• Tidak ada hasil yang ditemukan

selanjutnya secara bmsama-sama disebut sebagai "Para Pihak";

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "selanjutnya secara bmsama-sama disebut sebagai "Para Pihak";"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

(

PENGATURAN ANT ARA

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN

PEMERINTAH REPUBLIK PERANCIS TENT ANG

KEMITRAAN HUBERT CURIEN PERANCIS-INDONESIA "NUSANTARA"

Pemerintah Republik lnt:one5!G: dan Pemerintah Republik Perancis, untuk selanjutnya secara bmsama-sama disebut sebagai "Para Pihak";

BERKEINGINAM L•ntuk memperkuat hubungan persahabatan yang telah terjalin baik antara Para Pihak ;

MENGINGAT minat bersama untuk mengembangkan dan mempererat kerjasama riset ilmiah dan pengembangan teknologi antara Indonesia dan Perancis ;

MERUJUK kepada Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Perancis tentang Kerjasama di Bidang-Bidang Riset llmiah dan Pengembangan Tekno'ogi, yang dit~ndatangani di Jakarta, 8 Mei 1979 dan semua Perjanjian yang aken menggantikannya;

MEMPERTIMRANGKAN bahwei kerjasama dan kegiatan penelitian bersama t=1kan meningkatkan pembangunan ekonomi dan sosial antara kedua negara ;

(2)

BERKEINGINAN untuk memperbaharui Pengaturan antara Kementerian Riset . dan Teknologi Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri dan Pengembangan lnternasional Republik Perancis tentang Program llmu Pengetahuan dan Teknologi, yang ditandatangani di Jakarta, pada tanggal 1 Agustus 2013; melalui implementasi Program eksekutif dengan bentuk «Kemitraan Hubert Curien "Nusantara"»

SESUAI dengan peraturan perundang-undangan dan regulasi nas1onal yang berlaku pada Para Pihak dan memenuhi kewajiban serta komitmen

internasional mereka

;

T elah mencapai kesepakatan sebagai berikut :

Pasal 1 MAK SUD

1 Para Pihak bersepakat untuk membentuk program bersama yang dinamakan Kemitraan Hubert Curien ("PHC") "NUSANTARA" (yang selanjutnya disebut sebagai "Program").

2. Tujuan bersama yang ingin dicapai oleh Para Pihak dalam rangka pelaksanaan Pengaturan ini adalah untuk mempromosikan dan mendukung kerja sama dalam hal riset ilmiah dan teknologi antara pemangku kepentingan di bidang ilmiah Indonesia dan Perancis, baik dari pihak , pemerintah, swasta rnaupun asosiasi (yang selanjutnya disebut sebagai "Para Peneliti").

3. Para Pihak bersepakat untuk memberikan upaya terbaik mereka guna selanjutnya mengintegrasikan Program ini dalam suatu Program lnduk yang lebih luas melalui kesepakatan baru yang akan didefinisikan kemudian, yang akan melingkupi Segitiga Aspek: Pendidikan Tinggi-Penelitian-lnovasi, hingga tersedianya sistem yang lengkap tentang alat-alat kerjasama antar negara Para Pihak.

(3)

Pasal2

KEGIATAN PROGRAM

Kegiatan-kegiatan dalam Program ini dituangkan dalam bentuk pelatihan dan

pertukaran para peneliti yang bertujuan untuk memfasilitas1 pengembangan proyek-proyek kolaboratif yang bersifat riset, dengan rincian sebagai berikut

a. Pengumuman dan penerimaan proposal akan dilaksanakan set1ap tahun

untuk mencari dan mengidentifikas1 proposal proyek-proyek bersama yang memenuhi syarat

b. Program ini diperuntukkan bagi Para Peneliti, yang berasal dari universitas

negeri maupun swasta, laboratonum riset ataupun pusat penelitian di

lingkungan lembaga pemerintah, perguruan tinggi, perusahaan swasta atau yayasan (lembaga swadaya masyarakat).

c. Program ini diprioritaskan untuk area penelitian sebagai berikut (dan setiap tahun dapat direvisi dengan kesepakatan Para Pihak sebelum panggilan penerimaan proposal)

- Teknologi pangan ;

Energi (baru dan terbarukan) ; Kesehatan dan Kedokteran ;

- Teknologi kelautan dan kemaritiman ;

- Teknologi perhubungan (transportasi) ;

- Teknologi informasi dan komunikasi;

Humaniora dan ilmu-ilmu sosial ;

- Advanced materials (ilmu bahan mutakhir), seperti nano-teknologi ; Perubahan iklim dan pelestarian lingkungan hidup : keanekaragaman flora dan fauna; air, tanah, perubahan iklim ;

Pengkajian dan pencegahan resiko dan manajemen bencana alam -seperti sistem peringatan dini yang melibatkan ilmu-ilmu bcrikut : geologi, seismologi, vulkanologi, klimatologi, geomagnetologi.

(4)

Pasal3

TATA CARA IMPLEMENTASI PROGRAM

1. Untuk melaksanakan Program ini, Para Pihak sepakat untuk membentuk komite bersama lndonesia-Perancis yang terdiri dari :

• Untuk pihak Indonesia, perwakilan dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (KEMENRISTEKDIKTI). • Untuk pihak Perancrs, perwakilan yang ditunjuk oleh Kementerian

Luar Negeri dan Pengembangan lnternasional, terutama Kedutaan Besar Perancis di Indonesia dan Kementerian Pendidikan Nasional, Pendidikan Tinggi dan Riset;

2. Tugas-tugas komite bersama adalah sebagai berikut : a. Mengorganisir pengumpulan proposal setiap tahun ;

b. Menentukan prioritas bidang-bidang penelitian bersama, seperti disebutkan dalam pasal 2 Pengaturan ini ;

c. Menunjuk ilmuwan tenaga ahli nasional dari Para Pihak. Di Pihak Perancis, keahlian ilmiah dilakukan oleh Misi Eropa dan lnternasional untuk Penelitian, lnovasi dan Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional, Pendidikan Tinggi dan Penelitian. Evaluasi proyek didasarkan pada kriteria sebagai berikut:

• kualitas keilmiahan dan teknik (kontribusi ilmiah proyek, kompetensi tim dalam implementasi proyek, metodologi riset, kualitas dan ketersediaan infrastruktur, hasil-hasil ilmiah dan publikasi yang menjadi sasaran, dll.)

• kejelasan dan kemungkinan keberhasilan ;

• kontribusi proyek dalam kerjasama bilateral lndonesia-Perancis ;

• kesesuaian rfongan !Jrioritas-prioritas nasional Indonesia dan Perancis;

(5)

Para tenaga ahli dan Pihak Indonesia mengkaji proposal dari para mitra tim-tim Indonesia sedangkan tenaga ahli dari Pihak Perancis mengkaji proposal yang diajukan oleh tim-tim Perancis.

d. Menyeleksi proposal-proposal proyek akan didukung setiap tahun, mengumumkan kepada publik, dan menetapkan skema pembiayaan yang akan diberikan berdasarkan jumlah proposal dan dana yang tersedia;

e. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Program terka1t proyek- •

proyek riset kolaborasi yang disetujui, setiap tahun dan setiap bidang penelitian.

3. Komite bersama akan bertemu setahun sekali pada tanggal dan tempat yang disepakati oleh kedua belah Pihak untuk membuat seleks1 akhir proyek. Pertemuan dapat diadakan melalui tele-konferensi.

4. Para calon peserta Program dari Perancis harus mengajukan proposal bersama kepada Kedutaan Besar Perancis, sedangkan para calon peserta Program dari Indonesia kepada KEMENRISTEKDIKTI. Hanya permdhonan proposal yang diajukan oleh para mitra dari kedua negara yang dapat diproses lebih lanjut.

Pasal4

PENDANAAN

1. Masing-masing Pihak setuju, sesuai anggaran operasional mereka yang sedang berjalan, untuk memb~rikan kontribusi tahunan untuk pendanaan Program ini. Dengan demikian, semua lembaga milik negara, yang berkeinginan untuk melakukan kerjasama dalam rangka pelaksanaan Pengaturan ini harus mengikuti prinsip umum tersebut.

2. Setiap proyek yang terpilih didukung selama dua tahun berturut-turut (atau tiga tahun berdasarkan skema yang digunakan untuk proyek tersebut). Pendanaan pada tahun berikutnya didasarkan pada kemajuan proyek di tahun yang sedang berlangsung, dan ketersediaan dana yang diperlukan.

(6)

Deskripsi anggaran yang menggambarkan alokasi dana dalam proyek, harus dimasukkan dalam proposal.

3. Dana yang diberikan oleh Para Pihak diperuntukkan untuk memenuhi biaya mobilitas para Penelit1 untuk melaksanakan proyek yang dimaksud (perjalanan internasional dan uang harian peneliti).

4 Dana dialokasikan setiap tahun. Dana harus digunakan pada periode antara 1 Januan sampai dengan 31 Desember setiap tahunnya. Pendanaan yang tidak digunakan selama tahun tersebut tidak bisa dialihkan waktunya.

5. Sumber lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek-proyek penelitian bersama (biaya upah dan biaya tidak langsung) disediakan oleh lembaga, perusahaan dan mitra laboratorium atau sumher-sumber publik atau swasta lainnya. Untuk sumber-sumber dana yang berasal dari negara, lembaga-lembaga yang ikut serta dalam proyek penelitiaan bersama harus memenuhi pnnsip umum yang tercantum pada ayat 1 Pasa; ini.

6. Masing-masing mitra dalam sebuah proyek dapat mencari dana tambahan untuk mendukung pelaksanaan proyek terpilih. Dalam hal dimana ada dana tambahan untuk mendukung proyek tersebut, pihak yang berinisiatif atas dana tersebut harus meminta persetujuan terlebih dahulu dari pihak lainnya, dan memastikan bahwa isu-isu hak kekayaan intelektual telah sebelumnya diselesaikan.

7. Laporan akhir keuangan harus dikirim kepada KEMENRISTEKDIKTI untuk para peneliti Indonesia dan kepada Kedutaan Besar Perancis untuk para peneliti Perancis dalam jangka waktu yang ditetapkan pada saat panggilan proposal.

(7)

PasalS

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Pembagian hak-hak kekayaan intelektual dan penggunaan hasil penelitian yang dilakukan dalam proyel< yang didukung oleh program ini, disepakati secara langsung, bila ada, antar lembaga mitra, sesuai dengan peraturar perundang-undangan dan regulas1 nasional yang berlaku pada Para Pihak dan memenuh1 kewaJiban serta komitmen mternas1onal mereka. Pembag1an im diatur dalam suatu perjanjian khusus sebelum peluncuran setiap proyek yang d1pilih.

Akses kepada dan perhndungan terhadap Sumber Daya Genetik, Pengetahuan Tradisional, dan Ekspres1 Budaya Tradis1onal (SDGPTBT) dan Para Pihak harus diatur dalam pengaturan khusus yang disepakat1 oleh Para

dan/atau lembaga ilmiah dan penelitian atau lembaga lainnya yang berkepentingan dari masing-masing negara, sesuai dengan peraturan hukum dan perundang-undangan nasional yang berlaku di masing-masing negara serta dengan kesepakatan-kesepakatan dan kewajiban-kewajiban internasional.

Pasal6

PERJANJIAN ALIH MATERIAL

1

.

Para Pihak menyetujui bahwa tidak ada material penelitian yang dikumpulkan dalam rangka Pengaturan ini yang boleh dialihkan atau diekspor keluar Indonesia.

2. Apabila ada kebutuhan untuk membawa material penelitian keluar dari Indonesia untuk kepentingan Program, pelaksanaannya harus

mendapat persetujuan dari Komisi Bersama ;

memenuhi peraturan perundang-undangan dan regulasi nasional yang berlaku pada Para Pihak dan sesuai dengan perjanjian dan kewajiban internasional mereka ;

(8)

Pasal7 KERAHASIAAN

1. Masing-masing Pihak wajib, sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan regulasi nasional yang berlaku pada Para Pihak dan dengan kewajiban serta komitmen internasional men:~ka, menjaga kerahasiaan dokumen, informasi dan data-data yang dipertukarkan kepada Pihak yang lain dalam pelaksanaan Pengaturan ini.

2. Jika salah satu Pihak berkemginan untuk mengungkapkan data rahasia dan/atau informasi yang dihasilkan dari kegiatan berdasarkan Pengaturan ini kepada pihak ketiga, pihak yang mengungkapkan harus memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak lain sebelum pengungkapan tersebut dibuat. Bagaimanapun juga, semua pertukaran informasi rahasia,

baik data, dokumen ataupun bentuk informasi lainnya harus memenuhi

peraturan perundang-undangan dan regulasi nasional yang berlaku pada Para Pihak dan kewajiban serta komitmen internasional mereka

3. Para Pihak sepakat bahwa ketentuan Pasal ini akan terus mengikat di antara Para Pihak meskipun Pengaturan ini sudah selesai masa berlakunya.

Pasal8

PERUBAHAN~ERUBAHAN

Pengaturan ini dapat diubah dan/atau diamandemen sewaktu-waktu berdasarkan kesepakatan bersama secara tertulis antara Para Pihak. Semua perubahan tersebut mulai berlaku setelah kelengkapan prosedur intern yang diperlukan oleh masing-masing Pihak terkait dilakukan, dan perubahan itu merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan Pengaturan ini.

Pasal9

PENYELESAIAN PERSELISl:-tAN

Setiap perbedaan antara Para Pihak yang timbul akibat penafsiran atau pelaksanaan Pengaturan ini akan diselesaikan secara damai dengan langsung melalui negosiasi atau konsultasi diantara Para Pihak.

(9)

Pasal10

KET~NTUANPENUTUP

1. Pengaturan ini mulai berlaku pada tanggal penerimaan pemberitahuan terakhir melalui jalur diplomatik, dimana Para Pihak saling memberitahukan selesainya prosedur yang aiperlukan untuk pemberlakuan Pengaturan ini.

2. Pengaturan ini berlaku untuk jangL<a waktu empat (4) tahun dan selanJutnya diperpanjang berturut-turut untuk jangka waktu dua (2) tahun

3. Set1ap Pihak dapat sewaktu-waktu mengakh1ri Pengaturan mi dengan memberikan pembentahuan tertulis via jalur diplomatik paling lambat tiga (3) bulan sebelumnya kerad2 P1hak lainnya.

4. Pemutusan Pengaturan ini tirJak akan mempengaruhi kegiatan, proyek atau kerjasama lainnya :1ingga selesainya kegi&tan bersama yang ada atau proyek yang disetujui oleh kedua Pihak berdasarkan Pengaturan ini.

DIBUAT dalam rangkap dua asli di

J{)\<.()r

t

o.,

pada tanggal15 bulanMarettahun

2017, dalam bahasa Indonesia dan Perancis, kedua naskah memiliki kekuatan 1

hukum yang sama.

Untuk Pemerintah Republik Indonesia

Mohamad Nasir

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Untuk Pemerintah Republik Perancis

Menteri Muda untuk lndustri, Digitalisasi dan lnovasi

(10)

)

REPUBLIK INDONESIA

ACCORD ENTRE

LE GOUVERNEMENT DE LA REPUBLIQUE D'INDONESIE ET

LE GOUVERNEMENT DE LA REPUBLIQUE FRANCAISE

RELATIF AU PARTENARIAT HUBERT CURIE~~ FRANCO-INDONESIEN « NUSANTARA »

Le Gouvernement de la Republiqua d'!ndonesie, d'une part, et

Le Gouvernement de la Republique fran9aise, d'autre part, Ci-apres conjointement designes les « parties » ; _ .

\o il\f r

CONSIDERANT leur souhait de renforcer les relations etroites et amicales qu'entretiennent les parties ;

CONSIDERANT leur inten§t mutuel de developper et renforcer la cooperation en matiere de recherche scientifique et technologique entre l'lndonesie et la

France;

CONSIDERANT l'accord de cooperation entre le Gouvernement de la Republique d'lndonesie et le Gouvernement de la Republique fran9aise dans les domaines de la recherche scientifique et du d6veloppement technologique, signe

a

Jakarta le 8 Mai 1979 et tout accord s'y substituant ;

SOUCIEUX d'approfondir leur cooperation en matiere de recherche et d'activites scientifiques en faveur du developpement economique et social des deux pays;

(11)

DESIREUX de renouveler !'Arrangement entre le Ministre des Affaires Etrangeres de la Republique d'lndones1e et le Mm1stre de la Recherche et de la Technolog1e de la Repubhque fran9a1se relatif au programme sc1entifique et technolog1que, signe

a

Jakarta le

1

e

r

aout

2013

,

par la mise en place d'un programme executif de format« Partenariat Hubert Curien « NUSANTARA » »; EN VERTU des leg1slat1ons. reglem~nt(:jt1ons nationales en vigueur des deux parties et dans le respect de leurs obligations et engagements internationaux; Sont convenus de ce qui suit :

Article

1er

OBJ ET

1. Les parties conviennent d'etablir un programme commun appele Partenariat Hubert Curien (« PHC ») « NUSANTARA » (ci-apres denomme le 1< Programme » ).

2. L'objectif conjointement poursuivi par les parties dans le cadre du present Accord est de promouvuir et de soutenir la cooperation en matiere de recherche scientifique et technologique entre les acteurs scientifiques indonesiens et fran9ais, des secteurs public, .:>rive et associatif (ci-apres denommes les « Chercheurs » ).

3. Les pa1ties sont convenues de consacrer leurs meilleurs efforts pour integ1er ulterieurement ce Progran1me dans un Programme-Cadre plus large vir.i un nouvel accord

a

definir et qui porterait sur le triangle enseignement superieure-recherche-innovation afin de fournir une palette complete d'outils de cooperation entre les pays des parties.

Article 2

CHAMPS D' APPLICATION DU PROGRAMME

Ce programme consiste

a

mettre en place uil dispositif d'echanges et de formation de chercheurs en' vue de faciliter le developpement de projets de recherche menes en cooperl::ition, selon les dispositions suivantes :

(12)

a. Un appel

a

projets bilateraux est organise chaque annee pour identifier des propositions de projets de haute qualite

a

soutenir conjointement.

b. Les chercheurs relevant d'un laboratoire de recherche universitaire, d'un

orgamsme de recherche (para)public, d'une entreprise ou structure privee, d'une universite ou d'une association sont eligibles au programme.

c Les domames de recherche pnonta1res sont les suivants (et pourront etre revus d'un commun accord entre les parties chaque annee avant l'ouverture

de l'appel

a

projets annuel) .

les technologies alimentaires ;

les energies (nouvelles et renouvelables) ;

la sante et la medecme ;

les technologies marines et maritimes ;

les technologies de transport ;

les technologies de !'information et de lr:1 communication ;

les sciences humaines et sociales;

les materiaux avances, par exemple nanotechnologies ;

le changement climatique et la preservation de l'environnement: la 1 biodiversite animale et veget~le; l'eau, la terre, les changements climatiques ;

la mesure et la preventior de.::; risques naturels et/ou gestion des catastrophes naturelles - y compris le systeme d'alerte precoce qui 1

impliquent les sciences geolog:quas, sismiques, volcaniques, climatiques, geomagnetiques.

Article 3

MODALITES DE MISE EN CEUVRE DU PROGRAMME

.

1. Pour mettre en c:euvre le programme, les parties conviennent d'etablir une commission conjointe franco-indonesienne composee :

(13)

• pour la partie mdones1ennc. de representants du ministere de la Recherche, de la Technologie et de l'Enseignement Superieur de la Republique d'lndonesie (KEMENRISTEKDIKTI) ;

• pour la part1e franc;aise. de representants designes par le mmistere des Affaires etrangeres et du Develorpernent international, dont notamment l'Ambassade de France en lndones1e, et oar le m1rnstere de !'Education nationale, de l'Ense1gnement superieur et de la Recherche.

2. La comm1ss1on conjointe a pour m1ss1on:

a. d'orgarnser l'appel

a

projets chaque annee I

b. de definir les domaines de recherche d'interet commun pnoritaires. tels , que presentes

a

!'article 2 du present Accora ;

c. de designer, pour chacune des parties.. les experts scientifiques nationaux. Pour la partie franc;aise, les expertises scientifiques sont realisees par la Mission Europe et International pour la Recherche, !'Innovation et l'Enseignement Superieur du ministere de !'Education nationale, de l'Enseignement superieur et de la Recherr.he. L.'evaluation des projets se fait sur la base des criteres suivants .

• qualite scientifique et technique (interet scientifique du projet, competences des equipes

a

mener

a

bien le projet, methodologie5 de recherche. qualite et disponi:)ilite des infrastructures, resultats scientifiques et publications ~ttendus. etc.) ;

• clarte et faisabi:ite ;

• interet du projet au regard de la cooperation bilaterale franco-mdonesienne ;

• alignement sur les priorites nationales de l'lndonesie et de la France;

• participation de doctorants et de jeunes che;cheurs.

Les experts indonesiens evaluent les·projets presentes par les equipes indonesiennes et les experts franc;ais evaluent les projets soum1s par les equipes franc;aises.

(14)

d. de selectionner chaque annee les projets

a

soutenir, de les annoncer publiquement et de defin.r les contours du financement accorde en

fonction du nombre de proJets et des montants disponibles ;

e. d'evaluer la realisation des projets cortjoints de recherche retenus par

une revue annuelle par domaine thematique.

3. La commission conjointe se reunit une fois par an

a

une ::fate et en un lieu agrees par les deux parties en vue de proceder

a

la seiect1on finale des projets. Sa reunion peut se tenir par visioconference.

4. Les participants indonesiens

a

l'appel

a

projets soumettent leur projet

conjoint aupres du KEMENRISTEKDIKTI et l·~s participants franyais aupres

de l'Ambassade de France en lndonesie. Seules sont eligibles les

candidatures soumises conjointement par les partenaires dans leur pays respectif.

Article 4 FINANCEMENT .

1. Les parties s'accordent, dans la limite de leur budget de fonctionnement

..

courant, sur leurs contribu·(ions mutuelles annu~lles pour le financement du programme. Ainsi, toute entite puolique, interessee par une cooperation qui est realisee au titre du preser.t Accord, respecte ce principe ganeral.

2. Les projets sent adoptes po:.Jr deux annees consecutives (voire trois annees

selon les mecanismes financiers utilises pour soutenir les projets). Le financernent de l'annee suivante est subordonne

a

l'avancement du projet durant l'annee ecoulee, et

a

la dispon:b:lite des financements necessaires.

La description du projet_ comprend un~ note budgetaire precisant 1a

(15)

3. Le financement apporte par les parties est destine

a

couvrir les frais de mobilite des chercheurs et J~unes chercheurs dans le cadre de leur projet (deplacements internationaux et frais de mission des chercheurs).

4. Le financement des projets est accorde annuellement. II est imperativement employe entre le 1er janvier et le 31 decembre de chaque annee. Le financement accorde non employe au cours de l'annee ne peut pas etre

reporte.

5. Les autres ressources necessaires

a

la mise en reuvre des projets conjoints de recherche (coats salariaux et fra1s indirects) sont rendues disponibles par

les institutions, etablissements et laboratoires partenaires, OU par d'autres

sources publiques ou pnvees. Pour ce qui concerne les sources publiques,

les entites participant a ces proJets communs de recherche respectent le

pnnc1pe general prevu au paragraphe 1 du present Article.

6 Chaaue partenaire

a

un proJet peut rechercher des financements

complementaires au proJet retenu. Dans le cas ou une source de

financement additionnelle v1ent souternr un projet, la partie

a

l'ongine de !'initiative sollicite au prealable l'assentiment de l'autre partie, et ve1lle

a

ce que les questions de droits de propriete intellectuelle soient prealablement reg lees.

7. Un compte-rendu budgetaire est remis au KEMENRISTEKDIKTI pour les

chercheurs indonesiens et

a

l'Ambassade de France pour les chercheurs fran9'ais dans les delais definis par l'appel

a

projet.

Article 5

DROITS DE PROPRIETE INTELLECTUELLE

1

.

l_a repnrtition des droits de propriete intellectuelle et !'utilisation des resultats issus des activites de recherche menees dans le cadre des projets soutenus par le programme sont convenues directement, lorsqu'il y a lieu, entre les

institution., partenaires dans le respect des legislations et reglementations nationales en vigueur des parties et de leurs engagements et obligations 1

(16)

internationaux. Cette repartition fait l'ob1et d'une convention specifique avant le lancement de chaque projet selectionne.

2 L'acces aux ressources genetiques, aux savoirs traditionnels et aux

traditions populaires des Parties est reglemente par des conventions

specifiques conclus entre les Parties eUou des organisations scientifiques et !

de recherche ou d'autres organismes concernes de chaque pays,

conformement aux legislations, reglementations et politiques nationales

respectives en vigueur dans chacun des deux pays et dans le respect des engagements et obligations mternat1onaux des Parties.

Article 6

ACCORD SUR LES MATERIAUX COLLECTES

1. Les parties conviennent qu'aucun prelevement collecte dans le cadre du present Accord n'est transfere ou exporte hors d'lndonesie.

2. Dans l'eventualite ou ii serait necessaire d'exporter hors d'lndonesie des prelevements issus des recherches menees dans le cadre du programme, cette exportation doit :

- etre approuvee par la Commission Conjcinte ;

- etre Conforme aux legislations, reglementations nationales en vigueur i des parties et opeiee dans le respect de leurs engagements et obligations internationaux ;

faire l'objet de la signature d'une convention entre les parties prealablement

a

!'exportation envisagee.

Article ·7

CONFIDENTIALITE

1. Chaque partie s'engage

a

respecter, conformement aux legislations et aux reglementations nationales en vigueur des parties et dans le respect de leurs obligations et engagements internationaux, la confidentialite et le

(17)

secret des documents, des 1nforma~:ons et des donnees echangees avec l'autre partie dans le cadre de la mise en ceuvre du present Accord.

2. Si l'une ou l'autre des parties souhaite communiquer a un tiers des donnees 1 confidentielles et/ou des donnees resultant des activites menees dans le cadre du present accord

a

une tierce partie, ladite partie doit au prealable ' obtenir le consentement de l'autre partie avant que tout element puisse etre communique. En tout etat de cause, tout echange de donnees confidentielles, donnees ou autres documents et informations est conforme aux legislations et reglementat1ons nationales en vigueur des parties ainsi qu'a leurs obligations et engagements internationaux.

3. Les parties conviennent que les dispositions de cet article continuent de lier les parties au-dela du terme du present Accord.

Article 8

AMEN DEMENT

Le present Accord peut etre amends

a

tout moment, par ecrit, d'un commun ! accord entre les parties. Tout amendement prend effet apres l'accomplissement par chacune des parties des procedures internes requises en ce qui la concerne et fait partie integrante du present Accord.

Article 9

REGLEMENT DES DIFFERENDS

Tout differend entre les parties concernant !'interpretation et/ou la mise en , ceuvre du present accord est regle

a

!'amiable au moyen de negociations directes par voie de consultations et de negociations entre les parties.

Article 10

DISPOSITIONS FINALES

1. Le present Accord entre en vigueur

a

la date de reception de Ja derniere notification par voie diplomatique par laquelle les parties s'informent ,

(18)

mutuellement de l'accomphssement des procedures requ1s.e& pour l'entree en v1gueur de !'Accord.

2. Le present Accord est conclu pour une duree de quatre (4) ans et peut etre ! prolonge, par tacite reconduction, pour de nouvelles periodes de deux (~)

1 ans.

3 Chaque partie peut denoncer le present accord a tout moment par

notification ecrite transmise par voie diplornatique, indiquant son intention de le denoncer avec un preav1s d'au mains trois (3) mois adresse

a

l'autre partie.

4. La denonciation du present Accord n'affecte la validite d'aucun programme, projet ou autre forme de cooperation jusqu'a l'achevement de ces progmmmes ou projets conjoims en cours, ainsi que convenu par les deux parties dans le present Accord.

, le1~ ff\t>S!> 2017, en deux exemplaires originaux an langues fran<;aise

P.t

ir.donesienne, les deux textes faisant egalement foi.

Pour le Gouvernement de la Republique d'lndonesie, Mohamad Nasir Ministre de la Recherche, de la Technologie et de l'Enseignement Superieur Pour le Gouvernement de la Republique fran~aise,

Secretaire d'Etat charge de l'lndustrie, du Numerique et de

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian ekstrak daun mint dan buah lada hitam pada 72 jsa konsentrasi 40.000 ppm memiliki indeks antifidan paling tinggi dibandingkan dengan konsentrasi lainnya yang lebih

Selain melakukan diagnosa penyakit anak secara umum dan HMFD menggunakan certainty factor dapat digunakan metode lain yang ada pada sistem pakar. Untuk penelitian

Dalam agama Islam, pendidikan seks tidak dapat dipisahkan dari agama dan bahkan harus sepenuhnya dibangun di atas landasan agama, Dengan mengajarkan pendidikan

1) Waktu kerja diselingi istirahat pendek dan istirahat untuk makan serta kesehatan umum dijaga dan dimonitor. 2) Pemberian gizi kerja yang memadai sesuai dengan

Negara yang menempatkan kekuasaan tertinggi ada ditangan rakyat, berarti semua kegiatan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan undang-undang

Selain itu, dalam menggunakan e- learning dosen harus kreatif dan inovatif serta memiliki sikap kritis dalam memilih bahan pembelajaran, beretika baik dalam

Apabila dilihat dari beberapa pengertian dari para ahli mengenai pengawasan melekat diatas, dapat disimpulkan bahwa pengawasan melekat adalah adalah proses

Data tingkat propinsi menunjukkan bahwa 11 propinsi memiliki kesenjangan paritas gender yang sangat signifikan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih