• Tidak ada hasil yang ditemukan

S ADP 1105099 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S ADP 1105099 Chapter3"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pengertian metode memiliki cakupan makna yang menyangkut prosedur dan cara melakukan pengujian data yang diperlukan untuk memecahkan dan menjawab masalah penelitian. Peran metode penelitian sangat menentukan dalam upaya menghimpun data yang diperlukan dalam penelitian, dengan kata lain metode penelitian akan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan penelitian atau petunjuk bagaimana penelitian ini dilakukan. Dalam Bab Metode Penelitian ini akan dijelaskan mengenai alur penelitian dari mulai pendekatan penelitian yang diterapkan, instrumen yang digunakan, tahap pengumpulan data yang dilakukan, hingga langkah-langkah analisis data yang dijalankan.

A. Desain Penelitian

Pengertian metode memiliki cakupan makna yang menyangkut prosedur dan cara melakukan pengujian data yang diperlukan untuk memecahkan dan menjawab masalah penelitian. Peran metode penelitian sangat menentukan dalam upaya menghimpun data yang diperlukan dalam penelitian, dengan kata lain metode penelitian akan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan penelitian atau petunjuk bagaimana penelitian ini dilakukan. Dalam Bab Metode Penelitian ini akan dijelaskan mengenai alur penelitian dari mulai pendekatan penelitian yang diterapkan, instrumen yang digunakan, tahap pengumpulan data yang dilakukan, hingga langkah-langkah analisis data yang dijalankan.

Suharsimi Arikunto (2014, hlm. 61) mengemukakan bahwa secara garis besar ada beberapa langkah-langkah atau prosedur dalam penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Memilih masalah 2. Studi Pendahuluan 3. Merumuskan masalah

4. Merumuskan anggapan dasar 4a. Merumuskan hipotesis 5. Memilih pendekatan

6. (a) Menentukan variabel dan (b) sumber data 7. Menentukan dan menyusun instrumen. 8. Mengumpulkan data.

(2)

10.Menarik kesimpulan. 11.Menulis laporan.

Kemudian Iqbal Hasan (2009, hlm. 16) menjelaskan prosedur penelitian yang dibagi menjadi tiga tahap yaitu :

1. Tahap perencanaan penelitian, merupakan tahap dimana sebuah penelitian dipersiapkan. Dalam tahap ini, semua hal-hal yang berhubungan dengan penelitian dipersiapkan atau diadakan, seperti pemilihan judul, perumusan masalah dan hipotesis.

2. Tahap pelaksanaan penelitian, merupakan tahap dimana sebuah penelitian sedang dilakukan atau dilaksanakan. Dalam tahap ini, proses pengumpulan data atau informasi, analisis data dan penarikan kesimpulan dilakukan.

3. Tahap penulisan laporan penelitian, adalah tahap dimana sebuah penelitian telah selesai dilaksanakan. Pada tahap ini, hasil dari sebuah penelitian dibuat dalam bentuk laporan.

Menyimpulkan penjelasan diatas, menurut peneliti prosedur penelitian yang baik, efektif dan efisien yaitu melalui tahapan perumusan masalah yang akan diteliti, kemudian merencanakan teknik atau cara apa saja yang akan digunakan dalam memecahkan masalah. Dilanjutkan dengan pelaksanaan dari penelitian tersebut menggunakan teknik dan cara yang telah ditentukan. Terakhir menyusun laporan berdasarkan data hasil dari pelaksanaan penelitian.

(3)

Sumber: Sugiyono (2014, hlm. 49) Judul

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Landasan Teori

Perumusan Hipotesis

Pengumpulan Data Populasi

dan Sampel

Pengembangan Instrumen

Analisis Data

Simpulan dan Saran

Keterangan:

: berdasarkan hasil pengembangan sesuai struktur organisasi skripsi

Gambar 3.1

Desain Penelitian

(4)

Penjelasan Terkait Desain Penelitian

Untuk melakukan penelitian ini langkah pertama yaitu berawal dari ditemukannya masalah yang timbul dan menarik untuk diteliti. Masalah yang timbul tersebut akhirnya dikaji oleh peneliti dengan berdasarkan literatur-literatur terkait, baik berasal dari media cetak seperti buku dan jurnal mapupun media elektronik. Setelah masalah tersebut teridentifikasi, langkah selanjutnya yaitu membuat judul berdasarkan masalah yang sudah di identifikasi sesuai dengan literatur yang digunakan. Selanjutnya apabila judul telah ditentukan, langkah selanjutnya yaitu menyusun latar belakang sesuai dengan masalah dan judul yang ada. Hal ini dilakukan untuk dapat membatasi dan mengidentifikasi masalah dalam penelitian.

Latar belakang yang telah disusun tersebut berkembang menjadi rumusan masalah. Dimana rumusan masalah ini bertujuan untuk teori-teori apa saja yang nantinya relevan dan dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah. Jawaban dari rumusan masalah yang berdasarkan teori yang relevan akhirnya menentukan dalam merumuskan hipotesis, dimana hipotesis berisikan jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian.

Hipotesis yang telah dibuat tersebut akhirnya dibuktikan kebenarannya berdasarkan data yang dikumpulkan dari lapangan. Data yang terkumpul ini berasal dari populasi tertentu sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh peneliti. Selanjutnya peneliti harus menentukan sampel, hal ini perlu dilakukan mengingat populasi itu sangatlah luas. Sehingga untuk mendapatkan data yang valid peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

(5)

pembahasan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka peneliti membuat kesimpulan yang berisi jawaban singkat terhadap setiap rumusan masalah yang telah dibuat. Karena penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan dalam pendidikan, maka peneliti menyajikan saran-saran yang bermanfaat bagi semua satuan pendidikan.

B. Metode dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan dalam penelitian secara ilmiah guna mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan

sebelumnya. Sugiyono (2013, hlm. 6) mengemukakan bahwa “metode penelitian

pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

pendidikan”.

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, yaitu terkait dengan perbedaan sarana dan prasarana pada sekolah dasar swasta dan negeri, maka metode yang sesuai adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan analisis komparatif yang ditunjang oleh studi kepustakaan.

1. Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan suatu bentuk penelitian yang tertuju pada pemecahan rmasalah yang terjadi pada saat sekarang. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Muhammad Ali (1995, hlm. 120) bahwa

“metode deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan masalah yang

dihadapi pada situasi sekarang”. Kemudian pendapat lain menurut Sukmadinata (2013, hlm. 72) mengemukakan bahwa :

(6)

Adapun ciri-ciri dari metode deskriptif menurut Winarno Surakhmad (1998, hlm. 140) adalah :

a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah faktual.

b. Data yang dikumpulkan mula-mula diteliti, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Oleh karena itu metode ini sering disebut metode analisis. Penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini, karena penelitian ini berusaha untuk menggambarkan permasalahan atau kejadian yang berlangsung pada saat sekarang dalam hal sarana dan prasarana di sekolah dasar swasta dan negeri. Adapun teknik pelaksanaan metode deskriptif pada penelitian ini menggunakan analisis komparatif yakni pendekatan yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan dua atau lebih karakteristik dari dua atau lebih situasi, kejadian, kegiatan, program yang sejenis atau hampir sama (Nana Syaodih, 2013, hlm. 79).

2. Pendekatan Kuantitatif

Penelitian ini pada tahap pengumpulan dan analisis data menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu metode pemecahan masalah berdasarkan pengumpulan data secara terencana dan sistematis, yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data dan penganalisaan data hasil penelitian dengan perhitungan statistik dalam pembuktian hipotesis secara empiris. Sugiyono (2013, hlm. 14) mengemukakan bahwa :

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Redja Mudyahardjo (2001, hlm. 164) mengemukakan ciri-ciri penelitian kuantitatif yakni sebagai berikut :

a. Penelitian kuantitatif menghendaki adanya perekayasaan situasi yang diteliti, dengan terencana memberikan suatu perlakuan tertentu, untuk mengetahui sebab akibatnya.

(7)

ketat, baik dalam bentuk desain fungsional maupun desain faktorial.

c. Penelitian kuantitatif lebih tertuju pada penilaian tentang hasil dari pada proses sehingga data yang dikumpulkan berupa data tentang akibat-akibat yang disebabkan oleh adanya oerlakuan atau perubahan variabel yang disengaja.

d. Penelitian kuantitatif cenderung merupakan prosedur pengumpulan data melalui observasi untuk membuktikan hipotesis yang diedukasi dari dalil atau teori.

e. Penelitian kuantitatif terutama bertujuan menghasilkan penemuan-penemuan, baik dalam bentuk teori baru atau perbaikan teori lama.

3. Studi Kepustakaan

Guna menunjang penelitian dalam menafsirkan data dan menganalisis masalah yang diteliti, maka peneliti melakukan studi kepustakaan. Studi kepustakaan ini merupakan cara memperoleh data dan informasi melalui penelaahan terhadap berbagai sumber tertulis seperti buku, laporan penelitian dan berbagai literatur yang relevan baik itu dari media cetak maupun media elektronik yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian ini. Winarno Surakhmad (1998, hlm. 61) mengungkapkan bahwa:

Penyelidikan bibliografis tidak dapat diabaikan sebab disinilah penyelidik berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dalam masalahnya, yakni teori yang dipakainya, pendapat para ahli mengenai aspek-aspek itu, penyelidikan sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan oleh para ahli.

Melalui studi kepustakaan ini, peneliti dapat menambah pengetahuan dalam mempertajam kajian permasalahan yang ditemukan di lapangan serta menunjang validitas dan realibilitas instrumen pengumpulan data dan pemecahan masalahnya.

C. Definisi Operasional

Untuk mengantisipasi terjadinya salah penafsiran dalam memahami beberapa istilah dalam penelitian ini, khususnya masalah yang akan diteliti, maka peneliti terlebih dahulu akan mencoba untuk menjelaskan beberapa definisi istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

(8)

Definisi studi komparatif menurut Aswani Sujud (dalam Arikunto, 2002, hlm. 236) adalah studi yang menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide atau suatu prosedur kerja.

Studi komparatif dalam penelitian ini yaitu suatu penelitian yang berusahan untuk menemukan perbedaan terkait sarana dan prasarana sekolah pada Sekolah Dasar Swasta dan Negeri se-Kecamatan Pasarkemis Kabupaten Tangerang.

2. Sarana dan Prasarana

Asrori (dalam Bachri, 2011, hal. 19) mengemukakan sarana dan

prasarana pendidikan adalah “semua barang yang diperlukan dalam

rangka penyelenggaraan pendidikan”. Mulyasa (dalam Bachri, 2011, hal.

19) menyatakan bahwa:

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah dan jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sekaligus sebagai lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.

3. Sekolah Dasar

Definisi sekolah dasar dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.048/u/1992 tentang sekolah dasar, yang

terdapat dalam pasal 1 dinyatakan bahwa: “Sekolah dasar yang selanjutnya

disebut SD adalah bentuk satuan pendidikan dasar yang menyelenggarakan

program pendidikan enam tahun”. kemudian pasal 2 dijelaskan kembali

sebagai berikut:

(9)

Sekolah Dasar (SD) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenjang sekolah dasar pertama yang menghabiskan waktu kurang lebih enam tahun, yang diselenggarakan oleh pemerintah di Kabupaten Tangerang.

4. Karakteristik Kabupaten

Kabupaten dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008): “Daerah swantantra tingkat II yang dikepalai oleh Bupati, setingkat dengan kota madya, merupakan bagian langsung dari provinsi yang terdiri atas beberapa

kecamatan”. Adapun kabupaten dalam Undang-undang No. 20 Tahun 1999 tetang pemerintahan daerah:

Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Kabupaten dalam penelitian ini adalah suatu wilayah yang diberikan kewenangan oleh pemerintah pusat dalam rangka mengelola dan mengatur daerahnya, dan yang menjadi wilayah penelitian ini adalah daerah kabuapten Tangerang, tepatnya di kecamatan Pasarkemis. Dimana penelitian dilakukan di sekolah dasar Negeri dan Swasta yang ada di Kecamatan Pasarkemis Kabupaten Tangerang.

D. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Dasar Swasta dan Negeri Se Kecamatan Pasarkemis Kabupaten Tangerang. Adapun sekolah-sekolah tersebut diantaranya:

Tabel 3.1

Daftar Sekolah Dasar Swasta dan Negeri Se-Kecamatan Pasarkemis Kabupaten Tangerang Sebagai Lokasi Penelitian

No. Nama Sekolah Alamat Sekolah Status

1 SD Islam Al-Akmal Jl. Fatahillah Taman Kutabumi Blok C.14

(10)

2 SD Kasih Karunia Villa Tomang Baru

No. Nama Sekolah Alamat Sekolah Status

4 SDS Darmawati Arief Jl. Beo Raya No. 9-10,

6 SDI Plus Al-Ijtihad Jl. Puri Agung Permai Swasta

7 SDI Swasta ASDU Jl. Anggur I Blok. A2

17 SD Tunas Harapan Bumi Indah Swasta

(11)

Perum Pondok Rejeki

19 SDN Kutabumi I Kp. Pangodokan Kidul Negeri

20 SDN Kutabumi II Jl. Raya Kutabumi Kp.

No. Nama Sekolah Alamat Sekolah Status

(12)

43 SDN Sukamantri II Kp. Cilongok 02/04, Jl. Raya Pasarkemis Km. 14

Negeri

Sumber: UPT TK, SD dan PNFI Kecamatan Pasarkemis

Alasan dan argumen yang mendasari peneliti memilih sekolah tersebut adalah sekolah-sekolah tersebut merupakan sekolah-sekolah yang berada pada cakupan satu kecamatan yang sama. Dimana masing-masing dari sekolah-sekolah tersebut memiliki kualitas yang berbeda dalam pemenuhan sarana dan prasarana bagi peserta didiknya. Dan dalam memberikan tanggapan-tanggapan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan, subjek ini merupakan subjek yang representaif bagi penelitian ini.

2. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono (2014 hlm. 117). Sedangkan menurut Arikunto (2014, hlm. 173), “Populasi

adalah keseluruhan subjek penelitian”. Oleh karena itu, populasi dalam penelitian ini merupakan sasaran yang menjadi bahan kajian bagi peneliti. Dengan adanya populasi, maka sasaran penelitian menjadi terlihat lebih jelas, yakni dari jumlah dan karakteristik populasi.

Pada penelitian komparasi, sebagaimana dikemukakan oleh

Sugiyono (2006, hlm. 115) bahwa: “Desain penelitian masih menggunakan

variabel mandiri, tetapi variabel tersebut berada pada populasi dan sampel yang berbeda, atau pada populasi dan sampel yang sama tetapi pada waktu

yang berbeda”. Berdasarkan pada penjelasan tersebut, peneliti menentukan populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh kepala sekolah atau wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana pada sekolah dasar swasta dan negeri yang ada di Kecamatan Pasarkemis Kabupaten Tangerang.

(13)

No. Nama Sekolah Populasi

1 SD Islam Al-Akmal 1

2 SD Kasih Karunia 1

3 SD Permata Insani Islamic School 1

4 SDS Darmawati Arief 1

No. Nama Sekolah Populasi

5 SDS Insan Teratai 1

6 SDI Plus Al-Ijtihad 1

7 SDI Swasta ASDU 1

8 SDIT Bunayya 1

9 SDIT Muhammadiyah Pasarkemis 1

10 SD Kasih Bangsa 1

11 SDS Bina Potensi 1

12 SDS Daarut Tasbih 1

13 SDS Islam Latansa Cendikia 1

14 SDS IT Yasifa 1

15 SDS Kusuma Bangsa 1

16 SD Tarsisius Vireta 1

17 SD Tunas Harapan 1

18 SDN Kutabaru I 1

19 SDN Kutabumi I 1

20 SDN Kutabumi II 1

21 SDN Kutabumi III 1

22 SDN Kutabumi IV 1

23 SDN Kutajaya I 1

24 SDN Kutajaya II 1

25 SDN Sindangsari I 1

(14)

27 SDN Sindangsari III 1

28 SDN Sindangsari IV 1

29 SDN Gelamjaya I 1

30 SDN Gelamjaya II 1

31 SDN Pangadegan I 1

32 SDN Pangadegan II 1

No. Nama Sekolah Populasi

33 SDN Pangadegan III 1

34 SDN Pangadegan IV 1

35 SDN Pasarkemis I 1

36 SDN Pasarkemis II 1

37 SDN Pasarkemis III 1

38 SDN Pasarkemis IV 1

39 SDN Sukaasih I 1

40 SDN Sukaasih II 1

41 SDN Sukaasih III 1

42 SDN Sukamantri I 1

43 SDN Sukamantri II 1

Jumlah 43

3. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang diambil dalam penelitian. Hal

ini sebagaimana pendapat dari Sugiyono (2013, hlm. 118), bahwa “sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut”. Kemudian Suharsimi Arikunto (2002, hlm. 112) mengemukakan bahwa “untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi”.

(15)
(16)

E. Instrumen Penelitian

Dalam sebuah penilitan, harus ada alat ukur yang jelas. Sebab dalam meniliti berarti kita mencari tahu tentang permasalahan yang terjadi berikut solusinya. Sehingga diperlukan alat ukur untuk mengkaji fenomena-fenomena yang terjadi yang biasa dikelan intrumen penelitian. Sugiyono (2013,

hlm.148) mengemukakan bahwa “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.”

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam pengumpulan data, peneliti harus memakai teknik yang paling tepat sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable. Akdon (2005, hlm.130)

menjelaskan bahwa “Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara

yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”.

Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihatkan penggunaannya melalui teknik yang dipakai oleh peneliti. Beberapa teknik yang dipakai peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Alat Pengumpul Data

Teknik peneliti dalam melakukan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan angket sebagai instrumen. Instrumen

pengumpulan data menurut Akdon (2005, hlm.130) adalah “Alat bantu

yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah

olehnya.”

(17)

Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.Di samping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang diminta.

Jenis angket yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup. Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberi tanda silang (x) atau tanda melingkar (O).

Penggunaan angket/kuesioner ini didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu:

1. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam waktu singkat

2. Responden dapat dengan mudah memberi jawaban karena adanya alternatif jawaban yang dapat dipilih

3. Peneliti dapat dengan mudah menentukan skor dari hasil (angket) yang telah disebar.

2. Menyusun Alat Pengumpul Data

Langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam menyusun alat pengumpul data adalah sebagai berikut:

1. Menentukan variabel penelitian, yaitu variabel X1 (Sarana dan

Prasarana pada Sekolah Dasar Swasta) dan variabel X2 (Sarana dan

Prasarana pada Sekolah Dasar Negeri).

2. Menentukan sub variabel dan indikator dari masing-masing variabel penelitian.

3. Menentukan kisi-kisi instrument

Kisi-kisi instrumen penelitian ini sangat dibutuhkan untuk mempermudah penyusunan instrumen penelitian, karena akan terlihat dimensi dan indikator dari masing-masing variabel yang dimana akan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan sebagai instrumenpenelitian. Dalam penelitian ini, terdapat dua format kisi-kisi instrumen, yaitu kisi-kisi instrumen variabel X1 dan kisi-kisi instrumen

(18)

Tabel 3.3

Lahan 1. Memiliki ijin pemanfaatan lahan

2. Pihak sekolah memperhitungkan luas lahan sesuai dengan kebutuhan

1

Bangunan dan Ruangan

1. Memiliki ijin mendirikan bangunan

2. Bangunan dan ruangan memiliki ventilasi dan sanitasi yang baik

3. Bangunan dan ruangan dilengkapi penerangan yang memadai

4. Sekolah memliki ruang meliputi ruang kelas, ruang guru, ruang pemimpin, ruang perpustakaan, Lab. IPA, jamban (toilet) dan gudang

5. Ruang kelas menampung maksimal 32 orang/rombel

6. Minimum jumlah jamban (toilet) 3 unit

2, 3, 4, 5, 6, 7, 8

Perabotan Pendidikan

1. Meja dan kursi untuk guru dan siswa terbuat dari bahan yang ringan, aman, kuat, nyaman dan dengan harga yang relatif murah

2. Lemari arsip kokoh, kuat, tahan lama dan dapat dikunci

3. Papan tulis/pengumuman kuat, ringan, tahan lama dan

1. Alat olahraga untuk menunjang proses belajar siswa

2. Alat pengeras suara dan tape recorder 3. Satu set peraga IPA (model kerangka dan

tubuh manusia, globe, dan poster/carta IPA) 4. Buku pengayaan dengan 100 judul

5. 10 buku referensi

6. Buku teks mata pelajaran (bahasa Indonesia,

Matematika, IPA, IPS dan

2. Tidak digunakan menjadi lahan parkir kendaraan

3. Memiliki permukaan yang datar, memiliki drainase yang baik (tidak kotor dan

2. Akses menuju kesekolah terhindar dari bahaya

(19)

Untuk melakukan pengukuran dari instrumen tersebut agar data yang dihasilkan akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2013, hlm. 133) bahwa :

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

4. Menyusun pertanyaan-pertanyaan beserta alternatif jawaban berdasarkan indikator variabelnya untuk variabel X dan variabel Y, yaitu dengan menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 93-94) mengemukakan bahwa “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial.” Dalam skala likert terdapat alternatif jawaban yang nilainya berkisar 1-5, alternatif jawaban sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Tinggi 5

Tinggi 4

Cukup 3

Rendah 2

Sangat Rendah 1

Adapun cara untuk mengisis instrumen dalam penelitian ini adalah dengan cara memberikan tanda melingkar (O) atau menyilang (X). Instrumen ini berbentuk kuisioner/angket sebagai pengumpul data.

F. Proses Pengembangan Instrumen

(20)

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.

Pengujian isntrumen ini dilakukan kepada kepala sekolah atau wakil kepala sekolah bidang sarana prasaran. Pengujian validitas dan realibilitas angket dilakukan dengan menggunakan pengolah data statistik, yaitu rumus untuk mengetahui validitas dan realibilitas angket, baik secara keseluruhan maupun untuk masing-masing butir pertanyaan.

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, mampu mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2013, hlm. 173).

Adapun rumus yang digunakan dalam uji validitas instrumen ini adalah Pearson Product Moment (Akdon, 2008, hal. 144) sebagai berikut :

Keterangan :

rhitung = Koefisien korelasi n = Jumlah tresponden

∑ � � = Jumlah perkalian X dan Y ∑ � = Jumlah skor item

∑ � = Jumlah skor total

∑ � = Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan ∑ � = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

rhitung = � ∑ � � − ∑ � ∑ �

(21)

Uji validitas ini dilakukan pada setiap item pertanyaan. Hasil koefisien korelasi tersebut selanjutnya diuji signifikasi koefisien korelasinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

�ℎ� �

=�√� − √ − �

Keterangan :

� = Nilai �ℎ� �

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

n = Jumlah responden

Adapun hasil perhitungan mengenai tingkat validitas terhadap 20 butir pernyataan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.5

Hasil Perhitungan Uji Validitas Sarana dan Prasarana

No. Item rhitung Keterangan Tindak

Lanjut

1 0,312 2,103 1,681 Valid Dipakai

2 0,362 2,488 1,681 Valid Dipakai

3 0,265 1,762 1,681 Valid Dipakai

4 0,318 2,147 1,681 Valid Dipakai

5 0,3582 2,457 1,681 Valid Dipakai

6 0,538 4,086 1,681 Valid Dipakai

7 0,401 2,801 1,681 Valid Dipakai

8 0,590 4,680 1,681 Valid Dipakai

9 0,274 1,825 1,681 Valid Dipakai

10 0,510 3,800 1,681 Valid Dipakai

11 0,379 2,624 1,681 Valid Dipakai

12 0,710 6,461 1,681 Valid Dipakai

(22)

No. Item rhitung Keterangan Tindak

Lanjut

14 0,266 1,770 1,681 Valid Dipakai

15 0,585 4,615 1,681 Valid Dipakai

16 0,407 2,855 1,681 Valid Dipakai

17 0,787 8,158 1,681 Valid Dipakai

18 0,534 4,045 1,681 Valid Dipakai

19 0,747 3,447 1,681 Valid Dipakai

20 0,372 2,563 1,681 Valid Dipakai

2. Pengujian Reliabilitas

Selain harus memiliki kriteria valid, instrumen penelitian juga harus reliabel. Reliabilitas ini erat kaitannya dengan ketepatan dan ketelitian pengukuran. Pengukuran dikatakan stabil jika pengukuran pada sebuah objek dilakukan berulang-ulang pada waktu yang berbeda menunjukkan hasil yang sama. Uji realibilitas instrumen merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali.

Langkah-langkah mencari nilai realibilitas dengan menggunakan rumus Alpha sebagai berikut :

a. Menghitung Varian Skor tiap-tiap dengan rumus :

� =

∑ � − ∑N� �

Keterangan :

� = Varians skor tiap-tiap item ∑ � = Jumlah kuadrat item

∑ � = Jumlah item Xi dikuadratkan

(23)

Tabel 3.6

Hasil Perhitungan Uji Realibilitas

Tabel Si Tabel Si

No. Item Si No. Item Si

1 4,67 11 0,43

2 1,42 12 0,82

3 0,75 13 0,65

4 0,57 14 0,96

5 0,03 15 0,21

6 0,16 16 0,25

7 0,20 17 0,08

8 0,55 18 0,25

9 0,12 19 0,08

10 0,38 20 0,12

a. Menjumlahkan Varians semua item dengan rumus :

∑ � = + + . … … … …. + �

Berdasarkan rumus tersebut, jumlah varian semua item adalah 8,84 b. Menghhitung varians total dengan rumus :

= ∑ − ∑ N

Keterangan :

= Varians total

∑ = Jumlah kuadrat X total ∑ = Jumlah X total dikuadratkan N = Jumlah responden

(24)

Langkah selanjutnya adalah mencari rtabel. Jika diketahui signifikasi untuk α = 0,05 dan dk = 43-2 = 41, dengan uji satu pihak dengan signifikasi 5% maka diperoleh rtabel = 0.308. Kemudian memutuskan keputusan dengan

membandingkan r11 dengan rtabel, dimana kaidahnya keputusannya adalah

sebagai berikut :

Jika r11 > rtabel berarti Realiabel, sedangkan

Jika r11 < rtabel berarti Tidak Reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh r11 = 1,048 > rtabel =

0,308 yang berarti reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan data dari permasalahan yang akan dipecahkan. Teknik pengumpulan data merupakan upaya untuk mengumpulkan data atau informasi untuk menjawab permasalahan-permasalahan atau mendapatkan hipotesis penelitian. Teknik pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti melalui kuisioner/angket, wawancara, observasi/pengamatan maupun dengan gabungan ketiganya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode kuisioner/angket. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner akan menjadi teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui dengan pasti variabel yang akan diukur dan apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuisioner ini juga cocok untuk responden dengan jumlah yang cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas (Sugiyono, 2013, hlm. 199).

Adapun jenis angket yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan persepsi dirinya dengan memberi tanda silang (x) dan menglingkar (O).

(25)

Kabupaten Tangerang. Kegiatan pengumpulan data ini meliputi penyebaran angket yang ditujukan kepada kepala sekolah atau wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, sebanyak 17 angket untuk kepala sekolah dari SD Swasta dan 26 angket untuk kepala sekolah SD Negeri. Sehingga jumlah angket yang terkumpul adalah sebanyak 43, seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.7

Jumlah Angket yang Terkumpul

Status Sekolah Angket yang Terkumpul

Swasta 17

Negeri 26

Jumlah 43

H. Analisis Data

Setelah data dari seluruh responden telah terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah melakukan analisis data. Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Untuk penelitian pendekatan kuantitatif, maka teknik analisis data ini berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan. Bentuk hipotesis seperti apa yang diajukan akan menentukan teknik statistik mana yang digunakan.

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 207), kegiatan dalam analisis data antara lain sebagai berikut :

1. Mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, 2. Mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, 3. Menyajikan data tiap variabel yang diteliti,

(26)

1. Seleksi Data

Seleksi data merupakan langkah pertama yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana data yang telah terkumpul memenuhi persyaratan untuk diolah atau tidak. Dalam seleksi data ini, peneliti memeriksa dan menyeleksi seluruh angket yang terkumpul dari responden dan memeriksa tentang keutuhan angket yaitu dilihat dari segi pengisian dan atau kelengkapan jawaban responden. Adapun langkah-langkah dalam tahap seleksi data secara terperinci yaitu sebagai berikut :

a. Memeriksa jumlah angket yang disebar dengan jumlah angket yang terkumpul.

b. Memeriksa apakah seluruh item pertanyaan dalam angket telah dijawab sesuai dengan ketentuan yang diberikan.

c. Memeriksa apakah data yang sudah terkumpul tersebut layak untuk diolah lebih lanjut.

Seleksi data ini dilakukan untuk mengetahui data yang terkumpul memungkinkan untuk siap diolah atau tidak, baik dari segi pengisian angket atau kelengkapan jawaban responden. Sebagaimana dalam penelitian kuantitatif, seleksi data merupakan salah satu prosedur yang harus dilalui dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana data tersebut memenuhi persyaratan untuk diolah berdasarkan ketentuan. Adapun hasil penyeleksian angket adalah sebagai berikut:

a. Angket yang terkumpul sama pada saat angket disebarkan, yaitu 17 angket untuk SD Swasta dan 26 untuk SD Negeri sehingga jumlah angket yang terkumpul berjumlah 43 angket.

b. Angket yang terkumpul terisi dengan lengkap, baik dari SD Swasta maupun SD Negeri , sehingga selanjutnya angket dapat diolah. c. Angket yang telah terisi dengan lengkap oelh responden diisi sesuai

(27)

Tabel 3.8

Jumlah Angket yang Dapat Diolah

Status Sekolah

Jumlah Angket

Tersebar Terkumpul Dapat Diolah

Swasta 17 17 17

Negeri 26 26 26

Jumlah 43 43 43

2. Klasifikasi Data

Tahap klasifikasi data ini merupakan usaha menggolongkan, mengelompokkan, dan memilah data berdasarkan pada klasifikasi tertentu yang telah dibuat dan ditentukan oleh peneliti. Keuntungan klasifikasi data ini adalah untuk memudahkan pengujian hipotesis.

Pengklasifikasian data ini berdasarkan variabel penelitian yakni X1

(Sarana dan Prasarana pada Sekolah Dasar Swasta) dan X2 (Sarana dan

Prasarana pada Sekolah Dasar Negeri). Kemudian dilakukan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan skala likert. Jumlah skor yang diperoleh dari data responden merupakan skor mentah dari setiap variabel yang berfungsi sebagai sumber pengolahan data selanjutnya. Variabel X1 diwakili oleh 17

sekolah dasar, dan variabel X2 diwakili oleh 26 sekolah dasar.

3. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan

Perhitungan Rata-rata (Weighted Means Score)

Perhitungan dengan teknik ini dimaksudkan untuk menentukan kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang telah ditentukan. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

(28)

b. Menghitung frekuensi dari setiap jawaban yang dipilih

c. Mencari jumlah nilai jawaban yang dipilih responden pada tiap pertanyaan, yaitu dengan cara menghitung frekuensi responden yang memilih alternatif jawaban tersebut, kemudian dikaitkan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.

d. Menghitung nilai rata-rata (̅) untuk setiap butir pertanyaan dalam kedua bagian angket, dengan menggunakan rumus :

̅ = ∑ ᵢ �

Dimana :

̅ = Nilai rata-rata yang dicari

= Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban dikali bobot untuk setiap alternatif jawaban)

� = Jumlah responden

e. Mencocokkan rata-rata dengan tabel konsultasi hasil perhitungan WMS yang terdapat dalam tabel berikut :

Tabel 3.9

Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang Nilai Kriteria Penafsiran Variabel

0,01-1,00 Sangat Rendah Sangat Rendah

1,01-2,00 Rendah Rendah

2,01-3,00 Cukup Cukup

3,01-4,00 Baik Tinggi

4,01-5,00 Sangat Baik Sangat Tinggi

(Akdon dan Hadi, 2005, hlm. 39)

4. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku

Dalam pengolahan data diperlukan skor yang sudah baku, untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku digunakan rumus sebagai berikut (Akdon dan Hadi, 2005, hlm. 86)

(29)

Dimana :

� = Nilai skor baku yang dicari

�̅

= Rata-rata skor mentah �� = Skor mentah

= Simpang baku

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku melalui langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menentukan besarnya skor (R), dengan rumus sebagai berikut :

R = Xt – Xr (Sugiyono, 2011, hlm. 55)

Dimana : R = Rentang

Xt = Skor tertinggi

Xr = Skor terendah

b. Menentukan banyaknya kelas interval dengan rumus sebagai berikut:

K = 1 + (3,3) Log n (Sugiyono, 2011, hlm. 35)

c. Menentukan panjangnya kelas interval dengan rumus sebagai berikut:

� = (Sugiyono, 2011, hlm. 36-37)

Dimana :

�� = Kelas interval = Rentang � = Kelas

d. Membuat tabel distribusi frekuensi

e. Mencari rata-rata data kelompok dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

�̅ =

∑ .�

(Sugiyono, 2011, hlm. 54)

Dimana :

̅ = Rata-rata data kelompok ∑�� = Jumlah data/sampel

(30)

f. Menentukan simpangan baku (standar deviasi) dengan rumus berikut:

S =

∑ �−�̅ ²

(Sugiyono, 2011, hlm. 58)

Dimana :

S = Simpang baku

∑� = Jumlah data sampel ̅ = Rata-rata

n = Jumlah sampel

Tabel 3.10

Skor Mentah Variabel X1 (Sarana dan Prasarana pada Sekolah Dasar Swasta)

Skor Mentah Variabel X1

77 98 80 100

96 76 49 85

99 97 98

80 98 73

89 83 86

Tabel 3.11

Skor Baku Variabel X1 (Sarana dan Prasarana pada Sekolah Dasar Swasta)

Skor Baku Variabel X1

43 60 45 61

58 42 21 49

61 59 60

45 60 40

(31)

Tabel 3.12

Skor Mentah Variabel X2 (Sarana dan Prasarana pada Sekolah Dasar Negeri)

Skor Mentah Variabel X2

87 94 88 80 90 82

77 89 90 76 93

77 84 78 89 85

87 87 82 74 62

82 69 94 80 93

Tabel 3.13

Skor Baku Variabel X2 (Sarana dan Prasarana pada Sekolah Dasar Negeri)

Skor Baku Variabel X2

54 63 55 45 58 48

41 57 58 40 62

41 50 42 57 51

54 54 48 37 21

48 31 63 45 62

5. Uji Normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui normal tidaknya penyebaran data yang ada. Hasil pengujian terhadap normalitas data akan berpengaruh pada teknik statistik yang digunakan. Untuk itu sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data. Untuk data yang berdistribusi normal teknik statistik yang digunakan yaitu parametrik, sedangkan untuk penyebaran data yang berdistribusi tidak normal teknik statistik yang digunakan yaitu teknik statistik non parametrik.

(32)

normalitas data dengan menggunakan rumus chi kuadrat (Riduwan, 2007, hlm. 132) :

�² = − ²

Dimana :

�² = Chi kuadrat yang dicari � = Frekuensi yang diobservasi �ℎ = Frekuensi yang diharapkan

Adapun langkah-langkah dalam perhitungan normalitas data dengan chi kuadrat adalah sebagai berikut :

f. Membuat tabel distribusi frekuensi untuk mencari harga-harga yang digunakan seperti mean, simpang baku, dan chi kuadrat.

g. Mencari kelas interval, yaitu batas bawah skor kiri interval (interval pertama dikurangi 0,5 dan batas atas skor kanan interval ditambah 0,5).

h. Mencari Z – score untuk batas kelas interval dengan rumus (Akdon dan Hadi, 2005:169).

=� − �̅

Dimana :

Z = Skor batas kelas distribusi �� = Rata-rata untuk distribusi

� = Simpang baku untuk distribusi

i. Mencari luas O-Z dan tabel kurva normal dari O-Z dengan menggunakan angka-angka pada batas kelas, sehingga diperoleh luas O-Z.

(33)

k. Mencari fe (rekuensi yang diharapkan) diperoleh dengan cara

mengalikan tiap kelas interval dengan n (jumlah responden).

l. Mencari fo (frekuensi hasil pengamatan) diperoleh dengan cara

mengalikan tiap kelas interval pada tabel distribusi frekuensi.

m.Mencari chi kuadrat dengan cara menjumlahkan hasil perhitungan dengan rumus :

�² = − ²

n. Membandingkan nilai X² hitung dengan X² tabel dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

1) Jika X² hitung > X² tabel, maka distribusi data tidak normal 2) Jika X² hitung < X² tabel, maka distribusi data normal

Selain itu, untuk mengambil keputusan suatu data dikatakan normal atau tidak dapat digunakan dengan menggunakan pendekatan grafik normal plot. Data dikatakan normal apabila terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya tidak jauh dari garis diagonal.

6. Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis komparasi ini digunakan untuk mengetahui persamaan maupun perbedaan antara variabel X1 (Sarana dan Prasarana pada Sekolah

Dasar Swasta) dan variabel X2 (Sarana dan Prasarana pada Sekolah Dasar

Negeri). Langkah pertama yang harus dilakukan dalam uji komparasi ini adalah mengetahui statistik yang digunakan, apakah statistik parametris atau non parametris. Penentuan ini berdasarkan kepada hasil uji normalitas data. Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2013, hlm. 213):

(34)

Statistik non parametris digunakan untuk menguji hipotesis bila datanya nominal dan ordinal.

Berdasarkan pendapat di atas, maka langkah selanjutnya yang harus ditempuh dalam analisis komparasi adalah sebagai berikut :

a. Uji Homogenitas Varian

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan uji homogenitas varians (Sugiyono, 2013, hlm. 275) adalah sebagai berikut :

1) Mencari nilai varians dengan menggunakan rumus : V = S²

Dimana : V = Varians

S² = Kuadrat dari simpang baku

2) Melakukan uji homogenitas varians dengan menggunakan uji F yaitu :

� =����

Dimana :

Vb = Varians terbesar Vk = Varians terkecil

3) Menentukan derajat kebebasan dengan menggunakan rumus :

db1 = n1– 1

db2 = n2– 1

db1 = Derajat kebebasan pembilang

db2 = Derajat kebebasan penyebut

n1 = Ukuran sampel yang variansnya terbesar

n2 = Ukuran sampel yang variansnya terkecil

4) Menentukan homogenitas dengan kriteria pengujian : Jika Fhitung < Ftabel, maka kedua varians homogen

Jika Fhitung > Ftabel, maka kedua varians tidak homogen

(35)

Penggunaan rumus t-test terlebih dahulu perlu melihat jumlah sampel penelitian dan hasil test homogenitas varians. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2013, hlm. 272-273) bahwa :

1. Bila jumlah anggota sampel n1 = n2, dan varian homogen

(� ² = � ² maka dapat digunakan rumus t-test baik untuk separated maupun pooled varian. Untuk melihat harga ttabel

digunakan dk = n1 + n2 -2.

2. Bila n1 ≠ n2, varian homogen (� ² = � ² , dapat digunakan

rumus t-test dengan pooled varian. Derajat kebebasab (dk) = n1+n2 - 2.

3. Bila n1 = n2, varian tidak homogen (� ² ≠ � ² , dapat

digunakan rumus separated maupun pooled varian, dengan dk = n1- 1 atau n2 - 2. Jadi dk bukan n1 + n2.

4. Bila n1 ≠ n2, dan varian tidak homogen (� ² ≠ � ² . Untuk

ini digunakan t-test dengan separated varian, harga t sebagai pengganti ttabel dihitung dari selisih harga ttabel

dengan dk (n1-1) dan dk (n2-1) dibagi dua, dan kemudian

ditambahkan dengan harga t yang terkecil.

Adapun rumus yang digunakan untuk pengujian hipotesis dengan t-test menggunakan rumus pooled varian atau separated varian (Sugiyono, 2013, hlm. 273) adalah sebagai berikut :

= �̅ − �̅

√ − ++ − +

(36)
(37)

Gambar

Gambar 3.1 Instrumen
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
Tabel 3.3
Tabel 3.4 Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data khusus yang dikaji dalam metode penggerombolan dua tahap ini adalah data populasi yang mengandung pencilan dengan pencilan ditempatkan secara sistematik

Pada bulan April, inflasi terjadi terutama disebabkan karena kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok makanan jadi, minum, rokok &amp;

4.1.1 Melakukan variasi dan kombinasi prinsip dasar aktivitas permainan mengumpan bola menggunakan kaki bagian dalam, luar, dan punggung kaki.. 4.1.2 Melakukan variasi

Tetang kesesuaian prodi dengan perkembangan IPTEK dalam bidang kerja lulusan Program Studi Manajemen Dakwah memiliki hasil paling tinggi sebesar 76,5% yakni sesuai..

Konseptual merupakan unsur penting dalam penelitian berdasarkan kajian teoritis di atas dapat dijelaskan bahwa pembelajaran pada umumnya adalah kegiatan yang

Pada penelitian ini penulis meneliti tentang bagaimana kompetensi profesional guru PAI alumni IAIN Antasari di Palangka Raya dan STAIN Palangka Raya, dalam

Dipandang dari sisi penelitian, menurut Dennings terdapat tiga paradigma besar dalam penelitian teknik informatika atau ilmu komputer, yakni teori, eksperimen yang merupakan

Melalui pendekatan budaya visual dan studi visual dapat dilihat melihat di tabel gambar 1 dan tabel gambar 2, bahwa foto- foto tersebut adalah image atau citra yang