• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

17 BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Keungulan program dibanding program radio lain

No. Judul penelitian / program Isi penelitian/ program Perbedaan dengan program yang saya buat

Salah sambung 98,70 gen FM Isi siaran berisi hiburan semata. Ada segmen interview tapi dipelesetkan menjadi lawakan yang seharusnya interview adalah

sumber informasi.

Perbedaan dengan program siaran saya adalah dimana interview tetap serius tapi santai sehingga informasi yang disampaikan kepada pendengar tetap ada manfaatnya.

Week End Show 102,20 Prambors Radio

Siaran bersifat entertainment belaka. Segmen interview hanya membahas seputar musik, fashion, dan hal – hal lain yang sifatnya hiburan.

Perbedaan dengan program KumBangDu adalah dimana program KumBangDu ditujukan kepada anak muda.dengan membas topik yang sifatnya serius, tapi dikemas agar menarik minat pendengarnya.

2.2. Teori Khusus

2.2.1. Tahapan produksi radio

Adapun dalam membuat sebuah siaran radio, kita harus memperhatikan tahapan – tahapan produksi radio tersebut seperti :

(2)

A. Mengenali kebutuhan pendengar. Orang merasa membutuhkan radio apabila radio dapat memenuhi apa yang mereka butuhkan. Dari sebab itu, untuk dapat membuat program siaran yang sesuai dengan kebutuhan pendengar, maka perlu kita ketahui dulu apa yang menjadi kebutuhan pendengar.

B. Merencanakan Program. Perencanaan akan menentukan kemana arah program siaran tersebut hendak dibawa, untuk kepentingan siapa mereka ada, apa tujuan bersama yang hendak dicapai, dan sebagainya.

C. Melakukan proses produksi. Proses merealisasikan ide program yang ada kedalam bentuk suara yang juga membentuk teater of mind para pendengarnya, dan bertujuan untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhan para pendengarnya dalam hal informasi dan hiburan berupa music dan juga drama radio.

D. Evaluasi. Setelah seluruh proses perencanaan dan produksi selesai, maka selanjutnya dilakukan proses evaluasi dimana hasil produksi yang sudah selesai diawasi mutunya, dan kesalahan yang ada, dihindari disiaran berikutnya.

2.2. Peran produser dalam produksi siaran radio

Produser adalah seseorang yang bertanggungjawab secara umum terhadap seluruh plaksanaan produksi. Producer adalah orang yang bertanggung jawab untuk menghasilkan macam – macam efek suara dan mengolah pesan untuk disiarkan.( Carl,2009:15). Secara umum, fungsi produser di berbagai bidang ini berbeda satu sama lainnya. Dalam produksi siaran radio misalnya, produser kerap kali melakukan pekerjaan bersifat teknis mulai dari mengumpulkan bahan siaran hingga meramunya menjadi satu program layak siar.

Intinya adalah seorang produser adalah orang yang bertanggung jawab atas keseluruhan produksi sebuah program radio. Baik dari bagian pra produksi dimana seorang producer menyiapkan segala kebutuhan produksi, bagian produksi, dimana program mulai dibuat seorang producer harus mengawasi proses pembuatan program tersebut agar sesuai dengan apa yang direncanakan, sampai tahap pasca produksi dimana produser harus melihat kesiapan sebuah program tersebut untuk siap disiarkan.

Dikaitkan dengan penjelasan diatas, tugas saya sebagai producer dari program siaran KumBangDu, saya bertugas untuk ikut aktif dalam tahapan prses produksi

(3)

siaran tersebut, dari sisi pra produksi yakni mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proses produksi seperti mengembangkan ide, menentukan crew yang bertugas, dan lain sebagainya.

Pada proses produksi, sebagai producer dari siaran KumBangDu, saya bertugas mengawasi jalannya produksi tersebut. Hal – hal yang saya lakukan pada tahapan produksi antara lain adalah menjadi problem solver bagi announcer apabila perlu, mengangkat line telepon dalam segmen Audience Call, dan hal lain yang berhubungan dengan proses produksi siaran radio agar berjalan sesuai rencana.

Tahapan selanjutnya yang menjadi tugas saya sebagai produser acara KumBangDu adalah proses pasca produksi dimana saya bertanggung jawab atas hasil siaran yang baru diproduksi.dalam tahap Mixing dan editing. Selain itu, pada tahapan pasca produksi, saya juga bertugas untuk mengevaluasi program KumBangDu bersama crew yang bertugas untuk memperbaiki produksi selanjutnya.. 2.3.Penyiar (Announcher)

Penyiar (announcer) adalah produk zaman elektronik yang oekerjaannya melakukan komunikasi antarmanusia. Sebagai komunikator, penyiardiserahi tugas untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat (public service) dengan menyampaikan informasi yang menyebar luas dengan begitu cepat dalam waktu singkat sebagaimana “kata – kata lisan” yang disampaikan penyiar kepada pendengar. Berkaitan dengan tanggung jawab diatas, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang penyiar diantaranya:

A. Mempunyai bakat asli.

B. Mempelajari latihan – latihan intensif.

C. Memilki latar belakang pendidikan yang luas. D. Menjalankan tugas dengan tekun.

E. Sanggup bekerja dalam satu tim.

F. Menguasai hardware dan software produksi radio.

(4)

Secara umum ada dua teknik penyiaran radio yang biasa digunakan oleh penyiar.

1. Teknik ad libtium

Teknik ini adalah teknik dimana penyiar tidak menggunakan naskah yang sudah disiapkan sebelum on air. Dalam teknik ini, penyiar akan berbicara dengan santai dan mengeluarkan pengetahuannya maupun teknik berbicaranya sendiri. 2. Teknik script reading

Biasanya dalam beberapa program tertentu, seperti membaca berita ataupun informasi khusus, si penyiar akan membaca naskah. Inilah yang dimaksud dengan teknik siaran kedua dimana penyiaran dilakukan dengan membaca naskah yang telah disediakan sebelumnya. (Puspita, 2014:112- 113)

2.5. Talkshow

Talkshow merupakan perpaduan antara seni panggung dan teknik wawancara jurnalistik. Talkshow dapat dijadikan mata acara tetap, tetapi dapat pula diadakan secara khusus. Pertanyaan diajukan secara santai atau non formal, tetapi harus tetap berbobot. (Wahyudi,1996:90 – 91)

Talk show dapat membahas hal – hal berupa newa oriented, issue focused, hubungan kerjasama antar komunitas, sampai kepada wawancara selebritis. Ada beberapa jenis talkshow dalam radio.

1. Ada yang menampilkam seorang host dengan beberapa bintang tamu membicarakan topik – topik yang telah disusun sebelumnya.

2. Ada pula jenis kedua yang sering dijumpai dalam sebuah talkshow disebuah progam radio adalah one on one takshow dimana seorang penyiar menginterview seorang narasumber.

3. Program fitures diskusi panel dimana satu moderator dan beberapa partisipan membahas mengenai sebuah topik tertentu.

4. The Call in show program yang melibatkan audiens untuk berpartisipasi mengenai suatu topik yang dibahas seelumnya, namun sewaktu – waktu audiens dapat

(5)

semua pemikiran pendengar layak untuk disiarkan. Maka system delay paling baik agar dgunakan dalam produksi ini.(Carl,2009:260).

Jenis talkshow The Call in dan one on one interview yang dijelaaskan diatas yang nantinya akan digunakan untuk pembuatan karya. Dimana siaran radio yang akan dibuat akan membahas sebuah topik, dan dari topik tersebut akan diikut sertakan audience untuk ikut berpartisipasi dengan cara mengungkapkan pemikiran mereka seputar topik yang sedang dibahas.

2.3. Teori Umum 2.3.1. Komunikasi

Manusia adalah makhluk sosial yang pasti akan melakukan proses komunikasi baik secara lisan (verbal) maupun tertuis, melalui tanda – tanda isyarat (non verbal) melalui media massa seperti media cetak seperti majalah, surat kabar. Ada juga media lain yang digunakan sebagai medium komunikasi yakni media elektronik seperti radio dan televisi. Bicara soal komunikasi, memiliki pengertian yang berbeda – beda sesuai dengan persepsi dari setiap individu.

Secara sederhana, komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan, dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung kepada kemampuan kita untuk saling memahami satu sama lain antara pemberi pesan (komunikaor), dengan penerima pesan (komunikan). Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organisasi.seiring dengan proses evolusinya, komunikasi membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit.

Manusia berkomunikasi untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan. Bentuk umum komunikasi manusia temasuk bahasa sinyal, bicara tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi bisa berupa komunikasi interaktif, komunikasi transaktif, komunikasi bertujuan, dan komunikasi tidak bertujuan. Melalui komunikasi perasaan atau pesan seseorang dapat dimengerti oleh orang lain atau oleh skelompok lain. Dan sebuah komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dimngerti oleh komunikannya, dan menghasilkan suatu dampak sesuai dengan harapan komunikator.

(6)

Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal.si pengirim pesan dan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. (Muhammad,2009:4).

Seperti yang telah dipaparkan diatas, ada dua jenis komunikasi yakni komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Komunikasi verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan kata – kata. Bahasa dapat diartikan sebagai seperangkat symbol dengan adanya aturan dalam mengkombinasikan simbol – simbol tersebut yang digunakan dan dipahami satu komunitas.

Dalam komunikasi verbal terdapat jenis komunikasi konteks tinggi dan komunikasi konteks rendah. Menurut Edward T Hall ada perbedaan antar komunikasi konteks tinggi ( high context culure), dan komunikasi konteks rendah (low context culture) yang mempunyai beberapa perbeaan penting dalam cara penyediaan pesannyaBudaya konteks rendah ditandai dengan komunikasi konteks rendah: pesan verbal dan eksplisit. Gaya bahasalugas dan terus terang. Para penganut konteks rendah mengatakan apa yang mereka aksudkan, dan memaksudkan apa yang mereka katakan.

Sebaliknya budaya konteks tinggi ditandai dengan komunikasi konteks tinggi : kebanyakan pesannya bersifat implicit, tidak langsung dan tidak terus terang. Pesan yang sebenarnya mungkin tersembunyi dalam perilaku non verbalnya seperti intonasi, ekspresi wajah, tatapan mata, dll. (Mulyana, 2009: 327 – 328).

Sedangkan komunikasi non verbal adalah proses komunikasi yang menggunakan pesan – pesan non verbal yang berupa semua peristiwa komunikasi diluar kata – kata terucap dan tertulis. Salah satu model komunikasi yang tua tetapi masih digunakan orang untuk tujuan tertentu adalah model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Lasswell (forsdale 2009), seorang ahli ilmu politik dari Yale University. Ia menggunakan lima pertanyaan yang perlu ditanyakan dan dijawab dalam melihat proses komunikasi, yaitu who (siapa), says what (mengatakan apa), in which medium atau dalam media apa, to whom atau kepada siapa, dan dengan what effect atau apa efeknya. Gambaran dari model Lasswell tersebut adalah seperti terdapat pada gambar berikut

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan yang di dalamnya ada sejumlah komponen atau unsur yang mencakup kegiatan tersebut. Proses Komunikasi selalu

(7)

mensyaratkan beberapa unsur, antara lain : Komunikator : orang yang menyampaikan pesan Pesan : pernyataan yang disampaikan

Komunikan : orang yang menerima pesan

Gambaran yang dibuat oleh peneliti tersebut merupakan bentuk komunikasi sederhana, yaitu komunikasi antarindividu secara tatap muka (face to face

communication), tanpa menggunakan bantuan alat (media) atau saluran (channel). Hubungan Komunikator – Pesan – Komunikan dalam proses Komunikasi sederhana tersebut dapat berkembang apabila komunikasi memerlukan media (misalnya, media radio siaran) yang dipakai sebagai alat bantu saluran komunikasi. Seperti dijabarkan pada gambar dibawah ini :

Keterangan :

Sumber : Perseorangan atau Lembaga

Pesan : Pernyataan berupa lambang/simbol visual, auditif, audio visual Saluran : Media yang dipakai sebagai saluran atau sarana bantu komunikasi KOMUNIKATOR PESAN KOMUNIKAN

SUMBER PESAN SALURAN PENERIMA AKIBAT

Penerima : Penerim Pesan dapat perseorangan atau massa(banyak orang) Akibat : Perubahan tingkah laku yang dialami atau dilakukan oleh si penerima

Harold D. Lasswell, menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi adalah menjawab pertanyaan : “Who says what in which channel to whom which what effect?” Dalam penyampaian suatu pesan, seorang penyiar harus

(8)

menguasai teknik berkomunikasi agar pesan yang disampaikan tampak lebih indah didengar. Teknik berkomunikasi adalah cara atau seni menyampaikan pesan dari komunikator sehingga menimbulkan dampak tertentu pada komunikan. Pesan yang disampaikan komunikator adalah pernyataan sebagai panduan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, himbauan, anjuran dan sebagainya. Pernyataan tersebut biasanya dibawakan dengan mempergunakan lambang/symbol umumnyayang digunakan bahasa.

Bila dilihat lebih lanjut maksut dari model Laswell ini akan kelihatan bahwa yang dimaksut dengan pertanyaan who tersebut adalah menuju kepada siapa orang. Dampak yang timbul pada komunikan, yang menyebabkan ia menjadi tahu atau menungkat intelektualnya. Di sini, pesan-pesan yang disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran komunikan. Dengan kata lain tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti

menjadi mengerti. Dampak ini lebih tinggi kadarnya jika dibandingkan dengan dampak kognitif. Disini, tujuan komunikator bukan hanya sekedar berupaya agar komunikan tahu atau mengerti, tetapi dapat menggerakan hati si komunikan sehingga bisa menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.

Yang paling tinggi adalah dampak behavior ini, yaitu dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perubahan perilaku, tindakan, atau kegiatan. Dapat

disimpulkan bahwa dampak komunikasi di dunia radio itu sangat diperlukan untuk keperluan peningkatan mutu dan penyampaian pesan dari seorang penyiar kepada pendengar dalam suatu program acara. Apakah dampak yang dihasilkan sudah sesuai

(9)

dengan yang diharapkan dari setiap program acara? Tentu saja, hal itu tergantung dari

bagaimana seorang penyiar mampu menyampaikan pesan dengan baik. 2.3.2. Teori Komunikasi Massa

Televisi dan radio telah memiliki lebih Sembilan puluh dan enam puluh tahun lebih sebagai media massa,dan keduanya tumbuh dari teknologi yang ada sebelumnya. Dibalik perbedaannya dalam hal penggunaan dan konten yang jelas terlihat, radio dan televisi dapat diperlakukan bersama – sama sehubungan sejarah mereka.

Ciri utama dari radio dan televisi adalah besarnya peraturan, kontrol, atau lisensi oleh penguasa yang awalnya datang dari penguasayang awalnya datang dari kebutuhan teknis, kemudian dari campuran antara pilihan demokratis, kepentingan negara, kenyamanan ekonomi, dan budaya lembaga yang bebas.

Ciri kedua dari media televisi dan radio adalah pada pendistribusiannya yang terpusat pada pasokan datang dari pusat kota tanpa adanya arus timbale balik. Barangkali karena kedekatan media televisi dan radio dengan kekuasaan, mereka sulit mendapatkan kebebasan yang sama dengan pers untuk mengekspresikan pandangan dan tindakan dengan kebebasan berpolitik.

2.3.3. Media Massa Radio

Seiring dengan perkembangan teknologi dan media massa, radio masih

menunjukkan eksistensinya. Meskipun keberadaannya sudah mulai tergeser oleh media

lain seperti televisi dan internet, hingga saat ini industri radio masih terus tumbuh dan

masih memiliki pendengar setia. Hal ini tentunya cukup membanggakan, mengingat usia radio yang sudah sangat tua sejak ditemukan pada tahun 1899.

(10)

yang mampu membuat penggunanya bertahan. Menurut D. Cary karakteristik radio yaitu:

1. Radio terdapat dimana-mana 2. Radio bersifat memilih 3. Radio bersifat ekonomis 4. Radio bersifat cepat 5. Radio bersifat partisipatif

Radio merupakan Media massa yang dalam pentransimisan pesannya hanya melalui suara. Khalayak diberikan ruang untuk “theater of mind”dalam

menginterpretasikan pesan yang disampaikan oleh radio. Berikut ini kelebihan dan kekurangan yang dimiliki radio:

1. Dalam segi teknologi radio memang terlebih dahulu diciptakan dalam mentransmisikan pesan Massa dibandingkan televisi. Namun radio hanya menyajikan suara-suara saja kepada khalayak, sedangkan televisi telah berhasil mengambil alih khalayak radio dengan teknologi gambarnya tersebut.

2. Dalam sistem produksinya radio terbilang cukup mudah, tidak serumit televisi, atau

bahkan majalah, mengingat sistem produksi media siaran (Televisi) dan media cetak (Majalah) tentunya memiliki perbedaan yang signifikan dalam system produksinya. 3. Pendistribusian pesannya yang sangat actual dibandingkan televisi dan majalah, berkaitan dengan system produksinya yang sederhana.

Pola penggunaan radio merujuk pada sifat radio yang dapat digunakan dengan praktis tanpa harus melibatkan banyak indera dalam menangkap pesan. Pesan yang

(11)

ditransmisikan melalui radio dapat didengar bersamaan dengan melakukan aktivitas lain.

Oleh sebab itu, radio dapat didengar dimana saja dengan bersamaan melakukan aktivitas lain, seperti di mobil, ruang tidur, atau bahkan dapur. Radio banyak didengar orang pada saat mereka bekerja dan berkendara di dalam mobil. Pengiklan seperti para dealer mobil menggunakan kekhususan ini dalam mengetahui target pendengar, sehingga penyampaian pesan mereka sesuai.

2.3.4. Uses and Gratification Theory

model uses and gratification ini pertama kali dijelaskan oleh Eitihu Katz (1959) dalam suatu artikel untuk menentang pernyataan BernardBerelson (1959)bahwa penelitian komunikasi tampaknya akan mati. Katz menjelaskan bahwa bidang kajian yang akan mati adalahstudi nkomunikasi sebagai persuasi.

Model Uses and Gratification menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi, bobotnya ialah pada khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan Khusus. (Temburaka,1993:289)

Dikatkan dengan teori Uses and Gratification Theory, program siaran radio yang dibuat oleh pembuat karya bertujuan untuk memberikan apa yang audience KumBangDu butuhkan yakni informasi yang membuat para Audience KumBangDu tidak bersikap Apolitis. dan juga bisa berpikir kritis dan mengungkapkan opininya terkait kasus sosial politik yang disajikan acara KumBangDu.

2.3.5. Agenda Setting Theory

Teori Agenda Setting adalah teori yang menyatakan bahwa media massa berlaku merupakan pusat penentuan kebenaran dengan kemampuan media massa mentransfer dua elemen yaitu kesadaran dan informasi kedalam agenda public dengan mengarahkan kesadaran public serta perhatianna kepada isu – isu yang dianggap penting oleh media massa. (Temburaka,1993:22).

(12)

Teori Agenda Setting pertama kali diperkenalkan oleh M.E. Mc. Comb, dan D.L. Shaw. Kedua pakar tersebut mengatakan bahwa, jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. (Temburaka,1993:287)

Referensi

Dokumen terkait

Pengendalian mutu distribusi konsentrat merupakan upaya untuk melakukan pencegahan terhadap kerusakan selama proses distribusi dapatdilakukan dengan mengusahakan

3.1 semen portland semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen portland terutama yang terdiri atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan digiling

Taksasi panen merupakan kegiatan perkiraan panen untuk menentukan jumlah tandan yang akan dipanen berdasarkan jumlah dan keadaan tandan bunga betina yang kemungkinan

Jadi sistem kepemimpinan PS Sistem Komputer : PS diketuai oleh seorang ketua PS; dibantu oleh seorang sekretaris PS dan staf administrasi Dalam melaksanakan

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinan korelasi nilai Adjusted R Square adalah 0,856 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan adalah 0,856

Tabel 10 Analisis stratifikasi nilai median jumlah sel ekinosit terhadap kelompok kontrol gula darah pada kelompok pasien dengan kadar HDL-C > 35

Disain rangkaian MLI 15 level yang diusulkan pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengganti gelombang carrier yang memiliki frekuensi dengan tegangan sumber DC