• Tidak ada hasil yang ditemukan

( File)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "( File)"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PADA TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH :

ADE NURMAYANTI 1313466001

(2)

PENGARUH KETIDAK TEPATAN PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP TEMPAT PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS PASIEN

RAWAT JALAN PADA BULAN APRIL-MEI DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN

PADA TAHUN 2016

HASIL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya

OLEH :

ADE NURMAYANTI 1313466001

AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN

(3)

JALAN PADA BULAN APRIL-MEI DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN PADA TAHUN 2016

OLEH :

ADE NURMAYANTI 1313466001

Penelitian Ini telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing sebagai Persyaratan

Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya di Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan

Disetujui : Dosen Pembimbing

(Parmen Silalahi, SKM, M.Kes)

Diketahui :

Direktur Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan

(4)

LEMBAR PENGUJIAN

Penelitian dengan Judul :

PENGARUH KETIDAK TEPATAN PETUGAS REKAM MEDISTERHADAP TEMPAT PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS PASIEN RAWAT

JALAN PADA BULAN APRIL-MEI DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN PADA TAHUN 2016

OLEH

ADE NURMAYANTI 1313466001

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Pada Tanggal Bulan Tahun

Penguji I : Parmen Silalahi, SKM, M.Kes ( )

Penguji II : Ary Syahputra Wiguna, M.Kom ( )

Penguji III : Rizca Annur Hadya, SST ( )

Disahkan :

Direktur Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda

(5)

PERNYATAAN

PENGARUH KETIDAK TEPATAN PETUGAS REKAM MEDISTERHADAP TEMPAT PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS PASIEN RAWAT

JALAN PADA BULAN APRIL-MEI DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN PADA TAHUN 2016

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali ada beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2016

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

Nama : Ade Nurmayanti

Tempat/Tanggallahir : Rantau Prapat, 05 Mei 2016

Agama : Islam

Anak : 1 dari 4 bersaudara

Alamat : Rantau Prapat

II. IDENTITAS ORANGTUA

Nama Ayah : Rahman

Pekerjaan : Wiraswasta

NamaIbu : Allmarhummah Mariani

Pekerjaan : IRT

Alamat : Rantau Prapat

III. RIWAYAT PENDIDIKAN

2002 – 2007 : SD Negeri No 118159 T. Seberang,

Labuhan Batu

2007 – 2010 : SMP Negeri 3 Bilah Hilir

2010 – 2013 : SMA Negeri 2 Rantau Utara

(7)

AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN

Nama : ADE NURMAYANTI NIM : 1313466001

Judul : Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis pasien Rawat Jalan Pada Bulan April-Mei di Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2016

ABSTRAK

Rumah Sakit Umum Haji Medan

menganggapRekamMedissebagainaskahataudokumen yang memilikinilaipentingdalammenjalankantugassebagaipenyediajasakesehatan.

KetidaktepatandalampenyimpananberkasRekamMedisrawatjalandikarenakanbany aknyaparapetugasmelakukanpekerjaanganda yang tidaksesuaidenganmasing-masingtugasnya,danrendahnyapengetahuanpetugas dalam pengembalian berkas rekam medis ketempat penyimpanan berkas. Penelitian meninjaubahwatempatpenyimpananmasihterbatas. dan meletakkan berkas dengan sembarangan,

sehinggamembuatparapetugassulituntukmenemukanberkasRekamMedis ditempat penyimpanan.yangmengakibatkan pasien menunggu terlalu lama. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui bagimana pengaruhketidaktepatanpetugasrekammedisterhadappenyimpananberkasrekamme

dispasienrawatjalanpadabulanapril-mei di Rumah Sakit Umum Haji Medan padatahun 2016. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptifkuantitatif. Populasi penelitian sekaligus sampel dalam penelitian ini sebanyak 7 orang yakni petugas Rekam Medis di RSU Haji Medan. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 73,4% Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis mempengaruhi Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis pasien Rawat Jalan. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar Tempat penyimpanan berkas Rekam Medis di perbaikilagi, sehingga pengambilan berkas Rekam Medis di tempat penyimpanan akan semakin baik dimasa yang akan datang.

Kata Kunci : Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis, Tempat Penyimpanan

(8)

penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Pengaruh Ketidak Tepatan

Petugas Rekam Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien

Rawat Jalan Pada Bulan April-Mei di Rumah Sakit Umum Haji Medan PadaTahun

2016”.

Selama penelitian dan terselesainya karyatulis ilmiah ini tidak terlepas dari

bimbingan dan dorongan berbagai pihak baik sebagai moril maupun materil. Maka

dalam kesempatan ini mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr.H.R.I. Rintonga, Msc, selakuKetuaYayasan Imelda Medan.

2. dr. Imelda L. Ritonga, S.Kep, M.Pd, MN selaku Ketua STIKES Imelda Medan.

3. dr. Suheri Parulian Gultom, M.Kes selaku Direktur Akademi Perekam Medis dan

Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan.

4. Esraida Simanjuntak, SKM selakuWadir I Akademi Perekam Medis dan

Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan.

5. Ali Sabela, S.Kep, Ns selaku Wadir II Akademi Perekam Medis dan Informasi

Kesehatan (APIKES) Imelda Medan.

6. Rani Robetty, M.Kom, selaku Wadir III Akademi Perekam Medisdan Informasi

Kesehatan (APIKES) Imelda Medan.

7. Parmen Silalahi, SKM, M.Kes, sebagai dosen pembimbing yang selalu

memberikan arahan, bimbingan dan nasehat dari awal sampai terselesainya

penelitian ini.

8. StafDosen APIKES Imelda Medan yang telah membekali penulis dengan ilmu

pengetahuan.

9. Direktur dan seluruh staf pegawai RSU Haji Medan Khususnya Kepala Instalasi

Rekam Medis yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian Karya

TulisI lmiah ini.

10. Teristimewa Kepada Ayahanda saya Rahman yang telah memberikan dukungan

(9)

dan telah memberikan do’a dari surga.

12. Teristimewa kepada adik-adik dan seluruh keluarga yang telah memberikan

dukungan serta do’aselama perkuliahan sampai dengan selesainya penelitian ini.

13. Teman – teman di APIKES Setambuk 2013 angkatan ke-6 yang telah banyak

member semangat dan nasehat selama menjalani perkuliahan hingga selasai.

14. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam memberikan dukungan

dan masukan yang namanya tidak dapat disebut satu persatu.

Semoga Karya TulisI lmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat

meningkatkan Mutu Profesi Perekam Medis dan Informatika Kesehatan.

Medan, 04 Agustus 2016

Peneliti

(10)

LEMBAR PERSETUJUAN

2.1.1 Kewajiban Membuat Rekam Medis ………..6

2.1.2 Isi Rekam Medis ... 7

2.1.3 Kepemilikan dan Pemanfaatan Rekam Medis ... 8

2.2 Sistem Pengolahan Rekam Medis ... 9

2.2.1 Sistem Penomoran Rekam Medis ... 10

2.2.2 Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis ... 13

2.2.3 Ruang Pengolahan dan Penyimpanan Rekam Medis... 18

2.2.4 Tata Cara Pengambilan Rekam Medis ... 20

2.3 Kerangka Konsep ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23

3.1 Jenis Penelitian ... 23

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 23

3.2.1 Waktu Penelitian ... 23

3.2.2 Tempat Penelitian ... 23

3.3 Populasi, tekhnik sampling dan sampel ... 24

3.3.1 Populasi ... 24

3.3.2 Tekhnik Sampling ... 24

3.3.3 Sampel... 24

3.4 Variabel dan Definisi Operasional ... 25

3.4.1 Variabel Penelitian ... 25

4.2.3 Fasilitas Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis ... 33

4.3 Pembahasan Penelitian ... 36

BAB V PENUT ... 39

5.1 Kesimpulan ... 39

(11)

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut WHO (World Health Organization), Rumah Sakit adalah bagian

integral dari suatu organisasi dan kesehatan dengan fungsi menyediakan

pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (Kuratif) dan

pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah Sakit juga

merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

Pelayanan yang dilakukan dicatat dalam rekam medis san merupakan dari mulai

identitas pasien sampai pelayanan yang diberikan dan merupakan sumber

informasi bagi pihak rumah sakit. Disini kebutuhan akan informasi itu menjadi

penting bagi proses administrasi kesehatan baik untuk pengnambilan atau evaluasi

bidang kesehatan (Ilhamsar, 2011)

Penyelenggaraan Rekam Medis adalah merupakan proses kegiatan yang

dimualai pada saat diterimanya pasien di Rumah Sakit dilanjutkan dengan

kegiatan pencatatan data medis pasien oleh Dokter dan tenaga kesehatan lainnya,

yang memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada pasien. Proses

pengolahan Rekam Medis terdiri dari beberapa tahapan antara lain dilakukannya

assembling, koding, indeksing, dan failing (Depkes, 2006)

Rumah Sakit Umum Haji Medanmenganggap Rekam Medis sebagai naskah

atau dokumen yang memiliki nilai penting dalam menjalankan tugas sebagai

(12)

Medis dilakukan secara maksimal.Pengelolaan Rekam Medis RSU Haji

Medanjuga menggunakan standart-standart yang harus dilaksanakan yang tertuang

dalam suatu Buku Pedoman Rekam Medis Rumah Sakit Umum Haji Medan dan

menjadi acuan dalam melaksanakan tugas-tugas. diharapkan. Dengan demikian

faktor keahlian sumber daya manusia merupakan hal yang sangat menentukan

untuk kelancaran pelayan Rekam Medis.

Ketidak tepatan dalam penyimpanan berkas Rekam Medis rawat jalan

dikarenakan banyaknya para petugas melakukan pekerjaan ganda yang tidak

sesuai dengan masing-masing tugasnya,danrendahnya pengetahuan petugas dalam

pengembalian berkas rekam medis ke tempat penyimpanan berkas.

Peneliti meninjau bahwa tempat penyimpanan masih terbatas. dan meletakkan

berkas dengan sembarangan,sehingga membuat para petugas sulit untuk

menemukan berkas Rekam Medis di tempat penyimpanan.yang mengakibatkan

pasien menunggu terlalu lama.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan peneliti di bulan april pada tanggal

11-12 di Rumah Sakit Umum Haji Medan dari 15 pasien yang saya tanya 3 orang

merasa puas degan pelayanan yang ada di RSU Haji Medan dan 12 orang lagi

merasa tidak puas karena mereka sudah menunggu terlalu lama diruang tunggu

pasien. Akibat sibuknya petugas dengan pekerjaan ganda dan rendahnya

pengetahuan petugas serta keterbatasan tempat yang menyebabkan ketidak

tepatanpetugas Rekam Medis terhadap penyimpanan berkas pada bulan April di

Rumah Sakit Umum Haji Medanpada tahun 2016 dapat menyebabkan kejenuhan

(13)

Tabel 1.1 Kondisi Ketenagaan Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera Utara

No Bagian Pria Wanita Jumlah

1 Non Medis 90 108 198

2. Paramedis Non Keperawatan 10 39 49

3. Paramedis keperawatan 34 183 217

4. Perekam Medis 3 4 7

5. Dokter 90 40 130

Jumlah 227 370 601

Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis ini meneliti lebih jauh bagaimana

pengelolaan Rekam Medis dalam upaya peningkatan pelayanan Rumah Sakit

Umum Haji Medan melalui penelitian yang berjudul “PENGARUH KETIDAK

TEPATAN PETUGAS REKAM MEDISTERHADAP TEMPAT

PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS PASIEN RAWAT JALAN PADA BULAN APRIL-MEI DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN PADA TAHUN 2016

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka masalah penelitian dapat di identifikasi sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Terhadap

Lama Tunggu Berkas Rekam Medis Rawat Jalan di RSU Haji Medan?

1.2.2 Bagaimana Prosedur (SPO)Penyimpanan berkas Pasien Rawat Jalan di

Penyimpanan Pada Bulan April di RSU Haji Medan?

1.2.3 Bagaimana Ruang Lingkup Penyimpanan Berkas Rekam Medis di

(14)

1.3 Pembatasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian dibatasi dengan maksud untuk memperoleh

ruang lingkup yang jelas dan menghindari terjadinya pembiasan data, adapun

pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1.3.1 Bagaimana pengaruh ketidak tepatan petugas Rekam Medis terhadap

penyimpanan berkas Rekam Medis pada bulan April di RSU Haji

Medan?

1.3.2 Bagaimana petugas rekam medis dalam mencari berkas Rekam Medis di

penyimpanan berkas rekam medis

1.4 Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh ketidak

tepatan petugas rekam medis terhadap penyimpanan berkas rekam medis pasien

rawat jalan pada bulan april-mei di Rumah Sakit Umum Haji Medan pada tahun

2016

1.5 Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagimana pengaruh ketidak tepatan

petugas rekam medis terhadap penyimpanan berkas rekam medis pasien rawat

jalan pada bulan april-mei di Rumah Sakit Umum Haji Medan pada tahun 2016

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. BagiRumah Sakit

Sebagai bahan masukan untuk membuat kebijakan dalam memberikan

pelayanan diRumah Sakit Umum Haji Medan sehingga dihasilkan sebuah

(15)

2. Petugas Rekam Medis

Untuk Menambah wawasan tentang penanganan Rekam Medis yang baik pada

bagian Rekam Medis di RSU Haji Medan.

3. Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan rekam medis di perpustakan

sertarefrensi bagi mahasiswa mahasiswi di program studi Rekam Medis

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan refrensi atau acuan dalam menyusun penelitian selanjutnya yang

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rekam Medis

Rekam Medis merupakan berkas/dokumen penting bagi setiap instansi

Rumah Sakit. Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2008:1),

Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas

pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

diberikan kepada pasien.

(Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a / Menkes / Per / XII / 1989)

tentang Rekam Medis dijelaskan bahwa Rekam Medis adalah berkas yang

berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,

tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.

Sedangkan menurut (Huffman dalam fajri (2008:5) Rekam Medis adalah

fakta yang berkaitan dengan keadaan pasien, riwayat penyakit dan pengobatan

masa lalu serta saat ini yang ditulis oleh profesi kesehatan yang memberikan

pelayanan kepada pasien tersebut.

2.1.1 Kewajiban Membuat Rekam Medis

Kewajiban tenaga kesehatan terhadap pembuatan Rekam Medis lebih

lanjut dirinci dalam (Peraturan Pemerintah No. 32 / 1996) tentanng kesehatan

yaitu bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas profesi

(17)

1. Menghormati hak pasien

2. Menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien

3. memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang

akan dilakukan

4. Meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan, dan

5. Membuat dan memelihara Rekam Medis

Tenaga yang berhak dan berkewajiban membuat Rekam Medis dirumah

sakit yaitu :

a. Dokter Umum, Dokter Spesialis, Dokter Gigi, Dokter Gigi Spesialis yang

bekerja di Rumah Sakit atau Puskesmas tersebut

b. Dokter tamu pada Rumah Sakit atau Puskesmas tersebut.

c. Residens (mahasiswa kedokteran, peserta program pendidikan dokter

spesialis) yang sedang melaksanakan kepaniteraan klinik.

2.1.2 Isi Rekam Medis

Isi Rekam Medis dapat dibedakan atas dua jenis pasien yait pasien rawat

jalan dan pasien rawat inap. Isi Rekam Medis pasien rawat jalan

sekurang-kurangnya memuat catatan/dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan fisik,

diagnosis atau masalah, tindakan atau pengobatan serta pelayanan lain yang telah

diberikan kepada pasien. Sedangkan isi Rekam Medis untuk pasien rawat inap

sekurang-kurangnya memuat identitas pasien, pemeriksaan, diagnosis atau

masalah, persetujuan tindakan medis (bila ada), tindakan atau pengobatan

(18)

Menurut (Permenkes No. 749a tahun 1989) Tentang Rekam Medis /

Medical Records. Isi Rekam Medis adalah milik pasien.

Pasasl 15 : Isi Rekam Medis untuk pasien rawat jalan dapat dibuat

sekurang-kurangnya memuat: Identitas, anamneses, diagnosis, dan

tindakan/pengobatan.

Pasal 16 : Isi Rekam Medis untuk pasien rawat inap sekurang-kurangnya

memuat

a) Identitas Pasien

b) Anamnese

c) Riwayat Penyakit

d) Hasil pemeriksaan laboratorik

e) Diagnosis

f) Persetujuan tindakan medis

g) Tindakan atau pengobatan

h) Catatan rawat

i) Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan dan

j) Resume akhir dan evaluasi pengobatan

Ketentuan tentang kelengkapan isi Rekam Medis yaitu :

a) Ketentuan umum

1. Setiap tindakan atau konsultasi yang dilakukan terhaadap pasien,

selambat-lambatnya dalam waktu 2x24 jam harus ditulis dalam

(19)

2. Semua pencatatan harus ditanda tangani oleh Dokter atau tenaga

kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangannya dan ditulis nama

terangnya dan diberi tanggal.

3. Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa

lainnya ditandatangani menjadi tanggung jawab dokter yang

merawatatau oleh Dokter yang membimbingnya.

4. Pencatatan yang dibuat oleh resindens harus diketahui oleh dokter

pembimbingnya.

5. Dokter yang merawat dapat memperbaiki kesalahan penulisan dan

melakukannya pada saat itu juga serta dibubuhi paraf.

6. Penghapusan tulisan apapun tidak diperbolehkan

b) Kelengkapan isi Rekam Medis

Dokumen Rekam Medis pasien rawat jalan, rawat inap dan pasien gawat

darurat, minimal memuat informasi pasien tentang :

1. Identitas pasien

2. Anamnesis: yang berisi keluhan utam, riwayat sekarng, riwayat

penyakit yang pernah di derita dan riwayat keluarga tentang penyakit

yang mungkin diturunkan/kontak

3. Pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan fisik, laboratorium dan khusu

lainnya

4. Diagnosis yang meliputi diagnosis awal/kerja, diferensial diagnosa,

diagnosa utama, diagnosis lainnya.

(20)

6. Persetujuan tindakan/pengobatan

7. Catatan konsultasi

8. Catatan perawat dan tenaga kesehatan lain

9. Catatan observasi klinik dan hasil pengobatan

10. Resume akhir dan evaluasi pengobatan

11. Pengorganisasian

Dalam penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit, terhadap

kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Penerimaan pasien

2. Pencatatan

3. Pengelolaan data medis

4. Penyimpanan Rekam Medis

5. Pengambilan kembali Rekam Medis (Retrieval)

6. Pembinaan dan pengawasan

2.1.3 Kepemilikan dan Pemanfaatan Rekam Medis

Menurut (Permenkes No. 749a tahun 1989) Tentang Rekam

Medis/Medical Records, kepemilikan dan pemanfaatan Rekam Medis, disebutkan

bahwa :

Pasal 10 : Berkas Rekam Medis milik sarana pelayanan kesehatan. Isi Rekam

Medis milik pasien.

Pasal 11 : Rekam Medis merupakan berkas yang wajib dijaga kerahasiaannya.

Pasal 12 : Pemaparan isi Rekam Medis hanya boleh dilakukan oleh Dokter yang

(21)

kesehatan dapat memaparkan isi Rekam Medis tanpa ijin pasien

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 14 : Rekam Medis dapat dipakai sebagai: (a) dasar pemeliharaan kesehatan

dan pengobatan pasien, (b) bahan pembuktian dalam perkara hukum,

(c) bahan untuk keperluan penelitian dan pendidikan, (d) dasar

pembayaran biaya pelayanan kesehatan,(e) bahan untuk menyiapkan

statistik kesehatan.

Berkas Rekam Medis adalah milik Rumah Sakit, artinya Direktur rumah

sakit bertanggung jawab atas : hilangnya, rusaknya atau pemalsuan Rekam Medis,

penggunaan oleh orang/badan yang tidak berhak. Isi Rekam Medis adalah milik

pasien yang wajib dijaga kerahasiaannya.

Untuk melindungi kerahasiaan tersebut dibuat ketentuan-ketentu sebagai

berikut :

1. Hanya petugas Rekam Medis yang diijinkan masuk ruang penyimpanan

berkas Rekam Medis.

2. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh Rekam Medis untuk

badan-badan atau perorangan, kecuali yang telah ditetapkan oleh peraturran

perundang-undangan yang berlaku.

3. Selama penderita dirawat, Rekam Medis menjadi penanggung jawab

perawat ruangan dan menjaga dipakai sebagai :

1. Sumber informasi medis dari pasien yang berobat ke Rumah Sakit

yang berguna untuk keperluan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan

(22)

2. Alat komunikasi antara Dokter dengan para medik dalam usaha

memberikan pelayanan, pengobatan dan perawatan.

3. Bukti tertulis (documentary evidence) tentang pelayanan yang telah

diberikan oleh Rumah Sakit dan keperluan lain.

4. Alat untuk analisa dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang

diberikan oleh Rumah Sakit.

5. Alat untuk melindungi kepentingan hukum bagi pasien, Dokter tenaga

kesehatan lainnya di Rumah Sakit.

6. Untuk penelitian dan pendidikan.

7. Untuk Perencanaan dan pemanfaatan sumber daya.

8. Untuk keperluan lain yang ada kaitannya dengan Rekam Medis.

Khususnya mengenai tindakan medis atau informed consent yang diatur

dalam (Permenkes No. 585 tahun 1989) tentang Persetujuan Tindakan Medis,

disebutkan bahwa persetujuan tindakan medis yang diberikan pasien atau

keluarganya diberikan secara tertulis, lisan atau tindakan isyarat bila telah

memperoleh informasi tentang tindakan medis yang akan diterimanya.

Informasi tersebut meliputi (a) diagnosis dan alas an tindakan yang akan

dilakukan, (b) kemungkinan yang terjadi apabila tindakan tersebut tidak

dilakukan, (c) Kemungkinan yang terjadi apabila tindakan tersebut dilakuakan, (d)

prognosis penyakitnya, (e) pengobatan dan cara pengobatannya.

(23)

Rekam Medis pada hampir semua lembaga pelayanan kesehatan disimpan

menurut Nomor, yaitu berdasarkan nomor pasien masuk (admission number).

Menurut Buku Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit,

(1991 : 13) ada 3 (tiga) macam system pemberian nomor pasien masuk (admission

numbering system) yang umum dipakai yaitu :

1. Pemberian nomor secara Seri (Serial Numbering System)

Dengan system ini setiap pasien mendapat nomor baru setiap kunjungan

ke Rumah Sakit. Jika pasien berkunjung lima kali, mendapat lima nomor

yang berbeda. Semua nomor yang diberikan kepada pasien tersebut harus

di catat pada Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) pasien yang

bersangkutan. Rekam Medis-nya disimpan diberbagai tempat sesuai

nomor yang telah diperoleh.

2. Pemberian nomor cara Unit ( Unit Numbering System)

Sistem ini memberikan hanya satu unit Rekam Medis kepada pasien baik

pasien tersebut berobat jalan maupun rawat inap. pada saat orang pasien

berkunjung pertama kali ke Rumah Sakit apakah sebagai pasien berobat

jalan maupun untuk dirawat, kepadanya diberikan satu nomor (admitting

number) yang akan dipakai selamanya setiap kunjungan berikutnya,

sehingga pasien tersebut hanya mempunyai satu Rekam Medis yang

tersimpan dibawah satu nomor.

3. Pemberian nomor cara Seri Unit (Serial Unit Numbering System)

Sistem ini merupakan gabungan antara Sistem Seri dan Sistem Unit.

(24)

tetapi Rekam Medis-nya yang terdahulu digabungkan dan disimpan

dibawah nomor yang paling baru sehingga terciptalah satu unit Rekam

Medis. Apa bila satu Rekam Meis lama diambil dan dipindahkan

tempatnya ke nomor yang baru, ditempat yang lama diberi tanda petunjuk

yang menunjukkan kemana Rekam Medis tersebut dipindahkan. Tanda

petunjuk tersebut diletakkan menggantikan tempat Rekam Medis yang

lama.

Dari ketiga macam sistem penomoran berdasarkan nomor pasien masuk

tersebut, pemberian nomor cara Unit lah yang lebih baik digunakan, karena

dengan cara ini seorang pasien hanya memiliki satu nomor setiap kunjungan ke

Rumah Sakit, dan Rekam Medisnya baik rawat jalan maupun rawat inpa

terkumpul dalam satu map (folder) sehingga dengan cepat sehingga memebrikan

gambaran yang lengkap mengenai riwayat penyakit dan pengobatan seorang

pasien kepada Rumah Sakit maupun staf medis lainnya. Selain itu juga

menghilangkan kerepotan mencari/mengumpulkan Rekam Medis pasien yang

terpisah-pisah seperti pada Sistem Seri, menghilangkan kerepotan mengambil

Rekam Medis lama untuk disimpan ke nomor baru seperti dalam Sistem Seri

Untit.

2.2.2 Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis

Kegiatan menyimpan berkas Rekam Medis merupakan usaha melindungi

Rekam Medis dari kerusakan fisik da nisi Rekam Medisitu sendiri. Rekam Medis

harus disimpan dan dirawat dengan baik karena Rekam Medis merupakan harta

(25)

Ada 2 (dua) cara pengurusan penyimpanan dalam pengolahan Rekam

Medis yaitu :

1. Penyimpanan Sentralisasi

Sentralisasi adalah penyimpanan berkas Rekam Medis pasien dalam satu

kesatuan baik catatan kunjungan Poliklinik maupun catatan selama seorang

pasien dirawat, disimpan pada satu tempat yaitu bagian Rekam Medis.

Kelebihan Sistem Sentralisasi adalah :

a. Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan

berkas Rekam Medis

b. Mengurangi jumlah biaya yang dipergunakan untuk peralatan dan ruangan

c. Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis mudah di

Standarisasikan

d. Memungkinkan peningkatan Efesiensi kerja petugas penyimpanan

e. Mudah menerapkan sistem Unit Record

Kekurangan Sistem Sentralisasi adalah :

a. Petugas menjadi lebih sibuk, Karena harus menangani unut rawat jalan dan

unit rawat inap

b. Tempat penerimaan pasien harus bertugas selama 4 jam

2. Penyimpanan Desentralisisasi

Desentralisasi adalah penyimpanan Rekam Medis pada masing-masing unit

pelayanan. Terjadi pemisahan antara Rekam Medis pasien poliklinik dengan

(26)

Poliklinik yang bersangkutan, sedangkan Rekam Medis pasien dirawat

disimpan dibagian Rekam Medis.

Kelebihan Sistem Desentralisasi adalah :

a. Efesiensi waktu, sehingga pasien mendapat pelayanan lebih cepat

b. Beban cerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan

c. pengawasan terhadap Rekam Meis lebih mudah karena lingkungan lebih

sempit

Kekurangan Sistem Desentralisasi

a. Terjadi duplikasi dalam pembuatan Berkas Rekam Medis sehingga

informasi tentang riwayat penyakit pasien terpisah

b. Biaya yang diperlukan untuk pengadaan Rekam Medis, peralatan dan

ruangan lebih banyak

c. Bentuk/isi Rekam Medis berbeda

d. Menghambat pelayanan bila RekamMedis dibutuhkan oleh unit lain

Secara teori cara di-Sentralisasi lebih baik dari pada Desentralisasi, tetapi

pada pelaksanaanya tergantung pada situasi dan kondisi masing-masing Rumah

sakit. Hal-hal yang mempengaruhi yang berkaitan dengan situasi dan kondisi

tersebut antara lain :

1) Karena terbatasnya tenaga yang terampil, khususnya yang menangani

pengolahan Rekam Medis.

2) Kemampuan dana Rumah Sakit, terutama Rumah sakit yang dikelola oleh

pemerintah daerah.

(27)

Lokasi ruangan Rekam Medis harus dapat memberi pelayanan cepat

kepada seluruh pasien, mudah dijangkau dari segala penjuru, dan mudah

menunjang pelayanan administrasi. Alat penyimpanan yang baik, penerangan

yang baik, pengaturan suhu ruangan, pemeliharaan ruangan, perhatian terhadap

faktor keselamatan petugas, bagi sautu ruangan penyimpanan Rekam Medis

sangat membantu memelihara dan mendorong kegairahan kerja dan produktivitas

pegawai. Penerangan atau lampu yang baik, menghindari kelelahan penglihatan

petugas. Perlu diperhatikan pengaturan suhu ruangan, kelembaban, pencegahan

debu dan pencegahan bahaya kebakaran.

Ruangan penyimpanan arisp harus memperhatikan hal-hal berikut :

1. Ruangan penyimpanan berkas Rekam Medis jangan terlalu lembab, harus

dijaga supaya tetap kering. supaya ruangan tidak terlalu lembabperlu diatur

berkisar 650 F sampai 750 F dan kelembaban udara sekitar 50% sampai 65%.

Untuk dihidupkan selama 24 jam terus menerus. Perhatikan AC juga bisa

mengurangi banyaknya debu.

2. Ruangan harus terang, dan sebaiknya menggunakan penerangan alam, yaitu

sinar matahari. Sinar matahari, selain memberikan penerangan ruangan, juga

dapat membantu membasmi musuh kertas berkas Rekam Medis.

3. Ruangan hendaknya terhindar dari serangan hama, perusak atau pemakan

kertas berkas Rekam Medis, antara lain jamur, rayap, ngengat. Untuk

menghindarinya dapat digunakan sodium arsenite, dengan meletakkannya

dicelah-celah lantai. Setiap enam bulan sekali ruangan disemprot dengan racun

(28)

dengan cara menyemprotkan racun pada dinding, lantai dan alat-alat yang

dibuat dari kayu.

4. Ruangan penyimpanan berkas Rekam Medis sebaiknya terpisah dari ruangan

kantor lain untuk menjaga keamanan berkas Rekam Medis-berkas Rekam

Medis tersebut mengingat bahwa berkas Rekam Medis tersebut sifatnya

rahasia, mengurangi lalu lintas pegawai lainnya, dan menghindari pegawai lain

memasuki ruangan sehingga pencurian berkas Rekam Medis dapat dihindari.

(Wursanto, 1991 : 221). Alat penyimpanan Rekam Medis yang umum dipakai

adalah rak terbuka (open self file unit), lemari 5 (lima) laci (five-drawer file

cabinet), dan roll o’pack. Alat ini hanya mampu dimiliki oleh rumah sakit

tertentu karena harganya yang sangat mahal. Rak terbuka dianjurkan karena

harganya lebih murah, petugas dapat mengambil dan menyimpan Rekam Medis

lebih cepat, dan menghenat ruanngan dengan menampung lebih banyak Rekam

medis dan tidak terlalu makan tempat. Harus tersedia rak-rak penyimpanan

yang dapat diangkat dengan mudah atau rak-rak beroda.

5. Jarak antara dua buah rak untuk lalu lalang, dianjurkan selebar 90cm. Jika

menggunakan lemari leaci dijejer satu baris, ruangan lowong didepannya harus

90cm, jika diletakkan saling berhadapan harus disediakan ruang lowong paling

tidak 150cm, untuk memungkinkan membuka laci-laci tersebut. Lemari lima

laci memang tampak lebih rapid an Rekam Medis terlindung dari debu dan

kotoran dari luar. Pemeliharaan kebersihan yang baik, akan memelihara Rekam

(29)

keselamatan harus diutamakan pada bagian penyimpanan Rekam Medis.

(Dep.kes, 1991: 24).

2.2.4 Tata Cara Pengambilan Rekam Medis

Pengambilan Rekam Medis juga memiliki tata cara tertentu. Adapun tata

cara pengambilan Rekam Medis pasien yang dibutuhkan dari ruang penyimpanan

Rekam Medis adalah sebagai berikut :

a. Pengeluaran Rekam Medis

Ketentuan pokok yang harus ditaati ditempat penyimpanan adalah :

a. Berkas Rekam Medis tidak boleh keluar dari ruangan Rekam Medis, tanpa

tanda keluar/kartu permintaan.

b. Apabila Rekam Medis dipinjam, wajib dikembalikan dalam keadaan baik

dan tepat waktunya. Seharusnya setiap Rekam Medis kembali lagi ke

rak-nya pada setiap akhir kerja pada hari yang bersamaan.

c. Rekam Medis tidak di benarkan diambil dari Rumah sakit, kecuali atas

permintaan pengadilan.

d. Permintaan rutin terhadap Rekam Medis yang datang dari poliklinik, dari

dokter yang melakukan riset, harusdiajukan kebagian Rekam Medis setiap

hari pada jam yang telah ditentukan. Petugas harus menulis dengan benar

dan jelas nama pasien dan nomor Rekam Medisnya.

b. Petunjuk Keluar (Outguide)

Petunjuk keluar adalah suatu alat yang penting untuk mengawasi penggunaan

(30)

Rekam Medis yang diambil dari rak penyimpanan dan tetap berada di rak

tersebut sampai Rekam Medis yang diambil kembali.

c. Kode Warna Untuk Map (Sampul) Rekam Medis

Kode warna adalah untuk memberikan warna tertentu pada sampul, untuk

mencegah keliru simpan dan memudahkan mencari map yang salah simpan.

Garis-garis warna dengan posisi warna yang berbeda-beda pada pinggiran

folder, menciptakan bermacam-macam posisi warna yang berbeda-beda untuk

tiap section penyimpanan Rekam Medis. Terputus nya kombinasi warna dalam

satu seksi penyimpanan menunjukan adanya kekeliruan menyimpan. Cara yang

digunakan adalah 10 (sepuluh) macam warna untuk 10 (sepuluh) angka

pertama dari 0 (nol) sampai 9 (sembilan). (Dep. Kes, 1991 : 27).

2.3 Kerangka Konsep

Dari uraian kerangka teoritis dari kedua variable penelitian mengenai

ketidak tepatan petugas Rekam Medis dan tempat penyimpanan berkas Rekam

Medis rawat jalan, maka kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini,

bahwa petugas Rekam Medis sangat berpengaruh terhadap tempat penyimpanan

berkas Rekam Medis rawat jalan, yang nantinya akan menghasilkan pelayanan

yang berdampak pada peningkatan mutu pelayan di Rumah Sakit.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Ketidak tepatan petugas Rekam

Medis

1.Pendidikan

2. beban kerja

3. fasilitas

Tempat penyimpanan berkas

Rekam Medis rawat jalan periode

(31)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.

Menurut Notoatmodjo, 2012, metode penelitian deskriptif adalah suatu metode

penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif

kuantitatif ini digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara kompetensi

perekam medis terhadap ketepatan petugas Rekam Medis di tempat penyimpanan

berkas Rekam Medis di sebuah Rumah Sakit.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan melakukan survey awal sampai dengan tahap

penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juni 2016

3.2.2 Tempat Penelitian

Rumah Sakit Umum Haji Medan bertempat di jl.Rumah Sakit H., Percut

Sei Tuan, Sumatera Utara, Indonesia.

3.3 Populasi, Tekhnik Sampling dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Sutrisno Hadi, 2004, populasi merupakan seluruh individu yang

akan dikenakan sasaran generalisasi dari sample yang akan diambil dalam suatu

(32)

Rekam Medis di bagian tempat penyimpanan berkas Rekam Medis di RSU Haji

Provinsi Sumatera Utara sebanyak 7 (tujuh) orang petugas.

3.3.2 Tekhnik Sampling

Metode Sampling yang digunakan untuk subjek penelitian yang berjumlah

7 (orang) petugas Rekam Medis adalah teknik ini merupakan teknik pengambilan

sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti

sendiri berdasarkan sifat atau ciri-ciri populasi yang telah diketahui sebelumnya.

(Notoatmodjo, 2012).

3.3.3 Sampel

Menurut Notoatmodjo, 2012, sampel adalah bagian dari objek yang diteliti

jumlah dan karakteristiknya dan mewakili seluruh populasi tersebut. Adapun

populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah petugas Rekam Medis dibagian

tempat penyimpanan berkas Rekam Medis di RSU Haji Provinsi Sumatera Utara,

adapun jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

populasi sejumlah 7(tujuh) orang petugas (total sampling)

3.4 Variabel dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran

yang dimiliki atau didapat oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep

pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Variabel juga dapat diartikan sebagai

konsep yang mempunyai bermacam-macam niali. Adapun variabel-variabel yang

akan diamati oleh peneliti adalah sebagai berikut :

(33)

2. Beban Kerja

3. Fasilitas

3.4.2 Definisi Operasional

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variable-variabel yang

diteliti / diamati, perlu sekali variabel- variabel tersebut diberi batasan atau difinisi

operasional (Notoatmodjo, 2010). Adapun definisi Operasional pada penelitian ini

sebagai berikut :

No Variabel Definisi Operasional

1 Pendidikan Proses yang digunakan setiap individu untuk mendapatkan pengetahuan, wawasan, serta mengembangkan sikap dan keterampilan. pendidikan juga merupakan salah satu bentuk pertolongan atau bimbingan yang diberikan orang yang mampu, dewasa dan memiliki ilmu ilmu terhadap perkembangan orang lain untuk mencapai kedewasaan dengan tujuan supaya pribadi yang dididik memiliki kecakapan yang cukup dalam melaksanakan segaloa kebutuhan hidupnya secara mandiri.

2. Beban Kerja Kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai denngan seimbang terhadap kemampuan fisik maupun psikologis pekerja yang menerima beban kerja tersebut. Beban kerja dapat beruba beban kerja fisik dan beban kerja psikologis. Beban kerja fisik dapat berupa beratnya pekerjaan seperti mengangkat, merawat, mendorong. Sedangkan beban kerja psikologis dapat berupa sejauh mana tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu dengan individu lainnya

3. Fasilitas segala sesuatu hal yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan segala sesuatu usaha

(34)

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan utnuk pengumpulan

data (notoatmodjo, 2010). Maka instrumen yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah :

1. Kesioner

Kuesioner adalah daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan baik,

sudah matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan

memberikan tanda-tanda tertentu (notoatmodjo, 2010). kuesioner yang disusun

merupakan kuesioner tertutup yang diberikan kepada petugas koder.

Tabel 3.1 Nilai Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Nilai

a. Setuju (S) 3

b. Netral (N) 2

c. Tidak Setuju (TS) 1

Selanjutnya untuk menentukan kategori dari setiap rata-rata jawaban dari setiap aspek yang digunakan skala nilai seperti pada tabel 3.2 berikut

Tabel 3.2 Skala Nilai Kategori Jawaban

Skala Nilai Kategori

40-55% Kurang

56-75% Cukup

76-100% Baik

3.6 Tekhnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperoleh dari data Primer yang dilakukan dari

kuesioner yang diberikan kepada petugas Rekam Medis bagian penyimpanan

(35)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Rumah Sakit

4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Haji Medan

Sejak awal tahun 1960-an sudah muali terdengar suaa dari kalangan Umat

Islam di Suamtera Utara, khususnya di Kotamadya Medan, yang mendambakan

sebuah rumah sakit yang benar-benar benafaskan Islam. Hala ini disebabkan

karena rumah sakit yang telah ada dirasakan belum mampu membawakan dakwah

atau misi Islam secara menyeluruh. Sementara itu beberapa rumah sakit yang

membawakan misi dari agama lain sudah lebuh dulu ada dikota Medan.

Sementara gagasan mendirikan rumah sakit yang bernafaskan Islam terus

berkembang. Pada musim haji tahun 1990 terjadi musibah terowongan Mina yang

banyak menimbulkan korban Jemaah Haji Indonesia. Gagasan mendirikan sebuah

rumah sakit yang bernafaskan Islam dicetuskan pula oleh Bapak Gubernur

Provinsi Sumatera Utara pada kegiatan Safari Ramadhan 1410 H yang lalu.

Pada tanggal 28 Februari 1991 di Jakarta, Presiden Republik Indonesia

menandatangani Prasasti untuk ke-empat Rumah Sakit Haji, yakni Jakarta,

Surabayan, Ujung Pandang dan Medan. Melalui Surat Keputusan Gubernur

Provinsi Sumatera Utara No. 445. 05 / 712. K, tanggal 7 Maret 1991 dibentuk

panitia pembangunan Rumah Sakit Haji Medan dan akhirnya diletakkan batu

pertama pembangunan Rumah Sakit Haji Medan oleh Bapak Menteri Agama

(36)

Sumatera Utara pada tanggal 11 Maret 1991. Alhamdullilah, pada tanggal 4 juni

1992, Bapak Presiden Soeharto berkenan meresmikan Rumh Sakit Haji Medan.

Pada tanggal 3 Juni 1998 dibentuk Yayasan Rumah Sakit Haji Medan

dengan Ketua Umum Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Dan pada tanggal 30

November 2011 Yayasan Rumah Sakit Haji Medan dibubarkan / dilikuidasi

Yayasan Rumah Sakit Haji Medan.

Pada tanggal 29 Desember 2011 secara resmi dilakukan acara pengalihan

Pengelolaan Yayasan Rumah Sakit Haji Medan kepada Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara.

4.1.2 Gambaran Rumah Sakit Umum Haji Medan

Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera Utara sebagai rumah

sakit kelas B diproyeksikan sebagai rumah sakit rujukan kesehatan yang utama di

wilayah Sumatera Utara dan sekitarnya. Pada saat ini potensi pasar yang dilayani

khususnya di wilayah Sumatera Utara dan sekitarnya masih cukup besar,

mengingat daerah ini merupakan salah satu wilayah terbesar ketiga di Indonesia

yang berkembang cepat, baik dar sektor Pertanian, Industri Pengolahan,

Perdagangan, Hotel dan Restoran, Bangunan, Pertambangan dan penggalian, serta

listrik, Gas dan Air Bersih. Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara pada tahun

2013 sebanyak 13.326.307 jiwa dengan kepadatan penduduk 184 jiwa/km.

Lokasi Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera Utara berada

di Kabupaten Deli Serdang dan berada di perlintasan perbatasan kota Medan.

Selain Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera Utara, di Deli Serdang

(37)

RSUD Lubuk Pakam dengan kelas C. Jika dibandingkan dengan RSUD Lubuk

Pakam, Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera Utara lebih unggul

baik dilihat dari sisi kelas pelayanan, volume pelayanan maupun dari sisi sarana

dan prasarana. Namun demikian, Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi

Sumatera Utara juga harus meningkatkan mutu pelayanan, kualitas dan

kompetensi SDM, pengelolaan keuangan dan manajemen serta sarana dan

prasarana termasuk menciptakan kenyamanan lingkunagan dengan mewujudkan

Rumah Sakit Swasta yang semakin menjamur di ( Go Green ) untuk menghadapi

Rumah Sakit Swasta yang semakin menjamur di Sumatera Utara khususnya di

wilayah Kabupaten Deli Serdang.

Saat ini, potensi daya beli masyarakat didominasi pada posisi kelas

menengah ke bawah, karena mata pencaharian mayoritas adalah industri dan

perkebunan. Namun dengan perkembangan perekonomian di Sumatera utara

khususnya di sekitar lingkungan Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi

Sumatera Utara telah berkembang perumahan-perumahan mewah. Hal ini sangat

memungkinkan potensi daya beli masyarakat sehingga meningkatkan permintaan

pelayanan kelas menengah ke atas.

Jika dilihat secara umum, kondisi di Sumatera Utara pada tahun 2013

tercermin sebagai berikut : angka kematian neonatal sebesar 26 per seribu

kelahiran hidup, angka kematian bayi sebesar 40 per seribu kelahiran hidup, angka

kematian balita sebesar 54 per seribu balita hidup, angka kematian ibu sebesar 137

(38)

4.1.3 Visi dan Misi Rumah Sakit Haji Medan

Visi : Rumah Sakit Unggulan dari Pusat Rujukan dengan Pelayanan Bernuansa Islami, Ramah Lingkungan Berdaya Saing sesuai

Standar Nasional dan Internasional.

Misi : 1. Meningkatkan profesionalisme, kompetensi sumber daya manusia Rumah sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera

Utara yang memiliki integritas dan religius.

2. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana Rumah Sakit Haji

Medan sesuai standar Nasional dan Internasional dengan prinsip

kenyamanan dan keselamatan.

3. Meningkatkan kesejahteraan sumber daya manusia Rumah Sakit

Umum Haji Medan Provinsi Suamtera Utara melalui Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

4. Meningkatkan kemudahan jangkauan pelayanan kesehatan.

5. Meningkatkan pelayanana yang berkualitas, transparan, bersih,

ramah, aman dan nyaman serta lingkunagan yang sehat

bernuansa Go Green.

4.2 Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian di peroleh pengaruh ketidak tepatan petugas rekam

medis terhadap tempat pinyampanan berkas rekam medis pasien rawat jalan pada

(39)

4.2.1 Pendidikan Petugas Rekam Medis

Tabel 4.1: Distribusi Frekuensi Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Pasien Rawat Jalan Medis Berdasarkan Pendidikan di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2016

No Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (%)

1. SMA 4 57,1%

2. D3 1 14,3%

3 S1 2 28,6%

Total 7 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden pendidikan SMA 4

orang (57%), responden pendidikan D3 sebanyak 1 (14%), responden pendidikan

S1 sebanyak 2 (29%)

4.2.2 Beban Kerja Petugas Rekam Medis

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien rawat Jalan berdasarkan beban kerja di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2016

No Umur Frekuensi Persentase (%)

1. 25-32 Tahun 1 14,3 %

2. >33 Tahun 6 85,7 %

Total 7 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang

berumur 25-32 Tahun sebanyak 1 orang (14,3%), dan responden yang berumur

(40)

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien rawat Jalan berdasarkan beban kerja di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2016

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase%

1. Laki-Laki 2 28,6%

2. Perempuan 5 71,4%

Total 7 100

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas jenis kelamin

Laki-laki adalah sebanyak 2 orang (28,6%), dan minoritas jenis kelamin

perempuan sebanyak 5 orang (71,4%)

4.2.3 Fasilitas Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis

Dari hasil penelitian diperoleh pengaruh ketidak tepatan petugas rekam

medis terhadap tempat penyimpanan berkas rekam medis rawat jalan berdasarkan

Fasilitas di RSU Haji Medan pada tahun 2016.

Tabel : 4.4 Distribusi Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Jalan berdasarkan Fasilitas di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2016

No Fasilitas Frekuensi Persentase (%)

1. Rak 5 71,4%

2. Ruangan 2 28,6%

Total 7 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pengaruh ketidak tepatan petugas

rekam medis terhadap tempat penyimpanan berkas rekam medis pasien rawat

jalan berdasarkan fasilitas Rak penyimpanan mayoritas Setuju sebanya

esponden (71,4%), Ruangan penyimpanan minoritas Netral sebanyak 2 responden

(41)

Tabel 4.5 Tabulasi Silang Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Jalan Berdasarkan Pendidikan di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2016

No Pendidikan Setuju Netral Tidak Setuju Total

F P F P F P F P

1. SMA 0 0% 2 28,6% 2 28,6% 4 57,1%

2. D3 1 14,3% 0 0 0 0% 1 14,3%

3. S1 0 0% 2 28,6% 0 0% 2 28,6%

Total 1 14,3% 4 57,1% 2 28,6% 7 100 Berdasarkan tabel diatas hasil penelitian pengaruh ketidak tepatan petugas

Rekam Medis terhadap tempat penyimpanan berkas Rekam Medis berdasarkan

Pendidikam di tempat penyimpanan berkas Rekam Medis pada tahun 2016, yang

berpendidikan SMA menjawab Netral sebanyak 2 orang (28,6%), Tidak Setuju

sebanyak 2 orang (28,6%). Yang berpendidikan Diploma menjawab Setuju

Sebanyak 1 orang (14,3%), Yang berpendidikan Sarjana menjawab Setuju Netral

2 orang (28,6%).

Tabel 4.6 Tabulasi Silang Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Jalan Berdasarkan Beban Kerja di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2016

No Jenis Kelamin

Setuju Netral Tidak Setuju Total

F P F P F P F P

1. Laki-Laki 2 28,6% 0 0% 0 0% 2 28,6%

2. Perempuan 0 0% 2 28,6% 3 42,9% 5 71,4% Total 2 28,6% 2 28,6% 3 42,9% 7 100%

Berdasarkan tabel diatas hasil penelitian pengaruh ketidak tepatan petugas

Rekam Medis terhadap tempat penyimpanan berkas Rekam Medis berdasarkan

(42)

menjawab Setuju pada kelomok laki-laki sebanyak 2 orang (28,6%), yang

menjawab Netral pada kelompok perempuan sebanyak 2 orang (28,6%), Tidak

Setuju sebanyak 3 orang (42,9%).

Tabel 4.7 Tabulasi Silang Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Jalan Berdasarkan Beban Kerja di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2016

No Umur Setuju Netral Tidak

Berdasarkan tabel diatas hasil penelitian pengaruh ketidak tepatan petugas

Rekam Medis terhadap tempat penyimpanan berkas Rekam Medis berdasarkan

Beban Kerja di tempat penyimpanan berkas Rekam Medis pada tahun 2016, yang

menjawab Setuju pada kelompok umur 25-32 Tahun sebanyak 1 orang (14,3%),

yang menjawab Netral pada kelompok umur >33 Tahun sebanyak 3 orang

(42,9%), , Tidak Setuju 3 orang (42,9%).

Tabel 4.8 : Tabulasi Silang Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Jalan Berdasarkan Fasilitas di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2016

(43)

Berdasarkan tabel diatas hasil penelitian pengaruh ketidak tepatan petugas

Rekam Medis terhadap tempat penyimpanan berkas Rekam Medis berdasarkan

fasilitas di tempat penyimpanan berkas Rekam Medis pada tahun 2016, yang

menjawab Setuju pada Kelompok Rak sebanyak 1 orang (14,3%), Netral

sebanyak 1 orang (14,3%), yang menjawab Setuju pada kelompok Ruangan

sebanyak 4 orang (57,1), Netral sebanyak 1 orang (14,3%),

4.3 Pembahasan Penelitian

Pendidikan proses yang digunakan setiap individu untuk mendapatkan

pengetahuan, wawasan, serta mengembangkan sikap dan keterampilan.

pendidikan juga merupakan salah satu bentuk pertolongan atau bimbingan yang

diberikan orang yang mampu, dewasa dan memiliki ilmu ilmu terhadap

perkembangan orang lain untuk mencapai kedewasaan dengan tujuan supaya

pribadi yang dididik memiliki kecakapan yang cukup dalam melaksanakan segala

kebutuhan hidupnya secara mandiri.

Berdasarkan tabel diatas hasil penelitian pengaruh ketidak tepatan petugas

Rekam Medis terhadap tempat penyimpanan berkas Rekam Medis berdasarkan

Pendidikam di tempat penyimpanan berkas Rekam Medis pada tahun 2016, yang

berpendidikan SMA menjawab Netral sebanyak 2 orang (28,6%), Tidak Setuju

sebanyak 2 orang (28,6%). Yang berpendidikan Diploma menjawab Setuju

Sebanyak 1 orang (14,3%), Yang berpendidikan Sarjana menjawab Setuju Netral

2 orang (28,6%).

Beban Kerja. kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Dari

(44)

denngan seimbang terhadap kemampuan fisik maupun psikologis pekerja yang

menerima beban kerja tersebut. Beban kerja dapat beruba beban kerja fisik dan

beban kerja psikologis. Beban kerja fisik dapat berupa beratnya pekerjaan seperti

mengangkat, merawat, mendorong. Sedangkan beban kerja psikologis dapat

berupa sejauh mana tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu

dengan individu lainnya.

Berdasarkan tabel diatas hasil penelitian pengaruh ketidak tepatan petugas

Rekam Medis terhadap tempat penyimpanan berkas Rekam Medis berdasarkan

Beban Kerja di tempat penyimpanan berkas Rekam Medis pada tahun 2016, yang

menjawab Setuju pada kelomok laki-laki sebanyak 2 orang (28,6%), yang

menjawab Netral pada kelompok perempuan sebanyak 2 orang (28,6%), Tidak

Setuju sebanyak 3 orang (42,9%).

Berdasarkan tabel diatas hasil penelitian pengaruh ketidak tepatan petugas

Rekam Medis terhadap tempat penyimpanan berkas Rekam Medis berdasarkan

Beban Kerja di tempat penyimpanan berkas Rekam Medis pada tahun 2016, yang

menjawab Setuju pada kelompok umur 25-32 Tahun sebanyak 1 orang (14,3%),

yang menjawab Netral pada kelompok umur >33 Tahun sebanyak 3 orang

(42,9%), , Tidak Setuju 3 orang (42,9%).

Fasilitas segala sesuatu hal yang dapat memudahkan dan memperlancar

pelaksanaan segala sesuatu usaha.

Berdasarkan tabel diatas hasil penelitian pengaruh ketidak tepatan petugas

Rekam Medis terhadap tempat penyimpanan berkas Rekam Medis berdasarkan

(45)

menjawab Setuju pada Kelompok Rak sebanyak 1 orang (14,3%), Netral

sebanyak 1 orang (14,3%), yang menjawab Setuju pada kelompok Ruangan

sebanyak 4 orang (57,1), Netral sebanyak 1 orang (14,3%),

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan

bahwa Fasilitaslah yang mempengaruhi Tempat Penyimpanan Berkas Rekam

(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan Bab IV, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Hasil Penelitian Mengenai Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Berdasarkan

Pendidikan di Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Jalan

di Rumah Sakit Umum Haji Medan, terdapat 4 orang yang menjawab Tidak

Setuju (57,1%), yang menjawab Netral sebanyak 4 orang (57,1%), yang

menjawab Setuju sebanyak 1 orang (14,3%)

2. Hasil Penelitian Mengenai Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Berdasarkan

Beban Kerja di Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Jalan

di Rumah Sakit Umum Haji Medan, pada kelompok Jenis Kelamin, terdapat 2

orang yang menjawab Setuju (28,6%), yang menjawab Netral sebanyak 2

orang (28,6%), yang menjawab Tidak Setuju Sebanyak 3 orang (42,9%). Pada

Kelompok Umur, terdapat 3 orang yang menjawab Tidak Setuju (42,9%) yang

menjawab Netral sebanyak 3 orang (42,9%), yang menjawab Setuju sebanyak

1 orang (14,3%).

3. Hasil Penelitian Mengenai Ketidak tepatan Petugas Rekam Medis Berdasarkan

Fasilitas di Temapat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Jalan di

Rumah Sakit Umum Haji Medan, pada Kelompok Rak terdapat 1 orang yang

(47)

pada kelompok Ruangan terdapat 4 orang yang menjawab Setuju (57,1%),

yang menjawab Netrla sebanyak 1 orang (14,3%).

4. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan

bahwa Fasilitaslah yang mempengaruhi Tempat Penyimpanan Berkas Rekam

Medis Pasien Rawat Jalan di RSU Haji Medan.

5.2 Saran

Dari pembahasan dan hasil penelitian maka saran yang penulis sampaikan

adalah sebagai berikut :

5.2.1 Pelayanan Kesehatan

Diharapkan bagi instansi Rumah Sakit melakukan pekerjaan lebih baik

lagi sehingga mampu membuat petugas mencegah ketidak tepatan penyimpanan

Berkas Rekam Medisrawat jalan.

5.2.2 Institusi Pendidikan

Apikes Imelda Medan, agar dapat meluangkan banyak waktu praktek kerja

lapangan pada bagian Rekam Medis dilembaga pelayanan kesehatan.

5.2.3 Peneliti Selanjutnya

Agar mencoba penelitian yang lebih berkompeten dari sebuah Rumah

Sakit sehingga dapat membantu pihak lembaga kesehatan memberikan pelayanan

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Gatot, Kaca. 2010, DefinisiTugasdanFungsiRumahSakitMenurut WHO.http://Kedaiobatcocc.wordpress.comDiaksespadatanggal 5 Juni 2016 Pukul 19:00 WIB.

WoZalukhu, 2010 TempatPenyimpananBerkasRekamMedis.

http://repository.usu.ac.idDiaksespadatanggal 10 juni 2016 pukul 19.00 WIB

Depkes.Kes, 1991 :24. RuangPengolahandanPenyimpananBerkasRekamMedis.http://ochatwe

ntyone.wordpress.comDiaksespadatanggal 16 Juni 2016 Pukul 20.15 WIB Encyclopedia Americana, 1978 PengertianPendidikan.

http://qwiki.net.comDiaksespadatanggal 12 juni 2016 Pukul 23.00 WIB Manauba, 2000.PengertianBebanKerja.

http://www.psychologymania.com/2013/01Diaksespadatanggal 13 Juni 2016 Pukul 20.00 WIB

Prof.Dr.SuharisimiArikunto, 2010 PengertianFasilitas.

http://www.PengertianFasilitasmenurutparaahli.net.com Diaksespadatanggal 05 Juli 2016 Padapukul 13.00 WIB

(49)

LEMBAR KONSUL

Nama : Ade Nurmayanti

NIM : 1313466001

Dosen Pembimbing : Parmen Silalahi, SKM, M.Kes

Judul Penelitian : Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Jalan Pada Bulan April-Mei di Rumas Sakit Umum Haji Medan Pada Tahun 2016

No Tanggal Materi Konsultasi Hasil

Konsul

Paraf 1 31 Mei 2016 Pengajuan Judul KTI Perbaikan

2 01 Juni 2016 Pengajuan Judul KTI ACC 15 25 Juli 2016 Lembar Persetujuan, Lembar

Pengesahan, Daftar Riwayat Hidup, Daftar Isi, Kata Pengantar, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran, Bab 1, Bab II, Bab III, Bab IV, Bab V, Daftar Pustaka dan Abstrak

ACC Jilid

Diketahui oleh : Dosen Pembimbing

(50)

BUKTI REVISI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ade Nurmayanti

NIM : 1313466001

Tingkat : III-A Apikes

Benar telah melakukan revisi penelitian saya yang berjudul Pengaruh

Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas

Rekam Medis Rawat Jalan Pada Bulan April-Mei di Rumas Sakit Umum Haji

Medan Pada Tahun 2016“.

Demikian surat ini saya perbuat untuk dipergunakan seperlunya.

Diketahui oleh:

Penguji I

(51)

BUKTI REVISI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ade Nurmayanti

NIM : 1313466001

Tingkat : III-A Apikes

Benar telah melakukan revisi penelitian saya yang berjudul Pengaruh

Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas

Rekam Medis Rawat Jalan Pada Bulan April-Mei di Rumas Sakit Umum Haji

Medan Pada Tahun 2016 “.

Demikian surat ini saya perbuat untuk dipergunakan seperlunya.

Diketahui oleh:

Penguji II

(52)

BUKTI REVISI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ade Nurmayanti

NIM : 1313466001

Tingkat : III-A Apikes

Benar telah melakukan revisi penelitian saya yang berjudul Pengaruh

Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas

Rekam Medis Rawat Jalan Pada Bulan April-Mei di Rumas Sakit Umum Haji

Medan Pada Tahun 2016 “.

Demikian surat ini saya perbuat untuk dipergunakan seperlunya.

Diketahui oleh:

Penguji III

Gambar

Tabel 1.1 Kondisi Ketenagaan Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi
Tabel 3.1 Nilai  Alternatif Jawaban
Tabel 4.1: Distribusi Frekuensi Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Pasien
Tabel 4.6   Tabulasi Silang Pengaruh Ketidak Tepatan Petugas Rekam Medis Terhadap Tempat Penyimpanan Berkas Rekam Medis
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pengelolaan penyimpanan berkas rekam medis sangat penting untuk dilakukan dalam suatu institusi pelayanan. Menurut hasil wawancara dengan kepala petugas rekam medis di

Berdasarkan wawancara dengan petugas rekam medis, bahwa Sistem penyimpanan berkas inaktif di RSUD Kota Yogyakarta menggunakan sistem pencitraan (imaging), sebab lebih

PENDISTRIBUSIAN REKAM MEDIS KE POLIKLINIK DI RUMAH SAKIT AN-NISA TANGERANG. TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS DI

Pengelolaan penyimpanan berkas rekam medis sangat penting untuk dilakukan dalam suatu institusi pelayanan. Menurut hasil wawancara dengan kepala petugas rekam medis di

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan petugas dan beban kerja di bagian penyimpanan berkas rekam medis di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia

Berdasarkan survei awal yang penulis lakukan pada bulan April 2017 di RSUD Toto Kabila pada unit rekam medis ditemukan 5 berkas rekam medis dari 5 berkas rekam medis rawat inap di

Proses penyediaan berkas rekam medis rawat jalan pasien lama di RSUD Panembahan Senopati Bantul dalam proses penyediaan berkas rekam medis terkendala dengan

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Objek Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Subjek Petugas Penyimpanan Kepala Instalasi Rekam Medis Pengukuran Variabel Observasi dengan