• Tidak ada hasil yang ditemukan

Majalah Kampus Dua Bulanan UST PENDOPO, terbit di Yogyakarta. KOMPUTERISASI PERGURUAN TINGGI Oleh : Ki Supriyoko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Majalah Kampus Dua Bulanan UST PENDOPO, terbit di Yogyakarta. KOMPUTERISASI PERGURUAN TINGGI Oleh : Ki Supriyoko"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPUTERISASI PERGURUAN TINGGI

Oleh : Ki Supriyoko

Para pengguna komputer yang bereksperimentasi dan beraplikasi dengan program tulis-menulis, selama ini dibuat kagum oleh program WordStar Release 4 (WS-4) yang dianggap paling sempurna di antara program tulis menulis yang lainnya. Program WS-4 tersebut menyediakan berbagai fasilitas dengan vareasi dan mutu yang jauh lebih cukup kalau dibandingkan kebutuhan tulis-menulis para konsumen pada umumnya. Oleh karena itu cukup beralasan kalau berbagai lembaga, kantor dan kaum profesionalis segera memutuskan pemakaian program tersebut untuk menyelesaikan berbagai macam keperluannya.

Program WS-4 memang sangat terkenal di seluruh pelosok dunia; oleh karena itu barangkali tidak ada yang membantah atas pengakuan MicroPro International Corporation sebagai produser program tersebut bahwa dalam waktu yang relatif singkat maka jutaan "copy master" telah habis dipesan para konsumen (ingat di negara-negara maju urusan "copy-mengcopy" program sudah ada peraturannya). Belum lagi kita selesai mengagumi kecanggihan program WS-4, bahkan banyak yang belum tuntas menekuninya, kini telah muncul program yang jauh lebih canggih; yaitu program WordStar Release 5 (WS-5).

Dengan sistem "window"nya maka program WS-5 mampu menampilkan dua dokumen sekaligus, dan kita dapat mengeditnya secara "bersamaan". Program ini juga bisa membaca file LOTUS, dBASE maupun QUATTRO secara langsung, dalam artian tanpa melalui proses translating yang melelahkan.

Kelebihan-kelebihan lain dari WS-5 ialah terletak pada masalah "screen performance" yang lebih memuaskan para pemakainya; misalnya si pemakai menginginkan penampilan beberapa kata, huruf atau kalimat yang langsung di tulis miring (italic) di dalam monitor maka program ini akan sanggup melayaninya. Yang tidak kalah menariknya, WS-5 ini juga mampu menyediakan program "newspaper style colomn" sebagaimana yang disajikan oleh program VENTURA, NEWSMASTER, NEWSMAIN, dan sebagainya.

Itulah gambaran kemajuan teknologi tulis-menulis dengan komputer yang terjadi saat ini.

(2)

Bidang Pendidikan

Ilustrasi tersebut di atas menunjukkan pada kita betapa pesatnya kemajuan teknologi dewasa ini, khususnya teknologi perkomputeran. Sedang bila kita bicara tentang kemajuan teknologi, maka kita akan segera membayangkan bidang apa saja yang dapat disubsidi oleh aplikasi kemajuan teknologi tersebut.

Pada tahun 50-an ketika media elektronik televisi untuk pertama kalinya dapat digunakan untuk merekam dan menyiarkan jalannya upacara pelantikan Presiden Amerika Serikat Eisen Hower maka orang mulai "berhitung" tentang bidang apa saja yang dapat disubsidi oleh kemajuan tekno logi elektronik tersebut di kemudian hari. Ternyata memang akhirnya televisi dapat dimanfaatkan pada berbagai bidang, tidak terkecuali bidang pendidikan. Sekarang ini terbukti bahwa televisi merupakan salah satu media yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan.

Apakah komputer juga efektif untuk dimanfaatkan dalam bidang atau dunia pendidikan, khususnya di perguruan tinggi? Kiranya memang demikian adanya. Perguruan tinggi memandang komputer dari dua dimensi; yaitu dari dimensi ilmu (science), serta dimensi jasa (using). Dari dimensi ilmu adalah bagaimana dapat mengungkap rahasia sekaligus mengembangkan ilmu dan teknologi yang terkandung di dalamnya, sedangkan dari demensi jasa ialah sejauh mana jasa komputer dapat diterapkan dalam berbagai kepentingan untuk mewujudkan efektivitas kerja.

Untuk mengungkap rahasia teknologi komputer serta sekaligus mengembangkannya maka ada dua permasalahan pokok yang dihadapi; yaitu yang menyangkut perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras berhubungan dengan peralatan fisik yang membentuk konfigurasi komputer, sedang perangkat lunak berhubungan dengan program-program yang dikembangkannya.

Barangkali kita dapat sedikit berbangga diri, karena semenjak tahun 70-an berbagai perguruan tinggi di negara kita sudah mulai mengembangkan ilmu dan teknologi komputer tersebut secara terencana dan sistematis.

Semenjak tahun 70-an yang lalu berbagai perguruan tinggi swasta, PTS, secara khusus mengembangkan ilmu dan teknologi komputer; misalnya Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIK), Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK), Akademi Komputer, dan sebagainya. Selanjutnya pada tahun 80-an ini beberapa perguruan tinggi negeri, PTN, mulai pula mengembangkan ilmu dan teknologi komputer melalui pengembangan bidang studinya.

Secara kebetulan beberapa waktu yang lalu penulis mendapat kesempatan untuk mengunjungi beberapa perguruan tinggi pengembang ilmu dan teknologi komputer di negeri ini; dan kesan yang penulis dapatkan adalah pengembangan ilmu dan teknologi komputer di negara kita berada dalam perspektif yang cukup memuaskan, tentu saja

(3)

dalam skala relatif.

Jadi mulai belasan tahun yang silam beberapa perguruan tinggi di negara kita sebenarnya sudah mulai mema suki era komputerisasi dari segi pengembangan ilmu serta teknologinya.

Saat ini pengembangan ilmu dan teknologi komputer tidak hanya terbatas pada aspek hardware dan softwarenya saja, akan tetapi sudah sampai pada taraf brainware atau "pelaku"-nya; hal ini dapat dilihat dengan dikembangkan nya bidang Computer Information System (CIS) di berbagai perguruan tinggi, juga bidang Management Information System (MIS) yang tidak terpisahkan dengan program CIS, dan sebagainya

Dimensi "Using" Komputer

Era komputerisasi pada perguruan tinggi di negara kita ternyata sudah berada pada aspek pengembangan ilmu dan teknologinya; sekarang bagaimana dengan "using"-nya? Apakah jasa komputer sudah dimanfaatkan untuk penyelesaian keperluan tertentu; misalnya dimanfaatkan untuk kepentingan administrasi akademik, penelitian, pengolahan data aktivitas kemahasiswaan, dan sebagainya? Kalau kita amati kegiatan perkomputeran di berbagai perguruan tinggi di sekeliling kita, maka terlihat belum adanya keseragaman dalam penggunaan jasa komputer. Ada beberapa perguruan tinggi yang telah memasuki era komputerisasi dengan memanfaatkan jasa komputer secara optimal, ada perguruan tinggi yang telah mulai memanfaat kan jasa komputer secara eksperimental, banyak perguruan tinggi yang belum memanfaatkan jasa komputer, dan banyak pula perguruan tinggi yang sama sekali belum "mengenal" komputer.

Keadaan seperti tersebut di atas tentu memerlukan pemikiran tersendiri, meskipun cepat atau lambat setiap perguruan tinggi dituntut untuk dapat memasuki era komputerisasi secara memadai.

Direktur Perguruan Tinggi Swasta Depdikbud, Prof. Dr. Yuhara Sukra baru-baru ini berpesan agar setiap PTS, terutama PTS dengan jumlah mahasiswa yang relatif banyak agar mulai bersiap diri untuk menyongsong datangnya era komputerisasi di perguruan tinggi.

Lebih lanjut beliau mengemukakan bahwa dalam perkuliahan sistem kredit semester, SKS, maka jasa komputer adalah mutlak diperlukan adanya kalau setiap PTS menginginkan terciptanya efektivitas kerja yang tinggi. Aspek efisiensi, ketelitian, objektivitas, disiplin waktu, dan sebagainya akan dapat dicapai dengan pemanfaatan jasa komputer secara sistematis dan terprogram.

Apa yang dipesankan oleh Direktur PTS tersebut di atas secara tidak langsung mengisyaratkan bahwa seluruh perguruan tinggi mulai saat ini harus memperlicin jalan untuk memasuki era komputerisasi; sebab kalau tidak maka perguruan tinggi

(4)

tersebut akan "tertinggal kereta" nantinya. Tiga Kendala

Masalah era komputerisasi kiranya pasti akan dimasuki oleh setiap perguruan tinggi, cepat atau lambat; yang menjadi masalah adalah mengapa sampai sekarang ini belum seluruh perguruan tinggi mampu memasuki era komputerisasi tersebut?

Setidak-tidaknya ada tiga macam kendala yang menyebabkan belum seluruh perguruan tinggi mampu memasuki era komputerisasi; tiga kendala tersebut masing-masing adalah sebagai berikut.

Pertama, masalah informasi. Masih cukup banyak perguruan tinggi yang belum menguasai informasi perkomputeran secara lengkap; sehingga belum mengetahui secara tepat ten tang sejauh mana komputer dapat menciptakan efektivitas kerja, tanpa harus "mematikan" potensi tenaga kerja yang sudah dimilikinya.

Kedua, masalah tenaga ahli. Banyak perguruan tinggi yang belum memiliki tenaga ahli di bidang komputer; baik yang berupa programmer, analyst, operator, maintenancer, dan sebagainya. Kondisi ini menyebabkan perguruan tinggi mengalami hambatan untuk memasuki era komputerisasi.

Ketiga, masalah sarana dan fasilitas. Banyak perguruan tinggi yang mengalami keterbatasan dana, atau belum membuat alokasi dana yang cukup, sehingga masalah pengadaan sarana dan fasilitas perkomputeran mengalami hambatan.

Ketiga jenis kendala tersebut di atas sampai saat ini masih dialami oleh banyak perguruan tinggi, baik PTS maupun PTN, di negara kita sehingga menghambat datangnya era komputerisasi. Memang sebagian perguruan tinggi telah mampu memasuki era komputerisasi dengan cukup "sempurna", akan tetapi perguruan tinggi semacam ini jumlah nya masih sangat terbatas.

Depdikbud memang telah membantu mengatasi kendala tersebut: misalnya dengan mengadakan penataran-penataran apresiasi komputer, aplikasi komputer untuk bidang akade mik tertentu, pemberian bantuan unit komputer, dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar perguruan tinggi lebih siap dalam menyongsong datangnya era komputerisasi.

Meskipun demikian, segala sesuatunya tentu sangat tergantung juga pada kesungguhan perguruan tinggi yang bersangkutan !!!*****

________________________________________________________ BIODATA SINGKAT;

nama: Drs. Ki Supriyoko, M.Pd.

pek.: Ketua Litbang Pendidikan Majelis Luhur Tamansiswa, dan Ketua Lembaga Penelitian Sarjanawiyata Taman-

(5)

siswa (LPST) Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Analisis pengarcaan dari candi 1 Bumiayu dimulai dari benda-benda yang dipegang dan menjadi tanda-tanda kekhususan meliputi sikap telapak tangan sikap lengan dan benda

Beberapa prinsip syariah yang banyak dipakai dalam model bisnis perbankan syariah adalah prinsip bagi hasil (mudharabah), penyertaan modal (musyarakah), pembiayaan

Jika diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, noda adalah bercak sehingga menjadikan adanya noda. Noda tersebut dapat mengotori, mencemarkan; menjelekan;merusak. 11

Berdasarkan hasil observasi dan kesepakatan dengan kedua UKM (UD. Nyoman Handycrafts dan Urip Handycrafts), maka tujuan program Ipteks bagi produk ekspor Kerajinan Cindramata Alat

Pasal 3 : Hasil rumusan dari anggota Tim Perumus Program Pelaksanaan Kegiatan 2001– 2002 Sangha Theravãda Indonesia, dan Rancangan Anggaran Kebutuhan Biaya Tahun 2001–2002,

Departemen Pemasaran dan Kepesertaan Kepala Divisi Regional Melakukan analisa data Menyusun konsep laporan Menyetujui konsep laporan Menerima laporan Setuju Memberikan

Patokan umum yang dapat digunakan dalam pemilihan jenis teknologi adalah seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan, disamping kriteria

Saran yang dapat diberikan terkait dengan sistem sanksi dalam hukum Islam adalah: Negara Indonesia seharusnya tidak membatasi keberlakuan hukum Islam di Indonesia