<!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Wingdings; panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:2; mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;} @font-face {font-family:"MS Mincho"; panose-1:2 2 6 9 4 2 5 8 3 4; mso-font-alt:"ï¼ï¼³
明æœ"; mso-font-charset:128; mso-generic-font-family:modern; mso-font-pitch:fixed; mso-font-signature:-536870145 1791491579 18 0 131231 0;}
@font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:roman;
mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Tahoma; panose-1:2 11 6 4 3 5 4 4 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-520082689 -1073717157 41 0 66047 0;} @font-face
{font-family:"@MS Mincho"; panose-1:2 2 6 9 4 2 5 8 3 4; mso-font-charset:128; mso-generic-font-family:modern; mso-font-pitch:fixed; mso-font-signature:-536870145 1791491579 18 0 131231 0;} /* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New
Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New
Roman";} p.MsoBodyText, li.MsoBodyText, div.MsoBodyText {mso-style-priority:99; mso-style-unhide:no; mso-style-link:"Body Text Char"; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; text-align:justify; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt;
font-family:"Arial",&quot ;sans-serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} span.BodyTextChar
{mso-style-name:"Body Text Char"; mso-style-priority:99; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes;
mso-style-link:"Body Text"; mso-ansi-font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:12.0pt;
font-family:"Arial",&quot ;sans-serif"; mso-ascii-font-family:Arial; mso-hansi-font-family:Arial; mso-bidi-font-family:Arial;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes; font-size:10.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt;
mso-bidi-font-size:10.0pt; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:Calibri;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:1579897368;
{mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:-; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt;
font-family:"Arial",&quot ;sans-serif"; mso-fareast-font-family:"MS Mincho"; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} @list l0:level2 {mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; font-family:"Courier
New";} @list l0:level3 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt; font-family:Wingdings; mso-bidi-font-family:Wingdings;} @list l0:level4 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï‚·; mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; font-family:Symbol; mso-bidi-font-family:Symbol;} @list l0:level5 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:o; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; font-family:"Courier
New";} @list l0:level6 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt; font-family:Wingdings; mso-bidi-font-family:Wingdings;} @list l0:level7 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï‚·; mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; font-family:Symbol; mso-bidi-font-family:Symbol;} @list l0:level8 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:o; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; font-family:"Courier
New";} @list l0:level9 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:; mso-level-tab-stop:none; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; font-family:Wingdings; mso-bidi-font-family:Wingdings;} ol {margin-bottom:0cm;} ul {margin-bottom:0cm;} --> Lokasi Desa Torue, Astina dan Purwosari, Kec. Torue
Tujuan
1) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani binaan (100%), serta melestarikan sistem pertanian dan lingkungan .
2) Memperoleh umpan balik mengenai kebutuhan teknologi dan permasalahan dalam penerapan.
3) Mempercepat proses diseminasi dan adopsi teknologi inovatif.
4) Memfasilitasi dalam mensinkronkan program lingkup instansi terkait dengan kelembagaan usahatani.
Ringkasan Kegiatan
Program pembangunan pertanian yang telah dijalankan oleh Pemerintah di Sulawesi Tengah belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani, menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha di pedesaan. Salah satu program yang dapat memecahkan permasalahan tersebut di atas adalah Prima Tani. Prima Tani merupakan program untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan inovasi teknologi yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian kepada masyarakat dalam Laboratorium Agribisnis.
Kegiatan Prima Tani merupakan kegiatan Pengkajian yang dilaksanakan selama 5 (lima)
tahun. Yang pada tahun ke-5 (lima) diharapkan akan menghasilkan Output: Model Percontohan (Laboratorium Agribisnis) sebagai wadah Aplikasi Teknologi yang berorientasi Agribisnis untuk memperkenalkan dan mengaplikasikan teknologi pertanian kepada masyarakat petani di pedesaan. Kegiatan ini sudah berjalan 4 tahun dimana tahun 2006 telah berhasil
memperkenalkan teknologi PTT Padi Sawah dan sebagian Teknologi Budidaya Kakao. Teknologi dengan konsep PTT untuk Padi Sawah mampu meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Sedangkan inovasi teknologi Kakao dan Ternak terhadap peningkatan produksi dan pendapatan petani belum dapat diukur dengan angka. Sedangkan hubungan fungsional antar Lembaga untuk peningkatan kualitas sumberdaya manusia (kelompok tani) dan mutu produksi menuju Agibisnis Industrial Pedesaan telah terbentuk dan berjalan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Permasalahan yang ditemui selama kegiatan berlangsung yaitu belum berfungsinya Kelembagaan Keuangan (Bank) sehingga penerapan teknologi di tingkat petani belum mencapai 100 %.
Pemasyarakatan inovasi teknologi pertanian melalui kegiatan diseminasi dan transfer teknologi berupa brosur, leaflet, poster, liptan dan hasil pengkajian dari BPTP Sulawesi Tengah.
Mengintegrasikan antara lembaga–lembaga terkait untuk bersatu padu mendukung program Prima Tani melalui kemitraan yang kondusif/saling menguntungkan yang lebih berpihak
kepada kepentingan kelompok tani dan masyarakat setempat.
Tahun 2005-2008 telah dilakukan pendampingan teknologi padi dengan konsep PTT, budidaya kakao, pemeliharaan dan penggemukan ternak babi. Dampak dari penerapan komponen teknologi baik dari komoditi padi, kakao ternak terjadi kenaikan produktivitas. Terlihat pada tabel 10 dan 11, dan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan keluarga sebesar 360 %. Tingginya persentase peningkatan pendapatan disebabkan karena adanya
peningkatan harga beras sebesar 91,66%, begitu juga kakao terjadi kenaikan harga 125 %. Tabel Dampak penerapan komponen teknologi terhadap peningkatan produksi padi dan kakao KOMODITAS Sebelum (2005) Sesudah (2008)
Produk tivitas ( kg/ha)
Luas
(ha)
Produktivitas (Kg/ha) Luas Adopsi (ha) Padi (Beras) 1.695
Ciherang produksi petani sendiri
2.828
687
- - Varietas Unggul Berlabel (kalimas,cigeulis, cimelati, batang lembang,mekongga, ciherang)
- Pemupukan Berimbang (N berdasar BWD, P dan K berdasarkan analisa tanah)
- Pengendalian Hama berdasarkan pengamatan lapangan
- Perbaikan mutu beras teknologi mesin giling Kakao 545 (klon lokal) 824,9
1.020
600
- Perbaikan teknik budidaya kakao.
- Perbaikan mutu kakao.
- Pemupukan berimbang
- Pengendalian OPT
- Pemangkasan
- Sambung Samping
- Pemanfaatan limbah kakao (introduksi 2008)
Sumber data: Analisis Data Primer Tahun 2008
Tabel Dampak penerapan komponen teknologi terhadap peningkatan produksi ternak. KOMODITAS Sebelum (2005) Sesudah (2008)
Inovasi Teknologi Unggulan Produk tivitas (kg/ekor/h) Sebaran (ekor) Produk
tivitas (kg/ekor/h) Sebaran Adopsi (ekor) Pemeliha-raan dan Penggemukan Babi 0
4120 0,45 7959
Pakan konsentrat dan dedak
Teknik pengelolaan kotoran ternak menjadi biogas
Penggunaan bibit unggul (lendris)
Sumber data: Analisis Data Primer (Data berasal dari Farm Record Keeping dan diperoleh melalui kuesioner dan wawancara mendalam).
Tabel Dampak penerapan komponen teknologi padi, kakao dan ternak terhadap peningkatan produksi dan pendapatan per tahun.
Parameter Sebelum (2005) Sesudah (2008) Peningkatan (%)
Produktivitas padi, beras (kg/ha)
2828 166
Produktivitas kakao (kg/ha/tahun) 545 1020 187
Pemilikan Babi (ekor/kk) 5 15 300
22.032.099 79.851.152 360
Sumber data: Data berasal dari Farm Record Keeping dan diperoleh melalui kuesioner dan wawancara mendalam.
Pembinaan telah dilakukan melalui sosialisasi, pertemuan, maupun sekolah lapang. Jumlah kelompok tani yang aktif setelah pembinaan sebanyak 8 kelompok tani dengan jumlah anggot a 156 orang dan luas areal meningkat dari 537 hektar menjadi 687 hektar. Hal ini menunjukkan petani binaan prima
tani aktif dan telah menerapkan paket teknologi spesifik lokasi yang dianjurkan oleh peneliti/penyuluh.
Untuk mempermudah mendapatkan benih padi yang unggul atau berlabel, dilakukan pembinaan penangkar benih yaitu terbentuk 2 (dua) kelompok penangkar dengan luas tangkaran 15 hektar dan produksi total 44 ton benih/tahun. Penangkar benih ini akan terus berkembang dengan adanya kerjasama kelompok tani dengan perusahaan perbenihan yang meminta disediakan lebih dari 50 ton benih pertahun. Petani penangkar menyatakan walaupun harga beras sekarang cukup tinggi tetapi apabila petani mau menjual benih masih memiliki selisih keuntungan yang cukup besar apabila menjual dalam bentuk benih. Penjualan benih ini masih memiliki kelemahan yang terkadang petani tidak melakukan penjualan benih karena
petani tidak langsung mendapatkan uang kontan tetapi menunggu beberapa bulan kemudian. Hal ini merupakan tantangan yang harus mendapatkan solusinya. Kios saprodi yang semula belum ada, terbentuk dua unit usaha sarana produksi. Unit usaha ini diharapkan dapat
melayani kebutuhan saprodi bagi kedua anggota kelompok tersebut yang terus meningkat dan sekarang mencapai 167 orang. Kios saprodi selain melayani anggota juga telah melayani di
luar anggota kelompoknya.
Alat pasca panen atau pengolahan hasil berjumlah 4 unit yang ada di wilayah binaan prima tan i. Alat pasca pan
e n tre s
sher telah memperoleh keuntungan dan menjalin kerjasama dengan pengusaha gilingan untuk memperbaiki mutu beras dan sekaligus sebagai unit pemasaran. Hasil dari pembinaan rutin terlihat pada komponen penumbuhan dan pengembangan kelembagaan yang dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Prima Tani Parimou Jenis kelembagaan*) Komponen Kelembagaan Sebelum ** (2005) Sesudah
Kelompok Tani
Jumlah Kelompok (unit) 12 (tidak aktif) 8 Anggota (orang) 315 (tidak aktif) 156
Luas Areal (ha)
687 Penangkar Benih Jumlah (kelompok) 0 2
Luas Tangkaran (ha) 0 15
Produksi total (ton benih/tahun)
0
Kios Saprodi
Jumlah kios (unit) 0 2
Petani yang memanfaatkan (orang) 0 167
Alat Pasca panen/ Pengolahan Hasil
4 4 Pemasaran
Jumlah organisasi pemasaran (unit) 0 1 Keuangan Keuangan Mikro (KT) 0
Bank yang kerjasama (unit) 0 2****
*** Berupa tabungan KT untuk kepentingan operasional
**** 1. Bank Akarumi dan 2. BRI (skim kredit Usaha Rakyat/KUR)
Sumber data: Data berasal dari Farm Record Keeping dan diperoleh melalui kuesioner dan wawancara mendalam.