• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Penelitian

Kebijakan pembangunan nasional masa sekarang mengacu pada pembangunan pada semua sektor dengan arahan pembangunan wilayah secara komprehensif di seluruh pelosok nusantara. Arahan pembangunan nasional saat ini antara lain adalah pada peningkatan perekonomian nasional, penurunan pengangguran dengan meningkatkan lapangan kerja, penurunan angka kemiskinan, peningkatan pendapatan perkapita. Dalam strategi pembangunan nasional Indonesia untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat adalah dengan pengembangan industri dengan arahan pengembangan industri kreatif seperti industri kerajinan.

Pengembangan industri yang dilakukan dengan mengacu pada beberapa konsep dan teori yang ada berdasarkan kriteria pengembangan dan sesuai dengan tujuan pengembangan industri. Salah satu tujuan dari pengembangan industri juga adalah mengembangkan sumberdaya manusia dan peran serta masyarakat dalam pembangunan nasional. Berdasarkan hal tersebut pengembangan SDM adalah perubahan struktur ekonomi yang mengarah pada berkembangnya sektor industri pengolahan dan jasa, sejalan dengan semakin berkurangnya peran sektor primer (pertanian) dalam kegiatan ekonomi. Secara teoritis kecenderungan ini mengindikasikan adanya kemajuan kegiatan ekonomi suatu negara, sekaligus

(2)

2 membawa konsekuensi persaingan yang semakin ketat dan penyesuaian penyediaan kesempatan kerja dari sektor primer ke sektor industri dan jasa.

Arahan pengembangan industri yang dilakukan yaitu mengacu pada pengembangan ekonomi lokal dengan memanfaatkan sumberdaya lokal daerah untuk dikelola oleh masyarakat di daerah sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini merupakan salah satu arahan dalam pengembangan industri skala kecil dan menengah yang dinilai sebagai sektor yang mampu mengatasi permasalahan ekonomi dan ketagakerjaan di Indonesia. Pengembangan industri kecil dan menengah dinilai paling besar peranannya, tidak hanya untuk memperbesar lapangan kerja dan kesempatan usah, tetapi juga untuk mendorong pembangunan daerah dan perdesaan.

Potensi yang dimiliki masing – masing daerah merupakan kekuatan yang dapat dikembangkan menjadi keunggulan daerah dan mencapai tujuan pembangunan daerah dan pembangunan nasional secara umum. Pengelolaan sumberdaya lokal yang baik akan dapat meningkatkan produktivitas wilayah secara umum, karena dapat merangsang pertumbuhan ekonomi wilayah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam penelitian yang diangkat ini mengkaji pengembangan sumberdaya lokal yang dikembangkan sebagai usaha lokal masyarakat daerah serta sebagai salah satu usaha dalam peningkatan perekonomian masyarakat.

(3)

3 Perekonomian Kota Surakarta amat kental diwarnai dua sektor, yaitu sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Kontribusi industri pengolahan pada PDRB sebesar 24,34 persen. Sedangkan kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran pada PDRB sebesar 22,02 persen (Surakarta Dalam Angka 2008). Kegiatan perdagangan paling berperan secara signifikan, yaitu lebih dari 80 persen dari keseluruhan kontribusi sektor ini. Pada sektor industri pengolahan, bidang usaha yang memiliki jumlah unit usaha signifikan adalah pakaian jadi, mebel, tempe, batik, dop, dan sangkar burung. Kota Surakarta yang dikenal dengan nama Kota Solo ini dikenal sebagai daerah penghasil batik.

Kampoeng Batik Laweyan merupakan kawasan sentra pengembangan industri kerajinan batik yang ada di Kota Surakarta yang telah berdiri sejak lama dan kegiatan industri dilakukan secara turun temurun. Potensi yang dimiliki oleh Kelurahan Laweyan ini adalah keberadaan sentra industri batik yang menghasilkan produksi batik dengan kualitas unggul dan banyak diminati oleh masyarakat. Sebagian penduduk Kelurahan Laweyan merupakan pengusaha batik, sedangkan beberapa diantaranya juga merupakan pelaku industri kerajinan batik seperti buruh pabrik batik, maupun pedagang batik. Sehingga kegiatan perekonomian yang terjadi di Kelurahan batik ini didominasi oleh kegiatan industri kerajinan batik. Hal ini merupakan wujud dari kegiatan ekonomi lokal yang terjadi di Kota Surakarta.

(4)

4 Laweyan merupakan kampung tradisional yang keberadaannya sudah ada sejak sebelum tahun 1500 M. Sebagai daerah sentra industri batik dan permukiman tradisional, kawasannya banyak bercirikan jalan/gang sempit, rumah berbeteng tinggi dan berhimpitan. Sentra industri Kampoeng Batik Laweyan terletak di daerah administratif Kelurahan Laweyan. Industri kreatif seperti industri kerajinan batik dalam perkembangannya saat ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi industri dengan skala besar, karena besarnya minat masyarakat saat ini terhadap kerajinan batik. Minat ini tidak hanya datang dari dalam daerah, akan tetapi juga luar daerah dan juga mancanegara. Permintaan yang semakin banyak akan produk batik ini merupakan dorongan tersendiri untuk kemajuan dan perkembangan industri batik. Dengan berkembangnya industri ini akan ikut mendorong pula meningkatnya ekonomi wilayah dari sumbangan aktivitas sektor industri ini. Pengembangan industri berbasis pengembangan sumberdaya lokal yang diwujudkan dalam industri kecil dan menengah merupakan salah satu strategi dalam penyerapan lapangan kerja dan peningkatan ekonomi penduduk.

Industri kerajinan batik ini secara tidak langsung merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat Laweyan. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Kelurahan Laweyan memiliki usaha yang bergerak baik dalam industri batik itu sendiri maupun sektor lain yang keberadaannya juga dipengaruhi oleh industri batik. Sentra industri Kampoeng Batik Laweyan adalah juga salah satu bentuk usaha dalam pelestarian budaya tradisi Surakarta yang telah sejak lama ada. Hal ini akan mengangkat kebudayaan daerah sehingga banyak dikenal

(5)

5 masyarakat dan melestarikan budaya daerah. Industri batik ini cukup berkembang di Kota Surakarta sebagai salah satu warisan nenek moyang dan menjadi salah satu produk khas kebudayaan Kota Surakarta.

Pelestarian budaya bukan hanya yang berhubungan dengan masa lalu, namun justru membangun masa depan yang menyinambungkan berbagai potensi masa lalu dengan berbagai perkembangan zaman yang terseleksi. Pelestarian yang dilakukan diwujudkan dengan menyerasikan keberadaan budaya yang ada dengan perubahan zaman yang saling berkesinambungan, tujuanya adalah untuk memelihara sumber budaya dan identitas suatu lingkungan pusaka dan membangun aspek tertentu untuk memenuhi kebutuhan masa depan tanpa merusak serta menghasilkan kualitas hidup yang lebih baik. Selain itu adanya dukungan pemerintah dengan adanya kebijakan pemerintah dalam usaha pelestarian budaya khususnya batik yang terus digalakkan guna meningkatkan citra kebudayaan Indonesia di dunia. Salah satunya adalah dengan diakuinya batik sebagai salah satu warisan budaya oleh UNESCO, sehingga produk batik Indonesia semakin dikenal dan diakui oleh dunia. Sentra industri Kampoeng Batik Laweyan pada khususnya juga telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah dan menjadi salah satu strategi pemerintah Kota Surakarta dalam pengembangan pariwisata daerah yaitu dengan menjadikannya salah satu tujuan wisata.

Perkembangan industri Kampoeng Batik Laweyan sendiri dalam perjalanannya telah mengalami beberapa kali naik turun kondisi industri yang ada di Laweyan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor terkait dengan usaha

(6)

6 pengembangan dan produksi batik, seperti pemasaran dan masalah internal yang lainnya. Selain itu dalam perkembangannya, terjadinya krisis pada tahun 2007 - 2008 dengan kenaikan harga bahan bakar minyak dunia yang berpengaruh terhadap kondisi ekonomi dunia yang dalam konteks penelitian ini juga mempengaruhi kondisi industri Kampoeng Batik Laweyan. Sehingga perkembangan industri kerajinan batik Kampoeng Laweyan ini menarik untuk diteliti, terutama dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2007 – 2012). Hal inilah yang menjadi latar belakang dari dilakukannya penelitian mengenai perkembangan industri batik di Kelurahan Laweyan. Sehingga berdasarkan ringkasan latar belakang di atas maka penulisan skripsi yang dilakukan penulis ini mengangkat judul “ Perkembangan dan Pengaruh Keberadaan Industri Kampoeng Batik Laweyan Terhadap Kondisi Perekonomian Wilayah Kelurahan Laweyan di Kota Surakarta”.

1.2. Perumusan Masalah

Beberapa tahun terakhir kondisi ekonomi nasional Indonesia masih dalam kondisi yang belum stabil dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tiap tahun masih sangat rendah. Hal ini dipicu karena adanya krisis ekonomi pada masa lalu yang sampai saat ini masih dirasakan dampaknya dalam masyarakat. Proses pemulihan ekonomi Indonesia akibat krisis ekonomi ini membutuhkan waktu yang lama dan bertahap. Sedangkan pada masa sekarang permasalahan ekonomi yang dihadapi masih memberikan dampak yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia, apalagi ditambah dengan permasalahan yang timbul akibat krisis global

(7)

7 yang melanda dunia yang juga menambah permasalahan ekonomi negara. Sehingga sebagai konsekuensi dari kondisi tersebut, Indonesia harus dapat beradaptasi dan mampu bersaing dalam dunia internasional agar tidak semakin ketinggalan dari negara berkembang yang lainnya.

Perkembangan industri kreatif di Indonesia dewasa ini semakin banyak diminati oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan sektor industri di Indonesia lebih didominasi oleh kegiatan industri manufaktur dengan skala industri yang besar, akan tetapi tingkat serapan tenaga kerja dalam bidang industri manufaktur dinilai masih kurang. Dari hal tersebut maka mendorong munculnya unit – unit usaha mikro guna menyiasati terbatasnya lapangan pekerjaan serta guna mengangkat derajat perekonomian masyarakat. Industri kreatif merupakan solusi bagi penanggulangan masalah keterbatasan lapangan pekerjaan dan penyediaan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi.

Pengembangan industri kreatif merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan perekonomian khususnya di daerah dengan memanfaatkan potensi sumberdaya lokal daerah. Kegiatan ini dilakukan juga untuk memberikan kontribusi khusus bagi daerah, sehingga sumbangan yang diberikan dari sektor industri ini diharapkan mampu meningkatkan ekonomi wilayah secara umum.

Kota Surakarta dikenal sebagai kota budaya dan tradisi adat yang masih dipertahankan, selain itu juga merupakan kota jasa dan perdagangan. Sektor perdagangan dan jasa merupakan sektor yang paling berperan dalam perekonomian di Surakarta. Di Surakarta terdapat sentra perdagangan besar

(8)

8 tekstile dan batik yang terkenal di Indonesia yaitu Pasar Klewer. Selain itu juga telah banyak berkembang pusat perdagangan tekstil dan batik yang berfungsi sebagai tempat pemasaran dan distribusi batik Kota Surakarta.

Industri di Kota Surakarta, terutama didukung oleh industri menengah dan industri kecil. Kedua jenis industri tersebut pada dasarnya memiliki langganan baik di dalam maupun di luar negeri. Perkembangan industri kecil dan menengah yang menjadi kekuatan ekonomi kerakyatan , berkembang sangat luar biasa baik dalam ukuran jumlah unit usaha, nilai produksi investasi maupun jumlah tenaga kerja yang terserap di Surakarta. ( www.surakarta.go.id : Ekonomi dan Industri di Solo)

Perkembangan industri Kampoeng Batik Laweyan saat ini sudah cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari munculnya unit – unit usaha baru di sentra industri Kampoeng Batik Laweyan ini seperti munculnya produsen – produsen baru dan mulai banyak dibuka showroom batik di Kampoeng Batik Laweyan ini. Kondisi ini merupakan hal yang positif dalam perkembangan sentra industri Kampoeng Batik Laweyan. Di balik hal tersebut, terdapat faktor – faktor yang berperan dalam perkembangan sentra industri Kampoeng Batik Laweyan. Di sekitar lokasi penelitian juga banyak berkembang aktivitas lainnya selain sektor industri batik itu sendiri, sehingga keberadaan sentra industri Kampoeng Batik Laweyan sendiri diperkirakan mampu menimbulkan Multiplier Effect di lingkungan sekitarnya yaitu dengan munculnya sektor lain yang juga berkembang. Kondisi ini diharapkan mampu dapat mendorong perkembangan perekonomian wilayah

(9)

9 penelitian dan mampu memberikan kontribusi terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakatnya.

Berikut merupakan beberapa permasalahan penelitian yang muncul berdasarkan kondisi yang ada di daerah penelitian :

1. Bagaimanakah karakteristik usaha sentra industri Kampoeng Batik Laweyan?

2. Bagaimanakah tingkat perkembangan sentra industri Kampoeng Batik Laweyan dalam periode 2007 - 2012?

3. Bagaimanakah pengaruh keberadaan sentra industri Kampoeng Batik Laweyan terhadap kondisi perekonomian wilayah daerah penelitian?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan karakteristik sentra industri “Kampoeng Batik Laweyan”.

2. Mengetahui tingkat perkembangan sentra industri “Kampoeng Batik Laweyan” dalam periode 2007 - 2012.

3. Mengetahui pengaruh keberadaan sentra industri “Kampoeng Batik Laweyan” terhadap kondisi perekonomian wilayah daerah penilitian.

(10)

10

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan memberi manfaat antara lain sebagai berikut :

1. Dengan hasil penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan kita mengenai potensi yang berkembang di Kampoeng Batik Laweyan.

2. Memberikan pengetahuan tentang perkembangan batik Kampoeng Batik Laweyan dan kontribusinya kepada perekonomian wilayah daerah penelitian.

3. Sebagai arahan membuat kebijakan bagi pemerintah atau pembuat kebijakan untuk menentukan strategi yang dapat mendorong perkembangan sentra industri Kampoeng Batik Laweyan.

1.5. Keaslian Penelitian

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang sebelumnya yang mengkaji mengenai perkembangan suatu industri yang ada di suatu daerah dan pengaruh keberadaan industri kerajinan maupun industri kecil tersebut terhadap kondisi perekonomian wilayah daerah penelitian. Judul penelitian sebelumnya memiliki kemiripan dalam tema, kajian, objek, dan metode. Akan tetapi yang membedakan antara penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian sebelumnya antara lain pada lokasi penelitian, waktu penelitian, dan tujuan, sehingga secara keseluruhan terdapat perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Arry Retnowati pada penelitian yang berjudul “Industri Kerajinan mebel kayu sebagai sektor penggerak pertumbuhan perekonomian wilayah di desa Serenan Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten Jawa Tengah” pada tahun 2003.

(11)

11 Tujuan penelitian tersebut adalah (a) Mengetahui faktor – faktor yang mempegaruhi perkembangan industri mebel kayu; (b) Mengetahui seberapa besar peranan industri mebel sebagai penggerak ekonomi wilayah. Metode yang digunakan adalah dengan analisis yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif serta penentuan responden dengan purposive random sampling. Hasil penelitian tersebut adalah berkembangnya industri kreatif seperti industri kerajinan dapat memberikan dorongan dalam perkembangan ekonomi wilayah. Hal ini dapat menjadi salah satu key factor dalam penyusunan strategi pembangunan daerah yang mengacu pada pengembangan industri kerajinan dengan memanfaatkan sumberdaya lokal daerah. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah dalam hal tema penelitian yaitu terkait keberadaan industri di suatu wilayah sebagai pendorong perekonomian wilayah. Namun, secara jelas perbedaan nyata antara penelitian yang dilakukan keduanya adalah terkait lokasi penelitian, tujuan penelitian, dan metode analisis data.

Penelitian Haris Yudianto yang berjudul “Kontribusi Industri Genteng Terhadap Pendapatan Pengusaha dan Penyerapan Tenaga Kerja Di Desa Sidoluhur Kecamatan Godean Kabupaten Sleman” pada tahun 2006 bertujuan untuk (a) Mengetahui keterkaitan ke depan dengan keterkaitan ke belakang; (b) Mengetahui faktor produksi yang paling berpengaruh terhadap tingkat pendapatan dan penyerapan tenaga kerja; (c) Untuk mengetahui faktor komponen pengusaha yang paling berpengaruh terhadap tingkat pendapatan dan penyerapan tenaga kerja; (d) Mengetahui kontribusi industri genteng terhadap pendapatan pengusaha; dan (e) Mengetahui hubungan antara keberadaan industri genteng terhadap

(12)

12 ekonomi wilayah. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif kuantitatif dengan teknik analisis statistik regresi berganda, korelasi product moment, dan uji beda rata – rata. Hasil penelitian ini adalah Penguasaan lahan untuk genteng mempengaruhi nilai produksi, pemakainan lahan untuk genteng akan meningkatkan pendapatan setiap perluasan lahan untuk genteng akan meningkatkan peningkatan nilai produksi. Penggunaan alat produksi merupakan faktor penting dala yang mempengaruhi kualitas produksi. Pengusaha yang memiliki penghasilan dari peranan tidak mempunyai perbedaan kontribusi dari genteng dengan yang tidak memiliki penghasilan dari pertanian.

Persamaan antara penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian yang dilakukan oleh Haris Yudianto adalah dalam hal tema penelitian yaitu mengenai keberadaan industri di suatu wilayah sebagai pendorong perekonomian wilayah. Akan tetapi secara jelas perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dalam hal lokasi penelitian, tujuan penelitian, dan metode analisis data.

Mulyaningsih dalam penelitian berjudul “Aktivitas Industri Tahu Di Pinggiran Kota Yogyakarta dalam Pengaruhnya Terhadap Ekonomi Wilayah” pada tahun 2003 bertujuan untuk (a) Mengetahui perbedaan nilai produksi dan pendapatan industri tahu di desa pinggiran barat dan desa pinggiran timur Kota Yogyakarta; (b) Mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan bahan baku lokal terhadap jumlah pendapatan; (c) Mengetahui seberapa besar pengaruh program pembinaan terhadap jumlah produksi; (d) Mengetahui pengaruh industri tahu terhadap kondisi ekonomi wilayah penduduk desa pinggiran barat dan desa

(13)

13 pinggiran timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai serta menggunakan teknik analisis antara lain independent sample t-test, uji korelasi produsct moment, dan analisis Multiplier Effect. Hasil penelitian ini adalah Industri tahu di desa pinggiran barat memiliki nilai produksi dan nilai pendapatan yang lebih besar dari pada desa pinggiran timur. Industri tahu di kedua lokasi penelitian sama-sama menggunakan bahan baku non lokal (import). Industri tahu di daerah penelitian ternyata memerlukan bimbingan dan pembinaan dari instansi yang berwenang guna meningkatkan hasikl usaha. Keberadaan industri tahu berdampak terhadap ekonomi wilayah tersebut yang dicerminkan oleh terciptanya sumbangan terhadap pendapatan bagi pengusaha, sumbangan terhadap tenaga kerja dan mengakibatkan kemunculan multiplier effect seperti bidang perdagangan dan jasa angkutan.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Mulyaningsih dengan yang dilakukan oleh penulis adalah dalam hal tema penelitian serta salah satu teknik analisis yang digunakan yaitu Multiplier Effect. Akan tetapi, secara jelas perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dalam hal lokasi penelitian dan tujuan penelitian.

(14)

14 Tabel 1.1 . Penelitian yang terdahulu mengenai industri kerajinan dan pengaruhnya terhadap perekonomian wilayah Pengarang

Tahun Judul Tujuan Metode / Analisis Hasil Penelitian

Arry Retnowati

(2003)

Industri Kerajinan mebel kayu sebagai sektor penggerak pertumbuhan perekonomian wilayah di desa Serenan Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten Jawa Tengah

- Mengetahui faktor – faktor yang mempegaruhi

perkembangan industri mebel kayu

- Mengetahui seberapa besar peranan industri mebel sebagai penggerak ekonomi wilayah

Penentuan responden dengan purposive random sampling dan analisa yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif

Berkembangnya industri kreatif seperti industri kerajinan dapat

memberikan dorongan dalam perkembangan ekonomi wilayah. Hal ini dapat menjadi salah satu key factor dalam

penyusunan strategi pembangunan daerah yang mengacu pada

pengembangan industri kerajinan dengan memanfaatkan

sumberdaya lokal daerah Haris Yudhianto (2006) Kontribusi Industri Genteng Terhadap Pendapatan Pengusaha dan Penyerapan Tenaga Kerja Di Desa Sidoluhur Kecamatan

- Mengetahui keterkaitan ke depan dengan keterkaitan ke belakang

- Mengetahui faktor produksi yang paling berpengaruh terhadap tingkat pendapatan

Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif kuantitatif dengan teknik analisis statistik regresi berganda, korelasi product moment, dan Uji Beda Rata -

1. Penguasaan lahan untuk genteng mempengaruhi nilai produksi, pemakainan lahan untuk genteng akan meningkatkan pendapatan setiap perluasan lahan

(15)

15 Pengarang

Tahun Judul Tujuan Metode / Analisis Hasil Penelitian

Godean Kabupaten Sleman

dan penyerapan tenaga kerja.

- Untuk mengetahui faktor komponen pengusaha yang paling berpengaruh

terhadap tingkat pendapatan dan penyerapan tenaga kerja.

- Mengetahui kontribusi industri genteng terhadap pendapatan pengusaha. - Mengetahui hubungan

antara keberadaan industri genteng terhadap ekonomi wilayah.

rata untuk genteng akan

meningkatkan peningkatan nilai produksi.

2. Penggunaan alat

produksi merupakan faktor penting dalam yang

mempengaruhi kualitas produksi.

3. Pengusaha yang

memiliki penghasilan dari peranan tidak mempunyai perbedaan kontribusi dari genteng dengan yang tidak memiliki penghasilan dari pertanian. Mulyaningsih (2003) Aktivitas Industri Tahu Di Pinggiran Kota Yogyakarta dalam Pengaruhnya Terhadap Ekonomi Wilayah.

- Mengetahui perbedaan nilai produksi dan pendapatan industri tahu di desa pinggiran barat dan desa pinggiran timur Kota Yogyakarta.

- Mengetahui seberapa besar

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai dengan pemilihan responden dengan metode sensus. Teknik analisis yang digunakan antara lain

independent sample t-test, uji

1. Industri tahu di desa pinggiran barat memiliki nilai produksi dan nilai pendapatan yang lebih besar dari pada desa pinggiran timur. Industri tahu di kedua lokasi

(16)

16 Pengarang

Tahun Judul Tujuan Metode / Analisis Hasil Penelitian

pengaruh penggunaan bahan baku lokal terhadap jumlah pendapatan.

- Mengetahui seberapa besar pengaruh program

pembinaan terhadap jumlah produksi.

- Mengetahui pengaruh industri tahu terhadap kondisi ekonomi wilayah penduduk desa pinggiran barat dan desa pinggiran timur.

korelasi produsct moment, dan analisis Multiplier Effect.

penelitian sama-sama menggunakan bahan baku non lokal (import). 2. Industri tahu di daerah penelitian ternyata memerlukan bimbingan dan pembinaan dari instansi yang berwenang guna meningkatkan hasikl usaha.

3. Keberadaan industri tahu berdampak terhadap ekonomi wilayah tersebut yang dicerminkan oleh terciptanya sumbangan terhadap pendapatan bagi pengusaha, sumbangan terhadap tenaga kerja dan mengakibatkan

kemunculan multiplier effect seperti bidang perdagangan dan jasa

(17)

17 Pengarang

Tahun Judul Tujuan Metode / Analisis Hasil Penelitian

angkutan. Fian Permana Wihastoro (2013) Perkembangan Industri Kerajinan Kampoeng Batik Laweyan Terhadap Kondisi Perekonomian Wilayah Kelurahan Laweyan di Kota Surakarta. - Mendeskripsikan variasi karakteristik usaha sentra industri Kampoeng Batik Laweyan.

- Mengetahui tingkat perkembangan sentra industri Kampoeng Batik Laweyan di daerah penelitian.

- Mengetahui pengaruh keberadaan sentra industri Kampoeng Batik Laweyan terhadap kondisi

perekonomian wilayah daerah penilitian.

Metode yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis yang digunakan antara lain tabel frekuensi, scalling untuk mengetahui tingkat

perkembangan industri batik, dan analisis multiplier effect untuk mengetahui pengaruh keberadaan sentra industri Kampoeng Batik Laweyan terhadap berkembangnya sektor lain.

1. Sebagian besar

pengusaha batik di daerah penelitian merupakan penduduk asli Kelurahan Laweyan. Permasalahan yang muncul seperti kenaikan harga bahan baku, keterbatasan modal dan tenaga kerja.

2. Industri Kampoeng Batik Laweyan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir mengalami perkembangan pada modal, permintaan, jumlah produksi, dan pendapatan. 3. Keberadaan sentra industri Kampoeng Batik Laweyan memberikan kontribusi terhadap perekonomian Kelurahan

(18)

18 Pengarang

Tahun Judul Tujuan Metode / Analisis Hasil Penelitian

Laweyan dalam hal penyerapan tenaga kerja dan mendorong

berkembangnya sektor lain.

(19)

19

1.6. Tinjauan Pustaka 1.6.1. Kajian Geografi

Geografi adalah ilmu yang mempelajari sifat bumi, menganalisis gejala-gejala alam dan penduduk serta memberi corak yang khas mengenai kehidupan dan mencari fungsi dari unsur-unsur dalam ruang (Bintarto, 1987: 5). Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi baik yang fisikal maupun yang menyangkut mahkluk hidup beserta permasalahannya, melalui pendekatan keruangan, ekologikal dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan (Bintarto, 1983). Geografi terkait dengan segala aspek yang mempengaruhi kehidupan manusia dan lingkungannya.

Tiga pendekatan atau analisis yang di gunakan dalam mempelajari geografi menurut Bintarto dan Surostopo Hadisumarno (1987:12) yaitu:

1. Pendekatan Keruangan

Pendekatan keruangan atau analisa keruangan mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat penting atau seri sifat-sifat penting. Dengan kata lain dapat di utarakan bahwa dalam analisa keruangan yang harus di perhatikan adalah pertama, penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan kedua penyediaan ruang yang akan di gunakan untuk pelbagai kegunaan yang di rancangkan. Dalam pendekatan keruangan biasanya di gunakan teori difusi atau teori penyebaran.

Dalam penelitian ini pendekatan keruangan digunakan untuk menganalisa mengenai aktivitas keruangan yang terjadi di daerah penelitian, yaitu aktivitas industri kerajinan batik, serta di dalamnya turut

(20)

20 dikaji mengenai aspek pemanfaatan ruang wilayah sebagai sarana kegiatan industri kerajinan batik seperti penggunaan lahan permukiman dan ciri fisik daerah sentra industri Kampoeng Batik Laweyan.

2. Pendekatan Ekologi

Ekologi merupakan studi mengenai hubungan antara organisme hidup dengan lingkungannya. Oleh karena itu untuk mempelajari ekologi seseorang harus mempelajari organisme hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan serta lingkungannya seperti litosfer, hidrosfer dan atmosfer. Pendekatan ekologi dapat di gambarkan sebagai hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungannnya.

Dalam penelitian ini pendekatan ekologi digunakan untuk menganalisa hubungan keberadaan industri batik terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Kelurahan Laweyan. Analisis yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui dampak keberadaan sentra industri Kampoeng Batik Laweyan apakah secara langsung mampu mendorong perekonomian wilayah Kelurahan Laweyan.

3. Pendekatan Kompleks Wilayah

Kombinasi antara analisa keruangan dan analis ekologi merupakan analisa kompleks wilayah. Pada analisa ini wilayah-wilayah tertentu di dekati atau di hampiri dengan pengertian areal differentiation, yaitu suatu anggapan bahwa interaksi antar wilayah akan berkembang karena pada hakekatnya suatu wilayah berbeda dengan wilayah yang lain, oleh karena itu terdapat permintaan dan penawaran antar wilayah tersebut. Dalam

(21)

21 pendekatan ini perlu di perhatikan pula mengenai penyebaran fenomena tertentu (analisa keruangan) dan interaksi antar variabel manusia dengan lingkungannya untuk kemudian di pelajari kaitannya (analisa ekologi).

Pada penelitian ini pendekatan kompleks wilayah digunakan untuk menganalisa keterkaitan Kelurahan Laweyan sebagai daerah penelitian dengan wilayah di sekitarnya, yaitu keterkaitan dengan daerah asal tenaga kerja maupun daerah tujuan pemasaran produk kerajinan batik.

1.6.2. Konsep Industri dan Pengembangan Kawasan Industri

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri (Dinas Perindustrian). Kegiatan industri merupakan salah satu proses dimana untuk memenuhi permintaan dan mengolah sumberdaya yang ada agar lebih dapat bermanfaat.

Menurut Ravaie (1979, dalam Prihatanto 2006), Peranan sektor industri dalam pembangunan ekonomi adalah memperluas kesempatan kerja, menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan masyarakat, menghasilkan devisa melalui ekspor dan menghemat devisa melalui subtitusi produk impor. Dalam penelitian ini peranan sektor industri dititik beratkan pada analisis perkembangan industri kerajinan batik terhadap kondisi perekonomian wilayah Kelurahan Laweyan. Lebih dalam indikator yang digunakan untuk mengetahui kondisi

(22)

22 perekonomian wilayah adalah tenaga kerja dan dampak pengganda keberadaan sentra industri batik.

Pembentukan kawasan kawasan industri ini biasanya dibentuk atas peraturan yang dikeluarkan pemerintah dan biasanya industri industri yang berada dalam suatu kawasan industri adalah industri industri dengan skala besar. Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia No.41 tahun 1996, kawasan industri didefinisikan sebagai kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi prasarana dan sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang telah memiliki izin usaha kawasan industri.

Berbeda dengan kawasan industri yang dibangun atas dasar peraturan atau regulasi yang dikeluarkan pemerintah dan untuk industri skala besar, industri skala kecil di perdesaan terjadi bukan karena faktor lokasi, karena biasanya industri yang tumbuh di perdesaan tumbuh secara alami yang kemudian beraglomerasi membentuk kluster. Menurut Enright, M,J, (1992 dalam Kuncoro 2003) mendefinisikan klaster sebagai perusahaan-perusahaan yang sejenis/sama atau yang saling berkaitan, berkumpul dalam suatu batasan geografis tertentu.

Di Indonesia, munculnya kluster kluster industri kecil tersebut sering disebut sebagai sentra industri. Sentra industri sendiri dapat diartikan sebagai kluster industri sejenis yang letaknya berdekatan satu sama lain dalam satu wilayah administrasi tertentu pada wilayah yang masih mengandung ciri-ciri perdesaan (Sutanto, 2009). Selain pengertian di atas, tumbuhnya sentra industri sering diawali oleh ketersediaan bahan baku yang ada karena sebagian besar sentra industri muncul karena ketersediaan bahan baku di suatu wilayah. Selain

(23)

23 karena bahan baku, biasanya sentra industri juga muncul karena adanya keterampilan yang dimiliki warganya.

Dalam perkembangannya industri kerajinan Kampoeng Batik Laweyan ini tumbuh dari usaha rumah tangga yang dilakukan secara turun – temurun dari sejak dahulu hingga sekarang. Awal mula perkembangan sentra industri Kampoeng Batik Laweyan ini adalah dari skala rumah tangga hingga kini berkembang menjadi skala industri kecil dan menengah. Proses produksi yang dilakukan menggunakan alat serta teknologi yang sederhana hingga kini berkembang menjadi produksi konveksi dengan jumlah produksi yang tinggi dan jenis produk yang bervariasi. Menurut UU No.9 Tahun 1995 tentang usaha kecil, batasan industri kecil didefinisikan sebagai “suatu kegiatan ekonomi yang diselenggarakan oleh seseorang/rumah tangga maupun badan usaha dengan tujuan memproduksi barang ataupun jasa untuk diperniagakan secara komersil, yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp.200 juta dan mempunyai nilai penjualan sebesar kurang dari 1 milyar pertahun.

Industri kecil merupakan bagian dari kelompok industri yang mempunyai ciri umum yang sama dalam proses produksinya. Kelompok industri kecil termasuk industri yang menggunakan ketrampilan tradisional dan industri penghasil benda seni yang diusahakan oleh warga negara republik Indonesia. Industri kecil dapat memperkuat kedudukan pengusaha nasional yang sudah bergerak di lapangan ini dan merupakan modal bagi pembangunan yang mendasarkan diri pada sumber bahan pertanian dan bahan lokal lainnya yang hasilnya dapat dijual di pasaran dalam negeri yang terbatas. Industri ini juga

(24)

24 membutuhkan modal yang relatif kecil sehingga memudahkan pengusaha untuk mendirikan pabrik secara kecil kecilan (Raharjo, 1984). Sejalan dengan teori tersebut, pengembangan sentra industri Kampoeng Batik Laweyan perlu dilakukan untuk memberikan ruang bagi pengusaha batik di daerah penelitian untuk mengembangkan usahanya, karena pada kenyataannya industri batik tersebut telah mampu menopang perekonomian masyarakat Keluarahan Laweyan dari zaman kolonial pada awal berdirinya hingga saat ini.

Faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi hampir setiap perusahaan industri yang dapat dianggap sebagai bagian dari sistem sederhana. Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan komponen dengan satu set hubungan antara mereka. Sebuah sistem benar-benar cara berpikir tentang hal-hal, tidak hanya menekankan keutuhan lingkungan, tetapi juga saling ketergantungan antara berbagai komponen sistem. Dengan modal yang dimaksud tidak hanya modal keuangan tetapi peralatan modal tetap seperti pabrik, mesin dan bangunan. Modal tetap sangat penting sebagai faktor yang menyebabkan perkembangan awal mereka mungkin telah tergerus oleh kemajuan teknologi. (Bale, 1981).

Dalam konsep pembangunan wilayah, sektor industri merupakan sektor yang berperan untuk mendorong perkembangan wilayah. Tidak hanya industri besar dan industri menengah, industri kecil seperti yang ada di sentra industri Kampoeng Batik Laweyan memiliki peranan dalam peningkatan perekonomian wilayah walaupun dalam lingkup kecil Kelurahan Laweyan yang diantaranya melalui penyerapan tenaga kerja dan mendorong berkembangya sektor lain.

(25)

25

1.6.3. Teori Lokasi Industri

Teori Lokasi Industri menurut Walter Christaller (1933) Luas pemasaran minimal sangat tergantung pada tingkat kepadatan penduduk pada wilayah asumsi. Makin tinggi kepadatan penduduk makin kecil wilayah pemasaran minimal, begitu sebaliknya. Dalam penelitian ini dianalisis sejauh mana jangkauan wilayah pemasaran hasil produksi kerajinan batik dari sentra industri Kampoeng Batik Laweyan. Sehingga dari hal tersebut dapat diketahui hubungan antara daerah penelitian sebagai daerah produksi batik dengan wilayah di sekitarnya maupun wilayah lainnya yang menjadi tujuan pemasaran kerajinan batik.

Selanjutnya dalam teori lokasi industri sederhana menurut Weber (dalam Marsudi Djojodipuro, 1992) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi lokasi industri yaitu biaya angkutan dan tenaga kerja yang merupakan faktor regional yang bersifat umum dan faktor aglomerasi yang bersifat lokal dan khusus.

Faktor – faktor yang menentukan lokasi industri antara lain : - Faktor endowment yaitu faktor produksi, terdiri dari :

1. Lahan (luas lahan beserta isinya(air), kualitas lahan, harga/nilai lahan) 2. Tenaga Kerja (labour/capital intensive), tingkat upah, keterampilan khusus 3. Modal (bergerak dan tidak bergerak, seperti mobil, bangunan, mesin, uang

dll yang dipergunakan dalam proses produksi)

Dalam penelitian ini ketiga faktor tersebut masing-masing dianalisis secara mendalam mengenai bagaimana karakteristik usaha kerajinan batik dilihat dari faktor produksi. Akan tetapi, dalam penelitian ini faktor produksi yang

(26)

26 dideskripsikan lebih dititik beratkan pada faktor modal dan tenaga kerja ditambah dengan faktor bahan baku sebagai bahan analisis dari data yang diperoleh di lapangan. Dalam penelitian ini juga diteliti bagamaina hubungan Kelurahan Laweyan dengan wilayah-wilayah sekitarnya maupun wilayah lainnya yang kaitannya dengan hal pemasaran dan asal tenaga kerja.

1.6.4. Perekonomian Wilayah

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Sedangkan wilayah adalah daerah dengan batasan administrasi dan digambarkan sebagai satuan perencanaan. Sehingga perekonomian wilayah daat diartikan sebagai suatu kesatuan aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi barang dan jasa yang dilakukan di dalam suatu daerah dengan batasan administrasi yang di dalam penelitian ini adalah Kelurahan Laweyan. Aktivitas keruangan dalam suatu wilayah mengalami saling keterkaitan di dalamnya karena interaksi keruangan akan menciptakan suatu hubungan saling ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lainnya.

Keberadaan suatu kegiatan industri disamping bertujuan untuk meningkatkan kondisi ekonomi para pelaku industrinya juga sekaligus mendorong kondisi peningkatan perekonomian wilayah. Secara umum kegiatan industri itu sendiri akan mendorong peningkatan pendapatan masyarakat pelaku usaha serta mampu menyerap tenaga kerja di daerah sekitarnya.

(27)

27 Menurut Koestoer (1997) dalam Syarifuddin (2010), sektor industri merupakan salah satu tumpuan harapan bagi pembangunan wilayah. Hal ini dikarenakan adanya kebutuhan yang mendesak pada bidang ketenagakerjaan. Sektor industri sanggup menyerap tenaga kerja dan ini sangat berpotensi dalam menjawab tantangan arus urbanisasi yang kian meningkat dari waktu ke waktu.

Aktivitas industri yang ada di suatu wilayah akan memicu tumbuhnya sektor lain di sekitarnya. Keberadaan sektor lain ini adalah juga guna menunjang aktivitas industri yang ada. Kedua sektor tersebut memeliki saling keterkaitan di mana keduanya merupakan triggers dalam perluasan lapangan pekerjaan serta menngkatkan kesejahteraan masyarakat pelaku usaha yang ada di wilayah tersebut. Hal tersebut senada dengan hal yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu pengaruh keberadaan industri batik terhadap perkembangan sektor lain di daerah penelitian. Terutama pada hal penciptaan lapangan pekerjaan, kegiatan industri berperan mendorong munculnya usaha – usaha baru non-industri di sekitar wilayah industri tersebut berada. Penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat otomatis akan mendorong kondisi perekonomian wilayah secara umum. Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (added value) yang terjadi (Tarigan, 2005).

(28)

28

1.7. Kerangka Pemikiran

Kampoeng Batik Laweyan merupakan kawasan sentra industri kerajinan batik tulis yang ada di Kota Surakarta. Keberadaan sentra industri Kampoeng Batik Laweyan merupakan warisan budaya yang telah ada turun temurun. Faktor sejarah dan kebudayaan mempengaruhi eksistensi Kampoeng Batik Laweyan hingga saat ini. Kehidupan masyarakat Kota Surakarta yang masih kental akan tradisi dan adat istiadat daerah di mana menempatkan batik sebagai salah satu instrumen budaya masyarakat Jawa terutama di lingkungan Keraton Surakarta. Selain itu sejarah berdirinya sentra industri Kampoeng Batik Laweyan yang telah ada sejak jaman penjajahan hingga sampai saat ini masih mampu bertahan dan menjadi salah satu icon wisata Kota Surakarta.

Sebagian besar penduduk di sentra industri Kampoeng Batik Laweyan merupakan pengusaha dan perajin batik tulis. Hal ini merupakan salah satu bentuk kegiatan dari usaha pelestarian budaya turun temurun yang kemudian juga menjadi sebuah aktivitas bisnis penduduknya. Ketersediaan sumberdaya dan adanya aktivitas industri kerajinan batik yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan laweyan tersebut yang mendorong terbentuknya sentra industri Kampoeng Batik Laweyan yang sekaligus menjadi desa wisata sebagai salah satu destinasi wisata di Kota Surakarta.

Sentra industri Kampoeng Batik Laweyan dalam perkembangannya mengalami naik turun pasang surut usaha, sempat mengalami masa kejayaannya pada masa penjajahan kemudian juga mengalami penurunan hingga saat ini mampu bertahan dan semakin berkembang menjadi cagar budaya dan sentra industri penghasil kerajinan batik. Perkembangan industri Kampoeng Batik

(29)

29 Laweyan dalam penelitian ini dikaji berdasarkan 5 variabel yang merupakan indikator atau tolak ukur perkembangan industri batik di daerah penelitian.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan sentra industri Kampoeng Batik Laweyan dilihat dari kondisi yang ada pada saat ini di lapangan. Dalam penelitian ini juga bertujuan mengetahui sejauh mana keberadan sentra industri Kampoeng Batik Laweyan berpengaruh terhadap kondisi perekonomian wilayah Kelurahan Laweyan antara lain kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja dan kontribusinya terhadap berkembangnya sektor lain (multiplier effect) di daerah penelitian. Oleh karena itu hal tersebut menarik untuk diteliti apakah dengan seiring dengan berkembangnya sentra industri Kampoeng Batik Laweyan juga memiliki keterkaitan dengan perekonomian wilayah. Dalam pengembangan sentra industri Kampoeng Batik Laweyan di dalamnya juga melibatkan instrumen kebijakan dari pemerintah, sehingga dapat dilihat sejauh mana peran serta pemerintah dalam usaha pengembangan yang ada.

(30)

30

Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Faktor Budaya :

- Sejarah - Cagar Budaya

Perkembangan Industri Batik Laweyan

Kontribusi Terhadap Perekonomian Wilayah Kelurahan Laweyan Industri Kampoeng Batik Laweyan Modal Keterkaitan dengan Sektor Lain (Multiplier Effect) Faktor Produksi : - Modal - Bahan Baku - Tenaga Kerja Tenaga Kerja Permintaan Jml Produksi Pendapatan Usaha Penyerapan Tenaga Kerja

Gambar

Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Faktor Budaya :

Referensi

Dokumen terkait

Transparan, kegiatan harus diinformasikan secara transparan kepada pihak yang terkena dampak, mencakup: daftar warga, aset (tanah, bangunan, tanaman, dll).

Menurut Syaiful Sagala dalam Anwar dan Harmi (2011: 23-24) menyatakan bahwa yang disebut pembelajaran adalah komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru dan

Jika Calon Peserta dinyatakan TIDAK LOLOS maka calon peserta tidak bisa mengambil Diklat di PIP Semarang dengan alasan apapun, Jika Calon peserta dinyatakan

Dalam penyusunan skripsi yang berjudul PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PENDEKATAN “TANDUR” DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI POKOK

Bintang Lima Citra Cemerlang tersedia Dokumen V-Legal untuk produk yang wajib dilengkapi dengan Dokumen V-Legal, dan telah sesuai dengan dokumen PEB dan dokumen

Karyawan yang memiliki hubungan yang kurang baik dengan pemimpinnya akan menunjukkan kinerja yang rendah dan cenderung berkeinginan keluar dari pekerjaannya ( turnover

Dari 9 data gairaigo yang terbentuk dari proses pemendekan ellipsis tersebut, penghilangan leksem terakhir dari kata majemuk (back-truncation ellipsis) adalah yang paling

Dalam pembelajaran suatu materi (tujuan/ kompetensi) tertentu, tidak ada satu model pembelajaran yang lebih baik dari model pembelajaran lainnya, artinya setiap