• Tidak ada hasil yang ditemukan

Widyastuti Paramita, Hery Gunawan. Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta 11480, ,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Widyastuti Paramita, Hery Gunawan. Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta 11480, ,"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PERENCANAAN, MONITORING

DAN PENGUSULAN PENYALURAN PNBP

SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN

MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI

KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010-2012

Widyastuti Paramita, Hery Gunawan

Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta 11480 , 08989831179,

widyparamitha@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perencanaan, Monitoring dan Pengusulan Penyaluran dana PNBP Sumber Daya Alam Pertambangan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2010-2012. Metode dan Objek Penelitian yaitu kualitatif, riset yang dilakukan berupa penelitian deskriptif, dimensi waktu yang digunakan adalah melibatkan tahun 2010 hingga 2012, metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara secara langsung ke KESDM. Objek penelitiannya yaitu data Provinsi Kalimantan Tengah yang terdapat di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara. Hasil yang dapat disimpulkan yaitu pada tahun 2010-2012 pengusulan penyaluran masing-masing mencapai sebesar 200%,101%,127% serta Pengusulan Penyaluran PNBP selalu mengalami peningkatan dari tahun 2010-2012 dan disetujui oleh Kementerian Keuangan.

Kata Kunci: Perencanaan, Monitoring, Pengusulan Penyaluran, Kalimantan Tengah, Tahun 2010-2012.

Abstract

This study aims to determine the Planning, Monitoring and Disbursements for proposing tax revenues Natural Resources Mines Central Kalimantan Province in 2010-2012. Object methods and qualitative research, namely, research carried out in the form of a descriptive study, which used the time dimension is involved years of 2010 to 2012, the data collection methods used were observation and interviews directly to the MEMR. The research object is the data of Central Kalimantan contained in the Ministry of Energy and Mineral Resources and the Directorate General of Mineral and Coal. The results can be concluded that in 2010-2012 the nomination of each distribution reaches 200%, 101%, 127% and Proposal Distribution of tax revenues always increase from 2010-2012 and approved by the Ministry of Finance. Keywords: Planning, Monitoring, Distribution Proposal, Central Kalimantan, Year 2010-2012.

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Persaingan antarperusahaan di Indonesia sudah sangat ketat baik perusahaan swasta maupun pemerintahan. Untuk memenangkan persaingan tersebut, perusahaan harus mampu mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Salah satu cara untuk memenangkan persaingan antarperusahaan adalah terwujudnya good governance. Demi terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan negara, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara profesional, terbuka, dan bertanggung jawab sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Salah satu sumber terciptanya good governance di dalam pemerintahan maka diperlukan adanya penerimaan negara. Adapun penerimaan negara tersebut didapatkan dari beberapa sumber salah satunya Sumber Daya Alam.

Beberapa negara berkembang memiliki pendapatan negara yang bersumber dari Sumber Daya Alam ini contohnya China, didalam jurnal international Physicochemical Problem of Mineral

Processing (2012: vol 2) dikatakan “China is a country in which coal is the main energy source and in a very long period of time it will not change” yang mana artinya “Cina adalah negara dimana

batubara merupakan sumber energi utama dan dalam waktu yang sangat lama itu tidak akan berubah”. Akan tetapi ternyata tidak hanya negara china yang memiliki pendapatan negara yang berasal dari Sumber Daya Alam, melainkan negara Indonesia juga memilikinya.

Di dalam jurnal konstitusi (2012: vol 3) di katakan bahwa “Negara Indonesia sejak dulu terkenal dengan kekayaan alamnya baik di bidang perkebunan, pertanian, perikanan, bahkan pertambangan”. Salah satu Sumber Daya Alam yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan rakyat adalah pertambangan. Salah satu penerimaan negara Indonesia bersumber dari Penerimaan Negara Bukan Pajak, yang mana pada dasarnya terdiri dari dua jenis yaitu BUN dan K/L. Khusus bun terdiri dari MIGAS, Panas Bumi dan BUMN sedangkan K/L terdiri dari umum dan khusus. Dalam UU tentang APBN dikelompokan menjadi empat kelompok besar salah satunya sumber daya alam yang memiliki pendapatan atau penerimaan yang besar bagi negara Indonesia.

Hal ini diperkuat dengan adanya surat siaran pers yang berjudul Refleksi Kinerja Sektor

Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2010 mengatakan “jumlah realisasi Penerimaan Negara

Bukan Pajak yang bersumber dari Mineral dan Batubara mencapai Rp.18,29 triliun”. Tidak hanya itu saja tetapi juga dibuktikan dengan adanya jurnal Business Administration (2013: vol 2) yang mengatakan “Central Kalimantan is one of the provinces where the major income in Indonesian coal

has a high economic coal” yang mana artinya “Kalimantan Tengah merupakan salah satu Provinsi di

mana pendapatan batubara di Indonesia yang tinggi”.

Pada penerimaan yang bersumber dari sumber daya alam ini kita mengenal pendapatan sumber daya alam migas dan non migas. Pendapatan sumber daya alam migas merupakan pendapatan yang diperoleh dari bagian bersih pemerintah atas kerjasama pengelolaan sektor hulu migas. Namun pendapatan sumber daya alam non migas dikenal dengan beberapa pendapatan sektoral yang cukup populer, yaitu pertambangan umum, kehutanan, perikanan, dan panas bumi. Jika dilihat dari dari sumber penerimaan tersebut kita dapat menduga hasil penerimaan tersebut tergolong besar dan bisa digunakan untuk kebutuhan masyarakat.

Salah satu lembaga pemerintahan yaitu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral merupakan salah satu lembaga pemerintah yang melakukan pencatatan Penerimaan Negara Bukan Pajak tersebut yang dapat digunakan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Salah satu Penerimaan Negara Bukan Pajak yang dicatat oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bersumber dari Mineral dan Batubara yang ada di Indonesia. Telah kita ketahui sejak zaman pemerintahan presiden Ir. Soekarno batubara merupakan aset negara yang memiliki nilai jual yang besar di dunia perdagangan sumber daya alam, namun seiring dengan berjalannya waktu nilai batubara di dunia perdagangan sumber daya alam semakin menurun dan hal ini dikarenakan nilai jual emas lebih diminati oleh negara asing.

Melihat situasi tersebut menimbulkan keingintahuan tentang perencanaan, monitoring dan pengusulan penyaluran penerimaan negara bukan pajak yang berkaitan dengan Mineral dan Batubara.Sehingga dari hasil analisa tersebut diharapkan kita dapat mengetahui tentang perencanaan, monitoring dan pengusulan penyaluran penerimaan negara bukan pajak sumber daya alam pertambangan yang dilakukan oleh pemerintahan, sesuai dengan keputusan yang telah diambil dalam melakukan perencanaan, monitoring dan pengusulan penyaluran penerimaan negara bukan pajak sumber daya alam pertambangan tersebut. Adapun dengan adanya permasalahan diatas maka skripsi ini berjudul “ANALISA PERENCANAAN, MONITORING DAN PENGUSULAN

(3)

PENYALURAN PNBP SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010-2012”

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui perencanaan target yang harus didapatkan dalam hal penerimaan negara di bidang pertambangan Mineral dan Batubara tahun 2010-2012 pada Provinsi Kalimantan Tengah.

b. Untuk mengetahui besarnya jumlah realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak yang di peroleh pada tahun 2010-2012 terkait Sumber Daya Alam Pertambangan Mineral dan Batubara di Provinsi Kalimantan Tengah.

c. Untuk mengetahui hasil monitoring ke Provinsi Kalimantan Tengah yang dituju yang mana hal tersebut dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terkait Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam Pertambangan di bidang Mineral dan Batubara tahun 2010-2012.

d. Untuk mengetahui besarnya jumlah pengusulan Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam Pertambangan yang nantinya akan disalurkan untuk Provinsi Kalimantan tengah tahun 2010-2012.

e. Untuk mengetahui siklus pengusulan penyaluran dana penerimaan negara bukan pajak terkait Mineral dan Batubara yang dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ke Provinsi Kalimantan Tengah.

METODE PENELITIAN

1. Jenis dari penelitian yaitu penelitian kualitatif. 2. Riset yang dilakukan berupa penelitian deskriptif.

3. Dimensi waktu yang digunakan yaitu melibatkan tahun 2010 hingga 2012 4. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan wawancara. 5. Lingkungan penelitian berupa lingkungan riil.

6. Unit analisanya yaitu Wajib Bayar Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam Pertambangan Mineral dan Batubara serta data keuangan yang telah tercatat di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

HASIL DAN BAHASAN

a. Perencanaan, Realisasi , Monitoring dan Pengusulan PNBP Sumber Daya Alam Pertambangan Mineral dan Batubara Tahun 2010

Adapun rekapitulasi total keseluruhan serta rincian dari perencanaan dan realisasi PNBP hasil sumber daya alam pertambangan Mineral dan Batubara Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010 yaitu:

Tabel 4.11

Rekapitulasi PNBP SDA Pertambangan Mineral dan Batubara Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010

No Provinsi / Kabupaten / Kota

REKAPITULASI 2010 Total Rencana (Dalam Milyar) Total Realisasi (Dalam Milyar) % Hasil Rekon

Kalimantan Tengah 167.874 336.525 200 Sama

1 Kab. Barito Selatan 9.060 13.452 148 Sama

2 Kota Palangkaraya 533 122 23 Sama

3 Kab. Barito Timur 10.516 2.609 25 Sama

4 Kab. Barito Utara 9.345 46.832 501 Sama

5 Kab. Gunung Mas 1.070 380 36 Sama

(4)

7 Kab. Katingan 1.502 607 40 Sama

8 Kab. Kotawaringin Barat 854 18 2 Sama

9 Kab. Kotawaringin Timur 5.798 3.029 52 Sama

10 Kab. Lamandau 323 1.025 317 Sama

11 Kab. Murung Raya 125.600 227.122 181 Sama

12 Kab. Pulang Pisau 8 0 0 Sama

13 Kab. Seruyan 186 224 120 Sama

14 Kab. Sukamara 0 0 0 Sama

Sumber : Data Hasil Olahan Sendiri

(Tabel seperti yang tertera pada halaman sebelumnya)

Dari tabel 4.11 dapat kita lihat adanya kolom % (persentase), yang mana maksud dari kolom persentase ini merupakan hasil pencapaian penerimaan negara bukan pajak dari jumlah yang di rencanakan (target), yang mana dalam hal ini di hitung dengan menggunakan rumus persentase yaitu:

Sumber: Laporan Penyusunan Tabel dan Grafik Agustus 2013

Dilihat dari tabel 4.11 diatas dapat kita ketahui bahwa pada Kabupaten Sukamara belum memiliki penghasilan atas penerimaan negara bukan pajak, hal ini disebabkan karena pada tahun 2010 Kabupaten Sukamara belum menjadi bagian dari Kalimantan Tengah. Dari data tabel 4.2 kita juga dapat mengetahui bahwa hasil monitoring PNBP tahun 2010 memiliki hasil rekapitulasi yang sama serta jumlah total PNBP hasil sumber daya alam pertambangan Mineral dan Batubara untuk Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2010 memiliki realisasi penerimaan yang tinggi melebihi dari angka yang ditargetkan. Hal ini disebabkan oleh besarnya jumlah penerimaan Iuran produksi (Royalti) daripada jumlah penerimaan Iuran Tetap, yang mana pada tahun 2010 ini batubara yang mencapai 275.164.196 ton dan meningkatnya harga batubara yang signifikan sejak bulan oktober sebesar $92,68/ton hingga pada akhir tahun 2010 mencapai $130,41/ton. Selain itu Jumlah yang diusulkan untuk disalurkan kedaerah penghasil ialah jumlah realisasi secara keseluruhan dan dapat kita lihat bahwa pada Kabupaten Barito Selatan,Barito Utara, Kapuas, Lamandau, Murung Raya, Seruyan memiliki persentase penerimaan yang tinggi dibandingkan dengan Kabupaten yang lain. Adapun penyebab tingginya persentase tersebut yaitu:

1. Kabupaten Barito Selatan (148%)

Besarnya persentase penerimaan tersebut disebabkan karena tingginya penerimaan royalti (batubara) pada triwulan 4 (Oktober-Desember) pada jenis penerimaan Perjanjian Kontrak Pengusaha Pertambangan Batubara (PKP2B) mencapai sebesar Rp 7.426.997.759 (lampiran 1.21).

2. Kabupaten Barito Utara (501%)

Besarnya persentase penerimaan tersebut disebabkan karena tingginya penerimaan royalti (batubara) pada triwulan 2 (April-Juni) untuk jenis penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) mencapai sebesar Rp11.506.154.845 (lampiran 1.3).

3. Kabupaten Kapuas (570%)

Besarnya persentase penerimaan tersebut disebabkan karena tingginya penerimaan royalti (batubara) pada triwulan 5 sebesar Rp3.883.589.036,00 (lampiran 1.7) dan penerimaan kurang bayar sebesar Rp8.373.383.470,00 (Lampiran 1.8).

(5)

4. Kabupaten Lamandau (317%)

Besarnya persentase penerimaan tersebut disebabkan karena tingginya penerimaan royalti (batubara) pada triwulan 4 (Oktober-Desember) pada jenis penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) mencapai sebesar Rp495.232.000,00 (lampiran 1.5) 5. Kabupaten Murung Raya (181%)

Besarnya persentase penerimaan tersebut disebabkan karena tingginya penerimaan kurang bayar royalti (batubara) pada jenis penerimaan Perjanjian Kontrak Pengusaha Pertambangan Batubara (PKP2B) mencapai sebesar Rp143.887.642.867,69 (lampiran 1.24).

6. Kabupaten Seruyan (120%)

Besarnya persentase penerimaan tersebut disebabkan karena tingginya penerimaan royalti (batubara) pada triwulan 4 (Oktober-Desember) pada jenis penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) mencapai sebesar Rp169.912.500,00 (lampiran 1.5).

b. Perencanaan, Realisasi , Monitoring dan Pengusulan PNBP Sumber Daya Alam Pertambangan Mineral dan Batubara Tahun 2011

Adapun rekapitulasi total keseluruhan serta rincian dari perencanaan dan realisasi PNBP hasil sumber daya alam pertambangan Mineral dan Batubara Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011 yaitu:

Tabel 4.12

Rekapitulasi PNBP SDA Pertambangan Mineral dan Batubara Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2011

No Provinsi / Kabupaten / Kota

REKAPITULASI 2011 Jumlah Hasil Rekon Total Rencana (Dalam Milyar) Total Realisasi (Dalam Milyar) %

Kalimantan Tengah 435.206 438.358 101 Sama

1 Kab. Barito Selatan 61.100 41.497 68 Sama

2 Kota Palangkaraya 1.800 338 19 Sama

3 Kab. Barito Timur 37.700 37.461 99 Sama

4 Kab. Barito Utara 58.800 47.983 82 Sama

5 Kab. Gunung Mas 18.915 1.443 8 Sama

6 Kab. Kapuas 59.400 61.476 103 Sama

7 Kab. Katingan 16.800 1.206 7 Sama

8 Kab. Kotawaringin Barat 24.600 821 3 Sama

9 Kab. Kotawaringin Timur 410 1.056 258 Sama

10 Kab. Lamandau 9.510 5.317 56 Sama

11 Kab. Murung Raya 184.812 239.627 130 Sama

12 Kab. Pulang Pisau 4 0 0 Sama

13 Kab. Seruyan 140 70 50 Sama

14 Kab. Sukamara 95 64 67 Sama

(6)

Dari tabel 4.12 dapat kita lihat adanya kolom % (persentase), yang mana maksud dari kolom persentase ini merupakan hasil pencapaian penerimaan negara bukan pajak dari jumlah yang di rencanakan (target), yang mana dalam hal ini di hitung dengan menggunakan rumus persentase yaitu:

Sumber: Laporan Penyusunan Tabel dan Grafik Agustus 2013

Dari Tabel 4.12 dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2011 dengan melihat realisasi penerimaan pada tahun 2010 pemerintah mengambil kebijakan untuk menaikan target Penerimaan Negara Bukan Pajak hasil Sumber Daya Alam Pertambangan Mineral dan Batubara untuk Provinsi Kalimantan Tengah, walaupun demikian realisasi penerimaan tahun 2011 ini tetap melebihi dari angka yang ditargetkan hal itu diperkuat dengan meningkatnya hasil penerimaan per Kabupaten dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh jumlah produksi batubara mengalami peningkatan yaitu sebesar 353.387.341 ton akan tetapi pada tahun 2011 ini harga batubara mengalami penurunan hingga $112,67/ton, walaupun demikian peminat akan batubara tetap banyak sehingga penerimaan nya tetap melebihi angka yang di targetkan dan dalam hal ini pemerintah mengalami keuntungan yang besar serta kita juga dapat melihat hasil monitoring PNBP tahun 2011 memiliki jumlah rekapitulasi yang sama. Jumlah yang diusulkan untuk disalurkan kedaerah penghasil ialah jumlah realisasi secara keseluruhan dan dari tabel diatas kita juga dapat melihat bahwa pada Kabupaten Kapuas, Kabupaten Kotawaringin Timur, dan Kabupaten Murung Raya memiliki persentase penerimaan yang cukup tinggi dibandingkan dengan Kabupaten yang lain. Adapun penyebab tingginya persentase penerimaan yaitu:

1. Kabupaten Kapuas (103%)

Besarnya persentase penerimaan tersebut disebabkan karena tingginya penerimaan royalti pada triwulan 1&2 untuk penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang mencapai Rp18.989.665.317,00.

2. Kabupaten Kotawaringin Timur (258%)

Besarnya persentase penerimaan tersebut disebabkan karena tingginya penerimaan royalti pada Triwulan 1&2 untuk penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) mencapai Rp231.486.987,00 dan adanya penerimaan kurang bayar sebesar Rp569.862.801,00.

3. Kabupaten Murung Raya (130%)

Besarnya persentase penerimaan tersebut disebabkan karena tingginya penerimaan royalti pada Triwulan 3 (Juli-September) untuk penerimaan Kontrak Karya (KK) mencapai Rp930.861.485,45 dan adanya penerimaan kurang bayar sebesar Rp3.169.414.633,45. Lalu terdapat pula tingginya penerimaan dari Perjanjian Kontrak Pertambangan Batubara (PKP2B) pada triwulan 1 (Januari-Maret) mencapai Rp53.328.443.367,35 serta penerimaan escrow (kurang bayar) sebesar Rp162.641.055.411,84.

c. Perencanaan, Realisasi, Monitoring dan Pengusulan PNBP Sumber Daya Alam Pertambangan Mineral dan Batubara Tahun 2012

Dengan melihat hasil penerimaan pada tahun 2011 yang melebihi target maka pemerintah menetapkan untuk menaikkan target Penerimaan pada tahun 2012. Adapun rekapitulasi total keseluruhan serta rincian dari perencanaan dan realisasi PNBP hasil sumber daya alam pertambangan Mineral dan Batubara Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012 yaitu:

(7)

Tabel 4.13

Hasil Monitoring (Rekon) PNBP SDA Pertambangan Mineral dan Batubara Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012

No. Prov./Kab./Kota Penghasil

Rekapitulasi 2012 Jumlah Hasil Rekon Total Rencana (Dalam Milyar) Total Realisasi (Dalam Milyar) %

Kalimantan Tengah 448.469 568.381 127 Sama

1 Kab. Murung Raya 260.375 195.322 75 Sama

2 Kab. Kapuas 59.095 171.562 290 Sama

3 Kab. Barito Utara 51.539 89.561 174 Sama

4 Kab. Barito Selatan 35.194 21.117 60 Sama

5 Kab. Barito Timur 26.308 73.050 278 Sama

6 Kab. Lamandau 6.179 7.163 116 Sama

7 Kota Palangka Raya 97 20 21 Sama

8 Kab. Gunung Mas 4.693 2.391 51 Sama

9 Kab. Katingan 3.366 2.822 84 Sama

10 Kab. Kotawaringin Timur 1.140 4.442 390 Sama

11 Kab. Kotawaringin Barat 175 215 123 Sama

12 Kab. Seruyan 94 133 141 Sama

13 Kab. Sukamara 206 583 283 Sama

14 Kab. Pulau Pisau 7.440 0 0 Sama

Sumber: Data Hasil Olahan Sendiri

Dari tabel 4.13 dapat kita lihat adanya kolom % (persentase), yang mana maksud dari kolom persentase ini merupakan hasil pencapaian penerimaan negara bukan pajak dari jumlah yang di rencanakan (target), yang mana dalam hal ini di hitung dengan menggunakan rumus persentase yaitu:

Sumber: Laporan Penyusunan Tabel dan Grafik Agustus 2013

Dilihat dari tabel 4.8 diatas dapat kita ketahui bahwa penerimaan pada Kabupaten Barito Selatan, Palangka Raya, Gunung Mas, Murung Raya, dan Katingan tidak mencapai jumlah penghasilan yang sudah ditargetkan, hal ini disebabkan karena turunnya harga batubara pada tahun 2012 yang mencapai $81,75/ton. Walaupun demikian produksi akan batubara tetap meningkat dari tahun 2011 hingga mencapai 386 juta ton , hal ini membuktikan bahwa peminat akan batubara meningkat dari tahun sebelumnya. selain itu tarif pada penerimaan Iuran tetap untuk bidang eksplorasi dan eksploitasi mengalami perubahan dari tahun sebelumnya yaitu untuk eksplorasi tahap 1 Rp2000/hektar, lalu tahap 2 Rp2500/hektar, dan tahap 3 Rp3000/hektar. Sedangkan eksploitasi tahap 1 Rp15000/hektar, lalu tahap 2 Rp25000/hektar, yang mana tarif tersebut berubah menjadi $2 (untuk ekslporasi) dan $4 (untuk eksploitasi). Jumlah yang diusulkan untuk disalurkan kedaerah penghasil ialah jumlah realisasi secara keseluruhan dan dari tabel 4.8 dapat kita ketahui pula pada Kabupaten Kapuas, Barito Utara, Barito Timur, Kotawaringin Timur dan Sukamara memiliki persentase penerimaan yang tinggi. Adapun penyebab tingginya persentase penerimaan tersebut yaitu:

1. Kabupaten Kapuas (290%)

Besarnya persentase penerimaan tersebut disebabkan karena tingginya penerimaan royalti pada triwulan 1 (Januari-Maret) untuk jenis penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) mencapai Rp53.607.208.087,00.

(8)

2. Kabupaten Barito Utara (174%)

Besarnya persentase penerimaan tersebut disebabkan karena tingginya penerimaan royalti pada triwulan 4 (Oktober-Desember) untuk jenis penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) mencapai Rp34.247.419.881,17 dan adanya penerimaan escrow (Kurang Bayar) sebesar Rp19.328.282.288,55. 3. Kabupaten Barito Timur (278%)

Besarnya persentase penerimaan tersebut disebabkan karena tingginya penerimaan royalti pada triwulan 1 (Januari-Maret) untuk jenis penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) mencapai Rp26.420.710.444,00.

4. Kabupaten Lamandau (116%)

Besarnya persentase penerimaan tersebut disebabkan karena tingginya penerimaan royalti pada triwulan 4 (Oktober-Desember) untuk jenis penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) mencapai Rp2.085.645.602 dan adanya penerimaan kurang bayar sebesar Rp428.829.014,00.

5. Kabupaten Kotawaringin Timur (390%)

Besarnya persentase penerimaan tersebut disebabkan karena tingginya penerimaan royalti pada triwulan 1 (Januari-Maret) untuk jenis penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) mencapai Rp1.636.679.395,00.

6. Kabupaten Kotawaringin Barat (123%)

Besarnya persentase penerimaan tersebut disebabkan karena tingginya penerimaan iuran tetap untuk jenis penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan jumlah kurang bayar mencapai Rp167.070.000,00.

7. Kabupaten Seruyan (141%)

Besarnya persentase penerimaan tersebut disebabkan karena tingginya penerimaan iuran tetap pada triwulan 4 (Oktober-Desember) untuk jenis penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) mencapai Rp115.749.402,00. 8. Kabupaten Sukamara (283%)

Besarnya persentase penerimaan tersebut disebabkan karena tingginya penerimaan iuran tetap pada triwulan 4 (Oktober-Desember) untuk jenis penerimaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) mencapai Rp583.073.156,88.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisa dan bahasan yang telah dilakukan pada Bab 4 maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Perencanaan jumlah target Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam Pertambangan Mineral dan Batubara dari tahun 2010 -2012 pada Provinsi Kalimantan Tengah selalu mengalami peningkatan, yang mana masing-masing berjumlah yaitu Tahun 2010 Rp 167.874 (dalam milyar), Tahun 2011 Rp 435.206 (dalam milyar), Tahun 2012 Rp 448.469 (dalam milyar).

b. Besarnya jumlah realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam Pertambangan Mineral dan Batubara yang di peroleh dari tahun 2010-2012 terkait Mineral dan Batubara di provinsi Kalimantan Tengah selalu mencapai target walaupun harga batubara mengalami naik turun, adapun masing-masing berjumlah:

1. Tahun 2010 Rp 336.525 (dalam milyar). Pada tahun 2010 didapatkan 6 Kabupaten yang memiliki Persentase tinggi yaitu Kabupaten Barito Selatan (148%), Barito Utara (501%), Kapuas (570%), Lamandau (317%), Murung Raya (181%) dan Seruyan (121%).

2. Tahun 2011 Rp 438.358 (dalam milyar). Pada tahun 2011 didapatkan 3 Kabupaten yang memiliki Persentase tinggi yaitu Kabupaten Kapuas (103%), Kotawaringin Timur (257%) dan Seruyan (130%).

3. Tahun 2012 Rp 568.381 (dalam milyar). Pada tahun 2012 didapatkan 8 Kabupaten yang memiliki Persentase tinggi yaitu Kabupaten Kapuas (290%), Barito

(9)

Utara(174%), Barito Timur (278%), Lamandau (116%), Kotawaringin Timur (390%), Kotawaringin Barat (123%), Seruyan (1141%) , Sukamara (283%). c. Hasil monitoring yang dilakukan pada Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam

Pertambangan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2010-2012 tidak terdapat perbedaan dalam hasil perhitungan dan jumlah yang didapatkan.

d. Besarnya jumlah pengusulan penyaluran dana Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam Pertambangan Mineral dan Batubara untuk provinsi Kalimantan tengah tahun 2010-2012 selalu mengalami peningkatan. Adapun jumlah yang di usulkan yaitu Tahun 2010 Rp 336.525 (dalam milyar), Tahun 2011 Rp 438.358 (dalam milyar), Tahun 2012 Rp 568.381 (dalam milyar).

e. Adapun siklus pengusulan penyaluran dana Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam Pertambangan Mineral dan Batubara yang dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kalimantan Tengah telah sesuai dengan teori yang ada.

Saran

Adapun saran yang dapat diberikan yaitu:

a. Dalam penjumlahan target seharusnya dilakukan tidak hanya dengan melihat jumlah realisasi pada tahun sebelumnya namun juga harus dilakukan dengan menimbang harga batubara dan mineral berdasarkan harga pasar serta menimbang pula jumlah produksi batubara yang nantinya akan menjadi batasan produksi pada tahun tersebut, serta untuk tahun selanjutnya jumlah yang di targetkan atau yang direncanakan untuk penerimaan negara bukan pajak harus lebih tinggi lagi karena mengingat hasil realisasi dari tahun 2010-2012 selalu mengalami kenaikan.

b. Untuk tahun selanjutnya hasil realisasi penerimaan PNBP nya jangan hanya beberapa Kabupaten saja yang memiliki persentase tinggi, tetapi maksimalkan semuanya memiliki persentase tinggi juga sehingga hasil penerimaannya akan lebih tinggi dari sebelumnya. c. Untuk produksi batubara seharusnya diturunkan lagi karena mengingat pada hasil analisa

bahwa produksi batubara tahun 2010-2012 mengalami kenaikan yaitu :

1. Tahun 2010 sebesar 275.164.196 ton dengan harga batubara pada akhir bulan desember mencapai $130,41/ton.

2. Tahun 2011 sebesar 353.387.341 ton dengan harga batubara pada akhir bulan desember mencapai $112,67/ton.

3. Tahun 2012 sebesar 386.000.000 ton dengan harga batubara pada akhir bulan desember sebesar $81,75/ton.

Sehingga dengan demikian pemerintah seharusnya lebih memantau jumlah produksi batubara karena mengingat batubara merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui sehingga harus dilakukan batasan dalam memproduksi batubara tersebut.

REFERENSI

Biro Keuangan Sekertariat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2011).

Kompendium Peraturan PNBP. (1th Edition). Jakarta : Biro Keuangan Sekertariat Jenderal

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Dipowicaksono, Fiqi and Wibowo, Satya Aditya. (2013). Marketing Strategy For 3M PPE Products at Coal Mining in East Kalimantan. Jurnal Business Administration. Vol 2, No. 9, diakses 18 Maret 2014 dari http://journal.sbm.itb.ac.id/index.php/IJBA/article/download/653/523.

(10)

Emod, Lela Rochmatin. (2013). Pengelolaan PNBP Nikah dan Rujuk di Lingkungan Kementrian Agama. Jurnal Ekonomi Keagamaan. Vol 1, No. 118, diakses 20 Maret 2014 dari http:///E:/PengelolaanPNBPNikahdanRujukdi Lingkungan Kementerian Keagamaan.htm Hasibuan, Mikko Rawindra and Djajadiningrat, Surna Tjahja. (2012). Effort To Increase Performance

of Sub Directorate of State Revenue of Mineral and Coal in Optimizing Non Tax State Revenue General Mining. The Indonesian Journal of Business Administration, Vol 1, No. 1, diakses 12 April 2014 dari http://portalgaruda.org/download_article.php?article=88753&val=2219.

Hidayat. (2011). Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Kelembagaan Lokal. Jurnal Sejarah, Jilid

15, No. 19, diakses 12 April 2014 dari

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/cilekha/article/download/3412/3067.

LI Yanfeng, ZHAO Wenda, GUI Xiahui, ZHANG Xiaobo. (2012). Flotation Kinetics and Separation Selectivity of Coal Size. Jurnal Physicochemical Problem of Mineral Processing. Vol 2, No. 49,

diakses 18 Maret 2014 dari

http://www.ppmp.pwr.wroc.pl/sorpa/file/5609eea312404d80b37560585dc32840/download. Mowen Hansen. (2009). Managerial accounting;Akuntansi manajerial. Buku 1 (edisi

8). Jakarta Selatan : Salemba Empat.

Nursanto Edy, Idrus Arifudin, Amijaya Hendra, dan Pramumijoyo Subagyo. (2011). Keterdapatan dan Tipe Mineral pada Batubara serta Metode Analisis. Vol 4, No. 1, diakses 18 Maret 2014 dari

ttp://technoscientia.akprind.ac.id/techno/files/full/vol4no1agus2011/EDY_NURSANTO_001 -010.pdf.

Prawira, Sutisna. (2010). REFLEKSI KINERJA SEKTOR ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

TAHUN 2010.10 Februari 2014. http://www.esdm.go.id/siaran-pers/55-siaran-pers/4027-refleksi-kinerja-sektor-energi-dan-sumber-daya-mineral-tahun-2010.html

Robbins, Stephen P. / Coulter, Marry. (2009). Manajemen. (Edisi 8) Jilid 1. New Jersey: Pearson Education. Inc.

Saidi, Muhammad Djafar & Huseng, Rohana.(2010). HUKUM PENERIMAAN NEGARA BUKAN

PAJAK. (2nd Edition). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Saryono, Agus. (2013). Laporan Penyusunan Tabel & Grafik Agustus 2013. Jakarta:Sekretaris Direktorat Jenderal HAM.

Suandy, Erly. (2011). Perencanaan Pajak. (Edisi 5). Jakarta Selatan: Salemba Empat.

Susyanto. (2012). KINERJA SEKTOR KERJA ESDM TAHUN 2012. 21 Mei 2014. http://www.esdm.go.id/siaran-pers/55-siaran-pers/6127-kinerja-sektor-esdm-tahun-2012-.html

Victor Imanuel Williamson Nalle. (2012). Hak Menguasai Negara Atas Mineral dan Batubara Pasca Berlakunya Undang-Undang Minerba. Jurnal Konstitusi. Vol 9, No. 3, diakses 18 Maret 2014 dari

http://www.academia.edu/2614229/Hak_Menguasai_Negara_atas_Mineral_dan_Batubara_Pa scaberlakunya_Undang-Undang_Minerba

Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia. (Edisi 10) Buku 1. Jakarta Selatan : Salemba Empat.

Yuniarto, Agung. (2012). Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak. Bogor: Kementerian Keuangan Republik Indonesia Badan Pendidikan dan Pelatihan

(11)

RIWAYAT PENULIS

Nama : Widyastuti Paramita Tempat, Tanggal lahir : Jakarta, 25 Agustus 1992

Referensi

Dokumen terkait

Peran Tommy Soeharto dalam aksi upaya makar terhadap Presiden Jokowi juga diakui oleh Jenderal (Purn) Kivlan Zein yang memiliki peran yang besar untuk membantu FPI dalam memimpin

Siswa yang melakukan prokrastinasi dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain

Dengan melihat penjelasan di atas, dengan permasalahan yang dihadapi usaha mikro dalam permodalan serta pengaruh kebijakan maupun peran pemerintah dalam

Nilai rata-rata kemampuan menulis pantun dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think Phair Share) siswa kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan dilihat

Pemberian Scaffolding dalam Pemecahan Masalah Soal Cerita pada Pokok Bahasan Persamaan Linear Satu Variabel (Plsv) Di Kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Program

Indeks Jaccard pada assosiasi Daun Sang dengan semai vegetasi

Empat klon dari sembilan klon yang diuji merupakan klon hasil persilangan terbuka (BIS OP-61, BIS OP- 4, 73 OP-8 dan 73 OP-5), tiga klon diantaranya memperlihatkan keragaan yang

Menyatakan bahwa Penelitian yang berjudul “ANALISIS KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PONOROGO SELATAN KABUPATEN PONOROGO“ adalah