D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah patut kita panjatkan kepada Allah SWT, atas
segala rahmat dan hidayahNya, sehingga Laporan Kinerja Pemerintah (LAKIP)
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba
Tahun 2016 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan Kinerja Pemerintah
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba
memuat informasi kinerja dalam menyelenggarakan pemerintahan
sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Bulukumba Tahun 2016-2021.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten
Bulukumba sesuai Perda No. 34/IX/2008 Peraturan Bupati Bulukumba,
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura sebagai instansi teknis
yang menangani kewenangan pembangunan dibidang Pertanian tanaman
pangan dan hortikultura di Kabupaten Bulukumba. Dalam melaksanakan
tugas tersebut, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura dituntut
untuk melaksanakannya dengan prudent, transparan, akuntabel, efektif dan
efesien sesuai dengan prinsip-prinsip “Good Governance” sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang bersih, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme,
telah ditetapkan rumusan – rumusan strategis dalam Rencana Strategis
(Renstra), baik dalam penetapan Visi, Misi, Sasaran, Tujuan dan arah
kebijakan Pembangunan Daerah yang selanjutnya telah dijabarkan dalam
bentuk kegiatan tahunan disamping arah kebijakan - kebijakan yang bersifat
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page ii Laporan Akuntabilitas Kinerja ini disusun berdasarkan ketentuan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan
Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor :
239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang memuat gambaran tingkat
pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bulukumba pada tahun 2016.
Demikian Laporan Kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kabupaten Bulukumba ini disusun, agar dapat bermanfaat
untuk perbaikan perencanaan, penilaian dan perbaikan pelaksanaan program
dan kegiatan, peningkatan kinerja dan penilaian kinerja.
Bulukumba, 2 Pebruari 2017
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
A. Latar Belakang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada pokoknya
merupakan instrumen yang digunakan instansi pemerintah dalam
memenuhi kewajiban dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan misi organisasi, yang terdiri dari berbagai
komponen dan merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan strategis,
perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan Perjanjian Kinerja dan Pelaporan Kinerja serta Petunjuk
Teknis Reviu Laporan Kinerja., mengamanatkan bahwa Pemerintah Daerah
berkewajiban menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, yang
menggambarkan tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan sebagai
penjabaran dari visi, misi, dan strategi. LAKIP ini mengindikasikan tingkat
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan
program dan kebijakan yang ditetapkan.
B. Perjanjian Kinerja
Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi
pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan
5 (lima) tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan
memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau yang
mungkin timbul, yang memuat Visi, Misi, ujuan, Strategi dan Arah
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page iv 1. Visi
Visi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten
Bulukumba sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis 5 (Lima )
tahunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten
Bulukumba Tahun 2016-2021 yaitu : “ T er wujudnya Kesejaht er aan
Pet ani Mel al ui Pener apan T ek nol ogi Ramah Li ngk ungan,
Ber k el anjut an Yang Ber basi s Agr i bi sni s”.
2. Misi
Misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten
Bulukumba Tahun 2016-2021 sebagai berikut :
Misi 1 : Menumbuhkembangkan Komoditas Andalan dan unggulan
Daerah
Misi 2 : Pembinaan dan Pengembangan Sentra Produksi Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Misi 3 : Menciptakan peluang usaha melalui pengembangan sisrem
dan usaha agribisnis
Misi 4 : Pemberdayaan Kelembagaan Petani menuju terciptanya daya
saing dan berkelanjutan
Misi 5 : Mendorong Kreatifitas sumber daya manusia, aparat dan
petani
Misi 6 : Optimalisasi Pemanfaatan potensi sumber daya lokal
Misi 7 : Menumbuhkan dan mengembangkan Komoditas Strategis
Nasional
Misi 8 : Mengembangkan kemampuan entrepreneurship agar dapat
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page v Misi 9 : Meningkatkan daya saing komoditas tanaman pangan,
Hortikultura dan perkebunan dalam menghadapi pasar
global
Misi 10 : Memantapkan sistem pendukung yang meliputi sumber
daya alam, sumber daya manusia, teknologi, kelembagaan,
sarana dan prasarana.
Misi 11 : Membangun suasana keragaman dalam proses
pembangunan tanaman pangan sebagai realisasi dari Good
Gover nance.
3. Pengukuran Capaian Kinerja
Pengukuran Capaian kinerja adalah proses sistematis dan
berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten
Bulukumba.
Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan
visi dan misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Bulukumba. Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan
dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi
masingmasing indikator kinerja sasaran yang merupakan indikator
Kinerja Utama dan membandingkan target dan realisasi pada indikator
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page vi C. Akuntabilitas Keuangan
Pada tahun Anggaran 2016, dalam rangka pencapaian Visi Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba
yang dijabarkan melalui Misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kabupaten Bulukumba yang didukung oleh Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bulukumba Tahun
Anggaran 2016 dengan Belanja tidak Langsung sejumlah
Rp.3.270.620.239,- dengan realisasi belanja tidak langsung sebesar Rp.
3.169.425.129 atau dengan nilai rata rata Keuangan 96.91 % dan Fisk
100 % sedangkan untuk Belanja Langsung sebesar Rp. 11.233.900.300,-
dengan realisasi belanja langsung sejumlah Rp. 11.199.935.622,-
dengan rata-rata 99,70 % dan Fisik 100 % dengan rincian Anggaran
Belanja langsung per progrsm sebagai berikut :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan 9 Kegiatan
didukung Anggaran sebesar Rp. 520.666.100,- dan realisasi sebesar
Rp. 513.108.064,- dengan nilai rata-rata 98,55 %.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan 10
Kegiatan didukung Anggaran sebesar Rp. 326.873.600,- dan realisasi
sebesar Rp. 325.950.419,- dengan nilai rata-rata 99,72 %.
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan 1
Kegiatan didukung Anggaran sebesar Rp. 17.180.000,- dan realisasi
sebesar Rp. 16.520.000,- dengan nilai rata-rata 96,16 %.
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan dengan 1 Kegiatan didukung Anggaran
sebesar Rp. 4.998.900,- dan realisasi sebesar Rp. 4.998.900,- dengan
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page vii 5. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani dengan 2 Kegiatan
didukung Anggaran sebesar Rp. 84.809.250,- dan realisasi sebesar
Rp. 84.443.150,- dengan nilai rata-rata 99,57 %.
6. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
dengan 14 Kegiatan didukung Anggaran sebesar
Rp. 9.066.110.150,- dan realisasi sebesar Rp. 9.052.603.249,-
dengan nilai rata-rata 99,85 %.
7. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan dengan 2 Kegiatan didukung Anggaran
sebesar Rp. 61.249.000,- dan realisasi sebesar Rp. 61.065.500,-
dengan nilai rata-rata 99,70 %.
8. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/perkebunan
dengan 2 Kegiatan didukung Anggaran sebesar Rp. 60.107.000,- dan
realisasi sebesar Rp. 58.830.289,- dengan nilai rata-rata 97,88 %.
9. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan dengan 3
Kegiatan didukung Anggaran sebesar Rp. 965.639.300,- dan realisasi
sebesar Rp. 956.172.637,- dengan nilai rata-rata 99,02 %.
10. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku dengan 1 Kegiatan
didukung Anggaran sebesar Rp. 126.267.000,- dan realisasi sebesar
Rp. 126.243.414,- dengan nilai rata-rata 99,98 %.
Dari Hasil Pengukuran Laporan Kinerja setiap Program dan Kegiatan
rata-rata mencapai target 100 %. Indikator kinerja hanya dapat diukur pada
tingkat hasil sedangkan indikator manfaat dan dampak belum dapat diukur
walaupun secara tekhnis di lapangan sudah ada yang Nampak manfaat dan
dampaknya, tetapi secara terukur harus melalui suatu proses pendataan dan
perumusan sehingga dapat diketahui beberapa persen (%) tingkat
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page viii Dari Hasil Evaluasi Laporan Kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura terhadap potensi sumber daya manusia dan sumber daya
alam terlihat bahwa terjadi perbedaan yang sangat jauh terhadap
pengalokasian anggaran Pemerintah Daerah dengan Visi, Misi, Tujuan dan
sasaran yang ingin dicapai Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Bulukumba, sehingga untuk membawa keperubahan yang lebih
baik masih membutuhkan anggaran yang memadai.
KEPALA DINAS
Ir. H A R U N. M.Si
Pangkat : Pembina Utama Muda
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page ix
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
IKHTISAR EKSEKUTIF ... iii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... x
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Gambaran Umum ... 1
B. Struktur Organisasi ... 2
C. Aspek Strategis ... 3
D. Isu-Isu Strategis ... 14
II. PERENCANAAN KINERJA ... 25
A. Visi dan Misi ... 26
B. Tujuan dan Sasaran ... 27
C. Kebijakan ... 29
D. Rencana Kinerja Tahun 2016 ... 29
E. Indikator Keberhasilan Pencapaian Kinerja ... 32
III.AKUNTABILITAS KINERJA ... 33
A. Capaian Kinerja Organisasi ... 33
B. Realisasi Anggaran... 70
IV. P E N U T U P ... 91
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1.1 Komoditi Unggulan Kabupaten Bulukumba ... 4
1.2 Tipe Iklim Menurut Bulan Basah dan Bulan Kering Serta
Lokasi Penyebarannya ... 5
1.3 Keadaan Pegawai Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Bulukumba Tahun 2016 ... 8
1.4 Keadaan Sarana dan Prasarana Pendukung Kegiatan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten
Bulukumba Tahun 2016 ... 9
1.5 Sumber Pembiayaan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba Tahun Anggaran 2016 ... 10
2.1 Rincian Program dan Kegiatan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Anggaran Tahun Anggaran 2016 ... 30
3. Nilai Capaian Kinerja tiap-tiap kegiatan pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten
Bulukumba Tahun 2016 ... 35
3.1 Perbandingan antara Realisasi Kinerja Sasaran 1 Tahun 2016 Dengan Tahun lalu dan beberapa Tahun sebelumnya ... 39
3.2 Perbandingan anatar Realisasi Kinerja Sasaran 2 Tahun 2016 Dengan Tahun lalu dan beberapa Tahun sebelumnya ... 43
3.3 Perbandingan anatar Realisasi Kinerja Sasaran 3 Tahun 2016 Dengan Tahun lalu dan beberapa Tahun sebelumnya ... 46
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page xi 3.5 Perbandingan anatar Realisasi Kinerja Sasaran 5 Tahun 2016
Dengan Tahun lalu dan beberapa Tahun sebelumnya ... 51
3.6 Perbandingan anatar Realisasi Kinerja Sasaran 6 Tahun 2016 Dengan Tahun lalu dan beberapa Tahun sebelumnya ... 56
3.7 Perbandingan anatar Realisasi Kinerja Sasaran 7 Tahun 2016 Dengan Tahun lalu dan beberapa Tahun sebelumnya ... 59
3.8 Perbandingan anatar Realisasi Kinerja Sasaran 8 Tahun 2016 Dengan Tahun lalu dan beberapa Tahun sebelumnya ... 62
3.9 Perbandingan anatar Realisasi Kinerja Sasaran 9 Tahun 2016 Dengan Tahun lalu dan beberapa Tahun sebelumnya ... … 65
3.10 Perbandingan anatar Realisasi Kinerja Sasaran 10 Tahun 2016 Dengan Tahun lalu dan beberapa Tahun sebelumnya ... … 68
3.2. Nilai Capaian Kinerja Program Pelayanan Administrasi Perkantoran pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura KabupatenBulukumba Tahun 2016 ... 72
3.3 Nilai Capaian Kinerja Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura KabupatenBulukumba Tahun 2016 ... 75
3.4 Nilai Capaian Kinerja Program Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Aparatur pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba Tahun 2016 ... 77
3.5 Nilai Capaian Kinerja Program Peningkatan Pengembangan Sistem pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Bulukumba Tahun 2016 ... 78
3.6 Nilai Capaian Kinerja Program Peningkatan Kesejahteraan Petani pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a Page xii 3.7 Nilai Capaian Kinerja Program Peningkatan Ketahanan Pangan
pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Bulukumba Tahun 2016 ... 79
3.8 Nilai Capaian Kinerja Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba
Tahun 2016 ... 84
3.9 Nilai Capaian Kinerja Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian pada PertanianDinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba
Tahun 2016 ... 85
3.10 Nilai Capaian Kinerja Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba
Tahun 2016 ... 87
3.11 Nilai Capaian Kinerja Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku Pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 1 BAB I
P E N D A H U L U A N
A. GAMBARAN UMUM
Good Gover nance merupakan praktek penyelenggaraan
Pemerintahan dalam rangka mewujudkan pelayanan masyarakat yang
baik, hal tersebut mendorong pemerintah sebagai pemegang amanah dari
masyarakat untuk mengelola penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
mempertanggungjawabkannya kepada masyarakat. Sehubungan dengan
perwujudan tanggung jawab maka diperlukan suatu pengembangan dan
implementasi sistem Akuntabilitas Kinerja dalam bentuk pelaporan yang
tepat, terarah dan terukur yang mencerminkan keberhasilan dan
kegagalan pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan oleh
Instansi Pemerintah sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan dapat berlangsung secara akuntabel.
Sesuai Perda No. 34/IX/2008 Peraturan Bupati Bulukumba,
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura sebagai instansi
teknis yang menangani kewenangan pembangunan dibidang Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kabupaten Bulukumba. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura dituntut untuk melaksanakannya dengan prudent,
transparan, akuntabel, efektif dan efesien sesuai dengan prinsip-prinsip
“Good Governance” sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor
28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih, bebas
korupsi, kolusi dan nepotisme.
Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) sistem
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 2
yang berorientasi pada hasil (outcomes oriented), sistem ini
diimplementasikan secara “self assessment” oleh masing-masing instansi
pemerintah. Self Assesment maksudnya Instansi Pemerintah membuat
perencanaan dan pelaksanaan serta mengukur/mengevaluasi kinerjanya
sendiri dan melaporkannya kepada instansi yang lebih tinggi. Penerapan
Manajemen pemerintahan yang berbasis kinerja pada dasarnya adalah
mengubah memd-set para birokrat dari sistem birokratis kearah sistem
yang bertujuan untuk lebih mewirausahakan birokrasi pemerintah atau
bahasa lain, transpormasi sektor pemerintahan yang mengubah fokus
akuntabilitas dan orientasi pada masukan-masukan (input Oriented
accountability) dan proses kearah akuntabilitas pada hasil ( result
oriented accountability), terutama berupa outcomes yang merupakan
salah satu cara yang tepat untuk meningkatkan efektifitas, pengelolaan
manajemen Pemerintahan dengan melakukan refromasi pengelolaan dan
pertanggungjawaban Kinerja Instansi Pemerintah yang harus ditetapkan
didasarkan kebutuhan masyarakat. Instansi Pemerintah menetapkan
sasaran strategis di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Bulukumba dengan ukuran-ukuran kinerja yang jelas dan
terukur.
B. STRUKTUR ORGANISASI DINAS
Sesuai dengan Perda No. 10 Tahun 2008 Peraturan Daerah
Kabupaten Bulukumba Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Kabupaten Bulukumba Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura yang merupakan instansi teknis yang menangani kebijakan
pembangunan dibidang PertanianTanaman Pangan dan Hortikultura.
Adapun struktur organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 3
a. Kepala Dinas
b. Sekretaris terdiri dari :
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Sub Bagian Keuangan
c. Bidang Tanaman Pangan terdiri dari : Seksi Produksi Padi
Seksi Produksi Jagung dan Serealia
Seksi Kacang-kacangan dan Umbi-umbian
d. Bidang Hortikultura terdiri dari : Seksi Buah-buahan
Seksi Sayur-sayuran
Seksi Tanaman Hias dan Biofarmaka
e. Bidang Sarana dan Prasarana :
Seksi Pengelolaan Lahan dan Air Seksi perlindungan Tanaman Seksi Sarana Produksi
f. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil :
Seksi Kelembagaan, Kemitraan dan Penyuluhan Seksi Usaha Tani
Seksi Pengolahan Hasil
C. ASPEK STRATEGIS
1. Aspek Sumber Daya Alam
a. Potensi Lahan
Kabupaten Bulukumba cukup potensial dalam upaya
pengembangan pertanian tanaman pangan, dimana 73,93 % dari
total luas wilayah Kabupaten Bulukumba.
Tanaman Pangan
a. Lahan Sawah : 22.458 Ha
- Pengairan Semi Tehnis 11.208 Ha
- Pengairan Sederhana 9.081 Ha
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 4
b. Kawasan Andalan dan Komoditi Unggulan
Beberapa komoditas unggulan ditingkat Kecamatan dalam
Kabupaten Bulukumba adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1. Komoditi Unggulan Kabupaten Bulukumba.
No. Kecamatan Komoditi unggulan
1. Kacang Tanah, Durian, Nangka
Padi, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Durian, Manggis, Nenas
Padi, Durian, Rambutan, Manggis, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Mangga, Sayuran
Jagung, Langsat/Duku, Ubi Kayu
Jagung, Kacang Tanah, Jeruk Keprok
Jagung
Jagung, Kacang tanah
Padi, Kacang Hijau,Mangga,Jagung
Rambutan, Durian,Langsat, sayuran
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 5 c. I k l i m
Keadaan iklim akan mempengaruhi waktu tanam dimana
Kabupaten Bulukumba berada disektor Timur yang menyebabkan
Musim Gaduh jatuh pada bulan Oktober – Maret dan Rendengan
antara Bulan April – September.
Keadaan Curah Hujan Kabupaten Bulukumba dapat
digolongkan atas:
1.000 – 2.000 mm/tahun, meliputi ; Ujung Bulu, Ujung Loe,
Bonto Tiro, Kajang, Bonto Bahari, Herlang dan Gantarang
sebahagian.
2.000 – 3.000 mm/tahun, meliputi ; Bulukumpa dan Herlang.
3.000 mm/tahun, meliputi; Bulukumpa sebahagian, Gantarang
dan Kindang.
Tabel 1.2. Tipe Iklim Menurut Bulan Basah dan Bulan Kering serta Lokasi Penyebarannya.
Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Bulukumba, 2016.
d. Aspek Sumber Daya Manusia
Dalam menyelenggarakan kewenangan daerah yang
dijabarkan dalam tugas pokok dan fungsi, salah satu pendukung
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan adalah tersedianya
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 6
kebutuhan. Adapun Sumber Daya Manusia Aparatur yang
melaksanakan tugas pokok fungsi penyelenggaraan pemerintahan
di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten
Bulukumba.
Kebutuhan formasi berdasarkan organisasi/unit kerja pada
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura membutuhkan
jumlah pegawai sebanyak 81 orang, sedangkan pegawai yang ada
sebanyak 53 orang sehingga masih kekurangan tenaga sebanyak 28
orang.
Potensi Sumber Daya Manusia pada Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba sangat
kurang jika dibandingkan dengan tanggung jawab masing – masing
pegawai. Oleh karena itu dibuat kebijakan dengan memakai tenaga
honorer dan sukarela untuk membantu menyelesaikan tugas –
tugas Dinas dan Proyek.
Adapun keadaan pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba secara rinci dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel.1.3
DATA PEGAWAI DINAS PERTANIAN TPH
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 8
Tabel 1.4. Keadaan pegawai Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Bulukumba Tahun 2016.
No Keadaan Pegawai
Jenis Pegawai Pegawai
Gol.IV Gol. IIII Gol.II Gol.I Honor
i. Kelembagaan Petani
a. Jumlah Kelompok Tani = 1.839 Kelompok
1. Pemula = 1.104 Kelompok
b. Balai Benih Instalasi
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 9
f. Aspek Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana pendukung Dinas Tanaman Pangan
dan Hortikultura dalam pelaksanaan tugas di lapangan seperti ;
Bangunan BPP, kendaraan roda 4, roda 2 yang sumber dari PAH,
DAU, SPL-OECF, DAK, Bantuan Pusat, dan alat – alat pendukung
lainnya seperti tabel berikut :
Tabel 1.5. Keadaan Sarana dan Prasarana Pendukung Kegiatan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Bulukumba Tahun 2016.
No. Sarana dan
Prasarana Jumlah Keterangan
1.
11 Unit PAH, 11 Unit DAU 11 Unit P2RT,8 Unit PGTA TU T, 1 Unit DPG,4 Unit DAK dan 46 Unit SPL-OECP
Sumber : Data Subag Umum & Kepegawaian Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Bulukumba Tahun 2016.
g. Aspek Keuangan
Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
KabupatenBulukumba, sumber pembiayaan yang diharapkan
adalah :
i. Dana pembangunan melalui Dana Alokasi Umum.
ii. Dana dari Pemerintah Daerah Propinsi dan Pusat sebagai Dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 10
Tabel 1.6. Sumber Pembiayaan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba Tahun Anggaran 2016.
No .
Nama Belanja
/Program/Kegiatan Jumlah Dana (Rp.)
Sumber
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
- Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat - Keg.Penyediaan Jasa
Komunikasi,sumber daya air dan listrik - Kegiatan Penyediaan
Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas /Operasional
- kegiatan Penyediaan Jasa Adm. Keuangan - Kegiatan Penyediaan
Jasa Kebersihan - Kegiatan Penyediaan
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 11
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 13 - Promosi atas Hasil
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 14
Jumlah : 14.504.520.539,-
A. APBD / DAU 9.420.546.539,-
B. APBD Propinsi -
C. A P B N 29.468.770.000,-
D. D A K 5.083.974.000,-
T O T A L (A+B+C+D) 43.973.290.539,-
Sumber :Data Keuangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba Tahun 2016.
D. ISU-ISU STRATEGIS
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten
Bulukumba memiliki visi dan misi serta tujuan yang hendak dicapai dan
dalam rangka mencapai tujuan tersebut perlu dikembangkan suatu
strategi. Strategi dalam membangunan pertanian adalah kebijakan dalam
mengimplementasikan program dan Kegiatan Kepala Daerah melalui
Kepala Dinas sebagai payung perumusan Pemerintah Kabupaten
Bulukumba. Di samping itu, strategi pembangunan pertanian di dalam
mewujudkan visi dan misi agar setiap program dan kegiatan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien. Proses penentuan strategi
pembangunan dilakukan dengan menganalisis isu-isu yang berkembang
secara sistemis, dengan jalan melakukan identifikasi berbagai
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 15
Berdasarkan evaluasi pelaksanaan Kegiatan pembangunan
Pertanian pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Bulukumba yang tertuang dalam RPJMD 5 (lima) tahun
sebelumnya maka dirumuskan isu strategis Kegiatan pembangunan
Pertanian pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Bulukumba yang dihadapi dan harus iselesaikan
dalamRPJMD Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut :
1. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penurunan Produksi Pertanian
Ancaman dan krisis pangan dunia beberapa tahun terakhir
memiliki kaitan sangat erat dengan perubahan iklim global. Dampak
perubahan iklim global adalah terjadinya gangguan terhadap siklus
hidrologi dalam bentuk perubahan pola dan intensitas curah hujan,
kenaikan permukaan laut, peningkatan frekuensi dan intensitas
bencana alam yang dapat menyebabkan terjadinya banjir dan
kekeringan. Pada tahun 2009 telah terjadi kenaikan suhu yang
mencapai 1 derajat celsius, sehingga terjadi lebih banyak curah hujan
dengan perubahan 2-3 persen per tahun. Kondisi ini
kecenderungannya akan terus meningkat pada tahun-tahun ke depan.
Bagi sektor pertanian, dampak lanjutan dari perubahan iklim adalah
bergesernya pola dan kalender tanam, perubahan keanekaragaman
hayati, eksplosi hama dan penyakit tanaman dan hewan, serta pada
akhirnya adalah penurunan produksi pertanian.
2.Terbatasnya Infrastruktur Sarana Prasarana, lahan dan air
Pertanian
Salah satu prasarana pertanian yang saat ini keberadaannya
sangat memprihatinkan adalah jaringan irigasi. Kurangnya
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 16
irigasi yang ada mengakibatkan daya dukung irigasi bagi pertanian
sangat menurun. Kerusakan ini terutama diakibatkan banjir dan erosi,
kerusakan sumberdaya alam di daerah aliran sungai, bencana alam
serta kurangnya pemeliharaan jaringan irigasi hingga ke tingkat usaha
tani. Tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan prasarana pengairan
adalah bagaimana meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
perlindungan daerah aliran sungai, pemeliharaan jaringan irigasi
pedesaan; pengembangan sumber-sumber air alternatif dan berskala
kecil antara lain melalui pemanfaatan teknologi pengambilan air
permukaan dan bawah tanah; pembangunan dan pemeliharaan
embung serta pemanfaatan sumber air tanah, danau, rawa dan air
hujan. Prasarana usahatani lain yang sangat dibutuhkan masyarakat
dan pedagang komoditas pertanian namun keberadaannya masih
terbatas adalah jalan usahatani, jalan produksi, , laboratorium dan
kebun percobaan, penangkaran benih dan bibit, kesehatan tanaman,
balai informasi dan promosi pertanian, balai-balai penyuluhan serta
pasar-pasar yang spesifik bagi komoditas. Tantangan yang harus
dihadapi ke depan adalah bagaimana menyediakan semua prasarana
yang dibutuhkan petani ini dalam jumlah yang cukup, berada dekat
dengan sentra produksi, dan biaya pelayanan yang terjangkau. Di sisi
sarana produksi, permasalahan yang dihadapi adalah belum cukup
tersedianya benih/bibit unggul bermutu, pupuk, pestisida alat dan
mesin pertanian hingga ke tingkat usaha tani, serta belum
berkembangnya kelembagaan pelayanan penyedia sarana produksi.
Belum berkembangnya usaha penangkaran benih/bibit secara luas
hingga di sentra produksi mengakibatan harga benih/bibit menjadi
mahal, bahkan mengakibatkan banyak beredarnya benih/bibit palsu di
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 17
merupakan komoditas yang seringkali menjadi langka pada saat
dibutuhkan, terutama pupuk bersubsidi. Dengan keterbatasan
penyediaan pupuk kimia, ternyata pengetahuan dan kesadaran petani
untuk menggunakan dan mengembangkan pupuk organik sendiri,
sebagai pupuk alternatif juga masih sangat kurang. Tantangan untuk
mengembangkan sarana produksi pertanian ke depan adalah
bagaimana mengembangkan penangkar benih/bibit unggul dan
bermutu,menumbuhkembangkan kelembagaan penyedia jasa alat dan
mesin pertanian, mendorong petani memproduksi dan meningkatkan
pemakaian pupuk organik, serta mendorong petani untuk
menggunakan pestisida dan obat-obatan tanaman/hewan yang ramah
lingkungan.
3. Lemahnya Sistem Perbenihan dan Perbibitan
Berdasarkan penelitian dan praktek di lapangan, penggunaan
benih/bibit unggul diakui telah menjadi satu faktor kunci keberhasilan
peningkatan produksi. Swasembada beras, jagung dan tebu yang telah
dicapai selama ini, utamanya dikarenakan penggunaan benih unggul.
Sampai saat ini, benih unggul banyak diimpor seperti: padi hibrida,
sayuran dan tanaman hias. Peran benih sebagai sarana utama
agribisnis sangat penting. Agar usaha agribisnis dapat maju dan
berkembang, maka sistem dan usaha perbenihan harus tangguh. Sistem
perbenihan didukung oleh beberapa subsistem yang terdiri dari:
subsistem pengembangan varietas untuk mengantisipasi perubahan dan
perkembangan selera masyarakat; subsistem produksi dan distribusi
benih; subsistem perbaikan mutu melalui sertifikasi dan pelabelan; dan
subsistem kelembagaan dan peningkatan SDM. Keberhasilan dalam
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 18
komponen pendukung antara lain lembaga perbenihan, sumberdaya
manusia, sarana dan prasarana, kebijakan pemerintah, sistem
informasi, dan kesadaran konsumen dalam menggunakan benih
bermutu. Saat ini, infrastruktur perbenihan sulit berkembang karena
memerlukan investasi yang cukup besar. Tidak banyak swasta yang
mau menanamkan investasi di pengusahaan perbenihan/perbibitan. Di
lain pihak, pemerintah sebagai pendorong kegiatan masyarakat juga
kurang menunjukkan perhatian. Perlu ada upaya yang serius untuk
membangkitkan kelembagaan perbenihan nasional mulai dari pusat
sampai daerah, termasuk peningkatan kapasitas kemampuan
penangkar benih lokal.
4. Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani dan penyuluh
Kondisi organisasi petani saat ini lebih bersifat budaya dan
sebagian besar berorientasi hanya untuk mendapatkan fasilitas
pemerintah, belum sepenuhnya diarahkan untuk memanfaatkan
peluang ekonomi melalui pemanfaatan aksesibilitas terhadap berbagai
informasi teknologi, permodalan dan pasar yang diperlukan bagi
pengembangan usahatani dan usaha pertanian. Di sisi lain,
kelembagaan usaha yang ada di pedesaan, seperti koperasi belum dapat
sepenuhnya mengakomodasi kepentingan petani/kelompok tani sebagai
wadah pembinaan teknis. Berbagai kelembagaan petani yang sudah ada
seperti Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani, Perhimpunan Petani
Pemakai Air dihadapkan pada tantangan ke depan untuk merevitalisasi
diri dari kelembagaan yang saat ini lebih dominan hanya sebagai wadah
pembinaan teknis dan sosial menjadi kelembagaan yang juga berfungsi
sebagai wadah pengembangan usaha yang berbadan hukum atau
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 19
5. Keterbatasan akses petani terhadap permodalan dan masih
tingginya suku bunga usahatani.
Sampai saat ini kondisi masyarakat petani dihadapkan pada
kecilnya skala penguasaan dan pengusahaan lahan petani yang
mengakibatkan terbatasnya kemampuan petani untuk melakukan
pengumpulan modal melalui tabungan dan investasi. Di sisi lain petani
juga belum memiliki kemampuan untuk mengakses sumber
permodalan/lembaga keuangan formal, diantaranya akibatkan oleh
tidak mudahnya prosedur pengajuan kredit dan ketiadaan agunan yang
dipersyaratkan, sehingga petani lebih memilih “rentenir” yang
menyediakan pinjaman modal dengan cepat walau dengan tingkat bunga
yang lebih tinggi dibanding lembaga keuangan formal. Kondisi ini, pada
akhirnya semakin memperburuk kondisi arus tunai (cash flow) dan
kesejahteraan petani. Tantangan ke depan yang harus dikembangkan
adalah bagaimana menjembatani kesenjangan manajemen antara
lembaga perbankan formal yang kebanyakan berada di daerah
perkotaan dengan masyarakat petani yang tersebar di perdesaan.
Sementara menunggu perbankan lebih berpihak kepada pertanian,
maka pemberdayaan kelembagaan usaha kelompok untuk menjadi cikal
bakal lembaga keuangan mikro di pedesaan perlu dilakukan. Pada
akhirnya lembaga ini diharapkan dapat berkembang menjadi lembaga
mandiri milik masyarakat petani perdesaan. Namun pengembangan
lembaga ini membutuhkan dukungan pemerintah dalam bentuk
pembinaan manajemen kepada kelompok atau gabungan kelompok
yang sudah benar-benar siap dirintis untuk tumbuh menjadi lembaga
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 20
6. Masalah ketahanan pangan
Tercapainya swasembada komoditas pangan utama seperti padi
dan jagung pada kenyataannya belum menjamin kemampuan individu
di tingkat rumah tangga untuk dapat memperoleh bahan pangan dengan
jumlah yang cukup. Kondisi ini bukan saja disebabkan lemahnya daya
beli sebagian anggota masyarakat terhadap bahan pangan, tetapi juga
dalam arti yang sebenarnya di beberapa daerah terpencil distribusi
bahan pangan sulit dilakukan, terutama pada musim paceklik. Sulitnya
memperoleh bahan pangan akibat kemiskinan tidak hanya terjadi di
perkotaan, tetapi juga di pedesaan. Secara teknis dan sosial ekonomis
penyebab menurunnya daya beli masyarakat terhadap pangan yang
pernah terjadi adalah diakibatkan oleh gagal panen, akibat bencana
alam, perubahan iklim maupun serangan hama dan penyakit maupun
jatuhnya harga pasar produk yang dihasilkan petani. Di sebagian
wilayah menurunnya daya beli petani terhadap pangan disebabkan oleh
gagal panen atau anjoknya harga jual komoditas yang ditanam. Di
samping itu pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan lumbung
pangan, pola-pola integrasi komoditas, pengendalian hama terpadu
maupun pengenalan iklim diharapkan dapat membantu masyarakat dari
gagal panen yang dapat mengakibatkan menurunnya kemampuan
rumah tangga petani untuk memperoleh bahan pangan.
7. Lemahnya Status dan Kecilnya Luas Penguasaan Lahan serta Alih Fungsi Lahan
Status penguasaan lahan oleh sebagian besar petani belum
memiliki legalitas yang kuat dalam bentuk sertifikat, sehingga lahan
belum bisa dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh modal usaha
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 21
pemilikan dan lemahnya status penguasaan lahan adalah bagaimana
meningkatkan efisiensi dan produktifitas usaha tani, penataan
kelembagaan pengelolan lahan, pengendalian pertumbuhan penduduk,
reformasi agraria serta penguatan status kepemilikan lahan. Revolusi
hijau melalui penggunaan benih unggul produktivitas tinggi yang
mensyaratkan penggunaan pupuk kimia dosis tinggi dan diabaikannya
penggunaan pupuk organik telah mengakibatkan degradasi lahan yang
menurunkan kapasitas produksi lahan pertanian. Kondisi ini semakin
diperparah dengan menipisnya kearifan lokal dalam pengaturan pola
tanam dan penggunaan pupuk organik. Struktur fisik dan kimia tanah di
lahan pertanian, terutama lahan sawah menjadi masif dan kurang respon
terhadap penggunaan input produksi, sehingga peningkatan produktifitas
menjadi stagnan, bahkan cenderung menurun. Tantangan ke depan
untuk mengatasi dan mengantisipasi degradasi sumber daya lahan
adalah bagaimana melakukan rehabilitasi dan konservasi lahansecara
teknis, dan biologis melalui penerapan teknologi budidaya pertanian yang
ramah lingkungan serta pengaturan dan pengendalian tata ruang
kawasan.Di sisi lain, pesatnya laju pembangunan nasional di berbagai
bidang yang berbasis pada pemanfaatan sumberdaya lahan telah
membawa implikasi terhadap pelanggaran tata ruang dan pemanfaatan
lahan untuk ketahanan pangan. Otonomi daerah juga telah mendorong
peningkatan laju pertumbuhan permintaan/pemanfaatan lahan multi
sektoral yang semakin meningkat. Kondisi tersebut pada kenyataannya
sulit diimbangi dengan penyediaan lahan, baik melalui pemanfaatan
lahan pertanian yang ada maupun pembukaan lahan baru. Konversi
sawah menjadi lahan non pertanian dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Hal ini disebabkan oleh alih fungsi lahan menjadi
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 22
menyebabkan kapasitas produksi pangan turun, tetapi merupakan salah
satu bentuk kerugian investasi, degradasi agroekosistem, degradasi
tradisi dan budaya pertanian, dan merupakan salah satu sebab semakin
sempitnya luas garapan usahatani serta turunnya kesejahteraan petani
sehingga kegiatan usaha tani yang dilakukan petani tidak dapat
menjamin tingkat kehidupan yang layak baginya. Tantangan untuk
menekan laju konversi lahan pertanian ke depan adalah bagaimana
melindungi keberadaan lahan pertanian melalui perencanaan dan
pengendalian tata ruang; meningkatkan optimalisasi, rehabilitasi dan
ekstensifikasi lahan, meningkatnya produktifitas dan efisiensi usaha
pertanian serta pengendalian pertumbuhan penduduk.
8. Belum padunya antar sektor dalam menunjang pembangunan
pertanian
Pembangunan sektor tidak bisa berdiri sendiri, melainkan
melibatkan banyak sektor terkait. Pertemuan koordinasi antar sektor
sudah sering dilakukan, hanya saja mengintegrasikan secara fisik
kegiatan antar sektor sangat sulit dilaksanakan. Hal ini karena
memerlukan waktu dan tenaga dan seringnya terjadi tumpang tindih.
9. Rendahnya Nilai Tukar Petani (NTP)
Petani Indonesia pada umumnya tidak memiliki modal besar.
Dengan usahatani berskala kecil dan subsistem, akses petani terhadap
sumber permodalan menjadi terbatas. Kondisi ini ditambah dengan petani
kurang memiliki fasilitas penyimpanan hasil pasca panen, sementara
produk pertanian bersifat mudah rusak. Akibatnya banyak petani terlibat
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 23
10. Kurang optimalnya kinerja dan pelayanan birokrasi pertanian.
Sektor pertanian telah berperan besar dalam pembangunan
daerah Kabupaten Bulukumba , namun anggaran pembangunan yang
dialokasikan untuk sektor pertanian hanya sekitar 15 % dari APBD.
APBD tersebut sangat dibutuhkan untuk membangun pertanian,
terutama untuk mengatasi faktor kritis, yaitu penyediaan
sarana-prasarana yang tidak diminati swasta atau tidak mampu disediakan oleh
petani, pengembangan kapasitas sumberdaya manusia dan kelembagaan
pelayan pemerintah di bidang pertanian serta membantu mengatasi
kegagalan pasar produk yang dihasilkan oLeh petani. Sementara di sektor
formal, pengembangan pertanian dan agribisnis mutlak memerlukan
dukungan agar tercipta iklim berusaha tani yang kondusif melalui
formulasi kebijakan dan pengamanan kebijakan fiskal dan moneter yang
dikeluarkan Pemerintah. Namun pada kenyataannya, beberapa kebijakan
Pemerintah yang ditetapkan selama ini kurang sepenuhnya berpihak
pada sektor pertanian, seperti Harga Pembelian Pemerintah (gabah) yang
hanya sedikit di atas biaya produksi, pengendalian harga penjualan
(beras) agar tidak memicu kenaikan inflasi, pembebasan tarif bea masuk
impor beberapa komoditas, serta pencegahan penyelundupan masuknya
produk luar negeri belum berjalan maksimal. Di sisi lain, beberapa
kebijakan yang sudah ditetapkan juga belum berjalan efektif di tingkat
lapangan, seperti Harga Pembelian Pemerintah yang lebih rendah dari
harga pasar atau sebaliknya harga produk petani seringkali berada di
bawah Harga Pembelian Pemerintah, terutama pada saat panen raya di
daerah-daerah sentra produksi. Pemberlakuan tarif bea masuk impor
yang dilaksanakan selama ini juga belum efektif dalam melindungi
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 24
negeri dengan harga yang lebih murah karena pemerintah negara-negara
eksportir melindungi petaninya dengan memberikan aneka subsidi dari
hulu sampai hilir. Kondisi demikian mengakibatkan insentif yang diterima
petani belum optimal sesuai dengan yang diharapkan, sehingga kurang
mendorong gairah petani untuk meningkatkan produktivitas dan
mengembangkan usahataninya. Tantangan ke depan yang perlu
dikembangkan adalah bagaimana membangun sistem perlindungan yang
diberikan terhadap petani dan pelaku agribisnis secara lebih baik mulai
dari aspek proses produksi sampai aspek pemasaran hasil melalui
pola-pola promosi, asuransi, penjaminan maupun subsidi bunga kredit atau
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 25 BAB II
PERENCANAAN KINERJA
RENCANA STRATEGIS
Dalam menyusun Perjanjian Kinerja perlu memperhatikan
Perencanaan strategis yang merupakan proses yang berorientasi pada hasil
yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun
secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi,
peluang, dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Proses ini
menghasilkan suatu rencana strategis instansi pemerintah, yang memuat visi,
misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, dan program serta ukuran
keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya. Berdasarkan ketentuan
Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 disebutkan bahwa
RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala
Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan
memperhatikan RPJM Nasional yang memuat arah kebijakan keuangan
Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan
Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program
kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan
kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP),
Rencana Strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan instansi
pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal,
nasional dan global dan tetap berada dalam Tatanan Sistem Administrasi
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan perencanaan strategis yang jelas
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 26
dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan
akuntabilitas kinerja.
A. Visi dan Misi
Visinya adalah “Terwujudnya Kesejahteraan Petani Melalui
Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan, Berkelanjutan Yang Berbasis
Agribisnis.”
Sejalan dengan visi tersebut di atas maka, misinya adalah :
1. Menumbuhkembangkan komoditas andalan dan unggulan daerah.
2. Pembinaan dan pengembangan sentra produksi Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan
3. Menciptakan peluang usaha melalui pengembangan sistem dan usaha
agribisnis.
4. Pemberdayaan kelembagaan petani menuju terciptanya daya saing dan
berkelanjutan
5. Mendorong kreatifitas sumber daya manusia, aparat dan petani.
6. Optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya lokal.
7. Menumbuhkan dan mengembangkan Komoditas Strategis Nasional.
8. Mengembangkan kemampuan enterpreneurship agar dapat menjadi
pelaku agribisnis yang handal dan tangguh.
9. Meningkatkan daya saing komoditas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan dalam menghadapi pasar global.
10. Memantapkan sistem pendukung yang meliputi Sumber Daya Alam,
Sumber Daya Manusia, Teknologi, Kelembagaan, Sarana/Prasarana.
11. Membangun suasana keragaman dalam proses pembangunan Tanaman
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 27
B. Tujuan dan Sasaran
Sejalan dengan visi dan misi tersebut di atas maka, tujuan dan sasaran
adalah :
1. Tujuan
a. Meningkatkan pendapatan, taraf hidup dan kemandirian petani
melalui pengembangan komoditas Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan yang berwawasan agribisnis.
b. Meningkatkan produksi bahan pangan, hortikultura dan
Perkebunan baik untuk memenuhi kebutuhan pangan daerah,
regional maupun nasional serta memanfaatkan pasar bahan baku
industri.
c. Mengembangkan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha
melalui pengembangan Komoditas Pangan, Hortikultura, Tanaman
Hias, Biofarmaka dan Komoditas Perkebunan.
d. Mendorong terciptanya lembaga keuangan mikro melalui penguatan
modal kelembagaan petani.
e. Mendorong terciptanya kerjasama antar wilayah.
2. Sasaran
a. Meningkatnya pendapatan rumah tangga tani melalui usaha
tanaman pangan, hortikultura, aneka tanaman hias dan
Perkebunan
b. Meningkatnya kualitas produksi yang dihasilkan petani agar
mampu berdaya saing ditingkat pasar global sesuai standar SNI.
c. Meningkatnya produktivitas, luas tanam, produksi pangan dan
tanaman lainnya untuk memenuhi kebutuhan pangan dan bahan
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 28
d. Berkembangnya berbagai kegiatan usaha yang berbasis tanaman
pangan dan hortikultura dengan pendekatan agribisnis sehingga
mampu memberikan keuntungan yang layak.
e. Meningkatnya partisipasi masyarakat dan swasta dalam
pengembangan agribisnis tanaman pangan, hortikultura dan
Perkebunan dalam mendorong perekonomian daerah dan pedesaan.
f. Terpeliharanya produktivitas sumberdaya alam melalui
pengembangan tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
yang berwawasan ramah lingkungan.
g. Meningkatnya kesejahteraan kerja di pedesaan baik pada level on
farm dan off farm sehingga dapat memberikan imbalan yang layak.
h. Meningkatkan Kapasitas sumber daya petani dan aparatur dinas
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan.
Peran pemerintah yang dulunya sangat dominan dalam kegiatan
pembangunan, yaitu menjadi fasilitator dan motivator pembangunan,
sehingga kunci keberhasilan pembangunan dimasa kini dan dimasa yang
akan datang terletak pada kemampuan dan partisipasi masyarakat.
Berdasarkan pemikiran ini maka diupayakan peningkatan
partisipasi aktif masyarakat secara optimal melalui penguatan
kelembagaan masyarakat. Maka strategi dasar secara demokratis yang
perlu ditempuh adalah mendukung terciptanya kondisi yang kondusif dan
secara aktif mendorong pengembangan kelembagaan masyarakat yang
memungkinkan peningkatan intensitas dan kualitas peran serta segenap
lapisan masyarakat dalam semua aspek pembangunan.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 29
faktor-faktor kunci keberhasilan. Sasaran-sasaran strategis Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba
merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis organisasi
yang dirumuskan untuk masing-masing tujuan yang telah ditetapkan.
C. Kebijakan
Kebijakan yang ditetapkan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba dalam mendukung pencapaian
tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan pendapatan dan kesejahteraan petani melalui daya saing
produk tanaman pangan dan hortikultura berkerakyatan,
berkelanjutan dengan tetap mempertimbangkan teknologi spesifik
lokasi yang berwawasan lingkungan.
2. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi rakyat yang berbasis pedesaan,
memperluas lapangan kerja melalui penumbuhan, pembinaan dan
pengembangan sentra produksi komoditas andalan dan unggulan.
3. Mewujudkan partisipasi dan fasilitasi masyarakat dan swasta dalam
membangun dan mengembangkan tanaman pangan dan hortikultura.
4. Mewujudkan kerjasama antar wilayah dengan mengembangkan
komoditas andalan dan unggulan.
5. Membangun sarana dan prasarana pendukung sebagai upaya dalam
mengoptimalkan peningkatan produksi,perbaikan mutu dan
pemasaran hasil.
D. Rencana Kinerja Tahun 2016
Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Strategis tahun
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 30
tahunnya yang menjabarkan target kineja yang harus dicapai dalam satu
tahun pelaksanaan program/Kegiatan.
Target Kinerja ini menunjukkan nilai kuantitatif yang melekat pada
setiap indikator kinerja, baik pada tingkat sasaran kinerja maupun pada
tingkat kegiatan dan merupakan pembanding bagi proses pengukuran
keberhasilan organisasi yang dilakukan setiap akhir periode pelaksanaan.
Rencana Kinerja Tahun 2016 merupakan komitmen seluruh
anggota organisasi untuk mencapai kinerja yang sebaik-baiknya dan
sebagai bagian dari upaya memenuhi misi organisasi.
Dalam upaya mencapai sasaran pada tingkat capaian (target), Dinas
Tanaman Pangan dan Hortikultura menetapkan 10 (sepuluh) program dan
45 (Empat Puluh Lima) Kegiatan yang dapat dijabarkan pada tabel berikut:
Tabel 2.1. Rincian Program dan Kegiatan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun Anggaran 2016.
No. PROGRAM / KEGIATAN
I.
II
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat
2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber daya air dan listrik
3. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional
4. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 5. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
6. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
7. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
8. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi keluar daerah 9. Penatausahaan Kesekretariatan SKPD
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 1. Pengadaan kendaraan Dinas/Operasional
2. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 3. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 4. Pengadaan Mebeleur
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 31
7. Pemeliharaan Rutin/berkala Kendaraan dinas/operasional
8. Pemeliharaan Rutin/berkala perlengkapan gedung kantor 9. Pemeliharaan Rutin/berkala peralatan gedung kantor 10. Rehabilitasi Sedang/berat gedung kantor
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 1. Bimbingan Tekhnis Implementasi Peraturan
Perundang-Undangan
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
1. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 1. Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis 2. Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani
Program Peningkatan Ketahanan Pangan(Pertanian /Perkebunan)
1. Penyusunan Data base Potensi Produksi Pangan
2. Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan 3. Penanganan Pasca Panen dan pengolahan hasil pertanian 4. Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi, Palawija 5. Pengembangan Pertanian pada lahan kering
6. Pengembangan Perbenihan/Perbibitan 7. Pengembangan Sistem Informasi pasar 8. Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan
9. Koordinasi Perumusan kebijakan Pertanahan,dan Infrastruktur Pertanian dan perdesaan
10. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
11. Pengumpulan dan Pengelolaan Statistik Pertanian 12. Pengembangan Teknologi Budidaya Kacang-kacangan
dan Umbian
13. Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Sentra produksi Jagung
14. Pengembangan Tanaman Biofarmaka
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
1. Fasilitasi Kerjasama Regional/Nasional/Internasionl Penyediaan Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Komplementer
2. Promosi atas Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Unggulan Daerah
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
1. Penelitian dan pengembangan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 32 IX
X
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan 1. Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/perkebunan 2. Sertfikasi bibit unggul pertanian/perkebunan
3. Pengembangan Sayuran Dataran Tinggi dan rendah
Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku
1. Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam pengelolaan air.
Disamping Program/Kegiatan tersebut yang anggarannya
bersumber Dari Dana Alokasi Umum (DAU) Kabupaten Bulukumba,
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura mendapat anggaran
dari Pemerintah Pusat (APBN) untuk Tugas Pembantuan sebesar
Rp. 29.468.770.000,- yang terdiri dari :
1. Program Peningkatan Produksi, Produktifitas dan Mutu Hasil Tanaman
Pangan dengan Anggaran sebesar Rp. 19.448.020.000,- dan;
2. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian sebesar Rp. 10.020.750.000,-
E. Indikator Keberhasilan Pencapaian Kinerja
Pencapaian kinerja kegiatan-kegiatan Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura dapat dilihat dan ukur dengan berbagai indikator
keberhasilan yang dijabarkan melalui indikator capaian input, output dan
outcome. Masing-masing indikator kinerja tersebut ditetapkan dalam
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 33 BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
Akuntabilitas Kinerja diukur dengan berpedoman pada Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Perjanjian Kinerja
dan Pelaporan Kinerja serta Petunjuk Teknis Reviu Laporan Kinerja.
Akuntabilitas kinerja adalahperwujudan suatu instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan secara transparan keberhasilan dan kegagalan
berkaitan dengan tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan sebagai
penjabaran visi, misi, strategi organisasi kepada pihak yang memiliki hak
atau yang berwenang menerima pelaporan yang telah ditetapkan melalui
sistem pertanggungjawaban secara periodik.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten
Bulukumba selaku pelaksana kebijakan Pemerintah harus melaksanakan
kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian laporan akuntabilitas kinerja
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten
Bulukumba Tahun Anggaran 2015 yang dibuat berdasarkan ketentuan
yang terkandung dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang
Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan akuntabilitas tersebut memberikan gambaran mengenai tingkatan
pencapaian kinerja, sasaran program dan kegiatan serta indikator makro
baik keberhasilan-keberhasilan kinerja yang telah dicapai maupun
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 34
telah ditetapkan. Dalam tahun 2016, Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba menetapkan 10 (sepuluh)
sasaran yang akan dicapai sesuai dengan Rencana Strategis tahun
2016-2021 serta RPJMD Pemerintah Kabupaten Bulukumba Tahun 2016-2016-2021,
yang selanjutnya diukur dengan mengaplikasikan indikator kinerja utama
yang ditetapkan dalam rangka pencapaian visi dan misi Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba yang baik
adalah dapat menciptakan terselenggaranya Good Governance dan Clean
Governancedan merupakan tuntutan dan aspirasi masyarakat untuk
mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara. Oleh karena itu
diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban
yang tepat, jelas, terukur dan berdaya guna, berhasil guna, bersih dan
bertanggung jawab serta bebas dari KKN.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Tahun 2016 merupakan wujud pertanggung jawaban hasil pelaksanaan
Program/kegiatan. Dalam pencapaian kinerja tahun 2015 yang didasarkan
pada PP No. 108 tahun 2000 ditetapkan dengan indikator kinerja yaitu
Input (masukan), Output (keluaran), Outcome (hasil), Benefit (manfaat) dan
Impact (dampak).
Pada saat ini belum seluruh indikator yang ditetapkan sesuai No.
108 tahun 2000 dapat diukur, khususnya indikator Benefit (manfaat) dan
Impact (dampak). Hal ini disebabkan pengukuran kedua indikator tersebut
tidak dapat dilaksanakan hanya pada satu kegiatan saja dan pada satu
tahun anggaran, tetapi akan sangat erat kaitannya dengan kegiatan
lainnya. Pengukuran dari kedua indikator tersebut masih membutuhkan
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 35
membutuhkan penilaian serta data yang didukung oleh sub sistem-sub
sistem lainnya.
Dilihat dari nilai capaian akhir pada formulir PPK capaian kinerja
rata-rata mencapai 100% maka dapat disampaikan bahwa
mengembangkan agribisnis khususnya dibidang produksi (On Farm),
sesuai dengan kebijaksanan yang ditetapkan, dapat dilaksanakan sebagai
acuan untuk pengembangan tahun ke depan.
Sesuai nilai capaian kinerja pada formulir PPK analisis pencapaian
kinerja untuk tiap – tiap kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Nilai Capaian Kinerja tiap-tiap kegiatan pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura KabupatenBulukumba Tahun 2016.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1. Penyediaan jasa surat menyurat
2. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
3 Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan operasional
4. Penyediaan jasa administasi keuangan 5. Penyediaan jasa kebersihan kantor
6. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan kantor
7. Penyediaan peralatan rumah tangga
8. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
9. Penata usahaan kesekretariatan SKPD
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional 1. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 2. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 3. Pengadaan mebeleur
4. Pemeliharaan rutin/berkala Gedung Kantor 5. Pemeliharaan Rutin/Berkala Mobil Jabatan 6. Pemeliharaan rutin / berkala kendaraan dinas
/operasional
7. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor
8. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
9. Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 36
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
1. Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan.
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
1. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 1. Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis 2. Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani
Program Peningkatan Ketahanan Pangan
1. Penyusunan database potensi produksi pangan 2. Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan
Pangan
3. Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian
4. Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi,Palawija
5. Pengembangan Pertanian pada Lahan kering 6. Pengembangan perbenihan/perbibitan
7. Pengembangan sistem informasi pasar 8. Peningkatan mutu dan keamanan pangan
9. Koordinasi perumusan kebijakan pertanahan dan infrastruktur pertanian dan pedesaan
10. Monitoring, evaluasi dan pelaporan 11. Pengumpulan dan Pengelolaan Statistik Pertanian
112. Pengembangan Teknologi Budidaya Kacang-Kacangan dan Umbian
113. Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Jagung.
14. Pengembangan Tanaman Biofarmaka
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian
1. Fasilitasi kerjasama regional nasional /internasional penyediaan hasil produksi pertanian atau perkebunan komplementer. 2. Promosi atas hasil produksi pertanian unggul
daerah.
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
1. Penelitian dan pengembangan teknologi pertanian /perkebunan tepat guna. 2. Pelatihan penerapan teknologi
pertanian/perkebunan modern bercocok tanam.
Program Peningkatan Produksi Pertanian
/Perkebunan
1. Penyediaan sarana produksi
D i n a s Per t a n i a n T a n a m a n Pa n ga n d a n H or t i k u l t u r a 37 10
2. Sertifikasi bibit unggul pertanian/perkebunan. 3. Pengembangan sayuran dataran tinggi dan
rendah.
Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku 1. Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengelolaan Air
100
100
100
Pengukuran Pencapaian Kinerja Organisasi Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bulukumba Tahun 2016,
dilakukan dengan mengukur pencapaian kinerja pada masing-masing
sasaran strategis organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran
strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja tahun 2016 sebagai
berikut :
1. Membandingkan antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun ini
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir
3. Membandingkan Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan
target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan
strategis organisasi.
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional
(jika ada)
5. Analisis penyebab keberhasilan /kegagalan atau peningkatan
/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan.
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya.
7. Analisis Program/Kegiatan yang menunjang keberhsilan ataupun