• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2002 terhadap sistem EDSA yang telah diaplikasikan di kantor PT XYZ di Jakarta dengan koresponden medrep (medical

representative). Implementasi sistem ini dilakukan dengan cara cut off immediate

dimana sistem yang lama (manual) langsung dihentikan dan diganti dengan sistem EDSA ini yang diharapkan dapat mengontrol kunjungan medrep ke customer, khususnya ke dokter.

Sistem EDSA tersebut mulai diimplementasikan efektif pada awal tahun 2002 dimana semua medrep Jakarta telah diberikan training sehubungan dengan implementasi sistem tersebut satu bulan sebelum sistem tersebut diimplementasikan.

3.2 Metode Pengumpulan Data

3.2.1 Populasi

Populasi adalah sekumpulan objek yang mempunyai karakteristik tertentu. ″A complete collection of observations-one that includes every data point in a certain

(2)

grouping-is a statistical population” (Lapin, 1984, p. 2). Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh medrep yang ditempatkan di Jakarta dimana sistem EDSA tersebut diujicoba terlebih dahulu sebelum diaplikasikan di luar Jakarta. Oleh karena itu penelitian ini tidak dilakukan terhadap medrep yang ditempatkan di Surabaya, Medan, Bandung, Pekanbaru dan Semarang.

3.2.2 Teknik Sampling

Pada umumnya jarang sekali penelitian dilakukan terhadap keseluruhan populasi. Alasan ekonomis merupakan alasan yang paling sering mengakibatkan dilakukannya sampling di dalam suatu penelitian, jarang sekali tersedia dana yang cukup untuk melakukan observasi terhadap keseluruhan populasi.

Dengan melakukan sampling dapat mempersingkat waktu penelitian, karena data bisa dikumpulkan dalam waktu yang lebih cepat. Melakukan penelitian terhadap suatu populasi yang besar bisa memakan waktu yang lama, di samping bisa menyebabkan keterlambatan di dalam menentukan dan memilih tindakan yang tepat.

Alasan lain dilakukannya sampling adalah keterbatasan dalam akses terhadap populasi yang ada. Oleh karena itu data yang diteliti dikategorikan sebagai sampel.

Di balik keuntungan diadakannya sampling di dalam suatu penelitian seperti yang telah penulis kemukakan di atas, terdapat juga kekurangan di dalam penggunaan sampling dalam suatu penelitian yakni tidak adanya jaminan bahwa sampel yang

(3)

diambil dan diteliti nantinya akan mencerminkan populasi secara akurat. Hal tersebut adalah yang disebut dengan sampling error, “the difference between the sample and the population that is due to the particular elementary units selected for observation” (Lapin, 1984, p. 3). Satu cara untuk mengkontrol sampling error adalah dengan menghindari sampling bias, yakni menghindari tendensi tertentu di dalam melakukan pemilihan sampel. Salah satu contoh pengambilan sampel yang dapat mengakibatkan sampling bias adalah pengambilan sampel dilakukan karena alasan mudah didapat, seperti pengadaan kuesioner dilakukan terhadap orang-orang yang kebetulan hadir pada hari tersebut saja.

Menurut Lapin (1984, p. 3), ada beberapa kategori sampel yaitu sebagai berikut :

1. Convenience Sample

Yaitu sampel yang dianggap paling mudah diobservasi. Sampel demikian dapat mengakibatkan sampling bias sehingga hasil penelitian tidak akan mencerminkan hal yang sebenarnya.

2. Judgment Sample

Sampel ini sering digunakan di dalam dunia bisnis. Sampel yang diambil adalah sampel yang dianggap mewakili populasi. Sampel demikian juga dapat mengakibatkan sampling bias akibat kesalahan di dalam analisa/judgement, sehingga hasil penelitian tidak akan mencerminkan hal yang sebenarnya.

(4)

Semua data yang ada memiliki kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Oleh karena itu random sampel dikategorikan sebagai sampel yang bebas dari sampling bias walaupun tidak 100% bisa dikatakan bahwa kemungkinan sampling error dapat terhindarkan. Pengambilan sampel acak (random sampling) dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu sebagai berikut :

o Simple Random Sampling

Pengambilan sampel dengan cara ini dapat dilakukan dengan cara sistematis, seperti mengambil data pertama dan kemudian setiap data kelipatan sepuluh.

o Stratified Sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara pengelompokan populasi menjadi sub populasi yang memiliki anggota yang homogen, dan dari tiap sub populasi tersebut sampel diambil secara acak.

o Cluster Sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara pengelompokan populasi menjadi sub populasi. Dari semua sub populasi yang ada, dipilih beberapa sub populasi secara random dan dari sub populasi yang telah dipilih tersebut, semua data diambil sebagai sampel.

Pemilihan sampel secara acak memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel sehingga memungkinkan diperolehnya

(5)

sampel yang representatif dimana sampel tersebut diharapkan dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari populasi.

Penelitian ini dilakukan terhadap populasi yang ada, yaitu semua medrep (medical representative) yang ditempatkan di Jakarta dimana sistem EDSA tersebut diujicobakan terlebih dahulu sebelum diterapkan di luar kota Jakarta. Diharapkan populasi medrep (medical representative) Jakarta ini dapat mewakili medrep (medical

representative) kota-kota lainnya. Oleh karena itu penelitian ini tidak menggunakan

metode pemilihan sampel.

3.2.3 Instrumen Pengukuran Data

Instrumen pengukuran data dapat membantu peneliti di dalam mengumpulkan data penelitian yang dibutuhkan serta memudahkan peneliti di dalam menganalisa data. Instrumen pengukuran data biasanya digunakan untuk mencatat informasi yang disampaikan oleh responden.

Ada beberapa instrumen pengukuran data, yakni wawancara, observasi dan kuesioner. Di antara ketiga instrumen tersebut, observasi adalah yang terbaik karena peneliti langsung mengamati apa yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Tetapi kekurangannya adalah biaya penelitian menjadi besar karena untuk mengadakan observasi itu memerlukan waktu yang lama. Cara yang terbaik adalah dengan cara kuesioner karena waktu yang diperlukan relatif singkat dan hasil yang didapat akan

(6)

memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi apabila penyusunan kuesioner tersebut dilakukan dengan benar. Instrumen wawancara selain memerlukan waktu yang relatif lama, juga sulit untuk meyakini apakah responden memberikan jawaban yang sebenarnya sehingga validitas dan reliabilitas data dipertanyakan.

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengukuran data. Kuesioner akan berisikan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh responden guna memperoleh informasi yang dibutuhkan di dalam penelitian. Selain memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian, kuesioner juga dimaksudkan untuk mendukung penelitian ini agar memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi.

Kuesioner yang ideal adalah kuesioner yang disusun secara jelas, tidak membingungkan dan bisa dipakai untuk semua responden. Kuesioner harus disusun dengan kemungkinan kesalahan pengertian oleh responden seminimal mungkin untuk mendapatkan jawaban yang menggambarkan situasi yang sebenarnya.

Selain menggunakan kuesioner, penelitian ini juga akan didukung dengan observasi dimana peneliti akan bertindak sebagai hidden observer, mengadakan pengamatan secara langsung tetapi yang diteliti tidak mengetahui bahwa sebenarnya dia sedang diteliti. Peneliti dapat melakukan observasi tanpa membutuhkan waktu yang lama karena penelitian ini dilakukan di tempat kerjanya.

(7)

Hasil penelitian yang valid adalah hasil penelitian yang memiliki kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Sedangkan hasil penelitian yang reliable adalah hasil penelitian yang memiliki kesamaan data dalam waktu yang berbeda.

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliable, diperlukan instrumen pengukuran data yang valid dan reliable. Instrumen pengukuran data yang

valid adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Biasanya instrumen tersebut akan mencakup pertimbangan seperti : Apa yang diukur oleh instrumen tersebut? Apakah instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur? Seberapa akurat pengukuran tersebut?

Beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur validitas, yaitu (Leedy, 1997) :

1. Construct Validity

Instrumen yang telah disusun dilemparkan ke responden dan dilihat kembali serta diperbaiki lagi untuk dilemparkan kembali ke responden, demikian seterusnya hingga didapat instrumen yang benar-benar dapat menghasilkan data yang valid.

2. Content Validity

Instrumen disusun berdasarkan penilaian atau masukan dari orang yang ahli (expert).

3. Criterion Validity

(8)

Sedangkan instrumen pengukuran data yang reliable adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, tetap akan menghasilkan data yang sama.

Penelitian ini akan menggunakan pendekatan content validity dan construct

validity dimana instrumen pengukuran data yang digunakan disusun berdasarkan

masukan dari orang yang ahli (dosen pembimbing dan beberapa hasil penelitian yang ada) serta instrumen tersebut dilihat dan diperbaiki kembali setelah dilemparkan ke responden hingga didapat instrumen yang benar-benar layak digunakan untuk menghasilkan data yang valid.

Untuk mendapatkan instrumen pengukuran data yang reliable, kuesioner yang akan digunakan di dalam penelitian ini disusun dengan kemungkinan error dan

variance seminimal mungkin. Oleh karena itu pengukuran atas jawaban responden

menggunakan skor pengukuran yang diharapkan mencerminkan keadaan yang sebenarnya. “That is, we want to be sure the true underlying level of perception of quality or satisfaction is accurately reflected in the questionnaire score” (Hayes, 1999, p. 31).

(9)

Model penelitian ini akan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas implementasi sistem EDSA di PT XYZ. Variabel-variabel independen akan dibagi menjadi :

1. Kemudahan 2. Pelatihan 3. Fleksibilitas 4. Dukungan

Variabel-variabel independen di atas akan diuji apakah mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel terikat, dalam hal ini adalah efektivitas implementasi sistem EDSA.

Kemudahan Pelatihan

Gambar 3.1 Model Penelitian Efektivitas Implementasi

Sistem EDSA

Fleksibilitas

(10)

3.5 Variabel Penelitian

Untuk mengukur efektivitas implementasi sistem EDSA, maka variabel independen dalam penelitian ini dibagi menjadi :

1. Kemudahan

Kemudahan di dalam mengoperasikan sistem, meliputi mengoperasikan, mempelajari, memperbaiki bila terjadi kesalahan, dan memasukkan data baru (update data).

(11)

2. Pelatihan

Dilakukannya pelatihan tentang cara-cara pemakaian sistem serta kegunaan sistem tersebut.

3. Fleksibilitas

Kemampuan sistem untuk beradaptasi terhadap kebutuhan pemakai. 4. Dukungan

Ketersediaannya dukungan sarana dan prasarana untuk implementasi sistem.

Semua variabel-variabel di atas akan diukur dengan cara membagikan kuesioner kepada responden dan menganalisanya dengan menggunakan lima skala penilaian yaitu :

1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Cukup 4. Setuju 5. Sangat setuju

Kuesioner yang akan dibagikan ke responden akan memuat data umum responden yang dapat digunakan dalam menilai apakah efektivitas implementasi sistem EDSA tersebut dipengaruhi user background. Selain memuat data umum responden, kuesioner tersebut juga akan memuat indikator-indikator yang dapat

(12)

digunakan untuk menilai apakah efektivitas implementasi sistem EDSA tersebut dipengaruhi oleh kemudahan penggunaan sistem, pelatihan yang diberikan, fleksibilitas sistem tersebut serta dukungan yang tersedia.

3.6 Hipotesis Penelitian

Penelitian ini akan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas implementasi sistem EDSA dengan menggunakan hipotesis testing sebagai berikut :

Ho : Faktor-faktor (kemudahan, pelatihan, fleksibilitas dan dukungan) tidak mempengaruhi secara signifikan efektivitas implementasi sistem EDSA H1 : Faktor-faktor (kemudahan, pelatihan, fleksibilitas dan dukungan)

mempengaruhi secara signifikan efektivitas implementasi sistem EDSA

Pengujian hipotesis perlu dilakukan dengan alat statistik untuk menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat digunakan di dalam mengambil suatu keputusan. Pemilihan metode statistik yang relevan untuk menguji hipotesis penelitian merupakan bagian yang penting di dalam proses pengujian hipotesis karena hasil analisa data yang terkumpul dari metode statistik yang dipilih tersebut akan menghasilkan suatu kesimpulan yang diharapkan mencerminkan hal yang sesungguhnya terjadi sehingga dapat digunakan untuk mengambil keputusan.

(13)

3.7 Statistical Analysis

Penelitian ini akan menggunakan linear regresi untuk menguji korelasi antara variabel independen terhadap variabel terikat. Model statistik regresi yang akan digunakan adalah model statistik linear berganda karena jumlah variabel independen yang diteliti adalah lebih dari satu dengan variabel efektivitas implementasi sistem sebagai variabel terikatnya. “When there is more than one independent variable or predictor, you may extend the techniques for regression analysis into multiple regression analysis” (Lapin, 1984, p. 208).

Persamaan Linear Regresi

Y = β0 + β1. X1 + β2.X2 + β3.X3 + β4.X4 + β5.X5

Korelasi

ρ = SSxy SSx . SSy

Gambar

Gambar 3.1 Model Penelitian Efektivitas Implementasi

Referensi

Dokumen terkait

1) Wagiran (2013, 101), “tidak harus semua penelitian menggunakan hipotesis. Biasanya hipotesis merujuk pada hubungan antara dua variable atau lebih. Bila peneliti

Jawaban sangat setuju diberi skor 5, sebagai jawaban dari keselamatan dan kesehatan kerja, kepuasan dan kinerja yang mempunyai indikasi sangat tinggi / sangat baik

CAR tidak berpengaruh signifikan pada periode penelitian dapat disebabkan oleh sikap dari manajemen perbankan yang menjaga agar tingkat CAR pada perbankan syariah tetap sesuai

Menimbang : bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 9 ayat (2), Pasal 17 ayat (2), dan Pasal 20 ayat (1) Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14 tahun 2017 tentang

Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang pelatihan kerja dan produktivitas meliputi

dilakukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model LKS berbasis PBL dan

Menjelaskan hasil evaluasi ketercapaian Renstra, tindak koreksi dan pencegahan serta perubahan yang mempengaruhi Sistem manajemen Mutu (SMM) Belum sinkron penjelasan

Alasan saya memilih bisnis ini karena banyaknya orang-orang yang ingin melakukan pola hidup sehat dan juga persaingnya masih belum banyak untuk konsep bisnis ini,