• Tidak ada hasil yang ditemukan

s pek 056698 chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "s pek 056698 chapter1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia terus berupaya untuk

bangkit dan memperbaharui perekonomian masyarakat. Pasca dilanda krisis

ekonomi pada tahun 1997, kondisi perekonomian Indonesia mulai menurun dan

penurunan itu ternyata merambah pada berbagai sektor di mulai dari segi

ekonomi, politik, sosial, budaya, keamanan dan lainnya. Perjuangan Indonesia

untuk memperbaiki tatanan negara ternyata dihadapkan pada berbagai

permasalahan sehingga menghambat jalannya pembangunan. Bahkan di usianya

yang lebih dari 66 tahun kemerdekaan, ternyata Indonesia masih belum bisa

menciptakan kesejahteraan yang merata bagi rakyatnya.

Pemerintah melakukan perbaikan di berbagai bidang sebagai upaya

penyesuaian struktural dan restrukturisasi perekonomian, sebagai bentuk awal dari

penataan kembali kondisi negara. Sehingga permasalahan yang menjadi sorotan di

Indonesia adalah mengenai permasalahan ekonomi, jika kondisi ekonomi

Indonesia mengalami perubahan yang cukup baik, maka akan diikuti oleh

membaiknya kondisi sektor-sektor lain.

Salah satu sektor yang membaik dalam perubahan ekonomi Idonesia

adalah sektor industri yang terbagi menjadi 14 golongan, dimulai dari industri

makanan, industri pengolahan, sampai pada industri daur ulang, semuanya

(2)

Barat. Provinsi Jawa Barat merupakan contoh pembangunan di Indonesia, karena

di Jawa Barat ini merupakan salah satu pusat industri yang cukup banyak di

temukan. Industri di Jawa Barat semuanya terkonsentrasi di kota-kota besar

seperti Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi,

Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta.

Adapun kota yang memiliki industri cukup banyak adalah di Kota

Bandung. Sebagai Ibukota Provinsi Jawa Barat, di Kota Bandung Industri yang

bisa di jumpai misalnya, industri tekstil, industri pakaian jadi, industri makanan,

industri pengolahan, industri kulit dan barang dari kulit serta industri lainnya yang

dalam satu sektor industri itu memiliki banyak produsen yang terbagi menjadi

produsen skala kecil, produsen skala menengah dan produsen skala besar. Dari

sekian jenis industri yang ada, Kota Bandung Khususnya di Cigondewah lebih

dikenal dengan industri tekstilnya dan juga industri pakaian jadi misalnya baju,

celana, sprei, gorden, dan sebagainya, yang dikelola oleh beberapa produsen dan

banyak diminati oleh masyarakat sebagai konsumennya.

Semakin tingginya kebutuhan di masyarakat akan bahan pakaian jadi ini

ternyata memunculkan produsen-produsen baru di lingkungan industri pakaian

jadi di Cigondewah. Dengan munculnya produsen baru, maka secara langsung dan

tidak langsung ternyata memberikan dampak yang cukup baik bagi masyarakat,

seperti halnya adalah dengan peningkatan jumlah produsen maka terjadi

penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat, dimana tingginya angka pengangguran

dapat di tekan dengan adanya lapangan usaha baru. Selain itu bertambahnya

(3)

produsen yang membuka usaha ini maka penerimaan pajak bagi negara akan

bertambah besar.

Namun keadaan ekonomi yang kurang baik membawa pengaruh pula pada

sektor industri pakaian jadi di Cigondewah ini. Sebelum terjadinya krisis ekonomi

yang melanda Indonesia, dalam sebulan mampu memproduksi pakaian jadi dalam

berbagai jenis model pakaian jadi sampai rata-rata ± 5.000-10.000 potong/ bulan

sesuai dengan permintaan pasar ditambah dari order yang diberikan oleh

perusahaan tekstil besar, namun saat ini rata-rata 1000 potong/ bulan kain saja

belum tentu terjual habis dalam sebulan, dan kebanyakan para pengusaha hanya

memproduksi sesuai dengan pesanan konsumen seadanya saja atau bekerja sama

dengan industri-industri yang lebih besar.

Tidak stabilnya kondisi ekonomi Indonesia yang mengakibatkan harga

bahan baku menjadi tidak menentu dan semakin banyaknya pesaing-pesaing yang

lebih kuat dimana perilaku kewirausahaan yang kurang baik dalam penanganan

usahanya sendiri dan didorong pula oleh masalah permodalan dan lain sebagainya.

Maka bisnis pakaian menjadi lesu yang berimbas pada penurunan pendapatan

usaha para pengusaha kain di cigondewah. Satu persatu produsen rontok dan

terancam gulung tikar. Seiring dengan itu, jumlah produsen pakaian jadi di

Cigondewah berangsur menurun.

Dengan pengurangan kapasitas produksi setiap perusahaan hingga

beberapa produsen tidak mampu bersaing terutama untuk produsen skala kecil dan

(4)

gunakan dalam proses produksi pakaian jadi karena industri lokal Indonesia

dibebani ekonomi biaya tinggi. Biaya produksi setiap tahunnya mengalami

peningkatan, dan perbandingan antara biaya produksi dengan kenaikan output

dinilai tidak proporsional, karena kenaikan biaya produksi jauh lebih besar dari

peningkatan output produksi dan tidak sebanding dengan modal dan perilaku

kewirausahaan yang dimiliki oleh para pengusaha pakaian Cigondewah, sehingga

akan mempengaruhi skala hasil usahanya dan mengakibatkan pendapatan para

pengusaha semakin berkurang.

Bachtiar Hasan (2003;19) mengemukakan masalah yang dihadapi industri

kecil merupakan masalah klasik sebagai berikut :

1. Masalah kurangnya keterampilan dan jangkauan menggunakan

kesempatan yang meliputi kewiraswastaan, pengelolaan usaha dan

organisasi.

2. Masalah kurangnya pengetahuan pemasaran dan sempitnya daerah

pemasaran

3. Langkanya modal

4. Masalah teknis dan teknologi, yang meliputi dan pengetahuan produksi,

kualitas, pengembangan dan peragaman produk.

Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan oleh penulis, didapatkan

pendapatan yang diperoleh dari bulan Juli sampai dengan Desember 2011. Berikut

(5)

Tabel 1.1

Perkembangan Pendapatan Usaha Pada Produsen Pakaian Jadi di Cigondewah Kec. Bandung Kulon

Periode Juli-Desember 2011 (Dalam Rupiah)

Sumber: Pra Penelitian dari 10 Responden

Berdasarkan tabel 1.1 di atas yang di ambil dari data perkembangan

pendapatan usaha para produsen kain di Cigondewah, bahwa para produsen

memiliki pendapatan yang fluktuatif menurun, pendapatan rata-rata Juli 2011

sejumlah Rp. 338.500.000,- dan pendapatan rata-rata Desember 2011 sejumlah

Rp. 168.100.000,-, atau dalam 6 bulan terjadi penurunan sebesar kurang lebih 21.4

%. Hal tersebut disebabkan besarnya jumlah konsumen lebih memilih pasar

dengan harga barang yang lebih murah dengan kualitas yang mampu bersaing

dengan keberagaman jenis barang, dengan lokasi yang lebih strategis daripada

Cigondewah, dan ada juga dari produsen yang mengatakan bahwa faktor modal

yang tidak bisa di manage dengan baik, sehingga tidak bisa mempertahankan

omset yang ada sebelumnya. Adapun pertumbuhan pendapatan produsen pakaian

jadi di Cigondewah dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

No

Nama Pengusaha/

Toko

PENDAPATAN

Juli Agustus September Oktober Nopember Desember

1 Ibu Yuli 38,000,000 44,000,000 21,000,000 11,900,000 22,900,000 20,000,000

2 Bpk. Gun gun 33,000,000 45,000,000 29,500,000 32,500,000 22,500,000 10,000,000

3 Ardila 30,000,000 41,050,000 23,500,000 22,100,000 12,100,000 11,500,000

4 Lotus Textile 45,900,000 55,000,000 47,500,000 24,000,000 23,500,000 18,700,000 5 Rizki Mandiri 40,000,000 50,000,000 23,000,000 23,000,000 23,500,000 22,500,000 6 Vina Textile 27,000,000 49,500,000 33,250,000 12,500,000 22,000,000 21,900,000 7 Mustofa Jaya 30,600,000 45,000,000 34,500,000 34,500,000 23,980,000 20,000,000 8 Hikmah Putra 26,000,000 51,580,000 23,000,000 42,500,000 22,200,000 15,000,000 9 Rizki Ilahi 38,000,000 45,890,000 24,050,000 34,000,000 23,500,000 15,500,000 10 Sb. Sandang 30,000,000 35,000,000 24,500,000 33,500,000 22,500,000 13,000,000

(6)

Tabel 1.2

Pertumbuhan Pendapatan Usaha Pada Produsen Pakaian Jadi di Cigondewah September 283,800,000 -38.6 % Oktober 270,500,000 -4.7% Nopember 218,680,000 -19.2% Desember 168,100,000 -23.1%

Sumber: Pra Penelitian dari 10 Responden Data diolah

Gambar 1.1

Pertumbuhan Pendapatan Usaha Pada Produsen Pakaian Jadi di Cigondewah

Periode Juli-Desember 2011

Dilihat dari data rata-rata frekuensi pendapatan usaha di atas terlihat antara

bulan Agustus dan September tahun 2011 terjadi penurunan pendapatan sampai

dengan -38.6 %, sedangkan pada bulan selanjutnya sampai dengan bulan

Desember 2011 frekuensi pendapatan pengusaha kain di cigondewah terus terjadi

penurunan dengan rata-rata frekuensi pendapatan dalam bulan Oktober sampai

Juli Agust Sept Okto Nop Des

(7)

dengan bulan Desember sebesar -15.7 % hal ini menunjukkan frekuensi

pendapatan yang terus menerus berfluktuatif menurun dari bulan Juli sampai

dengan bulan Desember tahun 2011.

Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas, maka penulis merasa tertarik

untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan yang telah diuraikan dalam

judul: PENGARUH SKALA USAHA DAN PERILAKU

KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN USAHA PRUDUSEN

PAKAIAN JADI.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan meneliti tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha pada produsen pakaian jadi di

Cigondewah Kecamatan Bandung Kulon. Dengan adanya penurunan jumlah

pendapatan usaha pakaian jadi di Cigondewah maka dari itu penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran skala usaha, perilaku kewirausahaan, dan

pendapatan usaha produsen pakaian jadi di Cigondewah?

2. Bagaimana pengaruh skala usaha terhadap pendapatan usaha produsen

pakaian jadi di Cigondewah?

3. Bagaimana pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan

(8)

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk melihat gambaran perubahan skala usaha, perilaku

kewirausahaan, dan pendapatan usaha produsen pakaian jadi di

Cigondewah.

2. Untuk mengetahui pengaruh skala usaha terhadap pendapatan usaha

produsen pakaian jadi di Cigondewah.

3. Untuk mengetahui pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap

pendapatan usaha produsen pakaian jadi di Cigondewah.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan untuk memberikan

sumbangan pemikiran mengenai pendapatan pada usaha pada

produsen pakaian jadi di Cigondewah

2) Untuk memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan usaha pada produsen pakaian jadi

di Cigondewah

3) Sebagai bahan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi

berbagai pihak, diantaranya bagi para produsen pakaian jadi di

(9)

4) Sebagai bahan kajian dan pengembangan lebih lanjut

khususnya tentang pengaruh skala usaha dan perilaku

kewirausahaan terhadap pendapatan usaha pada produsen

Gambar

Tabel 1.2 Pertumbuhan Pendapatan Usaha Pada Produsen Pakaian Jadi

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

[r]

Seseorang baik secara individu maupun kelompok melakukan kegiatannya setiap hari merupakan dorongan dari kebutuhan hidup individu dan tujuan organisasi. Orang yang mau

Peningkatan produksi beras sebesar 2 juta ton/tahun dapat dicapai dengan program khusus pemerintah mengacu pada era tahun 80-an meliputi

RUBRIK PENILAIAN HARIAN BP KD dan Indikator BSB BSH MB BB Nilai Agama dan Moral Setelah melalui kegiatan membuat lemon tea, Anak dapat melafalkan kalimat tasbih

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menganalisis perbandingan ekspor dengan impor pakaian jadi Indonesia, 2) Menganalisis kosentrasi pasar ekspor pakaian jadi Indonesia,

kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) menyanyikan Genjer-genjer dengan syair yang berbeda.. Lagu plesetan itu juga

Batasan masalah pada penelitian ini yaitu mengunakan material baja tahan karat SS 304, pengelasan dilakukan menggunakan metode SMAW dan TIG, arus listrik yang digunakan saat

Dengan Menggunakan RFID pada Perpustakaan Fakultas MIPA Universitas Mulawarman, maka dapat diperoleh kesimpulan, yaitu: teknologi RFID dapat digunakan sebagai