• Tidak ada hasil yang ditemukan

jd mekanik MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "jd mekanik MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 285/MEN/1991

TENTANG

PELAKSANAAN PERMAGANGAN NASIONAL

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA Menimbang :

a. Bahwa permagangan merupakan bagian dari sistem

pengembangan sumber daya manusia dengan proses pematangan melalui pengalihan pengalaman kerja sehingga dapat menjadi tenaga kerja profesional.

b. Bahwa potensi latihan yang terdapat di sektor Pemerintah maupun swasta perlu digerakkan untuk melaksanakan

permagangan yang hingga saat ini dirasakan belum optimal; c. Bahwa untuk itu perlu diatur dengan keputusan Menteri. Mengingat:

1. Undang-undang No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja; *)

2. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja; 3. Undang-undang No. 7 tahun 1981 tentang wajib Lapor

Ketenagakerjaan di Perusahaan.

4. Keputusan Presiden R.I. Nomor 34 Tahun 1972 tentang Tanggung Jawab Fungsional Pendidikan dan Latian;

5. Keputusan Presiden R.I. Nomor 4 Tahun 1980 tentang Lapor Lowongan Kerja;

6. Instruksi Presiden R.I. Nomor 15 Tahun 1974 tentang Pelaksanaan Keppres No. 34 Tahun 1972;

7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 1331/MEN/1987 tentang Pola Umum Pembinaan Sistem Latihan Kerja Nasional; 8. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP. 1244/MEN/1985 tentang Pola Pedoman Standar Latihan Kerja dan Standar Kualifikasi Keterampilan Jo. KEP. 146/Men/1990;

9. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP. 1421/MEN/1987/ tentang Pola Sertifikasi Latihan Kerja Nasional;

Memperhatikan :

Hasil Rumusan Temu Konsultasi Nasional DLKN-DLKD tanggal 27 Pebruari 1991

MEMUTUSKAN Menetapkan :

KEPUTUSAN MENTERI TENTANG PELAKSANAAN PERMAGANGAN NASIONAL. BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

a. Permagangan adalah bagian dari sistem pengembangan sumber daya manusia yang dilaksanakan oleh perusahaan atau instansi, dimana peserta memperolah pengetahuan

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 285/MEN/1991

TENTANG

PELAKSANAAN PERMAGANGAN NASIONAL

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA Menimbang :

a. Bahwa permagangan merupakan bagian dari sistem

pengembangan sumber daya manusia dengan proses pematangan melalui pengalihan pengalaman kerja sehingga dapat menjadi tenaga kerja profesional.

b. Bahwa potensi latihan yang terdapat di sektor Pemerintah maupun swasta perlu digerakkan untuk melaksanakan

permagangan yang hingga saat ini dirasakan belum optimal; c. Bahwa untuk itu perlu diatur dengan keputusan Menteri. Mengingat:

1. Undang-undang No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja; *)

2. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja; 3. Undang-undang No. 7 tahun 1981 tentang wajib Lapor

Ketenagakerjaan di Perusahaan.

4. Keputusan Presiden R.I. Nomor 34 Tahun 1972 tentang Tanggung Jawab Fungsional Pendidikan dan Latian;

5. Keputusan Presiden R.I. Nomor 4 Tahun 1980 tentang Lapor Lowongan Kerja;

6. Instruksi Presiden R.I. Nomor 15 Tahun 1974 tentang Pelaksanaan Keppres No. 34 Tahun 1972;

7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 1331/MEN/1987 tentang Pola Umum Pembinaan Sistem Latihan Kerja Nasional; 8. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP. 1244/MEN/1985 tentang Pola Pedoman Standar Latihan Kerja dan Standar Kualifikasi Keterampilan Jo. KEP. 146/Men/1990;

9. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP. 1421/MEN/1987/ tentang Pola Sertifikasi Latihan Kerja Nasional;

Memperhatikan :

Hasil Rumusan Temu Konsultasi Nasional DLKN-DLKD tanggal 27 Pebruari 1991

MEMUTUSKAN Menetapkan :

KEPUTUSAN MENTERI TENTANG PELAKSANAAN PERMAGANGAN NASIONAL. BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

a. Permagangan adalah bagian dari sistem pengembangan sumber daya manusia yang dilaksanakan oleh perusahaan atau instansi, dimana peserta memperolah pengetahuan

(2)

keterampilan dan sikap kerja yang diarahkan untuk suatu jabatan tertentu, melalui jalur pengalaman yang

dilaksanakan secara sistematis menurut kemampuan kedua belah pihak dan diikat dalam suatu kontrak permagangan yang tidak dengan sendirinya menjamin penempatan oleh pelaksana b. Peserta permagangan ialah setiap tenaga kerja yang telah memenuhi syarat sebagai peserta program;

c. Instruktur permagangan ialah karyawan senior yang memenuhi persyaratan ditunjuk oleh pelaksana untuk

bertindak sebagai pemandu, pembimbing dan pengawas peserta program;

d. Pelaksana permagangan adalah perusahaan atau instansi yang dilaksanakan permagangan;

e. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang

memperkerjakan buruh (tenaga kerja) dengan tujuan mencari keuntungan atau tidak, baik milik Swasta atau Negara; f. Instansi adalah badan hukum baik pemerintah maupun swasta di luar butir e;

g. Menteri ialah Menteri yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan;

h. Pembiayaan adalah segala biaya yang dikeluarkan untuk penyelenggaraaan permagangan;

i. Kontrak permagangan adalah kesepakatan antara pelaksana dengan peserta permagangan yang menyangkut hak dan

kewajiban masing-masing, serta dibuat di atas kertas bermeterai cukup sesuai dengan ketentuan.

Pasal 2

Setiap perusahaan atau instansi yang telah memenuhi kelayakan sebagai pelaksana dan berdomisili di wilayah hukum Indonesia wajib melaksanakan permagangan, baik sendiri-sendiri maupun berkelompok.

Pasal 3

Setiap tenaga kerja Indonesia yang memenuhi persyaratan dapat menjadi peserta permagangan.

BAB II

PELAKSANAAN PROGRAM PERMAGANGAN Pasal 4

Kurikulum

Kurikulum permagangan disusun mengacu pada pemenuhan persyaratan jabatan yang ada di perusahaan atau instansi pelaksana.

Pasal 5 Jangka Waktu

Jangka waktu permagangan untuk setiap jabatan disesuaikan dengan pencapaian kualifikasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 4.

Pasal 6 Metode

(3)

tempat kerja. Pasal 7

Sarana dan Peralatan

Pelaksanaan permagangan menggunakan sarana dan peralatan yang memadai sesuai dengan persyaratan dan uraian tugas jabatan.

Pasal 8

Instruktur Permagangan

(1) Pelaksana menetapkan pekerja senior yang berpengalaman serta memenuhi syarat sebagai pembimbing jurusan pada bidangnya.

(2) Apabila dalam perusahaan atau instansi-instansi

tersebut sulit mendapat pekerja sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat meminta bantuan dari aparat/petugas Departemen setempat untuk diperbantukan.

Pasal 9 Peserta

(1) Peserta sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 4 keputusan ini terdiri dari :

a. Pekerja perusahaan atau instansi pelaksana b. Pekerja perusahaan atau instansi lain c. Pencari kerja

(2) Jumlah peserta disesuaikan dengan kemampuan badan/instansi pelaksana penampung.

Pasal 10

Kontrak Permagangan

(1) Kesepakatan pelaksanaan permagangan antara pekerja dan pelaksana dibuat secara tertulis dalam suatu kontrak

permagangan

(2) Kontrak sebagaimana dimaksud ayat (1) diajukan kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk untuk memperolah

pengesahan.

(3) Kontrak permagangan memuat secara jelas mengenai : a. Hak dan kewajiban pelaksana;

b. Hak dan kewajiban peserta; c. Program permagangan;

d. Jangka waktu;

e. Tata tertib permagangan;

f. Tempat pelaksanaan permangangan;

g. Tindak lanjut bagi peserta dari pencari kerja; h. Sertifikasi permagangan;

i. Bila dimungkinkan diberikan upah dan perlindungan tidak penuh seperti pekerja organik di perusahaan atau instansi tersebut.

Pasal 11 Pembiayaan

(1) Seluruh pembiayaan pelaksanaan permagangan merupakan tanggung jawab pelaksana.

(2) Biaya permagangan meliputi seluruh biaya yang nyata-nyata dikeluarkan untuk permagangan.

(4)

Pasal 12 Sertifikasi

(1) Setiap peserta yang telah mengikuti permagangan sampai selesai dan lulus uji permagangan berhak mendapat

sertifikasi permagangan.

(2) Sertifikat tersebut ayat (1) ditandatangani oleh pelaksana permagangan dan disahkan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk.

BAB III

PERSYARATAN PESERTA Pasal 13

Peserta permagangan harus memenuhi persyaratan administratif sebagai berikut:

a. Minimal tamatan SLTA atau sederajat; b. Usia minimal 18 tahun maksimal 30 tahun;

c. Terdaftar pada kantor Departmen Tenaga Kerja setempat; d. Sehat jasmani dan rohani;

e. Pengalaman kerja yang terkait bagi yang pernah bekerja; f. Surat rekomendasi dari atasan bagi yang masih bekerja; g. uBersedia menandatangani kontrak permagangan.

Pasal 14

Persyaratan Kemampuan

Peserta permagangan harus memenuhi persyaratan kemampuan sebagai berikut:

a. Memiliki bakat dan minat yang sesuai dengan program ; b. Lulus test kejujuran.

BAB IV

MEKANISME PELAKSANAAN Pasal 15

Perencanaan

(1) Pelaksana wajib menyusun program permagangan sesuai dengan kebutuhan.

(2) Program permagangan tersebut ayat (1) wajib diberitahukan kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat.

Pasal 16 Pelaksanaan

(1) Pelaksanaan permagangan sesuai dengan program yang telah disusun oleh perusahaan yang dikonsultasikan dengan kantor Departemen Tenaga Kerja setempat.

(2) Perubahan atas program yang telah disusun wajib diberitahukan kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat.

(3) Pelaksana wajib membuat laporan berkala tentang perkembangan pelaksanaan permagangan.

Pasal 17 Evaluasi

(5)

(1) Evaluasi kemajuan peserta dilakukan selama program permagangan berlangsung.

(2) Pada akhir program pelaksana melakukan uji permagangan bagi peserta yang mengikuti permangangan

(3) Pelaksana mengeluarkan sertifikat permagangan bagi peserta yang lulus uji permagangan.

Pasal 18

Menteri atau Pejabat yang ditunjuk mengatur lebih lanjut tata cara pelaksanaan pasal 15, 16 dan 17.

BAB V

HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 19

Hak Pelaksana

Pelaksana program permagangan mempunyai hak untuk: a. Memberhentikan peserta yang tidak mematuhi kontrak; b. Memperoleh hasil kerja magang dari seluruh peserta; c. Menerima lulusan peserta permagangan dari pencari kerja menjadi karyawannya.

Pasal 20

Kewajiban Pelaksana

Pelaksana wajib melaksanakan permagangan dan memenuhi hak peserta sesuai dengan kontrak.

Pasal 21 Hak Peserta

Peserta berhak mengikuti permagangan dan menerima hal-hal yang ditetapkan dalam kontrak.

Pasal 22

Kewajiban Peserta

Peserta wajib mengikuti program permagangan sampai selesai dan mematuhi segala peraturan yang ditetapkan pelaksana berdasarkan kontrak permagangan.

BAB VI PEMBINAAN Pasal 23

Untuk pemantapan dan peningkatan permagangan perlu

dilakukan pembinaan secara sistematis dan berkesinambungan, mengenai: a. Program; b. Peserta; c. Pelaksana; d. Kelembagaan Pasal 24 Pembinaan Program

(1) Pembinaan program diarahkan untuk meningkatkan penyelenggaraan serta lulusan program menuju pencapaian kualifikasi standar.

(6)

(2) Untuk maksud ayat (1), pembinaan ditujukan kepada komponen-komponen program yang meliputi : Kurikulum , silabus, instruktur, sarana dan peralatan, evaluasi dan sertifikasi.

(3) Pembinaan program dilaksanakan oleh petugas Departemen Tenaga Kerja yang membidangi latihan kerja.

Pasal 25

Pembinaan Peserta

(1) Pembinaan peserta permagangan baik oleh Departemen Tenaga Kerja maupun oleh Perusahaan/Instansi atau Asosiasi pengusaha diarahkan untuk peningkatan kualitas tenaga kerja dalam rangka memenuhi pasar kerja baik untuk bekerja pada perusahaan atau instansi maupun untuk mandiri.

(2) Pelaksana permagangan dapat ikut berpartisipasi memasarkan hasil lulusannya pada pasar kerja sejenis. Pasal 26

Pembinaan Pelaksana

(1) Pembinaan pelaksana permagangan diarahkan untuk meningkatkan partisipasi perusahaan atau instansi dalam program permagangan sebagai salah satu upaya peningkatan mutu tenaga kerja.

(2) Bentuk-bentuk pembinaan kepada pelaksana sebagaimana dimaksud ayat (1) disesuaikan dengan sistem Latihan Kerja Nasional.

Pasal 27

Pembinaan Kelembagaan

Pembinaan kelembagaan diarahkan agar perusahaan membentuk unit organisasi yang mengurusi latihan di perusahaan atau instansi.

BAB VII PENUTUP Pasal 28

(1) Perusahaan atau instansi yang sedang melaksanakan

program permagangan sebelum dikeluarkan Keputusan ini dapat melanjutkan programnya sampai selesai.

(2) Untuk pelaksanaan program permagangan yang baru, wajib menyesuaikan dengan keputusan ini.

Pasal 29

Pelaksanaan Keputusan Menteri untuk hal-hal yang belum diatur dalam Sistem Latihan Kerja Nasional dan aturan pelaksanaannya akan dikeluarkan petunjuk teknis oleh Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja. Pasal 30

(7)

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di: Jakarta

Pada tanggal: 3 Juli 1991

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA TTD

Drs. COSMAS BATUBARA

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada : 1. Sdr. Menteri Keuangan Republik Indonesia; 2. Sdr. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;

3. Sdr. Ketua Badan Pengawasan Kuangan dan Pembangunan 4. Sdr. Sekjen Departemen Tenaga Kerja;

5. Sdr. Irjen Departemen Tenaga Kerja 6. Sdr. Direktur Jenderal Binapenta; 7. Sdr. Direktur PT. (Persero) ASTEK; 8. Yang bersangkutan;

9. Arsip,

Catatan: UU No. 14/1969 ttg Ketentuan Pokok Ketenagakerjaan dinyatakan tidak berlaku lagi dalam UU No. 13/2003, dan karena itu rujukan sanksi terhadap pelanggaran ketentuan KMK ini menjadi ke UU terbaru tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Calon Kepala Desa dapat, melakukan kampanye sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat; Calon Kepala Desa yang dinyatakan terpilih adalah calon yang

Kandungan Nitrogen dalam bahan bakar bervariasi. Bahan bakar gas memiliki kan- dungan Nitrogen paling rendah dibanding bahan bakar cair dan padat. Bahan bakar batubara

 bangsa Indonesia yang meliputi yang meliputi segenap aspek segenap aspek kehidupan nasional kehidupan nasional yang terintegrasi, Tannas berisi keuletan dan ketangguhan

The Iron Lady menggambarkan perjuangan Margaret Thatcher, seorang Perdana Menteri perempuan pertama di daratan Inggris yang terpilih melalui pemilu, dalam memimpin Inggris

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembela- jaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata,

Berapa besar pengeluaran untuk biaya gaji staf/pegawai Divisi Pajak (atau Divisi Akuntansi yang menangani masalah perpajakan, pembukuan, pengisian faktur pajak, bukti pemotongan,

Titrasi substitusi dapat digunakan untuk ion logam yang tidak bereaksi (bereaksi dengan tak memuaskan) dengan indikator logam, atau untuk ion logam yang membentuk kompleks EDTA

(3) Giro adalah simpanan pihak ketiga dari bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan