1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Kasimir (2012: 300), kinerja bank di ukur dari tingkat kesehatan bank, kinerja merupakan ukuran keberhasilan bagi direksi bank dan kinerja merupakan pedoman hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dan bagaimana cara memperbaiki. Untuk menilai kesehatan suatu bank dapat diukur dengan metode CAMEAL, yang terdiri dari unsur-unsur penilaian sebagai berikut.
1.1.1 Capital (Permodalan)
Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh suatu bank, dengan metode CAR (Capital Adequacy Ratio), dengan membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).
1.1.2 Asset (Kualitas Aset)
Penilaian didasarkan pada kualitas aktiva yang dimiliki bank.rasio yang diukur ada dua macam, yaitu:
1. rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif;
2. rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktva produktif yang dikalasifikasikan.
1.1.3 Management (Manajemen)
Penilaian didasarkan pada manajemen permodalan, manajemen aktva, manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas, dan manajemen umum. Manajemen bank dinilai atas dasar 250 pertanyaan yang diajukan.
2 1.1.4 Earning (Rentabilitas)
Penilaian didasarkan pada rentabilitas suatu bank yang dilihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini didasarkan pada 2 (dua) macam yaitu:
1. rasio laba terdapat total aset (return on assets);
2. rasio beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). 1.1.5 Liquidity (Likuiditas)
Penilaian likuiditas bank didasarkan kepada dua macam rasio, yaitu:
1. rasio jumlah kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancer, yang termasuk aktiva lancar adalah kas, giro dan BI. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang sudah diendos oleh bank lain;
2. rasio antara kredit terhadap dana yang diterima oleh bank.
Ukuran kinerja adalah untuk mengukur kapasitas, proses atau hasil yang dianggap relevan dengan penilaian kinerja. Pengukuran kinerja adalah proses di mana suatu organisiasi menetapkan parameter di mana program-program, investasi, dan akuisisi mencapai hasil yang diinginkan. CAMEL adalah sistem penilaian yang umumnya digunakan oleh lingkup kebijakan pemerintah, yang mengatur bank-bank komersial, yaitu bank sentral dan pusat-pusat penelitian kebijakan non-pemerintah untuk tujuan menilai tingkat kesehatan suatu bank. CAMEL, pertama kali diadopsi oleh regulator bank komersial Amerika Utara yang mencakup lima bidang kinerja yaitu: kecukupan modal,kualitas aset, kualitas manajemen, tingkat pendapatan dan likuiditas produktif, demikian menurut Kabir dan Dey (2012).
3 Tata kelola perusahaan memiliki efek terhadap profitabilitas bank, seperti penelitian yang dilakukan oleh Peni dan Vähämaa (2010). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengaruh tata kelola perusahaan dihubungkan dengan kinerja bank, bahwa bank-bank yang memiliki tata kelola yang baik memungkinkan efek negatif pada pasar saham bank di tengah-tengah krisis. Kenyataannya bank-bank dengan tata kelola yang baik memiliki return saham yang lebih tinggi sebagai akibar dari krisis pasar.
Ukuran aset dan pendapatan non bunga berpengaruh terhadap profitabilitas bank, seperti penelitian yang dilakukan oleh Alper dan Anbar (2011). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran aset dan pendapatan non bunga memiliki dampak positif dan signifikan terhadap profitabilitas bank. Selain itu, tingkat bunga riil juga berpengaruh pada kinerja bank.
Kabir dan Dey (2012) meneliti tentang perbandingan kinerja bank umum swasta di Bangladesh yaitu Bank EXIM dan Bank IFIC dengan menggunakan metode CAMEL.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kinerja Bank IFIC yang lebih baik dari Bank EXIM berdasarkan rasio kecukupan modal dan leverage ratio. Namun, retun on equity dan pendapatan bersih menunjukkan kinerja Bank IFIC lebih buruk dari Bank EXIM. Sementara itu, kualitas aset dan persentase pinjaman Bank IFIC kinerja yang jauh lebih baik dari Bank EXIM. Dalam hal kaitannya dengan kapasitas manajemen pendapatan per saham Bank EXIM lebih tinggi dari Bank IFIC.
Banco Nacional de Comercio de Timor-Leste merupakan transformasi dari Institut Keuangan Mikro Timor-Leste (IMFTL)Tahun 2011. Kinerja dari bank
4 tersebut yang mengalami pertumbuhan yang cepat dengan aset pinjaman dan deposito telah bertanbah dari $2,4 juta dollar di tahun 2002 menjadi 12,7 juta dollar dalam tahun 2011. Setelah itu, pinjaman dari deposito mobilisasi tumbuh dari $0,065 juta dollar ke $5,3 juta dollar Amerika (www.bnctl.com).
Sumber: BNCTL, 2004--2013 (diolah)
Gambar 1.1
Perbandingan Dana Pihak Ketiga, Jumlah Kredit yang disalurkan dan Pendapatan Bersih BNCTL, 2004--2013
Gambar 1.1 menunjukkan dana pihak ketiga sebesar $885 ribu dollar tahun 2004 meningkat sebesar $34,835 ribu dollar pada tahun 2013, sedangkan kredit yang disalurkan sebesar $966 ribu dollar pada tahun 2004 menggalami peningkatan sebesar $21,257 ribu dollar di akhir tahun 2013. Sementara itu, laba bersih pada tahun 2004sebesar$-18 ribu dollar meningkat $62 ribu dollar di tahun 2005 sampai $350 ribu dollar di tahun 2010, kecuali pada tahun 2007 dan 2011 laba bersih turun. Penurunan laba tahun 2007 sebesar $27 ribu dollar disebabkan oleh kondisi situasi politik sementara tahun 2011 sebesar $53 ribu dollar
-5000 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014
Dana pihak ketiga Kredit yang di salurkan laba bersihi
5 disebabkan oleh transformasi dari bank mikro (IMFTL) ke bank komersial BNCTL.
Sumber: BNCTL, 2004--2013 (diolah)
Gambar 1.2
Perbandingan Pendapatan Operasion, Biaya Operasional dan Pendapatan Sebelum Pajak BNCTL, 2004--2013
Gambar 1.2 menunjukkan bahwa pendapatan operasionaltahun 2004 sebesar $201 ribu dollar meningkat sebesar $4,592 ribu dollar pada akhir tahun2013 dibandingkan dengan biaya operasional pada tahun 2004 sebesar $218 ribu dollar meningkat sebesar $3,329 ribu dollar di akhir tahun 2013.Laba sebelum pajak juga meningkat mulai dari tahun 2004 sebesar $-17 ribu dollar meningkat sebesar $1,262 ribu dollar di tahun 2013, kecuali tahun 2007 sebesar $30 ribu dollar dan 2011 sebesar $67 ribu dollar. Pernurunan tahun 2007 disebabkan oleh krisis politik dan tahun 2011 disebabkan oleh transformasi bank dari Bank Mikro (IMFTL) ke Bank komersial (BNCTL).
-1000 0 1000 2000 3000 4000 5000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 pendapatan operasiona Biaya oprasional Pendapatan sebelum pajak
6 Sumber: BNCTL, 2004--2013 (diolah)
Gambar 1.3
Perbandingan antara Modal, Total Aktiva Lancar dan Dana Pihak Ketiga BNCTL, 2004--2013
Gambar 1.3 menjelaskan bahwa total aktiva lancar dari tahun 2004 sebesar $2,486 ribu dollar meningkat sebesar $46,521 ribu dollar di tahun 2013. Modal tahun 2004 sebesar $3,334 ribu dollar juga mengalami peningkatan sebesar $12,795 ribu dollar diakhir tahun 2013 dan dana pihak ketiga di tahun 2004 sebesar $885 ribu dollar naik sebesar $34,835 ribu dollar di akhir tahun yang sama.
Perubahan status lembaga keuangan IMFTL ke BNCTL meningkatkan modal. Namun, sebagian besar modalnya berasal dari suntikan dari pemerintah Timor-Leste. Disisi lain, perubahan status lembaga keuangan tersebut meningkatkan aset BNCTL. Sementara itu, penambahan dana dari pemerintah dan pihak ketiga sebagian besar hanya disalurkan melalui kredit.
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000 50000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 Modal
Total Aktiva Lancar Dana Pihak ketiga
7
1.2 Keaslian Penelitian
Beberapa bentuk Analisis model Camel yang digunakan oleh penelitian terdahulu adalah sebagai berikut.
Tabel 1.1
Ringkasan Literatur
No
Nama Peneliti dan Tahun
Penulis
Lokasi Penelitian dan
Alat Penelitian Kesimpulan Penelitian 1 Peni dan Vähämaa
(2010)
Fokus analisis pada efek dari tata kelola di perusahaan bank (2010)
Kesimpulan penelitian bahwa bank- bank dengan perusahaan yang lebih kuat mekanisme tata kelola dikaitkan dengan profitabilitas yang lebih tinggi pada tahun 2008, menunjukkan bahwa tata kelola yang baik mungkin memiliki efek negatif pada pasar saham valuasi bank di tengah-tengah krisis. Namun demikian, kenyataanya bahwa bank-bank dengan kuat praktik tata kelola perusahaan memiliki return saham jauh lebih tinggi sebagai akibat dari krisis pasar, menunjukkan bahwa
pemerintahan yang baik mungkin telah merugikan pengaruh krisis terhadap kredibilitas perbankan. 2. Alper dan Anbar
(2011)
Profitabilitas bank komersial diukur Turki dengan ROA (return on asset) dan ROE (return on equity) periode (2002-2010).
Hasil menunjukkan bahwa ukuran aset dan pendapatan non-bunga memiliki dampak positif dan signifikan terhadap profitabilitas bank. Namun, ukuran porotofolio kredit dan pinjaman di bawah tidak lanjut memiliki negatif dan dampak yang signifikan terhadap profitabilitas bank. Berkenaan dengan variabel makroekonomi, hanya tingkat bunga riil
mempengaruhi kinerja bank secara positif. Hasil ini menunjukkan bahwa bank-bank dapat meningkatkan keuntungan
8 bank melalui peningkatan ukuran bank dan pendapatan non-bunga penurunan rasio kredit/aset. Selain itu, suku bunga riil yang lebih tinggi dapat menyebabkan
profitabilitas bank yang lebih tinggi.
3. Ghulam (2011) Periode (2007-2009) Analisa rasio CAMEL untuk Mengukur Analisa Laporan keuagan, PT BPD Sulawesi Selatan
Berdasarkan metode analisis CAMEL, maka PT. BPD Sulawesi Selatan tergolong perusahaan perbankan yang berpredikat sehat sejak tahun 2007 sampai pada tahun 2009 . 4. Rizky(2011) Sulawesi Barat, Analisis
kenerja keuangan dengan menggunakan metode CAMEL (PT. Bank Sulselbar 2008-2010).
Hasil penilaian kinerja keuangan pada PT Bank Sulselbar selama tiga tahun dari (2008-2010) dengan menggunakan Rasio CAMEL, menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang dicapai pada predikat sehat.
5. Khan et al. (2011)
Pakistani banking, analisis dengan menggunakan model fixed effect dan model random efek (2000-2010)
Hasil empiris menunjukkan hubungan yang kuat antara beberapa variabel bank tertentu dan profitabilitas bank. Variabel deposit aset, pertumbuhan kredit, kredit bermasalah, bunga margin bersih bersih, pajak, pendapatan non-bunga dan return on asset adalah determinates utama profitabilitas bank dalam analisis ini. Selain bank-bank diabgi menjadi dua kelompok berdasarkan kapitalisasi pasar bank yaitu bank besar dan kecil. LNG signifikan pada 1 persen dengan nilai positif (3,56734) menunjukkan bahwa dengan pinjaman pertumbuhan, kapasitas bank untuk
mendapatkan lebih banyak di pasar meningkatk, dalam kasus bank kecil, variabel pinjaman pertumbuhan tidak signifikan. Oleh karena itu, kredit bermasalah mengurangi
9 profitabilitas bank-bank kecil. 6. Taufik (2012) Analisisi Penilaian tingkat
kesehatan BPR Hasan Mitra Sulsel dengan Metode CAMEL (2006-2010)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode CAMEL, maka tingkat kesehatan BPR hasa mitra periode tahun 2006 sampai 2010 mendapat peridikat sehat.
7. Kabir dan Dey (2012)
Analisis Kinerja dengan model CAMEL, Bank umum Swasta di Bangladesh yaitu bank IFIC dan Bank EXIM
Analisis komparatif dua bank swasta yaitu bank IFIC dan
bank EXIM, dengan
menggunakan model penilaian CAMEL, hasil analisis menunjukkan bahwa dalam rasio kecukukpan modal bank IFIC dan leverage rasio menunjukkan kinerja yang lebih baik dari bank EXIM, tetapi dalam hal retun on equity dan pendapatan bersih, bank IFIC menunjukkan kinerja yang lebih buruk dari yang lain. Sedankan kualitas aset, persentase pinjaman diklasifikasikan bank IFIC menunjukkan kinerja yang jauh lebih kuat dari bank EXIM dan dalam kaitannya dengan
kapasitas manajemen,
pendapatan per saham bank EXIM lebih tinggi dari bank IFIC.
8. Paramita dkk (2013)
PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timor 2007-2010, menggunakan metode Rasio
Likuiditas,Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas untuk menentukan kinerja bank.
Dari hasil analisis laporan keuangan data dapat diketahui bahwa PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur (Tbk).dalam menjalankan kegiatannya telah menunjukkan bahwa rasio LDR dikatakan tidak sehat karena berada dibawah standar Bank Indonesia sedang rasio yang lain dikatakan sehat.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, rumusan masalah penelitian adalah belum optimalnya operasional BNCTL.
10 Perubahan status lembaga keuangan IMFTL ke BNCTL meningkatkan modal, tetapi penambahan dana dari pemerintah dan pihak ketiga sebagian besar hanya disalurkan melalui kredit tanpa menciptakan produk baru.
1.4 Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian ini adalah:
1. apakah kinerja keuanganBNCTL dengan menggunakan model CAMEL selama periode 2004-2013 berada dalam kondisi sehat berdasarkan ketentuan Bank Central Timor-Leste?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan BNCTL dengan menggunakan model CAMEL selama periode 2004-2013 berdasarkan ketentuan Bank Central Timor-Leste.
1.6 Manfaat Penelitian
1. Bagi akademis sebagai bahan perbandingan antara teori yang selama ini diterima selama masa kuliah dibandingkan dengan praktek di lapangan. 2. BNCTL), dengan adanya standar penilaian tingkat kesehatan bank, sebagai
tolok ukur bagi manejemen BNCTL untuk mengetahui seberapa besar kinerja yang telah tercapai dan sebagai acuan untuk menentukan strategi usaha dan arah kebijakan dimasa mendatang.
11
1.7 Sistimatika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman dan memperjelas arah pembahasan penulisan tesis ini diuraikan menjadi lima bab, sebagai berikut. Bab I Merupakan bab pendahuluan, dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, keaslian penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistimatika penulisan.Bab II berisi Landasan Teori, dalam bab ini membahas tentang kajian teori, laporan keuangan perbankan,kajian terhadap penelitian terdahulu, dan model penelitian. Bab III Metoda Penelitian dan analisis, membahas tentang jenis data, alat analisis, metode pengumpulan datadan perhitungan rasio CAMEL, alat analisis, perhitungan rasio CAMEL. Bab IV berisi kesimpulan an saran-saran.