Kista
endometriosis
Oleh :
Orvillo Reginaldo
105070107001
Aulia Yasmin
115070100111081
Wildan Malik
115070107111066
Arwita Gustiningtyas W 115070107111013
SUPERVISOR:Endometriosis merupakan
keluhan ginekologi jinak yang
ditandai dengan adanya glandula
dan stroma endometrium di luar
letaknya yang normal.
LATAR BELAKANG
Endometriosis merupakan suatu penyakit yang
lazim menyerang wanita di usia reproduktif.
• 10-14% wanita usia reproduksi dan mengenai 40-60% wanita dengan dismenorhea dan 20-30% wanita subfertil
• Saudara perempuan dan anak perempuan dari wanita yang menderita endometriosis berisiko 6-9 kali lebih besar terkena • Endometriosis lebih sering ditemukan pada wanita yang tidak
Faktor resiko Diagno sis Tatalak sana Progn osis
TUJUAN
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS
Identitas Pasien • No. Reg. : 1114xxxx • Nama : Nn. FA • Umur : 17 tahun • Agama : Islam • Pendidikan : SMP • Pekerjaan : Pelajar • Suku : Jawa • Bangsa : Indonesia• Alamat : Jl. Kolonel Sugiono 7A Malang • Status : Belum menikah
Identitas Pasangan • Nama : -• Umur : -• Agama : -• Pendidikan : -• Pekerjaan :
-SUBYEKTIF
Keluhan Utama
•
Pasien kontrol ke RSSA post operasi
laparoskopi kistektomi D/S atas indikasi
kista cokelat atau kista endometriosis
Perjalanan Penyakit Saat Ini
•
Tidak ada hipertensi, tidak ada jantung
berdebar-debar, dan tidak ada mual serta muntah.
•
HPHT : 4 Oktober 2015
•
Menarche: 12 tahun
•
Siklus : 28 hari
•
Lamanya haid : 6 - 8 hari
•
Banyaknya haid : Sedang, ganti pembalut 2 – 4 x/
hari
•
Nyeri haid : ada
Riwayat Pernikahan
•
Belum menikah
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
•
Tidak ada
Riwayat Kontrasepsi
Riwayat Penyakit Dahulu
• Tidak ada riwayat penurunan berat badan
• Riwayat penyakit seperti hipertensi, DM, penyakit jantung, liver, dan asma disangkal oleh pasien
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat keluarga dengan keganasan disangkal
• Riwayat keluarga pasien memiliki penyakit seperti hipertensi, DM, penyakit jantung, liver, dan asma disangkal oleh pasien
Riwayat Ginekologi
• Pasien pertama datang ke poli karena keluhan nyeri di perut sebelah kanan bawah sejak 10 hari yang lalu (28 Oktober 2013)
• Pemeriksaan fisik pada pasien = T 120/90 N 100x/menit Abdomen : RLQ pain (+) dan psoas sign (+) dilakukan planning diagnosis berupa USG dan diberikan Diclofenac sebagai terapi simptomatis. Dari hasil USG didapatkan gambaran kista
• 31 Oktober 2013 -> Pasien datang ke RSSA dengan keluhan yang sama kemudian dilakukan anamnesis kembali, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (darah lengkap, USG gyn, USG Collor Dopler, foto thorax PA) dan direncanakan untuk laparoskopi kistektomi sambil konsul bagian anestesi dan kardiologi. Dari hasil USG didapatkan kista komplek di adnexa kanan-> kista terinfeksi dengan DDx : kista coklat. Laparotomi tidak dilakukan dikarenakan orang tua pasien menginginkan penundaan.
• 18 November 2013 pasien kontrol dengan kista coklat dengan keluhan nyeri perut bawah sebelah kanan dan nyeri perut saat menstruasi melakukan pemeriksaan USG, laboratorium lengkap, dan foto thorax PA
5 May 2014 pasien datang karena keluhan nyeri sendi lutut kanan dan kiri, 3 tahun didiagnosis juvenile Remathoid Arthritis, berat badan tidak turun, pertumbuhan normal -> konsul ke penyakit dalam 28 May 2015 pasien control post laparoskopi atas indikasi kista coklat. Objektif : KU baik, CM, lain lain dbn, RT TSA cukup dan hymen intak. Pro terapi Endrolin dan kie konsul ke bagian urologi 29 Juni 2015 pasien control post terapi endrolin. KU baik. Dilanjutkan
endrolin ke 2
3 Agustus 2015 pasien control ke 2 post endrolin. Dilanjutkan endrolin
ke 3
28 Agustus 2015 pasien kontrol. Dilanjutkan endrolin (Gnrh) ke 4 29 Oktober 2015 pasien control. KU baik. Dilanjutkan endrolin (Gnrh) ke
Riwayat Sosial
Hubungan pasien dengan keluarga baik. Pasien beragama Islam, rajin menjalankan shalat 5 waktu, dan berpuasa di bulan Ramadhan.
OBYEKTIF
• Keadaan umum : Baik• Kesadaran : Compos Mentis • Tekanan darah : 120/90 mmHg • Nadi : 80 x/menit, reguler • RR : 20 x/menit, dyspnea (-) • Suhu : 36,5o C
• Kepala dan leher : Anemis / , ikterik / -• pembesaran kelenjar getah bening / -• Thorax
Jantung : S1S2 tunggal, murmur (-)
Paru : v / v Rhonki / Wheezing / v / v / /
-v / -v - / - /
-• Abdomen : Flat, soefl, bising usus (+), bekas luka operasi (+)nyeri (-), shifting dullness (-)
Status Ginekologi
• Genitalia eksterna : v/v flux (-), fluor (-), edema (-), varises (-), pembengkakan kelenjar bartholini (-)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
•
Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil SatuanNilai Rujukan Dewasa Normal Hematologi Hemoglobin (HGB) 14,00 g/dl 11,4-15,1 Eritrosit (RBC) 4,83 106/µL 4,0-5,0 Leukosit (WBC) 7,01 103/µL 4,7-11,3 Hematokrit 39,30 % 38-42 Trombosit (PLT) 314 103/µL 142-424 MCV 81,40 fL 80-93 MCH 29,00 Pg 27-31 MCHC 35,60 g/dl 32-36 RDW 11,80 % 11,5-14,5 PDW 10,3 fL 9-13 MPV 9,5 fL 7,2-11,1 P-LCR 19,6 % 15,0-25,0 PCT 0,30 % 0,150-0,400 Hitung Jenis : Eosinofil 1,6 % 0-4 Basofil 0,1 % 0-1 Neutrofil 51,4 % 51-67 Limfosit 38,9 % 25-33 Monosit 8,0 % 2-5 Lain-lain - -
-Ultrasonografi (USG) Ginekologi
(18 November 2013)
• Vesika urinaria terisi cukup
• Uterus ukuran 7,2 cm x 4,6 cm • AP (S) : tampak massa kistik
berdiameter sekitar 5,3 cm, berdinding tebal, batas jelas, • Tidak tampak papil bersepta • Cairan bebas (-)
Pemeriksaan Dopler
(22 Januari 2015)
• Contour uterus normal. Posisi anteversi • Endometrium normal
• Tidak tampak mass pada uterus
• Tampak small cyst pada adnexa dextra : 53 x 36 mm
• pada adnexa sinistra : 33 x 37 mm
• Flow Velocity pada dinding cyst = Pi = 1,91 — RI= 0,79
• Tidak tampak tanda-tanda neurovaskularisasi
ASSESSMENT
•
Post operasi laparoskopi kistektomi D/S atas indikasi
kista endometriosis
PLANNING
•
PDx. :
-•
PTx. : injeksi endrolin 6 siklus
•
PMo : Vital sign dan keluhan subyektif
•
PEdu : KIE (Komunikasi, Infomasi, Edukasi)
pasien dan
keluarga tentang:
1.Kondisi pasien saat ini
2.Efek samping dan komplikasi dari
pengobatan
Faktor Resiko
•
Apa saja faktor resiko kista cokelat/ kista
edometriosis pada pasien ini?
Diagnosis
•
Bagaimana cara menegakkan kista cokelat/
kista edometriosis pada pasien ini?
Tatalaksana
•
Bagaimana manajemen dan penatalaksanaan
kista coklat/ kista endometriosis pada pasien
ini?
Prognosis
•
Bagaimana prognosis kista coklat pada
pasien ini?
definisi...
• Endometriosis
merupakan keluhan ginekologi jinak yang sering
didertia oleh perempuan usia reproduksi yang ditandai
dengan adanya glandula dan stroma endometrium di luar
letaknya yang normal.
•
Endometriosis merupakan penyakit yang pertumbuhannya
tergantung pada hormon estrogen.
• Endometriosis
merupakan keluhan ginekologi jinak yang sering
didertia oleh perempuan usia reproduksi yang ditandai
dengan adanya glandula dan stroma endometrium di luar
letaknya yang normal.
•
Endometriosis merupakan penyakit yang pertumbuhannya
tergantung pada hormon estrogen.
EPIDEMIOLOGI
•
Endometriosis terjadi pada 10-14% wanita usia
reproduksi dan mengenai 40-60% wanita dengan
dismenorhea dan 20-30% wanita subfertil.
•
Endometriosis menyebabkan nyeri panggul kronis
berkisar 70%.
•
Risiko untuk menjadi tumor ovarium adalah 15-20%,
•
angka kejadian infertilitas berkisar 30-40%, dan
ETIOLOGI
1. Teori retrograde menstruasi
•
Disebut teori implantasi jaringan endometrium yang
viable (hidup).
•
Teori ini didasari atas 3 asumsi, yaitu
a. Darah haid berbalik melewati tuba falopi,
b. Sel-sel endometrium yang mengalami refluks
tersebut hidup dalam rongga peritoneum, dan
menempel ke peritoneum.
2. Teori metaplasia soelomik
• Berasal dari perubahan metaplasia spontan sel-sel mesotelial yang berasal dari epitel soelom (terletak dalam peritoneum dan pleura). 3. Teori transplantasi langsung
• Transplantasi langsung jaringan endometrium pada saat tindakan yang kurang hati-hati, seperti saat SC, operasi bedah lain, atau perbaikan episiotomi
4. Teori Genetik dan Imun
- 6-7 kali lebih sering : hubungan keluarga ibu dan anak
- gangguan respon imun pembuangan debris pada darah haid yang membalik tidak efektif.
- Makrofag terdapat dalam cairan peritoneum dan jumlah serta aktifitasnya meningkat teraktivasi sitokin yang merangsang proliferasi dari endometrium ektopik dan menghambat fungsi
pemakannya.
- Aktifitas sitotoksik menurun dan lebih jelas terlihat pada stadium endometriosis lanjut
5. Faktor Endokrin
Perkembangan dan pertumbuhan endometriosis tergantung kepada estrogen (estrogen-dependent disorder).
Penyimpangan sintesa dan metabolisme estrogen implikasi patogenesa endometriosis.
MANIFESTASI KLINIS
1. Peritoneal endometriosis
2. Ovarian Endometrial Cysts
(Endometrioma)
3. Deep Nodular Endometriosis
•
Derajat endometriosis berdasarkan
skoring dari Revisi AFS
MANIFESTASI KLINIS
Gejala endometriosis :
• dismenore parah (severe dysmenorrhea), • dispareunia dalam (deep dyspareunia), • nyeri pelvik kronis,
• Infertilitas,
• dyschezia (nyeri atau defaecation)
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
ANAMNESIS
•
Identitas (Nama lengkap, Alamat, Nomor telepon, Usia/
tanggal lahir, Pendidikan, Pekerjaan, dll)
•
Status perkawinan, Jumlah dan lama perkawinan, Umur
pertama kali kawin
•
Identitas suami
•
Keluhan utama
•
Riwayat penyakit sekarang
• Riwayat obstetri • Riwayat haid
• Riwayat nyeri perut (sifat nyeri, sejak kapan)
• Riwayat keputihan (sejak kapan, bau atau tidak, warna, gatal dan keterangan tambahan lain)
• Riwayat keadaan umum (penurunan atau penambahan berat badan, miksi, dan defekasi)
• Riwayat operasi/ penyakit/ pengobatan • Riwayat kesehatan keluarga
•
Pemeriksaan
fisik
genital
eksternal
biasanya normal.
•
Secara umum, uji fisik mempunyai
sensitivitas, spesifisitas, dan nilai prediktif
yang relatif lebih rendah daripada
diagnosis endometriosis dengan standar
emas operasi .
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Gambaran Radiografi • USG • MRI • Pemeriksaan serum CA 125 • Bedah Laparoskopi• Pemeriksaan Patologi Anatomi
GOLD STANDART
Pemeriksaan gold standart untuk mendiagnosis kista endometriosis/ kista coklat :
Laparoskopi dan pemeriksaan Histologi
Dapat menentukan keparahan penyakit dan memperlihatkan orang-organ yang terlibat
• kista perdarahan ovarium • ovarian dermoid cyst
• cystic neoplasm • abses tubo-ovarian
TATALAKSANA
Endometriosis bisa diterapi dengan medika mentosa dan atau pembedahan. Pengobatan endometriosis bertujuan untuk menghilangkan nyeri dan/ atau memperbaiki fertilitas (Wellbery, 2015, Kapoor, 2009, Stoppler, 2009).
ALGORITMA PENATALAKASANAAN
ENDOMETRIOSIS
TERAPI INTERVAL
•
Terapi medis pil kontrasepsi oral kombinasi,
danazol, agen progestational, dan analog GnRH.
•
memiliki efek yang sama untuk mengurangi nyeri
•
Pil kontrasepsi oral kombinasi berperan dalam
supresi ovarium dan memperpanjang efek progestin
•
progesteron berperan dalam desidualisasi dan atrofi
endometrium
•
Danazolber peran untuk menghambat siklus
follicle-stimulating hormone (FSH) and luteinizing hormone
(LH)
TERAPI BEDAH
•
Konservatif (jika fungsi reproduksi berusaha
dipertahankan)
•
Semi Konservatif (jika kemampuan reproduksi
dikurangi tetapi fungsi ovarium masih ada)
•
Radikal (jika uterus dan ovarium diangkat secara
keseluruhan).
•
Usia, keinginan untuk memperoleh anak lagi,
perubahan kualitas hidup, adalah hal-hal yang
menjadi pertimbangan ketika memutuskan suatu
jenis tindakan operasi
PROGNOSIS
• Endometriosis dapat mengalami rekurensi kecuali telah dilakukan dengan histerektomi dan ooforektomi bilateral.
• Angka kejadian rekurensi endometriosis setelah dilakukan terapi pembedahan adalah 20% dalam waktu 5 tahun.
• Ablasi komplit dari endometriosis efektif dalam menurunkan gejala
nyeri sebanyak 90% kasus
• Pada kasus infertilitas, keberhasilan tindakan bedah berhubungan dengan tingkat berat atau ringannya penyakit. Pasien dengan endometriasis sedang memiliki peluang untuk hamil sebanyak 60%, sedangkan pada kasus-kasus endometriosis yang berat
keberhasilannya hanya 35%.
FAKTOR RESIKO KISTA
COKLAT
•
Wanita usia
reproduktif
•
Menarke usia dini
•
Siklus menstruasi
banyak dan lama
•
Riwayat Keluarga
•
Mutasi genetik
• Wanita usia reproduktif (+) • Menarke usia dini (-)
• Siklus menstruasi normal
• Riwayat Keluarga tidak diketahui • Mutasi genetik tidak diketahui
ANAMNESIS
•
Dysmenorrhea
•
Nyeri pelvis kronis
•
Dyspareunia
•
Subfertilitas
•
Diskezia
•
Riwayat haid:
banyak dan lama
• Dysmenorrhea (+) • Nyeri pelvis kronis (+)
• Dyspareunia (?) belum menikah
• Subfertilitas (?) belum menikah
• Riwayat haid : sedang
PEMERIKSAAN FISIK
•
Genital eksternal biasanya
normal
•
Inspeksi biasanya normal
•
Palpasi biasanya normal
Pemeriksaan fisik
mempunyai sensitivitas,
spesifisitas, dan nilai prediktif
yang relatif lebih rendah
daripada diagnosis
endometriosis dengan
standar emas operasi .
• Genital ekstrernal normal • Inspeksi normal
• Palpasi normal
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
USG
•
Terdeteksi apabila
endometriosis > 1
centimeter
Laparoskopi
•
Lesi aktif baru merah
terang, lesi aktif lama coklat
kehitaman
Patologi Anatomi
•
Didapatkan adanya kelenjar
dan stroma endometrium
USG
• Kista kompleks di adnexa kanan kista coklat
Laparoskopi
• Lesi coklat kehitaman
Patologi Anatomi
• Didapatkan adanya kelenjar dan stroma endometrium
TATALAKSANA
• Laparoskopi
kistektomi
• Pasca operasi, jika
masih didapatkan jaringan
endometriosis maka direncanakan
pemberian GnRH agonist yakni injeksi endrolin 1 bulan
sekali selama 6 bulan
TEORI
PROGNOSIS
Endometriosis merupakan penyakit yang progresif, jarang menjadi keganasan
dan tidak secara langsung menyebabkan kematian
Pengobatan nyeri (simtomatik) dapat menggunakan NSAID dan pil kontrasepsi
kombinasi
Pembedahan konservatif dapat digunakan untuk mengangkat semua sarang
endometriosis dan melepaskan perlengketan dan memperbaiki kembali struktur anatomi reproduksi.
Pembedahan radikal dengan histerektomi dan bilateral salfingo-oovorektomi
dapat mengurangi rasa nyeri secara maksimal dan direkomendasikan pada perempuan yang sudah tidak berencana memiliki anak
KESIMPULAN
• Berdasarkan identitas dan hasil anamnesis pada pasien ini, tidak
didapatkan kelainan pada siklus menstruasi yang dapat menjadi faktor resiko kista coklat atau endometriosis. Diperkirakan terdapat faktor keturunan yang tidak diketahui
• Penegakan diagnosis dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan lab, USG, USG
Dopler, dan bedah laparoskopi.
• Tatalaksana pada pasien ini berupa operasi laparoskopi dan injeksi
endrolin setelah operasi disertai kontrol teratur untuk mengetahui adanya perkembangan dan kemungkinan adanya efek samping dari pengobatan • Prognosis pada pasien ini cukup baik karena segera dilakukan
penanganan, namun gangguan infertilitas dapat menjadi ancaman jika pasien sudah berkeluarga dan ingin memiliki keturunan.