• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yaitu koefisien determinasi (R 2 ) menujukkan bahwa variabel bebas. terhadap penyerapan tenaga kerja.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yaitu koefisien determinasi (R 2 ) menujukkan bahwa variabel bebas. terhadap penyerapan tenaga kerja."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitan Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Ziyadaturrofiqoh, dkk (2018) dengan menggunakan dat atime series dan alat analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian yaitu koefisien determinasi (R2) menujukkan bahwa variabel bebas

yang diteliti mampu menjelaskan 91 persen terhadap penyerapan tenaga kerja dan sisanya 9 persen dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti. Variabel PDRB menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, sedangkan variabel upah minimum dan pengeluaran pemerintah menunjukkan adanya pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.

Azaini (2014) analisis data yang dihunakan dalam penelitian ini yaitu regresi berganda dengan tahun 1998 – 2012. Hasil dari penelitian mengatakan bahwa pengaruh pertumbuhan ekonomi diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,005 dan dengan nilai koefisien 0,014. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Variabel upah minimum memiliki 0,018 dengan nilai koefisien 0,196. Artinya upah minimum tidak berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. Dan variabel investasi dengan nilai signifikasi 0,005 dan nilai koefisiennya 0,168. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel investasi tidak memiliki pengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja yang ada di Kota Malang.

(2)

Penelitian yang dilakukan oleh Melvin Diana dan Unggul Priyadi (2018) mengatakan bahwa lapangan kerja daerah mempengaruhi pendapatan daerah secara positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang menentukan tingkat lapangan kerja regional menggunakan jangka pendek dan jangka panjang dengan menggunakan Correction Model (ECM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada efek jangka pendek dan jangka panjang dari produk domestik bruto regional terhadap tingkat pekerjaan di Jawa Timur. Selain itu, batas bawah tingkat upah ditetapkan oleh pemerintah dan tingkat inflasi juga tidak berpengaruh. Tetapi jumlah industri dan tingkat investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap lapangan kerja regional dalam jangka pendek dan panjang.

Herdian dan Suparno (2017) teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan time series, data yang diambil mulai tahun 2009 – 2013. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil thitung jumlah industri

sebesar 4,082 dengan tingkat signifikasi t sebesar 0,027 menunjukkah bahwa hasil tersebut lebih kecil dari 0,05 yang artinya jumlah industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.

Penelitian yang dilakukan oleh Djupiansyah Ganie tahun 2017 dengan menggunakan data time series didapat hasil bahwa variabel upah, tingkat pendidikan, PDRB berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap peyerapan tenaga kerja, sedangkan jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.

Penelitian ini dilakukan oleh Rian (2018) dengan menggunakan data panel. Hasil dari penelitian ini yaitu jumlah penduduk memiliki pengaruh yang

(3)

positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Upah minimum memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Sedangkan PDRB memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Jawa Tengah Tengah tahun 2011-2016.

B. Landasan Teori 1. Tenaga Kerja

a. Pengertian Tenaga Kerja

Menurut undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang tercantum dalam Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Sedangkan menurut Mulyadi (2003) tenaga kerja yaitu penduduk dalam usia kerja 15-64 tahun atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika. Dengan demikian tenaga kerja di In donesia dimaksudkan sebagai penduduk yang berumur 15 tahun atau lebih, dan penduduk berumur dibawah 15 tahun digolongkan bukan tenaga kerja.

b. Klasifikasi Tenaga Kerja

1) Angkatan Kerja

Angkatan kerja yaitu bagian dari penduduk yang mampu dan bersedia melakukan pekerjaan. Artinya seseorang tersebut mampu secara fisik dan jasmani, kemampuan mental dan dan secara yuridis

(4)

mampu serta tidak kehilangan kebebasan untuk memilih dan melakukan pekerjaan serta bersedia secara aktif maupun pasif dalam melakukan dan mencari pekerjaan, Sumarsono (2009). Selain itu angkatan kerja merupakan bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat dalam kegiantan produktif yaitu produksi barang dan jasa, Mulyadi (2003 : 45).

2) Bukan Angkatan Kerja

Bukan angkatan keja merupakan bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya tidak terlibat di dalam kegiatan produktif yaitu yang memproduksi barang dan jasa.Artinya yang dimaksud bukan angkatan kerja yaitu bagian dari tenaga kerja yang tidak mampu mencari pekerjaan, termasuk dalam golongan yang masih bersekolah, mengurus rumah tangga, dan golongan lainnya, Simanjuntak, 1995:6 (dalam Sumarsono, 2009).

2. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

Permintaan tenaga kerja yaitu jumlah tenaga kerja yang diminta oleh suatu perusahaan pada tingkat upah tertentu. Perusahaan memperkerjakan seseorang artinya perusahaan tersebut membutuhkan pekerja untuk memproduksi barang atau jasa yang akan dijual kepada masyarakat. Meningkatnya permintaan terhadap tenaga kerja tergantung dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksinya. Menurut Sumarsono (2009 : 12) permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

(5)

1. Perubahan Tingkat Upah

Perubahan tingkat upah akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi perusahaan. Apabila digunakan asumsi bahwa tingkat upah naik, maka akan terjadi hal-hal sebagai berikut:

a. Naiknya tingkat upah akan menaikkan biaya produksi perusahaan, selanjutnya akan meningkatkan harga per unit barang yang diproduksi. Konsumen akan memberikan respon yang cepat apabila terjadi kenaikan harga barang yaitu dengan mengurangi konsumsi atau bahkan tidak membeli barang yang bersangkuatan. Akibatnya banyak produksi barang yang tidak terjual dan terpaksa produsen mengurangi jumlah produksinya. Turunnya target produksi berpengaruh terhadap jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Penurunan penggunan tenaga kerja dikarenakan turunnya pula skala produksi.

b. Apabila upah meningkat (asumsi harga dari barang-barang modal lainnya tidak berubah) maka perusahaan akan lebih menggunakan teknologi padat modal untuk proses produksinya dan menggantikan kebutuhan akan tenaga kerja dengan kebutuhan barang-barang modal seperti mesin dan lain-lain. Penurunan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan karena tergantikan oleh tenaga mesin ini disebut dengan efek substitusi.

2. Permintaan Pasar akan Hasil Produksi

Apabila permintaan akan produksi perusahaan meningkat, produsen cenderung untuk menambah kapasitas produksinya sehingga produsen juga akan menambah penggunaan tenaga kerjanya.

(6)

3. Harga-harga Barang Modal

Harga modal yang turun akan mempenagruhi biaya produksi dan tentunya mengakibatkan harga jual per unit barang menjadi turun. Hal ini mengakibatkan produsen cenderung akan meningkatkan produksi barangnya karena permintaan pun betambah. Selain itu permintaan tenaga kerja akan bertambah karena peningkatan kegiatan produksi.

Terjadinya penawaran tenaga kerja dipengaruhi oleh kebijakan yang diambil seseorang dalam menentukan atau tidaknya dia bekerja. Keputusan tersebut bergantung pada tingkah laku seseorang dalam menggunakan waktunya, apakah digunakan untuk bekerja, apakah dia gunakan untuk kegiatan lain yang bersifat santai (tidak produktif tetapi konsumtif), atau merupakan kombinasi antara keduanya. Jika dikaitkan dengan upah, maka keputusan dalam bekerja seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat penghasilan seseorang. Artinya jika pendapatan seseorang itu sudah cukup tinggi, maka seseorang tersebut kemungkinan akan mengurangi alokasi waktunya untuk bekerja. (Sumarsono, 2009)

(7)

3. Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja

Gambar 2.1 Kurva Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja Sumber: Mankiw, 2014:380

Dari gambar diatas terlihat bahwa keseimbangan yang terjadi pada pasar tenaga kerja. ketika pasar tenaga kerja berada di titik keseimbangan, maka setiap perusahaan telah membeli tenaga kerja sebanyak mungkin selama masih memberikan keuntungan pada keseimbangan upah, yaitu ketika perusahaan telah mengikuti ketetapan untuk memaksimalkan laba: perusahaan mempekerjakan kaaryawan sampai sampai nilai produk marginal tenaga kerja setara dengan upah. Hal tersebut yang membuat upah harus seimbang dengan nilai produk marginal tenaga kerja ketika perusahaan menyeimbangkan penawaran dan permintaan. (Mankiw, 2014:379-380).

Upah (Harga Tenaga Kerja) Penawaran Keseimbanga nUpah Permintaan Jumlah Tenaga Kerja Keseimbangan Ketenagakerja an 0 L W

(8)

a. Pergeseran dalam penawaran tenaga kerja

Gambar 2.2 Kurva Pergeseran Penawaran Tenaga Kerja Sumber: Mankiw, 2014:381

Pada kurva 2.1 menunjukkan penawaran tenaga kerja meningkat dan bergeser dari S1 ke S2 dan pada upah awal W1, jumlah penawaran tenaga kerja kini melampaui jumlah permintaan. Meningkatnya jumlah tenaga kerja ini membuat upah para pekerja menjadi menurun. Turunnya tingkat upah dari W1 ke W2 membuat perusahaan memperoleh keuntungan untuk menyewa para pekerja lebih banyak lagi dan membuat tenaga kerja naik dari L1 ke L2.

Pada saat jumlah pekerja yang di sewa meningkat maka upah pekerja akan menurun, dan menyebabkan penurunan pula pada nilai produk marginal. Dalam keseimbangan yang baru, baik upah maupun nilai

Upah (Harga Tenaga Kerja) Penawaran S1 Permintaan Jumlah Tenaga Kerja 0 W2 W1 L2 L1 S2

(9)

produk marginal tenaga kerja lebih tendah dari sebelum gelombang pekerja baru datang (Mankiw, 2014:380-381).

b. Pergeseran dalam permintaan tenaga kerja

Ketika popularitas suatu produk meningkat akan mengakibatkan kenaikan harg, naiknya harga tersebut tidak mempengaruhi produk marginal tenaga kerja dengan berapa pun jumlah pekerja. Dengan harga suatu produk yang meningkat, perusahaan akan menyewa lebih banyak pekerja dan menambah keuntungan. (Mankiw, 2014)

Gambar 2.3 Kurva Pergeseran Permintaan Tenaga Kerja Sumber: Mankiw, 2014:382

Dapat dilihat pada kurva diatas permintaan tenaga kerja meningkat dari D1 ke D2 maka keseimbangan upah juga meningkat dari W1 ke W2 ,

dan keseimbangan ketenaga kerjaan naik dari L1 ke L2. Kembali,

perubahan dalam upah menunjukkan perubahan dalam nilai produk

Upah (Harga Tenaga Kerja) Penawaran Jumlah Tenaga Kerja 0 W2 W1 L2 L1 D2 PermintaanD1

(10)

marginal tenaga kerja dengan harga produk perusahaan yang lebih tinggi, produk tambahan dari pekerja ekstra lebih bernilai (Mankiw, 2014:382).

4. Kesempatan Kerja

Secara garis besar kesempatan kerja merupakan besarnya kesediaan usaha

produksi dalam memperkerjakan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi. Dengan kata lain kesempatan yang tersedia untuk bekerja yang ada dari suatu kegiatan ekonomi (produksi) termasuk semua lapangan pekerjaan yang sudah diduduki dan semua pekerjaan yang masih menyediakan lowongan pekerjaan. Menurut Sumarsono (2009 : 45) terciptanya kesempatan kerja dipengaruhi oleh suatu perekonomian pada pertumbuhan dan daya serap masing-masing sector. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap tenaga kerja diantaranya:

a. Kemungkinan substitusi tenaga kerja dengan faktor produksi yang lain. b. Elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilkan.

c. Proporsi biaya karyawan terhadap seluruh biaya produksi. d. Elastisitas persediaan faktor produksi pelengkap lainnya.

5. Penyerapan Tenaga Kerja

Penyerapan tenaga kerja merupakan diterimanya para pelaku tenaga kerja untuk melakukan tugas sebagaimana mestinya atau suatu keadaan yang menggambarkan tersedianya pekerjaan atau lapangan pekerjaan untuk diisi oleh pencari kerja. Todaro, 2003 (dalam Febryana, 2016). Secara umum penyerapan tenaga kerja menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan dalam menyerap tenaga kerja untuk menghasilkan produk yang dikelola

(11)

perusahaan. Terserapnya tenaga kerja tidaksama antara sektor yang satu dengan sektor lainya.

Selain itu penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya lapangan kerja yang sudah terisi yang terdiri dari banyaknya jumlah angkatan kerja yang bekerja.Banyaknya pekerja tersebur berasal dari penduduk yang terserap dan tersebar di berbagai sektor perekonomian (Kuncoro, 2002). Terserapnya penduduk diberbagai sektor perekonomian disebabkan oleh adanya permintaan akan tenaga kerja. Oleh karena itu faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja juga akan mempengaruhi penyerapan tenaga kerja.

6. Upah

a. Pengertian Upah

Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No.13 Tahun 2000, Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada perkerja atau buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu oerjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan termasuk tunjangan bagi ekerja atau buruh dan kelurganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Sedangkan menurut Sukirno (2005) yang membuat perbedaan pengertian upah yaitu: 1) Upah nominal (upah uang) yaitu jumlah uang yang diterima para pekerja dari para pengusaha sebagai pembayaran atas tenaga mental dan fisik para pekerja yang digunakan dalam proses produksi.

(12)

2) Upah riil yaitu tingkat upah pekerja yang diukur dari sudut kemampuan upah tersebut membeli barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja.

Sementara menurut Simanjuntak (2001:12) menyatakan upah meimbalan yang diterima seseorang atas jasa kerja yang diberikannya bagi pihak lain, diberikan seluruhnya dalam bentuk uang dan sebagia dalam bentuk natura.

b. Upah Minimum

Upah minimum merupakan suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Sedangkan dalam Peratuarn Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.7 tahun 2013 menyatakan bahwa upah minium merupakan upah bulanan terendah yang ditetapkan oleh Gubernur sebagai jaring pengaman untuk melindungi tenaga kerja. Selanjutnya upah minimu dibagi menjadi dua yaitu Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).Keadaan perburuhan yang sifat dan dinamikanya semakin kompleks mengharuskan pemerintah mengatur dalam besaran upah bagi buruh.

Kebijakan Upah Minimum juga diatur dalam pasal 3 peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 7 Tahun 2013 yaitu penetapan upah minimum didasarkan pada KHL dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Upah minimum juga meningkat setiap tahunnya seiring dengan naiknya upah nominal

(13)

kesejahteraan (upah riil). Kenaikan upah Minimum Provinsi menyebabkan dilema bagi perusahaan, karena disuatu sisi harus mematuhi peraturan pengupahan yang telah diterapkan pemerintah, namun disisi lain permasalahan labor costdirasakan menjadi berat terutama bagi industri padat karya dan industri kecil menengah.

7. Industri

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.3 Tahun 2014 Pasal 1 tentang perindustrian, industri merupakan seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah badan baku dan memanfaatkan sumber daya inndustri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat yang lebih tinggi termasuk jasa industri. Berdasarkan tingkat investasinya industri dapat dibedakan menjadi tiga yaitu industri besar, industri menengah dan industri kecil.

a. Industri kecil yaitu industri yang memiliki tingkat investasi yang bernilai kurang dari Rp 5 juta.

b. Industri menengah adalah industri yang memiliki tingkat investasi paling sedikit Rp 5 juta dan palinh banya sebesar Rp 200 juta.

c. Industri besar adalah industri yang memiliki tingakt investasi senilai lebih dari Rp 200 juta.

Sedangkan menurut BPS, sektor industri dapat bibedakan berdasarkan jumlah tenga kerja yang digunakan dalam proses produksinya, dan dapat dibedakan menjadi empat yaitu:

a. Industri rumah tangga, jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksinya berjumlah 1 sampai denga 4 orang.

(14)

b. Industri kecil, jumlah tenaga kerja yang digunkana dalam proses produksinya berjumlah 5 sampai dengan 19 orang.

c. Industri sedang, jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksinya berjumlah 20 sampai sengan 99 orang.

d. Industri besar, jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksinya berjumlah 100 orang atau lebih.

8. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk yaitu total dari keseluruhan orang yang mempati suatu wilayah geografis selama 6 bulan atau lebih dan mereka yang berdomisili dan mempati suatu daerah yang kurang dari 6 bulan tapi bertujuan untuk menetap dan mencari pekerjaan di wilayah tersebut.

Thomas Robert Maltus (dalam Subri,2003) mengatakan bahwa pertambahan jumlah penduduk harusnya diiringi dengan pertambahan sumber daya produksi, khususnya sumber daya alam, namun kenyataannya kuantitas dan kualitas sumber daya alam yang dapat dipergunakan manusia cenderung menurun dan sebaliknya jumlah penduduk terus meningkat.

C. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan Upah Minimum dengan Penyerapan Tenaga Kerja

Naik dan turunnya tingkat upah akan mempengaruhi penyerapan tenaga kerja. Upah merupakan biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan, sehingga pihak perusahaan akan meminimalkan biaya produksinya agar mencapai target yang optimal. Jika upah meningkat maka biaya yang dikeluarkan perusahaan juga akan meningkat, selanjutnya akan meningkat pula harga per unit barang yang diproduksi. Hal tersebut akan mengurangi

(15)

konsumsi pada konsumen dan banyak barang yang tidak terjual, maka perusahaan terpaksa menurunkan jumlah produksinya. Akibatnya tenaga kerja yang dibutuhkan semakin menurun dan bertambahnya pengangguran (Simanjuntak, 2002).

2. Hubungan Jumlah Industri Sedang dan Menengah terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Meningkatnya sektor industri pada suatu daerah maka akan menambah lapangan pekerjaan di daerah tersebut. Artinya perusahaan akan membutuhkan pekerja untuk memenuhi produksinyadengan demikian permintaan tenaga kerja akan semakin bertambah dan pengagguran semakin menurun.

Menurut Matz (2003), setiap kenaikan jumlah perusahaan maka akan meningkat pula jumlah output yang akan dihasilkan, sehingga perusahaan akan menambah pekerjanya atau dengan kata lain akan menyerap banyak tenaga kerja. Hal tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Melvin dan Unggul (2018) dengan hasil pertumbuhan industri yang semakin meningkat maka akan meningkat pula penyerapan tenaga kerja karena lapangan pekerjaan akan terbuka lebih luas dan pesat.

3. Hubungan Jumlah Penduduk terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Jumlah penduduk merupakan sumber utama dari penyerapan tenaga kerja sehingga kenaikan jumlah penduduk akan berdampak pada jumlah tenaga kerja yang semakin besar pula. Jumlah penduduk yang bertambah jika diikuti dengan kualitas penduduk yang memadai akan menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Dengan begitu salah satu cara agar

(16)

pertumbuhan ekonomi membaik yaitu dengan penyerapan tenaga kerja secara besar-besaran.

Rian tahun 2018 mengatakan bahwa jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat penyerapan tenaga kerja. Dan jumlah penduduk merupakan potensi sumber daya manusia yang dapat diandalkan termasuk dalam sektor industri. Selain itu, penelitian yang dilakukan Naufal tahun 2017 juga mengatakan bahwa jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.

D. Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran dibuat untuk mendiskripsikan rancangan dari jalan keluar suatu permasalahan yang sudah disebutkan.Selain itu dibuat agar variable-variabel yang diteliti dapat dejelaskan dengan mudah oleh peneliti. Berikut merupakan kerangka pemikiran penelitian:

(17)

Gambar 2.4 Kerangka Berfikir Kualitas SDM Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja Upah Minimum (X1) Jumlah Industri (X2) Jumlah Penduduk (X3)

Analisis Regresi Data Panel

Hipotesis Penelitian:

Diduga upah minimum berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Sedangkan jumlah industri dan jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap penterapan tenaga kerja sektor industri di Karesidenan Kediri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh upah minimum, jumlah industri dan jumlah penduduk terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri di Karesidenan Kediri.

Gambar

Gambar 2.1 Kurva Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja  Sumber: Mankiw, 2014:380
Gambar 2.2 Kurva Pergeseran Penawaran Tenaga Kerja  Sumber: Mankiw, 2014:381
Gambar 2.3 Kurva Pergeseran Permintaan Tenaga Kerja  Sumber: Mankiw, 2014:382
Gambar 2.4 Kerangka Berfikir Kualitas SDM Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja Upah Minimum (X1) Jumlah Industri (X2)  Jumlah Penduduk (X3)

Referensi

Dokumen terkait

dalam rangkaian acara yang digelar hingga 12 Februari ini juga terdapat prosesi pengangkatan jabatan yang dilakukan langsung oleh Dirut Sumber Daya Manusia

Pada fungsional test intrusion detection system menggunakan mikrotik versi 5.20 dapat mendeteksi adanya serangan baik berupa FTP Bruteforce, SSH Bruteforce, Port

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Aktivitas Fisik Sehari-hari Dengan

Dalam sisi sistem informasi yang dibutuhkan oleh salesman untuk mengambil keputusan adalah salesman dapat mengambil keputusan mengenai harga produk yang diberikan

KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 36/PUU-XV/2017: VICTOR SANTOSO TANDIASA.. Siap,

2013.. Tren berolah raga telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia saat ini, salah satunya adalah melakukan fitness. Setiap melakukan latihan, banyak orang membawa

Hasil penelitian tersebut dapat menggambarkan proses pembentukan sedimen dasar pada perilaku sedimen dasar bergerak, yang dinyatakan dengan adanya perubahan

Sehubungan dengan lokasi perumahan tertata tersebut dilakukan penelitian tentang perkembangan perumahan di sebelah Barat dan Timur Kota Medan yaitu Kecamatan Medan Sunggal dan