• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prioritas Yang Pertama (Hagai)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prioritas Yang Pertama (Hagai)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Carilah Tuhan dan Hiduplah

Pelajaran-pelajaran Besar dari Para Nabi Kecil

Pelajaran

Ke-Sepuluh

Kwartal 2

,

Prioritas Yang Pertama

(Hagai)

1—7 Juni 2013

Diterjemahkan Oleh: Ludwig Beethoven Jones Noya

Editor: Daniel Saputra dan Yonata Bastian Sirkulasi: Janette Sepang

“Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas,

demikianlah firman TUHAN semesta alam.” (Hag. 2:8).

(2)

Sabat

1 Juni

Pendahuluan

Hag. 2:8

Sup Untuk Hati

Perang telah membinasakan kota besar. Makanan menjadi langka dan kelaparan mulai menerpa negeri itu. Orang-orang perlu bekerjasama untuk membangun kota dan mencari makanan. Namun tidak peduli sebanyak apapun makanan yang telah mereka timbun, tidak ada orang yang berusaha untuk menolong tetangganya. Suatu hari seorang tamu datang ke kota yang hancur itu, namun tidak ada seorangpun yang berbicara dengannya. Dia lelah dan lapar. Dia mengambil ketel dari reruntuhan tembok, membawanya ke sungai terdekat, mencuci lalu mengisinya dengan air. Dia menyalakan api lalu menaruh ketel itu dan menempatkan batu dibawahnya. Saat air mulai mendidih, dia menghirup uapnya. Penduduk desa datang untuk melihat apa yang dilakukannya. ―oh,‖ dia berkata, ―saya sedang membuat sup batu!‖.

“mmm.” Kata tamu itu, “Aromanya sedap

sekali!

Penduduk dosa yang bingung mulai berpikir seperti apa rasa dari sup batu, dan mulai ingin mencobanya. ―Kamu tahu,‖ kata orang itu, ―sup batu jika ditambah kol akan sangat enak rasanya.‖ Kemudian orang-orang bergegas mengambil kol dari tempat persembunyiannya dan menambahkan ke ketel. ―mmm.‖ Kata tamu itu, ―Aromanya sedap sekali! Andai saja ada wortel, akan lebih lezat!‖ Kemudian datang lagi orang lain membawa wortel. Sementara tamu itu terus mengaduk, dia berkata kepada penduduk desa betapa enaknya sup ini apabila ditambah kacang, kentang, jamur, bawang, rempah, dan garam. Dengan segera, bahan-bahan itu dibawa oleh penduduk desa itu dan ditambahkan ke dalam panci hingga jadilah makanan yang lezat untuk semua orang. Di hari itu, orang-orang belajar bahwa saat semua orang berkontribusi, hal yang baik akan terjadi.

Terkadang kita terpanggil melakukan hal yang besar yang menurut kita tidak dapat kita selesaikan sendiri, dan bahkan kita tidak bisa melakukannya dengan baik. Itu adalah waktu dimana kita butuh bekerja sama untuk menyelesaikan hal yang Allah tugaskan pada kita. Dalam kitab hagai, kita menemukan orang-orang yang baru kembali dari penawanan dan dipanggil untuk membangun kaabah. Namun, mereka egois, mereka hanya bekerja untuk membangun rumah mereka. Beberapa tahun kemudian, kaabah itu belum juga selesai dibangun, dan Allah mengirim nabi untuk mendorong orang-orang menyelesaikan pekerjaan yang Dia tugaskan kepada mereka.

Bahkan sekarang, Allah memanggil orang-orang muda untuk bekerja untuk-Nya. Bagaimana kita telah mengabaikan berkat-Nya karena kita tidak menyelesaikan apa yang Dia minta kita lakukan?

(3)

Minggu

2 Juni

Bukti

Hag. 2:8

Prioritas Tuhan Kita.

Kejadian yang terjadi dalam kitab Hagai kira-kira berlangsung saat tahun kedua pemerintahan raja Darius Hystaspes, 520 SM. Selama masa ini, orang-orang Yehuda enggan membangun kaabah yang Allah telah perintahkan kepada mereka (chapter 1). Gantinya, mereka malah berfokus membangun rumah masing-masing dan memenuhi kebutuhan pribadinya. Karena kurangnya komitmen kepada perintah Allah, Allah mengatakan pada Hagai bahwa tanaman yang mereka tanam akan mati (Hag. 1-11). Setelah sebulan pesan ini diberitakan, dan terjadilah hal tersebut, Zerubabel, Gubernur Yehuda, dan Yosua, imam besar, bersama orang-orang mulai bekerja membangun kaabah. (ayat 12-15).

sebagai orang Kristen, kita harus tahu apa yang

harus kita utamakan dalam kehidupan kita

Sementara pekerjaan ini dikerjakan, Allah berkata pada Hagai untuk memberitakan bahwa kaabah yang baru akan lebih cemerlang dari yang sebelumnya karena kerinduan segala bangsa untuk datang padanya. Allah juga menyatakan bahwa kemuliaan kaabah bukan karena besarnya atau material yang digunakan untuk membangunnya namun kemuliaan dari kehadiran Allah ada di dalam kaabah itu. (Hag. 2:6-9). Dalam pesan terakhir di kitab ini, Hagai menyatakan bahwa Allah akan membuat Zerubabel seperti cincin meterai (Hag. 2:23). Hal ini karena komitmen Zerubabel untuk bekerja membangun kembali kaabah dan kepemimpinannya dalam mengembalikan Yehuda dari penawanan Filistin. Sebagai hasil kesetiaannya, Allah menempatkan dia sejajar dengan Daud sebagai bagian dari garis keturunan Yesus Kristus.

Zaman sekarang, seringkali prioritas Allah menjadi prioritas kedua atau ketiga dari keinginan manusia. Oleh karena itu, sebagai orang Kristen, kita harus tahu apa yang harus kita utamakan dalam kehidupan kita. Saat melakukan kehendak Allah adalah prioritas utama kita, kita menunjukkan kasih dan loyalitas kita kepada tugas yang Dia berikan pada kita. Marilah kita berdoa untuk kekuatan dan keberanian untuk mengikuti teladan Zerubabel dengan menjadikan pekerjaan Allah di atas segala hal.

REAKSI

1. Dimanakah anda tempatkan prioritas pribadimu dibanding prioritas Allah? 2. Hal apa yang anda tempatkan lebih tinggi dibanding prioritas Tuhan? 3. Bagaimana anda dapat membuat prioritas Allah menjadi prioritasmu?

(4)

Senin

3 Juni

Logos

Mzm. 103:2–5; Hag. 1:1–15; 2:1–9, 22, 23; Zak. . 2:8; 4:6; Mat. 6:33; Heb. 13:8; 1 Yoh. 4:8, 18

Memulai Dengan Dasar Yang

Tepat

Pondasi (Hag. 1:1–15; Mat. 6:33)

Di awal kitab Hagai, Allah meletakkan dasar seruan-Nya. Dia memulai dengan pertanyaan tentang waktu, yang menanyakan tentang prioritas. Telah beberapa tahun berlalu sejak bangsa Israel kembali dari penawanan untuk membangun kembali kaabah di Yerusalem. Sementara mereka kembali ke tanah airnya, mereka malahan lebih memilih untuk membangun rumahnya masing-masing daripada rumah Allah. Namun, kita melihat di ayat-ayat ini kesabaran Allah yang menunggu bertahun-tahun sebelum menarik perhatian mereka kembali ke tujuan awal mereka.

berada “di luar” membuat kita terpuruk

Yesus mengulangi hal ini dengan desakan yang sama di Matius 6:33, ―Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.‖ Ini bukanlah permohonan yang egois dari Allah, namun realita sederhana yang Dia ingin kita mengerti. Bersekutu dengan Allah memberikan kita akses kepada akal budi-Nya yang luas dan menempatkan kita dalam perlindungan-Nya. Saat kita memisahkan diri dari-Nya, akan dikatakan pada kita, ―kamu bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!‖ (Hag. 1:6).

Aku Menyertai Engkau (Hag. 1:12–14; Ibr. 13:8)

Beberapa hal yang lebih menyakitkan dalam pengalaman manusia daripada merasa sendirian. Penolakan, isolasi, dan marginalisasi terjadi pada kita semua dengan cara yang kecil maupun besar di beberapa titik kehidupan kita. Apakah itu hubungan yang berakhir, pindah ke kota yang baru, surat penolakan, atau hanya sekedar dihina oleh orang yang kita sangka sahabat—berada ―di luar‖ membuat kita terpuruk. Dosa menyebabkan pengasingan (Gen. 3:8). Namun saat Allah menjangkau kita,akan selalu ada janji bahwa Dia tidak akan meninggalkan kita. Saat orang-orang mendengar panggilan Allah melalui Hagai, Allah memberikan mereka janji yang terbaik yang dapat Dia katakan, ―Aku menyertai engkau.‖ (Hag. 1:13).

Jangan Takut (Hag. 2:1–5; 1 Yoh. 4:8, 18)

Kitab Ezra menyatakan bahwa saat orang-orang Yahudi kembali untuk meletakkan pondasi kaabah yang baru, mereka yang telah melihat kaabah yang Salomo bangun sebelumnya,

(5)

Dalam kondisi keberdosaan kita, hampir setiap keputusan yang kita buat berdasarkan ketakutan—takut akan hal-hal yang dipikirkan orang tentang kita, akan apa yang dikatakan orang, akan apa yang akan terjadi, dll. Namun Allah mengundang kita untuk tidak takut. Rasul Yohanes mengetahui ini dan menulis, ―Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan‖ (1 Yoh. 4:8). Saat kita kembali pada terang, gelap akan lenyap. Demikian juga, ketakutan akan pergi saat Allah memasuki kehidupan kita.

Penggenapan Kerinduan Kita (Ps. 103:2–5; Hag. 2:6–9)

Setelah mendorong bangsa Israel untuk tidak gentar, Allah mengingatkan mereka bahwa Dia akan melakukan sesuatu. Melihat dari generasi ke generasi, Dia melihat bahwa Mesias yang telah lama dinanti akan berjalan tempat yang akan mereka bangun. ―Kerinduan segala bangsa‖ (ayat 7) ini akan membawa kemuliaan kepada kaabah yang ―kemegahannya akan melebihi kemegahannya yang‖ dimiliki kaabah yang Salomo bangun. (ayat 9).

Segala kerinduan hati manusia telah dipenuhi dan dipuaskan dalam Allah. Saat anda berpikir mengenai waktu saat Allah terlihat sangat nyata dan dekat, anda akan pula merasa dipuaskan dan dicukupkan.

Cincin Meterai-Nya (Hag. 2:22, 23; Zak. 2:8; 4:6)

Kitab Hagai disimpulkan dengan penggenapan pesan yang disampaikan di bagian awal kitab ini. Penggenapan ini terlihat lebih besar dalam diri Zerubbabel, Zerubbabel yang telah membawa ―kerajaan‖ nya di dalam Allah, melihat bahwa Allah telah memenuhi kerinduan terdalamnya, dan bekerja bukan menurut kehendaknya, atau menurut kuasanya, namun dengan Roh Allah (Zak. 4:6). Allah sekarang menyatakan kepada hamba-Nya, ―Aku akan menjadikan engkau seperti cincin meterai.‖ (Hag. 2:23).

Ini adalah analogi kasih sayang yang berbicara mengenai kelembutan Allah. Cincin meterai adalah sesuatu yang penting bagi pemiliknya dan dibuat dari logam yang berharga. Dan juga, cincin itu akan mengemban meterai dari pemiliknya. Mengandung kuasa dan otoritas yang besar saat digunakan untuk memeterai dokumen resmi. Demikian juga, saat kita terhubung dengan Allah, kita akan merasa bernilai dan menemukan kekuatan baru dalam hidup kita.

REAKSI

1. Bagaimana janji Allah menjadi bagian kita, dan seruan-Nyu ―Jangan takut‖ menolong kita dengan hal-hal yang ―tidak berjalan lancar‖ dalam hidup kita?

2. Apakah anda merasa seperti cincin meterai Allah? Apa yang menghalangimu dari pengalaman itu?

(6)

Selasa

4 Juni

Kesaksian

Hag. 2:4

“Kuatkanlah hatimu....jangan

takut”

Pekabaran nasihat dan teguran yang diberikan melalui Hagai ditaruh dalam hati oleh para pemimpin dan orang-orang Israel. Mereka merasa bahwa Allah memang bersungguh-sungguh dengan mereka.

Segera setelah Israel memutuskan untuk menurut, kata-kata teguran diikuti dengan pekabaran yang menambah semangat. "Maka berkatalah Hagai . . . kepada bangsa itu demikian: 'Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman Tuhan'. Tuhan menggerakkan semangat Zerubabel" dan Yosua, dan "semangat selebihnya dari bangsa itu, maka datanglah mereka, lalu melakukan pekerjaan pembangunan rumah Tuhan semesta alam, Allah mereka." Ayat 13, 14.

Kepada anak-anak-Nya sekarang Tuhan

memaklumkan, "Kuatkanlah hatimu, . . .

Tidak sampai satu bulan lamanya sesudah pekerjaan membangun bait suci dimulai kembali, para pembangun menerima pekabaran lain yang membawa penghiburan. "Kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel," Tuhan Sendiri memberikan dorongan melalui nabi-Nya; "kuatkanlah hatimu, hai Yosua; . . . kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah firman Tuhan, bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman Tuhan semesta alam." Hagai 2:5.

Kepada Israel yang berkemah di muka gunung Sinai Tuhan telah memaklumkan: "Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel dan Aku akan menjadi Allah mereka. Maka mereka akan mengetahui, bahwa Akulah, Tuhan, Allah mereka, yang telah membawa mereka ke luar dari tanah Mesir, supaya Aku diam di tengah-tengah mereka: Akulah Tuhan, Allah mereka." Keluaran 29:45, 46. Dan kini, walaupun terdapat kenyataan bahwa mereka telah kembali "memberontak dan mendukakan Roh Kudus-Nya" (Yesaya 63:10), sekali lagi Allah, melalui pekabaran-pekabaran nabi-Nya, mengulurkan tangan-Nya untuk menyelamatkan. Sebagai pengakuan terhadap kerja sama mereka dengan rencana-Nya, Ia membarui kembali perjanjian-Nya bahwa Roh-Nya akan tinggal di antara mereka; dan ia mendorong mereka supaya, "Janganlah takut."

Kepada anak-anak-Nya sekarang Tuhan memaklumkan, "Kuatkanlah hatimu, . . . bekerjalah: sebab Aku ini menyertai kamu." Orang Kristen selalu mempunyai penolong yang kuat di dalam Tuhan. Caranya Tuhan menolong mungkin kita tidak tahu; tetapi yang kita ketahui ialah: Ia tidak pernah mengecewakan mereka yang berharap pada-Nya. Sekiranya orang-orang Kristen menyadari berapa banyak kali Tuhan mengatur jalan mereka, supaya rencana musuh terhadap mereka tidak akan terlaksana, maka mereka tidak akan tersandung dalam persungutan

REAKSI

(7)

Rabu

5 Juni

Bagaimana

Hagai 1, 2

Membangun Kaabah

Begitu orang-orang Yahudi kembali ke Yerusalem setelah masa pembuangan, mereka hendak membangun kembali bait suci. Namun, semua orang menjadi keasyikan membangun rumah mereka masing-masing.

Kita juga telah terjatuh ke dalam pola pikir yang penuh kelupaan dan kelalaian saat

datang ke rumah Tuhan. Kita malah berkonsentrasi kepada apa yang dapat kita peroleh dalam hidup ini, dibanding apa yang akan kita lakukan untuk kerajaan Allah. Hingga pekerjaan Allah diabaikan dan akan hancur seperti reruntuhan kuno. Bagaimana kita dapat berubah? Inilah beberapa langkah-langkah:

Allah menjaga dan melindungimu

Perkuat pondasi. Kita harus memulainya dengan dasar yang kokoh. Yesaya 28:16

mengingatkan kita bahwa Allah akan meletakkan batu untuk menjadi pondasi, batu yang teruji, dan batu penjuru yang berharga. Yesuslah batu penjuru itu. Dia akan ada untuk kita. Kira harus mengingat bahwa saat kita memulai dengan Dia sebagai dasar kita, rumah, gereja, dan sekolah kita akan kokoh berdiri.

Tambahkan kerangka dan dinding. Semua orang membutuhkan orang lain untuk

bersandar. Sama seperti dinding bangunan yang menopang atap, saat kita terlibat dalam persekutuan dengan anggota jemaat lainnya, kita akan lebih mampu menyokong satu sama lain. Bantulah orang lain sebisamu. Mulailah pelayanan baru, atau berteman dengan orang yang baru percaya.

Buatlah atap yang kuat untuk perlindungan. ―Sebab mata Tuhan tertuju kepada

orang-orang benar...‖ (1 Pet. 3:12). Melangkahlah dalam hidup dengan pemahaman bahwa Allah menjaga dan melindungimu.

Dedikasikanlah bangunanmu. Sama seperti kita mendedikasikan bayi yang baru lahir,

kita harus mendedikasikan bait suci kita agar Allah ada disana! Tidak lupa pula untuk mendedikasikan waktu kita untuk menolong semampu kita, kita akan membantu memelihara rumah Tuhan.

REAKSI

1.Menurutmu, apa yang dapat kamu lakukan untuk membantu pembangunan kaabah Allah? 2. Mengapa lebih penting menghargai rumah Allah dibanding rumahmu?

(8)

Kamis

6 Juni

Pendapat

Hag. 2:1–5

Cincin: Janji dan Tujuan

Pencipta alam semesta menyatakan diri-Nya sebagai Raja saat Dia mengatakan kepada Zerubabel melalui Hagai bahwa Dia berjanji untuk menyertainya. Sebagai gubernur dari Yehuda, banyak yang harus Zerubabel perhatikan. Dan dia membiarkan nasihat dari Allah menuntunnya. Penurutannya membuat hubungannya dengan Sang Pencipta bertumbuh. Demikian juga, saat kita membiarkan Firman-Nya menuntun kita dalam mengambil keputusan, kita menyatakan bahwa Allah adalah Raja kita dan kita adalah hamba-Nya.

Prioritaskan tugasmu. Hidupkan tujuan Allah.

Dan raihlah keuntungan dari janji-Nya

Banyak orang yang pergi ke gereja untuk bersosialisasi dan untuk dihibur. Namun, Allah menginginkan kita untuk membangun gereja-Nya. Zerubabel bekerja dengan rajin untuk hal itu. Allah memanggil kita untuk mengerjakan hal besar berdasarkan kemauan hati kita menempatkannya sebagai yang utama dalam hidup kita. Membuat Allah menjadi prioritas, menguatkan perjanjian kita dengan Pencipta kita. Kemudian kita dapat masuk ke dalam janji Abraham, mazmur Daud, dan menerima berkat dari pengorbanan Kristus. Sehingga kita dapat diperlengkapi untuk memenuhi tujuan Allah.

Melalui Hagai, Allah berkata pada Zerubabel, bahwa di hari Dia menghancurkan musuhnya, Dia akan membuat Zerubabel menjadi seperti cincin meterai di jari-Nya (Hag. 2:23). Cincin berbentuk lingkaran, tidak ada awal dan akhirnya. Sepanjang sejarah, cincin melambangkan janji atau pernyataan perjanjian. Karena itu disini Allah menjanjikan Zerubabel bahwa Dia telah memilihnya dan akan menyertainya selamanya.

Sebagai Raja segala raja, Allah rindu untuk membuat perjanjian pribadi dengan umat-Nya. Allah memilihmu seperti Dia memilih Zerubabel. Apakah anda mau berada dibawah kuasa dan perlindungan-Nya? Selama engkau melakukan kehendak-Nya, engkau akan mengenal-Nya lebih baik lagi. Hagai memberikan kita pesan yang jelas dari Allah. Prioritaskan tugasmu. Hidupkan tujuan Allah. Dan raihlah keuntungan dari janji-Nya.

(9)

Jumat

7 Juni

Eksplorasi

Hag. 2:8

Prioritas Nomor Satu

SIMPULAN

Bagaimana caramu memprioritaskan hidupmu? Apakah engkau membuat daftar?

Merancangnya? Saat kamu menyusun prioritasmu, dimana posisi Allah dalam prioritas itu? Bagaimana dengan keluarga dan gerejamu? Haruskah hal ini dipisahkan saat kita merencanakan hidup kita, atau haruskah mereka digabungkan dalam bagian hidup kita dan prioritas kita? Saat Allah menciptakan kita, kita adalah prioritas utama-Nya. Dia menciptakan segala sesuatu hanya untuk kita.

PIKIRKAN

 Membaca artikel tentang orang-orang yang memenangi lotre. Hal apa yang pertama terlintas dalam pikiran mereka saat memenangi uang dengan jumlah besar? Apa yang biasanya terjadi pada orang-orang ini? Apa yang hal ini ajarkan kepada kita mengenai pentingnya prioritas?

 Membuat daftar prioritas hidupmu. Apa yang orang lain pelajari darimu mengenai daftar ini? Apa yang anda pelajari mengenai dirimu dalam proses membuat daftar ini??

 Bertanya pada temanmu bagaimana mereka memprioritaskan hidup mereka, dan mengapa?

 Bertanya kepada seorang anak kecil, apa yang paling penting dalam hidupnya, dan mengapa.

HUBUNGKAN

Kisah Para Rasul, pasal 1 dan 5.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel I.3 Data Hasil Survei Pendahuluan pada Pegawai Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Pangkalpinang .... Tabel I.4 Data Spesifikasi Jabatan Pegawai Struktural di

Tujuan dari penulisan ini adalah mengkaji tentang keterkaitan antara matematika dan budaya khususnya rumah adat Palembang yaitu rumah Limas dimana

2.4 Menunjukkan perilaku sungguh- sungguh dalam menuntut ilmu seperti yang dicontohkan oleh ilmuwan muslim di bidang keagamaan masa Dinasti Abbasiyah..

Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah adanya peralihan penggunaan alat penyelaman dari kompresor tambal ban menjadi penyelaman dengan menggunakan

Menurut Sugihen (2009: 2) menyatakan bahwa “lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita

Kolej RISDA Kelantan Sijil Kemahiran Malaysia Kursus Pembuat Pakaian Wanita Tahap 2 12 Bulan 0 57 0. Kolej RISDA Semporna Sijil Kemahiran Malaysia Kursus Kejuruteraan Sistem

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa

Menindaklanjuti pembelajaran hari ini dengan melihat hasil akhir pekerjaan siswa sesuai dengan materi belajar yang baru saja di pelajari. Follow-up pada siswa untuk