1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Path adalah jejaring sosial pribadi untuk berkirim pesan serta berbagi momen tentang musik, video, foto dan lain-lain. Path tersedia dalam bahasa Inggris, Arab, Norwegia, Jerman, Perancis, Jerman, Yunani, Indonesia, Itali, Jepang, Korea, Malaysia, Portugal, Russia, China, Spanyol, Swedia dan Thailand. (Ardilas, 2014). Path dibuat oleh tiga orang pendiri yaitu Dave Morin, Shawn Fanning dan Dustin Mierau pada bulan November 2010, Path memiliki kantor pusat di San Fransisco, California, USA.
Satu filosofi yang menjadi dasar Morin membuat Path adalah “Mendekatkan para penggunanya dengan orang yang mereka sayangi.” Diibaratkan Facebook sebagai sebuah Koran dengan berbagai macam beritanya, Twitter bagai sebuah alun-alun kota yang ramai akan banyak orang, serta LinkedIn sebagai sebuah kantor virtual, maka Path adalah rumah yang aman, nyaman dan terjaga privasinya dari orang-orang luar (Maxmanroe,2015).
Selain itu Path memiliki perbedaan dalam hal privasi. Sosial media lainnya memang membuka privasi penggunanya sehingga bisa dilihat banyak orang. Perlu pengaturan privasi tersendiri jika pengguna tidak ingin memperlihatkan aktivitasnya. Sedangkan Path, begitu menjaga privasi seseorang untuk mengetahui aktivitas pengguna lainnya.
Path menyediakan layanan tertutup yang memungkinkan untuk mencatat kegiatan dan pikiran pengguna, dan hanya penggunanya yang dapat membagi kontenya ke luar Path. Tidak ada retweet atau reshare, dan update tidak dapat disalin (meskipun Anda dapat mengambil screenshoot) (Masna, 2013). Pengguna dapat memilih untuk mendokumentasikan kontennya secara tertutup atau juga ke teman Anda di Path. Karena hal itulah, Path sangat sesuai dengan para pengguna media sosial yang ingin menjaga privasinya di dunia maya.
Sudah banyak contohnya kasus kejahatan yang terjadi dengan memanfaatkan media sosial. Oleh sebab itulah Morin mencoba memberikan kenyamanan bagi pengguna media sosial dalam membagikan semua hal di media sosialnya tanpa takut ada masalah yang akan dihadapi di kemudian hari. (Maxmanroe, 2015).
Gambar 1.1 Logo Perusahaan Sumber : www.path.com
Berikut data statistik The Behavior of Path Users in Indonesia dengan jumlah 499 responden yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia (Raharfian,2015).
Gambar 1.2
Pengguna Path Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber : www.blog.jakpat.net
(Data yang telah diolah) 44,89% 55,11%
3 Berdasarkan gambar di atas, jumlah pengguna Path wanita sebesar 55,11% dimana angka ini lebih besar dibandingkan dengan jumlah pengguna Path pria yang hanya sebesar 44,89%.
Gambar 1.3
Pengguna Path Berdasarkan Usia Sumber : www.blog.jakpat.net
(Data yang sudah diolah)
Grafik di atas menunjukkan jumlah pengguna Path berdasarkan usia. Berdasaran grafik tersebut, jumlah terbesar pengguna Path berada pada usia 20-25 tahun, yang memiliki presentase 66,73%. Dan jumlah yang paling terkecil ada di kisaran umur > 45 tahun yang hanya memiliki presentase 0,20%.
0,80% 12,42% 66,73% 10,22% 7,21% 2,00% 0,40%0,20% 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% < 16 16 - 19 20 - 25 26 - 29 30 - 35 36 - 39 40 - 45 > 45
Gambar 1.4
Pengguna Path Berdasarkan Pendidikan Sumber : www.blog.jakpat.net
(Data yang sudah diolah)
Dilihat dari grafik di atas, pengguna Path terbanyak memiliki pendidikan di tingkat SMA, yaitu sebesar 49,90% kemudian diikuti dengan pengguna Path yang memiliki pendidikan pada tingkat S1 sebesar 34,67%. Selain data statistik dari profil pengguna tersebut, didapatkan pula data aktivitas pengguna Path yang diilustrasikan pada gambar – gambar di bawah ini :
Gambar 1.5
Pengguna Path Berdasarkan Tujuan Penggunaan Sumber : www.blog.jakpat.net
(Data yang sudah diolah) 1,00% 2,40% 49,90% 2,20% 0,20% 7,21% 34,67% 2,00% 0,20% 0,20% 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 13,25% 25,17% 61,69%
5 Grafik di atas menunjukkan lebih dari setengah jumlah keseluruhan responden (61,59%) menyatakan bahwa mereka menggunakan Path untuk 2 pilihan tujuan di atas, yaitu untuk mendapatkan informasi dan untuk share moments.
Gambar 1.6
Frekuensi Penggunaan Path Sumber : www.blog.jakpat.net
(Data yang sudah diolah)
Menurut gambar di atas, sebesar 68,54% responden mengatakan bahwa penggunaan Path paling sering dilakukan pada saat waktu luang. Selain itu, sebesar 17,88% responden menggunakan Path pada saat membutuhkan Path, kemudian diikuti dengan frekuensi penggunaan Path setiap jam sebesar 10,60% dan jumlah yang paling kecil adalah sebesar 2,98% yang menggunakan Path per tiga jam.
1.2 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan teknologi yang berkembang saat ini mempengaruhi jumlah pengguna internet. Indonesia berada di peringkat – 4 dengan jumlah penduduk mencapai sekitar 253,60 juta jiwa dan disusul Brasil yang mencapai 202,65 juta jiwa. Melihat banyaknya jumlah penduduk Indonesia tersebut, membuka peluang bagi peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia (Purnomo,2014) . Selama tahun 2014 Ketua Umum APJII Semuel A Pangerapan, mengatakan pengguna naik
68,54% 17,88%
10,60% 2,98%
When Free When Needed
menjadi 88,1 juta atau dengan kata lain penetrasi sebesar 34,9%. Angka pengguna sebesar 88,1 juta tersebut disesuaikan dengan jumlah penduduk Indonesia sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 sebesar 252 juta penduduk. Dengan demikian, dari sisi jumlah penduduk, pengguna internet mengalami pertumbuhan 16,2 juta pengguna, yaitu dari 71,9 juta menjadi 88,1 juta pengguna. (Pangerapan, 2015).
Besarnya jumlah pengguna internet tersebut berdampak pula pada tingkat pengguna media sosial. Data per Maret 2015, jumlah pengguna internet di wilayah Asia-Pasific dengan tingkat pengguna internet sebesar 1,436 miliar memiliki pengguna media sosial yang aktif sebesar 1,088 miliar dengan penetrasi sebesar 27% (Kemp,2015). Data tersebut dapat digambarkan pada Gambar 1.2 di bawah ini :
Gambar 1.7
Jumlah Pengguna Media Digital di Asia-Pasific Sumber : www.wearesocial.sg
Indonesia sebagai negara yang menempati jumlah penduduk urutan ke-4 di dunia ini, juga memiliki tingkat pengguna media digital yang cukup tinggi. Berikut data pengguna media sosial dan pertumbuhannya di Indonesia yang digambarkan pada Gambar 1.8 dan Gambar 1.9 di bawah ini :
7 Gambar 1.8
Jumlah Akun Pengguna Media Sosial di Indonesia Sumber : www.id.techinasia.com
Menurut data pada gambar di atas, jumlah akun pengguna media sosial yang aktif adalah sekitar 72 juta akun dengan penetrasi sebesar 28%.
Gambar 1.9
Pertumbuhan Media Sosial di Indonesia Sumber : www.id.techinasia.com
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa tingkat pertumbuhan pengguna media sosial di Indonesia dari tahun 2014 sampai 2015 adalah sebesar
16%. Nilai ini cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia-Pasifik ini.
Salah satu media sosial yang sedang ramai digandrungi adalah media sosial Path. Menurut Dave Morin dalam wawancara khusus dengan Corlina Desyana, Mandy Tazkia Siddharta dan Satwika Movementi dari Tempo via jumlah pengguna Path di Indonesia mencapai lebih dari 4 juta pengguna. Menurut Morin, Indonesia menyumbang trafik Path global dalam bulanan, dan sekitar ¼ trafik Path dalam harian. Yang berarti sekitar 7 juta pengguna Path mengaksesnya dari Indonesia. (Desyana, 2014). Path yang memiliki limit dalam pertemanan yang dapat menjaga privasi dari penggunanya menjadi salah satu keunggulan yang memikat para penggunanya, maka tak heran pengguna Path khususnya di Indonesia mencapai jumlah yang cukup besar. Hal itu pula yang melatarbelakangi para pendiri Path untuk membuat media sosial ini. Karena hampir semua sosial media kurang dapat menjaga privasi dari penggunanya sehingga hal tersebut dapat disalahgunakan (Desyana,2014).
Path disinyalir telah mengumpulkan data terhadap sebanyak 3.000 anak yang berumur di bawah 13 tahun tanpa persetujuan orang tuanya melalui aplikasi Path, baik untuk iOS maupun Android. Akibat hal tersebut, Path dikenakan sanksi oleh Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat berupa denda sebesar US$80 ribu. (infokomputer, 2013).
Selain itu, terdapat tuduhan lain dari FTC bahwa Path melanggar kerahasiaan pengguna dengan melakukan proses pengumpulan data – data pribadi dari buku alamat telepon para pemakainya tanpa alasan jelas apa yang dilakukan oleh Path terhadap data – data tersebut. FTC menduga Path melakukan hal tersebut melalui fasilitas “Add Friends” yang muncul pada aplikasi Path vrsi 2.0 untuk iOs. Fasilitas “Add Friends” ini memungkinkan pemakainya untuk mencari teman – teman berdasarkan data di Facebook maupun pada buku telepon pengunanya, walaupun tidak mengaktifkan opsi “Find friends from your contact”.
Kasus lain juga pernah terjadi pada Februari 2012 lalu dimana Path melalui aplikasinya untuk iOs terbukti menggugah data – data personal buku telepon pemakai ke server Path. (infokomputer, 2013).
9 Kasus di atas menggambarkan bahwa Path belum sepenuhnya dapat menjaga privasi dan kerahasiaan informasi dari para penggunanya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh (Mishna, Saini, & Soloman, 2009) yang dikutip oleh Low Soo Yong dalam penelitiannya yang berjudul “Awareness of Invasion of Privacy on
Social Networking Site Among Youth in Malaysia “ A Case Study of Facebook
mengemukakan bahwa fungsi utama dari media sosial adalah untuk menyediakan saluran komunikasi bagi para penggunanya agar dapat terus berkomunikasi dengan teman – teman mereka maupun dengan lingkungan sosial melalui internet. Akan tetapi, ketika jejaring sosial yang semakin terkenal dapat menimbulkan resiko bagi para penggunanya. Salah satunya adalah kemungkinan munculnya resiko keamanan informasi.
Pernyataan tersebut tentunya menjadi titik poin penting bagi penggunaan sosial media, khususnya bagi kesadaran para pengguna sosial media mengenai pentingnya keamanan informasi dalam penggunaan sosial media tersebut. Berbagai karakteristik yang dimiliki oleh para pengguna media sosial, khususnya media sosial Path mungkin menjadi salah satu faktor bagi kesadaran keamanan informasi. Seperti yang diungkapkan oleh William Tunggaldjaja, Country Manager Path untuk Indonesia, pengguna Indonesia sangat aktif men-share konten lokal termausk soal meme. Namun secara keseluruhan, karakteristik pengguna Indonesia dan negara – negara lain tidak jauh berbeda. (Librianty, 2015).
Demografi berkaitan dengan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh konsumen (dalam hal ini pengguna Path). Beberapa karakteristik yang akan dibahas pada penelitian ini antara lain jenis kelamin, usia, pendapatan, dan latar belakang pendidikan. Kotler&Keller (2012:238) menjelaskan bahwa keinginan dan kemampuan konsumen berubah sesuai dengan usia. Selain itu, karakteristik jenis kelamin, pria dan wanita mempunyai sikap dan perilaku yang berbeda, sebagian berdasarkan susunan genetik dan sebagian karena sosialisasi. Wanita cenderung memperhatikan semua hal dalam lingkungan baru, pria cenderung fokus pada bagian lingkungan mereka yang membantu mereka mencapai tujuan. (Kotler&Keller, 2012:239). Pendidikan sebenarnya bukan hanya terkait dengan kemampuan untuk memperoleh tingkat pendapatan yang lebih baik tapi juga
berpengaruh terhadap sikap dan perilaku sehingga terkait dengan kehidupan sehari – hari (Tarigan, 2006).
Penulis menemukan beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai
security awareness pada pengguna social networking antara lain : A Survey on Security Awareness among Social Networking Users in Malaysia yang ditulis oleh
Iskandar et al (2012) dan juga penelitian Social Networking Security : Awareness
Among Indian Users yang ditulis oleh Suman Dhull el al (2014). Dari kedua
penelitian tersebut menggambarkan bahwa tingkat security awareness lebih tinggi terdapat pada kategori gender wanita dan kategori pendidikan yang tinggi. Tetapi hasil tersebut di dapatkan dari penelitian pengguna social networking secara keseluruhan.
Selain itu terdapat penelitian lain yang ditulis oleh Puspita et al (2014) yang meneliti mengenai security awareness para pengguna smart phone. Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa knowledge dari para pengguna smart phone juga perlu ditingkatkan.
Hal di atas yang melandasi penulis dalam melakukan penelitian mengenai
security awareness pada pengguna media sosial secara lebih khusus, yaitu Path
yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan media sosial lainnya seperti yang telah dipaparkan sebelumya, yang juga dikaitkan dengan beberapa karakteristik dari demografi seperti usia, jenis kelamin, pendapatan dan latar belakang pendidikan.
1.3 Perumusan Masalah
Menurut (Mishna, Saini, & Soloman, 2009) dalam Low Soo Yong (2011) , jejaring sosial yang semakin terkenal dapat menimbulkan resiko bagi para penggunanya. Salah satunya adalah resiko keamanan informasi seperti beberapa kasus yang telah dipaparkan di atas. Padahal keamanan informasi merupakan poin penting yang harus diperhatikan, baik oleh media sosial itu sendiri maupun oleh penggunanya, khususnya mengenai kesadaran keamanan informasi. Namun masih terdapat beberapa kasus pelanggaran dari keamanan informasi pengguna media sosial, khususnya Path. Seperti pengambilan data – data pribadi tanpa persetujuan
11 para pengguna, pengunggahan data – data personal buku telepon pemakai ke server Path.
Berdasarkan hal tersebut penulis ingin menganalisis lebih dalam mengenai
information security awareness khusus bagi para pengguna Path melalui penelitian
yang berjudul “Pengukuran Kesadaran Keamanan Informasi Pengguna Media Sosial Path di Indonesia” ini.
1.4 Pertanyaan Penelitian
Berikut pertanyaan penelitian yang diangkat oleh penulis :
1. Bagaimana Security Awareness dari pengguna media sosial Path di Indonesia berdasarkan jenis kelamin dan bagaimana hubungan antara keduanya ?
2. Bagaimana Security Awareness dari pengguna media sosial Path di Indonesia berdasarkan kelompok usia dan bagaimana hubungan antara keduanya ?
3. Bagaimana Security Awareness dari pengguna media sosial Path di Indonesia berdasarkan pendapatan dan bagaimana hubungan antara keduanya ?
4. Bagaimana Security Awareness dari pengguna media sosial Path di Indonesia latar belakang pendidikan dan bagaimana hubungan antara keduanya ?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengukur dan membandingkan tingkat Security Awareness dari
pengguna media sosial Path di Indonesia berdasarkan jenis kelamin dan melihat hubungan antara keduanya.
2. Untuk mengukur dan membandingkan tingkat Security Awareness dari pengguna media sosial Path di Indonesia berdasarkan kelompok usia. dan melihat hubungan antara keduanya.
3. Untuk mengukur dan membandingkan tingkat Security Awareness dari pengguna media sosial Path di Indonesia berdasarkan pendapatan. dan melihat hubungan antara keduanya.
4. Untuk mengukur dan membandingkan tingkat Security Awareness dari pengguna media sosial Path di Indonesia berdasarkan latar belakang pendidikan. dan melihat hubungan antara keduanya.
1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Aspek Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat melengkapi dunia keilmuan di bidang information security management yang terkait dengan information security
awareness. Khususnya mengenai ukuran awareness pengguna (manusia) yang
menjadi salah satu komponen dalam ilmu sistem informasi. Beberapa temuan yang ditemukan dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitian berikutnya. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat menambahkan kesahihan 4 variabel awareness terhadap pengukuran security awareness yaitu Basic
Awareness, Technical Awareness, Advocacy, dan Responsiveness (Iskandar et al,
2012).
1.6.2 Aspek Praktis
Dilihat dari aspek praktis, hasil penelitian mengenai information security
awareness ini dapat dijadikan salah satu bahan masukkan bagi dunia sosial media,
khususnya bagi para pengguna Path. Selain itu, menurut (Mishna, Saini, & Soloman, 2009), jejaring sosial dapat menimbulkan resiko bagi para penggunanya. Karena itu, penelitian mengenai kesadaran keamanan informasi pada pengguna media sosial, seperti Path dirasa penting, diharapkan para pengguna media sosial khususnya Path agar dapat lebih bijak dan meningkatkan kesadaran akan keamanan informasi dalam menggunakan media sosial.
13 1.7 Ruang Lingkup Penelitian
Berikut ruang lingkup dari penelitian yang dilakukan oleh penulis. 1.7.1 Lokasi dan Objek Penelitian
a. Lokasi penelitian adalah di Indonesia
b. Objek penelitian adalah para pegguna media sosial Path 1.7.2 Variabel
Penelitian ini memiliki 2 variabel, yaitu : a. Demografi
Yang terdiri dari : Jenis kelamin, usia, pendapatan, dan latar belakang pendidikan
b. Awareness
Yang terdiri dari : Basic Awareness, Technical Awareness, Advocacy, dan Responsiveness
1.7.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2015 – Desember 2015
1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian baik dari aspek teoritis maupun aspek praktis dan juga sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Pada bagian ini dibahas mengenai teori – teori yang relevan dan dapat mendukung penelitian yang dilakukan ini. Selain itu dibahas pula mengenai penelitian terdahulu yang berhubungan dengan topik atau masalah penelitian. BAB III METODE PENELITIAN
Pada bagian ini dibahas mengenai metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini hasil penelitian dan pembahasan diuraikan secara kronologis dan sistematis sesuai dengan perumusan masalah serta tujuan penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian ini berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang akan menjawab perumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya, serta berisi saran yang diberikan penulis baik bagi aspek teoritis maupun aspek praktis