• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah P Process

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah P Process"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL KAMPANYE OLAHRAGA RINGAN MINIMAL 30 MENIT PER HARI

PADA MAHASISWA S1 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNAIR Proposal Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Praktikum Media Promosi Kesehatan

Disusun Oleh : Kelas IKMB 2010

Kelompok 7

Vella Irnadia Puspa D. 101011007 Weni Budi Astuti 101011122 Vidya Noermalawati 101011147 Adhitya Panji Antariksa 101011152 Oki Dwi Hartanti 101011169

Leli Rachmawati 101011187

Shita Addina 101011214

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA 2013

(2)

Analisis

1.1. Analisis Situasi a. Analisis Masalah

Definisi Olahraga

Olahraga adalah sebuah kata dalam bahasa Inggris “sport” yang berarti olahraga. Sedang sportif yang merupakan kata sifat yang berarti jujur dan ksatria atau gagah. Dan kata sportivitas yang sebagai kata benda mempunyai arti orang yang melakukan olahraga tersebut (harus) memiliki kejujuran dan sikap ksatria dalam bertindak dan berprilaku saat berolahraga, seperti disiplin, mengikuti ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan atau yang telah disepakati bersama, terutama saat mengikuti suatu pertandingan atau perlombaan olahraga.

Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, penerbit Gitamedia Press, kata olahraga merupakan kata kerja yang diartikan gerak badan agar sehat. Sedang menurut para pakar olahraga, adalah sebuah aktivitas manusia yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan (sejahtera jasmani dan sejahtera rohani) manusia itu sendiri.

Secara garis besar, olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga rohani, dan bertujuan untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya.

Akibat Kurangnya Aktivitas Fisik

Gaya hidup tidak aktif atau tidak banyak bergerak membuat kaum metropolis lebih nyaman bekerja didepan komputer ketimbang di luar ruangan. Hal ini dapat berakibat memperpendek usia harapan hidup. Prakoso (2011:102) menjelaskan, “pada tahun 2005, sekitar 1,6 miliar orang dewasa mengalami kegemukan dan 400 juta diantaranya obesitas. Diperkirakan pada 2015, sekitar 2,3 miliar orang dewasa mengalami kegemukan dan 700 juta diantaranya obesitas. Hal ini disebabkan karena ketidakaktifan fisik.”

(3)

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), ketidakaktifan fisik adalah istilah untuk mengidentifikasi orang-orang dengan tingkat aktivitas fisik teratur yang rendah atau tidak sama sekali sehingga pembakaran energinya tidak lebih dari 1,5 kali pembakaran energi saat istirahat (Prakoso, 2011:102). Menurut American Cancer Society pada juli 2010, 94 persen wanita dan 48 persen pria menghabiskan waktu dengan duduk atau tidak aktif selama 6 jam sehari memiliki resiko meninggal lebih cepat daripada mereka yang aktif dan duduk kurang dari 3 jam sehari (Prakoso, 2011:103).

Baru-baru ini, U.S Centre for Disease Control and Prevention (CDC) dan American College of Sports Medicine melaporkan bahwa sebanyak 250.000 jiwa melayang setiap tahun karena gaya hidup yang pasif (Pale et al., 1995) dalam Sharkey (2003:XV). Kurangnya aktivitas fisik sekarang dianggap sebagai faktor risiko utama untuk sakit jantung sama halnya dengan kolesterol darah yang tinggi, tekanan darah tinggi, dan merokok bukan akibat aktivitas yang keras, tapi karena begitu banyak yang tidak aktif atau pasif. Ketidak-aktifan memiliki kontribusi pada jumlah kematian yang besar (35%) dibandingkan dengan penyakit jantung yang menelan biaya media $5.7 miliyar per tahun (Sharkey, 2003:XV).

Pentingnya Olahraga Ringan

Pengalaman kebiasaan hidup aktif tidak dengan sendirinya muncul pada setiap individunya itu sendiri. Lutan (2002:5) menjelaskan bahwa, “anak-anak muda perlu diajarkan dengan pengetahuan, sikap, dan pembentukan perilaku yang menyebabkan mereka aktif secara teratur”, kemudian Lutan (2002:6) melanjutkan penjelasannya, yaitu: “Pengembangan pendidikan jasmani harus berorientasi kepada promosi gaya hidup aktif di sepanjang hayat, keseimbangan isi kurikulum untuk pengembangan domain kognitif, di sepanjang hayat”. Kebiasaan setelah dewasa dan pada usia lebih lanjut, banyak dibekali oleh kebiasaan pada waktu muda, merupakan

(4)

investasi bagi pencapaian keadaan bugar dan sehat ketika sudah dewasa dan bahkan pada usia lanjut. Tentu saja, harus dipenuhi satu syarat yaitu kesinambungan dan keteraturan berlatih.

Ketika tidak memiliki banyak waktu, usahakan olahraga 15 menit tiap hari seperti dribel bola, lari, berenang, bersepeda, jogging. Intinya bergeraklah agar badan tidak sakit. Berkenaan dengan gaya hidup aktif, Lutan dkk. (1991:32) menjelaskan bahwa gaya hidup aktif adalah, “pengalaman kebiasaan hidup aktif dalam melakukan aktivitas fisik secara berkesinambungan dan keteraturan berlatih”. Maka yang dimaksud dengan gaya hidup aktif dalam penelitian ini adalah kebiasaan dalam berpartisipasi melakukan berbagai aktivitas secara aktif ataupun olahraga ringan dalam keseharian.

Pada musim panas 1993, American College of Sport Medicine (ACSM) dan U.S Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengumpulkan sekelompok pakar-pakar terkenal di dunia untuk mengembangkan rekomendasi baru berkenaan dengan aktivitas fisik dan kesehatan. Mereka membahas kembali bukti ilmiah terakhir dan merekomendasikan konsensus sebagai berikut:

a. Setiap orang yang dewasa harus mengakumulasi selama 30 menit atau lebih aktivitas fisik berintensitas sedang hampir setiap hari dalam satu minggu.

b. Kebanyakan orang yang dewasa gagal memenuhi tingkat rekomendasi aktivitas fisik berintensitas rendah, hampir semuanya harus berusaha keras untuk menambah partisipasinya dalam aktivitas fisik sedang atau tinggi.

Rekomendasi tersebut menyarankan bahwa berbagai aktivitas dapat menghasilkan sesuatu yang positif setelah 30 menit, termasuk berjalan kaki, berkebun, dan berdansa. Aktivitas fisik selama 30 menit (atau lebih) juga dapat berasal dari olahraga atau rekreasi yang terencana, seperti jogging, bersepeda dan berenang. Rekomendasi menyebutkan bahwa cara spesifik untuk memenuhi standar adalah berjalan cepat sejauh 3,2 km. Rekomendasi ACSM/CDC menyatakan bahwa orang yang tidak melakukan aktivitas secara

(5)

teratur harus memulai dengan beberapa menit aktivitas sehari-hari, dan secara perlahan ditingkatkan hingga 30 menit.

Beberapa tahun yang lalu, peneliti di Human Population Laboratory pada California of Health menerbitkan daftar kebiasaan yang berkaitan dengan kesehatan dan umur panjang (Breslow & Enstrom, 1980) dalam Sharkey (2003:XIII). Daftar tersebut mencakup:

a. Olahraga teratur b. Tidur secukupnya c. Sarapan yang baik d. Makan secara teratur e. Kontrol berat badan

f. Bebas dari rokok dan obat-obatan, dan

g. Konsumsi alkohol sekedarnya (atau tidak sama sekali). Penelitian tersebut membuktikan pria dapat menambah usia sebanyak sebelas tahun dan wanita sebanyak tujuh tahun dengan menjalankan tujuh kebiasaan di atas.

b. Problem statement

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Hongkong pernah mengungkap dampak jangka panjang dari tidak pernah berolahraga tidak kalah berbahayanya dengan merokok. Penelitian yang dilakukan tahun 2004 itu menyebut 20 persen kematian orang dewasa berusia 35 tahun ke atas adalah kurang olahraga. Meski tidak selalu memberikan dampak yang sama pada setiap orang, gaya hidup tidak aktif atau kurang berolahraga seringkali memberikan ciri khusus pada penampilan seseorang. Tanda-tanda yang paling mudah dikenali adalah tubuh gemuk dan bergelambir karena kelebihan lemak.

Gaya hidup tak aktif sangat merusak bagi kesehatan tubuh. Terbukti banyak penyakit yang muncul akibat dari ketidakaktifan fisik diantaranya obesitas, hipertensi, dan kolesterol. Dengan merubah gaya hidup menjadi lebih aktif dapat mengurangi risiko dari penyakit-penyakit tersebut. Untuk itulah dilakukan program edukasi

(6)

kesehatan kepada sasaran sehingga mereka bisa mengetahui pentingnya olahraga ringan dan dapat melakukannya secara rutin. 1.2 Analisis Audiens

a. Analisis kemungkinan kerja sama

Alasan memilih sasaran Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Kelas IKMB 2010, IKMB 2011 dan IKMB 2012 adalah sebagai berikut :

1) Secara umum mahasiswa FKM Unair memiliki aktifitas yang padat, terlalu lama duduk ketika kuliah sehingga kurang melakukan aktifitas fisik.

2) Menurut penelitihan pada tahun 2005, sekitar 1,6 miliar orang dewasa (15 tahun ke atas) mengalami kegemukan dan 400 juta diantaranya obesitas. Diperkirakan pada 2015, sekitar 2,3 miliar orang dewasa mengalami kegemukan dan 700 juta diantaranya obesitas. Hal ini disebabkan ketidakaktifan fisik. 3) Menurut American Cancer Society pada juli 2010, 94 persen

wanita dan 48 persen pria menghabiskan waktu dengan duduk atau tidak aktif selama 6 jam sehari memiliki resiko meninggal lebih cepat daripada mereka yang aktif dan duduk kurang dari 3 jam sehari.

4) Berdasarkan hasil kuesioner, presentase mahasiswa yang telah melakukan olahraga ringan namun waktunya kurang memenuhi standar sebesar 76,5% dari 140 mahasiswa

Hal pertama yang kami lakukan dalam bekerjasama dengan perangkat masing-masing kelas adalah dengan meminta kesediaan dari mahasiswa untuk meluangkan waktu dan menyepakati waktu berlangsungnya kegiatan kampanye di kelas tersebut.

(7)

b. Analisis sosial dan perilaku

Keadaan sosial dan perilaku sasaran adalah rata-rata berumur 18 - 20 tahun. Dan setelah dianalisis, keadaan sosial dan perilaku sasaran adalah sebagai berikut.

1) Memiliki pengetahuan yang cukup luas

2) Senang bekerja dalam kelompok dan bersama-sama 3) Mudah mengikuti trend yang ada di media massa 4) Memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar

5) Suka mencoba dan tertantang dengan sesuatu yang baru

(8)

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga mempunyai beberapa media seperti laptop, LCD proyektor, microphone dan seperangkat sound system. Dari kelompok kami juga menggunakan kamera dan handphone sebagai alat dokumentasi. Media yang tersedia ini dapat menunjang proses kampanye. Materi yang kami sajikan berupa video iklan dan sedikit materi pada power point. Hal ini dikarenakan dari hasil observasi yang kami lakukan memberikan informasi bahwa sasaran cenderung lebih suka diberi materi berupa video.

d. Kebutuhan pelatihan

Untuk menyukseskan program, kami memberi briefing kepada masing-masing anggota kelompok kami sesuai dengan tugas yang mereka lakukan.

1.3 Analisis Budaya atau Kebiasaan

Faktor kebiasaan memegang peranan penting dalam mempengaruhi perilaku mahasiswa. Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa rata-rata mereka berolahraga ringan setiap hari namun waktunya kurang, yakni < 30 menit. Hal tersebut merupakan bentuk ketidakaktifan fisik yang dapat mzemicu berbagai macam penyakit. Dari hasil observasi, dari 140 sasaran hanya 23 mahasiswa yang olahraga ringan > 30 menit per hari.

1.4. Analisis Kebijakan dan Program

Kebijakan secara khusus mengenai olahraga masih sangat sedikit. Program kesehatan yang pernah dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga juga terbatas pada senam bersama setiap hari Jum’at untuk para karyawan.

1.5. Analisis Media Komunikasi yang Tersedia

Pada sasaran terdapat beberapa media yang tersedia seperti papan tulis, laptop, LCD, microphone, dan sound system. Oleh karena itu dengan memanfaatkan media yang ada semaksimal mungkin kegiatan kampanye diharapkan dapat berjalan lancar.

(9)

2.1. Tujuan Komunikasi

Program ini secara umum bertujuan untuk mengubah perilaku sasaran dengan bertambahnya durasi dan frekuensi olahraga ringan. Dengan demikian, sasaran dapat merasakan manfaat dari olahraga ringan yang baik bagi kesehatan tubuhnya. Sementara tujuan khusus dari program ini adalah sebagai berikut:

a. Sasaran mengetahui jenis olahraga yang termasuk olahraga ringan b. Sasaran mengetahui manfaat olahraga ringan minimal selama 30

menit sehari bagi kesehatan 2.2. Pendekatan Program dan Positioning

a. Model perubahan perilaku

Kampanye program yang dilakukan oleh tim kelompok 7 Praktikum Media Promosi Kesehatan ini menggunakan model Lawrence W. Green, yang mempunyai 3 faktor perilaku yaitu: 1) Predisposing Factor

Predisposing Factor adalah faktor yang mempermudah atau mempredisposisikan terjadinya perilaku seseorang. Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. Dalam program ini, yang termasuk predisposing factor adalah penyampaian tambahan pengetahuan mengenai olahraga ringan dengan durasi minimal selama 30 menit sehari. 2) Enabling Factor

Enabling Factor adalah faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut juga faktor pendukung. Enabling Factor dalam program

(10)

ini adalah video dan stiker yang berisi pesan tentang olahraga ringan dengan durasi minimal 30 menit sehari.

3) Reinforcing Factor

Reinforcing Factor adalah faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang meskipun orang mengetahui untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Faktor-faktor ini meliputi dosen, teman sebaya, dan orang tua. b. Dasar strategi

Dalam melakukan kampanye ini tim kelompok 7 Praktikum Media Promosi Kesehatan menggunakan media visual berupa sticker dan media audio visual berupa video mengenai manfaat olahraga ringan dengan durasi minimal 30 menit sehari.

c. Mengapa dan bagaimana mengubah perilaku hidup sehat

Mahasiswa disibukkan dengan aktivitas di bangku perkuliahan sehingga membuat mereka mengesampingkan aktivitas fisik seperti olahraga. Mereka cenderung melakukan olahraga ringan dengan durasi kurang dari waktu yang telah disarankan, yakni 30 menit. Perilaku tersebut perlu diubah agar mereka dapat merasakan manfaat dari olahraga ringan dan juga untuk mengurangi faktor risiko terkena penyakit diabetes, hipertensi dan obesitas. Dengan demikian mereka dapat meningkatkan derajat kesehatannya dan dapat beraktivitas lebih aktif di kampus maupun di lingkungan sosial.

d. Tentukan posisi à keuntungan bagi audiens

1) Dapat memberikan pengetahuan akan durasi yang tepat untuk melakukan olahraga ringan yaitu minimal 30 menit sehari 2) Bisa meningkatkan durasi olahraga ringan minimal 30 menit

sehari .

3) Kegiatan reminding bagi audiens akan pentingnya olahraga.

(11)

Saluran komunikasi atau media yang akan digunakan dalam promosi kesehatan ini adalah video, sticker, media sosial yaitu twitter dan sms (short message service). Media tersebut dipilih berdasar hasil kuisioner yang telah disebar. Responden diberikan kesempatan untuk memilih lebih dari satu media yang lebih disukai untuk mengakses informasi. Berikut hasil kuisoner dari responden untuk penentuan jenis media :

Terlihat tiga teratas media pulihan responden adalah video, media sosial dan stiker. Selain itu terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan media yang digunakan, yaitu :

a. Video

Merupakan media audio visual sehingga dapat mempermudah audiens dalam menangkap pesan yang ingin disampaikan. Video dapat dikreasikan sedemikian rupa sehingga lebih menarik perhatian responden dan lebih mudah diterima. Hal yang perlu dipethatikan dalam pembuatan video media promosi kesehatan diantaranya kualitas gambar dan suara, durasi waktu dan alur cerita.

(12)

Sticker merupakan barang yang dekat dengan kaum mahasiswa. Bahkan untuk beberapa kesempatan mahasiswa rela mengeluarkan biaya untuk mendapatkan sticker yang diinginkan. Oleh karena itu, sticker yang mengandung pesan baik dengan design yang menarik secara voluntary akan digunkan oleh mahasiswa sebagai upaya reminding bagi dirinya sendiri dan orang disekitarnya.

c. Twitter

Twitter merupakan media sosial yang cukup banyak digunkan oleh masyarakat termasuk kalangan mahasiswa. Banyak akun dalam twitter mengangkat tema tertentu dan berhasil mendapat perhatian yang dibuktikan dengan banyaknya followers dari sebuah akun. Tingginya minat terhadap twitter merupakan pertimbangan utama yang akhirnya diputuskan penggunaan twitter sebagai salah satu media promosi kesehatan.

d. Short Message service (SMS)

Sms memang tidak memperoleh banyak suara dari responden. Namun akhirnya diputuskan pengunaan media sms karena pertimbangan bahwa efektivitas sms yang pasti sampai kepada responden tujuan. Sedikit berbeda dengan media sosial yang hanya diakses oleh beberapa orang yang menggunkan media sosial di waktu yang sama. Memanfaatkan fenomena sms yang kerap terjadi akhir-akhir ini, sms dipilih sebagai media dengan mengikuti format fenomena sms dengan sedikit penyesuaian.

Program

Judul Program : 30 Minutes to Make Differences

Program ini adalah sebuah upaya promosi kesehatan yang mengajak sasaran untuk olahraga rutin setiap hari minimal 30 menit sehari untuk merasakan manfaat optimum bagi kesehatan. Program dimulai dengan melakukan analisis terhadap responden mengenai keparahan situasi yang terjadi beserta need assesment terhadap media akses informasi. Analisis dilakukan dengan studi literatur, survey melalui kuisioner dan indepth interview dengan beberapa responden. Tahap analisis berlangsung sekitar dua minggu hingga dihasilkan informasi mengenai

(13)

gambaran kondisi masyarakat sasaran (mahasiswa) dan media yang diinginkan. Langkah yang selanjutnya dilakukan adalah pembuatan media selama tiga hari yang kemudian diujicobakan di hari ke-empat. Setelah mendapat beberapa masukan, di hari ke-lima dan ke-enam tim mengadakan editing dan fiksasi media. Hari ke tujuh dilaksankan eksekusi kampanye ke sasaran pertama dan kedua yaitu kelas IKM B 2012 dan IKM B 2011. Selang tiga hari kemudian dilaksanakan kampanye di kelas IKM B 2010 yang merupakan sasaran terakir program.

Sebagai puncak dari kegiatan kampanye, kami akan mengadakan sebuah performance dengan rangkaian acara sebagai berikut:

a. Stand up comedy

Alasan kami memilih stand up comedy karena acara ini sedang booming dan digandrungi kalangan muda. Sehingga diharapkan penyampaian pesan olahraga ringan lewat stand up comedy mudah diterima dengan konsep yang menghibur.

b. Talkshow

Alasan kami memilih talkshow agar pemberian informasi bisa diberikan secara detail mengenai olahraga ringan serta menciptakan komunikasi dua arah dengan audiens.

c. Games dan Pembagian doorprize

Agar rangkaian acara tidak terasa membosankan maka kami mengadakan kegiatan games dan pembagian doorprize. Doorprize yang kami berikan berupa benda yang dapat mendukung audiens dalam melakukan olahraga sehingga mereka lebih termotivasi dan bersemangat dalam melakukan olahraga.

d. Dance with Syahrivi

Untuk mengajak audiens melakukan olahraga dan menunjukkan bahwa olahraga itu adalah hal yang menyenangkan (fun). Artis dilibatkan karena remaja cenderung mau mengikuti hal yang dilakukan oleh idolanya.

(14)

2.4. Susunan Rencana Implementasi

Rencana kegiatan yang akan diterapkan dalam program ini adalah sebagai berikut.

Tanggal Kegiatan Pelaksana

20-22 Maret 2013 Pembuatan draft kuisioner

dan konsultasi Tim kelompok

22 Maret- 4 April 2013 Analisis sasaran (mahasiswa S1 angkatan 2012,2011,2010) , perumusan media, pembuatan proposal Tim kelompok

Jumat, 5 April 2013 Melakukan pengambilan

gambar untuk media video Tim kelompok Sabtu – Senin, 6-8

April 2013

Editing video, pembuatan sticker, dan penyusunan naskah tweet.

Tim kelompok Rabu -Kamis, 10-11

April 2013

Pre testing dan pengembangan media penyuluhan . Tim kelompok Jum’at, 12 April 2013 Kampanye tahap 1 - Pre test - Video - Sticker - Tweet Tim kelompok Sabtu-Minggu,

13-14 April 2013 Persiapan performance Tim kelompok Senin, 15 April 2013 Kampanye tahap 2

- Pre test - Video - Sticker - Tweet Tim kelompok Selasa, 16 April

2013 Media SMS Tim kelompok

Rabu, 18 April 2013 Performance Tim kelompok Senin, 22 April 2013 Post test, evaluasi dan

(15)

Rincian lebih jelas dapat dilihat dalam tabel berikut.

Kegiatan

Waktu (dalam minggu)

Maret April 4 5 1 2 3 4 5 Pembuatan draft kuisioner dan konsultasi Analisis Penyusunan proposal Pengambilan gambar Pembuatan media tahap 2 Prestesting Kampanye tahap 1 Persiapan performance Kampanye tahap 2 Post test kampanye tahap 1

Performance Post test kampanye tahap 1

Evaluasi

Rincian Biaya

PEMASUKAN

1 Iuran kelompok 7 orang @ Rp 26.000 Rp 182.000

TOTAL Rp 182.000

PENGELUARAN

1 Media Cetak sticker.Cetak 3 poster @ 2000 Rp 6.000Rp 33.000

2 Kesekretariatan Cetak proposal 2 buah @ Rp 5.000 Fotokopi kuisioner Rp 10.000 Rp 15.000 3 Games Doorprize Rp 95.000

4 Dekorasi Kertas warna Rp 11.500

5 Lain-lain - Rp 11.500

(16)

2.5. Rencana Evaluasi dan Monitoring

Evaluasi dan monitoring penting untuk mengetahui keberhasilan suatu program dan sebagai bahan masukan untuk melaksanakan program serupa kedepannya.

a. Indikator dan sumber data

Sebanyak 60% mahasiswa setiap kelas sasaran hadir dalam kegiatan promosi. Indikator kedua adalah sebanyak 60% mahasiswa mengalami peningkatan pemahaman dan kesadaran mahasisw yang dapat diketahui dengan cara membandingkan hasil pretest dan postest. Keberhasilan indikator diketahui dengan membandingkan data pre test dan post test. Pre test digunakan untuk mengetahui kondisi awal sasaran sebelum diadakannya kampanye. Kemudian dilaksanakan post test di lain hari untuk mengetahui adakah perubahan perilaku sasaran dalam berolahraga.

b. Ukur hasil dan dampak

Hasil program dapat diketahui dengan menghitung besarnya ketercapaian indikator keberhasilan. Sedangkan dampak program dapat diukur dengan melihat berapa banyak mahasiswa sasaran yang ikut dalam penyebar luasan informasi terkait olahraga yang bersumber dari tim. Semakin banyak mahasiswa yang ikut berpartisipasi menunjukkan penerimaan program oleh mahasiswa sasaran. Dan dengan penyebarluasan informasi akan semakin banyak mahasiswa yang mengetahui bahwa durasi olahraga yang dianjurkan adalah 30 menit per hari. Untuk dampak olahraga sendiri yaitu kesehatan yang optimal bersifat jangka panjang sehingga tidak dapat segera diketahui.

3. Pengembangan dan Uji Coba 3.1 Pengembangan

(17)

Kegiatan promosi kesehatan ini membutuhkan alat-alat yaitu proyektor, sound system, laptop, kamera digital, handphone, dan beberapa media pengolah gambar dan video seperti Adobe Photoshop, Corel Draw, Corel Video, AdobeVideo Premier, dan lainnya.

b. Media

Dalam kegiatan ini kami menggunakan media berupa video, sticker, media sosial yaitu twitter dan sms (short message service), power point, poster dengan tema manfaat olahraga ringan dengan durasi minimal 30 menit sehari.

3.2 Uji Coba

a. Media yang digunakan

Media yang akan digunakan (poster, sticker) diujikan kepada 15 mahasiswa FKM yang dipilih secara acak, dengan asumsi bahwa 15 mahasiswa FKM tersebut dapat menggambarkan karakteristik mahasiswa FKM. Berikut ini hasil uji coba yang telah dilakukan: 1) Video

Pada media video yang telah dibuat dilakukan uji coba pada mahasiswa coba terpilih. Dari hasil uji coba tersebut mahasiswa coba menyarankan agar efek pada bagian terakhir dihilangkan saja.

2) Sticker

Pada media sticker yang telah dibuat sebanyak 2 design dilakukan uji coba pada mahasiswa coba terpilih. Dari hasil uji coba tersebut mahasiswa coba menyarankan agar dibuat design baru.

b. Isi pesan

1) Anjuran untuk olahraga minimal selama 30 menit sehari

2) Menjelaskan manfaat olahraga ringan minimal selama 30 menit sehari bagi kesehatan

3) Menjelaskan jenis olahraga yang termasuk olahraga ringan 3.3 Revisi

Revisi dilakukan terhadap kedua media utama yang telah diujikan sesuai dengan keinginan mahasiswa uji. Dengan adanya revisi tersebut harapannya revisi yang sudah dibuat akan tepat dan lebih mudah

(18)

dipahami oleh sasaran. Setelah dilakukan revisi kemudian diuji coba ulang pada mahasiswa coba untuk fixasi media.

4) Uji Coba Ulang

Uji coba ulang dilakukan pada media yang telah direvisi yaitu pada sticker dan video, dari berikut ini hasil uji coba ulang:

a. Video

Pada media video yang telah direvisi, mahasiswa coba lebih suka dengan hasil revisi daripada sebelum direvisi.

b. Sticker

Pada media sticker yang telah direvisi dengan penambahan design baru, mahasiswa coba lebih suka dengan hasil sebelum adanya penambahan design sehingga media sticker yang digunakan yaitu 2 design awal.

4. Implementasi dan monitoring 4.1 Produksi dan sebar

Membuat media kampanye dan menyebarluaskannya melalui kampanye yang akan dilaksanakan. Sasaran diperlihatkan video tentang intensitas dan frekuensi olahraga ringan yang kurang, serta diberikan penjelasan materi dari tampilan slideshow powerpoint. Selain itu, sasaran juga akan dibagikan stiker tentang peringatan waktu minimal melakukan olahraga ringan.

4.2 Latih petugas lapangan

Dalam melaksanakan kegiatan kampanye ini, kelompok kami terjun langsung kepada sasaran untuk memberikan penyuluhan. Namun terlebih dahulu kelompok menyamakan persepsi tentang olahraga ringan.

4.3 Mengerahkan partisipan kunci

Partisipan kunci dalam kegiatan kampanye ini adalah perangkat kelas (komting) IKMB 2010, 2011, 2012 yang menjadi sasaran kampanye. Pada kegiatan kampanye, partisipan kunci berperan sebagai penghubung antara kelompok kami dengan kelas sasaran karena perangkat kelas merupakan sosok yang paling dekat dengan sasaran. Selain itu, partisipan kunci juga terlibat sebagai sasaran dalam kegiatan kampanye ini.

4.4 Manage dan monitoring program

Kampanye difokuskan pada penjelasan masalah yang dapat terjadi akibat kurang/salah dalam melakukan olahraga ringan, serta anjuran melakukan olahraga ringan dengan benar secara rutin. Monitoring pada saat kampanye berlangsung untuk mengetahui kesesuaian jalannya proses

(19)

kampanye. Selain itu untuk memastikan agar materi olahraga ringan yang disampaikan tidak melebar dan tetap fokus serta lebih ditekankan pada upaya pencegahan masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat kurang/salah dalam melakukan olahraga ringan.

4.5 Mengembangkan program berdasar hasil monitoring

Kegiatan kampanye yang telah dilakukan monitoring atau pengawasan, direvisi untuk menentukan keberlanjutan kegiatan kampanye tersebut. Selain itu, berdasarkan hasil revisi juga ditentukan pula pengembangan untuk kegiatan kampanye selanjutnya baik dari segi media maupun proses pelaksanaan.

5. Evaluasi and Replanning a. Evaluasi Dampak

Evaluasi dilakukan dengan cara melihat perubahan yang terjadi setelah dilakukan promosi tentang olahraga ringan. Evaluasi dampak dilakukan dengan cara pretest postest untuk mencari perbedaan pada pengetahuan mahasiswa sebelum dilakukan promosi dan setelah dilakukan promosi.

1) Indikator

a) Sebanyak 60% mahasiswa setiap kelas sasaran hadir dalam kegiatan promosi

b) Sebanyak 60% mahasiswa mengalami peningkatan pemahaman dan kesadaran mahasisw yang dapat diketahui dengan cara membandingkan hasil pretest dan postest.

2) Efek

a) Meningkatnya kesadaran dan pengetahuan mahasiswa mengenai pentingnya berolahraga ringan selama 30 menit per hari

b) Terjadi perubahan perilaku dan paradigma mengenai olahraga ringan menjadi lebih baik.

3) Dampak

Dapat terlihat ketika kegiatan promosi kesehatan sudah dilakukan dan diharapkan tidak mengganggu jalannya proses informasi dalam komunikasi kesehatan tersebut. Sehingga upaya meminimalisir

(20)

keengganan melakukan olahraga ringan selama 30 menit per hari dapat diwujudkan melalui pengoptimalan rencana program kesehatan yang sudah disusun.

Evaluasi ini terbagi menjadi evaluasi jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka pendek diharapkan kegiatan promosi kesehatan dalam hal ini mengenai olahraga ringan selama 30 menit per hari dapat berjalan lancar dan juga mendapatkan partisipasi aktif dari mahasiswa sasaran. Jangka panjang dianalisis melalui perubahan perilaku yang dapat dilihat dari kegiatan sehari-hari mahasiswa sasaran.

b. Replanning

Dalam replanning, revisi dan re-design program bisa saja terjadi terutama dalam mengatasi kelemahan kegiatan penyuluhan, proses, materi, dan strategi yang telah dilakukan. Sebab setiap program tentunya selalu memiliki kekurangan. Kegiatan revisi dan re-design dilakukan tergantung pada kesesuaian hasil dengan indikator yang telah ditetapkan. Diharapkan kegiatan positif ini dapat terus bertahap dan berkelanjutan, setidaknya menjadi masukan bagi kegiatan-kegiatan berikutnya.

Gambar

gambar untuk media video Tim kelompok Sabtu – Senin,  6-8

Referensi

Dokumen terkait

Decreases in income generated by weak rainfall increase violence initiated by insurgents, which might seem at rst glance like evidence for relative deprivation

Karena di PMR kita belajar tentang pertolongan pertama, remaja sehat peduli sesama, kesehatan remaja, ayo siaga bencana, dan donor darah. Berkarya dan Berbakti

Masjid sebagai sebuah lembaga keagamaan, memiliki peran dan fungsi penting sebagai agen perubahan dalam masyarakat.Namun, untuk suatu kondisi masjid dapat menjadi

Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Agropolitan Sembalun (Lanjutan), maka dengan ini kami mengundang saudara untuk mengikuti pembuktian kualifikasi

Secara praktis memberikan pengetahuan kepada setiap masyarakat madrasah se-KKM Malang Selatan (MTsN Harjokuncaran sebagai inti) tentang bagaimana mengatur UN

EFFECT OF LEVELS OF INQUIRY IMPLEMENTATION ON SEVENTH GRADE STUDENTS’ SCIENTIFIC INQUIRY SKILL ACHIEVEMENT.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Seperti telah diutarakan, novel ini adalah novel biasa tentang obsesi, ambisi, harta dan cinta --- dengan kata lain, tema yang diusung oleh pengarang novel ini adalah

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta fakta tersebut di atas majelis berpendapat perkawinan pemohon dan termohon benar benar telah pecah yang diakibatkan oleh