Probabilitas dan Statistika
Overview
•
Statistika
•
Pengumpulan Data
•
Rangkuman Data
•
Probabilitas
•
Distribusi Peluang Diskrit
•
Distribusi Peluang Kontinu
Overview (1)
•
Penaksiran
•
Uji Hipotesa Rata-rata Satu Variabel Acak
•
Uji Hipotesa Rata-rata Dua Variabel Acak
•
Uji Hipotesa Untuk Variansi Suatu Populasi
•
Metode Regresi
•
Analisa Regresi Linear Satu Variabel Acak
•
Analisa Regresi Linear Lebih Dari Satu
Penilaian
•
UTS; 30%
•
UAS; 30%
•
Tugas Besar; 20%
•
Tugas Harian; 10%
STATISTIKA :
Kegiatan untuk :• mengumpulkan data • menyajikan data
• menganalisis data dengan metode tertentu • menginterpretasikan hasil analisis
KEGUNAAN
?
STATISTIKA DESKRIPTIF :
Berkenaan dengan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian sebagian atau seluruh data (pengamatan) tanpa pengambilan kesimpulan
STATISTIKA INFERENSI :
Setelah data dikumpulkan, maka dilakukan berbagai metode statistik untuk
menganalisis data, dan kemudian dilakukan interpretasi serta diambil kesimpulan. Statistika inferensi akan menghasilkan generalisasi (jika sampel representatif)
Melalui fase
dan fase
2. Statistika & Metode Ilmiah
METODE ILMIAH :
Adalah salah satu cara mencari kebenaran yang bila ditinjau dari segi penerapannya, resiko untuk keliru paling kecil.
LANGKAH-LANGKAH DALAM METODE ILMIAH : 1. Merumuskan masalah
2. Melakukan studi literatur
3. Membuat dugaan-dugaan, pertanyaan-pertanyaan atau hipotesis
4. Mengumpulkan dan mengolah data, menguji hipotesis, atau menjawab pertanyaan
5. Mengambil kesimpulan
PERAN STATISTIKA
INSTRUMENSAMPEL
VARIABEL SIFAT DATA
3. Data
DATA terbagi atas DATA KUALITATIF dan DATA KUANTITATIF
DATA KUALITATIF :
Data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka.
Contoh : jenis pekerjaan, status marital, tingkat kepuasan kerja
DATA KUANTITATIF :
Data yang dinyatakan dalam bentuk angka
Contoh : lama bekerja, jumlah gaji, usia, hasil ulangan
DATA
JENIS DATA
NOMINAL
ORDINAL INTERVALRASIO
4. Data
DATA NOMINAL :
Data berskala nominal adalah data yang diperoleh dengan cara kategorisasi atau klasifikasi.
CIRI : posisi data setara
tidak bisa dilakukan operasi matematika (+, -, x, :) CONTOH : jenis kelamin, jenis pekerjaan
DATA ORDINAL :
Data berskala ordinal adalah data yang dipeoleh dengan cara kategorisasi atau klasifikasi, tetapi di antara data tersebut terdapat hubungan
CIRI : posisi data tidak setara
tidak bisa dilakukan operasi matematika (+, -, x, :) CONTOH : kepuasan kerja, motivasi
DATA INTERVAL :
Data berskala interval adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, di mana jarak antara dua titik skala sudah diketahui.
CIRI : Tidak ada kategorisasi
bisa dilakukan operasi matematika
CONTOH : temperatur yang diukur berdasarkan 0C dan 0F, sistem kalender
DATA RASIO :
Data berskala rasio adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, di mana jarak antara dua titik skala sudah diketahui dan mempunyai titik 0 absolut.
CIRI : tidak ada kategorisasi
5. Pengolahan Data
PROSEDUR PENGOLAHAN DATA :
A. PARAMETER : Berdasarkan parameter yang ada statistik dibagi menjadi
• Statistik PARAMETRIK : berhubungan dengan inferensi statistik yang membahas parameter-parameter populasi; jenis data
interval atau rasio; distribusi data normal atau mendekati normal.
• Statistik NONPARAMETRIK : inferensi statistik membahas
parameter-parameter populasi; jenis data nominal atau ordinal; distribusi data tidak diketahui atau tidak normal
B. JUMLAH VARIABEL : berdasarkan jumlah variabel dibagi menjadi
• Analisis UNIVARIAT : hanya ada 1 pengukuran (variabel) untuk n
sampel atau beberapa variabel tetapi masing-masing variabel dianalisis sendiri-sendiri. Contoh : korelasi motivasi dengan pencapaian akademik.
• Analisis MULTIVARIAT : dua atau lebih pengukuran (variabel)
untuk n sampel di mana analisis antar variabel dilakukan
bersamaan. Contoh : pengaruh motivasi terhadap pencapaian akademik yang dipengaruhi oleh faktor latar belakang
7. Penyajian Data
TABEL
Tabel 1.1 Bidang Pekerjaan berdasarkan Latar Belakang Pendidikan
Count
1 8 6 15
1 7 8
4 3 5 12
2 14 11 27
3 4 6 13
10 30 35 75
administrasi personalia produksi marketing keuangan bidang
pekerjaan
Jumlah
SMU Akademi Sarjana pendidikan
Jumlah
8. Membuat Tabel
TABEL : memberikan informasi secara rinci. Terdiri atas kolom dan baris
TABEL
KOLOM
Kolom pertama : LABEL
Kolom kedua …. n : Frekuensi atau label
BARIS Berisikan data berdasarkan kolom
Asal Wilayah
Pendapat tentang sertifikasi
Jumlah Sanga
t perlu
Perlu Tidak
tahu perlu Tidak Sangat tdk perlu
Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur NTT
Papua
Jumlah
9. Membuat Grafik
GRAFIK : memberikan informasi dengan benar dan cepat, tetapi tidak rinci.
Syarat :
1. Pemilihan sumbu (sumbu tegak dan sumbu datar), kecuali grafik lingkaran 2. Penetapan skala (skala biasa, skala logaritma, skala lain)
3. Ukuran grafik (tidak terlalu besar, tinggi, pendek)
S
• Grafik Batang (Bar)
• Grafik Garis (line)
• Grafik Lingkaran (Pie)
10. Jenis Grafik
Grafik Batang (Bar) Grafik Garis (line)
Grafik lingkaran (pie) Grafik Interaksi (interactive)
11. Frekuensi
DISTRIBUSI FREKUENSI : mengelompokkan data interval/rasio dan menghitung
banyaknya data dalam satu kelompok/klasifikasi
12. Distribusi Frekuensi
Membuat distribusi frekuensi :
1. Mencari sebaran (range) yakni selisih antara data paling
besar dengan data paling kecil) 35 – 20 = 15
2. Menentukan banyak kelas dengan rumus k = 1 + 3,3 log
n
7
3. Menentukan panjang kelas dengan rumus
13. Ukuran Tendensi Sentral
RATA-RATA : suatu bilangan yang bertindak mewakili sekumpulan bilangan
RATA-RATA HITUNG (RERATA) : jumlah bilangan dibagi banyaknya
X
1+ X
2+ X
3+ … +
Bila terdapat sekumpulan bilangan di mana masing-masing bilangannya memiliki frekuensi, maka rata-rata hitung menjadi :
14. Median
MEDIAN : nilai tengah dari sekumpulan data setelah diurutkan yang fungsinya membantu memperjelas kedudukan suatu data.
Contoh : diketahui rata-rata hitung nilai ulangan dari sejumlah siswa adalah 6.55. Pertanyaannya adalah apakah siswa yang memperoleh nilai 7
termasuk istimewa, baik, atau biasa-biasa saja ?
Jika nilai ulangan tersebut adalah : 10 10 8 7 7 6 5 5 5 5 4, maka rata-rata hitung = 6.55, median = 6
Kesimpulan : nilai 7 termasuk kategori baik sebab berada di atas rata-rata hitung dan median (kelompok 50% atas)
Jika nilai ulangan tersebut adalah : 8 8 8 8 8 8 7 5 5 4 3, maka rata-rata hitung = 6.55, median = 8
Kesimpulan : nilai 7 termasuk kategori kurang sebab berada di bawah median
(kelompok 50% bawah)
Jika sekumpulan data banyak bilangannya genap (tidak mempunyai bilangan tengah)
15. Modus
MODUS : bilangan yang paling banyak muncul dari sekumpulan bilangan,
yang fungsinya untuk melihat kecenderungan dari sekumpulan bilangan tersebut.
Contoh : nilai ulangan 10 10 8 7 7 6 5 5 5 5 4 Maka : s = 6 ; k = 3 ; p =2
rata-rata hitung = 6.55 ; median = 6 modus = 5 ; kelas modus = 5 - 7
Nilai Frekuensi 10 2
8 1
7 2
6 1
5 4
4 1
Jumlah 11
Nilai Frekuensi 8 – 10 3
5 – 7 7
2 – 4 1 Jumlah 11
Mo X Me
+
16. Ukuran Penyebaran
Rentang (range) : selisih bilangan terbesar dengan bilangan terkecil.
Sebaran merupakan ukuran penyebaran yang sangat kasar, sebab hanya bersangkutan dengan bilangan terbesar dan terkecil.
A : 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10
B : 100 100 100 100 100 10 10 10 10 10
C : 100 100 100 90 80 30 20 10 10 10
Contoh :
X = 55
r = 100 – 10 = 90
UKURAN YANG MENYATAKAN HOMOGENITAS / HETEROGENITAS : 1. RENTANG (Range)
2. DEVIASI RATA-RATA (Average Deviation) 3. VARIANS (Variance)
4. DEVIASI STANDAR (Standard Deviation)
17. Deviasi rata-rata
Deviasi Rata-rata :penyebaran
Berdasarkan harga mutlak simpangan
Kelompok A Kelompok B
DR = 250 = 25 10
DR = 390 = 39 10
Makin besar simpangan,
18. Varians & Deviasi Standar
Varians : penyebaran berdasarkan jumlah kuadrat simpangan bilangan-bilangan terhadap rata-ratanya ;
melihat ketidaksamaan sekelompok data
s2 =
Deviasi Standar : penyebaran berdasarkan akar dari varians ;
menunjukkan keragaman kelompok data
s =
√
n ΣKelompok A Kelompok B
s =
√
8250 9 =19. Normalitas, Hipotesis, Pengujian
Distribusi Normal : kurva berbentuk bel, simetris, simetris terhadap sumbu yang
melalui nilai rata-rata
+s +2s +3s -s
+2s +3s
68% 95% 99%
• Lakukan uji normalitas
• Rasio Skewness & Kurtosis berada –2 sampai +2 Rasio =
• Jika tidak berdistribusi normal, lakukan uji normalitas non parametrik (Wilcoxon,
Mann-White, Tau Kendall)
Skewness = kemiringan Kurtosis = keruncingan
nilai
20. Normalitas, Hipotesis, Pengujian
HIPOTESIS TERARAH TIDAK TERARAH
Hipotesis Penelitian
Siswa yang belajar bahasa lebih serius daripada siswa yang belajar IPS
Ada perbedaan keseriusan siswa antara yang belajar
bahasa dengan yang belajar IPS
Hipotesis Nol
(Yang diuji)
Siswa yang belajar bahasa tidak menunjukkan kelebihan keseriusan daripada yang belajar IPS
Ho : b < i Ha : b > i
Tidak terdapat perbedaan
keseriusan belajar siswa antara bahasa dan IPS
Ho : b = i Ha : b ≠ I
Hipotesis : uji signifikansi (keberartian) terhadap hipotesis yang dibuat ; berbentuk hipotesis penelitian dan hipotesis statistik (H0) ; hipotesis bisa terarah, bisa juga tidak terarah ;
Pengujian : bila Ho terarah, maka pengujian signifikansi satu pihak
bila Ho tidak terarah, maka pengujian signifikansi dua pihak
21. Normalitas, Hipotesis, Pengujian
Pengujian signifikansi satu arah (hipotesis terarah):
Siswa yang belajar bahasa tidak menunjukkan kelebihan keseriusan daripada yang belajar IPS Ho : b < i
Jika Ho ditolak, maka Ha diterima ; daerah penolakan berada di sebelah kanan
Daerah penerimaan hipotesis Daerah penolakan
hipotesis
5%
Pengujian signifikansi dua arah (hipotesis tidak terarah):
Tidak terdapat perbedaan keseriusan belajar siswa antara bahasa dan IPS Ho : b = i
Jika Ho ditolak, maka Ha diterima ; daerah penolakan bisa berada di sebelah kiri atau kanan Daerah penerimaan hipotesis
Daerah penolakan
hipotesis
Daerah penolakan
hipotesis
22. Uji t
Uji t : menguji apakah rata-rata suatu populasi sama dengan suatu harga tertentu atau apakah rata-rata dua populasi sama/berbeda secara signifikan.
1. Uji t satu sampel
Menguji apakah satu sampel sama/berbeda dengan rata-rata populasinya
• hitung rata-rata dan std. dev (s) • df = n – 1
• tingkat signifikansi ( = 0.025 atau 0.05)
• pengujian apakah menggunakan 1 ekor atau 2 ekor
• diperoleh t hitung ; lalu bandingkan dengan t tabel : jika t hitung > t tabel Ho ditolak t = ( - )
s / √n
Contoh :
Peneliti ingin mengetahui apakah guru yang bekerja selama 8 tahun memang berbeda dibandingkan dengan guru lainnya.
Ho : p1 = p2
Diperoleh rata2= 17.26 ; std. Dev = 7.6 ; df = 89 ; t hitung = 11.55 Berdasarkan tabel df=89 dan = 0.05 diperoleh t tabel = 1.987 Kesimpulan : t hitung > t tabel sehingga Ho ditolak
guru yang bekerja selama 8 tahun secara signifikan berbeda dengan
guru lainnya
α
2. Uji t dua sampel bebas
Menguji apakah rata-rata dua kelompok yang tidak berhubungan sama/berbeda
23. Uji t
t = (X – Y) Sx-y
Di mana Sx-y =
(Σx2 + Σy2) (1/n x +
1/ny)
√
(nx + ny –2)
Contoh :
Peneliti ingin mengetahi apakah ada perbedaan penghasilan (sebelum sertifikasi) antara guru yang lulusan S1 dengan yang lulusan S3
Ho : Pb = Pk
Diperoleh : rata2 x = 1951613 ; y = 2722222 ; t hitung = - 7.369 Berdasarkan tabel df=69 dan = 0.025 diperoleh t tabel = 1.994
Kesimpulan : t hitung > t tabel sehingga Ho ditolak
Rata-rata penghasilan guru yang S1 berbeda secara signifikan dengan
penghasilan guru yang S3
24. Uji t
3. Uji t dua sampel berpasangan
Menguji apakah rata-rata dua sampel yang berpasangan sama/berbeda
t = sD
D
Di mana D = rata-rata selisih skor pasangan
sD = Σ d2
Seorang guru ingin mengetahui efektivitas model pembelajaran diskusi.
Setelah selesai pembelajaran pertama, ia memberikan tes dan setelah selesai pembelajaran kedua kembali ia memberikan tes. Kedua hasil tes tersebut
dibandingkan dengan harapan adanya perbedaan rata-rata tes pertama dengan kedua.
Ho : Nd = Nc
Diperoleh rata2d = 66.28 ; rata2c = 73.84 ; t hitung = -8.904 Berdasarkan tabel df=163 dan = 0.05 diperoleh t tabel = 1.960 Kesimpulan : t hitung > t tabel sehingga Ho ditolak
25. Uji Keterkaitan
Korelasi : hubungan keterkaitan antara dua atau lebih variabel. Angka koefisien korelasi ( r ) bergerak -1 ≤ r ≤ +1
NOL
tidak ada atau tidak menentunya hubungan dua variabel
contoh : pandai matematika dan jago olah raga ; pandai matematika dan tidak bisa olah raga ; tidak pandai matematika dan tidak bisa olah raga
korelasi nol antara matematika dengan olah raga
POSITIF
makin besar nilai variabel 1 menyebabkan makin besar
pula nilai variabel 2
Contoh : makin banyak waktu belajar, makin tinggi skor Ulangan korelasi positif
antara waktu belajar dengan nilai ulangan
NEGATIF
makin besar nilai variabel 1 menyebabkan makin kecil
nilai variabel 2
contoh : makin banyak waktu bermain, makin kecil skor Ulangan korelasi negatif
1. KORELASI PEARSON :
apakah di antara kedua variabel terdapat hubungan, dan jika ada hubungan bagaimana arah hubungan dan berapa besar hubungan tersebut.
Digunakan jika data variabel kontinyu dan kuantitatif
26. Uji Keterkaitan
r= NΣXY – (ΣX) (ΣY)
NΣX2 – (ΣX)2 x NΣY2 – (ΣY)2
Contoh :
10 orang siswa yang memiliki waktu belajar berbeda dites dengan tes IPS Siswa : A B C D E F G H I J
Waktu (X) : 2 2 1 3 4 3 4 1 1 2 Tes (Y) : 6 6 4 8 8 7 9 5 4 6
Apakah ada korelasi antara waktu belajar dengan hasil tes ?
ΣXY = jumlah perkalian X dan Y ΣX2 = jumlah kuadrat X
ΣY2 = jumlah kuadrat Y
N = banyak pasangan nilai Di mana :
Siswa X X2 Y Y2 XY
A B
ΣX ΣX2 ΣY ΣY2 ΣXY
2. KORELASI SPEARMAN (rho) dan Kendall (tau) :
Digunakan jika data variabel ordinal (berjenjang atau peringkat). Disebut juga korelasi non parametrik
27. Uji Keterkaitan
rp =
1 - 6Σd2 N(N2 – 1)
N = banyak pasangan d = selisih peringkat Di mana :
Contoh :
10 orang siswa yang memiliki perilaku (sangat baik, baik, cukup, kurang) dibandingkan dengan tingkat kerajinannya (sangat rajin, rajin, biasa, malas)
Siswa : A B C D E F G H I J Perilaku : 2 4 1 3 4 2 3 1 3 2 Kerajinan : 3 2 1 4 4 3 2 1 2 3
Apakah ada korelasi antara perilaku siswa dengan kerajinannya ?
Siswa A B C D
Perilaku Kerajina
n d