• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAKIP TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAKIP TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page i

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah patut kita panjatkan kepada Allah SWT, atas

segala rahmat dan hidayahNya, sehingga Laporan Kinerja Pemerintah (LAKIP)

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba

Tahun 2016 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan Kinerja Pemerintah

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba

memuat informasi kinerja dalam menyelenggarakan pemerintahan

sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Bulukumba Tahun 2016-2021.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten

Bulukumba sesuai Perda No. 34/IX/2008 Peraturan Bupati Bulukumba,

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura sebagai instansi teknis

yang menangani kewenangan pembangunan dibidang Pertanian tanaman

pangan dan hortikultura di Kabupaten Bulukumba. Dalam melaksanakan

tugas tersebut, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura dituntut

untuk melaksanakannya dengan prudent, transparan, akuntabel, efektif dan

efesien sesuai dengan prinsip-prinsip “Good Governance” sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang bersih, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme,

telah ditetapkan rumusan – rumusan strategis dalam Rencana Strategis

(Renstra), baik dalam penetapan Visi, Misi, Sasaran, Tujuan dan arah

kebijakan Pembangunan Daerah yang selanjutnya telah dijabarkan dalam

bentuk kegiatan tahunan disamping arah kebijakan - kebijakan yang bersifat

(2)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page ii Laporan Akuntabilitas Kinerja ini disusun berdasarkan ketentuan

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan

Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor :

239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang memuat gambaran tingkat

pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bulukumba pada tahun 2016.

Demikian Laporan Kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura Kabupaten Bulukumba ini disusun, agar dapat bermanfaat

untuk perbaikan perencanaan, penilaian dan perbaikan pelaksanaan program

dan kegiatan, peningkatan kinerja dan penilaian kinerja.

Bulukumba, 2 Pebruari 2017

(3)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page iii

RINGKASAN EKSEKUTIF

A. Latar Belakang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada pokoknya

merupakan instrumen yang digunakan instansi pemerintah dalam

memenuhi kewajiban dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan dan

kegagalan pelaksanaan misi organisasi, yang terdiri dari berbagai

komponen dan merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan strategis,

perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman

Penyusunan Perjanjian Kinerja dan Pelaporan Kinerja serta Petunjuk

Teknis Reviu Laporan Kinerja., mengamanatkan bahwa Pemerintah Daerah

berkewajiban menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, yang

menggambarkan tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan sebagai

penjabaran dari visi, misi, dan strategi. LAKIP ini mengindikasikan tingkat

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan

program dan kebijakan yang ditetapkan.

B. Perjanjian Kinerja

Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi

pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan

5 (lima) tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan

memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau yang

mungkin timbul, yang memuat Visi, Misi, ujuan, Strategi dan Arah

(4)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page iv 1. Visi

Visi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten

Bulukumba sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis 5 (Lima )

tahunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten

Bulukumba Tahun 2016-2021 yaitu : “ T er wujudnya Kesejaht er aan

Pet ani Mel al ui Pener apan T ek nol ogi Ramah Li ngk ungan,

Ber k el anjut an Yang Ber basi s Agr i bi sni s”.

2. Misi

Misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten

Bulukumba Tahun 2016-2021 sebagai berikut :

Misi 1 : Menumbuhkembangkan Komoditas Andalan dan unggulan

Daerah

Misi 2 : Pembinaan dan Pengembangan Sentra Produksi Tanaman

Pangan, Hortikultura dan Perkebunan

Misi 3 : Menciptakan peluang usaha melalui pengembangan sisrem

dan usaha agribisnis

Misi 4 : Pemberdayaan Kelembagaan Petani menuju terciptanya daya

saing dan berkelanjutan

Misi 5 : Mendorong Kreatifitas sumber daya manusia, aparat dan

petani

Misi 6 : Optimalisasi Pemanfaatan potensi sumber daya lokal

Misi 7 : Menumbuhkan dan mengembangkan Komoditas Strategis

Nasional

Misi 8 : Mengembangkan kemampuan entrepreneurship agar dapat

(5)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page v Misi 9 : Meningkatkan daya saing komoditas tanaman pangan,

Hortikultura dan perkebunan dalam menghadapi pasar

global

Misi 10 : Memantapkan sistem pendukung yang meliputi sumber

daya alam, sumber daya manusia, teknologi, kelembagaan,

sarana dan prasarana.

Misi 11 : Membangun suasana keragaman dalam proses

pembangunan tanaman pangan sebagai realisasi dari Good

Gover nance.

3. Pengukuran Capaian Kinerja

Pengukuran Capaian kinerja adalah proses sistematis dan

berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan

tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten

Bulukumba.

Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan

visi dan misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kabupaten Bulukumba. Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan

dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi

masingmasing indikator kinerja sasaran yang merupakan indikator

Kinerja Utama dan membandingkan target dan realisasi pada indikator

(6)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page vi C. Akuntabilitas Keuangan

Pada tahun Anggaran 2016, dalam rangka pencapaian Visi Dinas

Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba

yang dijabarkan melalui Misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura Kabupaten Bulukumba yang didukung oleh Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bulukumba Tahun

Anggaran 2016 dengan Belanja tidak Langsung sejumlah

Rp.3.270.620.239,- dengan realisasi belanja tidak langsung sebesar Rp.

3.169.425.129 atau dengan nilai rata rata Keuangan 96.91 % dan Fisk

100 % sedangkan untuk Belanja Langsung sebesar Rp. 11.233.900.300,-

dengan realisasi belanja langsung sejumlah Rp. 11.199.935.622,-

dengan rata-rata 99,70 % dan Fisik 100 % dengan rincian Anggaran

Belanja langsung per progrsm sebagai berikut :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan 9 Kegiatan

didukung Anggaran sebesar Rp. 520.666.100,- dan realisasi sebesar

Rp. 513.108.064,- dengan nilai rata-rata 98,55 %.

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan 10

Kegiatan didukung Anggaran sebesar Rp. 326.873.600,- dan realisasi

sebesar Rp. 325.950.419,- dengan nilai rata-rata 99,72 %.

3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan 1

Kegiatan didukung Anggaran sebesar Rp. 17.180.000,- dan realisasi

sebesar Rp. 16.520.000,- dengan nilai rata-rata 96,16 %.

4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan dengan 1 Kegiatan didukung Anggaran

sebesar Rp. 4.998.900,- dan realisasi sebesar Rp. 4.998.900,- dengan

(7)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page vii 5. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani dengan 2 Kegiatan

didukung Anggaran sebesar Rp. 84.809.250,- dan realisasi sebesar

Rp. 84.443.150,- dengan nilai rata-rata 99,57 %.

6. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)

dengan 14 Kegiatan didukung Anggaran sebesar

Rp. 9.066.110.150,- dan realisasi sebesar Rp. 9.052.603.249,-

dengan nilai rata-rata 99,85 %.

7. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi

Pertanian/Perkebunan dengan 2 Kegiatan didukung Anggaran

sebesar Rp. 61.249.000,- dan realisasi sebesar Rp. 61.065.500,-

dengan nilai rata-rata 99,70 %.

8. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/perkebunan

dengan 2 Kegiatan didukung Anggaran sebesar Rp. 60.107.000,- dan

realisasi sebesar Rp. 58.830.289,- dengan nilai rata-rata 97,88 %.

9. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan dengan 3

Kegiatan didukung Anggaran sebesar Rp. 965.639.300,- dan realisasi

sebesar Rp. 956.172.637,- dengan nilai rata-rata 99,02 %.

10. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku dengan 1 Kegiatan

didukung Anggaran sebesar Rp. 126.267.000,- dan realisasi sebesar

Rp. 126.243.414,- dengan nilai rata-rata 99,98 %.

Dari Hasil Pengukuran Laporan Kinerja setiap Program dan Kegiatan

rata-rata mencapai target 100 %. Indikator kinerja hanya dapat diukur pada

tingkat hasil sedangkan indikator manfaat dan dampak belum dapat diukur

walaupun secara tekhnis di lapangan sudah ada yang Nampak manfaat dan

dampaknya, tetapi secara terukur harus melalui suatu proses pendataan dan

perumusan sehingga dapat diketahui beberapa persen (%) tingkat

(8)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page viii Dari Hasil Evaluasi Laporan Kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan

dan Hortikultura terhadap potensi sumber daya manusia dan sumber daya

alam terlihat bahwa terjadi perbedaan yang sangat jauh terhadap

pengalokasian anggaran Pemerintah Daerah dengan Visi, Misi, Tujuan dan

sasaran yang ingin dicapai Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kabupaten Bulukumba, sehingga untuk membawa keperubahan yang lebih

baik masih membutuhkan anggaran yang memadai.

KEPALA DINAS

Ir. H A R U N. M.Si

Pangkat : Pembina Utama Muda

(9)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page ix

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

IKHTISAR EKSEKUTIF ... iii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... x

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Gambaran Umum ... 1

B. Struktur Organisasi ... 2

C. Aspek Strategis ... 3

D. Isu-Isu Strategis ... 14

II. PERENCANAAN KINERJA ... 25

A. Visi dan Misi ... 26

B. Tujuan dan Sasaran ... 27

C. Kebijakan ... 29

D. Rencana Kinerja Tahun 2016 ... 29

E. Indikator Keberhasilan Pencapaian Kinerja ... 32

III.AKUNTABILITAS KINERJA ... 33

A. Capaian Kinerja Organisasi ... 33

B. Realisasi Anggaran... 70

IV. P E N U T U P ... 91

(10)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page x

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1.1 Komoditi Unggulan Kabupaten Bulukumba ... 4

1.2 Tipe Iklim Menurut Bulan Basah dan Bulan Kering Serta

Lokasi Penyebarannya ... 5

1.3 Keadaan Pegawai Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Bulukumba Tahun 2016 ... 8

1.4 Keadaan Sarana dan Prasarana Pendukung Kegiatan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten

Bulukumba Tahun 2016 ... 9

1.5 Sumber Pembiayaan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba Tahun Anggaran 2016 ... 10

2.1 Rincian Program dan Kegiatan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Anggaran Tahun Anggaran 2016 ... 30

3. Nilai Capaian Kinerja tiap-tiap kegiatan pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten

Bulukumba Tahun 2016 ... 35

3.1 Perbandingan antara Realisasi Kinerja Sasaran 1 Tahun 2016 Dengan Tahun lalu dan beberapa Tahun sebelumnya ... 39

3.2 Perbandingan anatar Realisasi Kinerja Sasaran 2 Tahun 2016 Dengan Tahun lalu dan beberapa Tahun sebelumnya ... 43

3.3 Perbandingan anatar Realisasi Kinerja Sasaran 3 Tahun 2016 Dengan Tahun lalu dan beberapa Tahun sebelumnya ... 46

(11)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page xi 3.5 Perbandingan anatar Realisasi Kinerja Sasaran 5 Tahun 2016

Dengan Tahun lalu dan beberapa Tahun sebelumnya ... 51

3.6 Perbandingan anatar Realisasi Kinerja Sasaran 6 Tahun 2016 Dengan Tahun lalu dan beberapa Tahun sebelumnya ... 56

3.7 Perbandingan anatar Realisasi Kinerja Sasaran 7 Tahun 2016 Dengan Tahun lalu dan beberapa Tahun sebelumnya ... 59

3.8 Perbandingan anatar Realisasi Kinerja Sasaran 8 Tahun 2016 Dengan Tahun lalu dan beberapa Tahun sebelumnya ... 62

3.9 Perbandingan anatar Realisasi Kinerja Sasaran 9 Tahun 2016 Dengan Tahun lalu dan beberapa Tahun sebelumnya ... … 65

3.10 Perbandingan anatar Realisasi Kinerja Sasaran 10 Tahun 2016 Dengan Tahun lalu dan beberapa Tahun sebelumnya ... … 68

3.2. Nilai Capaian Kinerja Program Pelayanan Administrasi Perkantoran pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura KabupatenBulukumba Tahun 2016 ... 72

3.3 Nilai Capaian Kinerja Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura KabupatenBulukumba Tahun 2016 ... 75

3.4 Nilai Capaian Kinerja Program Peningkatan Kapasitas

Sumber Daya Aparatur pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba Tahun 2016 ... 77

3.5 Nilai Capaian Kinerja Program Peningkatan Pengembangan Sistem pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kabupaten Bulukumba Tahun 2016 ... 78

3.6 Nilai Capaian Kinerja Program Peningkatan Kesejahteraan Petani pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

(12)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page xii 3.7 Nilai Capaian Kinerja Program Peningkatan Ketahanan Pangan

pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kabupaten Bulukumba Tahun 2016 ... 79

3.8 Nilai Capaian Kinerja Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba

Tahun 2016 ... 84

3.9 Nilai Capaian Kinerja Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian pada PertanianDinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba

Tahun 2016 ... 85

3.10 Nilai Capaian Kinerja Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba

Tahun 2016 ... 87

3.11 Nilai Capaian Kinerja Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku Pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

(13)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 1 BAB I

P E N D A H U L U A N

A. GAMBARAN UMUM

Good Gover nance merupakan praktek penyelenggaraan

Pemerintahan dalam rangka mewujudkan pelayanan masyarakat yang

baik, hal tersebut mendorong pemerintah sebagai pemegang amanah dari

masyarakat untuk mengelola penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

mempertanggungjawabkannya kepada masyarakat. Sehubungan dengan

perwujudan tanggung jawab maka diperlukan suatu pengembangan dan

implementasi sistem Akuntabilitas Kinerja dalam bentuk pelaporan yang

tepat, terarah dan terukur yang mencerminkan keberhasilan dan

kegagalan pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan oleh

Instansi Pemerintah sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan dapat berlangsung secara akuntabel.

Sesuai Perda No. 34/IX/2008 Peraturan Bupati Bulukumba,

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura sebagai instansi

teknis yang menangani kewenangan pembangunan dibidang Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kabupaten Bulukumba. Dalam

melaksanakan tugas tersebut, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura dituntut untuk melaksanakannya dengan prudent,

transparan, akuntabel, efektif dan efesien sesuai dengan prinsip-prinsip

“Good Governance” sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor

28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih, bebas

korupsi, kolusi dan nepotisme.

Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) sistem

(14)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 2

yang berorientasi pada hasil (outcomes oriented), sistem ini

diimplementasikan secara “self assessment” oleh masing-masing instansi

pemerintah. Self Assesment maksudnya Instansi Pemerintah membuat

perencanaan dan pelaksanaan serta mengukur/mengevaluasi kinerjanya

sendiri dan melaporkannya kepada instansi yang lebih tinggi. Penerapan

Manajemen pemerintahan yang berbasis kinerja pada dasarnya adalah

mengubah memd-set para birokrat dari sistem birokratis kearah sistem

yang bertujuan untuk lebih mewirausahakan birokrasi pemerintah atau

bahasa lain, transpormasi sektor pemerintahan yang mengubah fokus

akuntabilitas dan orientasi pada masukan-masukan (input Oriented

accountability) dan proses kearah akuntabilitas pada hasil ( result

oriented accountability), terutama berupa outcomes yang merupakan

salah satu cara yang tepat untuk meningkatkan efektifitas, pengelolaan

manajemen Pemerintahan dengan melakukan refromasi pengelolaan dan

pertanggungjawaban Kinerja Instansi Pemerintah yang harus ditetapkan

didasarkan kebutuhan masyarakat. Instansi Pemerintah menetapkan

sasaran strategis di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kabupaten Bulukumba dengan ukuran-ukuran kinerja yang jelas dan

terukur.

B. STRUKTUR ORGANISASI DINAS

Sesuai dengan Perda No. 10 Tahun 2008 Peraturan Daerah

Kabupaten Bulukumba Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Kabupaten Bulukumba Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura yang merupakan instansi teknis yang menangani kebijakan

pembangunan dibidang PertanianTanaman Pangan dan Hortikultura.

Adapun struktur organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

(15)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 3

a. Kepala Dinas

b. Sekretaris terdiri dari :

 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

 Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan  Sub Bagian Keuangan

c. Bidang Tanaman Pangan terdiri dari :  Seksi Produksi Padi

 Seksi Produksi Jagung dan Serealia

 Seksi Kacang-kacangan dan Umbi-umbian

d. Bidang Hortikultura terdiri dari :  Seksi Buah-buahan

 Seksi Sayur-sayuran

 Seksi Tanaman Hias dan Biofarmaka

e. Bidang Sarana dan Prasarana :

 Seksi Pengelolaan Lahan dan Air  Seksi perlindungan Tanaman  Seksi Sarana Produksi

f. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil :

 Seksi Kelembagaan, Kemitraan dan Penyuluhan  Seksi Usaha Tani

 Seksi Pengolahan Hasil

C. ASPEK STRATEGIS

1. Aspek Sumber Daya Alam

a. Potensi Lahan

Kabupaten Bulukumba cukup potensial dalam upaya

pengembangan pertanian tanaman pangan, dimana 73,93 % dari

total luas wilayah Kabupaten Bulukumba.

 Tanaman Pangan

a. Lahan Sawah : 22.458 Ha

- Pengairan Semi Tehnis 11.208 Ha

- Pengairan Sederhana 9.081 Ha

(16)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 4

b. Kawasan Andalan dan Komoditi Unggulan

Beberapa komoditas unggulan ditingkat Kecamatan dalam

Kabupaten Bulukumba adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1. Komoditi Unggulan Kabupaten Bulukumba.

No. Kecamatan Komoditi unggulan

1. Kacang Tanah, Durian, Nangka

Padi, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Durian, Manggis, Nenas

Padi, Durian, Rambutan, Manggis, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Mangga, Sayuran

Jagung, Langsat/Duku, Ubi Kayu

Jagung, Kacang Tanah, Jeruk Keprok

Jagung

Jagung, Kacang tanah

Padi, Kacang Hijau,Mangga,Jagung

Rambutan, Durian,Langsat, sayuran

(17)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 5 c. I k l i m

Keadaan iklim akan mempengaruhi waktu tanam dimana

Kabupaten Bulukumba berada disektor Timur yang menyebabkan

Musim Gaduh jatuh pada bulan Oktober – Maret dan Rendengan

antara Bulan April – September.

Keadaan Curah Hujan Kabupaten Bulukumba dapat

digolongkan atas:

 1.000 – 2.000 mm/tahun, meliputi ; Ujung Bulu, Ujung Loe,

Bonto Tiro, Kajang, Bonto Bahari, Herlang dan Gantarang

sebahagian.

 2.000 – 3.000 mm/tahun, meliputi ; Bulukumpa dan Herlang.

 3.000 mm/tahun, meliputi; Bulukumpa sebahagian, Gantarang

dan Kindang.

Tabel 1.2. Tipe Iklim Menurut Bulan Basah dan Bulan Kering serta Lokasi Penyebarannya.

Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Bulukumba, 2016.

d. Aspek Sumber Daya Manusia

Dalam menyelenggarakan kewenangan daerah yang

dijabarkan dalam tugas pokok dan fungsi, salah satu pendukung

keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan adalah tersedianya

(18)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 6

kebutuhan. Adapun Sumber Daya Manusia Aparatur yang

melaksanakan tugas pokok fungsi penyelenggaraan pemerintahan

di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten

Bulukumba.

Kebutuhan formasi berdasarkan organisasi/unit kerja pada

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura membutuhkan

jumlah pegawai sebanyak 81 orang, sedangkan pegawai yang ada

sebanyak 53 orang sehingga masih kekurangan tenaga sebanyak 28

orang.

Potensi Sumber Daya Manusia pada Dinas Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba sangat

kurang jika dibandingkan dengan tanggung jawab masing – masing

pegawai. Oleh karena itu dibuat kebijakan dengan memakai tenaga

honorer dan sukarela untuk membantu menyelesaikan tugas –

tugas Dinas dan Proyek.

Adapun keadaan pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan

dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba secara rinci dapat dilihat

pada tabel di bawah ini :

Tabel.1.3

DATA PEGAWAI DINAS PERTANIAN TPH

(19)
(20)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 8

Tabel 1.4. Keadaan pegawai Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Bulukumba Tahun 2016.

No Keadaan Pegawai

Jenis Pegawai Pegawai

Gol.IV Gol. IIII Gol.II Gol.I Honor

i. Kelembagaan Petani

a. Jumlah Kelompok Tani = 1.839 Kelompok

1. Pemula = 1.104 Kelompok

b. Balai Benih Instalasi

(21)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 9

f. Aspek Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana pendukung Dinas Tanaman Pangan

dan Hortikultura dalam pelaksanaan tugas di lapangan seperti ;

Bangunan BPP, kendaraan roda 4, roda 2 yang sumber dari PAH,

DAU, SPL-OECF, DAK, Bantuan Pusat, dan alat – alat pendukung

lainnya seperti tabel berikut :

Tabel 1.5. Keadaan Sarana dan Prasarana Pendukung Kegiatan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Bulukumba Tahun 2016.

No. Sarana dan

Prasarana Jumlah Keterangan

1.

11 Unit PAH, 11 Unit DAU 11 Unit P2RT,8 Unit PGTA TU T, 1 Unit DPG,4 Unit DAK dan 46 Unit SPL-OECP

Sumber : Data Subag Umum & Kepegawaian Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Bulukumba Tahun 2016.

g. Aspek Keuangan

Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok Dinas

Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

KabupatenBulukumba, sumber pembiayaan yang diharapkan

adalah :

i. Dana pembangunan melalui Dana Alokasi Umum.

ii. Dana dari Pemerintah Daerah Propinsi dan Pusat sebagai Dana

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

(22)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 10

Tabel 1.6. Sumber Pembiayaan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba Tahun Anggaran 2016.

No .

Nama Belanja

/Program/Kegiatan Jumlah Dana (Rp.)

Sumber

Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran

- Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat - Keg.Penyediaan Jasa

Komunikasi,sumber daya air dan listrik - Kegiatan Penyediaan

Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas /Operasional

- kegiatan Penyediaan Jasa Adm. Keuangan - Kegiatan Penyediaan

Jasa Kebersihan - Kegiatan Penyediaan

(23)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 11

(24)
(25)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 13 - Promosi atas Hasil

(26)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 14

Jumlah : 14.504.520.539,-

A. APBD / DAU 9.420.546.539,-

B. APBD Propinsi -

C. A P B N 29.468.770.000,-

D. D A K 5.083.974.000,-

T O T A L (A+B+C+D) 43.973.290.539,-

Sumber :Data Keuangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba Tahun 2016.

D. ISU-ISU STRATEGIS

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten

Bulukumba memiliki visi dan misi serta tujuan yang hendak dicapai dan

dalam rangka mencapai tujuan tersebut perlu dikembangkan suatu

strategi. Strategi dalam membangunan pertanian adalah kebijakan dalam

mengimplementasikan program dan Kegiatan Kepala Daerah melalui

Kepala Dinas sebagai payung perumusan Pemerintah Kabupaten

Bulukumba. Di samping itu, strategi pembangunan pertanian di dalam

mewujudkan visi dan misi agar setiap program dan kegiatan dapat

dilaksanakan secara efektif dan efisien. Proses penentuan strategi

pembangunan dilakukan dengan menganalisis isu-isu yang berkembang

secara sistemis, dengan jalan melakukan identifikasi berbagai

(27)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 15

Berdasarkan evaluasi pelaksanaan Kegiatan pembangunan

Pertanian pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kabupaten Bulukumba yang tertuang dalam RPJMD 5 (lima) tahun

sebelumnya maka dirumuskan isu strategis Kegiatan pembangunan

Pertanian pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kabupaten Bulukumba yang dihadapi dan harus iselesaikan

dalamRPJMD Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut :

1. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penurunan Produksi Pertanian

Ancaman dan krisis pangan dunia beberapa tahun terakhir

memiliki kaitan sangat erat dengan perubahan iklim global. Dampak

perubahan iklim global adalah terjadinya gangguan terhadap siklus

hidrologi dalam bentuk perubahan pola dan intensitas curah hujan,

kenaikan permukaan laut, peningkatan frekuensi dan intensitas

bencana alam yang dapat menyebabkan terjadinya banjir dan

kekeringan. Pada tahun 2009 telah terjadi kenaikan suhu yang

mencapai 1 derajat celsius, sehingga terjadi lebih banyak curah hujan

dengan perubahan 2-3 persen per tahun. Kondisi ini

kecenderungannya akan terus meningkat pada tahun-tahun ke depan.

Bagi sektor pertanian, dampak lanjutan dari perubahan iklim adalah

bergesernya pola dan kalender tanam, perubahan keanekaragaman

hayati, eksplosi hama dan penyakit tanaman dan hewan, serta pada

akhirnya adalah penurunan produksi pertanian.

2.Terbatasnya Infrastruktur Sarana Prasarana, lahan dan air

Pertanian

Salah satu prasarana pertanian yang saat ini keberadaannya

sangat memprihatinkan adalah jaringan irigasi. Kurangnya

(28)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 16

irigasi yang ada mengakibatkan daya dukung irigasi bagi pertanian

sangat menurun. Kerusakan ini terutama diakibatkan banjir dan erosi,

kerusakan sumberdaya alam di daerah aliran sungai, bencana alam

serta kurangnya pemeliharaan jaringan irigasi hingga ke tingkat usaha

tani. Tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan prasarana pengairan

adalah bagaimana meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

perlindungan daerah aliran sungai, pemeliharaan jaringan irigasi

pedesaan; pengembangan sumber-sumber air alternatif dan berskala

kecil antara lain melalui pemanfaatan teknologi pengambilan air

permukaan dan bawah tanah; pembangunan dan pemeliharaan

embung serta pemanfaatan sumber air tanah, danau, rawa dan air

hujan. Prasarana usahatani lain yang sangat dibutuhkan masyarakat

dan pedagang komoditas pertanian namun keberadaannya masih

terbatas adalah jalan usahatani, jalan produksi, , laboratorium dan

kebun percobaan, penangkaran benih dan bibit, kesehatan tanaman,

balai informasi dan promosi pertanian, balai-balai penyuluhan serta

pasar-pasar yang spesifik bagi komoditas. Tantangan yang harus

dihadapi ke depan adalah bagaimana menyediakan semua prasarana

yang dibutuhkan petani ini dalam jumlah yang cukup, berada dekat

dengan sentra produksi, dan biaya pelayanan yang terjangkau. Di sisi

sarana produksi, permasalahan yang dihadapi adalah belum cukup

tersedianya benih/bibit unggul bermutu, pupuk, pestisida alat dan

mesin pertanian hingga ke tingkat usaha tani, serta belum

berkembangnya kelembagaan pelayanan penyedia sarana produksi.

Belum berkembangnya usaha penangkaran benih/bibit secara luas

hingga di sentra produksi mengakibatan harga benih/bibit menjadi

mahal, bahkan mengakibatkan banyak beredarnya benih/bibit palsu di

(29)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 17

merupakan komoditas yang seringkali menjadi langka pada saat

dibutuhkan, terutama pupuk bersubsidi. Dengan keterbatasan

penyediaan pupuk kimia, ternyata pengetahuan dan kesadaran petani

untuk menggunakan dan mengembangkan pupuk organik sendiri,

sebagai pupuk alternatif juga masih sangat kurang. Tantangan untuk

mengembangkan sarana produksi pertanian ke depan adalah

bagaimana mengembangkan penangkar benih/bibit unggul dan

bermutu,menumbuhkembangkan kelembagaan penyedia jasa alat dan

mesin pertanian, mendorong petani memproduksi dan meningkatkan

pemakaian pupuk organik, serta mendorong petani untuk

menggunakan pestisida dan obat-obatan tanaman/hewan yang ramah

lingkungan.

3. Lemahnya Sistem Perbenihan dan Perbibitan

Berdasarkan penelitian dan praktek di lapangan, penggunaan

benih/bibit unggul diakui telah menjadi satu faktor kunci keberhasilan

peningkatan produksi. Swasembada beras, jagung dan tebu yang telah

dicapai selama ini, utamanya dikarenakan penggunaan benih unggul.

Sampai saat ini, benih unggul banyak diimpor seperti: padi hibrida,

sayuran dan tanaman hias. Peran benih sebagai sarana utama

agribisnis sangat penting. Agar usaha agribisnis dapat maju dan

berkembang, maka sistem dan usaha perbenihan harus tangguh. Sistem

perbenihan didukung oleh beberapa subsistem yang terdiri dari:

subsistem pengembangan varietas untuk mengantisipasi perubahan dan

perkembangan selera masyarakat; subsistem produksi dan distribusi

benih; subsistem perbaikan mutu melalui sertifikasi dan pelabelan; dan

subsistem kelembagaan dan peningkatan SDM. Keberhasilan dalam

(30)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 18

komponen pendukung antara lain lembaga perbenihan, sumberdaya

manusia, sarana dan prasarana, kebijakan pemerintah, sistem

informasi, dan kesadaran konsumen dalam menggunakan benih

bermutu. Saat ini, infrastruktur perbenihan sulit berkembang karena

memerlukan investasi yang cukup besar. Tidak banyak swasta yang

mau menanamkan investasi di pengusahaan perbenihan/perbibitan. Di

lain pihak, pemerintah sebagai pendorong kegiatan masyarakat juga

kurang menunjukkan perhatian. Perlu ada upaya yang serius untuk

membangkitkan kelembagaan perbenihan nasional mulai dari pusat

sampai daerah, termasuk peningkatan kapasitas kemampuan

penangkar benih lokal.

4. Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani dan penyuluh

Kondisi organisasi petani saat ini lebih bersifat budaya dan

sebagian besar berorientasi hanya untuk mendapatkan fasilitas

pemerintah, belum sepenuhnya diarahkan untuk memanfaatkan

peluang ekonomi melalui pemanfaatan aksesibilitas terhadap berbagai

informasi teknologi, permodalan dan pasar yang diperlukan bagi

pengembangan usahatani dan usaha pertanian. Di sisi lain,

kelembagaan usaha yang ada di pedesaan, seperti koperasi belum dapat

sepenuhnya mengakomodasi kepentingan petani/kelompok tani sebagai

wadah pembinaan teknis. Berbagai kelembagaan petani yang sudah ada

seperti Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani, Perhimpunan Petani

Pemakai Air dihadapkan pada tantangan ke depan untuk merevitalisasi

diri dari kelembagaan yang saat ini lebih dominan hanya sebagai wadah

pembinaan teknis dan sosial menjadi kelembagaan yang juga berfungsi

sebagai wadah pengembangan usaha yang berbadan hukum atau

(31)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 19

5. Keterbatasan akses petani terhadap permodalan dan masih

tingginya suku bunga usahatani.

Sampai saat ini kondisi masyarakat petani dihadapkan pada

kecilnya skala penguasaan dan pengusahaan lahan petani yang

mengakibatkan terbatasnya kemampuan petani untuk melakukan

pengumpulan modal melalui tabungan dan investasi. Di sisi lain petani

juga belum memiliki kemampuan untuk mengakses sumber

permodalan/lembaga keuangan formal, diantaranya akibatkan oleh

tidak mudahnya prosedur pengajuan kredit dan ketiadaan agunan yang

dipersyaratkan, sehingga petani lebih memilih “rentenir” yang

menyediakan pinjaman modal dengan cepat walau dengan tingkat bunga

yang lebih tinggi dibanding lembaga keuangan formal. Kondisi ini, pada

akhirnya semakin memperburuk kondisi arus tunai (cash flow) dan

kesejahteraan petani. Tantangan ke depan yang harus dikembangkan

adalah bagaimana menjembatani kesenjangan manajemen antara

lembaga perbankan formal yang kebanyakan berada di daerah

perkotaan dengan masyarakat petani yang tersebar di perdesaan.

Sementara menunggu perbankan lebih berpihak kepada pertanian,

maka pemberdayaan kelembagaan usaha kelompok untuk menjadi cikal

bakal lembaga keuangan mikro di pedesaan perlu dilakukan. Pada

akhirnya lembaga ini diharapkan dapat berkembang menjadi lembaga

mandiri milik masyarakat petani perdesaan. Namun pengembangan

lembaga ini membutuhkan dukungan pemerintah dalam bentuk

pembinaan manajemen kepada kelompok atau gabungan kelompok

yang sudah benar-benar siap dirintis untuk tumbuh menjadi lembaga

(32)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 20

6. Masalah ketahanan pangan

Tercapainya swasembada komoditas pangan utama seperti padi

dan jagung pada kenyataannya belum menjamin kemampuan individu

di tingkat rumah tangga untuk dapat memperoleh bahan pangan dengan

jumlah yang cukup. Kondisi ini bukan saja disebabkan lemahnya daya

beli sebagian anggota masyarakat terhadap bahan pangan, tetapi juga

dalam arti yang sebenarnya di beberapa daerah terpencil distribusi

bahan pangan sulit dilakukan, terutama pada musim paceklik. Sulitnya

memperoleh bahan pangan akibat kemiskinan tidak hanya terjadi di

perkotaan, tetapi juga di pedesaan. Secara teknis dan sosial ekonomis

penyebab menurunnya daya beli masyarakat terhadap pangan yang

pernah terjadi adalah diakibatkan oleh gagal panen, akibat bencana

alam, perubahan iklim maupun serangan hama dan penyakit maupun

jatuhnya harga pasar produk yang dihasilkan petani. Di sebagian

wilayah menurunnya daya beli petani terhadap pangan disebabkan oleh

gagal panen atau anjoknya harga jual komoditas yang ditanam. Di

samping itu pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan lumbung

pangan, pola-pola integrasi komoditas, pengendalian hama terpadu

maupun pengenalan iklim diharapkan dapat membantu masyarakat dari

gagal panen yang dapat mengakibatkan menurunnya kemampuan

rumah tangga petani untuk memperoleh bahan pangan.

7. Lemahnya Status dan Kecilnya Luas Penguasaan Lahan serta Alih Fungsi Lahan

Status penguasaan lahan oleh sebagian besar petani belum

memiliki legalitas yang kuat dalam bentuk sertifikat, sehingga lahan

belum bisa dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh modal usaha

(33)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 21

pemilikan dan lemahnya status penguasaan lahan adalah bagaimana

meningkatkan efisiensi dan produktifitas usaha tani, penataan

kelembagaan pengelolan lahan, pengendalian pertumbuhan penduduk,

reformasi agraria serta penguatan status kepemilikan lahan. Revolusi

hijau melalui penggunaan benih unggul produktivitas tinggi yang

mensyaratkan penggunaan pupuk kimia dosis tinggi dan diabaikannya

penggunaan pupuk organik telah mengakibatkan degradasi lahan yang

menurunkan kapasitas produksi lahan pertanian. Kondisi ini semakin

diperparah dengan menipisnya kearifan lokal dalam pengaturan pola

tanam dan penggunaan pupuk organik. Struktur fisik dan kimia tanah di

lahan pertanian, terutama lahan sawah menjadi masif dan kurang respon

terhadap penggunaan input produksi, sehingga peningkatan produktifitas

menjadi stagnan, bahkan cenderung menurun. Tantangan ke depan

untuk mengatasi dan mengantisipasi degradasi sumber daya lahan

adalah bagaimana melakukan rehabilitasi dan konservasi lahansecara

teknis, dan biologis melalui penerapan teknologi budidaya pertanian yang

ramah lingkungan serta pengaturan dan pengendalian tata ruang

kawasan.Di sisi lain, pesatnya laju pembangunan nasional di berbagai

bidang yang berbasis pada pemanfaatan sumberdaya lahan telah

membawa implikasi terhadap pelanggaran tata ruang dan pemanfaatan

lahan untuk ketahanan pangan. Otonomi daerah juga telah mendorong

peningkatan laju pertumbuhan permintaan/pemanfaatan lahan multi

sektoral yang semakin meningkat. Kondisi tersebut pada kenyataannya

sulit diimbangi dengan penyediaan lahan, baik melalui pemanfaatan

lahan pertanian yang ada maupun pembukaan lahan baru. Konversi

sawah menjadi lahan non pertanian dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan. Hal ini disebabkan oleh alih fungsi lahan menjadi

(34)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 22

menyebabkan kapasitas produksi pangan turun, tetapi merupakan salah

satu bentuk kerugian investasi, degradasi agroekosistem, degradasi

tradisi dan budaya pertanian, dan merupakan salah satu sebab semakin

sempitnya luas garapan usahatani serta turunnya kesejahteraan petani

sehingga kegiatan usaha tani yang dilakukan petani tidak dapat

menjamin tingkat kehidupan yang layak baginya. Tantangan untuk

menekan laju konversi lahan pertanian ke depan adalah bagaimana

melindungi keberadaan lahan pertanian melalui perencanaan dan

pengendalian tata ruang; meningkatkan optimalisasi, rehabilitasi dan

ekstensifikasi lahan, meningkatnya produktifitas dan efisiensi usaha

pertanian serta pengendalian pertumbuhan penduduk.

8. Belum padunya antar sektor dalam menunjang pembangunan

pertanian

Pembangunan sektor tidak bisa berdiri sendiri, melainkan

melibatkan banyak sektor terkait. Pertemuan koordinasi antar sektor

sudah sering dilakukan, hanya saja mengintegrasikan secara fisik

kegiatan antar sektor sangat sulit dilaksanakan. Hal ini karena

memerlukan waktu dan tenaga dan seringnya terjadi tumpang tindih.

9. Rendahnya Nilai Tukar Petani (NTP)

Petani Indonesia pada umumnya tidak memiliki modal besar.

Dengan usahatani berskala kecil dan subsistem, akses petani terhadap

sumber permodalan menjadi terbatas. Kondisi ini ditambah dengan petani

kurang memiliki fasilitas penyimpanan hasil pasca panen, sementara

produk pertanian bersifat mudah rusak. Akibatnya banyak petani terlibat

(35)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 23

10. Kurang optimalnya kinerja dan pelayanan birokrasi pertanian.

Sektor pertanian telah berperan besar dalam pembangunan

daerah Kabupaten Bulukumba , namun anggaran pembangunan yang

dialokasikan untuk sektor pertanian hanya sekitar 15 % dari APBD.

APBD tersebut sangat dibutuhkan untuk membangun pertanian,

terutama untuk mengatasi faktor kritis, yaitu penyediaan

sarana-prasarana yang tidak diminati swasta atau tidak mampu disediakan oleh

petani, pengembangan kapasitas sumberdaya manusia dan kelembagaan

pelayan pemerintah di bidang pertanian serta membantu mengatasi

kegagalan pasar produk yang dihasilkan oLeh petani. Sementara di sektor

formal, pengembangan pertanian dan agribisnis mutlak memerlukan

dukungan agar tercipta iklim berusaha tani yang kondusif melalui

formulasi kebijakan dan pengamanan kebijakan fiskal dan moneter yang

dikeluarkan Pemerintah. Namun pada kenyataannya, beberapa kebijakan

Pemerintah yang ditetapkan selama ini kurang sepenuhnya berpihak

pada sektor pertanian, seperti Harga Pembelian Pemerintah (gabah) yang

hanya sedikit di atas biaya produksi, pengendalian harga penjualan

(beras) agar tidak memicu kenaikan inflasi, pembebasan tarif bea masuk

impor beberapa komoditas, serta pencegahan penyelundupan masuknya

produk luar negeri belum berjalan maksimal. Di sisi lain, beberapa

kebijakan yang sudah ditetapkan juga belum berjalan efektif di tingkat

lapangan, seperti Harga Pembelian Pemerintah yang lebih rendah dari

harga pasar atau sebaliknya harga produk petani seringkali berada di

bawah Harga Pembelian Pemerintah, terutama pada saat panen raya di

daerah-daerah sentra produksi. Pemberlakuan tarif bea masuk impor

yang dilaksanakan selama ini juga belum efektif dalam melindungi

(36)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 24

negeri dengan harga yang lebih murah karena pemerintah negara-negara

eksportir melindungi petaninya dengan memberikan aneka subsidi dari

hulu sampai hilir. Kondisi demikian mengakibatkan insentif yang diterima

petani belum optimal sesuai dengan yang diharapkan, sehingga kurang

mendorong gairah petani untuk meningkatkan produktivitas dan

mengembangkan usahataninya. Tantangan ke depan yang perlu

dikembangkan adalah bagaimana membangun sistem perlindungan yang

diberikan terhadap petani dan pelaku agribisnis secara lebih baik mulai

dari aspek proses produksi sampai aspek pemasaran hasil melalui

pola-pola promosi, asuransi, penjaminan maupun subsidi bunga kredit atau

(37)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 25 BAB II

PERENCANAAN KINERJA

RENCANA STRATEGIS

Dalam menyusun Perjanjian Kinerja perlu memperhatikan

Perencanaan strategis yang merupakan proses yang berorientasi pada hasil

yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun

secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi,

peluang, dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Proses ini

menghasilkan suatu rencana strategis instansi pemerintah, yang memuat visi,

misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, dan program serta ukuran

keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya. Berdasarkan ketentuan

Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 disebutkan bahwa

RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala

Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan

memperhatikan RPJM Nasional yang memuat arah kebijakan keuangan

Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan

Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program

kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan

kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP),

Rencana Strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan instansi

pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal,

nasional dan global dan tetap berada dalam Tatanan Sistem Administrasi

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan perencanaan strategis yang jelas

(38)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 26

dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan

akuntabilitas kinerja.

A. Visi dan Misi

Visinya adalah “Terwujudnya Kesejahteraan Petani Melalui

Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan, Berkelanjutan Yang Berbasis

Agribisnis.”

Sejalan dengan visi tersebut di atas maka, misinya adalah :

1. Menumbuhkembangkan komoditas andalan dan unggulan daerah.

2. Pembinaan dan pengembangan sentra produksi Tanaman Pangan,

Hortikultura dan Perkebunan

3. Menciptakan peluang usaha melalui pengembangan sistem dan usaha

agribisnis.

4. Pemberdayaan kelembagaan petani menuju terciptanya daya saing dan

berkelanjutan

5. Mendorong kreatifitas sumber daya manusia, aparat dan petani.

6. Optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya lokal.

7. Menumbuhkan dan mengembangkan Komoditas Strategis Nasional.

8. Mengembangkan kemampuan enterpreneurship agar dapat menjadi

pelaku agribisnis yang handal dan tangguh.

9. Meningkatkan daya saing komoditas Tanaman Pangan, Hortikultura dan

Perkebunan dalam menghadapi pasar global.

10. Memantapkan sistem pendukung yang meliputi Sumber Daya Alam,

Sumber Daya Manusia, Teknologi, Kelembagaan, Sarana/Prasarana.

11. Membangun suasana keragaman dalam proses pembangunan Tanaman

(39)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 27

B. Tujuan dan Sasaran

Sejalan dengan visi dan misi tersebut di atas maka, tujuan dan sasaran

adalah :

1. Tujuan

a. Meningkatkan pendapatan, taraf hidup dan kemandirian petani

melalui pengembangan komoditas Tanaman Pangan, Hortikultura

dan Perkebunan yang berwawasan agribisnis.

b. Meningkatkan produksi bahan pangan, hortikultura dan

Perkebunan baik untuk memenuhi kebutuhan pangan daerah,

regional maupun nasional serta memanfaatkan pasar bahan baku

industri.

c. Mengembangkan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha

melalui pengembangan Komoditas Pangan, Hortikultura, Tanaman

Hias, Biofarmaka dan Komoditas Perkebunan.

d. Mendorong terciptanya lembaga keuangan mikro melalui penguatan

modal kelembagaan petani.

e. Mendorong terciptanya kerjasama antar wilayah.

2. Sasaran

a. Meningkatnya pendapatan rumah tangga tani melalui usaha

tanaman pangan, hortikultura, aneka tanaman hias dan

Perkebunan

b. Meningkatnya kualitas produksi yang dihasilkan petani agar

mampu berdaya saing ditingkat pasar global sesuai standar SNI.

c. Meningkatnya produktivitas, luas tanam, produksi pangan dan

tanaman lainnya untuk memenuhi kebutuhan pangan dan bahan

(40)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 28

d. Berkembangnya berbagai kegiatan usaha yang berbasis tanaman

pangan dan hortikultura dengan pendekatan agribisnis sehingga

mampu memberikan keuntungan yang layak.

e. Meningkatnya partisipasi masyarakat dan swasta dalam

pengembangan agribisnis tanaman pangan, hortikultura dan

Perkebunan dalam mendorong perekonomian daerah dan pedesaan.

f. Terpeliharanya produktivitas sumberdaya alam melalui

pengembangan tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

yang berwawasan ramah lingkungan.

g. Meningkatnya kesejahteraan kerja di pedesaan baik pada level on

farm dan off farm sehingga dapat memberikan imbalan yang layak.

h. Meningkatkan Kapasitas sumber daya petani dan aparatur dinas

Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan.

Peran pemerintah yang dulunya sangat dominan dalam kegiatan

pembangunan, yaitu menjadi fasilitator dan motivator pembangunan,

sehingga kunci keberhasilan pembangunan dimasa kini dan dimasa yang

akan datang terletak pada kemampuan dan partisipasi masyarakat.

Berdasarkan pemikiran ini maka diupayakan peningkatan

partisipasi aktif masyarakat secara optimal melalui penguatan

kelembagaan masyarakat. Maka strategi dasar secara demokratis yang

perlu ditempuh adalah mendukung terciptanya kondisi yang kondusif dan

secara aktif mendorong pengembangan kelembagaan masyarakat yang

memungkinkan peningkatan intensitas dan kualitas peran serta segenap

lapisan masyarakat dalam semua aspek pembangunan.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten

(41)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 29

faktor-faktor kunci keberhasilan. Sasaran-sasaran strategis Dinas

Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba

merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis organisasi

yang dirumuskan untuk masing-masing tujuan yang telah ditetapkan.

C. Kebijakan

Kebijakan yang ditetapkan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan

dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba dalam mendukung pencapaian

tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan pendapatan dan kesejahteraan petani melalui daya saing

produk tanaman pangan dan hortikultura berkerakyatan,

berkelanjutan dengan tetap mempertimbangkan teknologi spesifik

lokasi yang berwawasan lingkungan.

2. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi rakyat yang berbasis pedesaan,

memperluas lapangan kerja melalui penumbuhan, pembinaan dan

pengembangan sentra produksi komoditas andalan dan unggulan.

3. Mewujudkan partisipasi dan fasilitasi masyarakat dan swasta dalam

membangun dan mengembangkan tanaman pangan dan hortikultura.

4. Mewujudkan kerjasama antar wilayah dengan mengembangkan

komoditas andalan dan unggulan.

5. Membangun sarana dan prasarana pendukung sebagai upaya dalam

mengoptimalkan peningkatan produksi,perbaikan mutu dan

pemasaran hasil.

D. Rencana Kinerja Tahun 2016

Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Strategis tahun

(42)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 30

tahunnya yang menjabarkan target kineja yang harus dicapai dalam satu

tahun pelaksanaan program/Kegiatan.

Target Kinerja ini menunjukkan nilai kuantitatif yang melekat pada

setiap indikator kinerja, baik pada tingkat sasaran kinerja maupun pada

tingkat kegiatan dan merupakan pembanding bagi proses pengukuran

keberhasilan organisasi yang dilakukan setiap akhir periode pelaksanaan.

Rencana Kinerja Tahun 2016 merupakan komitmen seluruh

anggota organisasi untuk mencapai kinerja yang sebaik-baiknya dan

sebagai bagian dari upaya memenuhi misi organisasi.

Dalam upaya mencapai sasaran pada tingkat capaian (target), Dinas

Tanaman Pangan dan Hortikultura menetapkan 10 (sepuluh) program dan

45 (Empat Puluh Lima) Kegiatan yang dapat dijabarkan pada tabel berikut:

Tabel 2.1. Rincian Program dan Kegiatan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun Anggaran 2016.

No. PROGRAM / KEGIATAN

I.

II

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat

2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber daya air dan listrik

3. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional

4. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 5. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

6. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor

7. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga

8. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi keluar daerah 9. Penatausahaan Kesekretariatan SKPD

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 1. Pengadaan kendaraan Dinas/Operasional

2. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 3. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 4. Pengadaan Mebeleur

(43)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 31

7. Pemeliharaan Rutin/berkala Kendaraan dinas/operasional

8. Pemeliharaan Rutin/berkala perlengkapan gedung kantor 9. Pemeliharaan Rutin/berkala peralatan gedung kantor 10. Rehabilitasi Sedang/berat gedung kantor

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 1. Bimbingan Tekhnis Implementasi Peraturan

Perundang-Undangan

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

1. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 1. Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis 2. Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani

Program Peningkatan Ketahanan Pangan(Pertanian /Perkebunan)

1. Penyusunan Data base Potensi Produksi Pangan

2. Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan 3. Penanganan Pasca Panen dan pengolahan hasil pertanian 4. Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi, Palawija 5. Pengembangan Pertanian pada lahan kering

6. Pengembangan Perbenihan/Perbibitan 7. Pengembangan Sistem Informasi pasar 8. Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan

9. Koordinasi Perumusan kebijakan Pertanahan,dan Infrastruktur Pertanian dan perdesaan

10. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

11. Pengumpulan dan Pengelolaan Statistik Pertanian 12. Pengembangan Teknologi Budidaya Kacang-kacangan

dan Umbian

13. Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Sentra produksi Jagung

14. Pengembangan Tanaman Biofarmaka

Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

1. Fasilitasi Kerjasama Regional/Nasional/Internasionl Penyediaan Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Komplementer

2. Promosi atas Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Unggulan Daerah

Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan

1. Penelitian dan pengembangan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna

(44)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 32 IX

X

Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan 1. Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/perkebunan 2. Sertfikasi bibit unggul pertanian/perkebunan

3. Pengembangan Sayuran Dataran Tinggi dan rendah

Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku

1. Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam pengelolaan air.

Disamping Program/Kegiatan tersebut yang anggarannya

bersumber Dari Dana Alokasi Umum (DAU) Kabupaten Bulukumba,

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura mendapat anggaran

dari Pemerintah Pusat (APBN) untuk Tugas Pembantuan sebesar

Rp. 29.468.770.000,- yang terdiri dari :

1. Program Peningkatan Produksi, Produktifitas dan Mutu Hasil Tanaman

Pangan dengan Anggaran sebesar Rp. 19.448.020.000,- dan;

2. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana

Pertanian sebesar Rp. 10.020.750.000,-

E. Indikator Keberhasilan Pencapaian Kinerja

Pencapaian kinerja kegiatan-kegiatan Dinas Pertanian Tanaman

Pangan dan Hortikultura dapat dilihat dan ukur dengan berbagai indikator

keberhasilan yang dijabarkan melalui indikator capaian input, output dan

outcome. Masing-masing indikator kinerja tersebut ditetapkan dalam

(45)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 33 BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

Akuntabilitas Kinerja diukur dengan berpedoman pada Peraturan

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Perjanjian Kinerja

dan Pelaporan Kinerja serta Petunjuk Teknis Reviu Laporan Kinerja.

Akuntabilitas kinerja adalahperwujudan suatu instansi pemerintah untuk

mempertanggungjawabkan secara transparan keberhasilan dan kegagalan

berkaitan dengan tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan sebagai

penjabaran visi, misi, strategi organisasi kepada pihak yang memiliki hak

atau yang berwenang menerima pelaporan yang telah ditetapkan melalui

sistem pertanggungjawaban secara periodik.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten

Bulukumba selaku pelaksana kebijakan Pemerintah harus melaksanakan

kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian laporan akuntabilitas kinerja

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten

Bulukumba Tahun Anggaran 2015 yang dibuat berdasarkan ketentuan

yang terkandung dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang

Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan akuntabilitas tersebut memberikan gambaran mengenai tingkatan

pencapaian kinerja, sasaran program dan kegiatan serta indikator makro

baik keberhasilan-keberhasilan kinerja yang telah dicapai maupun

(46)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 34

telah ditetapkan. Dalam tahun 2016, Dinas Pertanian Tanaman Pangan

dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba menetapkan 10 (sepuluh)

sasaran yang akan dicapai sesuai dengan Rencana Strategis tahun

2016-2021 serta RPJMD Pemerintah Kabupaten Bulukumba Tahun 2016-2016-2021,

yang selanjutnya diukur dengan mengaplikasikan indikator kinerja utama

yang ditetapkan dalam rangka pencapaian visi dan misi Dinas Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba yang baik

adalah dapat menciptakan terselenggaranya Good Governance dan Clean

Governancedan merupakan tuntutan dan aspirasi masyarakat untuk

mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara. Oleh karena itu

diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban

yang tepat, jelas, terukur dan berdaya guna, berhasil guna, bersih dan

bertanggung jawab serta bebas dari KKN.

Laporan Kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Tahun 2016 merupakan wujud pertanggung jawaban hasil pelaksanaan

Program/kegiatan. Dalam pencapaian kinerja tahun 2015 yang didasarkan

pada PP No. 108 tahun 2000 ditetapkan dengan indikator kinerja yaitu

Input (masukan), Output (keluaran), Outcome (hasil), Benefit (manfaat) dan

Impact (dampak).

Pada saat ini belum seluruh indikator yang ditetapkan sesuai No.

108 tahun 2000 dapat diukur, khususnya indikator Benefit (manfaat) dan

Impact (dampak). Hal ini disebabkan pengukuran kedua indikator tersebut

tidak dapat dilaksanakan hanya pada satu kegiatan saja dan pada satu

tahun anggaran, tetapi akan sangat erat kaitannya dengan kegiatan

lainnya. Pengukuran dari kedua indikator tersebut masih membutuhkan

(47)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 35

membutuhkan penilaian serta data yang didukung oleh sub sistem-sub

sistem lainnya.

Dilihat dari nilai capaian akhir pada formulir PPK capaian kinerja

rata-rata mencapai 100% maka dapat disampaikan bahwa

mengembangkan agribisnis khususnya dibidang produksi (On Farm),

sesuai dengan kebijaksanan yang ditetapkan, dapat dilaksanakan sebagai

acuan untuk pengembangan tahun ke depan.

Sesuai nilai capaian kinerja pada formulir PPK analisis pencapaian

kinerja untuk tiap – tiap kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. Nilai Capaian Kinerja tiap-tiap kegiatan pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura KabupatenBulukumba Tahun 2016.

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1. Penyediaan jasa surat menyurat

2. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

3 Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan operasional

4. Penyediaan jasa administasi keuangan 5. Penyediaan jasa kebersihan kantor

6. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan kantor

7. Penyediaan peralatan rumah tangga

8. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah

9. Penata usahaan kesekretariatan SKPD

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

1. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional 1. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 2. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 3. Pengadaan mebeleur

4. Pemeliharaan rutin/berkala Gedung Kantor 5. Pemeliharaan Rutin/Berkala Mobil Jabatan 6. Pemeliharaan rutin / berkala kendaraan dinas

/operasional

7. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor

8. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor

9. Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor

(48)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 36

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

1. Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan.

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

1. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 1. Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis 2. Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani

Program Peningkatan Ketahanan Pangan

1. Penyusunan database potensi produksi pangan 2. Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan

Pangan

3. Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian

4. Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi,Palawija

5. Pengembangan Pertanian pada Lahan kering 6. Pengembangan perbenihan/perbibitan

7. Pengembangan sistem informasi pasar 8. Peningkatan mutu dan keamanan pangan

9. Koordinasi perumusan kebijakan pertanahan dan infrastruktur pertanian dan pedesaan

10. Monitoring, evaluasi dan pelaporan 11. Pengumpulan dan Pengelolaan Statistik Pertanian

112. Pengembangan Teknologi Budidaya Kacang-Kacangan dan Umbian

113. Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Jagung.

14. Pengembangan Tanaman Biofarmaka

Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian

1. Fasilitasi kerjasama regional nasional /internasional penyediaan hasil produksi pertanian atau perkebunan komplementer. 2. Promosi atas hasil produksi pertanian unggul

daerah.

Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan

1. Penelitian dan pengembangan teknologi pertanian /perkebunan tepat guna. 2. Pelatihan penerapan teknologi

pertanian/perkebunan modern bercocok tanam.

Program Peningkatan Produksi Pertanian

/Perkebunan

1. Penyediaan sarana produksi

(49)

D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 37 10

2. Sertifikasi bibit unggul pertanian/perkebunan. 3. Pengembangan sayuran dataran tinggi dan

rendah.

Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku 1. Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam

Pengelolaan Air

100

100

100

Pengukuran Pencapaian Kinerja Organisasi Dinas Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba Tahun 2016,

dilakukan dengan mengukur pencapaian kinerja pada masing-masing

sasaran strategis organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran

strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja tahun 2016 sebagai

berikut :

1. Membandingkan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun ini

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini

dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir

3. Membandingkan Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan

target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan

strategis organisasi.

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional

(jika ada)

5. Analisis penyebab keberhasilan /kegagalan atau peningkatan

/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan.

6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya.

7. Analisis Program/Kegiatan yang menunjang keberhsilan ataupun

Gambar

Tabel 1.1.  Komoditi Unggulan Kabupaten Bulukumba.
Tabel 1.2. Tipe Iklim Menurut Bulan Basah dan Bulan Kering serta Lokasi Penyebarannya
Tabel 1.4. Keadaan
Tabel 1.5. Keadaan Sarana dan Prasarana Pendukung Kegiatan Dinas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam Tugas Akhir ini yaitu bagaimana cara mengatur kecepatan motor DC penguatan shunt dengan

Ketentuan ini dimaksudkan untuk melindungi pembeli Barang Kena Pajak dan/atau penerima Jasa Kena Pajak dengan menegaskan bahwa Faktur Pajak yang diterbitkan lebih

The frequency modulation is a sub$type of the process for analogue oscillation modulation. Here a continuous sinusoidal high$frequency wave is used as the carrier of.. a

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY (ADI) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI, PENALARAN ILMIAH, DAN KOGNITIF SISWA

Saat kita mencolokkan flash disk pada komputer yang terinfeksi, maka pada flash disk tersebut akan terdapat beberapa file baru, seperti explorer.exe, %virusname%.exe,

Hubungan Brand Community dengan Perilaku Prososial Komunitas Sepeda Motor di Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Berdasarkan hasil Penetapan kualifikasi Nomor : 06.b/ULP-PT/Pokja.2/IV/2014 Tanggal 1 April 2014 maka dengan ini di umumkan hasil prakualifikasi Pekerjaan Perencanaan

Model latihan penelitian (research training model) sebenarnya telah dikembangkan oleh Richard Suchman (tahun 1900-an) untuk mengajarkan siswa tentang proses dalam meneliti