34
BAB IV
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pemilihan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan listing yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009 sejumlah 18 perusahaan per tahunnya. Keseluruhan perusahaan mempunyai tahun tutup buku 31 Desember dan yang mempunyai data lengkap, sehingga sampel dalam penelitian ini sebanyak 54. Data yang dikumpulkan adalah nama perusahaan, tanggal lapor auditor, total asset, laba atau rugi, nama KAP tahun berjalan dengan KAP pada periode sebelumnya. Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan ditampilkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di 22 Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007 – 2009
2 Perusahaan yang tidak mempunyai tahun tutup
(3) buku 31 Desember selama Periode 2007 – 2009
3 Data perusahaan yang tidak lengkap selama periode
(1) 2007 – 2009
4 Jumlah Sampel per Tahun 18
B. Statistik Deskriptif
Sebelum melakukan uji regresi terlebih dahulu disajikan statistik deskriptif untuk menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan. Pada table 4.2 berikut ini disajikan statistik deskriptif yang di lihat dari nilai rata-rata (mean),
variance minimum, maksimum dan standar deviasi.
Tabel 4.2
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Audit Delay 54 73.6852 19.75303 24.00 114.00
Asset 54 3836714.212 8439683.212 74009.00 40382953.00
Income 54 231433.9630 6.08483E5 -510652.00 3044107.00
ROA 54 .06820 .166615 -.866 .407
REPA 54 1.4630 .50331 1.00 2.00
Sumber : hasil pengolahan data SPSS
Pada tabel diatas terlihat nilai mean, variance minimum, maksimum dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Variabel AUDIT DELAY memiliki nilai mean sebesar 73,68 hari, nilai minimum sebesar 24 hari, nilai maksimum sebesar 114 hari dan nilai standar deviasi sebesar 19,753 hari. Tampak bahwa rata–rata audit delay perusahaan sampel masih dibawah 90 hari kalender yang merupakan batas yang ditetapkan oleh BABEPAM dalam penyampaian laporan
keuangan. Terlihat juga bahwa terdapat perusahaan yang terlambat karena audit delay diatas 90 hari.
Audit delay tercepat senilai 24 hari dialami tahun 2007 oleh PT.Davomas Abadi (DAVO) hal ini disebabkan karena Davomas menggunakan KAP yang telah mengaudit pada tahun 2006 jadi KAP tersebut lebih cepat menyelesaikan pekerjaannya yaitu tanggal 24 Januari 2008, sementara audit delay terlama 114 hari dialami oleh PT Davomas Abadi (DAVO) pada tahun 2008, hal disebabkan Davomas menggunakan KAP baru yaitu dari KAP Kanaka ke KAP Tanubrata, jadi memerlukan waktu lebih panjang untuk mengaudit laporan keuangannya.
Variabel ASSET memiliki nilai mean sebesar 3,836 trillyun , nilai minimum sebesar 72,009 milyar, nilai maksimum sebesar 40,382 trillyun dan nilai standar deviasi sebesar 8,439 Trillyun. Variabel asset maksimum dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur (INDF) pada tahun 2009 hal ini disebabkan karena INDF mempunyai total penjualan yang lebih besar dibandingkan dengan total kewajibannya sehingga menambah asset perusahaan, sementara variabel asset
minimum dimiliki oleh PT. Pioneerindo Gourment International (PTSP) pada tahun 2007 hal ini disebabkan karena PTSP mempunyai total penjualan yang lebih kecil dibandingkan dengan total kewajibannya sehingga kurang menambah asset perusahaan.
Variabel INCOME memiliki nilai mean sebesar 231,433 milyar nilai minimum sebesar -510,652 milyar, nilai maksimum sebesar 3,044 trillyun dan nilai standar deviasi sebesar 6,084 milyar. Variabel income maksimum dimiliki
oleh PT.Unilever (UNVR) pada tahun 2009 hal ini disebabkan UNVR mempunyai pendapatan dan keuntungan yang tinggi setelah dikurangi seluruh biaya dan kerugian, sementara variable income minimum dimiliki oleh PT.Davomas Abadi (DAVO) pada tahun 2008 hal ini disebabkan karena DAVO mempunyai pendapatan dan keuntungan yang sangat rendah setelah dikurangi seluruh biaya dan kerugian.
Variabel ROA memiliki nilai mean sebesar 0,06820, nilai minimum sebesar -0,866 nilai maksimum sebesar 0,407 dan nilai standar deviasi sebesar 0,166615. Rasio profitabilitas tertinggi dimiliki oleh PT.Unilever (UNVR) pada tahun 2009 yaitu 0,407 hal ini disebabkan karena nilai net income sebesar 3.044.107 trillyun yang artinya perusahaan ini mampu menghasilkan laba , sementara rasio terendah terjadi di tahun 2007 pada PT.Ades Water Indonesia (ADES) hal ini disebabkan karena nilai net income -154.851 milyar yang artinya perusahaan tersebut kurang mampu menghasilkan laba.
Variabel REPA memiliki nilai mean sebesar 1,4630 nilai minimum sebesar 1 untuk kategori KAP non big four, nilai maksimum sebesar 2 untuk kategori KAP big four, dan nilai standar deviasi sebesar 0,50331.
C. Uji Kualitas Data
1. Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Audit Delay Asset Income ROA REPA
N 54 54 54 54 54
Normal Parametersa,,b Mean 73.6852 1.6620E6 231433.9630 .06820 1.4630
Std. Deviation 19.75303 2.49082E6 6.08483E5 .166615 .50331
Most Extreme Differences Absolute .196 .289 .339 .253 .358
Positive .145 .289 .339 .168 .358
Negative -.196 -.253 -.287 -.253 -.320
Kolmogorov-Smirnov Z 1.442 2.120 2.493 1.859 2.632
Asymp. Sig. (2-tailed) .310 .230 .250 .160 .050
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Tabel 4.3 menguji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov maka variabel AUDIT DELAY, ASSET, INCOME, ROA, nilai p value > 0,05 sehingga data terdistribusi normal dan variabel REPA nilai sig (2-tailed) > 0,05 sehingga data terdistribusi normal.
D. Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinearitas
Model regresi yang baik seharusnya tidak mengandung multikolinieritas. Dikatakan tidak terdapat masalah multikolineritas apabila nilai tolerance > 0,1 dan nilai variance inflation factor (VIF) < 10 (Ghozali, 2001).
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Asset .411 2.435 Income .320 3.129 ROA .674 1.483 REPA .810 1.235
a. Dependent Variable: Audit Delay
Dari tabel 4.4 diatas dapat terlihat nilai tolerance dari variabel ASSET, INCOME, ROA DAN REPA > 0,1 dan nilai variance inflation factor (VIF) < 10 maka dapat di simpulkan tidak ada multikolineritas antara variasi bebas dalam model regresi.
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Autokorelasi Model Summaryb
Model Durbin-Watson
1 2.146
a. Predictors: (Constant), Asset, Income, REPA, ROA b. Dependent Variable: Audit Delay
Dari hasil uji Durbin Watson pada model regresi dapat disimpulkan nilai 2,146 berada diatas +2, sehingga pada model regresi ini terjadi autokorelasi negatif.
3. Uji Heterokedastisitas
Hasil uji heterokedastisitas dapat di lihat pada gambar 4.1
Gambar 4.1
Hasil Uji Heterokedasitas
Dari grafik scatterplots pada gambar 4.1 diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Audit Delay berdasarkan masukan dari variable independent ( ASSET, INCOME , ROA, REPA).
E. Uji Hipotesis
1. Koefisien Determinasi (R 2)
Tabel 4.6
Hasil Pengujian R dan Adjusted R Square (R2) Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .780a .608 .0593 19.24040
a. Predictors: (Constant), Asset, Income, ROA, REPA b. Dependent Variable: Audit Delay
Dari tampilan tabel 4.6 menunjukkan pada kolom adjusted R square
diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,593. Hal ini berarti 59,3 % pengaruh variabel dependen (Audit Delay) dapat dijelaskan oleh variabel independen (ASSET, INCOME, ROA, REPA). Sedangkan sisanya 40,7 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
2. Hasil Uji F
Tabel 4.7
Hasil Uji F (Uji Simultan)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2540.186 4 635.046 1.715 .016a
Residual 18139.462 49 370.193
Total 20679.648 53
a. Predictors: (Constant), Asset, Income, ROA, REPA b. Dependent Variable: Audit Delay
Dari uji ANOVA atau F Test pada tampilan table 4.7 didapat nilai F hitung sebesar 1,715 lebih kecil dari F tabel (2,55), dengan nilai probabilitas 0,016 < dari
nilai 0,05 maka model regresi secara keseluruhan dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen (Audit Delay) atau dapat dikatakan bahwa model regresi diatas adalah model yang tepat dan layak untuk memprediksi Audit Delay.
3. Hasil Uji t
Tabel 4.8
Hasil Uji t (Uji Parsial)
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 82.319 9.542 8.627 .000 Asset -4.152E-6 .000 -.524 -2.508 .016 Income 1.141E-5 .000 .351 1.485 .014 ROA -7.258 19.315 -.061 -.376 .709 REPA -2.651 5.836 -.068 -.454 .652
a. Dependent Variable: Audit Delay
Dari tabel 4.8 hasil uji regresi diatas dapat diformulasikan persamaan sebagai berikut :
AUDIT DELAY = 82,319 - 4.152E-6 ASSET + 1.141E-5
Persamaan diatas menunjukkan bahwa audit delay akan bernilai konstan 82,319. Jika faktor-faktor lain tetap nilainya. Koefisien regresi ukuran perusahaan sebesar -4,152E6 menyatakan bahwa setiap kenaikan sebesar 1 % akan menyebabkan turunnya audit delay sebesar -4,152. Pada tabel 4.8 menunjukkan
INCOME - 7.258 ROA - 2.651 REPA
bahwa nilai probabilitas variabel ukuran perusahaan 0,016 mempunyai angka dibawah 0,05 (0,016 < 0,05) maka Ha1
Pada tabel 4.8 koefisien variabel pelaporan laba atau rugi sebesar 1,141E5 menyatakan bahwa setiap kenaikan sebesar 1 % akan menyebabkan naiknya audit delay sebesar 1,141. Pada tabel 4.8 nilai probabilitas variabel pelaporan laba atau rugi 0,014 mempunyai angka dibawah 0,05 (0,014 < 0,05) maka H
di terima yang berarti ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap audit delay. Hasil ini konsisten dengan penelitian Imelda dan Heri (2007).
a2
Pada tabel 4.8 koefisien variabel profitabilitas sebesar -7,258 menyatakan bahwa setiap kenaikan sebesar 1 % akan menyebabkan turunnya audit delay
sebesar --7,258. Pada tabel 4.8 nilai probabilitas variabel profitabilitas 0,709 mempunyai angka diatas 0,05 (0,709 > 0,05) maka H
di terima yang berarti pelaporan laba atau rugi mempunyai pengaruh terhadap audit delay.
Hasil ini konsisten dengan penelitian Imelda dan Heri (2007).
a3
Pada tabel 4.8 koefisien variabel reputasi auditor sebesar -2,651 menyatakan bahwa setiap kenaikan sebesar 1 % akan menyebabkan turunnya
audit delay sebesar -2,651. Pada tabel 4.8 nilai probabilitas variabel reputasi auditor 0,652 mempunyai angka diatas 0,05 (0,652 > 0,05) maka H
di tolak yang berarti profitabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay. Hasil ini konsisten dengan penelitian Imelda dan Heri (2007) .
a4 di tolak
yang berarti reputasi auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay.
Kesimpulan Hasil Pengujian
Pengujian Variabel Nilai Nilai Ukuran Keterangan Hipotesis
Independen Koefisien Probabilitas Probabilitas
Regresi
Uji F Asset, Income, ROA, 0,016 < 0,05 Ha1 : Model regresi secara kese
REPA luruhan dapat digunakan untuk
memprediksi audit delay.
Uji t Ukuran Perusahaan -4.15E-03 0,016 < 0,05 Ha2 : Asset mempunyai
(Asset) pengaruh terhadap audit delay.
(Sehingga Hipotesis diterima)
Uji t Net Income dari 1.14E-05 0,014 < 0,05 Ha3 : Net Income mempunyai
Laporan pengaruh terhadap audit delay.
Laba atau Rugi (Sehingga Hipotesis diterima)
Uji t Profitabiltas (ROA) -7.258 0,709 > 0,05 Ha4 : ROA tidak mempunyai
pengaruh terhadap audit delay.
(Sehingga Hipotesis ditolak)
Uji t
Reputasi Auditor
(REPA) -2.651 0,652 > 0,05 Ha5 : REPA tidak mempunyai
pengaruh terhadap audit delay.
(Sehingga Hipotesis ditolak)
REFERENSI
Agoes, Sukrisno. 2004.Auditing.Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia. Jakarta.
Anonim. 2006. ”Indonesian Capital Market Directory”.Bursa Efek Jakarta. Jakarta.
Greuning, Hennie Van. 2005. International Financial Reporting Reporting Standards: APractical Guide. Salemba Empat. Jakarta
Houston, Joel F., Eugene F. Brigham. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi kedelapan.Erlangga. Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2004.Standar Akuntansi Keuangan.Salemba Empat. Jakarta
Januarty, Haruni. 2006. “Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Lamanya Penyelesaian Audit (Audit delay)”.
www.google.co.id(21 juni 2007).Saleh, Rachmat. 2004. “
Variabel profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hasil ini disebabkankarena auditor tidak mempermasalahkan nilai profitabilitas suatu perusahaan, karena baik tingkat profitabilitas yang tinggi maupun yang rendah, proses audit akan tetap dilaksanakansesuai dengan prinsip yang berlaku. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Soetedjo(2003), Wirakusuma (2004) dan Januarty (2006) yang mengatakan bahwa tingkat profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay, akan tetapi tidak sesuai denganpenelitian Widiyanti (2003).