• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Keluarga Dengan Lansia Demensia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep Keluarga Dengan Lansia Demensia"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Lansia yang sering mengalami penurunan kognitif sering dianggap sebagai Lansia yang sering mengalami penurunan kognitif sering dianggap sebagai masalah biasa pada mereka yang memasuki usia lajut. Mitos yang terdapat di masyarakat masalah biasa pada mereka yang memasuki usia lajut. Mitos yang terdapat di masyarakat  bila

 bila lanjut lanjut usia usia mengalami mengalami demensia demensia atau atau kepikunan, kepikunan, hal hal itu itu dianggap dianggap wajar wajar dan dan bilabila lanjut usia sudah menderita demensia sudah tidak bisa dilakukn apa-apa lagi. Pada lanjut usia sudah menderita demensia sudah tidak bisa dilakukn apa-apa lagi. Pada kenyataannya demensia stadium ringan dan sedang klien masih bisa ditolong bila kenyataannya demensia stadium ringan dan sedang klien masih bisa ditolong bila terdeteksi secara dini, diberikan nasihat, dan bantuan informasi yang baik dan benar terdeteksi secara dini, diberikan nasihat, dan bantuan informasi yang baik dan benar (Nugroho, 2008)

(Nugroho, 2008)

Di Indonesia jumlah penduduk lansia pada tahun 2006 sebesar kurang lebih 19 Di Indonesia jumlah penduduk lansia pada tahun 2006 sebesar kurang lebih 19  juta,

 juta, usia usia harapan harapan hidup hidup 66,2 66,2 tahun, tahun, pada pada tahun tahun 2010 2010 diperkirakan diperkirakan sebesar sebesar 23,9 23,9 jutajuta (9,77%), usia harapan hidupnya 67,4 tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar (9,77%), usia harapan hidupnya 67,4 tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%), dengan usia harapan hidup 71,1 tahun. Pada tahun 2012 jumlah 28,8 juta (11,34%), dengan usia harapan hidup 71,1 tahun. Pada tahun 2012 jumlah  penduduk lansia di Jawa

 penduduk lansia di Jawa Timur sebesar 10,40% (Pusat Timur sebesar 10,40% (Pusat Data dan Informasi Data dan Informasi Kemenkes RI,Kemenkes RI, 2013). Dari sini dapat kita ketahui jumlah lansia dari tahun ke tahun mengalami 2013). Dari sini dapat kita ketahui jumlah lansia dari tahun ke tahun mengalami  peningkatan.

 peningkatan. Menurut Menurut organisasi organisasi kesehatan kesehatan dunia dunia (WHO) (WHO) mencatat mencatat penurunan penurunan fungsifungsi kognitif lansia diperkirakan 121 juta manusia,dari jumlah itu 5,8 % laki-laki dan 9,5 % kognitif lansia diperkirakan 121 juta manusia,dari jumlah itu 5,8 % laki-laki dan 9,5 %  perempuan.

 perempuan. Pada Pada Lansia Lansia sering sering terjadi terjadi mudah mudah lupa lupa dengan dengan prevalensi prevalensi 30 30 % % gangguangangguan daya ingat terjadi pada usia 50-59 tahun, 35%-39% terjadi pada usia di atas 65 tahun dan daya ingat terjadi pada usia 50-59 tahun, 35%-39% terjadi pada usia di atas 65 tahun dan 85% terjadi pada usia di atas 80 tahun (Lisnaini, 2012).

85% terjadi pada usia di atas 80 tahun (Lisnaini, 2012).

Otak sangat mudah rusak akibat radikal bebas, karena bahan kimia berbahaya ini Otak sangat mudah rusak akibat radikal bebas, karena bahan kimia berbahaya ini mudah terserap oleh lemak sedangkan sebagian besar st

mudah terserap oleh lemak sedangkan sebagian besar struktur otak adalah lemak sehinggaruktur otak adalah lemak sehingga  para

 para penelti penelti sepakat sepakat bahwa bahwa radikal radikal bebas bebas merupakan merupakan penyebab penyebab tanda-tanda tanda-tanda penuaan.penuaan. Penuaan pada lansia menyebabkan terjadinya perubahan anatomi dan biokimiawi di Penuaan pada lansia menyebabkan terjadinya perubahan anatomi dan biokimiawi di susunan saraf pusat yaitu berat otak akan menurun sebanyak sekitar 10% pada penuaan susunan saraf pusat yaitu berat otak akan menurun sebanyak sekitar 10% pada penuaan antara umur 30-70 tahun. Pada proses penuaan otak, terjadi penurunan jumlah neuron antara umur 30-70 tahun. Pada proses penuaan otak, terjadi penurunan jumlah neuron secara bertahap yang meliputi area girus temporal superior (merupakan area yang paling secara bertahap yang meliputi area girus temporal superior (merupakan area yang paling cepat kehilangan neuron), girus presentralis dan area striata (Paretta, L. 2005).

cepat kehilangan neuron), girus presentralis dan area striata (Paretta, L. 2005).

Demensia biasanya dimulai secara perlahan dan makin lama makin parah, sehingga Demensia biasanya dimulai secara perlahan dan makin lama makin parah, sehingga keadaan ini pada mulanya tidak disadari. Penderita akan mengalami penurunan dalam keadaan ini pada mulanya tidak disadari. Penderita akan mengalami penurunan dalam ingatan, kemampuan untuk mengingat waktu dan kemampuan untuk mengenali orang, ingatan, kemampuan untuk mengingat waktu dan kemampuan untuk mengenali orang, tempat dan benda. Penderita mengalami kesulitan dalam menemukan dan menggunakan tempat dan benda. Penderita mengalami kesulitan dalam menemukan dan menggunakan

(2)

kata yang tepat dan dalam pemikiran abstrak (misalnya dalam pemakaian angka). kata yang tepat dan dalam pemikiran abstrak (misalnya dalam pemakaian angka). (Medicastore, 2012).

(Medicastore, 2012). B.

B. Rumusan MasalahRumusan Masalah 1.

1. Bagaimana konsep teori lansia?Bagaimana konsep teori lansia? a.

a. Bagaimana definisi lansia?Bagaimana definisi lansia?  b.

 b. Apa saja batasan-batasan pada lansia?Apa saja batasan-batasan pada lansia? c.

c. Bagaimana terjadinya proses menua?Bagaimana terjadinya proses menua? d.

d. Apa saja permasalahan yang terjadi pada lansia?Apa saja permasalahan yang terjadi pada lansia? e.

e. Bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia?Bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia? 2.

2. Bagaimana konsep teori demensia pada lansia?Bagaimana konsep teori demensia pada lansia? a.

a. Bagaimana definisi demensia pada lansia?Bagaimana definisi demensia pada lansia?  b.

 b. Apa saja etiologi dari menesia?Apa saja etiologi dari menesia? c.

c. Bagaimana klasifikasi dari demensia pada lansia?Bagaimana klasifikasi dari demensia pada lansia? d.

d. Bagaimana patofisiologi demensia?Bagaimana patofisiologi demensia? e.

e. Bagaimana manifestasi klinis dari demensia?Bagaimana manifestasi klinis dari demensia? f.

f. Apa saja pemeriksaan penunjang dari demensia?Apa saja pemeriksaan penunjang dari demensia? g.

g. Apa saja komplikasi dari demensia?Apa saja komplikasi dari demensia? h.

h. Bagaimana penatalaksanaan demensia pada lansia?Bagaimana penatalaksanaan demensia pada lansia? i.

i. Bagaimana peran keluarga dengan lansia demensia?Bagaimana peran keluarga dengan lansia demensia?  j.

 j. Bagaimana konsep asuhan keperawatan keluarga pada lansia dengan demensia?Bagaimana konsep asuhan keperawatan keluarga pada lansia dengan demensia? C.

C. TujuanTujuan 1.

1. Untuk mengetahui konsep teori lansia.Untuk mengetahui konsep teori lansia. a.

a. Untuk mengetahui definisi lansia.Untuk mengetahui definisi lansia.  b.

 b. Untuk mengetahui mengetahui batasan-batasan pada lansia.Untuk mengetahui mengetahui batasan-batasan pada lansia. c.

c. Untuk mengetahui bagaimana proses menua.Untuk mengetahui bagaimana proses menua. d.

d. Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada lansia.Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada lansia. e.

e. Untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia.Untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia. 2.

2. Untuk mengetahui konsep teori dari demensia.Untuk mengetahui konsep teori dari demensia. a.

a. Untuk mengetahui mengetahui definisi dri demensia.Untuk mengetahui mengetahui definisi dri demensia.  b.

 b. Untuk mengetahui etiologi dari demensia.Untuk mengetahui etiologi dari demensia. c.

c. Untuk mengetahui klasifikasi dari demensia.Untuk mengetahui klasifikasi dari demensia. d.

d. Untuk mengetahui patofisiologi dari demensia pada lansia.Untuk mengetahui patofisiologi dari demensia pada lansia. e.

e. Untuk mengetahui manifestasi klinis pada demensia.Untuk mengetahui manifestasi klinis pada demensia. f.

(3)

g.

g. Untuk mengetahui komplikasi yang terjadi pada pasien dengan demensia.Untuk mengetahui komplikasi yang terjadi pada pasien dengan demensia. h.

h. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada demensia pada lansia.Untuk mengetahui penatalaksanaan pada demensia pada lansia. i.

i. Untuk mengetahui peran keluarga pada lansia dengan demensia.Untuk mengetahui peran keluarga pada lansia dengan demensia.  j.

 j. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan keluarga pada lansia denganUntuk mengetahui konsep asuhan keperawatan keluarga pada lansia dengan demensia.

(4)

BAB II BAB II

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

A.

A. Konsep LansiaKonsep Lansia 1.

1. Definisi LansiaDefinisi Lansia

Menurut Undang-Undang RI nomor 13 tahun 1998, yang dimaksud dengan Menurut Undang-Undang RI nomor 13 tahun 1998, yang dimaksud dengan usia lanjut adalah seorang laki-laki atau perempuan berusia 60 tahun atau lebih, baik usia lanjut adalah seorang laki-laki atau perempuan berusia 60 tahun atau lebih, baik yang secara fisik masih berkemampuan (potensial) maupun karena sesuatu hal tidak yang secara fisik masih berkemampuan (potensial) maupun karena sesuatu hal tidak lagi mampu berperan aktif dalam pembangunan atau tidak potensial (Maryam, 2008). lagi mampu berperan aktif dalam pembangunan atau tidak potensial (Maryam, 2008). Secara biologis lansia adalah proses penuaan secara terus-menerus yang Secara biologis lansia adalah proses penuaan secara terus-menerus yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian (

serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian ( MujahidullahMujahidullah, 2012)., 2012). 2.

2. Batasan-batasan LansiaBatasan-batasan Lansia

Menurut World Health Organization (WHO), lanjut usia dibedakan menjadi 4 Menurut World Health Organization (WHO), lanjut usia dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu: usia pertengahan (

kelompok, yaitu: usia pertengahan (middle age)middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (45-59 tahun, lanjut usia (elderly)elderly) 60- 60-74 tahun, lanjut usia tua (

74 tahun, lanjut usia tua (old old ) ) 7575 –  – 90 tahun, dan usia sangat tua (90 tahun, dan usia sangat tua (very old)very old) diatas 90diatas 90 tahun (Fatimah, 2010).

tahun (Fatimah, 2010). Departemen sosial

Departemen sosial membagi membagi lansia lansia ke dalam ke dalam 2 katego2 kategori yaitu ri yaitu usia lanjutusia lanjut  potensial

 potensial dan dan usia usia lanjut lanjut non non potensial. potensial. Usia Usia lanjut lanjut potensial potensial adalah adalah usia usia lanjut lanjut yangyang memiliki potensi dan dapat membantu dirinya sendiri bahkan membantu sesamanya. memiliki potensi dan dapat membantu dirinya sendiri bahkan membantu sesamanya. Sedangkan usia lanjut non potensial adalah usia lanjut yang tidak memperoleh Sedangkan usia lanjut non potensial adalah usia lanjut yang tidak memperoleh  penghasilan

 penghasilan dan dan tidak tidak dapat dapat mencari mencari nafkah nafkah untuk untuk mencukupi mencukupi kebutuhannya kebutuhannya sendirisendiri (Fatimah, 2010).

(Fatimah, 2010). 3.

3. Proses MenuaProses Menua

Proses menua (aging) adalah suatu keadaan alami selalu berjalan dengan Proses menua (aging) adalah suatu keadaan alami selalu berjalan dengan disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling  berinteraksi.

 berinteraksi. Hal Hal tersebut tersebut berpotensi berpotensi menimbulkan menimbulkan masalah masalah kesehatan kesehatan secara secara umumumum maupun kesehatan jiwa. Secara individu, pada usia di atas 55 tahun terjadi proses maupun kesehatan jiwa. Secara individu, pada usia di atas 55 tahun terjadi proses menua secara alamiah (Nugroho, 2008).

menua secara alamiah (Nugroho, 2008).

Menua didefinisikan sebagai perubahan progresif pada organisme yang telah Menua didefinisikan sebagai perubahan progresif pada organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta menunjukkan adanya mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya  penurunan kondisi

 penurunan kondisi fisik, fisik, psikologis maupun psikologis maupun sosial sosial akan saliakan saling berinteraksi ng berinteraksi satu satu samasama lain. Proses menua yang terjadi pada lansia linier dapat digambarkan melalui tiga lain. Proses menua yang terjadi pada lansia linier dapat digambarkan melalui tiga

(5)

tahap yaitu, kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations), tahap yaitu, kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations), ketidakmampuan (disability) dan keterhambatan (handicap) yang akan dialami ketidakmampuan (disability) dan keterhambatan (handicap) yang akan dialami  bersamaan dengan proses kemunduran (Nugro

 bersamaan dengan proses kemunduran (Nugroho, 2008).ho, 2008).

Proses menua dapat terjadi secara fisiologis maupun patologis. Apabila Proses menua dapat terjadi secara fisiologis maupun patologis. Apabila seseorang mengalami proses menua secara fisiologismaka proses menua terjadi secara seseorang mengalami proses menua secara fisiologismaka proses menua terjadi secara alamiah atau sesuai dengan kronologis usianya (penuaan primer). Proses menua alamiah atau sesuai dengan kronologis usianya (penuaan primer). Proses menua seseorang yang lebih banyak dipengaruhi fakktor eksogen, misalnya lingkungan, seseorang yang lebih banyak dipengaruhi fakktor eksogen, misalnya lingkungan, sosial budaya dan gaya hidup disebut mengalami proses menua secara patologis sosial budaya dan gaya hidup disebut mengalami proses menua secara patologis (penuaan sekunder) (Fatimah, 2010).

(penuaan sekunder) (Fatimah, 2010).

4.

4. PermasalahaPermasalahan pada n pada LansiaLansia

Menurut Nugroho (2008), berbagai permasalahan yang berkaitan dengan Menurut Nugroho (2008), berbagai permasalahan yang berkaitan dengan  pencapaian kesejahteraan lansia antara lain :

 pencapaian kesejahteraan lansia antara lain : a.

a. Permasalahan UmumPermasalahan Umum 1)

1) Makin besarnya jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan.Makin besarnya jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan. 2)

2) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusiaMakin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati.

lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati. 3)

3) Keterbatasan kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia oleh peerintah danKeterbatasan kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia oleh peerintah dan masyarakat, baik berupa keterbatasan tenaga profesional, pelayanan dan masyarakat, baik berupa keterbatasan tenaga profesional, pelayanan dan fasilitas bagi para lansia.

fasilitas bagi para lansia. 4)

4) Peningkatan mobilitas penduduk (termasuk lansia) menyebabkan semakinPeningkatan mobilitas penduduk (termasuk lansia) menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan terhadap kemudahan transportasi atau komunikasi meningkatnya kebutuhan terhadap kemudahan transportasi atau komunikasi  bagi para lansia saat ini belum tersedia memadai.

 bagi para lansia saat ini belum tersedia memadai.  b.

 b. Permasalahan KhususPermasalahan Khusus 1)

1) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik,Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik, mental, maupun sosial.

mental, maupun sosial. 2)

2) Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia. 3)

3) Rendahnya produktivitas kerja lansia.Rendahnya produktivitas kerja lansia. 4)

4) Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat. 5)

5) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakatBerubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat individualistik.

individualistik. 6)

6) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat menggangguAdanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu kesehatan fisik lansia.

(6)

5.

5. Perubahan-Perubahan-perubahan yang Terjadi pada perubahan yang Terjadi pada LansiaLansia Menurut Nugroho

Menurut Nugroho, 2008, , 2008, perubahan sistem tubuh yperubahan sistem tubuh yang terjadi pada lansia yaitu:ang terjadi pada lansia yaitu: a.

a. Perubahan- perubahan fisikPerubahan- perubahan fisik 1)

1) SelSel

Pada lansia, jumlah selnya akan lebih sedikit dan ukurannya akan lebih Pada lansia, jumlah selnya akan lebih sedikit dan ukurannya akan lebih  besar, berkurangnya

 besar, berkurangnya cairan intra cairan intra dan extdan extra selulerra seluler. Menurut . Menurut Spence & Spence & Mason,Mason, 1992 dikutip dalam Roger Watson, 2003 mengatakan jika sebuah sel pada 1992 dikutip dalam Roger Watson, 2003 mengatakan jika sebuah sel pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakkan di laboratorium, lalu diobservasi, lansia dilepas dari tubuh dan dibiakkan di laboratorium, lalu diobservasi,  jumlah

 jumlah sel sel yang yang akan akan membelah membelah akan akan terlihat terlihat sedikit. sedikit. Hal Hal ini ini memberikanmemberikan  beberapa

 beberapa pengertian pengertian terhadap terhadap proses proses penuaan penuaan biologis biologis dan dan menunjukkanmenunjukkan  bahwa

 bahwa pembelahan pembelahan sel sel lebih lebih lanjut lanjut mungkin mungkin terjadi terjadi untuk untuk pertumbuhan pertumbuhan dandan  perbaikan jaringan, sesuai dengan berkurangny

 perbaikan jaringan, sesuai dengan berkurangnya umur.a umur. 2)

2) Sistem PersarafanSistem Persarafan

Rata-rata berkurangnya saraf

Rata-rata berkurangnya saraf neocorticalneocortical sebesar 1 per detiksebesar 1 per detik (Pakkenberg dkk, 2003), hubungan persarafan cepat menurun, lambat dalam (Pakkenberg dkk, 2003), hubungan persarafan cepat menurun, lambat dalam merespon baik dari gerakan maupun jarak waktu, khususnya dengan stress, merespon baik dari gerakan maupun jarak waktu, khususnya dengan stress, mengecilnya saraf pancaindra, serta menjadi kurang sensitif terhadap mengecilnya saraf pancaindra, serta menjadi kurang sensitif terhadap sentuhan.

sentuhan. 3)

3) Sistem PendengaranSistem Pendengaran

Gangguan pada pendengaran, membrane timpani mengalami atrofi, Gangguan pada pendengaran, membrane timpani mengalami atrofi, terjadi pengumpulan dan pengerasan serumen karena peningkatan keratin, terjadi pengumpulan dan pengerasan serumen karena peningkatan keratin,  pendengaran menurun

 pendengaran menurun pada lpada lanjut anjut usia usia yang mengalami yang mengalami ketegangan jiwa ketegangan jiwa atauatau stress.

stress. 4)

4) Sistem PenglihatanSistem Penglihatan

Timbul sklerosis pada sfingter pupil dan hilangnya respons terhadap Timbul sklerosis pada sfingter pupil dan hilangnya respons terhadap sinar, kornea lebih berbentuk seperti bola (sferis), lensa lebih keruh dapat sinar, kornea lebih berbentuk seperti bola (sferis), lensa lebih keruh dapat menyebabkan katarak, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang menyebabkan katarak, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang  pandang,

 pandang, sulit sulit untuk untuk melihat melihat dalam dalam keadaan keadaan gelap, gelap, dan dan sulit sulit untukuntuk membedakan warna biru dengan hijau pada skala pemeriksaan.

membedakan warna biru dengan hijau pada skala pemeriksaan. 5)

5) Sistem KardiovaskulerSistem Kardiovaskuler

Katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung Katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun setelah berumur 20 tahun sehingga memompa darah menurun 1% setiap tahun setelah berumur 20 tahun sehingga menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume, kehilangan elastisitas menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume, kehilangan elastisitas  pembuluh darah, tekanan darah

(7)

6)

6) Sistem Pengaturan Suhu TubuhSistem Pengaturan Suhu Tubuh

Suhu tubuh menurun secara fisiologis ± 35ºC, hal ini diakibatkan oleh Suhu tubuh menurun secara fisiologis ± 35ºC, hal ini diakibatkan oleh metabolisme yang menurun, dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak metabolisme yang menurun, dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot.

sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot. 7)

7) Sistem PernapasanSistem Pernapasan

Otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga menyebabkan Otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga menyebabkan menurunnya aktifitas silia. Paru kehilangan elastisitasnya sehingga kapasitas menurunnya aktifitas silia. Paru kehilangan elastisitasnya sehingga kapasitas residu meingkat, nafas berat. Kedalaman pernafasan menurun.

residu meingkat, nafas berat. Kedalaman pernafasan menurun. 8)

8) Sistem GastrointestinalSistem Gastrointestinal

Kehilangan gigi, sehingga menyebkan gizi buruk, indera pengecap Kehilangan gigi, sehingga menyebkan gizi buruk, indera pengecap menurun krena adanya iritasi selaput lendir dan atropi indera pengecap sampai menurun krena adanya iritasi selaput lendir dan atropi indera pengecap sampai 80 %, kemudian hilangnya sensitifitas saraf pengecap untuk rasa manis dan 80 %, kemudian hilangnya sensitifitas saraf pengecap untuk rasa manis dan asin.

asin. 9)

9) Sistem GenitourinariaSistem Genitourinaria

Ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi sehingga aliran darah ke Ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi sehingga aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR menurun sampai 50 %. Nilai ambang ginjal ginjal menurun sampai 50 %, GFR menurun sampai 50 %. Nilai ambang ginjal terhadap glukosa menjadi meningkat. Vesika urinaria, otot-ototnya menjadi terhadap glukosa menjadi meningkat. Vesika urinaria, otot-ototnya menjadi melemah, kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga vesika urinaria sulit melemah, kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga vesika urinaria sulit diturunkan pada pria lansia yang akan berakibat retensia urine. Pembesaran diturunkan pada pria lansia yang akan berakibat retensia urine. Pembesaran  prostat,

 prostat, 75 75 % % doalami doalami oleh oleh pria pria diatas diatas 55 55 tahun. tahun. Pada Pada vulva vulva terjadi terjadi atropiatropi sedang vagina terjadi selaput lendir kering, elastisitas jaringan menurun, sedang vagina terjadi selaput lendir kering, elastisitas jaringan menurun, sekresi berkurang dan menjadi alkali.

sekresi berkurang dan menjadi alkali. 10)

10) Sistem EndokrinSistem Endokrin

Pada sistem endokrin hampir semua produksi hormon menurun, Pada sistem endokrin hampir semua produksi hormon menurun, sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah, aktifitas tiroid sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah, aktifitas tiroid menurun sehingga menurunkan basal metabolisme rate (BMR). Produksi sel menurun sehingga menurunkan basal metabolisme rate (BMR). Produksi sel kelamin menurun seperti : progesteron, estrogen dan testosteron.

kelamin menurun seperti : progesteron, estrogen dan testosteron. 11)

11) Sistem IntegumenSistem Integumen

Kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kepala Kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kepala dan rambut menipis serta berwarna kelabu, menurunnya respon terhadap dan rambut menipis serta berwarna kelabu, menurunnya respon terhadap trauma, rambut dalam hidung dan telinga menebal, berkurangnya elastisitas trauma, rambut dalam hidung dan telinga menebal, berkurangnya elastisitas akibat menurunnya cairan dan vaskularisasi.

(8)

12)

12) Sistem MuskuloskeletalSistem Muskuloskeletal

Tulang kehilangan kepadatannya dan semakin rapuh menjadi kifosis, Tulang kehilangan kepadatannya dan semakin rapuh menjadi kifosis,  persendian

 persendian membesar, membesar, tinggi tinggi badan badan menjadi menjadi berkurang berkurang yang yang disebut disebut discusdiscus vertebralis menipis, tendon mengkerut dan atropi serabut otot, sehingga lansia vertebralis menipis, tendon mengkerut dan atropi serabut otot, sehingga lansia menjadi lamban bergerak otot kram dan menjadi tremor.

menjadi lamban bergerak otot kram dan menjadi tremor.  b.

 b. PerubahanPerubahan –  –  perubahan mental perubahan mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental, yaitu sebagai berikut : Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental, yaitu sebagai berikut : 1)

1) Kesehatan umumKesehatan umum 2)

2) Tingkat pendidikanTingkat pendidikan 3)

3) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatanGangguan gizi akibat kehilangan jabatan 4)

4) Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-temanRangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-teman dan keluarga

dan keluarga 5)

5) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik : perubahan terhadap gambaran diri,Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik : perubahan terhadap gambaran diri, dan perubahan konsep diri.

dan perubahan konsep diri. c.

c. Perubahan perkembangan spiritualPerubahan perkembangan spiritual 1)

1) Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya.Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya. 2)

2) Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalamLansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam  berfikir dan bertindak dalam sehari-hari.

 berfikir dan bertindak dalam sehari-hari. B.

B. DemensiaDemensia 1.

1. DefinisiDefinisi

Demensia merupakan sindrom yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi Demensia merupakan sindrom yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif antara lain intelegensi, belajar dan daya ingat, bahasa, pemecahan masalah, kognitif antara lain intelegensi, belajar dan daya ingat, bahasa, pemecahan masalah, orientasi, persepsi, perhatian dan konsentrasi, penyesuaian dan kemampuan orientasi, persepsi, perhatian dan konsentrasi, penyesuaian dan kemampuan  bersosialisasi (Corwin, 2009).

 bersosialisasi (Corwin, 2009).

Demensia merupakan suatu gangguan fungsi daya ingat yang terjadi Demensia merupakan suatu gangguan fungsi daya ingat yang terjadi perlahan-lahan, serta dapat mengganggu kinerja dan aktivitas kehidupan sehari-hari (Atun, lahan, serta dapat mengganggu kinerja dan aktivitas kehidupan sehari-hari (Atun, 2010).

2010).

Menurut Josep J. Gallo dkk., 1998 bahwa demensia adalah suatun sindrom Menurut Josep J. Gallo dkk., 1998 bahwa demensia adalah suatun sindrom yang dikarakteristikkan dengan adanya kehilangan kapasitas intelektual melibatkan yang dikarakteristikkan dengan adanya kehilangan kapasitas intelektual melibatkan tidak hanya ingatan (memori), namun juga kognitif, bahasa, kemampuan visouspasial, tidak hanya ingatan (memori), namun juga kognitif, bahasa, kemampuan visouspasial, dan kepribadian. Kelima komponen tersebut tidak harus

dan kepribadian. Kelima komponen tersebut tidak harus terganggu seluruhnya, namunterganggu seluruhnya, namun  pada

 pada sebagian sebagian besar besar kasus, kasus, kelima kelima komponen komponen ini ini memang memang terganggu terganggu dalam dalam derajatderajat yang bervariasi. Demensia menyebabkan gangguan intelektual dalam keadaan sadar yang bervariasi. Demensia menyebabkan gangguan intelektual dalam keadaan sadar

(9)

 penuh,

 penuh, dan dan kasus kasus ini ini bisa bisa bersifat bersifat progresif, progresif, stabil stabil atau atau kekambuhan kekambuhan (Mujahidullah,(Mujahidullah, 2012).

2012).

Jadi dapat disimpulkan bahwa demensia adalah suatu gangguan fungsi Jadi dapat disimpulkan bahwa demensia adalah suatu gangguan fungsi kognitif, yang meliputi intelegensi, belajar dan daya ingat, bahasa, pemecahan kognitif, yang meliputi intelegensi, belajar dan daya ingat, bahasa, pemecahan masalah, orientasi, persepsi, perhatian dan konsentrasi, penyesuaian dan kemampuan masalah, orientasi, persepsi, perhatian dan konsentrasi, penyesuaian dan kemampuan  bersosialisasi yang dapat mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari.

 bersosialisasi yang dapat mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari. 2.

2. EtiologiEtiologi

Menurut Nugro

Menurut Nugroho (2008), ho (2008), etiologi dari demensia etiologi dari demensia dapat digolongkan dapat digolongkan menjadimenjadi 3 golongan besar yaitu :

3 golongan besar yaitu : a.

a. Sindroma demensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak dikenalSindroma demensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak dikenal kelainan yaitu : terdapat pada tingkat subseluler atau secara biokimiawi pada kelainan yaitu : terdapat pada tingkat subseluler atau secara biokimiawi pada system enzim, atau pada metabolism

system enzim, atau pada metabolism  b.

 b. Sindroma demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum dapat diobati,Sindroma demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum dapat diobati,  penyebab utama dalam golongan

 penyebab utama dalam golongan ini diantaranya :ini diantaranya : 1)

1) Penyakit degenerasi spino - serebelarPenyakit degenerasi spino - serebelar 2)

2) Subakut leuko-esefalitis sklerotik fan bogaertSubakut leuko-esefalitis sklerotik fan bogaert 3)

3) Khorea HungtingtonKhorea Hungtington c.

c. Sindrome demensia dengan etiologi penyakit yang dapat diobati, dalam golonganSindrome demensia dengan etiologi penyakit yang dapat diobati, dalam golongan ini diantranya :

ini diantranya : 1)

1) Penyakit cerrebro kardiovaskulerPenyakit cerrebro kardiovaskuler 2)

2) Penyakit-penyakit metabolikPenyakit-penyakit metabolik 3)

3) Gangguan nutrisiGangguan nutrisi 4)

4) Akibat intoksikasi menahunAkibat intoksikasi menahun 3.

3. KlasifikasiKlasifikasi

Menurut Mujahidullah (2012), Secara garis besar demensia pada usia lanjut Menurut Mujahidullah (2012), Secara garis besar demensia pada usia lanjut dapat dikategorikan dalam 4 golongan, yaitu :

dapat dikategorikan dalam 4 golongan, yaitu : a.

a. Demensia degeneratif primer (50-60%)Demensia degeneratif primer (50-60%)

Dikenal juga dengan nama demensia Alzheimer, adalah suatu keadaan Dikenal juga dengan nama demensia Alzheimer, adalah suatu keadaan yang meliputi perubahan dari jumlah, struktur dan fungsi neuron di daerah yang meliputi perubahan dari jumlah, struktur dan fungsi neuron di daerah tertentu dari korteks otak. Terjadi suatu kekusutan neurifiblier (neurofiblier tertentu dari korteks otak. Terjadi suatu kekusutan neurifiblier (neurofiblier tangles) dan plak-plak neurit dan perubahan aktivitas kolinergik di daerah-daerah tangles) dan plak-plak neurit dan perubahan aktivitas kolinergik di daerah-daerah tertentu di otak. Penyebab tidak diketahui dengan pasti, tetapi beberapa teori tertentu di otak. Penyebab tidak diketahui dengan pasti, tetapi beberapa teori menerangkan kemungkinan adanya faktor kromosom atau genetik, radikal bebas, menerangkan kemungkinan adanya faktor kromosom atau genetik, radikal bebas,

(10)

toksi amiloid, pengaruh logam alumunium, akibat infeksi virus lambat atau toksi amiloid, pengaruh logam alumunium, akibat infeksi virus lambat atau  pengaruh lingkungan y

 pengaruh lingkungan yang lain.ang lain.

Menurut Walley, 1997 bahwa gejala klinik demensia alzheimer biasanya Menurut Walley, 1997 bahwa gejala klinik demensia alzheimer biasanya  berupa permula

 berupa permulaannya annya yang gradual yang gradual yang berlanjut yang berlanjut secara secara lambat, lambat, biasanya biasanya dapatdapat dibedakan dalam 3 fase, yaitu :

dibedakan dalam 3 fase, yaitu : 1)

1) Fase I : Ditandai dengan gangguan memori subyektif, konsentrasi buruk danFase I : Ditandai dengan gangguan memori subyektif, konsentrasi buruk dan gangguan visuo-spatial. Lingkungan yang biasa menjadi seperti asing, sukar gangguan visuo-spatial. Lingkungan yang biasa menjadi seperti asing, sukar menemukan jalan pulang yang biasa dilalui. Penderita mungkin menegluhkan menemukan jalan pulang yang biasa dilalui. Penderita mungkin menegluhkan agnosia kanan-kiri. Bahkan pada fase dini ini rasa tilikan (insight) sering agnosia kanan-kiri. Bahkan pada fase dini ini rasa tilikan (insight) sering sudah terganggu.

sudah terganggu. 2)

2) Fase II : Terjadi tanda yang mengarah ke kerusakan fokal-kortikal, walaupunFase II : Terjadi tanda yang mengarah ke kerusakan fokal-kortikal, walaupun tidak terlihat pola defisit yang khas. Gejala yang disebabkan oleh disfungsi tidak terlihat pola defisit yang khas. Gejala yang disebabkan oleh disfungsi lobus parientalis (misal agnosia, dispraksia dan akalkulia) sering terjadi. lobus parientalis (misal agnosia, dispraksia dan akalkulia) sering terjadi. Gejala neurologik mungkin termasuk antara lain tanggapan ekstensor Gejala neurologik mungkin termasuk antara lain tanggapan ekstensor  plantaris

 plantaris dan dan beberapa beberapa kelemahan kelemahan fasial. fasial. Delusi Delusi dan dan halusianasi halusianasi mungkinmungkin terjadi, walaupun pembicaraan mungkin masih kelihatan normal.

terjadi, walaupun pembicaraan mungkin masih kelihatan normal. 3)

3) Fase III : Pembicaraan terganggu berat, mungkin sama sekali hilang.Fase III : Pembicaraan terganggu berat, mungkin sama sekali hilang. Penderita tampak terus

Penderita tampak terus  –  – menerus apatik. Banyak penderita tidak mengenalimenerus apatik. Banyak penderita tidak mengenali diri sendiri atau orang yang dikenalnya. Dengan berlanjutnya penyakit, diri sendiri atau orang yang dikenalnya. Dengan berlanjutnya penyakit,  penderita

 penderita sering sering hanya hanya berbaring berbaring di di tempat tempat tidur, tidur, inkontinensia inkontinensia baik baik urinurin maupun alvi. Sering disertai serangan kejang epileptik dranmal. Gejala maupun alvi. Sering disertai serangan kejang epileptik dranmal. Gejala neurologik menunjukkan gangguan berat dari gerak langkah, tonus otot dan neurologik menunjukkan gangguan berat dari gerak langkah, tonus otot dan gambaran yang mengarah pada sindrom Kluver-Bucy (apatis, gangguan gambaran yang mengarah pada sindrom Kluver-Bucy (apatis, gangguan  pengenalan,

 pengenalan, gerak gerak mulut mulut tak tak terkontrol, terkontrol, hiperseksualitas, hiperseksualitas, amnesia amnesia dandan  bulimia).

 bulimia).  b.

 b. Demensia multi infark (10-20%)Demensia multi infark (10-20%)

Demensia ini merupakan jenis kedua terbanyak setelah penyakit Demensia ini merupakan jenis kedua terbanyak setelah penyakit Alzheimer. Bisa didapatkan secara tersendiri atau bersama dengan demensia jenis Alzheimer. Bisa didapatkan secara tersendiri atau bersama dengan demensia jenis lain. Didapatkan sebagai akibat/gejala sisa dari stroke kortikal atau subkortikal lain. Didapatkan sebagai akibat/gejala sisa dari stroke kortikal atau subkortikal yang berulang. Oleh karena lesi di otak sering kali tidak terlalu besar, gejala yang berulang. Oleh karena lesi di otak sering kali tidak terlalu besar, gejala strokenya (berupa defisit neurologik) tidak jelas terlihat. Ciri yang khas adalah strokenya (berupa defisit neurologik) tidak jelas terlihat. Ciri yang khas adalah  bahwa

 bahwa gejala gejala dan dan tanda tanda menunjukkan menunjukkan penurunan penurunan bertingkat bertingkat (stepwise), (stepwise), dimanadimana setiap episode

(11)

Hal ini berbeda dengan dapatan pada penyakit alzheimer, dimana gejala Hal ini berbeda dengan dapatan pada penyakit alzheimer, dimana gejala dan tanda akan berlangsung secara progresif. Pemeriksaan dengan scan tomografi dan tanda akan berlangsung secara progresif. Pemeriksaan dengan scan tomografi terkomputer (scan TK) sering tidak menunjukkan adanya lesi. Dengan MRI, lesi terkomputer (scan TK) sering tidak menunjukkan adanya lesi. Dengan MRI, lesi sering bisa dideteksi. Pemeriksaan dengan skor Hachinsky dapat membantu sering bisa dideteksi. Pemeriksaan dengan skor Hachinsky dapat membantu  penegakan

 penegakan diagnosis diagnosis demensia demensia jenis jenis ini. ini. Satu Satu jenis jenis demensia demensia tipe tipe vaskuler vaskuler yangyang lain, yaitu demensia sinilis tipe Binswangar sulit dibedakan dengan demensia lain, yaitu demensia sinilis tipe Binswangar sulit dibedakan dengan demensia multi-infark. Pada banyak penderita sering dijumpai gejala dan tanda dari multi-infark. Pada banyak penderita sering dijumpai gejala dan tanda dari demensia tipe campuran (multi-infark dan alzheimer).

demensia tipe campuran (multi-infark dan alzheimer). c.

c. Sindroma amnestik dan “pelupa benigna akibat Sindroma amnestik dan “pelupa benigna akibat penuaan”(20penuaan”(20-30%)-30%)

Pada kedua keadaan diatas, gejala utama adalah gangguan memori (daya Pada kedua keadaan diatas, gejala utama adalah gangguan memori (daya ingat), sedangkan pada demensia terdapat gangguan pada fungsi intelektual yang ingat), sedangkan pada demensia terdapat gangguan pada fungsi intelektual yang lain. Pada sindroma amnestik terdapat gangguan pada daya ingat hal yang baru lain. Pada sindroma amnestik terdapat gangguan pada daya ingat hal yang baru terjadi. Kemungkinan penyebabnya adalah :

terjadi. Kemungkinan penyebabnya adalah : 1)

1) Defisiensi tiamin (sering akibat pemakaian Defisiensi tiamin (sering akibat pemakaian alkohol yang berlebihan)alkohol yang berlebihan) 2)

2) Lesi pada struktur otak bagian temporal tengah (akibat trauma atau anoksia)Lesi pada struktur otak bagian temporal tengah (akibat trauma atau anoksia) 3)

3) Iskemia global transien (sepintas) akibat isufisiensi sserebrovaskuler.Iskemia global transien (sepintas) akibat isufisiensi sserebrovaskuler.

Pelupa benigna akibat penuaan, biasanya terlihat sebagai gangguan ringan Pelupa benigna akibat penuaan, biasanya terlihat sebagai gangguan ringan daya ingat y

daya ingat yang ang tidak progresif tidak progresif dan tidak menggdan tidak mengganggu aktivitas anggu aktivitas hidup sehari-hidup sehari-hari. Biasanya dikenali oleh keluarga atau teman, karena sering mengulang hari. Biasanya dikenali oleh keluarga atau teman, karena sering mengulang  pertanyaan

 pertanyaan yang yang sama sama atau atau lupa lupa pada pada kejadian kejadian yang yang baru baru saja saja terjadi.perluterjadi.perlu observasi beberapa bulan untuk membedakannya dengan demensia sebenarnya. observasi beberapa bulan untuk membedakannya dengan demensia sebenarnya. Bila gangguan daya ingat bertambah progresif disertai dengan gangguan Bila gangguan daya ingat bertambah progresif disertai dengan gangguan intelektual yang lain, maka kemungkinan besar diagnosis demensia dapat intelektual yang lain, maka kemungkinan besar diagnosis demensia dapat ditegakkan (Brocklehurst and Allen, 1987; Kane et al, 1994.

ditegakkan (Brocklehurst and Allen, 1987; Kane et al, 1994. d.

d. Gangguan lain (terutama neurologik) (5-10%)Gangguan lain (terutama neurologik) (5-10%)

Berbagai penyakit neurologik sering disertai dengan gejala demensia. Berbagai penyakit neurologik sering disertai dengan gejala demensia. Diantaranya yang tersering adalah penyakit Parkison, khorea Huntington dan Diantaranya yang tersering adalah penyakit Parkison, khorea Huntington dan hidrosefalus berteknan normal. Hidrosefalus bertekanan normal jarang sekali hidrosefalus berteknan normal. Hidrosefalus bertekanan normal jarang sekali dijumpai. Kecurigaan akan keadaan ini perlu diwaspadai, bila pada scan TK atau dijumpai. Kecurigaan akan keadaan ini perlu diwaspadai, bila pada scan TK atau MRI didapatkan pelebaran ventrikel melebihi proporsi dibanding dengan MRI didapatkan pelebaran ventrikel melebihi proporsi dibanding dengan atrofikortikal otak. Gejala mirip demensia subkortikal, yaitu selain didapatkan atrofikortikal otak. Gejala mirip demensia subkortikal, yaitu selain didapatkan deensia juga gejala postur dan langkah serta depresi

(12)

4.

4. PatofisiologiPatofisiologi

Proses menua tidak dengan sendirinya menyebabkan terjadinya demensia. Proses menua tidak dengan sendirinya menyebabkan terjadinya demensia. Penuaan menyebabkan terjadinya perubahan anatomi dan biokimiawi di susunan saraf Penuaan menyebabkan terjadinya perubahan anatomi dan biokimiawi di susunan saraf  pusat yaitu berat otak akan menurun sebanyak sekitar 10 % pada penuaan antara umur  pusat yaitu berat otak akan menurun sebanyak sekitar 10 % pada penuaan antara umur 30 sampai 70 tahun. Berbagai faktor etiologi yang telah disebutkan di atas merupakan 30 sampai 70 tahun. Berbagai faktor etiologi yang telah disebutkan di atas merupakan kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi sel-sel neuron korteks serebri.

kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi sel-sel neuron korteks serebri.

Penyakit degeneratif pada otak, gangguan vaskular dan penyakit lainnya, serta Penyakit degeneratif pada otak, gangguan vaskular dan penyakit lainnya, serta gangguan nutrisi, metabolik dan toksisitas secara langsung maupun tak langsung gangguan nutrisi, metabolik dan toksisitas secara langsung maupun tak langsung dapat menyebabkan sel neuron mengalami kerusakan melalui mekanisme iskemia, dapat menyebabkan sel neuron mengalami kerusakan melalui mekanisme iskemia, infark, inflamasi, deposisi protein abnormal sehingga jumlah neuron menurun dan infark, inflamasi, deposisi protein abnormal sehingga jumlah neuron menurun dan mengganggu fungsi dari area kortikal ataupun subkortikal.

mengganggu fungsi dari area kortikal ataupun subkortikal.

Di samping itu, kadar neurotransmiter di otak yang diperlukan untuk proses Di samping itu, kadar neurotransmiter di otak yang diperlukan untuk proses konduksi saraf juga akan berkurang. Hal ini akan menimbulkan gangguan fungsi konduksi saraf juga akan berkurang. Hal ini akan menimbulkan gangguan fungsi kognitif (daya ingat, daya pikir dan belajar), gangguan sensorium (perhatian, kognitif (daya ingat, daya pikir dan belajar), gangguan sensorium (perhatian, kesadaran), persepsi, isi pikir, emosi dan mood. Fungsi yang mengalami gangguan kesadaran), persepsi, isi pikir, emosi dan mood. Fungsi yang mengalami gangguan tergantung lokasi area yang terkena (kortikal atau subkortikal) atau penyebabnya, tergantung lokasi area yang terkena (kortikal atau subkortikal) atau penyebabnya, karena manifestasinya dapat berbeda. Keadaan patologis dari hal tersebut akan karena manifestasinya dapat berbeda. Keadaan patologis dari hal tersebut akan memicu keadaan konfusio akut demensia

memicu keadaan konfusio akut demensia (Boedhi-Darmojo, 2009).(Boedhi-Darmojo, 2009). 5.

5. ManifestasManifestasi i KlinisKlinis

Manifestasi klinis demensia berlangsung lama dan bertahap sehingga pasien Manifestasi klinis demensia berlangsung lama dan bertahap sehingga pasien dengan keluarga tidak menyadari secara pasti kapan timbulnya penyakit. Manifestasi dengan keluarga tidak menyadari secara pasti kapan timbulnya penyakit. Manifestasi klinis dari demensia menurut Nugroho (2008) jika dilihat secara umum tanda dan klinis dari demensia menurut Nugroho (2008) jika dilihat secara umum tanda dan gejala demensia adalah :

gejala demensia adalah : a.

a. Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia, lupa menjadiMenurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia, lupa menjadi  bagian keseharian yang tidak bisa lepas.

 bagian keseharian yang tidak bisa lepas.  b.

 b. Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu, bulan, tahun,Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu, bulan, tahun, tempat penderita demensia berada.

tempat penderita demensia berada. c.

c. Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang benar,Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang benar, menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi, mengulang kata atau menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi, mengulang kata atau cerita yang sama berkali-kali.

cerita yang sama berkali-kali. d.

d. Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat sebuahEkspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat sebuah drama televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan orang lain, rasa drama televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan orang lain, rasa takut dan gugup yang tak beralasan. Penderita demensia kadang tidak mengerti takut dan gugup yang tak beralasan. Penderita demensia kadang tidak mengerti mengapa perasaan-perasaan tersebut muncul.

(13)

e.

e. Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri dan gelisah.Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri dan gelisah. 6.

6. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Penunjang

Beberapa pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada pasien dengan Beberapa pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada pasien dengan demensia antara lain :

demensia antara lain : a.

a. Pemeriksaan laboratorium rutinPemeriksaan laboratorium rutin  b.

 b. Imaging :Imaging : Computed TomographyComputed Tomography (CT) scan dan MRI ((CT) scan dan MRI ( Magnetic  Magnetic ResonanceResonance  Imaging 

 Imaging )) c.

c. Pemeriksaan EEGPemeriksaan EEG d.

d. Pemeriksaan cairan otakPemeriksaan cairan otak e.

e. Pemeriksaan genetikaPemeriksaan genetika f.

f. Pemeriksaan neuropsikologisPemeriksaan neuropsikologis 7.

7. KomplikasiKomplikasi

Menurut Kushariyadi (2010), menyatakan bahwa komplikasi yang sering Menurut Kushariyadi (2010), menyatakan bahwa komplikasi yang sering terjadi pada demensia adalah:

terjadi pada demensia adalah: a.

a. KejangKejang  b.

 b. Kontraktur sendiKontraktur sendi c.

c. Kehilangan kemampuan untuk merawat diriKehilangan kemampuan untuk merawat diri d.

d. Malnutrisi dan dehidrasi akibat nafsu makan dan kesulitan menggunakanMalnutrisi dan dehidrasi akibat nafsu makan dan kesulitan menggunakan  peralatan

 peralatan 8.

8. PenatalaksanaanPenatalaksanaan

Penatalaksanaan pada pasien dengan demensia antara lain sebagai berikut : Penatalaksanaan pada pasien dengan demensia antara lain sebagai berikut : a.

a. FarmakoterapiFarmakoterapi

Sebagian besar kasus demensia tidak dapat disembuhkan. Sebagian besar kasus demensia tidak dapat disembuhkan.

1)

1) Untuk mengobati demensia alzheimer digunakan obat - obatan antikoliesteraseUntuk mengobati demensia alzheimer digunakan obat - obatan antikoliesterase seperti Donepezil , Rivastigmine , Galantamine , Memantine

seperti Donepezil , Rivastigmine , Galantamine , Memantine 2)

2) Dementia vaskuler membutuhkan obat -obatan anti platelet seperti Aspirin ,Dementia vaskuler membutuhkan obat -obatan anti platelet seperti Aspirin , Ticlopidine , Clopidogrel untuk melancarkan aliran darah ke otak sehingga Ticlopidine , Clopidogrel untuk melancarkan aliran darah ke otak sehingga memperbaiki gangguan kognitif.

memperbaiki gangguan kognitif. 3)

3) Demensia karena stroke yang berturut-turut tidak dapat diobati, tetapiDemensia karena stroke yang berturut-turut tidak dapat diobati, tetapi  perkembangannya bisa diperlambat

 perkembangannya bisa diperlambat atau bahkan dihentikan atau bahkan dihentikan dengan mengobatidengan mengobati tekanan darah tinggi atau kencing manis

tekanan darah tinggi atau kencing manis yang berhubungan dengan stroke.yang berhubungan dengan stroke. 4)

4) Jika hilangnya ingatan disebabakan oleh depresi, diberikan obat anti-depresiJika hilangnya ingatan disebabakan oleh depresi, diberikan obat anti-depresi seperti Sertraline dan Citalopram.

(14)

5)

5) Untuk mengendalikan agitasi dan perilaku yang meledak-ledak, yang bisaUntuk mengendalikan agitasi dan perilaku yang meledak-ledak, yang bisa menyertai demensia stadium lanjut, sering digunakanobat anti-psikotik menyertai demensia stadium lanjut, sering digunakanobat anti-psikotik (misalnya Haloperidol , Quetiapine dan Risperidone)

(misalnya Haloperidol , Quetiapine dan Risperidone)  b.

 b. Dukungan atau Peran KeluargaDukungan atau Peran Keluarga

Mempertahankan lingkungan yang familiar akan membantu penderita Mempertahankan lingkungan yang familiar akan membantu penderita tetap memiliki orientasi. Kalender yang besar, cahaya yang terang, jam dinding tetap memiliki orientasi. Kalender yang besar, cahaya yang terang, jam dinding dengan angka-angka yang mudah dipahami.

dengan angka-angka yang mudah dipahami. c.

c. Terapi SimtomatikTerapi Simtomatik

Pada penderita penyakit demensia dapat diberikan terapi simtomatik, meliputi : Pada penderita penyakit demensia dapat diberikan terapi simtomatik, meliputi : 1)

1) DietDiet 2)

2) Latihan fisik yang sesuaiLatihan fisik yang sesuai 3)

3) Terapi rekreasional dan aktifitasTerapi rekreasional dan aktifitas 4)

4) Penanganan terhadap masalah-masalahPenanganan terhadap masalah-masalah d.

d. Pencegahan dan perawatan demensiaPencegahan dan perawatan demensia

Hal yang dapat kita lakukan untuk menurunkan resiko terjadinya demensia Hal yang dapat kita lakukan untuk menurunkan resiko terjadinya demensia diantaranya adalah menjaga ketajaman daya ingat dan senantiasa mengoptimalkan diantaranya adalah menjaga ketajaman daya ingat dan senantiasa mengoptimalkan fungsi otak, seperti :

fungsi otak, seperti : 1)

1) Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-sel otak seperti alkoholMencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-sel otak seperti alkohol dan zat adiktif yang berlebihan.

dan zat adiktif yang berlebihan. 2)

2) Membaca buku yang merangsang otak untuk berpikir hendaknya dilakukanMembaca buku yang merangsang otak untuk berpikir hendaknya dilakukan setiap hari.

setiap hari. 3)

3) Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita sehat dan aktif :Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita sehat dan aktif : Kegiatan rohani & memperdalam ilmu agama.

Kegiatan rohani & memperdalam ilmu agama. 4)

4) Tetap berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul dengan teman yangTetap berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul dengan teman yang memiliki persamaan minat atau hobi

memiliki persamaan minat atau hobi 5)

5) Mengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaks dalamMengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaks dalam kehidupan sehari-hari dapat membuat otak kita tetap sehat.

kehidupan sehari-hari dapat membuat otak kita tetap sehat. 9.

9. Peran Keluarga dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Lansia Peran Keluarga dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Lansia DemensiaDemensia Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam perawatan lansia Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam perawatan lansia  penderita demensia yang tinggal di rumah. Hidup bersama dengan penderita demensia  penderita demensia yang tinggal di rumah. Hidup bersama dengan penderita demensia  bukan

 bukan hal hal yang yang mudah, mudah, tapi tapi perlu perlu kesiapan kesiapan khusus khusus baik baik secara secara mental mental maupunmaupun lingkungan sekitar. Pada tahap awal demensia penderita dapat secara aktif dilibatkan lingkungan sekitar. Pada tahap awal demensia penderita dapat secara aktif dilibatkan dalam proses perawatan dirinya. Membuat catatan kegiatan sehari-hari dan minum dalam proses perawatan dirinya. Membuat catatan kegiatan sehari-hari dan minum obat secara teratur. Ini sangat membantu dalam menekan laju kemunduran kognitif obat secara teratur. Ini sangat membantu dalam menekan laju kemunduran kognitif

(15)

yang akan dialami penderita demensia. Keluarga tidak berarti harus membantu semua yang akan dialami penderita demensia. Keluarga tidak berarti harus membantu semua kebutuhan harian lansia, sehingga lansia cenderung diam dan bergantung pada kebutuhan harian lansia, sehingga lansia cenderung diam dan bergantung pada lingkungan. Seluruh anggota keluargapun diharapkan aktif dalam membantu lansia lingkungan. Seluruh anggota keluargapun diharapkan aktif dalam membantu lansia agar dapat seoptimal mungkin melakukan aktifitas sehari-harinya secara mandiri agar dapat seoptimal mungkin melakukan aktifitas sehari-harinya secara mandiri dengan aman. Melakukan aktivitas sehari-hari secara rutin sebagaimana pada dengan aman. Melakukan aktivitas sehari-hari secara rutin sebagaimana pada umumnya lansia tanpa demensia dapat mengurangi depresi yang dialami lansia umumnya lansia tanpa demensia dapat mengurangi depresi yang dialami lansia  penderita demensia (Kusumawati, 2007).

 penderita demensia (Kusumawati, 2007).

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang sangat primer dan mutlak Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang sangat primer dan mutlak harus dipenuhi untuk memelihara homeostasis biologis dan kelangsungan kehidupan harus dipenuhi untuk memelihara homeostasis biologis dan kelangsungan kehidupan  bagi tiap

 bagi tiap manusia (Asmadi, manusia (Asmadi, 2008). Gizi 2008). Gizi pada lansia, pada lansia, terutama terutama lansia lansia yang mengalamiyang mengalami demensia perlu diperhatikan karena biasanya lansia itu sendiri lupa untuk makan demensia perlu diperhatikan karena biasanya lansia itu sendiri lupa untuk makan sehingga asupan nutrisi dari lansia tersebut akan berkurang. Lansia yang mengalami sehingga asupan nutrisi dari lansia tersebut akan berkurang. Lansia yang mengalami kekurangan protein maka dapat berakibat rambut rontok, daya tahan terhadap kekurangan protein maka dapat berakibat rambut rontok, daya tahan terhadap  penyakit

 penyakit menurun, menurun, atau atau mudah mudah terkena terkena infeksi. infeksi. Pemenuhan Pemenuhan kebutuhan kebutuhan cairan cairan jugajuga  penting, karena cair

 penting, karena cairan dapat an dapat membantu kinerja membantu kinerja ginjal dalam ginjal dalam menetralisir zatmenetralisir zat- zat - zat sisa.sisa. Melakukan aktivitas fisik atau olahraga ringan dapat membantu melenturkan otot dan Melakukan aktivitas fisik atau olahraga ringan dapat membantu melenturkan otot dan melancarkan sirkulasi darah. Kebutuhan akan keselamatan dan keamanan adalah melancarkan sirkulasi darah. Kebutuhan akan keselamatan dan keamanan adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari berbagai bahaya yang mengancam, baik kebutuhan untuk melindungi diri dari berbagai bahaya yang mengancam, baik terhadap fisik maupun psikososial (Asmadi, 2008).

terhadap fisik maupun psikososial (Asmadi, 2008).

Berkurangnya mobilitas sendi, waktu reaksi melambat, penurunan penglihatan, Berkurangnya mobilitas sendi, waktu reaksi melambat, penurunan penglihatan,  penurunan

 penurunan pendengaran, pendengaran, penurunan penurunan kekuatan kekuatan dan dan daya daya tahan tahan otot otot juga juga dapatdapat mengakibatkan cedera pada orang lanjut usia akibat proses penuaan. Permukaan mengakibatkan cedera pada orang lanjut usia akibat proses penuaan. Permukaan lantai yang tidak rata dan licin

lantai yang tidak rata dan licin merupakan daerah yang berbahaya karena potensialmerupakan daerah yang berbahaya karena potensial menyebabkan jatuh, sehingga perlu bantuan orang lain terutama keluarga untuk menyebabkan jatuh, sehingga perlu bantuan orang lain terutama keluarga untuk membantu lansia agar tidak terjatuh (Tamher, 2009).

membantu lansia agar tidak terjatuh (Tamher, 2009).

Menurut penelitian (Lee&Yeo, 2009) cedera merupakan masalah yang Menurut penelitian (Lee&Yeo, 2009) cedera merupakan masalah yang signifikan yang dialami oleh lansia. Sebagian besar cedera pada lansia terjadi signifikan yang dialami oleh lansia. Sebagian besar cedera pada lansia terjadi akibat terjatuh dirumah. Diperlukan beberapa strategi untuk mencegah terjadinya akibat terjatuh dirumah. Diperlukan beberapa strategi untuk mencegah terjadinya cedera pada lansia. Seiring dengan berjalannya waktu akibat penuaan, maka cedera pada lansia. Seiring dengan berjalannya waktu akibat penuaan, maka seseorang juga pasti mengalami gangguan atau penurunan fungsi tubuh yang akan seseorang juga pasti mengalami gangguan atau penurunan fungsi tubuh yang akan menyebabkan keterbatasan fungsi fisik, psikologis, maupun sosial. Oleh sebab menyebabkan keterbatasan fungsi fisik, psikologis, maupun sosial. Oleh sebab itu, lansia sangat membutuhkan dukungan, perhatian serta motivasi dari keluarga itu, lansia sangat membutuhkan dukungan, perhatian serta motivasi dari keluarga maupun kerabat dekatnya.

(16)

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA DENGAN LANSIA DEMENSIA KELUARGA DENGAN LANSIA DEMENSIA

A.

A. PengkajianPengkajian 1.

1. Identitas klienIdentitas klien  Nama,

 Nama, nama nama KK, KK, tempat tempat dan dan tanggal tanggal lahir, lahir, usia, usia, pendidikan pendidikan terakhir, terakhir, agama, agama, suku,suku,  bangsa, status perkawinan, tinggi badan

 bangsa, status perkawinan, tinggi badan / berat badan, dan penampilan secara umum./ berat badan, dan penampilan secara umum. 2.

2. Riwayat kesehatanRiwayat kesehatan

Riwayat kesehatan klien meliputi status kesehatan klien saat ini dan status kesehatan Riwayat kesehatan klien meliputi status kesehatan klien saat ini dan status kesehatan masa lalu.

masa lalu. a.

a. Status Kesehatan Klien Saat IniStatus Kesehatan Klien Saat Ini

Klien tidak mampu mengungkapkan status kesehatannya secara verbal, dari segi Klien tidak mampu mengungkapkan status kesehatannya secara verbal, dari segi fisik dan saat ini klien mengalami kepikunan atau demensia.

fisik dan saat ini klien mengalami kepikunan atau demensia.  b.

 b. Status Kesehatan Masa Lalu KlienStatus Kesehatan Masa Lalu Klien

Saat ditanyakan, klien menyatakan sudah lupa atau tidak tahu. Saat ditanyakan, klien menyatakan sudah lupa atau tidak tahu. 3.

3. Kemampuan ADL (Activity Daily Living)Kemampuan ADL (Activity Daily Living)

Pasien masih bisa atau tidak melakukan aktivitas secara mandiri misalnya: mandi, Pasien masih bisa atau tidak melakukan aktivitas secara mandiri misalnya: mandi, kontinen, kekamar kecil, berpakaian, makan, minum dan mobilisasi.

kontinen, kekamar kecil, berpakaian, makan, minum dan mobilisasi. 4.

4. Status kesehatan mentalStatus kesehatan mental

Pengkajian status mental dilakukan untuk mengevaluasi status kesehatan klien yang Pengkajian status mental dilakukan untuk mengevaluasi status kesehatan klien yang  berpengaruh terhadap pikiran, emosi, atau perilakunya.

 berpengaruh terhadap pikiran, emosi, atau perilakunya. 5.

5. Aspek kognitif, pembelajaran dan memoriAspek kognitif, pembelajaran dan memori

Pengkajian aspek kognitif, pembelajaran dan emosi dengan cara menggunakan Pengkajian aspek kognitif, pembelajaran dan emosi dengan cara menggunakan instrumen yang berstandarisasi, yaitu :

instrumen yang berstandarisasi, yaitu : a.

a. Pengkajian Mini Mental Status Exam (MMSE)Pengkajian Mini Mental Status Exam (MMSE)

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut : Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut : 1)

1) Menyebutkan dengan benar tahun, musim, tanggal, hari dan Menyebutkan dengan benar tahun, musim, tanggal, hari dan bulan (Skor 5).bulan (Skor 5). 2)

2) Dimana kita sekarang : Negara Indonesia, Provinsi, Kota, Panti (Desa) danDimana kita sekarang : Negara Indonesia, Provinsi, Kota, Panti (Desa) dan wisma (Dusun) (Skor 5).

wisma (Dusun) (Skor 5). 3)

3) Meminta klien menyebutkan objek 3 macam, setelah disebutkan oleh pengkajiMeminta klien menyebutkan objek 3 macam, setelah disebutkan oleh pengkaji dengan jeda 1 detik. Meminta klien untuk mengulangi sampai benar semua dengan jeda 1 detik. Meminta klien untuk mengulangi sampai benar semua dan berurutan. Yang dinilai adalah penyebutan yang pertama. (Skor 3)

dan berurutan. Yang dinilai adalah penyebutan yang pertama. (Skor 3) 4)

4) Minta klien menghitung mundur dari angka 100 dikurangi 7 sampai 5x. AtauMinta klien menghitung mundur dari angka 100 dikurangi 7 sampai 5x. Atau menyebutkan huruf da

(17)

5)

5) Meminta klien untuk mengulangi ketiga objek di aspek “registrasi” No 9.Meminta klien untuk mengulangi ketiga objek di aspek “registrasi” No 9. (Skor 3)

(Skor 3) 6)

6) Aspek bahasaAspek bahasa a)

a) Tunjukkan benda dan minta klien menyebutkan nama masing-masingTunjukkan benda dan minta klien menyebutkan nama masing-masing  benda tersebut. (Skor 2)

 benda tersebut. (Skor 2)  b)

 b) Minta klien untuk mengulangi kata “tidak, jika,dan, atau, tetapi” (Skor 1)Minta klien untuk mengulangi kata “tidak, jika,dan, atau, tetapi” (Skor 1) c)

c) Minta klien untuk mengikuti perintah, “ambil kertas, lipat dua, dan taruhMinta klien untuk mengikuti perintah, “ambil kertas, lipat dua, dan taruh dilantai” (Skor 3)

dilantai” (Skor 3) d)

d) Perintahkan klien membaca tulisan perintah, misal : tutup mata anda. (SkorPerintahkan klien membaca tulisan perintah, misal : tutup mata anda. (Skor 1)

1)

o

o Menulis satu kalimatMenulis satu kalimat o

o Salin gambarSalin gambar

(Skor 2) (Skor 2) Interpretasi : Interpretasi : Jika

Jika skor skor > > 23 23 : : aspek aspek kognitif kognitif dari dari fungsi fungsi mental mental baikbaik Jika

Jika skor skor 18-22 18-22 : : kerusakan kerusakan aspek aspek fungsi fungsi mental mental ringanringan Jika skor ≤ 17

Jika skor ≤ 17 : : terdapat terdapat kerusakan kerusakan aspek aspek fungsi fungsi mental mental beratberat  b.

 b. Short portable mental status quetionnaireShort portable mental status quetionnaire Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah 1)

1) Tanggal berapa hari ini?Tanggal berapa hari ini? 2)

2) Hari apa sekarang?Hari apa sekarang? 3)

3) Apa nama tempat ini?Apa nama tempat ini? 4)

4) Berapa nomor telepon anda?Berapa nomor telepon anda?

Dimana alamat anda? (ditanyakan bila tidak memiliki telepon) Dimana alamat anda? (ditanyakan bila tidak memiliki telepon) 5)

5) Berapa umur anda?Berapa umur anda? 6)

6) Kapan anda lahir?Kapan anda lahir? 7)

7) Siapa Presiden Indonesia sekarang?Siapa Presiden Indonesia sekarang? 8)

8) Siapa Presiden sebelumnya?Siapa Presiden sebelumnya? 9)

9) Siapa nama ibu anda?Siapa nama ibu anda? 10)

10) Berapa 20 dikurangi 3? (begitu seterusnya sampai bilangan terkecil)Berapa 20 dikurangi 3? (begitu seterusnya sampai bilangan terkecil) Interpretasi :

Interpretasi : Kesalahan

Kesalahan 0 0 -2 -2 : : fungsi fungsi intelektual intelektual utuhutuh Kesalahan

Kesalahan 3-4 3-4 : : kerusakan kerusakan intelektual intelektual ringanringan Kesalahan

(18)

Kesalahan

Kesalahan 8-10 8-10 : : kerusakan kerusakan intelektual intelektual beratberat 6.

6. Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik

Pada usia dewasa akhir (60 tahun ke atas) terjadi penurunan fungsi fisiologis Pada usia dewasa akhir (60 tahun ke atas) terjadi penurunan fungsi fisiologis tubuh. Untuk itu pemeriksaan fisik pada klien dewasa akhir perlu dilakukan dengan tubuh. Untuk itu pemeriksaan fisik pada klien dewasa akhir perlu dilakukan dengan  pengkajian pada system tubuh di antarany

 pengkajian pada system tubuh di antaranya:a: 1)

1) Kepala dan rambutKepala dan rambut 2) 2) MataMata 3) 3) HidungHidung 4) 4) TelingaTelinga 5)

5) Mulut dan FaringMulut dan Faring 6)

6) LeherLeher 7)

7) Pemeriksaan sistem tubuhPemeriksaan sistem tubuh a)

a) Pemeriksaan IntegumenPemeriksaan Integumen  b)

 b) Pemeriksaan sistem kardiovaskularPemeriksaan sistem kardiovaskular c)

c) Pemeriksaan sistem pernafasanPemeriksaan sistem pernafasan d)

d) Pemeriksaan sistem reproduksiPemeriksaan sistem reproduksi e)

e) Pemeriksaan sistem genitourinariaPemeriksaan sistem genitourinaria f)

f) Pemeriksaan gastrointestinalPemeriksaan gastrointestinal g)

g) Pemeriksaan sistem muskuloskeletalPemeriksaan sistem muskuloskeletal h)

h) Pemeriksaan sistem sensoriPemeriksaan sistem sensori i)

i) Pemeriksaan NeurologiPemeriksaan Neurologi B.

B. Diagnosa keperawatanDiagnosa keperawatan 1.

1. Diagnosa lansia dengan demensiaDiagnosa lansia dengan demensia a.

a. Kerusakan memori (00131, Domain 5 Kelas 4)Kerusakan memori (00131, Domain 5 Kelas 4)  b.

 b. Resiko jatuh (00155, Domain 11 Kelas 2)Resiko jatuh (00155, Domain 11 Kelas 2) c.

c. Defisit perawatan diri mandi (00108, Domian 4 Kelas 5)Defisit perawatan diri mandi (00108, Domian 4 Kelas 5) 2.

2. Diagnosa untuk keluarga dengan lansiaDiagnosa untuk keluarga dengan lansia a.

a. Ketidakefektifan performa peran b.d tingkat perkembangan tidak sesuai denganKetidakefektifan performa peran b.d tingkat perkembangan tidak sesuai dengan harapan peran (00055, domain 7 hubungan peran, kelas 3

harapan peran (00055, domain 7 hubungan peran, kelas 3 performa peran)performa peran)  b.

 b. Disfungsi proses keluarga b.d ketidakadekuatan keterampilan koping keluargaDisfungsi proses keluarga b.d ketidakadekuatan keterampilan koping keluarga (00063, domain 7 hubungan peran, kelas 2 hubungan keluarga)

(00063, domain 7 hubungan peran, kelas 2 hubungan keluarga) c.

c. Hambatan komunikasi verbal b.d ketidakcukupan informasi (00051, domain 5Hambatan komunikasi verbal b.d ketidakcukupan informasi (00051, domain 5  persepsi/kognisi, kelas 5 komunikasi)

(19)

C.

C. Intervensi KeperawatanIntervensi Keperawatan 1.

1. Intervensi lansia dengan demensiaIntervensi lansia dengan demensia

 No

 No Diagnosa Diagnosa NOC NOC NICNIC 1. Kerusakan 1. Kerusakan Memori (00131) Memori (00131) Domain 5, Domain 5, Persepsi/Kognisi Persepsi/Kognisi Kelas 4, Kognisi Kelas 4, Kognisi Definisi : Definisi : Ketidakmampuan Ketidakmampuan mengingat mengingat  beberapa  beberapa informasi atau informasi atau keterampilan keterampilan  perilaku.  perilaku. Orientasi Kognitif (0901) Orientasi Kognitif (0901) Outcome : Outcome : 1.

1. Mengidentifikasi diriMengidentifikasi diri sendiri

sendiri 2.

2. MengidentifikasiMengidentifikasi tempat saat ini tempat saat ini 3.

3. MengidentifikasiMengidentifikasi hari dengan benar hari dengan benar 4.

4. MengidentifikasiMengidentifikasi  bulan dengan benar  bulan dengan benar 5.

5. MengidentifikasiMengidentifikasi tahun dengan benar tahun dengan benar 6.

6. MengidentifikasiMengidentifikasi  bulan dengan benar  bulan dengan benar 7.

7. MengidentifikasiMengidentifikasi  peristiwa

 peristiwa saat saat iniini yang signifikan

yang signifikan

Managemen Dimensia (6460) Managemen Dimensia (6460) 1.

1. Menyertakan anggota keluargaMenyertakan anggota keluarga dalam perencanaan pemberian, dalam perencanaan pemberian, dan evaluasi perawatan sejauh dan evaluasi perawatan sejauh yang diinginkan

yang diinginkan 2.

2. Mengidentifikasi Mengidentifikasi pola-polapola-pola  perilaku

 perilaku biasa biasa untuk untuk kegiatankegiatan seperti tidur, penggunaan obat, seperti tidur, penggunaan obat, ekiminasi, asupan makanan, dan ekiminasi, asupan makanan, dan  perawatan diri

 perawatan diri 3.

3. Menentukan tingkat dan jenisMenentukan tingkat dan jenis defisit kognitif dengan defisit kognitif dengan menggunakan alat pengkajian menggunakan alat pengkajian yang terstandar

yang terstandar 4.

4. Memonitor fungsi kognitifMemonitor fungsi kognitif 5.

5. Memperkenalkan Memperkenalkan diri diri saatsaat memulai kontak

memulai kontak

Berbicara dengan suara jelas, Berbicara dengan suara jelas, rendah, hangat, nada rendah, hangat, nada mengormati

mengormati 6.

6. Memberikan pasien aktifitasMemberikan pasien aktifitas orientasi yang umum dan sesuai orientasi yang umum dan sesuai musim pertahun dengan musim pertahun dengan menggunakan petunjuk yang menggunakan petunjuk yang tepat misal kegiatan musim tepat misal kegiatan musim

Latihan Memori (4760) Latihan Memori (4760) 1.

1. Berdiskusi dengan keluarga atauBerdiskusi dengan keluarga atau  pasien

 pasien yang mengalami yang mengalami masalahmasalah ingatan

(20)

2.

2. Menstimulasi ingatan denganMenstimulasi ingatan dengan cara mengulangi pemikiran cara mengulangi pemikiran  pasien

 pasien yang yang terakhirterakhir diekspresikan

diekspresikan 3.

3. Mengenangkan Mengenangkan kembalikembali mengenai pengalaman pasien mengenai pengalaman pasien dengan cara yang tepat

dengan cara yang tepat 4.

4. Mengimplementasikan Mengimplementasikan teknikteknik mengingat yang tepat misalnya mengingat yang tepat misalnya alat yang membantu ingatan alat yang membantu ingatan 5.

5. Memberikan latihan orientasi,Memberikan latihan orientasi, misalnya pasien berlatih misalnya pasien berlatih mengenai informasi pribadi dan mengenai informasi pribadi dan tanggal

tanggal 6.

6. Menyediakan pengingat denganMenyediakan pengingat dengan menggunakan gambar

menggunakan gambar 2.

2. Resiko Resiko JatuhJatuh (000155) (000155) Domain : 11 Domain : 11 Kemanan Kemanan Kelas : 2 Cedera Kelas : 2 Cedera Fisik Fisik Definisi Definisi Peningkatan Peningkatan kerentanan untuk kerentanan untuk  jatuh

 jatuh yang yang dapatdapat menyebabkan menyebabkan  bahaya fisik  bahaya fisik Resiko Trauma Resiko Trauma Outcome : Outcome : 1. 1. KeseimbanganKeseimbangan 2.

2. Perilaku Perilaku pencegahanpencegahan  jatuh

 jatuh 3.

3. Pengetahuan Pengetahuan ::  pemahaman

 pemahaman pencegahanpencegahan  jatuh

 jatuh pengetahuanpengetahuan keselamatan anak fisik, keselamatan anak fisik,

Identifikasi Risiko Identifikasi Risiko 1.

1. Mengkaji ulang data yangMengkaji ulang data yang didapatkan dari pengkajian didapatkan dari pengkajian resiko

resiko 2.

2. Mengidentifikasi Mengidentifikasi adanyaadanya sumber-sumber agensi untuk sumber-sumber agensi untuk membantu menurunkan faktor membantu menurunkan faktor resiko

resiko 3.

3. Mengidentifikasi strategi kopingMengidentifikasi strategi koping yang digunakan

yang digunakan 4.

4. Mempertimbangkan Mempertimbangkan statusstatus  pemenuhan sehari-hari

 pemenuhan sehari-hari 5.

5. Mengintruksikan faktor resikoMengintruksikan faktor resiko dan rencana untuk mengurangi dan rencana untuk mengurangi faktor resiko

faktor resiko 6.

6. Mengimplementasikan aktivitas-Mengimplementasikan aktivitas-aktivitas pengurangan resiko aktivitas pengurangan resiko

Referensi

Dokumen terkait

Dua konferensi dan satu seminar berkaitan pembangunan akademik telah dianjurkan oleh CADe, iaitu International Conference on Knowledge Management (ICKM’05),

Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan diatas dapat disimpulkan bahwa: dalam penelitian ini digunakan model program stokastik dua-tahap re- course untuk problema pengelolaan

Pertanggungjawaban pidana adalah suatu perbuatan yang tercela oleh. masyarakat yang harus dipertanggungjawabkan pada si

Hasil temuan keempat dalam penelitian ini adalah moderasi etika auditor pada independensi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit Bawasda

Melihat fenomena ini, perlu untuk diadakan kajian (penelitian) mengenai Pengaruh Modal Sosial Terhadap Prilaku Kewirausahaan, dimana yang menjadi objek penelitian

Strategi membangun brand equity pada Bank Syariah Mandiri Cabang selaras dengan teori yaitu dengan menggunakan penjualan perseorangan, perikalanan (advertising)

Tanzi (1995) menyatakan bahwa desentralisasi fiskal yang dimiliki tiap daerah tidak berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi suatu daerah, hanya beberapa daerah yang siap

Walaupun tingkat pendidikan formal petani pada kategori tersebut, tetapi tingkat adopsi terhadap budidaya GAP kopi arabika Gayo pada komponen pemangkasan koker, penggemburan tanah