• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIK. tugas-tugas yang mesti dijalankan dalam mengasuh anak(lestari, 2012).Peran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORETIK. tugas-tugas yang mesti dijalankan dalam mengasuh anak(lestari, 2012).Peran"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORETIK 1.1 Pengertian Peran Orang Tua

Peran orang tua adalah cara-cara yang digunakan oleh orang tua mengenai tugas-tugas yang mesti dijalankan dalam mengasuh anak(Lestari, 2012).Peran orang tua terhadap anak harus benar-benar dijalankan sesuai dengan tugas-tugas yang semestinya dilakukan oleh orang tua, karena cara yang dilakukan oleh orang tua menjadi pegangan bagi anak tersebut.

Peran orang tua dalam memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya memang tidak diragukan lagi. Banyak peran orang tua dalam mendukung pendidikan anak-anaknya. Salah satunya adalah mendamping anak-anak saat melakukan proses pembelajaran daring dirumah.

Peran orang tua sangat penting dalam memberikan kasih sayang dan perhatian kepada anaknya. Dalam mendidik anak sebaiknya kita terapkan keteladanan yang baik, nasehat yang baik,bimbingan yang baik, mengingatkan kesalahan-kesalahan anak, dan memberi pemahaman-pemahaman kepada anak. Jika terdapat kesalahan anak sebaiknya orang tua tidak memarahinya atau pun memberi hukuman fisik, namun memberikan peringatan ataupun nasehat agar tidak mengulanginya. Dengan demikian peran dan kewajiban orang tua dalam membina anaknya meliputi, memberikan pendidikan, memperhatikan kesulitan-kesulitan anak dalam belajar, menyediakan fasilitas belajar dan memberikan motivasi (Emilia, 2019).

Dari pernyataan diatas, maka peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan peserta didik dalam belajar. Pendidikan orang tua,

(2)

pendapatan orang tua, perhatian orang tua, kerukunan keluarga, situasi rumah, semua itu mempengaruhi pencapaian hasil belajar peserta didik.

1.2 Bentuk-Bentuk Peran Orang Tua

Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa esensi pendidikan merupakan tanggung jawab keluarga, sedangkan sekolah hanya berpartisipasi(Dewantara, 2011). Orang tua memiliki peran yang sangat besar untuk mempengaruhi anaknya saat peka terhadap pengaruh luar.

Orang tua adalah sosok yang seharusnya mengetahui dan mengatur kapan dan bagaimana anak belajar sebaik-baiknya. Adapun bentuk-bentuk peran orang tua (Government, 2020)antara lain:

a. Sebagai mitra sekolah, orang tua harus:

1) Berperan aktif dalam pendidikan anak-anak mereka;

2) Memahami kebutuhan anak-anak mereka dan berperan aktif dalam membantu sekolah;

3) Bekerja sama dengan sekolah dan orang tua lain untuk kepentingan pendidikan anak-anak mereka; Musyawarah (2013)bahwa keterlibatan orang tua dalam layanan pendidikan adalah bentuk peran serta orang tua dalam membantu proses pendidikan anaknya baik dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah. Pendapat lain tentang definisi keterlibatan orang tua telah disampaikan oleh White and Coleman (2000)mereka mendefinisikan keterlibatan orang tua sebagai berbagai aktifitas yang dilakukan orang tua dan guru baik di sekolah maupun di rumah sebagai cara mereka bekerjasama untuk mendukung pendidikan anak.

(3)

4) Mendukung kebijakan sekolah yang disepakati;

5) Menyadari hak dan tanggung jawab mereka terkait dengan pendidikan anak-anak mereka dan bagaimana hak dan tanggung jawab tersebut tercermin dalam kebijakan dan praktik sekolah. Ayah dan ibu memiliki hak yang sama dalam mengelola rumah tangga terutama dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya(Amalia, 2016)

6) Memberikan pendapat dan saran untuk perbaikan sekolah

b. Sebagai klien sekolah, orang tua harus diberikan informasi yang lengkap terkait dengan:

1) Pendidikan yang diberikan kepada anak-anak mereka; 2) Kinerja anak selama belajar dan bagaimana penilaiannya; 3) Kinerja sekolah dan bagaimana penilaiannya;

4) Hal-hal lain yang berkaitan dengan perkembangan pendidikan anak-anaknya

c. Sebagai pengambil keputusan di sekolah, orang tua hendaknya:

1) Memberikan suara atau mencalonkan diri untuk pemilihan ketua komite sekolah, dan

2) Memberikan pandangan tentang apa yang dilakukan sekolah dan memberikan saran tentang bagaimana seharusnya sekolah itu dijalankan d. Sebagai pengajar di rumah, orang tua harus memberikan perhatian dan

bimbingan dasar menuju perilaku yang baik dan perkembangan umum anak mereka. Mereka harus memberi tahu staf sekolah tentang kemajuan anak-anak mereka dan peristiwa penting yang dapat mempengaruhi pembelajaran anak-anak mereka.

(4)

Jadi setiap orang tua memiliki cara yang berbeda-beda dalam mendidik anak-anak mereka. Ada orang tua yang mendidik dengan cara yang lemah lembut, ada yang mendidik dengan cara yang kasar, dan bahkan ada orang tua yang mendidik anaknya untuk mandiri. Itu semua dilakukan orang tua untuk kebaikan anak mereka.

Peranan orang tua sebagai pendidik menurut Salahudin (2011)adalah: 1. Korektor, yaitu kemampuan memilih perbuatan yang baik dan yang buruk bagi

anak.

2. Inspirator, yaitu memberikan ide-ide postif bagi pengembangan kreativitas anak

3. Informator, yaitu memberikan ragam informasi dan kemajuan ilmu pengetahuan kepada anak agar menambah wawasan anak.

4. Organisator, yaitu memiliki kemampuan mengelola kegiatan pembelajaran anak dengan baik dan benar

5. Motivator, yaitu mendorong anak semakin aktif dan kreatif dalam belajar. Menurut Slameto (2010)bahwa orangtua memiliki andil dalam mendukung keberhasilan anaknya terutama dalam hal memotivasi anaknya dalam belajar. Motivasi yang diberikan oleh orangtua kepada anak tidak hanya sebatas ucapan, tetapi juga dalam bentuk lain sehingga mampu mebangkitkan semangat dan motivasi belajar anak.

6. Inisiator, yaitu memilki pencetus gagasan bagi pengembangan dan kemajuan pendidikan anak

7. Fasilitator, yaitu menyediakan fasilitas pendidikan dan pembelajaran bagi kegiatan belajar anak. Dalam belajar mengajar orang tua menyediakan berbagai

(5)

fasilitas seperti media, alat peraga, termasuk menentukan berbagai jalan untuk mendapatkan fasilitas tertentu dalam menunjang program belajar anak. Orang tua sebagai fasilitator turut mempengaruhi tingkat prestasi yang dicapai anakUmar (2015)Salah satunya yaitu menyediakan lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan belajar merupakan sumber belajar yang berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran (Slameto, 2012) 8. Pembimbing, yaitu membimbing dan membina anak ke arah kehidupan yang

bermoral, rasional, kepribadian luhur sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam dan semua norma yang berlaku di masyarakat.

Dengan demikian, peran orang tua sangat penting terhadap perkembangan anak. Peranan orang tua sangat besar dalam mendidik, membina, memotivasi, dan membesarkan anak agar dapat menjadi pribadi yang baik. Motivasi tersebut dapat berasal dari dalam diri anak (intrinsik) dan dari luar diri (ekstrinsik).

2.3 Pengertian Minat

Minat adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan, minat merupakan dorongan atau keinginan dari diri seseorang terhadap obyek tertentu. Minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu aktivitas/objek tertentu tanpa perasaan terpaksa. Minat menempati tingkat paling dasar dari tingkatan afektif yang lain. Adapun urutanya adalah minat, apresiasi, sikap, nilai dan yang tertinggi adalah kebiasaan (Yuliana, 2017).

Minat pada dasarnya adalah sikap menerima akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar pula ketertarikan terhadap aktivitas/objek tersebut. Minat belajar siswa dapat dicapai dengan cara memberi hubungan antara bahan

(6)

pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu dan menguraikan kegunaannya bagi siswa dimasa yang akan datang. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas/objek akan memperhatikan itu secara konsisten dengan perasaan senang.

Lingkungan yang baik dan sehat dapat mendorong siswa untuk memiliki kegairahan dan keinginan belajar. Siswa akan cenderung kurang berminat ataupun kurang kosentrasi untuk belajar jika kondisi yang dihadapi kurang mendukung. Memacu minat belajar pada setiap pembelajaran itu penting, terlebih dalam pelaksanaan pembelajaran matematika yang bagi sebagian siswa kurang diminati. Jika siswa kurang berminat mempelajari matematika maka kemampuan siswa di bidang matematika akan terhambat (Pasaribu, 2017).

2.4 Indikator Minat

Indikator minat ada empat, yaitu: a. Perasaan senang, b. Ketertarikan siswa, c. Perhatian siswa, dan d. Keterlibatan siswa(Slameto, 2010).Indikator tersebut sebagai berikut:

a. Perasaan senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu mata pelajaran atau proses pembelajaran akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya dengan perasaan tidak terpaksa pada anak.

b. Ketertarikan siswa

Ketertarikan siswa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong siswa untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

(7)

c. Perhatian siswa

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas siswa terhadap pengamatan dengan mengesampingkan kegiatan laindari pada siswa itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.

d. Keterlibatan siswa

Ketertarikan siswa terhadap suatu objek akan mengakibatkan siswa menjadi senang dan tertarik untuk melakukan kegiatan dari objek tersebut. Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa minat merupakan rasa lebih suka atau lebih tertarik terhadap suatu aktivitas/objek tertentu. Minat dapat juga dikatakan sebagai suatu keinginan atau kemauan yang merupakan dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tanpa adanya paksaan dari luar dirinya. Jadi minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir seperti bakat, melainkan diperoleh kemudian.

Menurut Slameto (2010) peran orang tua dalam menumbuhkan minat anak adalah sebagai berikut:

a. Memberikan perhatian

b. Mengenal kesulitan anak dalam belajar c. Menyediakan fasilitas belajar anak

Menurut Djamarah (2011) ada beberapa macam cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk membangkitkan minat siswa yaitu: 1) membandingkan adanya

(8)

suatu kebutuhan pada diri anak didik, sehingga dia rela belajar tanpa paksaan ; 2) menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah menerima bahan pelajaran, 3) memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif, 4) menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik.

2.5 Fungsi Minat Belajar

Fungsi minat adalah untuk menggerakkan atau mengubah seseorang agar timbul keinginan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Adapun fungsi minat menurut Ngalim (2007)yaitu:

a. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan belajar

Kesulitan belajar tersebutakan menimbulkan rasa rendah diri terhadap diri anak. Sikap anak terhadap kesulitan atau hambatan ini sebenarnya banyak bergantung pada keadaan dan sikap lingkungan. Sehubungan dengan peranan motivasi sangat penting dalam upaya menciptakan kondisi tertentu yang lebih kondusif bagi mereka untuk berusaha agar memperoleh keunggulan.

b. Pendorong tercapainya prestasi

Minat dapat mendorong usaha dalam pencapaian prestasi. Seseorang yang berusaha karena adanya minat yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari dengan adanya minat, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.

(9)

Intensitas minat seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian presatasi belajarnya.

Minat belajar juga turut memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa, Minat belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika itu sendiri perlu ditumbuhkan dalam diri siswa karena ketika siswa berminat dengan matematika tentunya ia memperhatikan dan selalum mencoba untuk mempelajari lebih tentang matematika sehingga nilai matematikanya pun pastinya jauh lebih baik dibanding anak yang tidak memiliki minat belajar sama sekali terhadap mata pelajaran matematika tentunya. Minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat belajar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi belajar yang rendah.

Dari uraian di atas maka ada dua fungsi minat dalam belajar Pertama, sebagai kebutuhan dalam mengatasi kesulitan belajar, jika seseorang mengalami kesulitan belajar maka kemungkinan anak tersebut kurang berminat dalam pelajaran tersebut. Sehingga untuk mengatasinya anak tersebut harus ditumbuhkan minatnya dalam belajar jadi anak tersebut tidak kesulitan lagi dalam mengikuti pelajaran. Kedua pendorong tercapainya prestasi, jika seseorang melakukan sesuatu karena dia berminat terhadap sesuatu itu. Maka secara otomatis seseorang tersebut akan melakukan hal itu dengan maksimal yang nantinya akan memperoleh hasil atau prestasi yang baik.

(10)

2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar

Minat belajar peserta didik sangat menentukan keberhasilannya dalam proses belajar. Menurut Fuad and Zuraini Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar, antara lain sebagai berikut:

a. Faktor dalam diri siswa (Internal)

Faktor dalam diri siswa (internal) merupakan faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta didik yang berasal dari peserta didik sendiri. Faktor dari dalam diri siswa terdiri dari:

1) Aspek Jasmaniah

Aspek jasmaniah mencakup kondisi fisik atau kesehatan jasmani dari individu siswa. Kondisi fisik yang prima sangat mendukung keberhasilan belajar dan dapat mempengaruhi minat belajar. Namun jika terjadi gangguan kesehatan pada fisik terutama indera penglihatan dan pendengaran, otomatis dapat menyebabkan berkurangnya minat belajar pada dirinya.

2) Aspek Psikologis (kejiwaan)

Aspek psikologis (kejiwaan) meliputi perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat, dan motif. Pada pembahasan berikut tidak semua faktor psikologis yang dibahas, tetapi hanya sebagian saja yang sangat berhubungan dengan minat belajar. b. Faktor dari luar siswa (Eksternal)

Faktor dari luar diri siswa meliputi: 1) Keluarga

(11)

Keluarga memiliki peran yang besar dalam menciptakan minat belajar bagi anak. Seperti yang kita tahu, keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama bagi anak. Cara orang tua dalam mengajar dapat mempengaruhi minat belajar anak. Orang tua harus selalu siap sedia saat anak membutuhkan bantuan terlebih terhadap materi pelajaran yang sulit ditangkap oleh anak. Peralatan belajar yang dibutuhkan anak, juga perlu diperhatikan oleh orang tua. Dengan kata lain, orang tua harus terus mengetahui perkembangan belajar anak pada setiap hari. Suasana rumah juga harus mendukung anak dalam belajar, kerapian dan ketenangan di dalam rumah perlu dijaga. Hal tersebut bertujuan agar anak merasa nyaman dan mudah membentuk konsentrasinya terhadapa materi yang dihadapi.

2) Sekolah

Faktor dari dalam sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber belajar, media pembelajaran, hubungan siswa dengan temannya, guru-gurunya dan staf sekolah serta berbagai kegiatan kokurikuler. Pengetahuan dan pengalaman yang diberikan melalui sekolah harus dilakukan dengan proses mengajar yang baik. Pendidik menyelenggarakan pendidikan dengan tetap memperhatikan kondisi anak didiknya. Dengan demikian, anak tercipta situasi yang menyenangkan dan tidak membosankan dalam proses pembelajaran.

(12)

Lingkungan masyarakat meliputi hubungan dengan teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan lingkungan tempat tinggal. Kegiatan akademik, akan lebih baik apabila diimbangi dengan kegiatan di luar sekolah. Banyak kegiatan di dalam masyarakat yang dapat menumbuhkan minat belajar anak. Seperti kegiatan karang taruna, anak dapat belajar berorganisasi di dalamnya.

2.7 Upaya dalam menumbuhkan minat anak

MenurutPasaribu (2017), ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar anak sehingga anak dapat termotivasi dengan sendirinya. Motivasi yang diberikan berupa:

1. Pemberian perhatian

Perhatian yang diberikan orang tua kepada anak dapat berpengaruh terhadap motivasi belajarnya. Misalnya pada saat anak melaksanakan pembelajaran secara daring hendaknya orang tua menanyakan apa saja kesulitan anak.

2. Pemberian hadiah

Pemberian hadiah dilakukan orang tua jika anak berhasil melakukan suatu kegiatan. Hadiah tersebut pada umumnya berupa benda kesukaan anak. Dengan begitu anak akan selalu termotivasi dan terus giat dalam belajar 3. Pemberian penghargaan

Pemberian penghargaan diberikan oleh orang tua untuk memberikan penguatan dari dalam diri anak.

(13)

Hal ini dimaksudkan sebagai pendorong atau penggerak agar anak dapat belajar sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dalam rangka meningkatkan prestasi belajarnya terutama pada pembelajaran secara daring ini.

Dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring guru mencoba untuk memanfaatkan ilmu teknologi untuk menyikapi masalah pembelajaran jarak jauh dengan cara memberikan materi serta tugas pelajaran melalui online. Namun hal tersebut tidaklah selalu berjalan dengan baik, terdapat banyak kendala dalam pelaksanaannya, seperti kuota dan sinyal yang tak memadai, bahkan beberapa pelajar tidak mempunyai penunjang Handphone yang baik, dan hal ini mengakibatkan materi pembelajaran tidak tersampaikan dengan baik, sehingga banyak pelajar yang kurang mengerti dan merasa tidak terbimbing dengan baik dalam memahami pelajaran di sekolah.

2.8 Pembelajaran Daring

Pembelajaran dapat diartikan sebagai aktivfitas menyampaikan informasi dari pengajar kepada pelajar. Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi antara pendidik dengan peserta didik (Azhar: 2011).

Pembelajaran daring saat ini dikenal pada kalangan masyarakat dan akdemik dengan istilah pembelajaran online. Istilah lain yang sangat dikenal masyarakat adalah pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang berlangsung dengan pemanfaatan jaringan internet dimana pendidik dan peserta didik tidap bertatap muka secara langsung (Isman: 2016).

Sedangkan menurut Meidawati (2019) pembelajaran daring dapat dipahami sebagai pendidikan formal yang diselenggarakan oleh sekolah dimana

(14)

guru dan peserta didiknya berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya.

2.9 Peran orang tua selama pembelajaran secara daring

Peran orang tua sangat dibutuhkan sebagai pengganti guru di rumah dalam membimbing anaknya selama proses pembelajaran secara daring. Menurut Winingsih (2020) terdapat empat peran orang tua selama Pembelajaran secara daring yaitu:

1. Orang tua memiliki peran sebagai guru di rumah, yang di mana orang tua dapat membimbing anaknya dalam belajar secara jarak jauh dari rumah. 2. Orang tua sebagai fasilitator, yaitu orang tua sebagai sarana dan pra-sarana

bagi anaknya dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh.

3. Orang tua sebagai motivator, yaitu orang tua dapat memberikan semangat serta dukungan kepada anaknya dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga anak memiliki semangat untuk belajar, serta memperoleh prestasi yang baik.

4. Orang tua sebagai pengaruh atau director.

Selain itu, ada beberapa peran yang dapat dilakukan orang tua selama pembelajaran secara daring yaitu sebagai berikut:

1. Menyediakan alat peraga

Menurut Arsyad (2013) Alat peraga adalah media alat bantu pembelajaran dengan segala macam benda yang digunakan untuk memperagakan materi pelajaran.

Kelebihan penggunaan alat peraga menurut Nana (2002) adalah sebagai berikut :

(15)

a. Menumbuhkan minat siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik b. Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah

memahaminya.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan

d. Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti: mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.

2. Sebagai pengawas

peran orang tua benar-benar dimurnikan kembali sebagai pendidik, keterlibatan orang tua dalam pengawasan kegiatan belajar, sumber belajar utama bagi anak, otoritas orang tua memberikan pengajaran kepada anak sesuai materi dari guru, dan menjalankan perannya sebagai guru pengganti selama kegiatan belajar dari rumah (Epstein & Becker, 2018). Orang tua sebagai pengganti guru hanya mengawasi anak dalam belajar sesuai yang tertuang dalam Permendikbud No. 81A lampiran IV tentang Implementasi Kurikulum 2013 bahwa pembelajaran berpusat pada siswa (Nuh, 2013). 3. Sebagai korektor

Peran orang tua adalah sebagai korektor yaitu kemampuan memilih perbuatan yang baik dan yang buruk bagi anak(Salahudin, 2011).

4. Sebagai perantara

Orang tua harus bertindak sebagai mediasi (perantara, penengah) dalam hubungan kekeluargaan, kemasyarakatan terutama dengan sekolah dan anaklah yang menjadi pelaku utama yang diberikan peran penting (Ningsih, 2013).

(16)

5. Sebagai pembimbing

Salahudin (2011) bahwa peran orang tua salah satunya yaitu sebagai pembimbing yaitu membimbing dan membina anak ke arah kehidupan yang bermoral, rasional, kepribadian luhur sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam dan semua norma yang berlaku di masyarakat.

6. Sebagai pembina

Peran dan kewajiban orang tua dalam membina anaknya meliputi, memberikan pendidikan, memperhatikan kesulitan-kesulitan anak dalam belajar, menyediakan fasilitas belajar dan memberikan motivasi(Emilia, 2019).

7. Sebagai model

Minat anak dapat dikembangkan apabila dilakukan dengan metode-metode yang tepat, misalnya dengan perlakuan metode demontrasi dengan tujuan untuk mempengaruhi perhatian anak lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari serta pengalaman dan kesan sebagai hasil penambahan lebih melekat pada diri anak (Lucy, 2010). Semua orang dewasa dapat menjadi model bagi anak: guru, anggota keluarga, teman orangtua, atau kakek-nenek, tetapi model yang paling penting adalah orangtua yang kreatif yang memusatkan perhatian terhadap bidang minatnya yang menunjukkan keahlian dan displin diri dalam bekerja, semangat dan motivasi internal(Dikmas, 2017).

2.8 Penelitian Relevan

Untuk menghindari adanya plagiarisasi/duplikasi, peneliti ini didukung oleh penelitian sebelumnya , diantaranya: Penelitian dilakukan oleh Deska Emilia

(17)

(2019), yang berjudul “Peran Orang Tua dalam Menumbuhkan Minat Belajar Anak di SD Negeri 64 Bengkulu Selatan Desa Suka Nanti Kecamatan Kedurang”. Hasil penelitian ini adalah:

1. Peran orang tua dalam menumbuhkan minat belajar anak di SD Negeri 64 Bengkulu Selatan adalah memberikan semangat terhadap diri anak akan pentingnya suatu pendidikan untuk masa depan anak, sebagai fasilitator terhadap segala kegiatan anak, menjadi sumber ilmu dan pengetahuan dalam keluarga, memberikan motivasi kepada anak untuk selalu meningkatkan prestasi belajar mereka, sebagai tempat bertanya dan mengaduh terhadap hal-hal yang menjadi permasalahan anak, memberikan arahan yang jelas untuk masa depan anakanaknya. Dengan peran serta orang tua tersebut menunjukan kemajuan dan peningkatan prestasi belajar anak di sekolah dapat terus meningkat, seiring dengan bertambahnya usia dan daya nalar anak.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar anak di SD Negeri 64 Bengkulu Selatan yaitu faktor intern dari dalam diri anak maupun faktor ekstern dari luar diri anak, faktor lingkungan, orang tua, dan motivasi, kondisi anak, bahkan kondisi guru pun berpengaruh. Faktor dari dalam diri anak merupakan kesadaran dalam diri anak bahwa belajar saat ini adalah kepentingan dirinya pada masa mendatang. Kondisi anak yang diantaranya kesehatan, interaksi dengan guru, dan lain sebagainya. Faktor dari luar adalah kurangnya perhatian dan motivasi dari orang tua untuk mendorong anaknya dalam belajar. Orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan pada guru dan orang tua sibuk dengan mencari nafkah.

(18)

Kondisi lingkungan yang tidak baik dalam kelas yang ribut membuat siswa kesulitan memahami penjelasan guru. Lingkungan keluarga pun turut andil dalam rendahnya minat belajar anak. Karena seorang anak tidak akan pernah jauh dari yang namanya bermain.

2.9 Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Pembelajaran Daring

Kurangnya Minat Belajar anak

Peran Orang Tua

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Pembelajaran Daring

Referensi

Dokumen terkait

dan Candida albicans .Isolat-isolat endofit dari akar tanaman purwoceng yang tidak menunjukkan potensi antimikrobia kemungkinan memiliki senyawa potensial

Dewi (2014: 3) juga mengemukakan bahwa kelemahan menyunting teks prosedur kompleks terletak pada metode pembelajaran oleh guru yang kurang bervariasi. Untuk

Namun, jika hal yang disebut sebagai “keuntungan” itu merupakan keuntungan umum bagi orang lain atau pun masyarakat luas maka, keuntungan tersebut tidak hanya tidak

selama 5 tahun pertama kehidupan, maka menyebabkan anak menjadi individu yang dingin, kurang menyayangi, tidak berperasaan dan cenderung menjadi remaja delinkuen

Telesno kaznovani v otroštvu Zgodba 2 Luka Zmerjanje, vlečenje za ušesa Kričanje, vlečenje za ušesa, lasanje Kričanje, vlečenje za ušesa, zaprtje v sobo brez večerje.. da

Bebek Bebek Motor cowo pernah, tapi tidak pernah pergi jauh Bebek (Smash) Kelengkapan kendaraan - Spion - Lampu sign - Lampu rem Masih dalam keadaan lengkap dan

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap penataan permukiman Kota Surakarta, khususnya pada perbaikan kualitas fisik dan non fisik

Remaja memiliki peran yang penting untuk mengembangkan desa menjadi desa wisata. Salah satu perannya adalah mengembangkan sarana dan prasarana yang ada di lokasi