• Tidak ada hasil yang ditemukan

( File)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "( File)"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PENGETAHUAN PETUGAS DAN BEBAN KERJA PADA SISTEM PENYIMPANAAN BERKAS REKAM MEDIS DI RSU. IMELDA PEKERJA

INDONESIA MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH IRIANI NIM : 1313466018

AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES)

(2)

HASIL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Ahli Madya

Oleh :

IRIANI NIM: 1313466018

AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

TINJAUAN PENGETAHUAN PETUGASDAN BEBAN KERJA TERHADAP PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM

IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN

OLEH : IRIANI NIM : 1313466018

Penelitian ini Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya di Akademi Perekam

Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan Disetujui :

Dosen Pembimbing

( Giyatno, Amd.PK, S.Kom, SKM)

Diketahui :

Direktur Akademi Perekam Medik dan Informatika Kesehatan Imelda Medan

(4)

TINJAUAN PENGETAHUAN PETUGASDAN BEBAN KERJA TERHADAP PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM

IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN

OLEH :

IRIANI NIM : 1313466018

Telah Diuji dan Dipertahankan Tim Penguji

Penguji I : Sarida, M.Kes ( )

Penguji II : Parmen, SKM, M.Kes ( )

Penguji III : Giyatno,Amd.PK, S.Kom, M.Kes ( )

Disahkan Oleh

Direktur Akademi Perekam Medik dan Informatika Kesehatan Imelda Medan

(5)

PERNYATAAN

TINJAUAN PENGETAHUAN PETUGAS DAN BEBAN KERJA TERHADAP PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM

IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

Saya mengakui bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali ada

beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Agustus 2016

(6)

Nama : IRIANI

Tempat/Tanggal Lahir : Bandar Baru, 26 Agustus 1995

Agama : Kristen

Anak ke : 3 dari 4 bersaudara

Alamat : Desa Suka Maju Dusun II Batu Sianggehen Kec. Sibolangit

II. IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah : Presen Sitepu Pekerjaan : Bertani

Nama Ibu : Manan Br Tarigan Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

Alamat : Desa Suka Maju Dusun II Batu Sianggehen Kec. Sibolangit

III. RIWAYAT PENDIDIKAN

2001-2007 : SD Negeri 106173 2007-2010 : SMP Negeri 1 Sibolangi 2010-2013 : SMA Negeri 1 Sibolangit

(7)

i

AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN

Nama : IRIANI

Nim : 1313466018

Judul : Tinjauan Pengetahuan Petugas Dan Beban Kerja Pada Sistem

Penyimpanaan Berkas Rekam Medis Di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan

ABSTRAK

Penyimpanan dokumen rekam medis mempunyai arti yang sangat penting sehubungan dengan riwayat penyakit pasien dan kerahasiaan yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu cara penyimpanaanya pun harus di atur sehingga terjaga rahasianya dan mudah memperoleh kembali untuk disediakan guna pelayanaan kunjungan ulang di pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan petugas dan beban kerja di bagian penyimpanan berkas rekam medis di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan tahun 2016. Penelitian ini di lakukan di Rumah Sakit Imelda Medan pada bulan juni 2016. Penelitian ini adalah penelitian deskriftif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah petugas Rekam Medis sebanyak 12 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah dari total sampling. Yaitu petugas rekam medis di bagian penyimpanan berkas rekam medis yang berjumlah 12 orang.Dalam penelitian ini tehnik yang dipakai berbentuk angket tertutup, kemudian data di analisis secara komputerisasi. Hasil penelitian terlihat bahwa persentase tingkat pengetahuan petugas rekam medis terhadap sistem penyimpanaan berkas rekam medis 41.7% baik dan 58.3% sedang.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Tinjauan Pengetahuan Petugas dan Beban Kerja Pada Sistem Penyimpanan

Berkas Rekam Medis di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan ”.

Selama penelitian ini dan terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun

materil. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih Kepada Bapak/Ibu :

1. dr.H.R.I Ritonga,Msc selaku Ketua Yayasan Imelda Medan.

2. dr.Imelda L.Ritonga, S.Kep, M.Pd, MN selaku Koordinator Pendidikan Yayasan Imelda Medan.

3. dr.Suheri Parulian Gultom, M.Kes selaku Direktur Akademi Perekam

Informatika Kesehatan (APIKES) Imelda Medan.

4. Giyatno Amd.PK, S.Kom, SKM, selaku Dosen Pembimbing yang selalu

memberikan arahan kepada penulis mulai dari awal sampai terselesainya penelitian ini.

5. Esraida Simanjuntak, SKM selaku Wakil Direktur I APIKES Imelda Medan.

6. AliSabela Hasibua, S.Kep, Ns, Wakil Direktur II APIKES Imelda Medan. 7. Dra.Rani Robetty, M.Kom selaku Wakil Direktur III APIKES Imelda Medan,

selaku wali kelas.

(9)

iii

9. Direktur dan seluruh staf pegawai Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan khususnya Kepala Instansi Rekam Medis dan staf pegawai

di bagian rekam medis yang telah banyak membantu dalam penelitian ini. 10. Teristimewa Kepada Ayahanda Presen Sitepu dan Ibunda Manan Br Tarigan

beserta seluruh kakak, abang dan adik yang selalu mendukung dalam bentuk moril maupun materil serta senantiasa mendo’akan ananda dan tiada henti memberikan perhatian, kasih sayang, dan cinta dengan setulus hati.

11. Teman-teman seperjuangan Tingkat IIIA Angkatan VI APIKES Imelda Medan yang telah bekerja sama dan saling membantu dan memberikan

dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

12. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dan memberikan dukungan dan masukan yang namanya tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak keterbatasan dan kekurangan, sehingga peneliti mengharapan adanya kritik dan saran demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini agar dapat

menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi pembaca dan dapat meningkatkan mutu Profesi Perekam Informasi Kesehatan.

Medan, Agustus 2016 Peneliti

(10)

DAFTARISI

2.1.5. Sistem Penyimpanan Rekam Medis ... 12

2.1.5.1 Pengertian Penyimpanan Rekam Medis ... 12

2.1.5.2 Tujuan Penyimpanan Rekam Medis ... 12

2.1.5.3 Tata Cara Penyimpanan Rekam Medis... 13

(11)

v

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

3.1.1. Tempat Penelitian ... 27

3.1.2. Waktu Penelitian ... 27

3.2. Metode Penelitian ... 27

3.3. Defenisi Operasional Penelitian ... 28

3.3.1.Pengetahuan ... 28

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap Sistem Penyimpanan Berkas Rekam medis

Berdasarkan Jenis Kelamin Di Rumah Sakit IPI Medan... 36 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Petugas Rekam Medis

Terhadap Sistem Penyimpanan Berkas Rekam medis

Berdasarkan Umur Di Rumah Sakit IPI Medan... 36

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap Sistem Penyimpanan Berkas Rekam medis

Berdasarkan Pendidikan Di Rumah Sakit IPI Medan... . 37

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap Sistem Penyimpanan Berkas Rekam medis

Berdasarkan Masa Kerja Di Rumah Sakit IPI Medan... 37 Tabel4.5. Penyebaran Frekuensi Pengetahuan Petugas Rekam Medis... 38

Tabel 4.6. Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Petugas Penyimpanan

Berkas Rekam Medis Berdasarkan Jenis Kelamin di RSU IPI... 39 Tabel 4.7. Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Petugas Penyimpanan

Berkas Rekam Medis Berdasarkan Umur di RSU IPI... 40 Tabel 4.8. Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Petugas Penyimpanan

Berkas Rekam Medis Berdasarkan Pendidikan di RSU IPI... 40 Tabel 4.9. Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Petugas Penyimpanan

(13)

vii

DAFTAR GAMBAR

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat izin penelitian Akademi Perekam Medik dan Informartika Kesehatan

Lampiran II : Surat Balasan Izin Melakukan Penelitian di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia Medan

Lampiran III : Surat Balasan Selesai Melakukan Penelitian di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia Medan

Lampiran IV : Surat Keterangan Dosen Pembimbing

Lampiran V : Kuesioner (Lembar Pertanyaan)

Lampiran VI : Master Tabel

Lampiran VII : Informed Consent

Lampiran VIII : Lembar Konsul

(15)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah Sakit adalah sasaran kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan meliputi pelayanan promotif, prefentif, curative, dan rehabilitative, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.(Menkes, 2008)

Rekam medis merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan yang diberikan oleh dokter kesehatan dan tenaga kesehatan lainnya pasien, hal ini merupakan cerminan kerja sama yang dilakukan lebih dari satu orang tenaga

kesehatan untuk menyembuhkah pasien. Bukti tertulis pelayanan dilakukan setelah pemeriksaan, tindakan, pengobatan sehingga dapat dipertanggung

jawabkan. (Depkes RI, 1997:6)

Rekam medis tidak hanya mempunyai pengertian sebagai kegiatan pencatatan saja, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai satu sistem penyelenggaraan

rekam medis. Penyelenggaraaan rekam medis merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien dirumah sakit, diteruskan dengan kegiatan

pencatatan data medis pasien selama pasien masih dirawat atau mendapatkan pelayanan medis dirumah sakit dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan dan pengeluaran berkas dan

(16)

Rekam medis juga mempunyai peran yang sangat penting dibidang administerasi dan pengembangan keterampilan dibidang pendidikan.

Perkembangan dan kemajuan rekam medis tergantung pada pelayanan rekam medis karena merupakan ujung tombak yakni awal dari mulainya aktifitas

kesehatan pelayanan kesehatan yang harus diberikan secara optimal.(Hatta, 2008).

Penyimpanan berkas rekam medis yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan atau kebaikan manajemen rekam medis dari suatu pelayanan

kesehatan, tentunya jika didukung dengan sistem yang baik. SDM ( sumber daya manusia ) yang bermutu dan prosedur atau tata kerja yang serta sasaran atau fasilitas penyimpanan yang memadai. Penyimpanan berkas rekam medis

dilaksanakan untuk menunjang pelayanan pasien rawat jalan maupun rawat inap. Sistem pengaturan dan penyimpanan berkas rekam medis melalui prosedur yang

sistematis akan memudahkan petugas dalam penemuan kembali secara cepat dan tepat bila sewaktu waktu dibutuhkan.

Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan merupakan sebuah

rumah sakit swasta tipe B dan sebagai rumah sakit Pendidikan. Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan berdiri tahun 1985. Berbagai upaya telah

dilakukan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal di rumah sakit, antara lain peningkatan sarana gedung, pengadaan fasilitas kesehatan, peningkatan sumber daya manuisia baik secara kuantitas maupun kualitas. Dalam pelaksanaan

(17)

3

Berdasarkan hasil survai awal yang dilakukan peneliti di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan, maka diketahui dalam pelaksanan

penyimpanan berkas rekam medis masih terdapat masalah yaitu tidak di pergunakan Outguide sehingga tidak diketahui apakah rekam medis tersebut

masih diluar ruangan atau sudah dikembalikan, sehingga tidak ditemukan saat pencarian menimbulkan keterlambatan dalam pelayanan pasien. Dari kondisi tempat penyimpannan yang tidak memadai atau ruangan yang terlalu sempit maka

setatus pasien tidak dapat tersusun dengan rapi sehingga sering terjadi no rekam medis yang sama terhadap pasien yang berbeda, dari tingkat pengetahuan petugas

juga terjadi masalah karena sering di temukan setatus pasien yang sudah di simpan ke rak penyimpanan ternyata belum di input ke komputer sehingga data pasien tersebut belum tersimpan di komputer.

Berdasarkan hasil survai awal tersebut yang dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang sering terjadi dalam unit rekam medis adalah penyimpanan berkas rekam medis yang sering tidak ditemukannya berkas rekam medis pada

saat berkas dibutuhkan. Karena masalah tersebut maka pasien harus menunggu lama untuk melakukan pemeriksaan.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “TINJAUAN PENGETAHUAN PETUGAS DAN BEBAN

(18)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah ditemukan sebelimnya, maka

masalah penelitian dapat didefenisikan sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat pengetahuan petugas rekam medis berdasarkan beban

kerja pada sistem penyimpanan berkas rekam medis di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Madan Tahun 2016 ?

2. Bagaimana beban kerja petugas pada sistem penyimpannanberkas rekam

medis di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016 ? 3. Apakah sistem penyimpanan berkas rekam medis di Rumah Sakit Umum

Imelda Pekerja Indonesia medan sudah baik ?

1.3. Pembatasan Masalahan

Permasalahan dalam penelitian dengan maksud untuk memperoleh ruang lingkup yang lebih jelas dan menghindari terjadinya pengembangan analisisdata.

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Tingkat pengetahuan petugas pada sistem penyimpanan berkas rekam medis di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan.

2. Tingkat beban kerja petugas pada sistem penyimpannan berkas rekam medis di RSU. IPI Medan.

3. Sistem penyimpanan berkas rekam medis di Rumah Sakit Umum Imelda

(19)

5

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah disebutkan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat pengetahuan petugas dan beban kerja di bagian

penyimpanan berkas rekam medis di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia Umum Medan.

2. Bagaimana sistem penyimpanan berkas rekam medis di Rumah Sakit Umum

Imelda Pekerja Indonesia Medan.

1.5. Tujuan Penelitian

1.5.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui apakah tingkat pengetahuan petugas dan beban kerja di bagian sistem penyimpanan berkas rekam medis Rumah Sakit Umum

Imelda Pekerja Indonesia Medan.

1.5.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui tingkat pengetahuan petugas dan beban kerja di bagian

penyimpanan berkas rekam medis di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan tahun 2016.

2. Mengetahui beban kerja dibagian penyimpannan berkas rekam medis di RSU. IPI Medan tahun 2016.

3. Untuk mengetahui sitem penyimpanan berkas rekam medis di Rumah Sakit

(20)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Dapat memberikan masukan dalam pelaksanaaan tugas di bagian penyimpannan berkas rekam medis.

2. Bagi Penelitian

Untuk menambah ilmu pengetahuan yang khususnya pada tingkat pengetahuan petugas rekam medis dan beban kerja pada sistem penyimpanan

berkas rekam medis rumah sakit.

3. Bagi Lembaga Pendidikan APIKES Imelda Medan

Untuk menambah refrensi pustaka yang akan menjadi bahan bacaan.

4. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan refrensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian

(21)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Menurut Nita Kartini Saragih (2015), sistem pengetahuan petugas dan beban

kerja terhadap sistem penyimpanan berkas rekam medis bahwa semakin baik pengetahuan petugas rekam medis maka semakin lengkap penyimpanan berkas

rekam medis dirumah sakit.

Menurut Arie Ranio Zutra (2014),sistem pengetahuan petugas dan beban kerja terhadap sistem penyimpanan berkas rekam medis supaya memberikan

pendidikan, pelatihan, sarana kepada petugas penyimpanan guna untuk meningkatkan tingkat pengetahuan.

Menurut Erviani Kemit (2013), sistem pengetahuan petugas dan beban kerja terhadap sistem penyimpanan berkas rekam medis bahwa pendidikan sangat

berpengaruh terhadap tingginya tingkat pengetahuan seseorang maka pengetahuan petugas perlu di tingkatkan lagi.

2.1.2. Pengertian Rekam Medis

(22)

cukup dan secara jelas menerangkan identitas pasien, mendukung diagnosa, memberikan pengobatan yang diterimanya serta mencatat hasil-hasil pemeriksaan

secara tepat. (Huffman, 1981 : 33)

Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem

penyelenggaraan rekam medis. Sedangkan kegiatan pencatatan sendiri hanya merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien di rumah

sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data medis pasien selama pasien itu mendapatkan pelayannan medis di rumah sakit dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanaan

serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan/peminjamman apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya.

(Depkes RI, 1997: 6)

Yang bertanggung jawab atas pemilikan dan pemanfaatan rekam medis adalah direktur rumah sakit, pihak direktur bertanggung jawab atas hilang/rusak, atau

pemalsuannya, termasuk penggunaannya oleh badan atau orang yang tidak berhak. Isi rekam medis dimiliki oleh pasien yang wajib dijaga kerahasissnya,

terutama oleh petugas kesehatan yang bertugas di ruangan selama pasien dirawat, tidak seorang pun diperbolehkan mengutip sebagian atau seluruh rekam medis sebuah rumah sakit untuk kepentingan pihak-pihak atau perorangan, kecuali yang

(23)

9

2.1.3. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis

Terdapat dua Tujuan Rekam Medis adalah :

1. Menunjang tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

2. Untuk secara akurat dan lengkap mendokumentasikan sejarah kehidupan dan kesehatan pasien, termasuk penyakit masa lalu dan penyakit sekarang dengan penekanan pada kejadian kejadian yang mempengaruhi pasien episode

perawatan.(Depkes RI 1997: 7)

2.1.4. Kegunaan Rekam Medis adalah :

Menurut Departemen Kesehatan (Dirjen Pelayanan Medik, 2006) kegunaan

rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain :

1. Aspek Administrasi

Isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayannan kesehatan. Seiring dengan perkembangan ilmu kesehatan dan teknologi

khususnya dalam bidang teknologi informasi yang sudah memasiki bidang kesehatan, maka penggunaanya di dalam berkas rekam medis saat ini di

(24)

2. Aspek Medis.

Dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakaan pengobatan/perawatan

yang harus diberikan kepada seorang pasien dalam rangka mempertahankan serta meningkatkan mutu pelayanan melalui kegiatan audit medis, manajemen

resiko klinis serta keamanan atau keselamatan pasien. 3. Aspek Hukum.

Karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas

dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakan keadilan. Rekam medis adalah milik

dokter dan rumah sakit sedangkan isinya yang terdiri atas identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan pelayanan yang telah diberikan kepada pasien sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku

(UU Praktek Kedokteran RI No. 29 Tahun 2004)

4. Aspek Keuangan.

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung data/informasi dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.

5. Aspek Pendidikan.

Karena isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayannan medis yang diberikan kepada pasien. Informasi

(25)

11

6. Aspek Dokumentasi.

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus di dokumentasikan dan di pakai

sebagai bahan pertanggung jawabaan dan laporan rumah sakit.

2.2.4. Alur Rekam Medis

Alur rekam medis pasien rawat jalan dari mulai pendaftaraan hingga

penyimpanan rekam medis secara garis besar (Menurut Menkes) adalah sebagai berikut: (Depkes, 1997:25 )

1. Pasien memberi karcis di loket pendaftaran.

2. Pasien dengan membawa karcis mendaftar ketempat penerimaan pasien rawat jalan.

3. Petugas tempat penerimaan, pasien rawat jalan mencatat pada buku register nama pasien, nomor rekam medis, identitas, dan data sosial pasien dan mencatat keluhan pada kartu poli klinik.

4. Petugas tempat penerimaan pasien membuat kartu berobat untuk diberikan kepada pasien, yang harus dibawa pada pasien berobat ulang.

5. Pasien ulangan yang sudah memiliki kartu berobat disamping harus memperlihatkan karcis juga harus menunjukan kartu berobat kepada petugas akan mengambil berkas rekam medis pasien ulangan tersebut.

(26)

7. Petugas poliklinik mencatat pada buku register pasien rawat jalan nama, nomor rekam medis, jenis kunjungan, tindakan atau pelayanan yang diberikan

dan sebagainya.

8. Petugas di poliklinik (perawat) membuat laporan atau rekapitulasi harian

pasien rawat jalan.

9. Petugas rekam medis memeriksa kelengkapan pengisian rekam medis dan untuk yang belum lengkap segera di upayakan kelengkapanya.

10.Berkas rekam medis pasien disimpan menurut nomor rekam medisnya.

2.1.5. Sistem Penyimpanan Rekam Medis

2.1.5.1. Pengertian Penyimpanan Rekam Medis

Penyimpanan dokumen rekam medis mempunyai arti yang sangat penting sehubungan dengan riwayat penyakit pasien dan kerahasiaan yang terkandung

didalamnya. Oleh sebab itu cara penyimpanannya harus diatur sedemikian rupa sehingga terjaga kerahasiaan dan mudah memperoleh kembali untuk disediakan

guna pelayanaan kunjungan ulang di saran pelayannan kesehatan.

2.1.5.2. Tujuan Penyimpanan Rekam Medis

Sehubungan dengan dokumen rekam medis berisi data individual yang

bersifat rahasia, maka setiap lembar formulir dokumen rekam medis harus dilindungi dengan cara di masukan kedalam folder atau map sehingga setiap folder berisi data dan informasi hasil pelayannan yang diperoleh pasien secara

(27)

13

sama dengan folder pada umumnya. Penyimpanan dokumen rejam medis bertujuan untuk :

1. Menjaga kerahasiaan dokumen rekam medis

2. Mempunyai arti penting sehubungan dengan riwayat penyakit seseorang guna menjaga kesinambungan.

3. Mempermudah pengambilan kembali dokumen rekam mkedis.

4. Melindungi dokumen rekam medis dari bahaya pencurian, kerusakan, fisik,

kimiawi, dan biologi.

2.1.5.3. Tata Cara Penyimpanan Rekam Medis

Sebelum menentukan suatu sistem yang akan dipakai perlu terlebih dahulu mengetahui bentuk pengurusan penyimpanan yang ada dalam pengelolaan rekam medis. Ada dua cara penyimpanan dalam penyelenggaraan rekam medis, yaitu :

(Depkes RI, 1991: 19)

1. Sentralisasi

Diartikan penyimpanan rekam medis seorang pasien dalam satu kesatuan

baik catatan kunjungan poliklinik maupun catatan-catatan selama seorang pasien dirawat. Sistem ini disamping banyak kebaikannya juga ada kekurangannya.

(Depkes RI, 1991: 19)

Kebaikannya :

1. Mengurangi terjadinya penggandaan dalam pemeliharaan dan penyimpanan

(28)

2. Mengurangi jumlah biaya dipergunakan untuk peralatan dan ruangan.

3. Tata cara dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis mudah di

standarisasikan.

4. Memungkinkan peningkatan efisiensi kerja petugas penyimpanan mudah

menerapkan sistem unitrecort.

Kekuranganya :

1. Petugas menjadi lebih baik, karena harus menangani unit rawat jalan dan unit

rawat inap.

2. Tempat penerimaan pasien harus bertugas selama 24 jam.

3. Perlu ruangan, alat dan pegawai lebih banyak jika lokal tempat penyimpannan

jauh dari ruangan rekam medis.

2. Desentralisasi

Dengan cara desentralisasi terjadi pemisahaan antara tekam medis poliklinik dengan rekam medis penderita di rawat. Rekam medis poliklinik di simpan

disuatu tempat penyimpannan, sedangkan rekam medis penderita dirawat di simpan di bagian pencatatan medis. (Depkes RI, 1991: 20)

Kebaikannya :

1. Efisiensi waktu, sehingga pasien mendapat pelayannan lebih cepat. 2. Beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan.

3. Pengawasan terhadap isi berkas rekam medis lebih ketat karena lingkunganya

(29)

15

Kekurangannya :

1. Terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam medis.

2. Biaya yang diperlukan untuk perawatan dan ruangan lebih banyak. 3. Bentuk dan isi rekam medis berbeda.

Secara teori cara sistem sentralisasi lebih baik dari pada sistem desentralisasi, tetapi pada pelaksanaanya sangat tergantung pada situasi dan kondisi masing-masing rumah sakit. Hal- hal yang berkaitan dengan situasi dan

kondisi tersebut antara lain: (Depkes RI, 1997: 8)

1. Karena terbatasnya tenaga yang terampil, khususnya yang menangani

pengelolaan rekam medis.

2. Kemampuan dana rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah daerah.

Fasilitas fisik ruang penyimpanan :

Alat penyimpanan yang baik, penerangan yang baik, pengaturan suhu, pemeliharaan ruangan, perhatian terhadap faktor keselamatan, bagi suatu kamar penyimpanan rekam medis sangat membantu memelihara dan mendorong

kegairahan kerja dan produktifitas pegawai- pegawai yang bekerja disitu.

Alat penyimpanan rekam medis yang umum dipakai :

1. Rak terbuka (open self file unit)

(30)

Disamping itu masih ada alat penyimpanan ini hanya lebih modern, misalnya roll opac, akan tetapi alat penyimpanan ini hanya mampu dimiliki oleh rumah

sakit, rumah sakit tertentu saja mengingat harganya yang mahal. Rak terbuka lebih dianjurkan pemakaiannya dengan alasan :

1. Harga lebih murah

2. Petugas dapat mengambil dan menyimpan rekam medis lebih cepat.

3. Menghemat ruangan dengan menampung lebih banyak rekam medis dan tidak

terlalu banyak makan tempat.

Rekam medis harus diberi sampul pelindung untuk : 1. Memelihara keutuhan susunan lembaran rekam medis.

2. Mencegah, lepas atau sobeknya lembaran, sebagai akibat sering di bolak balik lembaran tersebut.

Sampol yang sering dipakai adalah :

1. Sampul pelindung

2. Map 3. Amplop

Sampil pelindung dilengkapi dengan penjepit (fastener) untuk mengikat

lembaran rekam medis atau disebelah kiri seperti lembaran buku. Penjepit dipasang pada bagian atas lembaran- lembaran rekam medis atau disebelah kiri seperti lembaran buku.Jika menggunakan bagian tengah map harus diberi lipatan,

(31)

17

yang dicetak, sehingga kelihatan rapi. Nama penderita harus jelas tertulis pada setiap sampul (map).

2.1.5.4. Aturan dan Prosedur Penyimpannan

Ketentuan dan prosedur penyimpanan rekam medis lainnya (Depkes, 2006:

94). Aturan dan prosedur di dalam penyimpanan dokumen rekam medis seorang petugas rekam medis khususnya di bagian filling harus dapat melakukan hal hal

seperti berikut :

1. Pada saat dokumen rekam medis dikembalikan ke bagin rekam medis

(assembling), harus disortir menurut nomor sebelum disimpan. Hal ini

membantu menentukan rekam medis yang diperlukan tetapi tidak ada dalam tempat penyimpanan dan memudahkan pekerjaan penyimpanan.

2. Hanya petugas rekam medis yang dibenarkan menangani rekam medis,

pengecualian diberikan kepada pegawai rumah sakit yang bertugaspada sore hari dan malam hari. Dokter, staf rumah sakit, pegawai pada bagian lain yang

diperkenankan mengambil berkas rekam medis dari tempat penyimpanan. 3. Rekam medis yang sampulnya rusak atau hilangnya lembaran yang diperlukan

harus diperbaiki atau di ganti.

4. Pengamatan terhadap penyimpanan harus dilakukan secara periodik, untuk menentukan salah simpan dan melihat kartu pinjaman yang rekam medisnya

masih belum dikembalikan.

(32)

6. Petugas yang mengepali kegiatan penyimpanan harus membuat lampiran rutin kegiatan yang meliputi:

1. Jumlah rekam medis yang dikeluarkan tiap hari dari rak penyimpanan untuk memenuhi permintaan.

2. Jumlah permintaan darurat. 3. Jumlah salah simpan.

4. Jumlah rekam medis yang tidak dapat ditemukan.

7. Dokumen rekam medis yang melibatkan kasus hukum tidak boleh diletakkan pada file umum.

8. Setiap petugas filling, masing masing harus bertanggung jawab memelihara kerapian dan keteraturan rak file.

9. Dokumen rekam medis yang sedang di peroses atau masih di pergunakan

pegawai harus ada di atas meja.

2.1.5.5. Bentuk Penyimpanan rekam Medis

Penyimpannan berkas pesien di unit rekam medis sangat membantu pasien

untuk melakukan berobat kembali dengan cepat, untuk itu ada tiga bentuk penyimpannan dalam penyelenggaraan rekam medis yaitu :

1. Manual

Sistem ini selain menghabiskan ruangan, kertas, karena tidak bisa untuk

(33)

19

2. Semi Manual

Bentuk penyimpanan semi manual yaitu bentuk penyimpanan yang dapat

digerakan dengan alat bantu. 1. Filling mobile / bergerak

Yaitu bentuk penyimpanan yang dapat bergerak atau digeser ke kannan/kekiri.

2. Rotary Filling

Yaitu sistem penyimpanan dengan cara berputar atau melingkar, sistem penyimpanan ini dapat menghemat ruangan filling.

2.1.5.6.Desain Rak Filling.

Desain rak filling adalah kegiatan merancang rak penyimpannan dokumen rekam medis di pelayannan kesehatan. Faktor yang mempengaruhi didalam desain

rak filling yaitu :

1. Folder Berkas Rekam Medis

Di dalam mendesain rak filling harus melihat dari bentuk anatomi folder dokumen rekam medis itu sendiri,bentuk anatomi dari folder penyimpannan ada dua macam yaitu vertikel dan horizontal.

2. Ruangan Penyimpanan

Ruangan penyimpanan jelas akan mempengaruhi di dalam mendesain rak filling, karena akan menghitung perkiraan dari tinggi dan lebar lemari disesuaikan dengan

(34)

3. Frekuensi Penyimpanan

Frekuensi penyimpanan dokumen rekam medis tergantung dari tebal dan tipisnya

dokumen rekam medis, karena hal ini juga akan terkait dengan volume dari rak filling kira kira beberapa dokumen yang harus di tata atau di tetapkan di dalam sub sub rak. Karena hal ini terkait dengan kebutuhan akan rak itu sendiri, seta

lama waktu penyimpannan dokumen rekam medis.

4. Perlindungan Keamannan

Di dalam mendesain rak atau di dalam menentukan rak atau dokumen rekam medis, sebaiknya rak tersebut diperhatikan. Dengan memperhatikan faktor

kegunaan atau fungsi dari rak tersebut misalnya rak dibust untuk menjaga dokumen rekam medis dari berbagai bencana misalnya, banjir, kebakaran dan sebagainya.

5. Lama Waktu Penyimpanan

Lama waktu penyimpanan terhadap dokumen rekam medis sudah pasti di dalam mendesain rak atau lemari filling, harus memperhatukan bahan yang di

(35)

21

2.1.6. Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis

2.1.6.1. Defenisi Pengetahuan

Menurut Departemen Kesehatan RI bahwa pengetahuan petugas adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seseorang berupa keterampilan

dansikap yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan jabatan yang dilaksanaakan secar profesional, efektif, dan efisien.

Penetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui mengenai sesuatu. Lebih

jelasnya, pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan melalui panca

indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (overi behavior) (Notoatmodjo, 2003)

Selain itu, pengetahuan adalah segala maklumat yang berguna bagi tugas yang akan dilakukan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah persepsi

yang jelas mengenai sesuatu, pemahaman, pembelajaran, pengalaman partikal, kemahiran, serta kumpulan maklumat yang dapat digunakan untuk menjawab

(36)

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingat, yakni: (Notoatmodjo, 2007)

1. Tahu (Know),

Di artikan sebagai mengikat kembali suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, yaitu terhadap sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (Comprehension),

Suatu kemampuan menjelaskan tentang obyek yang diketahui secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyimpan, dan sebagainya.

3. Aplikasi (Application),

Suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada

kondisi yang sebenarnya. Aplikasi yang di sini dapat diartikan sebagai pengunaan hukum, rumus, metode, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang nyata.

4. Analisis (Analysis),

Suatu kemampuan yang menjabarkan materi atau obyek ke dalam komponen- komponen tetapi masih didalam satu struktur organisasi danmasih ada kaitanya

(37)

23

5. Sintesis (Synthesis),

Suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian bagian

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Intinya, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation),

Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaiaan terhadap suatu objek atau materi. Penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri

atau menggunakan kriteria yang telah ada.

Peningkatan pengetahuan dan kemampuan profesional, baik anggota maupun organisasi dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan profesi melalui

penerapan ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan perkembangan di bidang rekam medis dan informasi kesehatan.

2.1.6.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Petugas

Pengukuran pengetahuan dapat di lakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau respon terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang.

1. Pendidikan

(38)

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang main mudah untuk mendapatkan informasi.

2. Informasi

Informasi yang di peroleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal

dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

2.1.7. Sistem Penomoran Rekam Medis

Sistem penomoran atau dikenal dengan Numering System. Tujuanya dari penomoran ini adalah mempermudah pencarian kembali dokumentasi rekam medis lama yang telah berisi berbagai informasi pasien yang akan digunakan

untuk kunjungan ulang disarana pelayannan kesehatan, serta sebagai salah satu identitas dokumen rekam medis pasien.

Ada tiga sistem penomoran saat pasien masuk :

1. Penomoran Secara Seri (Serial Numbering System).

Adalah suatu sistem penomoran dimana setiap penderita yang berkunjung di

rumah sakit selalu mendapat nomor baru. Dan semua nomor yang telah diberikan kepada pasien tersebut harus di catat pada kartu indeks utama pasien yang

(39)

25

dalam mencari dokumen rekam medis, sehingga informasi medis menjadi tidak berkesinambungan.

2. Penomoran Secara Unit ( Unit Numbering System)

Adalah sistem penomoran di mana sistem ini memberikan satu nomor rekam

medis pada setiap pasien rawat jalan maupun rawat inap dan gawat darurat. Setiap pasien yang berkunjung mendapat satu nomor, pada saatpertama kali pasien datang kerumah sakit, dan digunakan selamanya untuk kunjungan berikutnya,

sehingga rekam medis pasien tersebut hanya tersimpan pada satu berkas di bawah satu nomor. Keuntunganya adalah dengan menggunakan unit numering system

informasi medis dapat berkesinambungan.

3. Penomoran Secara Serial Unit (SerialUnit Numbering System)

Adalah suatu sistem pemberian nomor dengan menggabungkan sistem seri

dengan sistem unit. Dimana setiap apsien datang berkunjung ke rumah sakit diberi nomor baru, tetapi dokumen rekam medis terdahulu di gabungkan dan di simpan

(40)

2.2. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka maka yang menjadi

kerangka konsep dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah :

Variabel bebes Variabel terikat

Gambar : 2.1 Kerangka Konsep

2.3. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan suatu kesimpulan yang sifatnya sementara dan harus

dibuktikan kebenaranya. Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pikir yang telah dikemukakan diatas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H0: Ada hubungan pengetahuan petugas dan beban kerja terhadap sistem

penyimpanan berkas rekam medis.

H1: Tidak ada hubungan pengetahuan petugas dan beban kerja terhadap sistem

penyimpanan berkas rekam medis. Pengetahuan:

1. Pendidikan 2. Beban kerja 3. Umur

(41)

27 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1. Tempat Penelitian

T empat yang di pilih menjadi tempat penelitian adalah Rumah Sakit Umum

Imelda Pekerja Indonesia Medan karena menurut peneliti Rumah Sakit Imelda Medan merupakan rumah sakit rujukan dan pendidikan.

3.1.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian di lakukan di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan

dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

3.2. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriftif kuantitatif yang bertujuan untuk

mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan petugas rekam medis dan beban kerja pada bagian penyimpanan berkas rekam medis. Pendekatan analisanya adalah analisa deskriptif kualitatif yaitu menggambarkantentang suatu variabel melalui

(42)

3.3. Defenisi Operasional Penelitian

3.3.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah kemampuan petugas penyimpanan tentang sistem penyimpanan berkas rekam medis.

3.3.2. Beban Kerja

Beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus di selesaikan oleh lembaga kesehatan profesional dalam satu tahun dalam sasaran pelayanan

kesehatan.

3.3.3. Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis

Sehubungan dengan individu yang bersifat rahasia, maka setiap lembar formulir dokumen rekam medis harus dilindungi dengan cara di masukan kedalam folder atau map sehingga setiap folder berisi data dan informasi hasil pelayanan

yang di peroleh pasien secara individu.

3.4. Populasi Dan Sampel

3.4.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah petugas rekam medis di bagian penyimpanan berkas rekam medis di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja

(43)

29

3.4.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah dari total sampling. Yaitu

petugas rekam medis di bagian penyimpanan berkas rekam medis yang berjumlah 12 orang.

3.5. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini tehnik yang dipakai berbentuk angket tertutup bahwa penggunaan angket tertutup adalah sebagai berikut :

1. Bentuk ini cocok bila penelitian lebih menekankan respon kelompok secara umum,

2. Waktu yang di perlukan untuk meresponya relatif singkat,

3. Membentuk subjek dalam menafsirkan butir yang diajukan sehingga mengurangi salah tarif,

4. Lebih mudah dalam penskoran hasilnya dan lebih efisien.

3.6. Pengolahan Data

Sistem pengolahan data dalam penelitian ini yaitu:

1. Pengumpulan data

Salah satu bagian di unit rekam medis yang berfungsi sebagai peneliti

kelengkapan isi dan perakitan dokumen rekam medis sebelum disimpan. 2. Data dikoding

Koding adalah pemberian penetapan kode dengan menggunakan huruf atau

(44)

3. Dibuat Tabulasi

Membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat ke dalam

indeks-indeks (dapat menggunakan kartu indeks-indeks atau komputerisasi). 4. Dianalisa

Dalam penelitian ini data yang sudah terkumpul akan di analisa menggunakan ketentuan program SPSS.

3.7.Aspek Pengukuran

Pengetahuan adalah pengetahuan petugas rekam medis terhadap sistem penyimpanan berkas rekas rekam medis yang dapat dikategorikan tiga bagian :

1. Baik, apabila pengetahuan petugas rekam medis terhadap sistem penyimpanan

baik (9-12).

2. Sedang, apabila pengetahuan petugas rekam medis terhadap sistem

penyimpanan hanya sebagian (5-8).

3. Tidak baik, apabila pengetahuan petugas rekam medis terhadap sistem

penyimpanan tidak baik (1-4).

Beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga kesehatan profesional dalam satu tahun dalan sarana pelayanan kesehatan.

1. Berat, apabila beban kerja yang dilaksanakan dengan berat (9-12).

(45)

31

3.8. Tehnik Analisis Data Penelitian

Data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan komputer

(46)

32 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia(RSU IPI)

Awal berdirinya rumah sakit ini dimulai dari klinik bersalin yang terletak

di Jl. Bilal No. 48 Medan dan didirikan oleh Yayasan imelda pada tahun 1982, seiring dengan bertambahnya pasien bersalin dan berobat umum, Yayasan imelda memperluas lahan dan pindah lokasi di Jl. Bilal No. 52 Medan serta mendapat ijin

sementara sebagai RSU. Imelda.

Pada tahun 1997 perpanjangan izin penyelenggaraan rumah sakit,berdasarkan kepuasan Menteri Kesehatan RI No. Ym 02. 04. 3. 5 5504 pada

tanggal 15 desember 1997. Pada tahun 2002 perpanjangan izin penyelenggaraan rumah sakit, Keputusan Menteri Kesehatan RI No. Ym. 02. 04. 2. 2. 864 pada

tanggal 04 maret 2003.

Pada tahun 2004 RSU Imelda berubah nama menjadi RSU. Imelda Pekerja Indonesia tepatnya pada tanggal 24 mei 2004. Pada tahun 2008 RSU. Imelda

Pekerja Indonesia menerima Sertifikat Akreditasi Penuh Tingkat Dasar dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 06 februari 2004.

Pada tahun 2008 izin tetap RSU. Imelda Pekerja Indonesia saat ini adalah dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia No. 07. 06 /III / 522/ 08. Pada tahun

(47)

33

822/MENKES/SK/IX/2009 tentang penetapan RSU. Imelda Pekerja Indonesia sebagai rumah sakit kelas “B”.

4.1.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia 1. Visi Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia

Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia sebagai pusat pelayanan

dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat pekerja, pengusaha dan umum, serta menjadi rumah sakit rujukan regional dan nasional.

2. Misi Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia adalah :

1. Meningkatkan derajat kesehatan mesyarakat pekerja, pengusaha dan umum demi terciptanya produktivitas kerja yang tinggi melalui upaya

promotif, preventif, kuaratif dan rehabilitatif.

2. Mengembangkan sarana pendidikan kesehatan termasuk bidang kesehatan

kerja (Occupational Medicine).

3. Berperan aktif mengkampanyekan kesehatan kerja kepada para pekerja dan pengusaha.

4. Meningkatkan kinerja manajemen RSU IPI sesuai dengan standar praturan pemerintah, kebijakan manajemen dan kebutuhan pasien.

5. Menignkatkan kualitas sumber daya manusia RSU IPI melalui pendidikan dan pelathian.

6. Mengingkatkan pengenalan dan informasi kepada masyarakat luas bahwa

RSU Imelda Pekerja Indonesia siap menerima dan memberikan pelayanan yang prima. Serta besarnya rentan kendali dari semua pimpinan diseluruh

(48)

7. Struktur organisasi menjadi suatu organisasi yang utuh.

4.1.2. Struktur Organisasi RSU IPI Medan

Organisasi merupakan sekelompok atau kumpulan orang yang mau bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya

dalam organisasi itu sendiri. Sedangkan struktur organisasi adalah gamabran secara skematis tentang hubungan atau kerja sama dalam melaksanakan kinerja

antara orang-orang yang ada dalam organisasi tertentu.

Dengan adanya organisasi, maka setiap tugas dan kegiatan dapat didistribusikan dan dikerjakan oleh setiap anggota kelompok secara efisien dan

efektif. Struktur organisasi hendaknya disusun sederhana mungkin dengan menggambarkan dalam bentuk skema organisasi dengan jelas dan dapat menggambarkan tujuan dan tugas-tugas pokok organisasi unsur-unsur keja

organisasi.

Adap 3 hal dasar yang dapat dilihat pada struktur organisasi yaitu :

1. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian tugas

serta tanggung jawab kepada individu maupun bagian-bagian pada suatu organisasi.

2. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai hubungan pelaporan yang ditetapkan secara resmi dalam suatu organisasi, tingkat hirarki serta besarnya retan kendali dari semua pimpinan diseluruh tingkat organisasi.

(49)

35

4.2 Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian dan pengumpulan data oleh peneliti mengenai

”Tinjauan pengetahuan petugas dan beban kerja pada sistem penyimpanaan berkas rekam medis di rumah sakit umum imelda pekerja indonesia medan” maka di peroleh berbagai tantangan keadaan responden dan tingkat kepuasan. Data

diperoleh dari 12 responden dan 12 soal tentang penyimpanan berkas rekam medis yang di sajikan dalam bentuk kuisoner. Adapun hasil yang diperoleh

peneliti sebagai berikut:

4.2.1 Hasil Uji Frekuensi Karakteristik Responden

Pengujian data ini di lakukan untuk mengetahui keadaan data yang di kumpulkan. Dalam hal ini, hasil dari analisa data menggunakan statistik frekuensi dengan banyak responden (N) sebanyak 12 orang berkaitan dengan pengumpulan

dan rungkasan data dapat dijelaskan pada uraian berikut.Uji Ferekuensi terhadap jawaban responden pada penelitian ini menggunakan bantuan program statistik

SPSS versi 17.0

(50)

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap Sistem Penyimpanaan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1. Laki-Laki 5 41,7%

2. Perempuan 7 58,3%

Total 12 100%

Berdasarkan hasil pengelolaan data dengan uji frekuensi di atas, di peroleh hasil analisa untuk variabel kedua karakteristik responden yakni “Jenis Kelamin” menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 5

responden (41,7%) dan perempuan 7 responden (58,3%).

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap Sistem Penyimpanaan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Umur di Rumah

Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan

No Umur Frekuensi Persentas

Berdasarkan hasil pengelolaan data dengan uji frekuensi di atas, di peroleh hasil analisa untuk variabel kedua karakteristik responden yakni “Umur”

(51)

37

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap Sistem Penyimpanaan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Pendidikan di

Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan

No Pendidikan Frekuensi Persentase

1. SMA 7 58,3%

2. D-III 3 25,0%

4. S-1 (Sederajat) 2 16,7%

Total 12 100%

Berdasarkan hasil pengelolaan data dengan uji frekuensi di atas, di peroleh

hasil analisa untuk variabel kedua karakteristik responden yakni “Pendidikan” diperoleh bahwa responden berlatar belakang pendidikan SMA ada 7 orang (58,3%), pendidikan D-III ada 3 orang (25,0%), dan pendidikan S-1 ada 2 orang

(16,7%).

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap Sistem Penyimpanaan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Masa Kerja di

Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan

No Pekerjaan Frekuensi Persentase

1. 1-5 tahun 12 100%

2. 5-10 tahun - - 3. 10-15 tahun - - 4. >20 tahun - - Total 12 100%

Berdasarkan hasil pengelolaan data dengan uji frekuensi di atas, di peroleh

(52)

4.3 Hasil Deskripsi Statistik

Berdasarkan hasil analisa deskriptif terhadap hasil jawaban responden

tentenag kompetensi perekam medis dan mutu pelayanan kesehatan dengan bantuan progran SPSS diperoleh deskripsi jawaban dari 12 orang responden

seperti rangkuman statistik berikut.

Tabel 4.5 Penyebaran Frekuensi Pengetahuan Petugas Rekam Medis

No Kriteria Interval Jumlah Persentase(%)

1 Baik 9-12 5 41,7%

2 Sedang 5-8 7 58,3%

3 TidakBaik 0 0 0

Total 12 100%

Dari distribusi frekuensi jawaban yang di berikan responden atas variabel

kompetensi perekam medis pada tabel 4.5 menunjukan bahwa responden yang tergolong kategori baik sebanyak 5 responden (41.7%), dan responden tergolong

kategori sedang sebanyak 7 responden (58.3%).

4.3.1 Hasil Uji CrossTabulation

Uji analisis CrossTabulationdi gunakan untuk menampilkan tabulasi silang antara

(53)

39

Tabel 4.6. Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Petugas Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Jenis Kelamin di RSU. IPI Medan

No Jenis Kelamin

Tingkat Pengetahuan Petugas

Jumlah %

Baik Sedang TidakBaik

F % F % F %

1 Laki-Laki 3 42.9 4 57.1 - - 7 58.3%

2 Perempuan 2 40.0 3 60.0 - - 5 41.7%

Jumlah 5 41.7 7 58.3 - - 12 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 12 responden, responden yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang memiliki tingkat pengetahuan baik

sebanyak 5 oreng (41.7%), dan responden yang berjenis kelami lak-laki dan perempuan yeng memiliki tingkat pengetahuan sedang sebanyak 7 orang (58.35).

Tabel 4.7 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Petugas Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Umur di RSU.IPI Medan

No Umur

Tingkat Pengetahuan Petugas

Jumlah %

Baik Sedang TidakBaik

F % F % F %

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 12 responden, responden yang berumur 20-24 tahun memiliki tingkat pengetahuan sedang sebanyak 7

(54)

Tabel 4.8 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Petugas Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Pendidikan di RSU.IPI Medan

No Umur

Tingkat Pengetahuan Petugas

Jumlah %

Baik Sedang TidakBaik

F % F % F %

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 12 responden, responden

yang berpendidikan SMA memiliki tingkat pengetahuan sedang sebanyak 7 orang (58.3%), responden yang berpendidikan DIII memiliki tingkat pengetahuan baik

sebanyak 3 orang (25.0%), dan responden yang memiliki tingkat pendidikan S-1 sebanyak 2 orang (16.7%)

Tabel 4.9 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Petugas Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Masa Kerja di RSU.IPI Medan

No Umur

Tingkat Pengetahuan Petugas

Jumlah % Baik Sedang TidakBaik

F % F % F %

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 12 responden, responden

masa kerja 1-5 tahun memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 5 orang (41.7%), dan responden memiliki masa kerja 1-5 tahun memiliki tingkat

(55)

41

4.4. Pembahasan

Setelah penulis melakukan penelitian dengan mengumpulkan data melalui

uji kuesioner yang dilakukan kepada seluruh responden yang berjumlah 12 orang, maka dapat diketahui pengetahuan petugas rekam medis di dalam melakukan 1

penyimpanan berkas rekam medis.

Tabel 4.4.1 Tingkat pengetahuan Petugas Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Jenis Kelamin di RSU. IPI Medan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh penyimpanaan berkas

rekam medis terhadap mutu pelayannan kesehatan dari 12 responden menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin laki laki dan perempuan,

minoritas jenis kelamin laki-laki sebanyak 5 responden (41,7%) dan perempuan memiliki mutu pelayanan baik bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 7 responden (58,3%).

Jenis kelamin adalah dimana ingin melihat pengetahuan pengetahuan rekam medis dalam pelaksanaan penyimpanan berkas rekam medis.

Menurut peneliti bahwa responden berdasarkan jenis kelamin seseorang

dapat diketahui mutu dan pengetahuan petugas penyimpanaan rekam medis.

Tabel 4.4.2 Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Berdasarkan Sistem Penyimpanaan Berkas Rekam Medis Berdasarkan umur di RSU. IPI Medan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuanpetugas penyimpanaan berkas rekam medis dari 12 responden menunjukkan bahwa responden yang berusia 20-24 tahun ada 7 orang (58,3%), berusia 25-29 tahun ada 5 orang

(56)

Hasil ini sesuai dengan teori yang di ungkapkan Notoatmodjo bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berfikir dan bekerja. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya.

Menurut asumsi peneliti bahwa pada umur lebih dari 25 tahun petugas

memiliki pengetahuan yang baik.

Tabel 4.4.3 Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap Sistem Penyimpanaan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Pendidikan di RSU. IPI Medan.

Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan petugas dari 12

responden menyatakan bahwa responden yang berpendidikan SMA memiliki mutu baik sebanyak 7 orang (58,3%), minoritas responden berpendidikan D-III

ada 3 orang (25,0%), dan pendidikan S-1 ada 2 orang (16,7%).

Menurut Notoatmodjo, pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang, maka makin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi.

Menurut asumsi peneliti, pendidikan merupakan suatu peroses pertambahan dan perkembangan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang diri

(57)

43

Tabel 4.4.3 Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap Sistem Penyimpanaan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Lama Kerja di RSU. IPI Medan.

Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan petugas dari 12 responden menyatakan bahwa responden memiliki masa kerja 1-5 tahun ada 12

orang (100 %).

Menurut Notoatmodjo, menyatakan bahwa pengalaman kerja merupakan

guru yang baik, yang merupakan sumber pengetahuan.

Menurut asumsi penulis, bahwa masa kerja dapat mempengaruhi tingkat

(58)

44 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPILAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang berjudul “Tinjauan

Pengetahuan Petugas dan Beban Kerja pada Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis di Rumah Sakit umum Imelda Pekerja Indonesia Medan” dapat di simpulkan bahwa:

1. Ditemukan dari 12 responden, berdasarkan jenis kelamin petugas rekam medis pada sistem penyimpanan di rumah sakit tersebut mayoritas jenis kelamin perempuan sebanyak 7 responden (58.3%)

2. Ditemukan dari 12 responden, berdasarkan umur petugas rekam medis dalam sistem penyimpanan di rumah sakit tersebut mayoritas responden

yang berperan aktif pada umur 20-24 tahun ada sebanyak 7 responden (58.3%).

3. Ditemukan dari 12 responden, berdasarkan pendidikan petugas rekam

medis dalam sistem penyimpanan di rumah sakit tersebut mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 7 orang (58.3%).

4. Ditemukan dari 12 responden, berdasarkan masa kerja petugas rekam medis dalam sistem penyimpanaan di rumah sakit tersebut mayoritas

(59)

45

5.2. SARAN

Berdasarkan dari hasil penelitian saran yang perlu di perhatikan untuk

pengembangan di masa yang akan datang adalah sebagai berikut:

1. Agar pihak RSU. IPI Medan meningkatkan pengetahuan petugas rekam

medis untuk terpenuhinya mutu penyimpanan berkas yang lengkap.

2. Agar pihak RSU. IPI Medan memberi perhatian dan pelayanan yang baik bagi mahasiswa yang melaksanaka penelitian sehingga diperoleh data

yang maksimal.

3. Perlu dibina kerjasama antara institusi APIKES dengan lembaga kesehatan lainya sehingga mempermudah peroses penelitian bagi

mahasiswa yang mengerjakan karya tulis dan pendidikan.

4. Bagi peneliti selanjutnya di harapkan agar melakukan penelitian yang

(60)

DAFTAR PUSTAKA

---, 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor.269/MENKES/III/2008 tentang Rekam Medis. Jakarta :

Departemen Kesehatan RI

Hatta, G. 2009. Pedoman Manajemen Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Huffman EK. 1994. Health Information Management. Physician Record Company. Illinois

(61)

INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Menyatakan kesediaan menjadi responden pada penelitian yang dilaksanakan oleh :

Nama Peneliti : IRIANI

Judul Penelitian : Tinjauan Pengetahuan Petugas dan Beban Kerja Pada Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis di RSU.

Imelda Pekerja Indonesia Medan

Saya yakin bahwa penelitian ini tidak mengakibatkan efek samping terhadap fisik dan mental saya dan kerahasiaan saya sangat dijaga oleh peneliti.

Karena itu saya tidak akan menuntut peneliti dan hasil penelitiannya

dikemudian hari.

Medan, Juni 2014

(62)

DAFTAR PERTANYAAN (KUESIONER)

Sistem Pengetahuan Petugas Dan Beban Kerja Rekam Medis Terhadap Sistem Penyimpann Berkas Rekam Medis Di Rumah Sakit Umum Imelda

Pekerja Indonesia Medan PENGANTAR

Guna menyusun tugas akhir dalam rangka memenuhi syarat untuk dapat menyelesaikan program studi Diploma III Rekam Medis, diperlukan data-data dan informasi-informasi yang mendukung peneliti ini. Demi tercapainya tujuan penelitian ini maka penyusun mohon kesediaan dari Bapak/Ibu/Saudara, mengisi angket atau daftar pertanyaan yang telah disediakan (terlampir berikut ini). Kemudian atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara, yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi angket penelitian ini, penyusun mengucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf apabila ada pertanyaan yang tidak berkenan dihati Bapak/Ibu/Saudara.

A. Petunjuk Pengisian

1. Responden diharapkan bersedia memberi jawaban dengan memberikan tanda ceklis(√) pada tempat yeng di sediakan.

2. Isi identitas responden dengan lengkap

3. Semua pertanyaan diisi dengan satu jawaban “Sangat Setuju, Setuju, Kurang Setuju, atau Tidak Setuju”

4. Semua pertanyaan harus benar

5. Bila ada pertanyaan - pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan dengan peneliti.

B. Identitas Responden

Nama Responden : Tanggal Pengambilan Data :

(63)

Umur : 20-24 Tahun 1 Menurut anda apakah tingkat

pendidikan mempengaruhi

pengetahuan petugas dalam sistem penyimpanan?

2 Apakah pendidikan mengenai sistem penyimpanan perlu diterapkan? 3 Menurut anda apakah pendidikan

(64)

4 Apakah suatu pendidikan berhubungan dengan tingkat pendidikan?

5 Menurut anda apakah umur dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan petugas?

6 Apakah umur seseorang itu

mempengaruhi kecepatan dan ingatan yang kuat dalam penyimpanan berkas?

7 Apakah tingkat sulitnya pekerjaan itu harus sesuaikan dengan umur

seseorang?

8 Menurut anda bila umur seseorang itu harus di pertimbangkan dengan kapasites seberapa banyak pekerjaan di penyimpanan berkas rekam medis? 9 Menurut anda apakah masa kerja

mempengaruhi tingkat pengetahuan petugas dalam sistem penyuimpanan berkas rekam medis ?

10 Menurut anda apabila masa kerja seseorang itu masih minim dapat kah mempengaruhi kualitas kerja?

11 Apakah dengan lama masa bekerja petugas rekam medis lebih teliti dalam melaksanakan tugas penyimpanan berkas rekam medis?

(65)

MASTER TABEL

TINJAUAN PENGETAHUAN PETUGAS DAN BEBAN KERJA TERHADAP PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA

(66)

A. Frekuensi

Statistik

B. Frekuensi Tabel

(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)

BUKTI REVISI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : IRIANI

Nim : 1313466018

Tingkat : IIIA APIKES

Benar telah melakukan revisi karya tulis ilmiah saya berjudul “Tinjauan Petngetahuan Petugas dan Beban Kerja Pada Sistem Penyimpanan Berkas Rekam

Medis di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan

Demikian surat ini saya perbuat untuk dipergunakan seperlunya. Atas perhatian Ibu saya ucapkan terima kasih.

Diketahui oleh Penguji I

(73)

BUKTI REVISI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : IRIANI

Nim : 1313466018

Tingkat : IIIA APIKES

Benar telah melakukan revisi karya tulis ilmiah saya berjudul “Tinjauan Petngetahuan Petugas dan Beban Kerja Pada Sistem Penyimpanan Berkas Rekam

Medis di RSU. Imelda Pekerja Indonesia

Demikian surat ini saya perbuat untuk dipergunakan seperlunya. Atas perhatian Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Diketahui oleh Penguji II

(74)

BUKTI REVISI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : IRIANI

Nim : 1313466018

Tingkat : IIIA APIKES

Benar telah melakukan revisi karya tulis ilmiah saya berjudul “Tinjauan Petngetahuan Petugas dan Beban Kerja Pada Sistem Penyimpanan Berkas Rekam

Medis di RSU. Imelda Pekerja Indonesia

Demikian surat ini saya perbuat untuk dipergunakan seperlunya. Atas

perhatian Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Diketahui oleh Penguji III

Gambar

Gambar : 2.1 Kerangka Konsep
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Petugas Rekam Medis Terhadap
Tabel 4.5 Penyebaran Frekuensi Pengetahuan Petugas Rekam Medis
+3

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi petugas rekam medis dalam pengelolaan data di Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU) Iswahyudi hanya berperan dalam pendaftaran pasien dan penyimpanan berkas rekam

Fungsi petugas rekam medis dalam pengelolaan data di Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU) Iswahyudi hanya berperan dalam pendaftaran pasien dan penyimpanan berkas rekam

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan petugas dalam pelaksanaan penyusutan di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan sudah baik, mayoritas responden

Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan oleh si peneliti di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara Medan pelaksanaan penyimpaan berkas rekam medis masih terdapat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan petugas rekam medis tentang sensus harian rawat jalan Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan tahun

Distribusi Frekuensi Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien rawat Jalan berdasarkan beban kerja di Rumah

Diharapkan kepada pegawai Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia Medan agar dapat meningkatkan kesadaran dan kedisplinan petugas yang bertanggung jawab dalam pengisian berkas

Dari hasil studi pendahuluan di Rumah Sakit Panti Rini dengan melakukan wawancara kepada kepala rekam medis rumah sakit Panti Rini dijelaskan bahwa masa penyimpanan berkas rekam medis