• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PEK 0909029 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PEK 0909029 Chapter3"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ami S.S, 2014

Pengaruh

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Subjek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep siswa dalam mata

pelajaran ekonomi yang menggunakan metode pembelajaran Peta Konsep.

Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X di SMAN 1

Losarang, seluruh siswa kelas X yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014

berjumlah 270 siswa yang dibagi dalam 9 kelas. Setelah peneliti melakukan

penelitian dibeberapa kelas, terpilih X IPS-1 dengan jumlah siswa 30 orang

sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPS-2 dengan jumlah siswa sebanyak 30

orang sebagai kelas kontrol. Dalam memilih kelas X IPS-1 dan X IPS-2 sebagai

kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan metode non-probably sampling,

tepatnya sampling purposive. Non-probably sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono 2010:66) dan sampling

purposive adalah tekhnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono 2010:68). Kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih adalah kelas

yang memiliki kesamaan kondisi dan materi yang dipelajari.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006: 160).

Sesuai permasalahan yang diteliti, maka metode penelitian yang digunakan

adalah metode eksperimen. Eksperimen adalah observasi dimana kondisi tersebut

dibuat dan diatur oleh si peneliti (Syaodih, 2012:57).

Jenis metode yang digunakan adalah quasi eksperimental yaitu metode

(2)

kesempatan untuk meneliti perlakuan-perlakuan di dalam masyarakat yang tidak

di tempatkan dengan sengaja, melainkan terjadi secara alami (Dedeh, 2011: 43).

Metode eksperimen ini digunakan untuk melihat hubungan sebab akibat.

Perlakuan yang dilakukan terhadap variabel bebas (metode pembelajaran Peta

Konsep) dilihat hasilnya pada variabel terikat (Pemahaman Konsep siswa).

3.3 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah non-equivalent control group

design, yaitu jenis-jenis eksperimen yang hampir sama dengan desain

pretest-postest controlgroup design, hanya saja pada disain penelitian ini kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara rondom (Sugiyono,

2010: 77).

Secara umum desain penelitian yang akan digunakan dapat digambarkan

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Desain peneitian non-equivalent control group design

(Sumber: Sugiyono, 2010:116)

Keterangan:

X : Dikenakan perlakuan (treatment) dengan penerapan metode

pembelajaran peta konsep

- :Tidak dikenakan perlakuan (treatment)

:Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen

:Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen

:Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol

Kelas Awal Perlakuan Tahap Akhir

E X

(3)

Ristanti Utami S.S, 2014

:Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok control

Peneliti melakukan pengambilan data sebanyak 2 (dua) kali, yaitu sebelum

eksperimen dan setelah eksperimen, atau sebelum dan sesudah pembelajaran

dengan metode peta konsep. Pengambilan data yang dilakukan sebelum perlakuan

disebut pre test ( sedangkan pengambilan data yang dilakukan setelah

perlakuan disebut post test ( ).

3.4 Operasional Variabel

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep

Analisis

(4)

utama yang secara merupakan salah satu aspek dalam ranah (domain) kognitif. Tingkat kemampuan pemahaman konsep siswa dapat diketahui melalui soal –soal kognitif pada ranah C2. Para siswa mampu meningkatkan

(5)

Ristanti Utami S.S, 2014

Untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep siswa menggunakan

instrumen tes dalam bentuk soal pilihan ganda sebanyak 40 butir soal. Tes yang

dilakukan setelah pembelajaran selesai dilaksanakan, untuk mengukur

kemampuan pemahaman konsep siswa sebagai hasil penerapan metode

pembelajaran.

Tes disusun berdasarkan indikator dari kemampuan pemahaman konsep siswa.

Adapun langkah-langkah sistematis dari penyusunan instrumen dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. Menentukan Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan tujuan pembelajaran.

b. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian

Kisi – kisi tertulis menggambarkan penyebaran jumlah pokok uji yang akan

dibuat untuk pokok bahasan dan jenjang tertentu. Pembuatan kisi-kisi tertulis

sebagai rancangan tes harus merujuk pada kompetensi dasar, indikator

pembelajaran, sub materi pokok uji dan jumlah soal.

c. Menyusun instrumen berdasarkan kisi-kisi.

d. Melakukan uji coba instrumen

e. Melakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.

f. Menggunakan soal untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep siswa.

3.6 Pengujian Instrumen Penelitian

3.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah keadaaan yang menggambarkan tingkat instrumen

yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan di ukur (Arikunto , 2006

: 167). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang

tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas

rendah.

Sedangkan, menurut Sugiyono (2010 : 363) validitas merupakan derajat

ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang

(6)

“yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Menurut Arikunto (2006:58)

sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan

keadaan senyatanya.

Untuk mengukur validitas soal digunakan rumus korelasi yaitu:

r pbis

=

p

(Sudijono, 2011: 185)

Keterangan:

rpbis = Koefisien korelasi point biserial

Mp = Skor rata-rata hitung untuk butir yang dijawab betul

Mt = Skor rata-rata dari skor total

Sdt = Standar deviasi skor total

p = Proporsi yang menjawab betul pada butir yang diuji validitasnya

q = Proporsi yang menjawab salah pada butir yang diuji validitasnya

Interpretasi koefisien korelasi yang digunakan sebagai berikut:

0,20 < rxy : Korelasi sangat rendah

0,20 < rxy < 0,399 : Korelasi rendah

0,40 < rxy < 0,699 : Korelasi sedang atau cukup

0,70 < rxy < 0,899 : Korelasi tinggi

0,90 < rxy < 1,00 : Korelasi sangat tinggi

Validitas yang diukur dalam penelitian ini merupakan validitas butir soal

atau validitas item, dimana dalam perhitungan uji validitas soal apabila rpbi > r tabel

maka item valid, dimana diketahui r tabel 0,361. Dari hasil perhitungan validitas

(7)

Ristanti Utami S.S, 2014

Tabel 3.3 Hasil Validitas Item

ttabel No

Item r pbi r tabel Ket.

No

Item rhitung r tabel Ket.

1.7 1 0.50 0,361 valid 21 0.44 0,361 valid

1.7 2 0.42 0,361 valid 22 0.44 0,361 valid

1.7 3 0.45 0,361 valid 23 0.35 0,361 valid

1.7 4 0.54 0,361 valid 24 0.42 0,361 valid

1.7 5 0.41 0,361 valid 25 0.37 0,361 valid

1.7 6 0.42 0,361 valid 26 0.40 0,361 valid

1.7 7 0.35 0,361 valid 27 0.44 0,361 valid

1.7 8 0.39 0,361 valid 28 0.38 0,361 valid

1.7 9 0.41 0,361 valid 29 0.37 0,361 valid

1.7 10 0.45 0,361 valid 30 0.43 0,361 valid

1.7 11 0.41 0,361 valid 31 0.33 0,361 Valid

1.7 12 0.45 0,361 valid 32 0.32 0,361 Valid

1.7 13 0.47 0,361 valid 33 0.38 0,361 Valid

1.7 14 0.38 0,361 valid 34 0.39 0,361 Valid

1.7 15 0.38 0,361 valid 35 0.47 0,361 Valid

1.7 16 0.35 0,361 valid 36 0.60 0,361 Valid

1.7 17 0.37 0,361 valid 37 0.37 0,361 Valid

1.7 18 0.44 0,361 valid 38 0.39 0,361 Valid

1.7 19 0.60 0,361 valid 39 0.47 0,361 Valid

1.7 20 0.33 0,361 valid 40 0.39 0,361 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan data Ms. Excel 07 (lampiran A)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan item

dalam penelitian ini dinyatakan valid karena memenuhi kriteria rpbi>rtabel, sehingga

soal yang valid layak untuk dijadikan alat ukur penelitian selanjutnya.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2006 : 86) reliabilitas adalah ketetapan suatu tes

(8)

dasarnya dilihat kesejajaran hasil.Seperti halnya beberapa teknik juga

menggunakan rumus korelasi product moment untuk mengetahui validitas,

kesejajaeran hasil dalam reliabilitas tes.Untuk menguji reliabilitas, dalam

penelitian ini digunakan teknik ganjil-gena dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Membagi item-item yang valid menjadi dua belahan, dalam hal ini

diambil nomor ganjil (x) dan genap (y)., dimana x merupakan belahan

pertama, dan y merupakan belahan kedua.

b. Skor masing-masing item pada setiap belahan dijumlahkan, sehingga

menghasilkan dua skor total masing-masing responden, yaitu skor total

belahan pertama dan skor belahan kedua.

c. Mengkorelasi skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan

teknik korelasi product moment.

d. Mencari angka reliabilitas keseluruhan item tanpa dibelah, dengan cara

mengkorelasi angka korelasi yang diperoleh dengan memasukannya

kedalam rumus Spearman Brown yaitu :

(Arikunto, 2006: 93)

Keterangan :

= koefisisen reliabilitas internal seluruh item

= korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal-akhir)

Kaidah keputusannya adalah jika r11 > rtabel berarti reliabel dan sebaliknya

jika r11<rtabel berarti tidak reliable.Adapun kriteria yang digunakan untuk

menginterprestasikan indeks reliabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas

Koefisien Kolerasi Interprestsi

(9)

Ristanti Utami S.S, 2014

0,61 - 0,80 0,41 - 0,60 0,21 - 0,40 0,00 - 0,20

Cukup Agak rendah

Rendah Sangat rendah

(Arikunto, 2006: 93)

Berdasarkan bantuan Microsoft Excel diperoleh nilai rhitung = 0,964.

Adapun nilai rtabel dengan n = 30 dan taraf nyata (α) = 0,05 didapat 0,361. Hal ini

berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,964 > 0,361). Dengan demikian instrumen

penelitian untuk mengukur hasil belajar siswa terkait pemahaman konsep tentang

Bank, LKBB, dan OJK dinyatakan mempunyai daya ketepatan atau dengan kata

lain reliable dengan tingkat reliabilitas termasuk pada kategori sangat tinggi.

3.6.3 Taraf Kesukaran

Menurut Arikunto (2006: 168) tingkat kesukaran butir soal (item)

merupakan rasio antar penjawab dengan benar dan banyaknya penjawab

item.Tingkat kesukaran merupakan suatu parameter untuk menyatakan bahwa

item soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran

(IK) dari masing-masing butir soal tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagi

berikut:

a. Menghitung jawaban yang benar per item soal

b. Memasukkan ke dalam rumus

(Arikunto, 2006: 208)

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar.

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.

Indeks kesukaran (P) diklasifikasikan sebagai berikut:

P 0,00 sampai dengan 0,30 = soal sukar

(10)

P 0,71 sampai dengan 1,00 = soal mudah

Dari tabel lampiran 2.3 dapat disimpulkan bahwa kriteria dari uji tingkat

kesukaran dari soal-soal yang telah diolah memiliki tingkat kesukaran yang cukup

bervariasi sebagaimana ditunjukkan tabel berikut ini:

Tabel 3.5

Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran

Tk. Kesukaran Jumlah Soal % No. Soal

Mudah 7 17.5 5, 20, 21, 26, 30, 35, 36

Sedang 32 80

1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 27, 28,

29, 31, 32, 34, 37, 38, 39, 40

Sukar 1 2.5 33

Sumber: Hasil Pengolahan data Ms. Excel 07 (Lampiran A)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 40 soal yang dijadikan

instrumen tes hasil belajar pemahaman konsep tentang Bank, LKBB, dan OJK, 7

soal diantaranya termasuk pada kategori mudah, 32 soal termasuk pada kategori

sedang, dan sisanya sebanyak 1 soal termasuk pada kategori sukar.

3.6.4 Daya Pembeda

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk

mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu

(tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah

prestasinya.(Sudjana, 2011: 141)

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dalam

membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa

yang mempunyai kemampuan rendah. Angka yang menunjukan besarnya daya

pembeda soal disebutkan dengan Indeks Diskriminasi (D). langkah-langkahnya

(11)

Ristanti Utami S.S, 2014

a. Untuk kelompok kecil seluruh kelompok tes dibagi dua sama besar, 50%

kelompok atas (JA) dan 50% kelompok bawah (JB).

b. Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja,

yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27% skor

terbawah sebagi kelompok bawah (JB).

Daya pembeda digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba

instrument penelitian dalam hal tingkat perbedaan setiap butir soal, dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

D = - = -

(Arikunto, 2006: 213)

Keterangan :

D = Indeks diskriminasi (daya pembeda)

JA = Banyaknya peserta kelompok atas.

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah.

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar.

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

Tabel 3.6

Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Daya Pembeda Kriteria

0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 – 0,70 Baik (good)

0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)

(12)

Dari hasil pengujian didapatkan bahwa kriteria dari uji daya pembeda dari

soal-soal yang telah diolah kebanyakan memiliki daya pembeda yang cukup

bervariasi.

Tabel 3.7

Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Daya Pembeda

Daya Pembeda Jumlah Soal % No. Soal

Jelek - - -

Cukup 31 77.5

3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40

Baik 9 22.5 1, 2, 6, 13, 19, 20, 21, 22,

39

Baik Sekali - - -

Sumber: Hasil Pengolahan data Ms. Excel 07 (Lampiran A)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 40 soal yang dijadikan

instrumen tes hasil belajar pemahaman konsep tentang Bank, LKBB, dan OJK,

terdapat 31 soal diantaranya termasuk pada kategori cukup, 9 soal termasuk pada

kategori baik.

3.7 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dibagi dalam empat tahapan yaitu: persiapan penelitian,

pelaksanaan penelitian, pengolahan data penelitian dan kesimpulan penelitian.

1. Tahap persiapan penelitian, meliputi:

(13)

Ristanti Utami S.S, 2014

b. Melakukan prapenelitian untuk mengetahui tingkat pemahaman

konsep siswa.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Tahapan pelaksanaan penelitian langkah- langkahnya sebagai berikut:

a. Melakukan perizinan pada pihak-pihak terkait dalam penelitian ini

b. Menetapkan meteri pelajaran yang akan dipergunakan dalam

penelitian.

c. Membuat skenario pembelajaran.

d. Menyusun instrumen tes pilihan ganda berdasarkan indikator

pemahaman konsep

e. Menetapkan jumlah soal yang akan di jadikan instrumen penelitian

yang beracuan pada validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda

dan tingkat kesukaran

f. Melakukan uji coba instrumen penelitian.

g. Menganalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat

kesukaran instrumen penelitian.

h. Mengganti atau membuang soal-soal yang belum valid ataupun

soal-soal yang terlalu sukar atau terlalu mudah dengan soal yang

lebih baik.

i. Mengadakan uji coba lagi hingga di peroleh instrumen penelitian

yang valid dan reliabel.

j. Memilih sampel dengan dilakukan secara homogen berdasarkan

informasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran ekonomi.

k. Menentukan waktu penelitian untuk melakukan penerapan metode

pembelajaran berdasarkan masalah dan berkonsultasi dengan guru

mata pelajaran ekonomi yang bersangkutan.

l. Memberi perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa

penerapan metode pembelajaran peta konsep serta metode

(14)

m. Memberikan post test pada kelompok eksperimen setelah

pembelajaran berakhir untuk mengetahui pemahaman konsep

siswa.

n. Menguji kesamaan dan perbedaan hasil post test pada

masing-masing kelas eksperimen.

o. Membandingkan hasil post test antara pembelajaran dengan

menggunakan pembelajaran metode peta konsep serta kelas

dengan menggunakan metode ceramah.

3. Pelaporan Penelitian.

Membuat interpretasi dan kesimpulan penelitian berdasarkan hipotesis.

3.8Teknik Pengolahan Data

Data hasil tes objektif siswa yang diperoleh dari hasil post test, diuji dengan

beberapa uji statistik untuk melihat apakah hipotesis yang dibuat dalam penelitian

ini diterima atau ditolak.

Adapun teknik pengolahan data kemampuan berpikir kritis siswa adalah

sebagai berikut.

a. Menghitung skor mentah dari hasil tes

Penskoran tes pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan pedoman

penskoran. Sebelum lembar jawaban dari setiap siswa diberi skor, terlebih

dahulu ditentukan standar penilaian untuk tiap tahap. Skor setiap siswa dapat

ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Pemberian skor

dihitung dengan menggunakan rumus:

S = R – W

O – 1 (Sudijono, 2011: 303)

(15)

Ristanti Utami S.S, 2014

S = Skor yang sedang dicari

R = Jumlah jawaban betul, yaitu jawaban yang sesuai dengan kunci jawaban

W= Jumlah jawaban salah, yaitu jawaban yang tidak sesuai dengan kunci

jawaban

O= Options atau alternatif

1= Bilangan konstan

b. Mengubah skor mentah menjadi nilai

Setelah skor mentah diperoleh, kemudian langkah selanjutnya yaitu mengubah

skor mentah menjadi nilai . Menurut Sudijono (2011: 312) bahwa pengolahan

dan pengubahan skor mentah menjadi nilai itu dilakukan dengan mengacu atau

mendasarkan diri pada norma atau kelompok. Dapat juga disebut dengan

Penilaian ber-Acuan Norma (PAN).

Menurut Sudijono (2011: 322) enilaian beracuan kelompok ini mendasarkan

diri pada asumsi sebagai berikut:

1. Bahwa setiap populasi peserta didik yang sifatnya heterogen, akan selalu didapati kelompok “baik”, kelompok “sedang” dan kelompok kurang.

2. Bahwa tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk menentukan osisi relatif (=relative standing) dari para peserta tes dalam hal yang sedang dievaluasi itu, yaitu apakah seorang peserta tes posisi relatifnya berada di “atas”, di “tengah” ataukah di “bawah”.

Apabila dalam penentuan nilai standar digunakan standar relatif, maka prestasi

kelopok itu dicari atau dihitung dengan menggunakan identik rata-rata hitung

(=arithmetic mean), dengan rumus sebagai berikut:

M

x

=

(Sudijono, 2011: 327)

Disamping mencari arithmetic mean perlu dipertimbangkan variasi atau

variabilitas. Dengan tujuan untuk mengetahui tingkat homogenitas dan

(16)

SDx =

∑ (Sudijono, 2011: 327)

Setelah diperoleh besarnya nilai rata-rata hitung dan besarnya standar deviasi

dari hasil tes, selanjutnya skor-skor mentah hasil tes dikonversi atau diubah

menjadi nilai standar.

3.9Teknik Analisis Data

3.9.1 Uji Homogenitas

Uji Homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah varians

sampel yang akan dikomparasikan itu homogen atau tidak. Varians adalah

standar deviasi yang dikuadratkan. Uji Homogenitas varians digunakan uji F.

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

a) Menentukan varians dari dua sampel yang akan diuji

b) Menghitung nilai F dengan rumus

F =

Dengan S2b = varians yang lebih besar

S2k = varian yang lebih kecil Kebebasan (dk) = (ni– 2)

c) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F dari tabel

F hitung F tabel, artinya kedua sampel homogen

F hitung F tabel, artinya kedua sampel tidak homogen

(Siregar, 2004 :50)

3.9.2 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah

(17)

Ristanti Utami S.S, 2014

syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistic parametrik.Untuk

menguji normalitas, maka langkah-langkah yang ditempuh adalah :

a) Menghitung mean skor kelompok

b) Mencari dan menghitung deviasi standar

c) Membuat daftar frekuensi observasi (fo) dan frekuensi ekspektasi (fe)

dengan menempuh langkah-langkah sebagia berikut :

1) Menentukkan banyaknya kelas (k) dengan rumus :

K = 1+ 3,3 log n

2) Menentukan panjang kelas (p) dengan rumus :

P = r/k dimana r = rentang skor

d) Menentukan nilai baku z, dengan menggunakan rumus :

Z =

Ɩ

= |

Ɩ

1

Ɩ

2

|

; E

i

= n x1

e) Mencari harga chi-kuadrat (χ2) dengan rumus :

χ2= Σ

 Menentukan derajat kebebasan

 Menentukan χ2

dari daftar tabel

Fo= frekuensi pengamatan

Fe = frekuensi yang diharapkan

f) Penentuan normalitas Jika : χ2

hitung χ2 tabel, data berdistribusi normal

χ2

hitung χ2 tabel, data berdistribusi tidak normal

(Siregar, 2004 :87)

3.9.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini di dasarkan pada data peningkatan

(18)

hipotesis penelitian ini menggunakan uji-t independen yang terdapat pada

program SPSS 20.0, dengan kriteria:

HA : µ1 = µ2

H0 : µ1≠ µ2

Dimana : µ1 = skor gain kelas ekperimen

µ2 = skor gain kelas kontrol

jika dibandingkan dengan t tabel, maka :

- Jika thitung> ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

- Jika thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. :

Terdapat perbedaan Pemahaman Konsep siswa dalam mata pelajaran

ekonomi pada kelas kontrol sebelum dan sesudah menggunakan metode

ceramah.

2. :

Terdapat perbedaan Pemahaman Konsep siswa dalam mata pelajaran

ekonomi pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan metode

peta konsep.

3. :

Terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran

Gambar

Tabel 3.2 Operasional Variabel
Tabel 3.3 Hasil Validitas Item
Tabel 3.5 Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran
Tabel 3.6 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, maka dokumen Pola Tata Kelola BLUD disusun

Angapan-anggapan yang digunakan dalam merencanakan dan merancang Penataan Fisik Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasar Lama dengan Konsep Riverfront adalah sebagai

Sebaliknya, jika pasar yang tidak memiliki daya tarik maka akan di tinggalkan oleh konsumen dan pasar tersebut tidak dapat berkembang dengan baik, bahkan pasar tersebut

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Latihan foot speed ladder drill terhadap peningkatan kelincahan menggiring bola pada cabang olahraga sepak

 Primer – Sipilis pimer pada umumnya di peroleh dari kontak seksual secara langsung dengan orang yang terinfeksi ke orang lain.Penyakit Sipilis Dan Gejalanya Di Setiap Stadium..

Cara menetapkan harga jual berdasar kompetisi ini biasa dipakai oleh pendatang baru. Karena dia “pemain” baru untuk berjualan produk sejenis yang lebih dulu ada, maka dia akan

negara dalam rangka mencapai tujuan nasionalnya, negara dalam rangka mencapai tujuan nasionalnya, dengan memanfaatkan secara optimal seluruh dengan memanfaatkan

Transfer dana dalam jumlah yang banyak ke atau dari luar negeri dengan.. instruksi untuk pembayaran dalam