• Tidak ada hasil yang ditemukan

Birokrasi Pelik Jaminan si Sakit. fokus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Birokrasi Pelik Jaminan si Sakit. fokus"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

9

EDITOR: YERMIA RIEZKY

email : majalah@batampos.co.id

Birokrasi

Pelik

Jaminan si

Sakit

Tepat 1 Januari 2014, program Jaminan Kesehatan Nasional

yang dijalankan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

di-luncurkan. Hingga Minggu ketiga banyak persoalan

mun-cul dan harus dievaluasi. Masyarakat kebingungan. Rumah

sakit terancam tekor dengan pemberlakuan tarif baru.

fokus

(2)

EDISI 44, MINGGU III JANUARI 2014

10

Sebuah ruko di Kompleks Kara Junction, Batam Centre, Batam boleh jadi merupakan salah satu lokasi tersibuk di Batam sejak tahun baru 2014. Ruko tiga lantai, dengan satu lantai basement itu selalu didatangi ratusan warga Batam. Sebuah tenda putih berukuran 5x5 meter dan dilengkapi penyejuk udara berdiri di depan pintu masuk ruko di lantai satu.

Ratusan orang yang datang ke kantor Badan Penye-lenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan itu membludak di dalam ruangan lantai satu dan di tenda depan ruko. Sebagian sibuk hilir mdik bertanya pada pengunjung lain, sebagian lagi duduk di tangga depan ruko untuk mengisi formulir. Ada juga yang begitu lelah untuk berg-erak, memilih duduk saja.

Kesibukan tersebut merupakan pemandangan yang tak asing di awal tahun ini. Ratusan warga datang untuk mengurus Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), produk jaminan kesehatan yang diadakan oleh BPJS Kesehatan. Produk ini yang nantinya akan menjamin

biaya pengobatan masyarakat Indone-sia yang mengalami sakit bahkan hingga harus rawat inap di rumah sakit.

Animo masyarakat sangat tinggi. Bagaimana tidak? JKN

menja-min perawatan gratis. Begitulah jika ada produk yang layanan yang diberikan dengan embel-embel gratis. Terlebih persoalan biaya kesehatan menjadi momok bagi masyarakat, khususnya mereka yang masuk dalam golongan miskin dan rentan miskin, hingga muncul pemeo ‘orang miskin dilarang sakit’, karena tingginya biaya pengobatan. Dalam setiap kampanye pilkada atau pemilu, biaya pengobatan gratis kerap dilontarkan para calon pemimpin, meski banyak yang tidak terealisasi.

Sejak 1 Januari 2014 pemerintah meluncurkan pro-gram Jaminan Kesehatan Nasional melalui BPJS Keseha-tan. Badan publik ini merupakan transformasi dari PT Askes (persero) yang sebelumnya menangani asuransi kesehatan bagi pegawai negeri sipil. Program ini meru-pakan amanat Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyeleng-gara Jaminan Sosial.

Dalam aturan tersebut, jaminan sosial nasional akan dijalankan oleh dua

pe-nyelenggara, yakni BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS

Ketenagakerjaan merupa-kan transformasi dari PT

Jamsostek (persero) yang akan menangani Jaminan

Peserta dengan

mendaftar membayar premi

sesuai dengan kelas yang

diinginkan untuk rawat inap yakni

sebesar Rp 25.500 untuk layanan kelas III,

Rp 42.500 di kelas II,

dan Rp 59.500 untuk kelas I.

fokus

P E R I S T I W A WARGA antre untuk pendafaran peserta BPJS Mandiri di Ruko Kara Junction, Batam Centre, Rabu (15/1).

(3)

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Kematian, dan Jaminan Pensiun. Lembaga ini mulai aktif pada 1 Januari 2015.

Pemisahan ini membuat Jamsostek tak lagi mengurusi jaminan pemeliharaan kesehatan. Layanan itu dialih-kan ke BPJS Kesehatan. Tercatat sebanyak 8,5 juta jiwa peserta Jamsostek yang akan otomatis terdaftar di BPJS Kesehatan. Peserta Jamsotek akan bergabung dengan 16,4 juta jiwa peserta Askes, pemegang kartu Jamkesmas (86,4 juta jiwa), dan anggota TNI dan Polri (2,5 juta jiwa) yang akan terdaftar secara otomatis menjadi peserta BPJS Kesehatan.

Perubahan Askes dan Jamsostek dari perusahaan ter-buka menjadi badan publik dijelaskan Kepala BPJS Kes-ehatan Cabang Batam, Fahrurozi, karena sifat program-nya yang nirlaba. “Tidak ada keuntungan yang dicari di sana,” terang Fahrurozi saat ditemui di kantornya pada Rabu pekan lalu.

Pria yang sebelumnya menjabat Kepala Cabang Batam PT Askes itu menyebutkan, di Batam terdapat sekitar 13 ribu pe-serta Askes Sosial, 230 ribu pepe-serta Jamsostek, 181 ribu pemegang kartu Jamkesmas. Untuk anggota TNI dan Polri yang sebelumnya dijamin oleh ASABRI, dia belum bisa memastikan.

“Kami belum mendapatkan data pasti berapa anggota TNI dan Polri yang ada di Batam karena masih dalam pelimpahan,” kata Fahrurozi.

Di luar empat kelompok formal itu, terda-pat pekerja informal yang tidak memiliki jaminan kesehatan. Mereka antara lain pedagang dan buruh tani yang tidak termasuk dalam daftar penerima Jamkesmas. Lainnya adalah pemegang Surat Keterangan Tidak Mam-pu (SKTM) yang jumlahnya sampai 20 ribu orang.

Regulasi BPJS mengakomodasi kelompok terse-but menjadi peserta BPJS Kesehatan. Caranya dengan mandaftar secara mandiri. Pendaftar mandiri inilah yang saban hari sejak tanggal 2 Januari 2014 memenuhi Kan-tor BPJS Kesehatan Cabang Batam.

Setiap hari, ada saja orang yang harus meninggalkan kantor BPJS Kesehatan dengan wajah lesu dan perasaan kesal. Pasalnya, mereka tidak mendapat nomor antrian sehingga mereka tidak dapat di layani pada hari mereka datang.

BAgAIMANA BISA MeNDAPATKAN

NoMoR?

“Saya datang jam 04.30 nomor sudah dibagikan,” kata Zamroni, warga Sagulung.

“Pelayanan baru dibuka jam 08.00, jadi kalau dapat

nomor besar, mending pulang dulu siang baru datang lagi,” kata Zamroni yang bekerja sebagai pedagang itu. Zamroni merupakan satu dari ribuan warga Batam yang mengurus kepesertaan BPJS Kesehatan secara mandiri. Seperti masyarakat lain, ia berharap beban hidupnya berkurang dengan menjadi peserta BPJS Kes-ehatan.

“Biaya pengobatan sekarang terlalu tinggi,” katanya. “Saya pernah menjadi peserta Jamsostek, tapi setelah berhenti bekerja saya tidak punya jaminan kesehatan lagi,” kata pria yang kini berusia 50-an tahun itu.

Saat ditemui Batam Pos, tangannya sedang mengapit map biru yang berisi fotokopi KTP dan Kartu Keluarga. Dokumen-dokumen itu menjadi persyaratan mendaf-tar secara mandiri. Masyarakat seperti Zamroni dapat menjadi peserta dengan mendaftar membayar premi sesuai dengan kelas yang diinginkan untuk rawat inap

yakni sebesar Rp 25.500 untuk layanan kelas III, Rp 42.500 di kelas II, dan Rp 59.500 untuk

kelas I.

Tarif tersebut berlaku untuk satu orang dan dibayar per bulan. Jadi

jika seorang kepala keluarga ingin memasukkan anggota keluarganya, maka besar premi yang dipilih dika-likan dengan jumlah keluarga. Set-iap bulan premi itu dibayar melalui kantor pos atau setor tunai di Bank BRI, Mandiri, dan BNI.

Fahrurozi mengaku terkejut dengan tingginya animo pendaftar mandiri. Setiap hari kantor BPJS Kesehatan dengan personel se-banyak 23 pegawai itu hanya bisa melayani 250 pemo-hon. Jumlah itu di luar pemohon di konter-konter yang ditempatkan di rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

“Kami hanya bisa membatasi seperti itu. Kalau tidak bisa sampai malam,” kata Fahrurozi.

Dengan kemampuan seperti itu, BPJS Kesehatan diper-kirakan bakal kewalahan melayani pendaftar. Untuk pemegang SKTM saja jumlahnya mencapai 20 ribu. Hi-tungan kasarnya, untuk melayani pemegang SKTM saja membutuhkan waktu 80 hari. Belum termasuk melayani para pekerja informal dan mengurus validasi data eks peserta Jamsostek.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Candra Rizal mengatakan, untuk saat ini pemegang SKTM belum oto-matis terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan. Pemko masih menyusun peraturan untuk memasukkan peme-gang SKTM sebagai penerima bantuan Jaminan Keseha-tan Daerah (Jamkesda).

“Saat ini kelurahan sedang mendata kembali

peme-Kami belum

mendap-atkan data pasti berapa

anggota TNI dan Polri

yang ada di Batam

kar-ena masih dalam

pe-limpahan

(4)

EDISI 44, MINGGU III JANUARI 2014

12

gang SKTM. Targetnya seluruh data terkumpul akhir bulan Januari 2014 sehingga kami bisa melanjutkan ke tingkat penetapan SKTM ke Jamkesda,” terang Candra saat dihubungi Jumat minggu lalu.

“Untuk sementara pemegang SKTM mendaftar dan membayar iuran secara mandiri. Jika sudah masuk, Pemko yang akan membayar preminya,” kata Candra.

oleh pemerintah, JKN merupakan jaminan kesehatan yang melingkupi seluruh masyarakat (universal health coverage). Keanggotaan BPJS menjadi kewajiban bagi seluruh masyarakat Indonesia. Termasuk di dalamnya pekerja asing yang sudah bekerja dan menetap selama enam bulan di Indonesia.

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fahmi Idris, dalam wawancaranya dengan Majalah Tempo mengatakan tar-get peserta pada tahun 2014 mencapai 121,6 juta orang. Dia juga mengatakan, BPJS Kesehatan dapat menjamin pelayanan kesehatan sampai 2019.

***

Layaknya program baru, tiga minggu pertama jadi masa percobaan yang penuh keluhan bagi BPJS Keseha-tan. Keluhan paling banyak datang dari peserta Jam-sostek dan pemegang SKTM. Dari pendaftaran hingga penggunaan kartu peserta BPJS Kesehatan jadi masalah.

Jika peserta Askes dan Jamkesmas mendapat fasilitas migrasi langsung, peserta Jamsostek lebih ribet. Perusa-haan peserta Jamsostek harus meregistrasi perusaPerusa-haan- perusahaan-nya. Registrasi berlangsung di basement kantor BPJS.

Sejak pelaksanaan, keluhan sudah banyak bermun-culan dari perusahaan yang mengurus migrasi peserta Jamsostek ke BPJS Kesehatan. Perusahaan yang berada di pesisir seperti di kawasan Tanjunguncang dan Kabil mengeluh lokasi pengurusan yang terlalu jauh di Batam

fokus

P E R I S T I W A

FOTO atas 1 sampai 3, warga peserta BPJS berobat di Puskesmas Baloi Permai, Jumat (17/1). Foto bawah, dr Eka Mayasari Pane (kiri) sedang periksa pasien peserta Jamkesmas di Puskesmas Baloi Permai, Jumat (17/1).

(5)

13

fokus

P E R I S T I W A Centre.

“BPJS Kesehatan tidak memiliki kantor perwakilan di Batam, ini merepotkan perusahaan dari Tanjun-guncang,” kata Ridwan, pegawai bagian Sumberdaya Manusia salah satu perusahaan di Tanjunguncang.

Ridwan juga menambahkan pegawai yang men-gurusi migrasi itu minim. “Yang melayani hanya dua padahal yang dilayani ratusan perusahaan,” terang dia.

Total, perusahaan peserta Jamsostek di Batam mencapai hampir 3 ribu perusahaan. Fahrurozi men-gaku pegawai BPJS Kesehatan Batam masih kurang untuk proses yang berlangsung saat ini. Namun, ia memuji kinerja anggotanya.

“Kami sudah melayani 60 persen perusahaan pe-serta Jamsostek,” kata dia.

Sementara itu, ratusan ribu peserta Jamsostek juga merasa aneh harus melengkapi dokumen-dokumen registrasi. Yang banyak dilontarkan adalah proses seperti itu tidak efektif karena migrasi tidak bisa ber-langsung otomatis seperti halnya Askes dan Jamkes-mas.

Soal itu, Fahrurozi menjelaskan, proses itu untuk memastikan peserta Jamsostek masih bekerja di perusahaan dia terdaftar sebelum migrasi. Pasal-nya, proses keluar masuk pekerja terbilang tinggi di Batam.

Di tingkat pengguna layanan, kebingungan tak bisa dihindarkan. Banyak peserta Jamsostek yang tidak lagi mendapat layanan seperti sebelum 1 Januari 2014 saat BPJS Kesehatan aktif. Ada fasilitas yang tak lagi digratiskan.

Kepala Bagian Humas dan Pemasaran Rumah Sakit Budi Kemuliaan Donny Irawan mengaku sempat berdebat dengan seorang pasien peserta Jam-sostek yang masa berlaku

kartu-nya habis pada 31 Desember 2013.

“Saya terpaksa melakukan itu selain karena masa berlaku kartunya habis, kami juga tidak tahu apakah ia masih bekerja di sesuai dengan tempat yang tertu-lis di kartu. Bisa saja dia sudah pindah dari

pe-rusahaan itu atau bahkan menganggur,” kata Donny.

Penolakan dari rumah sakit membuat BPJS Kesehatan bersama Jamsostek perlu memberikan penegasan: Kartu Jam-sostek berlaku selama tiga bulan masa pendaftaran BPJS Kesehatan. Fahrurozi bahkan meminta rumah sakit tetap melayani meski masa berlaku kartu Jam-sostek pasien sudah habis.

“Mendengar penjelasan seperti itu saya meminta surat dari BPJS jika menghadapi ka-sus seperti itu, sehingga kami tahu bahwa BPJS akan menjamin pembayarannya,” kata Donny.

Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indone-sia (Persi) Kepri, dokter Widya Putri, MARS mengata-kan memang masih banyak kendala di lapangan da-lam minggu-minggu pertama pelaksanaan program BPJS Kesehatan. Itu kerap terjadi meski BPJS sendiri sudah melakukan sosialisasi ke pihak rumah sakit.

“Ini program baru dari pemeritah, jadi banyak kendala yang dihadapi. Tapi kami selalu mendorong rumah sakit untuk beradaptasi,” kata Widya.

Dokter yang juga Direktur Utama Rumah Sakit Awal Bros Batam ini mengaku kurangnya sosialisasi BPJS Kesehatan ke rumah sakit anggota. Di RSAB sendiri, BPJS Kesehatan baru melakukan sosialisasi sekali.

Soal sosialisasi, Fahrurozi mengaku sudah melaku-kan berbagai sosialisasi baik dengan pegawai

negeri sipil, perusahaan, dan rumah sakit. selama ini BPJS Kesehatan sudah menyosialisasikan JKN

lewat media massa. Candra Rizal juga mengata-kan sosialisasi di perangkat pemerintahan Kota

Batam telah sampai tingkat kelurahan, den-gan harapan kelurahan dapat meneruskan ke

perangkat di bawahnya sampai ke masyarakat umum.

Kebingungan di masyarakat mulai dari pendaftaran dan penggunaan menunjukkan

sosialisasi belum berlangsung efektif. Apal-agi menurut Fahrurozi, sosialisasi intens

baru berlangsung pada bulan Desember tahun lalu.

Masih banyak calon peserta BPJS Kesehatan mandiri belum tahu soal JKN

atau lokasi pendaftarannya. “Saya hanya

Sejak

pelaksanaan,

keluhan sudah

banyak

bermun-culan dari

pe-rusahaan yang

mengurus

migra-si peserta

Jam-sostek ke BPJS

Kesehatan.

KARYAWAN BPJS Batam (kiri) sedang melayani pendafaran peserta BPJS Mandiri di Ruko Kara Junction, Batam Centre, Rabu (15/1).

(6)

EDISI 44, MINGGU III JANUARI 2014

14

dengar orang ngomong jaminan keseha-tan, tapi belum tahu dimana urusnya,” kata Fahrul, pedagang sate di Nagoya.

“Sosialisasi perangkat kelurahan dan lingkungan kurang. Tidak seperti saat e-KTP, sekarang RT di tempat kami tidak ada yang menyampaikan soal jaminan kesehatan,” kata Sholeh, pedagang nasi uduk di Bida Asri 2, Batam.

***

Program JKN yang diselenggarakan BPJS Kesehatan disambut dengan hara-pan segunung oleh masyarakat. Ini berarti beban biaya pengobatan tak lagi menjadi momok. Pemeo ‘orang miskin dilarang sakit’ mulai bisa ditinggalkan. Bagi daerah, JKN juga

memberi-kan manfaat yang besar. Anggota Komisi IV DPRD Kota Batam

Ricky Indrakari menye-butkan daerah APBD Batam bisa dihemat

hingga Rp 20 miliar dengan

pelaksan-aan JKN oleh BPJS Kesehatan. Jumlah itu diperoleh dari penghematan ang-garan SKTM yang mencapai Rp 24 miliar per tahunnya. “Uang 20 miliar itu bisa digunakan untuk memperbaiki

fasilitas kesehatan maupun memberikan tambahan insentif bagi para dokter,” kata dia pada 12 Januari 2014.

Manfaat layanan ini memang besar. Di klinik atau

puskes-mas yang ditunjuk menjadi tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama (PPK 1), pengobatan bisa dilayani secara gratis. Di Batam, ada 53 klinik dan puskesmas yang dapat dipilih oleh peserta BPJS Kesehatan sebagai PPK 1 mereka. Pemerintah telah menyediakan tarif kapitasi sebesar Rp 3.000 - Tp 6.000 per

peserta per bulan untuk puskesmas dan Rp 8.000-Rp 10.000 per peserta

per bulan yang dibayarkan di depan se-tiap bulannya.Jumlah itu akan dikalikan berapa banyak peserta yang terdaftar di sebuah PPK 1.

Fahmi Idris mengatakan,tarif Kapitasi seharusnya dipandang sebagai alasan tiap klinik dan perangkatnya untuk meningkatkan kesadaran kesehatan pesertanya. Makin jarang peserta datang berobat, sedikit biaya yang dikeluarkan PPK 1. Ini berarti makin besar dana yang bisa dipakai untuk meningkatkan fasili-tas klinik dan membayarkan insentif dokter.

BPJS Kesehatan menetapkan 144 diagnosa penyakit yang harus ditangani dokter di PPK 1 tanpa harus memberikan rujukan ke rumah sakit. Peserta menda-pat surat rujukan jika masalah keseha-tannya kompleks, di luar 144 diagnosa yang dapat ditangani di PPK 1.

Selain melayani pasien dengan ru-jukan, rumah sakit dapat menangani langsung pasien BPJS gawat darurat. Di sini muncul persoalan, kriteria gawat darurat masyarakat awam kebanyakan berbeda dengan dengan yang ditetapkan BPJS Kesehatan. Demam pada anak mis-alnya, baru bisa ditangani jika panasnya mencapai 40 derajat celcius, mengalami kejang, atau muntah profis selama enam hari berturut-turut.

“Padahal seorang ibu kalau anaknya sudah demam sedikit saja pasti mau dibawa ke gawat darurat rumah sakit,” ujar Widya.

Sebagai contoh, Rumah Sakit Awal Bros menyederhanakan kriteria gawat darurat yang umum terlihat. Kriteria itu adalah kecelakaan yang bukan kecela-kaan kerja, serangan jantung, serangan asma berat dengan saturasi oksigen di bawah 95 persen. Kriteria lain kejang dan demam minimal 39 derajat celcius, pendarahan berat di atas 500 mililiter, diare dan muntah disertai tanda dehi-drasi berat, penurunan kesadaran dan koma serta epilepsi, dan kolik renal atau kolik abdomen berat dengan nilai cas di atas enam.

“Pada intinya setiap keadaan emergen-cy kami akan tangani. Tapi kalau di luar kriteria dan dibawa ke UgD, tidak bisa

fokus

P E R I S T I W A PASIEN peserta Jamkesmas di Puskesmas Baloi Permai, Jumat (17/1).

(7)

15

16

17

18

19

20

menggunakan fasilitas BPJS, harus dengan biaya sendiri. Untuk menggunakan fasilitas BPJS harus kembali ke PPK 1,” tambah Widya.

Kendala rumah sakit tidak hanya soal kriteria gawat dar-urat. Penggunaan tarif INA-CBg’s (Indonesian Care Based groups) ternyata memberatkan rumah sakit, khususnya swasta. Pola tarif ini merupakan sistem pengelompokan penyakit berdasarkan diagnosanya dan sumber daya pen-gobatannya. Di dalamnya terdapat beberapa komponen biaya seperti biaya kamar, penanganan dokter, dan obat.

Tarif yang tertera di INa-CBg’s berbentuk paket yang mencakup seluruh komponen biaya rumah sakit yang mengacu pada International classification of Disease (ICD) yang disusun Badan Kesehatan Dunia (WHo). Setiap penyakit memiliki kode dan tarif yang sudah masuk ke dalam sebuah sistem informasi.

Misalnya dokter mendiagnosa pasien harus menjalani prosedur kandung kemih komplek ringan, maka untuk ru-mah sakit kategori B di Batam, plafon biaya rawat inapnya di kelas 1 mencapai 10,431 juta. Biaya itu meliputi seluruh penanganan sampai pasien keluar dari rumah sakit.

Persoalannya, dari nilai Rp 10,4 juta itu harus dibagi sesuai dengan kualitas pelayanan tiap-tiap rumah sakit. gambarannya, meski berada dalam kategori yang sama

kualitas pelayanan kelas 1 RSUD embung Fatimah, RS Awal Bross, RS Budi Kemuliaan, dan RSoB-BP Batam pasti memiliki perbedaan. Inilah yang menurut Donny rumah sakit harus pintar-pintar agar biaya operasional rumah sakit tidak jebol melewati plafon dalam tarif INA-CBg’s.

Widya mengaku INA-CBg’s tidak menguntungkan rumah sakit swasta yang operasionalnya dari uang pasien atau asuransi.

“Tarif ini berat,” terang Widya. “Lebih banyak biaya op-erasional rumah sakit swasta melewati plafon INA-CBg’s hingga 40-50 persen di atas tarif yang ditetapkan,” kata Widya.

Masalahnya, masyarakat sering tidak mau tahu soal pla-fon itu. Fahrurozi mengatakan, kelebihan biaya tidak bisa dibebankan kepada pasien.

“Kecuali mereka yang juga membeli asuransi komersial lainnya. Sisa kelebihan itu bisa ditanggung oleh asuransi lain,” ujar Fahrurozi.

Widya mengaku tarif INA-CBg’s lebih rendah ketimbang yang diberikan Jamsostek dan Askes. Contohnya operasi jantung dengan pemasangan cincin oleh Jamsostek di-tanggung sampai Rp 80 juta, sedangkan tarif INA-CBg’s hanya sekitar Rp 20 juta.

Hal lain, tanggungan obat sebelum pelaksanaan JKN

fokus

P E R I S T I W A WARGA antre untuk pendafaran peserta BPJS Mandiri di Ruko Kara Junction, Batam Centre, Rabu (15/1).

(8)

EDISI 44, MINGGU III JANUARI 2014

16

17

18

19

20

bisa sampai 30 hari. Tarif CBg’s hanya bisa untuk tujuh hari.

Donny menambahkan, pada 2013 Jamsostek meng-gunakan tarif paket. Sementara tahun-tahun sebelumnya Jamsostek menggunakan metode membayaran fee for sevices yang membuat pembayarannya tergantung pada penanganan yang diberikan rumah sakit.

Namun Donny mengaku persoalan sistem fee for servic-es adalah para dokter dapat terjebak melakukan tindakan tidak etis dengan menambah memberikan tambahan obat agar pembayarannya semakin banyak.

“Barangkali ini yang dilihat pemerintah, maka dari itu dibuatlah sistem paket,” terang Donny.

“Inilah yang kurang diketahui masyarakat bahwa BPJS sebenarnya memiliki plafon, bukan berarti dananya tak terbatas,” kata Widya.

Persoalan tari ini yang membuat belum semua rumah sakit di Batam bekerja sama. Rumah Sakit Santa elisabeth di Lubukbaja merupakan salah satu rumah sakit besar yang belum bekerja sama dengan BPJS. Sebelumnya ru-mah sakit in juga tidak melayani pasien Jamsostek,

Jam-kesmas, atau Askes.

Batam Pos tidak dapat menemui pihak manajemen RS elisabeth saat mendatangi rumah sakit itu Kamis lalu. Pihak manajemen juga tidak ada di tempat saat Batam Pos menghubungi lewat telepon. Widya mengatakan, rumah sakit yang belum bekerja sama ingin melihat dulu perkembangannya sebelum memutuskan apakah akan ikut bekerja sama pada bulan ketiga perjalannya program JKN.

“Positifnya kami bekerja sama adalah kami tahu apakah tarif INA-CBg’s itu menguntungkan atau membuat kami tekor. ini menjadi bahan evaluasi Persi untuk disampaikan pada Menteri Kesehatan,” kata Widya

BPJS Kesehatan bukannya diam terhadap keluhan ru-mah sakit. evaluasi program akan terus dilakukan.

“Persi dapat menyampaikan keluhan dan hasil perhitun-gan mereka ke Menteri Kesehatan. Masih terbuka ruang untuk penyesuaian,” ungkap Fahrurozi.

“Namun yang jelas, tarif ini seperti ini mendorong ru-mah sakit berupaya merawat dan menyembuhkan pasien dengan cara yang efisien,” dia menambahkan.***

fokus

P E R I S T I W A

SEORANG warga yang antre untuk pendaftaran peserta BPJS Mandiri tampak tertidur di ruang tunggu tenda kantor BPJS Batam di Ruko Kara Junction, Batam Centre, Rabu (15/1).

(9)

17

Deskripsi Kode INA-CBG Tarif Kelas 3 Tarif Kelas 2 Tarif Kelas 1 SEPTIKEMIA RINGAN 2.315.052 2.778.063 3.241.073 SEPTIKEMIA SEDANG 3.495.886 4.195.063 4.894.240 SEPTIKEMIA BERAT 4.037.426 4.844.912 5.652.397 INFEKSI SESUDAH OPERASI & TRAUMA RINGAN 5.540.999 6.649.199 7.757.399 INFEKSI SESUDAH OPERASI & TRAUMA SEDANG 8.553.402 10.264.083 11.974.763 INFEKSI SESUDAH OPERASI & TRAUMA BERAT 13.991.497 16.789.797 19.588.096 DEMAM RINGAN 1.971.446 2.365.735 2.760.024 DEMAM SEDANG 3.118.150 3.741.780 4.365.410 DEMAM BERAT 3.564.005 4.276.806 4.989.607 INFEKSI NON BAKTERI RINGAN 2.479.127 2.974.953 3.470.778 INFEKSI NON BAKTERI SEDANG 2.975.687 3.570.824 4.165.961 INFEKSI NON BAKTERI BERAT 3.611.492 4.333.790 5.056.088 PENYAKIT INFEKSI BAKTERI DAN PARASIT LAIN-LAIN

RINGAN 3.088.537 3.706.245 4.323.952 PENYAKIT INFEKSI BAKTERI DAN PARASIT LAIN-LAIN

SEDANG 3.972.640 4.767.168 5.561.696 PENYAKIT INFEKSI BAKTERI DAN PARASIT LAIN-LAIN

BERAT 4.551.711 5.462.053 6.372.395 INFEKSI HIV RINGAN 3.116.600 3.739.920 4.363.240 INFEKSI HIV SEDANG 4.460.325 5.352.390 6.244.455 INFEKSI HIV BERAT 7.590.335 9.108.402 10.626.468 PROSEDUR PENCANGKOKAN HATI RINGAN 32.078.166 38.493.800 44.909.433 PROSEDUR PENCANGKOKAN HATI SEDANG 35.390.794 42.468.952 49.547.111 PROSEDUR PENCANGKOKAN HATI BERAT 62.082.735 74.499.282 86.915.829 PROSEDUR HATI DAN PANKREAS RINGAN 4.158.825 4.990.590 5.822.356 PROSEDUR HATI DAN PANKREAS SEDANG 10.598.690 12.718.428 14.838.166 PROSEDUR HATI DAN PANKREAS BERAT 24.567.277 29.480.732 34.394.187 PROSEDUR SALURAN EMPEDU KOMPLEK (RINGAN) 3.921.691 4.706.029 5.490.367 PROSEDUR SALURAN EMPEDU KOMPLEK (SEDANG) 9.859.985 11.831.982 13.803.979 PROSEDUR SALURAN EMPEDU KOMPLEK (BERAT) 12.333.989 14.800.787 17.267.585 PROSEDUR CHOLESISTEKTOMI TANPA LAPAROSKOPIK

RINGAN 6.832.278 8.198.733 9.565.189 PROSEDUR CHOLESISTEKTOMI TANPA LAPAROSKOPIK

SEDANG 14.643.243 17.571.891 20.500.540 PROSEDUR CHOLESISTEKTOMI TANPA LAPAROSKOPIK

BERAT 17.315.807 20.778.969 24.242.130 PROSEDUR PANKREAS DAN HEPATOBILLIARI LAIN-LAIN

(RINGAN) 5.494.142 6.592.971 7.691.799 PROSEDUR PANKREAS DAN HEPATOBILLIARI LAIN-LAIN

(SEDANG) 8.949.160 10.738.992 12.528.824 PROSEDUR PANKREAS DAN HEPATOBILLIARI LAIN-LAIN

(BERAT) 13.193.573 15.832.288 18.471.003 PROSEDUR CHOLESISTEKTOMI DENGAN LAPAROSKOPIK

RINGAN 7.431.513 8.917.815 10.404.118 PROSEDUR CHOLESISTEKTOMI DENGAN LAPAROSKOPIK

SEDANG 8.265.342 9.918.410 11.571.478 PROSEDUR CHOLESISTEKTOMI DENGAN LAPAROSKOPIK

BERAT 12.930.145 15.516.174 18.102.202 SIROSIS DAN HEPATITIS ALKOHOLIK RINGAN 2.087.713 2.505.256 2.922.798 SIROSIS DAN HEPATITIS ALKOHOLIK SEDANG 3.018.058 3.621.669 4.225.281 SIROSIS DAN HEPATITIS ALKOHOLIK BERAT 4.909.192 5.891.031 6.872.869 TUMOR SISTEM HEPATOBILLIARI DAN PANCREAS

RINGAN 4.082.364 4.898.836 5.715.309 TUMOR SISTEM HEPATOBILLIARI DAN PANCREAS

SEDANG 6.222.893 7.467.472 8.712.050 TUMOR SISTEM HEPATOBILLIARI DAN PANCREAS BERAT 6.713.370 8.056.044 9.398.718 GANGGUAN PANKREAS SELAIN TUMOR (RINGAN) 3.558.296 4.269.956 4.981.615 GANGGUAN PANKREAS SELAIN TUMOR (SEDANG) 6.260.867 7.513.040 8.765.214 GANGGUAN PANKREAS SELAIN TUMOR (BERAT) 11.476.336 13.771.603 16.066.870

Tarif INA-CBG 2013 Regional 3 Rumah Sakit Kelas B

Rawat Inap

Deskripsi Kode INA-CBG Tarif Kelas 3 Tarif Kelas 2 Tarif Kelas 1

Tarif Pelayanan Kesehatan BPJS di Regional 3

untuk Rumah Sakit Kelas B (RAWAT INAP)

Tarif Pelayanan Kesehatan BPJS di Regional 3

untuk Rumah Sakit Kelas B (RAWAT INAP)

(10)

EDISI 44, MINGGU III JANUARI 2014

18

Deskripsi Kode INA-CBG Tarif Kelas 3 Tarif Kelas 2 Tarif Kelas 1

Tarif INA-CBG 2013 Regional 3 Rumah Sakit Kelas B

Rawat Inap

GANGGUAN PERSARAFAN MATA RINGAN 2.720.652 3.264.782 3.808.913 GANGGUAN PERSARAFAN MATA SEDANG 3.003.077 3.603.693 4.204.308 GANGGUAN PERSARAFAN MATA BERAT 3.842.284 4.610.740 5.379.197 GANGGUAN MATA LAIN-LAIN (RINGAN) 3.077.173 3.692.607 4.308.042 GANGGUAN MATA LAIN-LAIN (SEDANG) 4.172.889 5.007.467 5.842.045 GANGGUAN MATA LAIN-LAIN (BERAT) 6.961.695 8.354.034 9.746.373 PROSEDUR TRANPLANTASI PARU ATAU/DAN JANTUNG

RINGAN 41.614.836 49.937.804 58.260.771 PROSEDUR TRANPLANTASI PARU ATAU/DAN JANTUNG

SEDANG 42.530.580 51.036.696 59.542.812 PROSEDUR TRANPLANTASI PARU ATAU/DAN JANTUNG

BERAT 67.133.704 80.560.445 93.987.186 PROSEDUR KATUP JANTUNG DENGAN KATETERISASI

RINGAN 23.087.671 27.705.206 32.322.740 PROSEDUR KATUP JANTUNG DENGAN KATETERISASI

SEDANG 29.783.096 35.739.715 41.696.335 PROSEDUR KATUP JANTUNG DENGAN KATETERISASI

BERAT 36.709.398 44.051.277 51.393.157 PROSEDUR OPERASI KARDIOTORASIK KOMPLEKS PADA

JANTUNG ANOMALI RINGAN 14.196.418 17.035.701 19.874.985 PROSEDUR OPERASI KARDIOTORASIK KOMPLEKS PADA

JANTUNG ANOMALI SEDANG 16.187.770 19.425.324 22.662.879 PROSEDUR OPERASI KARDIOTORASIK KOMPLEKS PADA

JANTUNG ANOMALI BERAT 26.779.001 32.134.801 37.490.601 PROSEDUR KATUP JANTUNG TANPA KATETERISASI

JANTUNG RINGAN 23.099.313 27.719.175 32.339.038 PROSEDUR KATUP JANTUNG TANPA KATETERISASI

JANTUNG SEDANG 55.078.736 66.094.483 77.110.230 PROSEDUR KATUP JANTUNG TANPA KATETERISASI

JANTUNG BERAT 87.987.958 105.585.549 123.183.141 PROSEDUR PEMBEDAHAN BYPASS PEMBULUH

KORONER DENGAN KATETERISASI JANTUNG RINGAN 30.557.212 36.668.655 42.780.097 PROSEDUR PEMBEDAHAN BYPASS PEMBULUH

KORONER DENGAN KATETERISASI JANTUNG SEDANG 36.668.655 44.002.386 51.336.117 PROSEDUR PEMBEDAHAN BYPASS PEMBULUH

KORONER DENGAN KATETERISASI JANTUNG BERAT 50.455.837 60.547.005 70.638.172 PROSEDUR KARDIOTORASIK LAIN RINGAN 33.012.511 39.615.014 46.217.516 PROSEDUR KARDIOTORASIK LAIN SEDANG 47.821.301 57.385.561 66.949.822 PROSEDUR KARDIOTORASIK LAIN BERAT 57.059.636 68.471.563 79.883.491 PROSEDUR PEMBEDAHAN BYPASS PEMBULUH

KORONER TANPA KATETERISASI JANTUNG RINGAN 25.225.419 30.270.503 35.315.586 PROSEDUR PEMBEDAHAN BYPASS PEMBULUH

KORONER TANPA KATETERISASI JANTUNG SEDANG 31.120.679 37.344.814 43.568.950 PROSEDUR PEMBEDAHAN BYPASS PEMBULUH

KORONER TANPA KATETERISASI JANTUNG BERAT 33.952.458 40.742.950 47.533.441 PROSEDUR DEFIBRILATOR JANTUNG DAN PEMASANGAN

SISTEM BANTUAN JANTUNG RINGAN 4.059.522 4.871.427 5.683.331 PROSEDUR DEFIBRILATOR JANTUNG DAN PEMASANGAN

SISTEM BANTUAN JANTUNG SEDANG 4.513.783 5.416.539 6.319.296 PROSEDUR DEFIBRILATOR JANTUNG DAN PEMASANGAN

SISTEM BANTUAN JANTUNG BERAT 6.006.469 7.207.763 8.409.057 PROSEDUR PEMBULUH DARAH TORASIK KOMPLEKS

RINGAN 12.265.655 14.718.786 17.171.917 PROSEDUR PEMBULUH DARAH TORASIK KOMPLEKS

SEDANG 13.972.142 16.766.571 19.560.999 PROSEDUR PEMBULUH DARAH TORASIK KOMPLEKS

BERAT 22.594.628 27.113.553 31.632.479 PROSEDUR PEMBULUH DARAH ABDOMINAL KOMPLEK

RINGAN 12.928.710 15.514.452 18.100.194 Deskripsi Kode INA-CBG Tarif Kelas 3 Tarif Kelas 2 Tarif Kelas 1

Tarif Pelayanan Kesehatan BPJS di Regional 3

untuk Rumah Sakit Kelas B (RAWAT INAP)

Tarif Pelayanan Kesehatan BPJS di Regional 3

untuk Rumah Sakit Kelas B (RAWAT INAP)

(11)

19

Deskripsi Kode INA-CBG Tarif Kelas 3 Tarif Kelas 2 Tarif Kelas 1

Tarif INA-CBG 2013 Regional 3 Rumah Sakit Kelas B

Rawat Inap

PROSEDUR SISTEM PERNAFASAN NON KOMPLEKS BERAT 24.593.365 29.512.038 34.430.711 PROSEDUR SISTEM PERNAFASAN MODERAT KOMPLEKS

RINGAN 3.661.565 4.393.878 5.126.191 PROSEDUR SISTEM PERNAFASAN MODERAT KOMPLEKS

SEDANG 11.724.557 14.069.469 16.414.380 PROSEDUR SISTEM PERNAFASAN MODERAT KOMPLEKS

BERAT 35.005.233 42.006.280 49.007.327 KISTA FIBROSIS RINGAN 3.061.813 3.674.175 4.286.538 KISTA FIBROSIS SEDANG 4.378.024 5.253.629 6.129.234 KISTA FIBROSIS BERAT 6.623.297 7.947.957 9.272.616 KEGAGALAN PERNAFASAN RINGAN 2.670.259 3.204.311 3.738.363 KEGAGALAN PERNAFASAN SEDANG 3.580.612 4.296.735 5.012.857 KEGAGALAN PERNAFASAN BERAT 5.131.109 6.157.330 7.183.552 EMBOLI PARU RINGAN 3.067.235 3.680.682 4.294.129 EMBOLI PARU SEDANG 3.825.251 4.590.301 5.355.352 EMBOLI PARU BERAT 5.108.236 6.129.884 7.151.531 TRAUMA DADA MAYOR TRAUMA RINGAN 5.134.585 6.161.502 7.188.419 TRAUMA DADA MAYOR TRAUMA SEDANG 7.516.728 9.020.074 10.523.419 TRAUMA DADA MAYOR TRAUMA BERAT 14.482.119 17.378.543 20.274.967 TUMOR PARU RINGAN 4.267.872 5.121.447 5.975.021 TUMOR PARU SEDANG 7.166.372 8.599.647 10.032.921 TUMOR PARU BERAT 8.484.111 10.180.933 11.877.755 PERADANGAN DAN INFEKSI PERNAFASAN RINGAN 4.642.834 5.571.401 6.499.967 PERADANGAN DAN INFEKSI PERNAFASAN SEDANG 5.546.886 6.656.263 7.765.640 PERADANGAN DAN INFEKSI PERNAFASAN BERAT 7.370.749 8.844.898 10.319.048 SIMPLE PNEUMONIA & WHOOPING COUGH RINGAN 3.868.445 4.642.134 5.415.822 SIMPLE PNEUMONIA & WHOOPING COUGH SEDANG 5.436.182 6.523.418 7.610.655 SIMPLE PNEUMONIA & WHOOPING COUGH BERAT 8.997.521 10.797.025 12.596.529 PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS RINGAN 2.961.087 3.553.305 4.145.522 PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS SEDANG 3.804.571 4.565.485 5.326.400 PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS BERAT 5.428.168 6.513.801 7.599.435 ASTHMA & BRONKIOLITIS RINGAN 2.076.033 2.491.240 2.906.446 ASTHMA & BRONKIOLITIS SEDANG 2.893.584 3.472.301 4.051.018 ASTHMA & BRONKIOLITIS BERAT 3.137.751 3.765.302 4.392.852 PENYAKIT PARU INTERSTITIAL RINGAN 3.895.474 4.674.568 5.453.663 PENYAKIT PARU INTERSTITIAL SEDANG 5.286.616 6.343.940 7.401.263 PENYAKIT PARU INTERSTITIAL BERAT 5.811.569 6.973.882 8.136.196 PLEURAL EFUSI DAN PNEUMOTORAK RINGAN 4.295.691 5.154.829 6.013.967 PLEURAL EFUSI DAN PNEUMOTORAK SEDANG 5.679.809 6.815.771 7.951.732 PLEURAL EFUSI DAN PNEUMOTORAK BERAT 9.237.488 11.084.986 12.932.484 GEJALA, TANDA DAN DIAGNOSIS SISTEM PERNAFASAN

LAIN-LAIN (RINGAN) 2.317.775 2.781.330 3.244.885 GEJALA, TANDA DAN DIAGNOSIS SISTEM PERNAFASAN

LAIN-LAIN (SEDANG) 4.326.732 5.192.078 6.057.424 GEJALA, TANDA DAN DIAGNOSIS SISTEM PERNAFASAN

LAIN-LAIN (BERAT) 6.053.635 7.264.362 8.475.089 PROSEDUR NON KOMPLEKS USUS HALUS & USUS BESAR

(RINGAN) 5.328.719 6.394.462 7.460.206 PROSEDUR NON KOMPLEKS USUS HALUS & USUS BESAR

(SEDANG) 10.011.694 12.014.033 14.016.371 PROSEDUR NON KOMPLEKS USUS HALUS & USUS BESAR

(BERAT) 11.715.150 14.058.180 16.401.210 PROSEDUR ADHESIOLISIS PERITONEAL RINGAN 6.157.644 7.389.173 8.620.702 PROSEDUR ADHESIOLISIS PERITONEAL SEDANG 8.084.243 9.701.092 11.317.941 PROSEDUR ADHESIOLISIS PERITONEAL BERAT 20.516.219 24.619.462 28.722.706 PROSEDUR HERNIA TIDAK TERMASUK INGUINAL &

FEMORAL (RINGAN) 3.319.751 3.983.701 4.647.652 PROSEDUR HERNIA TIDAK TERMASUK INGUINAL &

4.315.176

5.178.211 6.041.246 Deskripsi Kode INA-CBG Tarif Kelas 3 Tarif Kelas 2 Tarif Kelas 1

Tarif Pelayanan Kesehatan BPJS di Regional 3

untuk Rumah Sakit Kelas B (RAWAT INAP)

Tarif Pelayanan Kesehatan BPJS di Regional 3

untuk Rumah Sakit Kelas B (RAWAT INAP)

(12)

EDISI 44, MINGGU III JANUARI 2014

20

Deskripsi Kode INA-CBG Tarif Kelas 3 Tarif Kelas 2 Tarif Kelas 1

Tarif INA-CBG 2013 Regional 3 Rumah Sakit Kelas B

Rawat Inap

PROSEDUR HERNIA TIDAK TERMASUK INGUINAL &

FEMORAL (BERAT) 8.606.521 10.327.826 12.049.130 PROSEDUR APPENDIK RINGAN 3.773.712 4.528.455 5.283.197 PROSEDUR APPENDIK SEDANG 6.328.070 7.593.684 8.859.298 PROSEDUR APPENDIK BERAT 7.039.928 8.447.913 9.855.899 PROSEDUR HERNIA INGUINAL DAN FEMORAL RINGAN 4.936.274 5.923.529 6.910.784

PROSEDUR HERNIA INGUINAL DAN FEMORAL SEDANG 6.118.627 7.342.353 8.566.078 PROSEDUR HERNIA INGUINAL DAN FEMORAL BERAT 13.792.206 16.550.647 19.309.088 PROSEDUR INTESTINAL KOMPLEKS (RINGAN) 11.811.881 14.174.257 16.536.634 PROSEDUR INTESTINAL KOMPLEKS (SEDANG) 16.524.602 19.829.522 23.134.443 PROSEDUR INTESTINAL KOMPLEKS (BERAT) 27.564.912 33.077.895 38.590.877 PROSEDUR DUODENUM, ESOFAGUS & LAMBUNG NON

KOMPLEKS (RINGAN) 7.616.796 9.140.155 10.663.514 PROSEDUR DUODENUM, ESOFAGUS & LAMBUNG NON

KOMPLEKS (SEDANG) 10.686.366 12.823.639 14.960.912 PROSEDUR DUODENUM, ESOFAGUS & LAMBUNG NON

KOMPLEKS (BERAT) 19.662.538 23.595.046 27.527.554 PROSEDUR SISTEM PENCERNAAN LAIN-LAIN (RINGAN) 7.008.684 8.410.421 9.812.158

PROSEDUR SISTEM PENCERNAAN LAIN-LAIN (SEDANG) 8.595.014 10.314.017 12.033.020 PROSEDUR SISTEM PENCERNAAN LAIN-LAIN (BERAT) 14.254.003 17.104.804 19.955.605 PROSEDUR ANAL RINGAN 5.375.665 6.450.798 7.525.931 PROSEDUR ANAL SEDANG 7.708.497 9.250.196 10.791.896 PROSEDUR ANAL BERAT 8.821.948 10.586.338 12.350.728 TUMOR PENCERNAAN RINGAN 7.940.142 9.528.170 11.116.199 TUMOR PENCERNAAN SEDANG 12.621.845 15.146.214 17.670.583 TUMOR PENCERNAAN BERAT 14.879.312 17.855.174 20.831.037 GASTRITIS & ULKUS PEPTIKUM RINGAN 2.214.118 2.656.942 3.099.766 GASTRITIS & ULKUS PEPTIKUM SEDANG 3.193.591 3.832.310 4.471.028 GASTRITIS & ULKUS PEPTIKUM BERAT 4.949.042 5.938.850 6.928.659 GANGGUAN ESOFAGUS RINGAN 2.280.406 2.736.488 3.192.569 GANGGUAN ESOFAGUS SEDANG 3.973.799 4.768.559 5.563.319 GANGGUAN ESOFAGUS BERAT 7.154.052 8.584.863 10.015.673 DIVERTIKULITIS, DIVERTIKULOSIS DAN PENYAKIT

PERADANGAN USUS BESAR (RINGAN) 3.137.819 3.765.383 4.392.947 DIVERTIKULITIS, DIVERTIKULOSIS DAN PENYAKIT

PERADANGAN USUS BESAR (SEDANG) 4.021.116 4.825.339 5.629.562 DIVERTIKULITIS, DIVERTIKULOSIS DAN PENYAKIT

PERADANGAN USUS BESAR (BERAT) 6.258.186 7.509.823 8.761.460 INSUFISIENSI PEMBULUH DARAH GASTROINTESTINAL

RINGAN 2.489.057 2.986.868 3.484.680 INSUFISIENSI PEMBULUH DARAH GASTROINTESTINAL

SEDANG 3.341.161 4.009.393 4.677.625 INSUFISIENSI PEMBULUH DARAH GASTROINTESTINAL

BERAT 5.866.015 7.039.218 8.212.421 OBSTRUKSI SALURAN GASTROINTESTINAL RINGAN 2.600.337 3.120.405 3.640.472 OBSTRUKSI SALURAN GASTROINTESTINAL SEDANG 4.008.274 4.809.929 5.611.584 OBSTRUKSI SALURAN GASTROINTESTINAL BERAT 5.625.421 6.750.505 7.875.589 INFEKSI-INFEKSI GASTROINTESTINAL RINGAN 2.635.143 3.162.171 3.689.200 INFEKSI-INFEKSI GASTROINTESTINAL SEDANG 3.306.599 3.967.919 4.629.238 INFEKSI-INFEKSI GASTROINTESTINAL BERAT 4.443.663 5.332.395 6.221.128 NYERI ABDOMEN & GASTROENTERITIS LAIN-LAIN

(RINGAN) 2.804.510 3.365.412 3.926.314 NYERI ABDOMEN & GASTROENTERITIS LAIN-LAIN

(SEDANG) 3.968.865 4.762.638 5.556.411 NYERI ABDOMEN & GASTROENTERITIS LAIN-LAIN

(BERAT) 4.476.888 5.372.266 6.267.643 Deskripsi Kode INA-CBG Tarif Kelas 3 Tarif Kelas 2 Tarif Kelas 1

Tarif Pelayanan Kesehatan BPJS di Regional 3

untuk Rumah Sakit Kelas B (RAWAT INAP)

Tarif Pelayanan Kesehatan BPJS di Regional 3

untuk Rumah Sakit Kelas B (RAWAT INAP)

(13)

21

22

23

24

25

26

27

28

29

Kepala BPJS Kesehatan Batam

Fahrurozi

BPJS KESEHATAN

LEBIH BAIK

DIBANDING

JAMSOSTEK

fokus

W A W A N C A R A uf H id ay at /B at am P os

(14)

EDISI 44, MINGGU III JANUARI 2014

22

23

24

25

26

27

28

29

BPJS ITU BADAN. PRoDUKNYA JKN. HINggA HARI

Ke 15, BAgAIMANA PRoSeS PeNDAFTARAN

WAR-gA DI BATAM?

BPJS Kesehatan berlaku 1 Januari 2014. Pada tanggal itu, ada empat kelompok besar yang otomatis masuk BPJS, yaitu kelompok yang selama ini menjadi peserta Askes Sosial yakni PNS, pensiunan PNS termasuk dalam kelom-pok ini. Kelomkelom-pok kedua adalah mereka yang berasal dari peserta Jamkesmas miskin dan kurang mampu. Di Batam ada sekitar 181.071 jiwa. Itu sumber biaya dijamin oleh pemerintah melalui APBN.

Kelompok ketiga adalah TNI Polri. Selama ini mereka kelola sendiri melalui ASABRI. Itu pun akan diserahkan di BPJS Kesehatan pada 1 Januari. Kelompok 4 adalah peserta Jamsostek. Khusus di Batam, kelompok itu sudah dilaku-kan semacam integrasi dan migrasi data secara nasional.

Khusus untuk kelompok peserta lain atau kelompok peserta mandiri atau pekerja informal, itulah yang kita kategorikan sebagai pekerja mandiri. Mereka mampu membayar iuran sendiri. Mereka yang umumnya adalah pedagang, petani, yang mampu membayar secara mandiri. Itu per 1 Januari kami memberi mereka kesempatan untuk mendaftar. Untuk mendaftar ke kita cukup membawa KTP dan KK. Mereka juga memiliki premi yakni Rp22.500 per jiwa per bulan (III), Rp42.500 per jiwa per bulan (II), Rp59.500 per jiwa per bulan untuk kelas I.

Setelah kita membuka pendaftaran animo masyarakat tinggi sekali. Kami bisa menerbitkan hingga 250 kartu JKN. Itu untuk mandiri saja. Mekanismenya mereka mendaftar ke kita dan mengisi daftar isian. Dari daftar itu kami buat-kan nomor virtual account. Dengan nomor virtual account itu mereka membayar langsung iuran ke bank antara Mandiri, BNI, dan BRI. Kalau mereka selesai membayar, hari itu juga kita serahkan kartunya. Kartu ini saat mereka pegang bisa mereka pakai. Misalnya siang ini mereka bikin kartu ternyata malamnya mereka sakit sudah bisa dipakai. Biasanya di asuransi ada masa tunggu, kalau ini tidak ada masa tunggu.

SeMUA PeRUSAHAAN WAJIB MeNDAFTARKAN

KARYAWANNYA Ke BPJS?

Sesuai Perpres 111, paling lambat 2015 perusahaan su-dah harus mendaftar ke BPJS untuk kepegawaian.

ITU PeRUSAHAAN YANg DI LUAR JAMSoSTeK?

Iya, yang di luar Jamsostek dan punya asuransi sendiri. BPJS tidak bermaksud mematikan bisnis asuransi komer-sial lain. Silakan perusahaan memiliki asuransi perusahaan lain, tapi dia harus tetap menjadi anggota BPJS. Jadi kalau dia mau mencari asuransi lainnya, carilah yang benefit-nya yang lebih besar dari BPJS sehingga saat mereka ingin menggunakan benefit dari asuransi itu, BPJS akan

menang-Sejak berlaku tanggal 1 Januari

2014 lalu, Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS)

Keseha-tan dianggap sebagian kalangan,

sangat merepotkan. Ambil

con-toh, peserta Jamsostek yang akan

bermigrasi ke BPJS masih harus

mendaftar ulang, seperti layaknya

peserta baru. Selain itu, sosialisasi

tentang layanan yang ditanggung

BPJS juga terasa masih kurang.

Banyak peserta Jamsostek yang

tak lagi dilayani rumah sakit sejak

1 Januari.

Apa dan bagaimana sebenarnya

BPJS Kesehatan itu, Batam Pos

mewawancarai Fahrurozi, Kepala

BPJS Kesehatan Batam, pekan lalu.

Berikut petikannya:

EDITOR: YERMIA RIEZKY

email : majalah@batampos.co.id

fokus

(15)

23

24

25

26

27

28

29

Kami minta

daftarnya

itu untuk

memvalidasi saja.

Apakah memang daftar

yang diberikan sudah

semua pegawainya di

Batam sudah

dilampir-kan. Kita hanya

meregis-trasi, mendaftar ulang.

fokus

W A W A N C A R A

KARTU BPJS.

F. YUSUF HIDAYAT/BATAM POS

gung dan menjamin terlebih dahulu. Sisanya akan di-tanggung oleh asuransi.

UNTUK DI BATAM, APA YANg JADI KeNDALA

DALAM PeLAKSANAAN BPJS?

Ini merupakan satu hal yang baru, kami melihat masih ada beberapa hal yang perlu dikelola. Misalnya kepeser-taan dari Jamsostek. Sampai sekarang mereka masih bisa menggunakan kartu Jamsosteknya. BPJS-nya belum kita terbitkan, karena proses penyerahan data dari Jamsostek ke kita.

Kendala lain, meski kami tidak bisa bilang kendala, adalah membludaknya jumlah pendaftar. Kami harus membatasi per harinya, kalau tidak bisa sampai se-malam. Memang di luar dugaan juga karena animo masyarakat yang cukup tinggi. Sehari bisa mencapai 254. Kendala lain sekarang kita masih mendengar ada beber-apa di RS yang menolak karena kerancuan atau keraguan dari RS karena kartu BPJS belum ada, namun kita sudah menginfokan ke rumah sakit agar dilayani terlebih da-hulu. Itu eks Jamsostek, sampai terbit kartu BPJS-nya.

PeSeRTA JAMSoSTeK MeRASA RePoT KAReNA

HARUS MeMASUKKAN DATA LAgI. KeNAPA BISA

BegITU?

Kami dari BPJS tentunya menerima data dari Jam-sostek pada posisi terakhir di bulan Desember. Kami tahu mobilitas karyawan di perusahaan itu tinggi. Mis-alnya tiap hari bisa keluar masuk. Kami minta daftarnya itu untuk memvalidasi saja. Apakah memang daftar yang diberikan sudah semua pegawainya di Batam sudah dil-ampirkan. Kita hanya meregistrasi, mendaftar ulang.

UNTUK ASKeS DAN JAMKeSMAS, APAKAH

HAR-US MeLAKUKAN YANg SAMA?

Kalau itu tidak perlu. Pada saat kartu selesai, kita akan cetak kartu secara nasional. dengan jumlah PNS sebanyak 16 juta jiwa. Jamkesmas itu ada 18,6 juta jiwa, dicetak secara nasional. Untuk Jamkesmas, nanti kita koordinasi dengan lurah dan dan Kadis Kesehatan un-tuk penyebarannya. Kemudian unun-tuk PNS, kami akan mendistribusikan melalui instansinya masing-masing.

BAgAIMANA SoSIALISASINYA?

Sejak triwulan terakhir 2013 sudah kami lakukan. Yang pertama dengan peserta Askes kita terdahulu kami sampaikan bahwa akan ada pengalihan dari Askes ke BPJS. Kemudian bersama Dinas Kesehatan, pimpinan puskesmas, dengan lurah, camat, sudah beberapa kali kita lakukan. Dengan rumah sakit juga sudah. Dengan perusahaan atas bantuan Jamsostek sudah kami lak-sanakan. Kami juga sudah mengumpulkan HRD peserta

(16)

EDISI 44, MINGGU III JANUARI 2014

24

25

26

27

28

29

Jamsostek.

PeSeRTA JAMSoSTeK BANYAK YANg KeCeLe.

BANYAK MANFAAT YANg DULU DIDAPAT DI

JAM-SoSTeK, SeKARANg TIDAK LAgI. SeBeNARNYA

APA PeRBeDAAN LAYANAN ANTARA JAMSoSTeK

DAN BPJS?

Yang membedakan, dulu Jamsostek menggunakan tarif yang disebut fee for service. Pelayanan apapun dibayar. Sekarang pola pelayanan tarif yang kita gunakan meng-gunakan pola tarif INA-CBg’s. Itu merupakan produk dari Kementerian Kesehatan, bukan BPJS yang buat. Yang dis-ebut dengan pola tarif dimana dalam penentuan tarif ini, pendekatannya adalah pendekatan diagnosa. Ini memang sebagian rumah sakit yang menganggap tarif ini masih belum sesuai degan operasionalnya.

Rumah sakit ada asosiasi yang disebut dengan Persi. Mungkin Persi inilah yang bisa mengevaluasi apakah pola tarif yang digunakan oleh BPJSmenjadi beban RS atau tidak. Kalau menjadi beban mereka bisa mengusulkan secara nasional perbaikan tarif dan sebagainya.

Kita sebenarnya tidak berharap ada penurunan, justru kita ingin meningkatkan. Misalnya selama ini di Jamsostek mereka hanya berhak dirawat di kelas III, sekarang tidak lagi. Kita berikan mereka hak di kelas I dan II.

APAKAH BPJS MASIH MeNANggUNg CUCI

DARAH?

Kalau butuh cuci darah, bisa cuci darah. Setahu saya fasilitas cuci darah sekali jalan itu mencapai Rp800 ribu. Kemudian untuk operasi jantung, ini sampai rujukan di RS Harapan Kita. Di Harapan Kita tidak ada cost sharing biaya untuk operasi jantung. Untuk operasi jantung yang untuk persalinan juga kita masih mendukung.

Persalinan normal kita berikan paling tidak di pe-layanan tingkat pertama atau klinik yang sudah memiliki fasilitas untuk persalinan. Untuk persalinan menggunakan bantuan misalnya vakum, harus di rumah sakit. Sekarang tidak ada lagi pembatasan persalinan sampai sekian.

APAKAH ADA PeNANgANAN TeRTeNTU YANg

TIDAK DICoVeR BPJS?

Ada beberapa, tapi itu sifatnya yang tidak dijamin oleh asuransi. Misalnya, peserta yang tidak mengikuti prose-dur. Artinya tidak emergency tapi langsung ke rumah sakit tanpa ada rujukan.

Kedua, ada pelayanan yang menjadi tanggung jawab jaminan kecelakaan kerja. Itu tidak dilindungi oleh BPJS. Misalnya mulai berangkat dari rumah dan pulang ke rumah itu tanggungjawab Jamsostek. Itu ditentukan oleh rumah sakit. Ketiga adalah pe- layan-an ylayan-ang bersifat kosme-tikologi. Seperti operasi plastik untuk

me-mancungkan hidung dan sebagainya. Pelayanan untuk

mendapatkan keturunan, ortodontis, pelayanan

disebabkan narkoba dan alkohol, upaya bunuh diri, atau hobi-hobi yang berbahaya seperti panjat tebing atau balap motor.

Memang ada pembatasan tapi pembatasan itu bukanlah yang bisa ditanggung oleh asuransi.

BAgAIMANA PRoSeDUR PeMBeRIAN RUJUKAN?

Dalam kerja sama kita dengan klnik, ada beberapa klausul yang jadi hak dan kewajiban klinik. Mereka harus memberikan pelayanan sesuai dengan indikasi medis peserta yang terdaftar di dia. Dia berhak menolak peserta yang tidak terdaftar di dia.

Dalam sistem rujuk, ada diagnosa yang masih bisa didiagnosa di PPK 1, Itu tak bisa dirujuk. Kalau mereka dirujuk semua, pasti klinik untung, karena tak harus men-geluarkan obat. Tapi untuk kasus-kasus yang menurut si dokter tak lagi bisa ditangani sesuai dengan kompetensi yang mereka punya, silakan dirujuk di rumah sakit dengan menunjukkan ke poliklinik mana dia mau dirujuk. Namun tidak bisa sembarang karena tergantung ada tidaknya fasilitas itu di RS tersebut.

DI RegIoNAL 3 (BATAM MASUK RegIoNAL 3),

BISA DISeBUTKAN KeLAS-KeLAS RUMAH

SAKIT-NYA?

Kita tidak punya rumah sakit kelas A. Kelas C itu

Hara-fokus

W A W A N C A R A KANTOR BPJS di Ruko Kara Junction, Batam Centre, Rabu (15/1).

(17)

25

26

27

28

29

pan Bunda, Chamanta, dan Mutiaraaini. Kelas B itu RSAB , RSBK, RSoB, RSUD. yang D kita tak punya.

RUMAH SAKIT APA YANg BeLUM BeKeRJA SAMA?

Masih ada beberapa. Ada yang masih menjajaki, setelah tiga bulan evaluasi. Salah satunya adalah RS elizabeth. Mereka kan tidak melayani Jamsostek, Askes, dan Jamkes-mas sehingga mereka tidak otomatis bekerja sama dengan kita.

UNTUK JAMKeSMAS, ASKeS, JAMSoSTeK DARI

MANA MeReKA MeMBAYAR?

Askesos itu 5 persen dari gaji pokok, 3 persen dari pe-merintah, 2 persen dari gaji. Untuk Jamkesmas, iurannya ditanggung pemerintah dari APBN. Sementara eks Jam-sostek komposisi preminya 4,5 persen dari upah, 4 persen pemberi kerja dan 0,5 persen dari gaji. Itu untuk keluarga. Memang berbeda dengan Jamsostek yang ketika itu dibe-dakan antara keluarga dan bujangan.

UNTUK TARIFNYA, APAKAH ADA MoDeL

ReIM-BURSe?

Tidak ada lagi sistem reimburse. Semua akan diselesai-kan oleh BPJS kepada rumah sakit. Jadi peserta tidak perlu membayar dulu. Untuk rumah sakit yang tidak bekerja sama, mereka wajib melayani kalau kasus emergensi, tapi bebannya diklaimkan ke kita, bukan ke peserta.

BAgAIMANA CARA MeNgoNTRoL AgAR KLINIK

MeMBeRIKAN LAYANAN YANg SeSUAI KAReNA

BISA SAJA PeLAYANAN YANg DIBeRIKAN LeBIH

ReNDAH DARI STANDAR, SePeRTI PeNgURANgAN

oBAT?

Kontrol kita adalah mereka harus melaporkan ke kita setiap bulan angka kunjungan dan rujukan. Kita melihat jika angka rujukannya itu di atas 10 persen dari peserta yang daftar, pasti kami evaluasi karena berarti semua pe-serta dirujuk saja. Kecuali mereka bisa menjelaskan bahwa yang datang ke mereka penyakitnya memang sudah kro-nis.

Kedua, kita nanti mengharapkan masukan-masukan dan laporan dari masyarakat bahwa misal di klinik dokternya tidak ada atau kurang ramah, akan menjadi bahan untuk evaluasi. Saya berterima kasih kalau ada masyarakat yang menyampaikan keluhannya. ***

Kontrol kita adalah mereka

harus melaporkan ke kita

se-tiap bulan angka kunjungan

dan rujukan. Kita melihat jika

angka rujukannya itu di atas

10 persen dari peserta yang

daftar, pasti kami evaluasi

karena berarti semua peserta

dirujuk saja.

fokus

W A W A N C A R A KARYAWAN BPJS Batam (kiri) sedang melayani pendafaran peserta BPJS di Ruko Kara Junction, Batam Centre, Rabu (15/1).

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Islam sifat sabar dipandang sebagai salah satu sifat terpuji yang harus dimiliki oleh orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. Orang yang tidak sabar tidak

Tahap pembuatan strategi adalah suatu tahap yang paling menantang sekaligus menarik dalam proses manajemen strategik. Inti pokok dari tahap ini adalah menghubungkan organisasi dengan

1) Bagi laki-laki akan menikah disyaratkan harus berumur sekurang- kurangnya 18 tahun, sedangkan bagi perempuan 15 tahun. 2) Seorang perempuan yang umurnya urang dari 15

Tabel model summary menunjukkan bahwa nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0,633 yang berarti adanya korelasi antara variabel motivasi kerja dengan disiplin kerja sedangkan, (R

2013 Peringkat Kesejahteraan Rumah Tangga Nelayan Yang Dikepalai Perempuan (Studi Kasus Desa Malangrapat Kabupaten Bintan Kepulauan Riau). Terbit

Park and Ride diharapkan dapat menyediakan tempat yang cukup luas dan baik untuk menampung kendaraan pribadi, mengurangi kendaraan yang masuk ke kota karena diharapkan

Sampel penelitian ini adalah data korban kasus kecelakaan lalu lintas baik yang hidup maupun meninggal yang dilakukan pemeriksaan di RSUP Dr.. Sampel sesuai dengan