ami S.S, 2014
Pengaruh
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek dan Subjek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep siswa dalam mata
pelajaran ekonomi yang menggunakan metode pembelajaran Peta Konsep.
Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X di SMAN 1
Losarang, seluruh siswa kelas X yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014
berjumlah 270 siswa yang dibagi dalam 9 kelas. Setelah peneliti melakukan
penelitian dibeberapa kelas, terpilih X IPS-1 dengan jumlah siswa 30 orang
sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPS-2 dengan jumlah siswa sebanyak 30
orang sebagai kelas kontrol. Dalam memilih kelas X IPS-1 dan X IPS-2 sebagai
kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan metode non-probably sampling,
tepatnya sampling purposive. Non-probably sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono 2010:66) dan sampling
purposive adalah tekhnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono 2010:68). Kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih adalah kelas
yang memiliki kesamaan kondisi dan materi yang dipelajari.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006: 160).
Sesuai permasalahan yang diteliti, maka metode penelitian yang digunakan
adalah metode eksperimen. Eksperimen adalah observasi dimana kondisi tersebut
dibuat dan diatur oleh si peneliti (Syaodih, 2012:57).
Jenis metode yang digunakan adalah quasi eksperimental yaitu metode
kesempatan untuk meneliti perlakuan-perlakuan di dalam masyarakat yang tidak
di tempatkan dengan sengaja, melainkan terjadi secara alami (Dedeh, 2011: 43).
Metode eksperimen ini digunakan untuk melihat hubungan sebab akibat.
Perlakuan yang dilakukan terhadap variabel bebas (metode pembelajaran Peta
Konsep) dilihat hasilnya pada variabel terikat (Pemahaman Konsep siswa).
3.3 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah non-equivalent control group
design, yaitu jenis-jenis eksperimen yang hampir sama dengan desain
pretest-postest controlgroup design, hanya saja pada disain penelitian ini kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara rondom (Sugiyono,
2010: 77).
Secara umum desain penelitian yang akan digunakan dapat digambarkan
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Desain peneitian non-equivalent control group design
(Sumber: Sugiyono, 2010:116)
Keterangan:
X : Dikenakan perlakuan (treatment) dengan penerapan metode
pembelajaran peta konsep
- :Tidak dikenakan perlakuan (treatment)
:Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen
:Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen
:Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol
Kelas Awal Perlakuan Tahap Akhir
E X
Ristanti Utami S.S, 2014
:Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok control
Peneliti melakukan pengambilan data sebanyak 2 (dua) kali, yaitu sebelum
eksperimen dan setelah eksperimen, atau sebelum dan sesudah pembelajaran
dengan metode peta konsep. Pengambilan data yang dilakukan sebelum perlakuan
disebut pre test ( sedangkan pengambilan data yang dilakukan setelah
perlakuan disebut post test ( ).
3.4 Operasional Variabel
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep
Analisis
utama yang secara merupakan salah satu aspek dalam ranah (domain) kognitif. Tingkat kemampuan pemahaman konsep siswa dapat diketahui melalui soal –soal kognitif pada ranah C2. Para siswa mampu meningkatkan
Ristanti Utami S.S, 2014
Untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep siswa menggunakan
instrumen tes dalam bentuk soal pilihan ganda sebanyak 40 butir soal. Tes yang
dilakukan setelah pembelajaran selesai dilaksanakan, untuk mengukur
kemampuan pemahaman konsep siswa sebagai hasil penerapan metode
pembelajaran.
Tes disusun berdasarkan indikator dari kemampuan pemahaman konsep siswa.
Adapun langkah-langkah sistematis dari penyusunan instrumen dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Menentukan Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan tujuan pembelajaran.
b. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian
Kisi – kisi tertulis menggambarkan penyebaran jumlah pokok uji yang akan
dibuat untuk pokok bahasan dan jenjang tertentu. Pembuatan kisi-kisi tertulis
sebagai rancangan tes harus merujuk pada kompetensi dasar, indikator
pembelajaran, sub materi pokok uji dan jumlah soal.
c. Menyusun instrumen berdasarkan kisi-kisi.
d. Melakukan uji coba instrumen
e. Melakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.
f. Menggunakan soal untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep siswa.
3.6 Pengujian Instrumen Penelitian
3.6.1 Uji Validitas
Validitas adalah keadaaan yang menggambarkan tingkat instrumen
yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan di ukur (Arikunto , 2006
: 167). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang
tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
rendah.
Sedangkan, menurut Sugiyono (2010 : 363) validitas merupakan derajat
ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang
“yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Menurut Arikunto (2006:58)
sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan
keadaan senyatanya.
Untuk mengukur validitas soal digunakan rumus korelasi yaitu:
r pbis
=
p
√
(Sudijono, 2011: 185)
Keterangan:
rpbis = Koefisien korelasi point biserial
Mp = Skor rata-rata hitung untuk butir yang dijawab betul
Mt = Skor rata-rata dari skor total
Sdt = Standar deviasi skor total
p = Proporsi yang menjawab betul pada butir yang diuji validitasnya
q = Proporsi yang menjawab salah pada butir yang diuji validitasnya
Interpretasi koefisien korelasi yang digunakan sebagai berikut:
0,20 < rxy : Korelasi sangat rendah
0,20 < rxy < 0,399 : Korelasi rendah
0,40 < rxy < 0,699 : Korelasi sedang atau cukup
0,70 < rxy < 0,899 : Korelasi tinggi
0,90 < rxy < 1,00 : Korelasi sangat tinggi
Validitas yang diukur dalam penelitian ini merupakan validitas butir soal
atau validitas item, dimana dalam perhitungan uji validitas soal apabila rpbi > r tabel
maka item valid, dimana diketahui r tabel 0,361. Dari hasil perhitungan validitas
Ristanti Utami S.S, 2014
Tabel 3.3 Hasil Validitas Item
ttabel No
Item r pbi r tabel Ket.
No
Item rhitung r tabel Ket.
1.7 1 0.50 0,361 valid 21 0.44 0,361 valid
1.7 2 0.42 0,361 valid 22 0.44 0,361 valid
1.7 3 0.45 0,361 valid 23 0.35 0,361 valid
1.7 4 0.54 0,361 valid 24 0.42 0,361 valid
1.7 5 0.41 0,361 valid 25 0.37 0,361 valid
1.7 6 0.42 0,361 valid 26 0.40 0,361 valid
1.7 7 0.35 0,361 valid 27 0.44 0,361 valid
1.7 8 0.39 0,361 valid 28 0.38 0,361 valid
1.7 9 0.41 0,361 valid 29 0.37 0,361 valid
1.7 10 0.45 0,361 valid 30 0.43 0,361 valid
1.7 11 0.41 0,361 valid 31 0.33 0,361 Valid
1.7 12 0.45 0,361 valid 32 0.32 0,361 Valid
1.7 13 0.47 0,361 valid 33 0.38 0,361 Valid
1.7 14 0.38 0,361 valid 34 0.39 0,361 Valid
1.7 15 0.38 0,361 valid 35 0.47 0,361 Valid
1.7 16 0.35 0,361 valid 36 0.60 0,361 Valid
1.7 17 0.37 0,361 valid 37 0.37 0,361 Valid
1.7 18 0.44 0,361 valid 38 0.39 0,361 Valid
1.7 19 0.60 0,361 valid 39 0.47 0,361 Valid
1.7 20 0.33 0,361 valid 40 0.39 0,361 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan data Ms. Excel 07 (lampiran A)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan item
dalam penelitian ini dinyatakan valid karena memenuhi kriteria rpbi>rtabel, sehingga
soal yang valid layak untuk dijadikan alat ukur penelitian selanjutnya.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto (2006 : 86) reliabilitas adalah ketetapan suatu tes
dasarnya dilihat kesejajaran hasil.Seperti halnya beberapa teknik juga
menggunakan rumus korelasi product moment untuk mengetahui validitas,
kesejajaeran hasil dalam reliabilitas tes.Untuk menguji reliabilitas, dalam
penelitian ini digunakan teknik ganjil-gena dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Membagi item-item yang valid menjadi dua belahan, dalam hal ini
diambil nomor ganjil (x) dan genap (y)., dimana x merupakan belahan
pertama, dan y merupakan belahan kedua.
b. Skor masing-masing item pada setiap belahan dijumlahkan, sehingga
menghasilkan dua skor total masing-masing responden, yaitu skor total
belahan pertama dan skor belahan kedua.
c. Mengkorelasi skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan
teknik korelasi product moment.
d. Mencari angka reliabilitas keseluruhan item tanpa dibelah, dengan cara
mengkorelasi angka korelasi yang diperoleh dengan memasukannya
kedalam rumus Spearman Brown yaitu :
(Arikunto, 2006: 93)
Keterangan :
= koefisisen reliabilitas internal seluruh item
= korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal-akhir)
Kaidah keputusannya adalah jika r11 > rtabel berarti reliabel dan sebaliknya
jika r11<rtabel berarti tidak reliable.Adapun kriteria yang digunakan untuk
menginterprestasikan indeks reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas
Koefisien Kolerasi Interprestsi
Ristanti Utami S.S, 2014
0,61 - 0,80 0,41 - 0,60 0,21 - 0,40 0,00 - 0,20
Cukup Agak rendah
Rendah Sangat rendah
(Arikunto, 2006: 93)
Berdasarkan bantuan Microsoft Excel diperoleh nilai rhitung = 0,964.
Adapun nilai rtabel dengan n = 30 dan taraf nyata (α) = 0,05 didapat 0,361. Hal ini
berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,964 > 0,361). Dengan demikian instrumen
penelitian untuk mengukur hasil belajar siswa terkait pemahaman konsep tentang
Bank, LKBB, dan OJK dinyatakan mempunyai daya ketepatan atau dengan kata
lain reliable dengan tingkat reliabilitas termasuk pada kategori sangat tinggi.
3.6.3 Taraf Kesukaran
Menurut Arikunto (2006: 168) tingkat kesukaran butir soal (item)
merupakan rasio antar penjawab dengan benar dan banyaknya penjawab
item.Tingkat kesukaran merupakan suatu parameter untuk menyatakan bahwa
item soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran
(IK) dari masing-masing butir soal tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagi
berikut:
a. Menghitung jawaban yang benar per item soal
b. Memasukkan ke dalam rumus
(Arikunto, 2006: 208)
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar.
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.
Indeks kesukaran (P) diklasifikasikan sebagai berikut:
P 0,00 sampai dengan 0,30 = soal sukar
P 0,71 sampai dengan 1,00 = soal mudah
Dari tabel lampiran 2.3 dapat disimpulkan bahwa kriteria dari uji tingkat
kesukaran dari soal-soal yang telah diolah memiliki tingkat kesukaran yang cukup
bervariasi sebagaimana ditunjukkan tabel berikut ini:
Tabel 3.5
Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran
Tk. Kesukaran Jumlah Soal % No. Soal
Mudah 7 17.5 5, 20, 21, 26, 30, 35, 36
Sedang 32 80
1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 27, 28,
29, 31, 32, 34, 37, 38, 39, 40
Sukar 1 2.5 33
Sumber: Hasil Pengolahan data Ms. Excel 07 (Lampiran A)
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 40 soal yang dijadikan
instrumen tes hasil belajar pemahaman konsep tentang Bank, LKBB, dan OJK, 7
soal diantaranya termasuk pada kategori mudah, 32 soal termasuk pada kategori
sedang, dan sisanya sebanyak 1 soal termasuk pada kategori sukar.
3.6.4 Daya Pembeda
Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk
mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu
(tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah
prestasinya.(Sudjana, 2011: 141)
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dalam
membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa
yang mempunyai kemampuan rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya
pembeda soal disebutkan dengan Indeks Diskriminasi (D). langkah-langkahnya
Ristanti Utami S.S, 2014
a. Untuk kelompok kecil seluruh kelompok tes dibagi dua sama besar, 50%
kelompok atas (JA) dan 50% kelompok bawah (JB).
b. Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja,
yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27% skor
terbawah sebagi kelompok bawah (JB).
Daya pembeda digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba
instrument penelitian dalam hal tingkat perbedaan setiap butir soal, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
D = - = -
(Arikunto, 2006: 213)
Keterangan :
D = Indeks diskriminasi (daya pembeda)
JA = Banyaknya peserta kelompok atas.
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah.
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar.
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Tabel 3.6
Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
Daya Pembeda Kriteria
0,00 – 0,20 Jelek (poor)
0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)
0,40 – 0,70 Baik (good)
0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)
Dari hasil pengujian didapatkan bahwa kriteria dari uji daya pembeda dari
soal-soal yang telah diolah kebanyakan memiliki daya pembeda yang cukup
bervariasi.
Tabel 3.7
Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Daya Pembeda
Daya Pembeda Jumlah Soal % No. Soal
Jelek - - -
Cukup 31 77.5
3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40
Baik 9 22.5 1, 2, 6, 13, 19, 20, 21, 22,
39
Baik Sekali - - -
Sumber: Hasil Pengolahan data Ms. Excel 07 (Lampiran A)
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 40 soal yang dijadikan
instrumen tes hasil belajar pemahaman konsep tentang Bank, LKBB, dan OJK,
terdapat 31 soal diantaranya termasuk pada kategori cukup, 9 soal termasuk pada
kategori baik.
3.7 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dibagi dalam empat tahapan yaitu: persiapan penelitian,
pelaksanaan penelitian, pengolahan data penelitian dan kesimpulan penelitian.
1. Tahap persiapan penelitian, meliputi:
Ristanti Utami S.S, 2014
b. Melakukan prapenelitian untuk mengetahui tingkat pemahaman
konsep siswa.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Tahapan pelaksanaan penelitian langkah- langkahnya sebagai berikut:
a. Melakukan perizinan pada pihak-pihak terkait dalam penelitian ini
b. Menetapkan meteri pelajaran yang akan dipergunakan dalam
penelitian.
c. Membuat skenario pembelajaran.
d. Menyusun instrumen tes pilihan ganda berdasarkan indikator
pemahaman konsep
e. Menetapkan jumlah soal yang akan di jadikan instrumen penelitian
yang beracuan pada validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda
dan tingkat kesukaran
f. Melakukan uji coba instrumen penelitian.
g. Menganalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat
kesukaran instrumen penelitian.
h. Mengganti atau membuang soal-soal yang belum valid ataupun
soal-soal yang terlalu sukar atau terlalu mudah dengan soal yang
lebih baik.
i. Mengadakan uji coba lagi hingga di peroleh instrumen penelitian
yang valid dan reliabel.
j. Memilih sampel dengan dilakukan secara homogen berdasarkan
informasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran ekonomi.
k. Menentukan waktu penelitian untuk melakukan penerapan metode
pembelajaran berdasarkan masalah dan berkonsultasi dengan guru
mata pelajaran ekonomi yang bersangkutan.
l. Memberi perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa
penerapan metode pembelajaran peta konsep serta metode
m. Memberikan post test pada kelompok eksperimen setelah
pembelajaran berakhir untuk mengetahui pemahaman konsep
siswa.
n. Menguji kesamaan dan perbedaan hasil post test pada
masing-masing kelas eksperimen.
o. Membandingkan hasil post test antara pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran metode peta konsep serta kelas
dengan menggunakan metode ceramah.
3. Pelaporan Penelitian.
Membuat interpretasi dan kesimpulan penelitian berdasarkan hipotesis.
3.8Teknik Pengolahan Data
Data hasil tes objektif siswa yang diperoleh dari hasil post test, diuji dengan
beberapa uji statistik untuk melihat apakah hipotesis yang dibuat dalam penelitian
ini diterima atau ditolak.
Adapun teknik pengolahan data kemampuan berpikir kritis siswa adalah
sebagai berikut.
a. Menghitung skor mentah dari hasil tes
Penskoran tes pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan pedoman
penskoran. Sebelum lembar jawaban dari setiap siswa diberi skor, terlebih
dahulu ditentukan standar penilaian untuk tiap tahap. Skor setiap siswa dapat
ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Pemberian skor
dihitung dengan menggunakan rumus:
S = R – W
O – 1 (Sudijono, 2011: 303)
Ristanti Utami S.S, 2014
S = Skor yang sedang dicari
R = Jumlah jawaban betul, yaitu jawaban yang sesuai dengan kunci jawaban
W= Jumlah jawaban salah, yaitu jawaban yang tidak sesuai dengan kunci
jawaban
O= Options atau alternatif
1= Bilangan konstan
b. Mengubah skor mentah menjadi nilai
Setelah skor mentah diperoleh, kemudian langkah selanjutnya yaitu mengubah
skor mentah menjadi nilai . Menurut Sudijono (2011: 312) bahwa pengolahan
dan pengubahan skor mentah menjadi nilai itu dilakukan dengan mengacu atau
mendasarkan diri pada norma atau kelompok. Dapat juga disebut dengan
Penilaian ber-Acuan Norma (PAN).
Menurut Sudijono (2011: 322) enilaian beracuan kelompok ini mendasarkan
diri pada asumsi sebagai berikut:
1. Bahwa setiap populasi peserta didik yang sifatnya heterogen, akan selalu didapati kelompok “baik”, kelompok “sedang” dan kelompok kurang.
2. Bahwa tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk menentukan osisi relatif (=relative standing) dari para peserta tes dalam hal yang sedang dievaluasi itu, yaitu apakah seorang peserta tes posisi relatifnya berada di “atas”, di “tengah” ataukah di “bawah”.
Apabila dalam penentuan nilai standar digunakan standar relatif, maka prestasi
kelopok itu dicari atau dihitung dengan menggunakan identik rata-rata hitung
(=arithmetic mean), dengan rumus sebagai berikut:
M
x=
∑(Sudijono, 2011: 327)
Disamping mencari arithmetic mean perlu dipertimbangkan variasi atau
variabilitas. Dengan tujuan untuk mengetahui tingkat homogenitas dan
SDx =
√
∑ (Sudijono, 2011: 327)Setelah diperoleh besarnya nilai rata-rata hitung dan besarnya standar deviasi
dari hasil tes, selanjutnya skor-skor mentah hasil tes dikonversi atau diubah
menjadi nilai standar.
3.9Teknik Analisis Data
3.9.1 Uji Homogenitas
Uji Homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah varians
sampel yang akan dikomparasikan itu homogen atau tidak. Varians adalah
standar deviasi yang dikuadratkan. Uji Homogenitas varians digunakan uji F.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a) Menentukan varians dari dua sampel yang akan diuji
b) Menghitung nilai F dengan rumus
F =
Dengan S2b = varians yang lebih besar
S2k = varian yang lebih kecil Kebebasan (dk) = (ni– 2)
c) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F dari tabel
F hitung F tabel, artinya kedua sampel homogen
F hitung F tabel, artinya kedua sampel tidak homogen
(Siregar, 2004 :50)
3.9.2 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah
Ristanti Utami S.S, 2014
syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistic parametrik.Untuk
menguji normalitas, maka langkah-langkah yang ditempuh adalah :
a) Menghitung mean skor kelompok
b) Mencari dan menghitung deviasi standar
c) Membuat daftar frekuensi observasi (fo) dan frekuensi ekspektasi (fe)
dengan menempuh langkah-langkah sebagia berikut :
1) Menentukkan banyaknya kelas (k) dengan rumus :
K = 1+ 3,3 log n
2) Menentukan panjang kelas (p) dengan rumus :
P = r/k dimana r = rentang skor
d) Menentukan nilai baku z, dengan menggunakan rumus :
Z =
Ɩ
= |
Ɩ
1–
Ɩ
2|
; E
i= n x1
e) Mencari harga chi-kuadrat (χ2) dengan rumus :
χ2= Σ
Menentukan derajat kebebasan
Menentukan χ2
dari daftar tabel
Fo= frekuensi pengamatan
Fe = frekuensi yang diharapkan
f) Penentuan normalitas Jika : χ2
hitung χ2 tabel, data berdistribusi normal
χ2
hitung χ2 tabel, data berdistribusi tidak normal
(Siregar, 2004 :87)
3.9.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini di dasarkan pada data peningkatan
hipotesis penelitian ini menggunakan uji-t independen yang terdapat pada
program SPSS 20.0, dengan kriteria:
HA : µ1 = µ2
H0 : µ1≠ µ2
Dimana : µ1 = skor gain kelas ekperimen
µ2 = skor gain kelas kontrol
jika dibandingkan dengan t tabel, maka :
- Jika thitung> ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
- Jika thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. :
Terdapat perbedaan Pemahaman Konsep siswa dalam mata pelajaran
ekonomi pada kelas kontrol sebelum dan sesudah menggunakan metode
ceramah.
2. :
Terdapat perbedaan Pemahaman Konsep siswa dalam mata pelajaran
ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan metode
peta konsep.
3. :
Terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran