• Tidak ada hasil yang ditemukan

S TM 0900691 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S TM 0900691 Chapter3"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian digunakan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, untuk itu diperlukan adanya metode penelitian pada penelitian ini. Metode merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menjawab suatu permasalahan yang dihadapi dalam suatu penelitian agar tercapai suatu tujuan yang diinginkan. Suharsimi Arikunto (2006: 151) mengatakan bahwa “Metode merupakan cara yang dilakukan oleh seseorang dalam mencapai tujuan”. Metode penelitian menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2005: 52) mengatakan bahwa “Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”.

Bertitik tolak pada uraian di atas serta perumusan masalah, maka penentuan pendekatan dan metode pada penelitian ini sangat penting untuk membantu mengarahkan peneliti dalam mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan data yang dikualifikasikan atau dikelompokkan dan menganalisisnya dengan analisis statistik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yang di dalamnya menyangkut hal gambaran dan telaah cara belajar yang biasa dilakukan oleh mahasiswa dalam mata kuliah Statistika Terapan.

(2)

Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan analisis/pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan, dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskriptif situasi.

Selain itu menurut Sanafiah Faisal (1982: 42) penelitian deskriptif bertujuan sebagai berikut:

Penelitian deskriptif, tujuannya untuk mendeskripsikan apa-apa yang terjadi saat ini. Isinya terdapat upaya deskripsi, pencatatan, analisis, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Penelitian deskriptif ini, di dalamnya termasuk berbagai tipe perbandingan dan mungkin juga sampai usaha menemukan hubungan yang terdapat diantara variabel-variabel.

Metode penelitian ini dipilih untuk memecahkan masalah yang ada pada masa sekarang, sebagaimana menurut pendapat Surakhmad Winarno (1999: 132), “Metode deskriptif analitik digunakan untuk: (1) Mengumpulkan data; (2) Mengidentifikasi pada masalah-masalah yang sekarang dan yang aktual; dan (3) Menganalisa data”. Adapun ciri-siri metode deskriptif menurut Surakhmad Winarno (1999: 40) antara lain sebagai berikut: (1) Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah aktual; dan (2) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis.

(3)

Hubungan korelasi pada pada penelitian ini menyelidiki keterkaitan antara unsur penyumbang (variabel X) dan unsur yang disumbang (variabel Y). Penyumbang merupakan penyebab perubahan situasional, yakni cara belajar mahasiswa mengakibatkan yang disumbang memperoleh perubahan, yakni hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Statistika Terapan. Berdasarkan pemaparan pengertian dan ciri-ciri deskriptif di atas, penelitian ini berfungsi untuk membuktikan hipotesis dan membahas permasalahan untuk kemudian dianalisis. Setelah itu diketahui seberapa kuat hubungan dan keterkaitan antara dua variabel tersebut.

B. Variabel dan Paradigma Penelitian

1. Variabel Penelitian

Suharsimi Arikunto (2006: 94) mengemukakan bahwa, “Variabel adalah gejala yang bervariasi, atau variabel adalah objek penelitian yang bervariasi”. Sependapat dengan pengertian tersebut, bahwa yang dimaksud dengan variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek dalam pengamatan atau penelitian, sedangkan menurut Nana Sudjana & Ibrahim (2001: 10) mengemukakan bahwa, “Variabel adalah ciri atau karakteristik dari individu, objek, peristiwa yang nilainya bisa berubah-ubah”. Menurut Sanafiah Faisal (1982: 82) menyatakan bahwa, variabel dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

a) Variabel bebas (independent variable) ialah kondisi atau karakteristik yang diperoleh pengeksperimen dimanipulasikan dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi.

b) Variabel terikat (dependent variable) ialah kondisi atau karakteristik yang berubah, muncul atau tidak muncul ketika pengeksperimen mengintroduksi, merubah atau mengganti variabel bebas.

Variabel penelitian dikatakan sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti, maka variabel dari judul penelitian ini adalah sebagai berikut:

(4)

b) Hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Statistika Terapan adalah variabel terikat atau dependent variable. (Variabel Y)

2. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah gambaran antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Sebagaimana yang diungkapkan Sugiyono (2012: 8) bahwa “Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukan hubungan antar variabel yang akan diteliti”. Paradigma penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Hubungan Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

C. Definisi Operasional

Adapun definisi opersional dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Hubungan adalah keadaan berhubungan, kontak, ikatan, sangkut paut. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 409). Cara mengukur hubungan dalam penelitian ini adalah dengan menghitung secara statistika yaitu keterkaitan antara cara belajar dengan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Statistika Terapan.

2. Cara belajar (Variabel X) adalah adalah jalan atau langkah yang ditempuh secara teratur dan terus menerus, serta menuju perkembangan seutuhnya. (Hamalik, O., 1993: 30). Cara mengukur cara belajar dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan angket yang berisi tentang cara belajar menurut M. Dalyono (2009: 218) yang terdiri dari belajar dengan cara menyimak, belajar dengan cara membaca, belajar dengan cara mencatat, belajar dengan cara mengingat dan berpikir dan belajar dengan cara latihan atau praktek. Hasil dari angket tersebut dirubah ke dalam data berupa angka.

3. Hasil belajar (Variabel Y) adalah hasil pengaruh individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (M. Surya, 1992: 23). Berdasarkan definisi

(5)

tersebut, untuk mengukur hasil belajar dalam penelitian ini adalah menggunakan nilai akhir untuk mata kuliah Statistika Terapan.

D. Data dan Sumber Data Penelitian

1. Data Penelitian

Suatu penelitian pasti membutuhkan catatan-catatan sebagai sumber atau bukti untuk menyusun suatu informasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 96) menyatakan bahwa, “Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan”. Data yang diperlukan pada penelitian ini adalah:

a. Data tentang cara belajar mahasiswa, yaitu cara belajar dengan aktifitas belajar yang efektif seperti diungkapkan M. Dalyono (2009: 218) terdiri dari: (1) Menyimak; (2) Membaca; (3) Menulis atau mencatat; (4) Mengingat dan berpikir; (5) Latihan atau praktek.

b. Data tentang hasil belajar mahasiswa yaitu berupa nilai akhir pada mata kuliah Statistika Terapan.

2. Sumber Data Penelitian

(6)

E. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian pada penelitian ini adalah di ruang kuliah mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, yang beralamatkan di Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung, Telephon/Fax (022) 2020162.

Gambar 3.2 Gedung Ruang Kuliah Mahasiswa JPTM FPTK UPI

F. Subjek Penelitian

1. Populasi

(7)

2. Sampel

Berdasarkan dari lingkup penelitian, populasi atau wilayah data yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa JPTM konsentrasi otomotif angkatan 2012 FPTK UPI. Berdasarkan hasil observasi, jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 32 orang mahasiswa. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 120) mengenai penarikan sampel adalah sebagai berikut:

Untuk sekedar ancer-ancer, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi, selanjutnya apabila subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-20% dan 20%-25% atau lebih.

Jumlah mahasiswa yang mengontrak mata kuliah Statistika Terapan sebanyak 32 orang, sesuai dengan pernyataan diatas, maka seluruh populasi akan dijadikan subjek penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperlukan untuk mengumpulkan data yang digunakan dalam menjawab permasalahan yang sedang diteliti. Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti atau dianalisis, maka dari itu diperlukan suatu teknik untuk mengumpulkan data yang relevan dengan tujuan penelitian. Banyak teknik untuk mengumpulkan data yang diperlukan, masing-masing cara mempunyai tujuan-tujuan tertentu serta kelemahan dan kelebihan masing-masing. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik angket dan dokumentasi.

1. Teknik Angket

(8)

2. Teknik Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 158) mengemukakan bahwa, “Dalam metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya”. Teknik dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mendapatkan variabel terikat (Variabel Y) yaitu mengenai hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Statistika Terapan melalui daftar nilai akhir atau blangko nilai yang didapatkan dari dosen mata kuliah Statistika Terapan.

H. Instrumen Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka diperlukan adanya alat pengumpul data. Alat pengumpul data digunakan agar dapat menggali keterangan dan memperoleh data mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini, yaitu:

1. Angket penelitian variabel bebas (Variabel X), dimana variabel ini diperoleh dari mahasiswa mengenai cara belajar yang paling dominan dari masing-masing individu. Angket yang digunakan adalah angket tertutup, dalam arti alternatif jawaban sudah tersedia, dimana responden hanya tinggal memilih jawaban yang telah disediakan. Angket dibuat berdasarkan kisi-kisi yang telah ditetapkan sebelumnya. Angket ini digunakan untuk mengungkapkan data mengenai variabel bebas (Variabel X). Adapun alasan penulis menggunakan teknik angket, yaitu:

a. Angket mudah dibuat dan ditafsirkan, bersifat luas dan fleksibel. b. Mempunyai reliabilitas yang tinggi.

c. Digunakan dalam mengukur pada tingkat skala ordinal.

d. Hasil pengukuran variabel yang diteliti dapat dianalisis dan diolah secara statistik dengan tingkat ketelitian yang dapat diandalkan.

e. Data yang diperoleh kemungkinan bersifat objektif.

(9)

2. Dokumentasi untuk variabel terikat (Variabel Y), dimana data variabel ini diperoleh dari dosen yang mengajar pada mata kuliah Statistika Terapan mengenai hasil belajar mahasiswa JPTM konsentrasi otomotif angkatan 2012 FPTK UPI yang berupa blangko nilai akhir untuk mata kuliah Statistika Terapan.

I. Pengujian Instrumen

Pengujian ini dilakukan agar alat ukur penelitian atau angket yang diajukan diharapkan dapat mencapai keberhasilan atau setidaknya mendekati kebenaran data yang diharapkan. Suatu alat ukur dikatakan valid apabila alat ukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sedangkan instrumen yang kurang berarti memiliki validitas yang rendah. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini disusun menurut Skala Likert. Menurut Ridwan (2007: 87) mengemukakan bahwa:

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi, seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Berdasarkan keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skala Jawaban pada SkalaLikert

Pernyataan Sl Sr Kd P TP

Skor Positif 5 4 3 2 1

Keterangan:

(10)

Pertimbangan penulis menggunakan Skala Likert adalah sebagai berikut:

1. Penentuan skor lebih mudah dibandingkan dengan pengukuran lainnya, karena tiap jawaban diberi bobot berupa angka yang dapat memudahkan dalam penjumlahannya.

2. Skala Likert mempunyai reliabilitas yang tinggi dalam mengurutkan mahasiswa berdasarkan intensitas tertentu.

3. Skala Likert ini lebih fleksibel dibandingkan dengan alat ukur lainnya.

Keakuratan data dalam penelitian ini dapat dicapai dengan membuat instrumen sebaik mungkin, dalam arti memiliki tingkat kesahihan (validitas) yang tinggi, serta keandalan (reliabilitas). Hal tersebut sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 144) menyatakan bahwa, “Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel”.

1. Uji Validitas Angket

Suharsimi Arikunto (2006: 136) mengemukakan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Berdasarkan keperluan perhitungan koefisien r, dari sekumpulan data (Xi, Yi) berukuran n dapat digunakan rumus Product Momen sebagai berikut:

rhitung = n. ∑ . − ∑ . ∑

√ n.∑ − ∑ . n.∑ − ∑

(S. Syafarudin, 2004: 61)

dimana: rhitung = koefisien korelasi

xi = jumlah skor item x

yi = jumlah skor item y

xiyi = jumlah hasil perkalian dari skor x dan skor y

n = jumlah responden

xi2 = jumlah kuadrat dari skor item x

Yi2 = Jumlah kuadrat dari skor item Y

Nilai rhitung diartikan sebagai koefisien korelasi skor tiap item dengan skor total

(11)

Tabel 3.2

Harga Koefisien Korelasi

Besarnya Nilai rhitung Interpretasi 0,80 ≤ rhitung < 1,00 Sangat Tinggi

0,60 ≤ rhitung < 0,80 Tinggi

0,40 ≤ rhitung < 0,60 Cukup

0,20 ≤ rhitung < 0,40 Rendah

0,00 ≤ rhitung < 0,20 Sangat Rendah

(Sumber: Riduwan, 2007: 98) Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan cara analisis butir (anabut) sehingga perhitungannya merupakan perhitungan item, hasil perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan ke dalam tabel r-ProductMomen dengan (dk) = (n – 2) pada taraf keberartian (signifikan) α = 0,05 dan pada tingkat kepercayaan 95%. Selanjutnya item pertanyaan atau pernyataan diuji ke dalam rumus t dengan kriteria apabila thitung > ttabel, maka dinyatakan valid, sedangkan jika thitung < ttabel,

maka dinyatakan tidak valid dengan rumus: thitung = rhitung

n−

−r n (S. Syafaruddin, 2004: 61)

dimana: thitung = nilai t hitung

r = koefisien korelasi

n = jumlah responden

Uji coba validitas ini dilakukan untuk setiap angket item dengan ketentuan apabila item pernyataan angket setelah dihitung dengan rumus di atas (thitung), kemudian

dibandingkan dengan ttabel dengan (dk) = (n – 2) pada taraf keberartian (signifikan)

α = 0,05 dan pada tingkat kepercayaan 95%, berarti item tersebut valid. Apabila setelah dicocokan hasilnya tidak termasuk taraf signifikan, berarti item tersebut tidak valid. Maka dengan kata lain ketentuannya adalah sebagai berikut:

Jika thitung > ttabel → Valid

(12)

2. Uji Reliabilitas Angket

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat keandalan dari alat ukur tes dan non tes yang digunakan. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabilitas apabila instrumen tersebut dapat digunakan pada waktu dan kesempatan berbeda dengan hasil yang sama. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 170) menyatakan, bahwa:

“Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendesius

mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Uji reliabilitas yang digunakan adalah menghitung reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menghitung Varians skor tiap-tiap item dengan rumus:

Si =

∑ − ∑ XN

(Riduwan, 2007: 115) dimana: Si = Varians skor tiap-tiap item

Xi2 = jumlah kuadrat item Xi

(Xi)2 = jumlah item Xi dikuadratkan

N = jumlah responden

2. Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus berikut ini:

Si = S1 + S2+ S3 + ... + Sn (Riduwan, 2007: 116)

dimana: Si = jumlah Varians semua item

S1, S2, S3,.. Sn = Varians item ke-1, 2, 3, sampai ke-n

3. Menghitung Varians total dengan rumus berikut ini:

St =

∑ − ∑ XN

(Riduwan, 2007: 116)

dimana: St = Varians total

(13)

(Xi)2 = jumlah Xi total dikuadratkan

N = jumlah responden 4. Masukan nilai Alpha dengan rumus berikut ini:

r11 =

[

�−

] [1 −

∑ ��

��

]

(Riduwan, 2007: 116)

dimana: r11 = nilai reliabilitas

k = jumlah item angket

Si = jumlah Varians skor tiap item St = Varians total

Selanjutnya untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak, maka hasil perhitungan r11 dikonsultasikan dengan nilai (tabel r Product Momen)

dengan derajat kebebasan (dk = n – 2) pada taraf keberartian (signifikan) α = 0,05 dan pada tingkat kepercayaan 95%. Kemudian untuk membuat keputusan, maka kaidah perhitungan (r11) dibandingkan dengan rtabel. Maka kaidah keputusannya

adalah: Jika r11 > rtabel → Reliabel

r11 < rtabel → Tidak Reliabel

Tabel 3.3

Harga Reliabilitas Instrumen

Besarnya Nilai r11 Interpretasi

0,80 ≤ r11 < 1,00 Sangat Tinggi

0,60 ≤ r11 < 0,80 Tinggi

0,40 ≤ r11 < 0,60 Cukup

0,20 ≤ r11 < 0,40 Rendah

0,00 ≤ r11 < 0,20 Sangat Rendah

(Sumber: Riduwan, 2007: 98)

J. Teknik Analisis Data

1. Langkah-Langkah Analisis Data

Prosedur yang ditempuh dalam menganalisis data pada penelitian ini antara lain sebagai berikut:

(14)

1) Mengecek kelengkapan instrumen pengumpul data yaitu angket yang berisi item pernyataan dan lembar isian dokumentasi.

2) Mengecek kelangkapan instrumen pengumpul data yang telah kembali dari responden.

b. Tabulasi, meliputi:

1) Memberikan bobot nilai untuk setiap jawaban yaitu skor 5 sampai 1 untuk pernyataan positif (skor 5 untuk jawaban Sl, skor 4 untuk jawaban Sr, skor 3 untuk jawaban Kd, skor 2 untuk jawaban P dan skor 1 untuk jawaban TP). 2) Menghitung skor mentah yang diperoleh dari tiap responden.

3) Merubah skor mentah dari data hasil penyebaran angket menjadi skor standar.

c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian secara kuantitatif, meliputi:

1) Mengolah data dengan uji statistika.

2) Analisis data dan pengujian hipotesis merupakan dasar dari penarikan kesimpulan.

2. Pengolahan Skor Mentah Menjadi T-Skor

Pengolahan data dari skor mentah menjadi skor standar, dapat dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung skor rata-rata (Mean), yaitu dengan rumus:

X̅ = ∑

n Y̅ =

n (S. Syafaruddin, 2004: 17)

dimana: X̅ = mean untuk variabel X Y̅ = mean untuk variabel Y ∑ X = jumlah skor item variabel X ∑ Y = jumlah skor item variabel Y

n = jumlah responden

(15)

SD =

∑ � �− ̅̅̅̅̅̅

�− (S. Syafaruddin, 2004: 24)

dimana: Xi = nilai tengah kelas interval Xi -�̅ = deviasi data

c. Mengkonversikan skor mentah Z dan skor T, yaitu dengan rumus: Z = �− ̅

�� (S. Syafaruddin, 2004: 24)

T = (10 x Z) + 50

Hasil perhitungan selanjutnya digunakan hasil perhitungan dari T-skor.

3. Uji Normalitas

Uji normalitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan Rentang/Range Skor (R)

R = skor terbesar – skor terkecil (S. Syafaruddin, 2004: 24) b. Menentukan banyaknya Kelas Interval (i) dengan menggunakan aturan

Sturgess, yaitu:

i = 1 + 3,3 log n (S. Syafaruddin, 2004: 24)

dimana: i = banyaknya kelas interval

n = jumlah data

c. Menentukan panjang kelas interval (p): p = R

i (S. Syafaruddin, 2004: 25)

dimana: R = rentang skor; i = banyaknya kelas d. Menghitung nilai median (Me):

(16)

Me = b + p n−

f

e. Membuat tabel distribusi frekuensi:

Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi

Kelas Interval Xi fi Xi . fi (Xi– M)2 fi (Xi– M)2

Jumlah -  fi  fi . Xi -  fi (Xi– M)2

Rata-rata M

Standar Deviasi S

f. Menghitung nilai rata-rata/mean (M):

M = ∑ �. �

(S. Syafaruddin, 2004: 22)

dimana: M = rata-rata/mean skor

fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas

fi = jumlah frekuensi total g. Mencari simpangan baku (standar deviasi):

S =

∑ −

n− (S. Syafaruddin, 2004: 26)

h. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi untuk nilai-nilai yang diperlukan dalam Uji Chi-Kuadrat(χ2).

Tabel 3.5

Tabel Distribusi Chi-Kuadrat(χ2)

No Kelas

Interval fi Bk Z Lo Li ei χ

2

 - - - - -

Mean S

(17)

dimana:

Batas bawah (Bb) kelas interval sama dengan ujung bawah dikurangi 0,5. Batas atas (Ba) kelas interval sama dengan ujung atas ditambah 0,5. 2) Menentukan simpangan baku (Z) dengan rumus:

Z = −

� (S. Syafaruddin, 2004: 86)

3) Mencari batas luas kelas interval (Lo) dengan menggunakan daftar F (luas di

bawah lengkung normal standar normal dari 0 ke Z). 4) Mencari luas tiap kelas interval (Li)

Li = Lo1– Lo2 (S. Syafaruddin, 2004: 87)

5) Mencari harga Frekuensi Harapan (ei)

ei = Li .  fi (S. Syafaruddin, 2004: 87)

6) Menghitung nilai Chi-Kuadrat(χ2) χ2 = �− �

� (S. Syafaruddin, 2004: 87)

7) Kriteria pengujian normalitas yang dilakukan adalah: jika χ2hitung ≤ χ2tabel,

artinya data berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (dk = k – 3), dimana k = banyaknya kelas interval, maka data yang diuji berditribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas distribusi ini akan diketahui apakah variabel X berdistribusi normal atau tidak. Jika tidak berdistribusi normal, maka dilanjutkan pada statistik non parametrik.

4. Metode Statistik Parametrik

a. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi

1) Analisis Regresi Linier Sederhana

Regresi sederhana linier sederhana digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang linier antara dua variabel (variabel X dan variabel Y). model regresi linier sederhana berbentuk sebagai berikut:

Y = a + b.X (Sugiyono, 2012: 262)

(18)

X = variabel bebas a dan b = koefisien regresi

Koefisien regresi a dan b dapat dicari berdasarkan metode kuadrat terkecil dari pasangan dua variabel data X dan Y yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan rumus:

a = ∑ � ∑ � − ∑ � ∑ � �

� ∑ − ∑ �

b = n ∑ − ∑ ∑

n ∑ − ∑ (Sugiyono, 2012: 262)

Regresi yang didapat dari perhitungan sederhana tersebut dapat digunakan untuk menghitung harga Y bila X diketahui. Dengan syarat regresi tersebut harus mempunyai kelinieran dan keberartian regresi pada taraf signifikan (α = 0,05). 2) Analisis Linieritas dan Keberartian Regresi

Uji kekeliruan dapat dilakukan dengan menghitung jumlah kuadrat. Jumlah kuadrat yang disebut adalah sumber variansi. Sumber variansi yang perlu dihitung menurut Ridwan (2007: 152) adalah sebagai berikut:

a. Menghitung jumlah kuadrat total (JK(T)) dengan rumus:

JK(T) =  Y2

b. Mencari jumlah kuadrat regresi (JK(a)) dengan rumus:

JK(a) =

∑ n

c. Mencari jumlah kuadrat regresi (JK(b/a)) dengan rumus:

JK(b/a) = b

{∑ XY −

∑ ∑

n

}

d. Mencari jumlah kuadrat residu (JK (r)) dengan rumus:

JK(r) = JK (T)– JK (a)– JK (b/a)

e. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJK(a)) dengan rumus:

RJK(a) = JK(a)

f. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJK(b/a)) dengan rumus:

(19)

g. Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (R JK(r)) dengan rumus:

RJK(r) = r

�−

h. Menguji signifikan dengan rumus: Fhitung =

R /

R r

Kaidah pengujian signifikansi:

Jika: Fhitung≥ Ftabel, maka terima Ho, artinya tidak signifikan.

Fhitung≤ Ftabel, maka tolak Ho, artinya signifikan.

Dengan taraf signifikan (α = 0,05)

Mencari nilai Ftabel menggunakan Tabel F dengan rumus:

Ftabel = F{(1- α)(dk Reg(b/a)), (dk Res)}

f (F)

Ho diterima α Ho ditolak

F Ftabel

Gambar 3.3 Kurva F Statistik

(20)

JK(E) = 

{∑ Y −

n

}

Dengan membuat tabel penolong Pasangan Variabel X dan Y untuk mencari (JK(E)).

Tabel 3.6

Penolong Pasangan Variabel X dan Y untuk Mencari (JK(E))

No Responden X Y

Diurutkan dari

Data X Terkecil

Hingga Data

Terbesar

Kelompok n Y (JK(E))

j. Mencari rata-rata jumlah kuadrat kekeliruan (RJK(E)) dengan rumus:

RJK(E) = E

n−k

k. Mencari jumlah kuadrat Tuna Cocok (JK(TC)) dengan rumus:

JK(TC) = JK(r) - JK(E)

l. Mencari rata-rata jumlah kuadrat Tuna Cocok (RJK(TC)) dengan rumus:

RJK(TC) = TC

k−

m.Mencari nilai Fhitung dengan rumus:

Fhitung =

R TC

R E

n. Menentukan keputusan pengujian linieritas:

Jika: Fhitung≤ Ftabel, maka Ho ditolak artinya data berpola Linier.

Fhitung≥ Ftabel, maka Ho diterima artinya data tidak berpola Linier.

(21)

o. Semua besaran diatas dapat diperoleh dari dalam Tabel Analisis Varians (ANAVA), langkah berikutnya membuat Tabel ANAVA seperti pada tabel berikut ini:

p. Membuat grafik linieritas variabel X dan Y

Y = a + bX

Variabel Y

(22)

Gambar 3.4 Grafik Linieritas

b. Analisis Korelasi

1. Perhitungan Koefisien Korelasi Data Berdistribusi Normal

Apabila hubungan X dan Y linier, maka perhitungan koefisien korelasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus “Pearson Product Moment” di bawah

ini:

rxy =

n. ∑ i. i − ∑ i . ∑ i

√ n.∑ i − ∑ i . n.∑ i − ∑ i (S. Syafaruddin, 2004:

173)

Selanjutnya harga koefisien korelasi (rxy) yang diperoleh diinterpretasikan pada

indeks korelasi, seperti pada tabel berikut ini. Tabel 3.8

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai rxy

Interval Koefisien Interpretasi

0,00 ≤ rxy < 0,20 Sangat Rendah

0,20 ≤ rxy < 0,40 Rendah

0,40 ≤ rxy < 0,60 Sedang

0,60 ≤ rxy < 0,80 Tinggi

0,80 ≤ rxy≤ 1,00 Sangat Tinggi

(Sumber: Riduwan, 2007: 138)

2. Perhitungan Koefisien Korelasi Data Berdistribusi Tidak Normal

Perhitungan koefisien korelasi untuk data yang berdistribusi tidak normal menggunakan statistik non parametrik dengan menggunakan rumus korelasi tata jenjang atau Rank Spearman. Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut:

(23)

Tabel 3.9

b. Buat ranking variabel Y sesuai keadaannya. c. Hitung selisih rangking b = Rxi– Ryi.

d. Hitung bi2 = (Rxi - Ryi)2 dan jumlahkan  bi2 =  (Rxn - Ryn)2

dimana: Rxi = variabel X

Ryi = variabel Y

bi2 = kuadrat selisih ranking

(24)

5. Pengujian Hipotesis

Cara untuk menguji kebenaran dari hipotesis yang dilengkapi pada bab dua akan diuji dengan rumus uji t-student, yaitu:

thitung = rxy

n−

−r (S. Syafaruddin, 2004: 170)

dimana: rxy = koefisien korelasi

n = jumlah responden

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah menerima hipotesis kerja (H1). Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel

untuk distribusi t pada taraf kepercayaan 97,5% (taraf signifikan α = 0,025) dengan dk = n – 2.

Kriteria pengujian: Jika thitung > ttabel, maka tolak Ho dan terima H1

Gambar

Gambar 3.1 Hubungan Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat
Gambar 3.2 Gedung Ruang Kuliah Mahasiswa JPTM FPTK UPI
Tabel 3.2 Harga Koefisien Korelasi
Tabel 3.3 Harga Reliabilitas Instrumen
+6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA BESERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK METODE PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA. disetujui

Gerakan turun ke bawah dari massa tanah atau batuan yang berupa blok dengan kecepatan lambat sampai agak cepat.. Blok yang turun dapat disebabkan atau dibatasi oleh sesar

“HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, KARBOHIDRAT, DAYA TERIMA DAN CITA RASA MENU DIET DIABETES MELITUS TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI RUMAH SAKIT.

Dalam kisah Sunan Kalijaga menampilkan tiga potongan kisah terpilih yang menceritakan mengenai media dakwah Sunan Kalijaga dalam bidang seni dan budaya seperti gamelan, wayang,

hipertrofi atau peningkatan isi sekuncup NOC :  Cardiac Pump effectiveness  Circulation Status  Vital Sign Status Kriteria Hasil: o Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan

Menurut Abdullah (2008) dalam Kristanto (2009) Belanja Modal berpengaruh terhadap kelemahan pengendalian internal. Hal ini disebabkan karena semakin besar anggaran

Berdasarkan hasil dari penelitian didapatkan bahwa kursi dengan dudukan yang sesuai dengan bentuk tubuh orang yang sedang duduk sajalah yang memberikan kenyamanan dan

Sedangkan definisi dari bijih adalah deposit mineral yang mengandung satu atau lebih jenis logam yang dapat diekstrak atau diolah menjadi logam secara ekonomis.. Mineral