CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1.1.1. Maksud Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektifitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menetukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta selaku entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan.
(a) Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
(b) Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban dan ekuitas dana.
(c) Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakartadalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundangan.
1.1.2. Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
Pelaporan keuangan Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna anggaran dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik dengan :
(a) Memberikan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan. (b) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam
(c) Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
(d) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, transfer, aset, kewajiban dan ekuitas dana Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta sebagai suatu entitas pelaporan.
Laporan keuangan Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta terdiri dari : a) Laporan Realisasi Anggaran
b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih c) Neraca
d) Laporan Operasional e) Laporan Perubahan Ekuitas f) Laporan Arus Kas
g) Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dalam satu periode pelaporan. Laporan realisasi anggaran menyajikan sekurang-kurangnya unsur-unsur sebagai berikut : a) pendapatan b) belanja c) transfer d) surplus/defisit e) pembiayaan
f) sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran
Laporan realisasi anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan terhadap anggaran.
Laporan Perubahan SAL (LPSAL)
LPSAL merupakan komponen laporan keuangan yang menyajikan secara
komparatif dengan periode sebelumnya.
LPSAL menyajikan sekurang-kurangnya unsur-unsur sebagai berikut : Saldo Anggaran Lebih Awal, Penggunaan Saldo Anggaran Lebih, Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan, Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya, dan Saldo Anggaran Lebih Akhir.Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Setiap entitas pelaporan mengklasifikasikan asetnya dalam aset lancar dan non lancar serta mengklasifikasikan kewajibannya menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca. Setiap entitas pelaporan mengungkapkan setiap pos aset dan kewajiban yang mencakup jumlah-jumlah yang diharapkan dapat diterima atau dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan dan jumlah-jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan.
Neraca mencantumkan sekurang-kurangnya pos-pos berikut: a) kas dan setara kas
b) investasi jangka pendek c) piutang pajak dan bukan pajak d) persediaan
e) investasi jangka panjang f) aset tetap
g) kewajiban jangka pendek h) kewajiban jangka panjang i) ekuitas dana
Laporan Operasional (LO)
LO merupakan komponen laporan keuangan yang menyediakan informasi
mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang
tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional dari
suatu entitas pelaporan. Disamping melaporkan kegiatan operasional, LO juga
melaporkan transaksi keuangan dari kegiatan non operasional dan pos luar biasa
yang merupakan transaksi di luar tugas dan fungsi utama entitas.
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
LPE merupakan komponen laporan keuangan yang menyajikan
sekurang-kurangnya pos-pos ekuitas awal, surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan,
koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, dan ekuitas akhir.
Laporan Arus Kas (LAK)
LAK adalah bagian dari laporan keuangan yang menyajikan informasi penerimaan
dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan
aktivitas operasi, investasi, pendanaan dan transitoris.
Catatan atas Laporan Keuangan
Agar dapat digunakan oleh pengguna dalam memahami dan membandingkannya dengan laporan keuangan entitas lainnya, catatan atas laporan keuangan sekurang-kurangnya disajikan dengan susunan sebagai berikut:
a. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target Perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target.
b. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan.
c. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya.
Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis setiap pos dalam laporan realisasi anggaran, neraca dan laporan operasional. CALK juga menyajikan pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian wajar laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan /atau komitmen-komitmen lainnya.
1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
Pelaporan keuangan Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan pemerintah antara lain:
a. Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945, khususnya bagian yang mengatur keuangan negara;
b. Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara;
c. Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab negara;
d. Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; e. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; f. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
g. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
h. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 120 Tahun 2016 tentang Kebijakan dan Sistem Akuntansi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
i. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 89 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 120 Tahun 2016 tentang Kebijakan dan Sistem Akuntansi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
j. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 91 Tahun 2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2020.
1.3 Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan
Sisitematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan
Bab II Ekonomi Makro Dan Kebijakan Keuangan Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan Bab IV Kebijakan Akuntansi
Bab V Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan Bab VI Penjelasan Atas Informasi Non Keuangan Bab VII Penutup
BAB II
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD/BLUD RUMAH SAKIT
2.1 EKONOMI MAKRO
Asumsi makro dan mikro yang digunakan pada penyusunan RBA tahun 2020 adalah sebagai berikut :
2.1.1 Asumsi Makro :
• Adanya pergeseran epidemiologi dari penyakit infeksi ke gangguan jiwa dan penyakit degeneratif / penuaan (penyakit akibat usia tua).
• Tantangan pada era globalisasi masyarakat dunia menuntut penyesuaian terhadap setiap perubahan / peningkatan kebutuhan baik secara sosial ekonomi, pendidikan, demokrasi maupun perdagangan dunia yang bebas, sehingga membuat kondisi stress yang tinggi, yang pada akhirnya masyarakat semakin membutuhkan pelayanan terhadap gangguan kejiwaan. • Perubahan gaya hidup masyarakat yang menuntut pelayanan dengan
kualitas prima.
• Inflasi yang terkendali pada prediksi : dibawah 2 digit / kurang dari 10 % • Kurs $ : Rp. 14.200,- .
• Tingkat Suku Bunga Deposito B I : 5,75 %. • Tingkat Bunga Pinjaman Bank : 12 % • Pertumbuhan Ekonomi : lebih dari 5,3 % 2.1.2 Asumsi Mikro :
• Kemitraan dengan institusi pasangan meningkat
• Tersedianya sumber daya yang memadai diharapkan akan menghasilkan produk layanan Keswa yang unggul dan inovatif akan meningkatkan volume dan pendapatan rumah sakit.
• Kualitas SDM yang meningkat, tata hubungan kerja yang semakin kondusif akan mendorong tercapainya tujuan, sasaran dan program perusahaan yang telah ditetapkan.
• Gaji pegawai dan investasi masih disubsidi pemerintah. • Pasien miskin tetap disubsidi pemerintah.
• Terjadi penyesuaian Tarif Pelayanan.
2.2 KEBIJAKAN KEUANGAN
Anggaran pendapatan dari BLUD Rumah Sakit tidak disetor ke Kas Daerah akan tetapi dari Bendahara Penerima BLUD di setorkan ke Bendahara Pengeluaran BLUD untuk dibelanjakan sebagai biaya operasional BLUD Rumah Sakit. Sedangkan realisasi pendapatan Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta beserta realisasi belanja dapat dilihat sebagai berikut :
Pencapaian Target BLUD Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta TA 2020
No Uraian Target Realisasi % tase Ket
1 Pendapatan 28.500.000.000 34.540.247.747 121,19 2 Belanja Langsung 33.138.294.000 29.218.149.014 85,45 3 Belanja Pegawai 7.020.000.000 5.308.630.000 75,62 4 Belanja Barang Jasa 25.368.294.000 22.563.586.778 88,94 5 Belanja Modal 750.000.000 444.818.808 59,31
6 SILPA TA. 2020 10.861.505.755
Pendapatan rumah sakit per Desember tahun 2020 sebesar Rp. 34.540.247.747,00 merupakan pendapatan Murni Tahun 2020, sisa kas per Desember tahun 2020 sebesar Rp. 10.861.505.755,00, sedangkan SILPA tahun sebelumnya sebesar Rp. 4.382.447.320,00
BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Secara Umum
Anggaran murni untuk belanja pada awal tahun 2020 dengan total Rp. 117.517.531.000. Untuk belanja tidak langsung Rp. 72.935.143.000 dan belanja langsung Rp. 44.582.388.000 termasuk Anggaran BLUD sebesar Rp. 38.000.000.000. Namun pada pertengahan tahun tepatnya pada bulan Maret 2020 dikarenakan terjadi pandemi Covid-19, anggaran belanja maupun pendapatan bergeser menjadi Rp. 85.951.370.000 dengan total nilai refocussing khusus untuk penanganan pandemi covid-19 sebagai rumah sakit rujukan pemerintah sebesar Rp. 1.292.100.000 dan termasuk Anggaran BLUD menjadi Rp. 21.553.705.000. Dan RSJD Surakarta mendapat Belanja Tidak Terduga (BTT) dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah diluar dari Anggaran yang sudah ditetapkan sebesar Rp. 1.000.000.000 sebagai belanja khusus penanganan pandemi pula. Pada anggaran perubahan nilai tersebut berubah menjadi total belanja sebesar Rp. 101.070.795.000 dengan total nilai refoccusing menjadi Rp. 1.317.100.000 dan termasuk anggaran BLUD sebesar Rp. 33.138.294.000. Proporsi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung (BTL) adalah untuk belanja langsung 41,28% sedangkan untuk belanja tidak langsung 58,72% seperti ditujukan dalam gambar sebagai berikut :
Proporsi Anngaran Belanja Tahun Anggaran 2020
Satuan Kerja Perangkat Daerah : Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
Fungsi :
Sub Fungsi :
Provinsi : Jawa Tengah
NO PROGRAM/ KEGIATAN
JUMLAH
ANGGARAN REALISASI REALISASI
KETERANGAN (TIDAK TERSERAPNYA ANGGARAN 96 %) (Rp) (Rp) Fisik (%) Keu (%) 1 2 3 4 5 6 7 I Belanja Daerah 101.070.795.000 94.754.851.020 100 93,75 41,28% 58,72%
Belanja Tidak Langsung 59.350.113.000 58.762.146.185 100 99,01 Kebutuhan terpenuhi Belanja Langsung APBD 8.582.388.000 7.675.669.249 100 89,43 Kebutuhan terpenuhi
Belanja Langsung BLUD
33.138.294.000 28.317.035.586 100 85,45
Adanya penyesuaian Anggaran Belanja BLUD turun sebesar 43% karena terjadi refocussing Pendapatan.
II Belanja Pegawai 59.350.113.000 58.762.146.185 100 99,01 III Program Pelayanan Kesehatan
7.982.388.000 7.276.370.489 100 91,15 Kegiatan Peningkatan Derajat
Kesehatan Masyarakat dengan Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan bagi Penderita Dampak Asap Rokok (DBHCHT)
6.000.000.000 5.631.253.248 100 93,85 Kebutuhan terpenuhi
Pemenuhan Sarana Prasarana & Alat Kesehatan Pelayanan Rujukan (DAK)
1.082.388.000 934.623.750 100 86,35 Kebutuhan terpenuhi
Kegiatan Peningkatan Mutu
Pelayanan Kesehatan 150.000.000 149.345.082 100 99,56 Penyediaan Honorarium & Premi
BPJS bagi Tenaga Harlep di Pelayanan Kesehatan
750.000.000 561.148.409 100 74,82 Kebutuhan terpenuhi
IV Program Promosi dan
Pemberdayaan Masyarakat 600.000.000 399.298.760 100 66,55 Kegiatan Penyelenggaraan Promosi
dan Pemberdayaan Masyarakat 600.000.000 399.298.760 100 66,55 Kebutuhan terpenuhi VII Program Peningkatan Mutu
Pelayanan Kesehatan BLUD 33.138.294.000 28.317.035.586 100 85,45
Belanja Pegawai BLUD Rumah
Sakit 7.020.000.000 5.308.630.000 100 75,62
Adanya penyesuaian Anggaran Belanja BLUD turun sebesar 43% karena terjadi refocussing Pendapatan.
Belanja Barang dan Jasa BLUD
Rumah Sakit 25.368.264.000 22.563.586.778 100 88,94
Adanya penyesuaian Anggaran Belanja BLUD turun sebesar 43% karena terjadi refocussing Pendapatan.
Belanja Modal BLUD Rumah Sakit 750.000.000 444.818.808 100 59,31
Adanya penyesuaian Anggaran Belanja BLUD turun sebesar 43% karena terjadi refocussing Pendapatan.
3.2. Hambatan dan Kendala yang Ada Dalam Pencapaian Target yang Telah Ditetapkan
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta merupakan salah satu rumah sakit daerah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) penuh, dimana belanja operasionalnya dibiayai dari pendapatan.
Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2020 dengan target Rp. 28.500.000.000,00 tercapai sebesar Rp. 34.540.247.747,00 atau 121,19%. Realisasi tersebut melebihi target yang ditetapkan karena adanya refocussing Anggaran Belanja BLUD akibat dari terjadinya pandemi Covid-19 sehingga turun menjadi sebesar Rp. 21.500.000.000,00 atau 43% yang berimbas pula pada target Pendapatan. Kemudian pada Anggaran Perubahan target naik namun kegiatan belanja tidak cukup waktu untuk mencapai target.
BAB IV
KEBIJAKAN AKUNTANSI
4.1 Entitas Pelaporan Keuangan Daerah
Entitas pelaporan yang dimaksud dalam laporan keuangan ini adalah Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta
4.2 Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
Basis akuntansi yang digunakan dalam pelaporan keuangan adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan dan belanja dalam laporan realisasi anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca. Basis kas untuk laporan realisasi anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima di rekening Kas Daerah dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari rekening kas daerah. Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
4.3 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan 4.3.1. Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas dibendahara pengeluaran merupakan kas yang menjadi tanggungjawab/ dikelola oleh bendahara pengeluaran yang berasal dari sisa kas UP/GU/TU yang belum disetor ke Kas Daerah per tanggal neraca. Kas di bendahara pengeluaran mencakup seluruh saldo rekening bendahara pengeluaran, uang logam, uang kertas, dan lain-lain kas. Kas di bendahara pengeluaran diakui pada saat diterima atau dikeluarkan berdasarkan nilai nominal uang.
4.3.2. Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di bendahara penerimaan merupakan kas yang menjadi tanggungjawab/ dikelola oleh bendahara penerimaan yang berasal dari pendapatan daerah yang belum disetor ke Kas Daerah per tanggal neraca.
4.3.3. Piutang
Piutang diakui pada saat telah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak dengan bukti surat pernyataan tanggung jawab untuk melunasi piutang dan diotorisasi oleh kedua belah pihak dengan membubuhkan tanda tangan pada surat kesepakatan tersebut, telah ditetapkan surat ketetapan dan /atau; telah diterbitkan surat penagihan. Untuk piutang pasien rumah sakit dengan jaminan, dicatat sebesar pengajuan klaim pada pihak penjamin. Apabila hasil verifikasi dari pihak penjamin berbeda dengan pengajuan klaim maka dilakukan koreksi sesuai hasil verifikasi.
4.3.4. Persediaan
Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah. Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat
berdasarkan hasil inventarisasi fisik. Persediaan diakui berdasarkan nilai barang yang belum terjual atau terpakai. Persediaan dinilai berdasarkan harga pembelian terakhir jika diperoleh dengan pembelian dan harga standar jika diperoleh dengan memproduksi sendiri.
4.3.5. Pengukuran Aset Tetap secara Umum
a. Aset tetap yang diperoleh bukan berasal dari donasi diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan belanja modal ditambah semua biaya yang dikeluarkan sampai dengan aset tersebut siap untuk digunakan dalam periode berjalan. b. Aset tetap yang diperoleh dari donasi diakui dalam periode berjalan, yaitu pada
saat aset tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah.
c. Dalam pengakuan aset tetap harus dibuat ketentuan yang membedakan antara penambahan, pengurangan, pengembangan dan penggantian utama.
d. Aset tetap yang diperoleh dari donasi diukur berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga gantinya.
e. Setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian.
f. Aset tetap dinilai dengan nilai historis atau harga perolehan. Jika penilaian aset tetap dengan menggunakan nilai historis tidak memungkinkan, maka nilai aset tetap didasarkan pada harga perolehan yang diestimasikan.
g. Pelepasan aset tetap dapat dilakukan melalui penjualan atau pertukaran. Hasil penjualan aset tetap akan diakui seluruhnya sebagai pendapatan. Aset tetap yang diperoleh karena penukaran dinilai sebesar nilai wajar aset tetap yang diperoleh atau nilai wajar aset tetap yang diserahkan, mana yang lebih mudah. h. Penghapusan aset tetap dilakukan jika aset tetap tersebut rusak berat, usang
hilang dan sebagainya. Penghapusan aset tetap ditetapkan berdasarkan ketentuan perundangan yang berlaku.
i. Perubahan nilai aset tetap dapat disebabkan oleh penambahan, pengurangan, pengembangan dan penggantian utama.
4.3.6. Tanah
Tanah diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh tanah sampai dengan siap digunakan. Biaya ini meliputi harga pembelian untuk biaya pembebasan tanah, biaya untuk memperoleh hak, biaya yang berhubungan dengan pengukuran dan biaya penimbunan. Nilai tanah termasuk juga harga pembelian bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli untuk melaksanakan pembangunan sesuatu yang baru jika bangunan itu dimaksudkan untuk dibongkar.
4.3.7. Peralatan dan Mesin
Mesin dan perlatan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh mesin dan alat-alat sampai dengan siap untuk dipakai. Biaya ini meliputi harga pembelian, biaya instalasi dan biaya langsung lainnya untuk memperoleh serta mempersiapkan aset tersebut sehingga dapat digunakan.
Kendaraan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan sampai dengan siap untuk digunakan. Biaya ini meliputi harga pembelian, biaya balik nama dan biaya
langsung lainnya untuk memperoleh serta mempersiapkan aset tersebut sehingga dapat digunakan.
Meubelair dan perlengkapan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh sampai dengan siap untuk digunakan. Biaya ini meliputi harga pembelian dan biaya langsung lainnya untuk memperoleh serta mempersiapkan aset tersebut sehingga dapat digunakan.
4.3.8. Gedung dan Bangunan
Gedung diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau membangun gedung dan bangunan sampai dengan siap untuk dipakai. Biaya ini meliputi harga beli atau biaya konstruksi, biaya pembebasan tanah, biaya pengurusan IMB, notaris dan pajak.
4.3.9. Jalan, Irigasi dan Jaringan
Jalan dan jembatan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membangun jalan dan jembatan sampai dengan siap untuk digunakan. Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan lain-lain (termasuk didalamnya biaya pembebasan tanah untuk pembangunan jalan) sampai dengan jalan dan jembatan tersebut siap digunakan.
Instalasi dan jaringan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membangun instalasi dan jaringan sampai dengan siap untuk digunakan. Biaya ini meliputi biaya perolehan dan biaya lain-lain (termasuk didalamnya biaya pembebasan tanah) sampai dengan instalasi dan jaringan tersebut siap digunakan.
Bangunan air diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau membangun irigasi sampai dengan siap untuk digunakan. Biaya ini meliputi biaya perolehan dan biaya lain-lain (termasuk didalamnya biaya pembebasan tanah) sampai dengan irigasi tersebut siap digunakan.
4.3.10. Aset tetap lainnya
Buku perpustakaan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan sampai dengan siap untuk digunakan. Hewan ternak dan tanaman diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan sampai dengan hewan ternak dan tanaman tersebut siap untuk dimanfaatkan.
4.3.11. Konstruksi dalam Pengerjaan
Biaya konstruksi yang dicakup oleh suatu kontrak konstruksi akan meliputi harga kontrak ditambah dengan biaya tidak langsung lainnya yang dilakukan sehubungan dengan konstruksi dan dibayarkan pada pihak selain dari kontraktor. Biaya ini juga mencakup biaya bagian dari pembangunan yang dilaksanakan secara swakelola, jika ada. Konstruksi dalam pengerjaan dipindahkan ke aset tetap yang bersangkutan setelah pekerjaan konstruksi tersebut selesai dan siap digunakan sesuai dengan tujuan perolehannya.
4.3.12. Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai dengan pada saat
tanggal pelaporan, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima oleh pemerintah atau dikeluarkan oleh kreditur sesuai dengan kesepakatan, dan/atau pada saat kewajiban timbul.
4.3.13.
Kewajiban Jangka PanjangNilai yang dicantumkan dalan neraca untuk kewajiban jangka panjang adalah sebesar jumlah yang belum dibayar yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal neraca.
4.3.14. Ekuitas Dana
Ekuitas dana terdiri dari : • Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas dana lancar diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan selisih antara jumlah nilai aset lancar dengan jumlah nilai kewajiban jangka pendek. • Ekuitas Dana Investasi
• Ekuitas dana investasi diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan selisih antara jumlah nilai investasi permanen aset tetap, aset lainnya dengan jumlah nilai kewajiban jangka panjang.
• Ekuitas Dana Cadangan
• Ekuitas dana cadangan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah dana cadangan yang ditransfer dalam periode berjalan.
4.3.15. Pendapatan-LRA
Pendapatan-LRA dicatat pada saat kas dari pendapatan tersebut diterima di rekening kas umum daerah, kecuali Pendapatan BLUD. Pendapatan BLUD diakui oleh pemerintah daerah pada saat pendapatan tersebut dilaporkan atau disahkan oleh Bendahara Umum Daerah.
4.3.16. Belanja
a. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening kas daerah.
b. Khusus pengeluaran melalui pemegang kas pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi verifikasi.
c. Pengukuran belanja non modal menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang dikeluarkan.
d. Pengukuran belanja modal menggunakan dasar yang digunakan dalam pengukuran aset tetap.
4.3.17. Pendapatan-LO
Pendapatan-LO diakui apabila telah timbul hak pemerintah untuk menagih atas suatu pendapatan atau telah terdapat suatu realisasi pendapatan yang ditandai dengan adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Dengan dasar tersebut diatas, apabila dikaitkan dengan penerimaan kas maka pengakuan pendapatan-LO dapat dilakukan dengan kondisi :
a. Pendapatan-LO diakui sebelum penerimaan kas Pendapatan-LO diakui sebelum penerimaan kas dapat dilakukan apabila dalam hal proses transaksi pendapatan daerah terjadi perbedaan waktu antara penetapan hak pendapatan daerah dan penerimaan kas daerah, dimana penetapan hak pendapatan dilakukan lebih dahulu, maka pendapatan-LO diakui pada saat terbit dokumen penetapan walaupun kas belum diterima.
b. Pendapatan-LO diakui bersamaan dengan penerimaan kas Pendapatan-LO diakui bersamaan dengan penerimaan kas dapat dilakukan apabila dalam hal proses transaksi pendapatan daerah tidak terjadi perbedaan waktu antara penetapan hak pendapatan daerah dan penerimaan kas daerah. Dengan demikian, pendapatan LO diakui pada saat kas diterima dan terbitnya dokumen penetapan.
c. Pendapatan-LO diakui setelah penerimaan kas apabila dalam hal proses transaksi pendapatan daerah terjadi perbendaan waktu antara penetapan hak pendapatan daerah dan penerimaan kas daerah, dimana kas telah diterima terlebih dahulu, namun dokumen penetapan pendapatan belum diterbitkan, maka pendapatan-LO diakui pada saat terbit dokumen penetapan.
4.3.18. Beban
Beban diakui pada saat :
a. Timbulnya kewajiban artinya beban diakui pada saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke pemerintah daerah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum daerah.
b. Terjadinya konsumsi aset artinya beban diakui pada saat pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset non kas dalam kegiatan operasional pemerintah daerah.
c. Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa artinya beban diakui pada saat penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset bersangkutan/ berlalunya waktu contohnya penyusutan dan amortisasi.
4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi berkaitan dengan Ketentuan yang Ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuanganRumah Sakit Jiwa Daerah Surakartamengacu sepenuhnya pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan setiap rekening laporan keuangan menerapkan sepenuhnya Standar Akuntansi Pemerintahan dengan pengecualian untuk penerapan penyusutan aset tetap.
BAB V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
5.1. Penjelasan Pos-Pos Realisasi Anggaran 5.1.1. Pos-Pos Pendapatan
Pendapatan yang dimasukan dalam Laporan Realisasi Anggaran adalah pendapatan yang diterima selama TA. 2020 dan sudah disetorkan ke Rekening Kas Umum Daerah. Penerimaan yang sudah diterima oleh Bendahara Penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu tetapi sampai tutup tahun anggaran belum disetorkan ke Rekening Kas Umum Daerah tidak ikut diperhitungkan dalam penerimaan pendapatan Tahun Anggaran 2020.
5.1.1.1. Pendapatan Daerah
Total realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar 34.540.247.747 atau 121,19% dari target 28.500.000.000 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 29.473.995.288 dengan rincian sebagai berikut :
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Pendapatan Transfer
Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah 28.500.000.000 34.540.247.747 121,19 29.473.995.288 Jumlah 28.500.000.000 34.540.247.747 121,19 29.473.995.288
5.1.1.1.1. Pendapatan Asli Daerah
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut :
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
Jumlah
5.1.1.1.1.1. Pendapatan Pajak Daerah (Khusus DPPAD)
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut :
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
Jumlah
5.1.1.1.1.2. Pendapatan Retribusi Daerah
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut :
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Retribusi Perizinan Tertentu
5.1.1.1.1.2.1. Pendapatan Retribusi Jasa Umum
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar 0 atau 0 % dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut :
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Retribusi Pelayanan Kesehatan
Jumlah
5.1.1.1.1.2.2. Pendapatan Retribusi Jasa Usaha
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut :
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
Jumlah
5.1.1.1.1.2.3. Pendapatan Retribusi Perizinan Tertentu
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut :
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Retribusi Ijin Trayek
Jumlah
5.1.1.1.1.3. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar 34.540.247.747 atau 121,19% dari target 28.500.000.000 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 29.473.995.288 dengan rincian sebagai berikut :
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Penerimaan dari BLUD 28.500.000.000 34.540.247.747 121,19 29.473.995.288 Penerimaan Lain-Lain
Jumlah 28.500.000.000 34.540.247.747 121,19 29.473.995.288
5.1.2. PENJELASAN POS-POS BELANJA
Belanja yang dimasukan dalam Laporan Realisasi Anggaran adalah realisasi belanja berdasarkan SPJ belanja bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2020.
5.1.2.1. BELANJA OPERASI
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar 93.286.565.433 atau 94,17% dari target 99.058.807.000 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 96.637.702.975 dengan rincian sebagai berikut :
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Belanja Pegawai 66.569.313.000 64.215.376.185 96,46 61.676.790.958 Belanja Barang & Jasa 32.489.494.0000 29.071.189.248 89,48 34.960.912.017 Jumlah 99.058.807.000 93.286.565.433 94,17 96.637.702.975
5.1.2.1.1. Belanja Pegawai
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar 64.215.376.185 atau 96,46% dari target 66.569.313.000 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 61.676.790.958 dengan rincian sebagai berikut :
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Belanja Pegawai Tidak Langsung
59.350.113.000 58.762.146.185 99,01 56.473.830.958 Belanja Pegawai Langsung
7.219.200.000 5.453.230.000 75,54 5.202.960.000 Jumlah
66.569.313.000 64.215.376.185 96,46 61.676.790.958 Belanja Pegawai tidak terealisasi seluruhnya dikarenakan kebutuhan untuk belanja pegawai sudah terpenuhi.
5.1.2.1.2. Belanja Barang
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar 29.071.189.248 atau 89,48% dari target 32.489.494.000 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 34.960.912.017 dengan rincian sebagai berikut :
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Belanja Bahan Habis Pakai 1.600.000.000 1.414.255.634 88,39 1.836.491.450 Belanja Bahan/ Material 4.220.400.000 4.128.154.585 97,81 6.359.609.884 Belanja Jasa Kantor 600.000.000 399.298.760 66,55 440.200.379 Belanja Premi Asuransi Pegawai Non PNS 550.800.000 416.548.409 75,63 312.927.559
Belanja Makanan dan Minuman - - - 2.485.175.000
Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan
Bimbingan Teknis 150.000.000 149.345.082 99,56 248.100.057
Belanja Jasa Konsultasi - - - 71.632.000
Belanja Barang & Jasa BLUD 25.368.294.000 22.563.586.778 88,94 23.206.775.688 Jumlah 32.489.494.000 29.071.189.248 89,48 34.960.912.017 Belanja Barang tidak terealisasi seluruhnya dikarenakan kebutuhan untuk beberapa belanja barang sudah terpenuhi dan ada mata anggaran yang tidak sesuai, tetapi untuk belanja barang jasa BLUD tidak terealisasi seluruhnya karena pendapatan yang tidak mencapai target.
5.1.2.1.3. Belanja Modal
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar 1.023.466.779 atau 81,10% dari target 1.261.988.000 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 36.588.303.916 dengan rincian sebagai berikut :
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin 1.261.988.000 1.023.466.779 81,10 22.397.560.596
Belanja Gedung dan Bangunan 10.451.541.820
Belanja Jalan, Jembatan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tak Berwujud 3.739.201.500
Jumlah 1.261.988.000 1.023.466.779 81,10 36.588.303.916
5.1.2.1.3.1. Belanja Modal Tanah
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 0
5.1.2.1.3.2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar 1.023.466.779 atau 81,10% dari target 1.261.988.000 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 22.397.560.596 dengan rincian sebagai berikut :
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Belanja Alat-Alat Berat
Belanja Alat-Alat Angkut 1.256.790.450
Belanja Alat-Alat Bengkel dan Ukur 500.800.000
Belanja Alat-Alat Kantor dan Rumah Tangga 33.120.000 27.387.060 82,69 5.872.146.004 Belanja Alat-Alat Kedokteran dan Kesehatan 1.228.868.000 996.079.719 81,06 11.385.775.836
Belanja Alat-Alat Laboratorium 3.382.048.800
Jumlah 1.261.988.000 1.023.466.779 81,10 22.397.560.596 Belanja Modal Peralatan Mesin tidak terealisasi seluruhnya dikarenakan kebutuhan untuk belanja modal peralatan mesin sudah terpenuhi.
5.1.2.1.3.3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 10.451.541.820 dengan rincian sebagai berikut :
2020 % Realisasi 2019 Anggaran Realisasi Belanja Gedung 10.451.541.820 Belanja Monumen Jumlah 10.451.541.820
5.1.2.1.3.4. Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut :
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Belanja Jalan dan Jembatan
5.1.2.1.3.5. Belanja Modal Aset Tetap Lainnya
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut :
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Belanja Buku Perpustakaan
Jumlah
5.1.2.1.3.6. Belanja Modal Aset Tak Berwujud
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 3.739.201.500 dengan rincian sebagai berikut :
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Belanja Aset Tak Berwujud 3.739.201.500
Jumlah 3.739.201.500
5.1.2.1.3.6. Belanja Modal BLUD
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar 444.818.808 atau 59,31% dari target 750.000.000 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 915.413.326 dengan rincian sebagai berikut :
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Belanja Peralatan dan Mesin BLUD 750.000.000 444.818.808 59,31 1.000.009.895
Belanja Gedung dan Bangunan BLUD 192.213.000
Belanja Jalan, Jembatan, Irigasi dan Jaringan BLUD
Jumlah 750.000.000 444.818.808 59,31 1.192.222.895 Belanja Modal BLUD dikarenakan adanya penyesuaian Anggaran Belanja sebesar 43% karena terjadi refocussing Pendapatan.
5.1.2.1.3.6.1. Belanja Modal Peralatan dan Mesin BLUD
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar 444.818.808 atau 59,31% dari target 750.000.000 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 617.413.326 dengan rincian sebagai berikut :
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Belanja Alat-Alat Berat
Belanja Alat-Alat Angkut 407.500.000
Belanja Alat-Alat Kantor dan Rumah Tangga 320.000.000 163.792.544 51,18 112.523.326 Belanja Alat-Alat Studio 50.000.000 19.609.500 39,22 14.996.000 Belanja Alat-Alat Kedokteran dan Kesehatan 160.000.000 140.000.000 87,50 4.245.000 Belanja Alat-Alat Komputer 220.000.000 121.416.764 55,19 78.149..000 Jumlah 750.000.000 444.818.808 59,31 617.413.326
5.1.2.1.3.6.2. Belanja Modal Gedung dan Bangunan BLUD
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 298.000.000 dengan rincian sebagai berikut :
2020 % Realisasi 2019 Anggaran Realisasi Belanja Gedung 298.000.000 Belanja Monumen Jumlah 298.000.000
5.1.2.1.3.6.3. Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan BLUD
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut :
2020 % Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Belanja Jalan dan Jembatan
Jumlah
5.1.2.1.3.6.4. Belanja Modal Aset Tetap Lainnya BLUD
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut :
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Belanja Buku Perpustakaan
Belanja Barang Bercorak Kesenian, Kebudayaan Jumlah
5.1.3. SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SiLPA)
SiLPA Tahun Anggaran 2020 sebesar 10.861.505.755 sedangkan Tahun 2019 sebesar 4.638.293.594
5.2. PENJELASAN POS-POS NERACA 5.2.1. Aset
Total Aset per 31 Desember 2020 sebesar 152.721.332.499,37 naik sebesar 24.433.336.848,44 atau 19,05% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 154.478.553.104,44
5.2.1.1. Aset Lancar
Aset Lancar per 31 Desember 2020 sebesar 12.244.833.448,86 naik sebesar 2.008.794.072,04 atau 19,62% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 14.793.438.971,93
5.2.1.1.1. Kas
Kas per 31 Desember 2020 sebesa 10.861.505.755 naik sebesar 6.223.212.161 atau 134,17% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 4.638.293.594 dengan rincian sebagai berikut:
2020 2019
Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan
Kas BLUD 10.861.505.755 4.638.293.594
5.2.1.1.1.1. Kas di Bendahara Pengeluaran
a. Kas di Bendahara Pengeluaran yang Belum Disetor
Kas di Bendahara Pengeluaran yang belum disetor merupakan sisa uang persediaan pada bendahara pengeluaran yang sampai dengan tanggal 31 Desember 2020 belum disetor ke rekening kas daerah dan merupakan bagian dari SiLPA Tahun 2020.
NO URAIAN 2020 2019
1
Jumlah
5.2.1.1.1.2. Kas di Bendahara Penerimaan
a. Kas di Bendahara Penerimaan-RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
Kas di Bendahara Penerimaan merupakan saldo kas pada Bendahara Penerimaan Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta(baik yang ada di rekening bank maupun tangan) yang belum disetor ke rekening kas umum daerah per 31 Desember 2020 dan merupakan bagian dari SILPA Tahun 2020.
NO URAIAN 2020 2019
Jumlah
b. Kas Bendahara Penerimaan-Jasa Giro yang Belum Disetor (Non SiLPA)
Kas di Bendahara Penerimaan merupakan pendapatan jasa giro yang sampai dengan 31 Desember 2020 belum disetor ke Rekening Kas Daerah.
NO URAIAN 2020 2019
1
Jumlah
c. Kas di Bendahara Penerimaan-BLUD
Kas di Bendahara Penerimaan merupakan saldo kas pada Bendahara Penerimaan BLUD dari pendapatan yang belum disetor ke rekening BLUD per 31 Desember 2020 dan merupakan bagian dari SILPA Tahun 2020.
NO URAIAN 2020 2019
Jumlah
5.2.1.1.1.3. Kas BLUD
Kas BLUD adalah saldo kas tunai maupun yang ada di rekening bank yang merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran BLUD tidak termasuk dana yang berasal dari APBD. Dan bagian dari SiLPA yang akan digunakan untuk operasional Rumah Sakit dan tidak disetorkan ke rekening Kas Umum Daerah.
NO URAIAN 2020 2019
1 Kas di Bendaraha Pengeluaran BLUD 10.828.524.041 4.616.355.415 2 Pendapatan yang belum disetor 8.004.311 21.938.179
Saldo ini merupakan kas BLUD yang berada di bank dan tunai, merupakan bagian dari SILPA Tahun 2020 dengan rincian sebagai berikut :
NO EDC Tunai Bank Jumlah
1 8.004.311 10.853.501.444 10.861.505.755
2
Jumlah 8.004.311 10.853.501.444 10.861.505.755
5.2.1.1.3. Piutang Pendapatan
Piutang Pendapatan per 31 Desember 2020 sebesar 2.713.395.609,38 turun sebesar 4.326.730.968,75 atau 61,46% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 7.040.126.578,13 dengan rincian sebagai berikut :
2020 2019
Piutang Pendapatan Lainnya 3.377.822.894,00 7.718.623.305,00 Penyisihan Piutang Pendapatan Lainnya (664.487.284,62) (678.496.726,87) Piutang Pendapatan Lainnya Netto 2.713.395.609,38 7.040.126.578,13
5.2.1.1.3.1. Piutang Pajak (Khusus BAPENDA)
Piutang Pajak adalah pendapatan pajak yang sduah mmenjadi hak Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tetapi sampai dengan 31 Desember 2020 belum dibayar oleh wajib pajak. Piutang Pajak per 31 Desember 2020 sebesar 0 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut
2020 2019
Pajak PKB
Jumlah
5.2.1.1.5.1. Penyisihan Piutang Pajak
Penyisihan piutang tidak tertagih merupakan piutang yang dikelola oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dan dimungkinkan tidak dapat tertagih per 31 Desember 2020. Penyisihan Piutang Pajak per 31 Desember 2020 sebesar 0 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut :
2020 2019
Piutang Cadangan Piutang Cadangan Lancar
Jumlah
5.2.1.1.3.3. Piutang Retribusi
Piutang Retribusi adalah pendapatan retribusi yang sudah menjadi hak Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tetapi sampai dengan 31 Desember 2020 belum dibayar oleh wajib retribusi. Piutang retribusi antara lain piutang retribusi pelayanan kesehatan, piutang askes pada Dinas Kesehatan, piutang pemakaian kekayaan daerah dan piutang tempat pelelangan ikan. Piutang Retribusi per 31 Desember 2020 sebesar 0 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut.
2020 2019
Piutang Retribusi Pelayanan Kesehatan (Piutang Askes)
5.2.1.1.5.1. Penyisihan Piutang Retribusi
Penyisihan piutang tidak tertagih merupakan piutang yang dikelola oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dan dimungkinkan tidak dapat tertagih per 31 Desember 2020. Penyisihan Piutang Retribusi per 31 Desember 2020 sebesar 0 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut :
2020 2019
Piutang Cadangan Piutang Cadangan Lancar Menunggak 1-2 tahun Menunggak 2-3 tahun Menunggak 3-5 tahun Jumlah 5.2.1.1.3.5. Piutang Lainnya
Piutang Lainnya meliputi piutang selain piutang pajak, piutang retribusi dan bagian lancar tuntutan ganti rugi. Contoh piutang lainnya piutang pendapatan Pasien dan Askes pada RSUD/RSJD, pemanfaatan Gor Jatidiri, piutang hasil penjualan aset kendaraan, piutang penjualan aset tetap peralatan yang tidak terpakai dan piutang tuntutan ganti rugi. Piutang Pendapatan Lainnya per 31 Desember 2020 sebesar 3.377.882.894 turun sebesar 4.340.740.411 atau 56,24% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 7.718.623.305 dengan rincian sebagai berikut :
2020 2019
Piutang Pasien pada RSJD Surakarta 700.744.092 706.240.060 Piutang Askes pada RSJD Surakarta 2.663.278.802 6.986.298.245 Piutang Lain-lain pada RSJD Surakarta 13.860.000 26.085.000
Jumlah 3.377.882.894 7.718.623.305
5.2.1.1.5.1. Penyisihan Piutang Lainnya
Penyisihan piutang tidak tertagih merupakan piutang yang dikelola oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dan dimungkinkan tidak dapat tertagih per 31 Desember 2020. Penyisihan Piutang Lainnya per 31 Desember 2020 sebesar 664.487.284,62 turun sebesar 14.009.442,25 atau 2,06% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 678.496.726,87 dengan rincian sebagai berikut :
2020 2019
Piutang Cadangan Piutang Cadangan Lancar 2.687.994.944 1.439.974,72 7.003.701.294 35.018.506 Menunggak 1-2 tahun 3.258.249 325.824,90 21.673.124 2.167.312,40 Menunggak 2-3 tahun 9.440.593 4.720.296,50 30.350.896 15.175.448,00 Menunggak 3-5 tahun 62.375.839 31.187.919,50 73.525.062 36.762.531,00 Menunggak lebih dari 5 tahun 614.813.269 614.813.269,00 589.372.929 589.372.929,00 Jumlah 3.377.882.894 664.487.284,62 7.718.623.305 678.496.726,87
a) Piutang Pasien
Penyisihan piutang tidak tertagih pasien merupakan piutang pasien umum yang dikelola oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dan dimungkinkan tidak dapat
tertagih per 31 Desember 2020. Penyisihan Piutang Pasien per 31 Desember 2020 sebesar 651.101.590,61 naik sebesar 8.817.913,96 atau 1,37% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 642.283.676,65 dengan rincian sebagai berikut :
2020 2019
Piutang Cadangan Piutang Cadangan
Lancar 10.856.142 54.280,71 3.435.249 17.176,24
Menunggak 1-2 tahun 3.258.249 325.824.90 9.555.924 955,592,40 Menunggak 2-3 tahun 9.440.593 4.720.296,50 30.350.896 15.175.448,00 Menunggak 3-5 tahun 62.375.839 31.187.919,50 73.525.062 36.762.531,00 Menunggak lebih dari 5 tahun 614.813.269 614.813.269,00 589.372.929 589.372.929,00 Jumlah 700.744.092 651.101.590,61 706.240.060 642.283.676,64
b) Piutang Askes
Penyisihan piutang tidak tertagih askes merupakan piutang askes yang dikelola oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dan dimungkinkan tidak dapat tertagih per 31 Desember 2020. Penyisihan Piutang Askes per 31 Desember 2020 sebesar 13.316.394,01 turun sebesar 22.766.231,22 atau 63,09% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 36.082.625,23 dengan rincian sebagai berikut :
2020 2019
Piutang Cadangan Piutang Cadangan Lancar 2.663.278.802 13.316.394,01 6.974.181.045 34.870.905,23 Menunggak 1-2 tahun 12.117.200 1.211.720,00 Menunggak 2-3 tahun Menunggak 3-5 tahun Jumlah 2.663.278.802 13.316.394,01 6.986.298.245 36.082.625,23 c) Piutang Lain-lain
Penyisihan piutang tidak tertagih lain-lain merupakan piutang selain dari pendapatan pelayanan misalnya piutang sewa kantin, sewa GOR, lahan parkir, dll yang dikelola oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dan dimungkinkan tidak dapat tertagih per 31 Desember 2020. Penyisihan Piutang Pendapatan Lainnya per 31 Desember 2020 sebesar 69.300,00 turun sebesar 61.125,00 atau 46,87% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 130.425,00 dengan rincian sebagai berikut :
2020 2019
Piutang Cadangan Piutang Cadangan
Lancar 13.860.000 69.300,00 26.085.000 130.425,00
Menunggak 1-2 tahun Menunggak 2-3 tahun Menunggak 3-5 tahun
Jumlah 13.860.000 69.300,00 26.085.000 130.425,00
5.2.1.1.6. Belanja Dibayar Dimuka
Belanja dibayar dimuka merupakan belanja yang belum menjadi kewajiban Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta untuk membayar pada Tahun 2019 namun Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta telah melakukan pembayaran pada tahun 2019 sehingga pembayaran tersebut sebagai uang muka. Belanja dibayar dimuka tersebut berupa Asuransi Barang Milik Daerah
dan Asuransi Pegawai Non PNS. Beban Dibayar Dimuka per 31 Desember 2020 sebesar 14.216.542,38 naik sebesar 1.492.587,58 atau 11,73% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 12.923.954,80 dengan rincian sebagai berikut :
2020 2019
Asuransi BMD 14.216.542,38 12.723.954,80
Asuransi Pegawai Non PNS - -
Jumlah 14.216.542,38 12.923.954,80
5.2.1.1.7. Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Nilai persediaan diperoleh dari hasil perhitungan fisik per 31 Desember 2020, dikalikan dengan harga pembelian terakhir. Persediaan per 31 Desember 2020 sebesar 2.714.287.749 turun sebesar 388.007.096 atau 12.51% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 3.102.294.845 dengan rincian sebagai berikut :
2020 2019
Persediaan Bahan/Material 2.374.820.922 2.807.441.183 Persediaan Bahan Kegiatan Kantor 319.958.977 274.165.401 Persediaan Makanan dan Minuman 19.507.850 20.688.475 Jumlah 3.714.287.749 3.102.294.845 Persediaan ini termasuk sisa barang per 31 Desember 2020 merupakan bantuan dari masyarakat yang diserahkan kepada rumah sakit untuk petugas penanggulangan covid-19. Terdiri dari Obat-obatan dan Alkes sebesar Rp. 327.731.392,00 dan makan minum sebesar Rp. 146.000,00.
5.2.1.2. Investasi Jangka Panjang
Investasi Jangka Panjang per 31 Desember 2020 sebesar 0 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut :
5.2.1.2.1. Investasi Non Permanen-Dana Bergulir
Investasi Nonpermanen merupakan saldo dana bergulir yang dikelola oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Investasi non permanen-Dana Bergulir per 31 Desember 2020 sebesar 0 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut :
NO Uraian 2020 Penambahan Pengurangan 2019
1
Jumlah
5.2.1.2.2. Investasi Non Permanen-Diragukan Tertagih
Investasi Non Permanen-Diragukan Tertagih merupakan saldo piutang yang dimungkinkan tidak tertagih yang dikelola oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Kebijakan diragukan
tertagih sesuai dengan kebijakan piutang tidak tertagih. Investasi non permanen-diragukan tertagih per 31 Desember 2020 sebesar 0 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut :
2020 2019 Investasi Non Permanen Diragukan Tertagih Investasi Non Permanen Diragukan Tertagih Lancar Menunggak 1-2 tahun Menunggak 2-3 tahun Menunggak 3-5 tahun Jumlah 5.2.1.3. Aset Tetap
Aset Tetap per 31 Desember 2020 sebesar 213.036.155.290 naik sebesar 35.102.934.120 atau 19,73% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 212.566.982.493 dengan rincian sebagai berikut :
Rincian mutasi aset tetap terdiri dari :
Saldo Awal Rp. 212.566.982.493,00
Penambahan
Belanja Modal Rp. 33.764.516.236,00
Hibah Rp. 71.160.000,00
Reklasifikasi Masuk antar aset tetap Rp. 10.451.722.586,00 Reklasifikasi Masuk dari aset lainnya Rp. 1.733.815.091,00
Koreksi Rp. 1,00
Jumlah Rp. 46.021.213.914,00
Berkurang
Ekstrakontable Rp. 147.387.208,00
Mutasi Keluar Rp. 151.900.000,00
Reklasifikasi Keluar antar aset tetap Rp. 10.451.722.586,00 Reklasifikasi Keluar ke Aset Lainnya Rp. 163.460.000,00
Koreksi Rp. 3.810.000,00
Jumlah Rp. 10.918.279.794,00
Grand Total Rp. 213.036.155.290,00
5.2.1.3.1. Tanah
Tanah per 31 Desember 2020 sebesar 50.269.000.000 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 50.269.000.000 dengan rincian sebagai berikut :
2020 Bertambah Berkurang 2019
Tanah 50.269.000.000 50.269.000.000
Jumlah 50.269.000.000 50.269.000.000
Rincian mutasi tanah terdiri dari :
Saldo Awal Rp. 50.269.000.000,00
Penambahan
Belanja Modal Rp.
Berkurang
Ekstrakontable Rp.
Koreksi Rp.
Jumlah Rp.
Grand Total Rp. 50.269.000.000,00
5.2.1.3.2. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2020 sebesar 93.665.991.403 naik sebesar 24.098.045.499 atau 34,64% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 93.196.818.606 dengan rincian sebagai berikut :
2020 Bertambah Berkurang 2019
Alat Besar 2.773.025.000 2.773.025.000
Alat Angkut 6.574.396.823 1.735.450.450 151.900.000 6.574.396.823 Alat Bengkel dan Ukur 542.511.140 510.306.640 542.511.140 Alat Pertanian dan Peternakan
Alat Kantor dan Rumah Tangga 26.509.868.760 9.528.799.330 504.484.924 26.509.868.760 Alat Studio dan Komunikasi 980.491.137 14.996.000 980.491.137 Alat Kedokteran 48.937.045.945 11.413.095.836 594.615.000 48.937.045.945 Alat Laboratorium 2.286.375.076 3.686.154.876 3.382.048.800 2.286.375.076 Alat Komputer 4.992.821.522 1.772.835.091 4.992.821.522 Alat Keselamatan Kerja 48.576.000 48.576.000 48.576.000 Alat Olahraga 20.880.000 23.760.000 2.880.000 20.880.000 Jumlah 93.665.991.403 28.733.974.223 4.635.928.724 93.665.991.403
Rincian mutasi peralatan dan mesin terdiri dari :
Saldo Awal Rp. 93.196.818.606,00
Penambahan
Belanja Modal Rp. 23.014.974.416,00
Hibah Rp. 71.160.000,00
Reklasifikasi Masuk antar aset tetap Rp. 4.013.024.716,00 Reklasifikasi Masuk dari aset lainnya Rp. 1.634.815.091,00
Jumlah Rp. 28.733.974.223,00
Berkurang
Ekstrakontable Rp. 147.387.208,00
Mutasi Keluar Rp. 151.900.000,00
Reklasifikasi Keluar antar aset tetap Rp. 4.169.371.516,00 Reklasifikasi Keluar ke aset lainnya Rp. 163.460.000,00
Koreksi Rp. 3.810.000,00
Jumlah Rp. 4.635.928.724,00
Grand Total Rp. 93.665.991.403,00
5.2.1.3.3. Gedung dan Bangunan
Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2020 sebesar 39.953.428.752 naik sebesar 5.013.940.050 atau 14,35% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 39.953.428.752 dengan rincian sebagai berikut :
Gedung 39.139.376.152 11.149.089.870 6.135.149.820 39.139.376.152
Monumen 814.052.600 814.052.600
Jumlah 39.953.428.752 11.149.089.870 6.135.149.820 39.953.428.752
Rincian mutasi gedung dan bangunan terdiri dari :
Saldo Awal Rp. 39.953.428.752,00
Penambahan
Belanja Modal Rp. 10.749.541.820,00
Reklasifikasi Masuk antar aset tetap Rp. 300.548.050,00 Reklasifikasi Masuk dari aset lainnya Rp. 99.000.000,00
Jumlah Rp. 11.149.089.870,00
Berkurang
Reklasifikasi Keluar antar aset tetap Rp 6.135.149.820,00
Jumlah Rp. 6.135.149.820,00
Grand Total Rp. 39.953.428.752,00
5.2.1.3.4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan per 31 Desember 2020 sebesar 5.498.858.002 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 5.498.858.002 dengan rincian sebagai berikut :
2020 Bertambah Berkurang 2019
Jalan dan Jembatan 2.053.018.611 2.053.018.611
Bangunan Air/Irigasi 100.621.000 100.621.000
Instalasi 3.345.218.391 3.345.218.391
Jaringan
Jumlah 5.498.858.002 5.498.858.002
Rincian mutasi jalan, irigasi, dan jaringan terdiri dari :
Saldo Awal Rp. 5.498.858.002,00
Penambahan Rp.
Belanja Modal Rp.
Jumlah Rp.
Berkurang Rp.
Reklasifikasi keluar ke Aset Lainnya Rp.
Jumlah Rp.
Grand Total Rp. 5.498.858.002,00
5.2.1.3.5. Aset Tetap Lainnya
Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2020 sebesar 83.262.230 naik sebesar 21.510.000 atau 20,68% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 83.262.230 dengan rincian sebagai berikut :
2020 Bertambah Berkurang 2019 Buku Perpustakaan 15.632.230 3.000.000 15.632.230
Barang Bercorak Kesenian dan Kebudayaan 67.630.000 23.760.000 67.630.000
Jumlah 83.262.230 3.000.000 23.760.000 83.262.230
Saldo Awal Rp. 83.262.230,00
Penambahan
Reklasifikasi Masuk antar aset tetap Rp. 3.000.000,00
Jumlah Rp. 3.000.000,00
Berkurang Rp.
Reklasifikasi keluar antar aset tetap Rp. 23.760.000,00
Jumlah Rp. 23.760.000,00
Grand Total Rp. 83.262.230,00
5.2.1.3.6. Konstruksi Dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam Pengerjaan per 31 Desember 2020 sebesar 23.565.614.903 naik sebesar 6.011.708.571 atau 34,25% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 23.565.614.903 dengan rincian sebagai berikut :
Uraian Pembangunan 2020 Bertambah Berkurang 2019 Kontruksi dalam Pengerjaan 23.565.614.903 6.135.149.821 123.441.250 23.565.614.903
Jumlah 23.565.614.903 6.135.149.821 123.441.250 23.565.614.903
Penjelasan Konstruksi Dalam Pembangunan
No Pembangunan yang
menjadi KDP
Lokasi No. Kontrak Nilai Kontrak Masa
Pelaksanaan
Realisasi Fisik
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Belanja Modal Gedung
dan Bangunan – Bangunan Kesehatan Berupa Pembangunan Struktur Lantai 5 ( lima ) untuk Rawat Inap Gedung Rawat Inap 5 Lantai Tahap III
RS Jiwa Daerah Surakarta Jl.Ki Hajar Dewantara No.80 Jebres Surakarta 027/2079.6/05/2017 Tanggal 03 Mei 2017 Rp.11.949.091.000,- 210 hari kalender (04 Mei 2017 s/d 29 November 2017) Rp. 12.645.281.000,- 100
2 Belanja Modal Gedung
dan Bangunan – Pengadaan Bangunan Kesehatan Biaya Pembangunan Gedung Rawat Inap 5 Lantai Tahap II RS Jiwa Daerah Surakarta Jl.Ki Hajar Dewantara No.80 Jebres Surakarta 027/5985/09/2019 Tanggal 03 September 2019 Rp.22.767.115.000,- 120 hari kalender (03 September 2019 s/d 31 Desember 2019 ) Rp. 4.736.894.083,- 100
3 Belanja Modal Gedung
dan Bangunan – Pengadaan Bangunan Kesehatan Berupa Pembangunan Gedung Rawat Inap 5 Lantai Tahap III RS Jiwa Daerah Surakarta Jl.Ki Hajar Dewantara No.80 Jebres Surakarta 027/5394/07/2020 Tanggal 31 Juli 2020 Rp.6.039.669.821,- 120 hari kalender ( 31 Juli 2020 s/d 27 November 2020 Rp. 6.134.149.820,- 100 4 Belanja Konsultan Perencanaan Pneumatic Tube System Tahun Anggaran 2019 RS Jiwa Daerah Surakarta Jl.Ki Hajar Dewantara No.80 Jebres Surakarta 027.1/7049.6/11/2019 Tanggal 05 November 2019 Rp. 56.100.000,- 30 hari kalender ( 05 November 2019 s/d 4 Desember 2019) Rp. 48.290.000,- 100
Rincian mutasi peralatan dan mesin terdiri dari :
Saldo Awal Rp. 23.565.614.903,00
Penambahan Rp.
Reklasifikasi Masuk antar aset tetap Rp. 6.135.149.820,00
Koreksi Rp. 1,00
Berkurang Rp.
Reklasifikasi Keluar antar aset tetap Rp. 123.441.250,00
Jumlah Rp. 123.441.250,00
Grand Total Rp. 23.565.614.903,00
5.2.1.4. Akumulasi Penyusutan
Akumulasi Penyusutan per 31 Desember 2020 sebesar 76.575.828.016,19 naik sebesar 14.273.399.491,30 atau 22,91% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 76.106.655.219,19 dengan rincian sebagai berikut :
2020 2019
Alat Besar 1.499.651.250,00 1.499.651.250,00
Alat Angkut 4.047.664.580,13 4.047.664.580,13
Alat Bengkel dan Ukur 134.034.828,00 134.034.828,00
Alat Pertanian dan Peternakan - -
Alat Kantor dan Rumah Tangga 17.542.889.492,80 17.542.889.492,80 Alat Studio dan Komunikasi 959.135.337,00 959.135.337,00 Alat Kedokteran dan Kesehatan 33.213.549.981,40 33.213.549.981,40 Alat Laboratorium 1.247.150.567,57 1.247.150.567,57 Alat Komputer 3.516.038.353,75 3.516.038.353,75
Alat Keselamatan Kerja 9.715.200,00 9.715.200,00
Alat Olahraga 20.880.000,00 20.880.000,00
Gedung 12.165.323.949,36 12.165.323.949,36
Monumen 97.686.312,00 97.686.312,00
Jalan dan Jembatan 1.184.194.211,00 1.184.194.211,00
Bangunan Air 35.577.850,00 35.577.850,00
Instalasi 902.336.103,18 902.336.103,18
Jaringan - -
Jumlah 76.575.828.016,19 76.106.655.219,19
5.2.1.5. Aset Lainnya
Aset Lainnya per 31 Desember 2020 sebesar 4.016.171.776,70 naik sebesar 1.838.995.147,70 atau 75,96% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 3.224.786.858,70 dengan rincian sebagai berikut :
2020 2019
Aset Tak Berwujud 2.665.091.409 2.665.091.409
Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud (785.264.281,80) (785.264.281,80) Akumulasi Amortisasi Aset Tidak Berwujud Netto 1.879.817.127,20 1.879.817.127,20
2020 2019
Barang Rusak Berat 4.943.497.419 4.152.112.501 Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya (2.807.142.769,50) (2.807.142.769,50) Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya Netto 2.136.354.649,50 1.344.969.731,50
5.2.1.5.1. Aset Dikerjasamakan
Aset Dikerjasamakan 31 Desember 2020 sebesar 0 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 0
Aset Tak Berwujud 31 Desember 2020 sebesar 2.665.081.409 naik sebesar 2.168.846.409 atau 437,06% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 2.665.081.409
Rincian mutasi peralatan dan mesin terdiri dari :
Saldo Awal Rp. 2.665.081.409,00
Penambahan Rp.
Belanja Modal Rp. 3.739.201.500,00
Reklasifikasi dari Aset Tetap Rp. 163.460.000,00
Jumlah Rp. 3.902.661.500,00
Berkurang Rp.
Reklasifikasi ke aset tetap Rp. 1.733.815.091,00
Jumlah Rp. 1.733.815.091,00
Grand Total Rp. 2.665.081.409,00
5.2.1.5.3. Amortisasi Aset Tak Berwujud
Amortisasi Aset Tak Berwujud 31 Desember 2020 sebesar 785.264.271,80 naik sebesar 533.016.281,80 atau 211,31% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 785.264.271,80
5.2.1.5.4. Aset Lain-Lain
Aset Lain-Lain 31 Desember 2020 sebesar 4.152.112.501 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 4.152.112.501 merupakan barang rusak dan tidak digunakan untuk aktifitas operasional Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta serta dalam proses penghapusan dengan rincian sebagai berikut :
2020 2019
Alat Besar - -
Alat Angkut 15.397.000 15.397.000
Alat Bengkel dan Ukur 1.696.000 1.696.000 Alat Kantor dan Rumah Tangga 1.200.488.747 1.200.488.747 Alat Studio dan Komunikasi 93.358.931 93.358.931
Alat Kedokteran 142.915.833 142.915.833
Alat Laboratorium 495.499.600 495.499.600
Alat Komputer 343.892.890 343.892.890
Gedung 999.296.600 999.296.600
Jalan dan Jembatan - -
Instalasi 813.041.900 813.041.900
Bahan Perpustakaan - -
Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan/Olahraga 46.525.000 46.525.000 Jumlah 4.152.112.501 4.152.112.501
5.2.1.5.5. Penyusutan Barang Rusak Berat
Penyusutan Barang Rusak Berat per 31 Desember 2020 sebesar 2.807.142.769,50 naik sebesar 40.821.979,50 atau 1,48% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 2.807.142.769,50
2020 2019
Alat Besar - -
Alat Angkut 15.397.000,00 15.397.000,00