dua buah rantai untuk setiap gergaji. Selama rantai yang satu dipakai, rantai yang lain direndam dalam minyak pelumas. Rantai dikatakan baik apabila semua giginya mempunyai panjang, ketajaman, sudut dan tinggi yang sama.

(8)

Copyright @ P

us

litbang BSN, salinan artikel i

ni dibuat oleh Pusl itbang unt uk ke giatan penelitia n, pen didika n, d an pengem bang an standar C opyright @ R & D of B

SN, this copy iss

ued by R & D for researc h, educati on an d standard d evelo pment

Rantai yang tumpul perlu ditajamkan dengan kikir bundar yang sesuai dengan ukuran gigi rantai. Pada akhir pengikiran 1/10 -1/5 diameter kikir harus berada di atas gigi pengerat. Setiap gigi cukup ditajamkan dengan 2-3 kali gesekan ke muka (satu arah).

Yang perlu diperhatikan pada waktu penajaman ialah:

a. Panjang gigi pengerat harus sama. Untuk menyamakan panjang gigi tersebut, yang dijadikan patokan adalah gigi terpendek (Gambar 6).

b. Panjang gigi pengerat bagian luar dan dalam berbeda 2 mm. c. Semua gigi memiliki sudut tajam sebesar 35o(Gambar 7) d. Semua gigi memiliki sudut dada sebesar 90o.(Gambar 8)

e. Perbedaan tinggi gigi pengatur dengan puncak gigi pengerat adalak 0,7 mm untuk pemotongan kayu keras dan untuk pemotongan kayu lunak1,0 mm (Gambar 9).

Gambar 6 Perbedaan Tinggi Kikir dan Puncak Gigi Pengerat

Gambar 7 Mengukur Panjang Gigi Pengerat

(9)

Copyright @ P

us

litbang BSN, salinan artikel i

ni dibuat oleh Pusl itbang unt uk ke giatan penelitia n, pen didika n, d an pengem bang an standar C opyright @ R & D of B

SN, this copy iss

ued by R & D for researc h, educati on an d standard d evelo pment

Gambar 8 Sudut Dada Gigi

Gambar 9 Perbedaan Tinggi Antara Puncak Gigi Pengerat dan Gigi Pengatur

3. Saringan udara

Saringan udara harus sering dibersihkan setiap hari dengan mempergunakan kwas. Sebelum saringan itu diambil, choke harus ditutup supaya tidak ada kotoran yang masuk ke karburator.

4. Karburator

Untuk mendapatkan suara motor yang bersih dan rata maka sekrup pengatur disetel serendah mungkin sehingga kopling tidak selip dan rantai tidak berputar.

5. Busi

Kotoran sisa pembakaran yang melekat pada busi perlu dibersihkan dengan menggunakan sikat dan bensin. Renggang elektroda harus dipertahankan pada 0,5 mm dan diukur dengan alat feeler.

6. Tali starter

Tali starter jangan ditarik sampai habis untuk menjaga supaya tali dan per tidak putus. Pengembaliannya tidak boleh dilakukan sekaligus, melainkan harus dengan perlahan-lahan sampai tali tergulung kembali dengan rapi.

7. Saringan bahan bakar

Saringan bahan bakar yang ada dalam tangki bahan bakar harus sering dibersihkan.

8. Pompa minyak pelumas

Sistem pelumasan rantai ada yang otomatis di mana minyak pelumasnya mengalir sendiri dan ada yang harus dibantu dengan pompa yang digerakkan dengan ibu jari. Minyak pelumas harus bersih agar tidak mengganggu kelancaran pelumasan.

(10)

Copyright @ P

us

litbang BSN, salinan artikel i

ni dibuat oleh Pusl itbang unt uk ke giatan penelitia n, pen didika n, d an pengem bang an standar C opyright @ R & D of B

SN, this copy iss

ued by R & D for researc h, educati on an d standard d evelo pment 9. Kopling

Untuk mencegah kopling tidak selip hendaknya diusahakan supaya rantai sudah berjalan sebelum pemotongan. Selama pemotongan sebaiknya dipergunakan kecepatan penuh.

10. Roda rantai

Gigi roda rantai harus dijaga supaya tetap dalam keadaan baik (tidak longgar). Jika giginya sudah aus maka perlu diganti dengan roda rantai yang baru supaya kecepatan perputaran rantai dan tenaga gergaji tetap baik.

IV. KESIMPULAN

1 Gergaji rantai adalah alat utama dalam penebangan pohon yang dipakai juga untuk melakukan pembagian batang dan pemotongan cabang. Terdapat belasan macam gergaji rantai yang dapat digolongkan menjadi tiga kelas yaitu ringan, sedang dan berat.

2 Gergaji rantai yang dipergunakan untuk penjarangan adalah gergaji rantai kelas ringan, gergaji rantai yang dipergunakan untuk penebangan pohon di hutan tanaman adalah gergaji rantai kelas sedang dan gergaji rantai yang dipergunakan untuk penebangan pohon di hutan alam adalah gergaji rantai kelas berat.

3 Perlu dilakukan pemeliharaan secara teratur untuk meningkatkan umur pakai sehingga produktivitas tidak menurun.

V. DAFTAR PUSTAKA

1. Dulsalam dan D.Tinambunan. 2006. Produktivitas dan Biaya Pemanenan Hutan Tanaman: Studi Kasus di PT. Musi Hutan Persada, Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 24(3):251-266. Bogor

2. Sastrodimedjo, R.S dan S.R Simarmata. 1974. Produktivitas dan Biaya Eksploitasi Mekanis Kayu Meranti di Kalimantan. Laporan (Report). No. 47. Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Bogor

3. Soenarso, R, Soewito, I, Sumantri dan Widodo. 1972. (a) Penuntun Pemeliharaan Gergaji Mesin. Publikasi Khusus No 10. Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Bogor 4. Soenarso, R, Soewito, I, Sumantri dan Widodo. 1972. (b) Penuntun Penggunaan

Gergaji Mesin. Publikasi Khusus No 9. Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Bogor 5. Srihardiono,U.I. 2005. Pemanenan Hutan Tanaman Pengalaman di PT. Musi

Hutan Persada Sumatera Selatan. PT Musi Hutan Persada. Palembang 6. Staaf, K.A.G dan N.A. Wiksten. 1984. Tree harvesting techniques 7. ______________________, Martinus Ninhoff Publisher

Zier, L. 1965. Werzeugkunde fur die waldarbeid. Bayerischer Landwirscafsverlag. Munchen Basel Wien

Gambar

Gambar 1  Gergaji Rantai dengan Nama Bagian-bagiannya
Tabel 3  Beberapa Macam Gergaji Rantai Kelas Sedang  Macam gergaji rantai Uraian
Gambar 2  (1) Cara Menghidupkan Mesin yang Benar (2) Cara Menghidupkan  Mesin yang Salah
Gambar 3  Gergaji Rantai Kelas Ringan (berat kurang dari 10 kg, kekuatan 2- &lt;4  PK
+4

Referensi

Dokumen terkait

Perangkat yang telah dirancang bertujuan untuk melakukan proses penangkapan gambar oleh kamera LS-Y201 dengan memanfaatkan arduino UNO sebagai pengontrol, selain

Rendahnya nilai pertumbuhan berat rata-rata pada perlakuan Kontrol (P0) diduga karena tidak adanya bakteri pro- biotik yang dapat membantu proses degradasi senyawa organik dan

Dalam penulisan karya ilmiah ini, untuk memperoleh solusi optimal dari masalah IP digunakan software Lingo 8.0 yaitu sebuah program yang didesain untuk menentukan

Secara umum tujuan pendidikan moral dalam keluarga adalah mendidik dan membina anak menjadi manusia dewasa yang memiliki mentalitas dan moralitas yang luhur dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh level pemanfaatan jerami padi fermentasi dengan probiotok Starbio terhadap kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik

Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh kopigmentasi pewarna alami antosianin dari rosela dengan brazilein dari kayu secang terhadap kualitas dan stabilitas warna

Semakin cepat sampai ke tangan konsumen maka biaya pemasaran dapat ditekan akibat dari sedikitnya lembaga pemasaran yang terlibat, marjin pemasaran semakin kecil dan

BMT akan bisa berkembang jika sumber daya manusianya berkembang, semakin baik sumber daya manusianya maka akan semakin banyak nasabah yang tertarik untuk melakukan