• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 7853d50080 BAB IVBab. IV Analisa Sosial Ekonomi dan Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 7853d50080 BAB IVBab. IV Analisa Sosial Ekonomi dan Lingkungan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

IV. 1

BAB. IV

ANALISA SOSIAL EKONOMI DAN

LINGKUNGAN

4.1 ANALISA SOSIAL

Analisa Sosial merupakan usaha untuk menganalisa sesuatu keadaan atau masalah social secara objektif. Analisa Sosial diarahkan untuk memperoleh

gamabaran lengkap mengenai situasi social dengan menelaah kaitan – kaitan

histories, structural dan konsekuensi masalah. Analisa Sosial akan mempejari struktur social, emndalami fenomena-fenomena social, kaitan-kaitan aspek politik, ekonomi, budaya dan agama, Sehingga akan diketahui sejauh mana terjadi perubahan social, bagaimana institusi social yang menyebabkan

masalah – masalah social, dan juga dampak social yang muncul akibat

masalah sosial.

4.1.1 Pengarusutamaan Gender

Gender adalah perbedaan-perbedaan sifat, peranan, fungsi dan status antara laki-laki dan perempuan yang bukan berdasarkan pada perbedaan biologis, tetapi berdasarkan social budaya yang dipengaruhi oleh struktur masyarakat yang luas. Dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, Pemerintah Indonesia mendorong pengarusutamaan gender di setiap bidang pembangunan nasional, termasuk di antaranya dalam bidang Cipta Karya. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender mengamanatkan semua Kementerian, dan Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota untuk melaksanakan pengarusutamaan gender, sehingga seluruh proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program dan kegiatan di seluruh sektor pembangunan mempertimbangkan aspek gender. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berkomitmen untuk mendukung kebijakan tersebut dengan membentuk Tim Pokja IV Kegiatan Pengarusutamaan Gender Direktorat Jenderal Cipta Karya dan BPPSPAM No. 108/KPTS/DC/2015.

(2)

IV. 2

perumusan kebijakan dan perencanaan sehingga menjamin

pembangunan yang inklusif.

4.1.2 Identifikasi kebutuhan penanganan sosial pasca pelaksanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

Aspek social terkait dengan pengarush pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya kepada masyarakat pada tarap perencanaan, pembangunan, maupun pasca pembangunan / pengelolaan.

Pada tarap perencanaan, pembagunan infrastruktur permukiman seharusnya menyentuh aspek/aspek sosial yang terkait dan sesuai dengan isu-isu yang marak saat ini, seperti pengentasan kemiskinan serta pengarustamaan gender. Sedangkan pada saat pembangunan kemuningkinan masyarakat terkena dampak sehingga diperlikan

proses konsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian

kompensasi. Maupun permukiman kembali.

Kemudian pada pasca pembangunan atau pengelolaan perlu diidentiifikasi apakah keberadaan infrastruktur bidang cipta karya tersebut membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar.

Dasar Peraturan perundang – undangan yang menyatakan perlunya

memperhatikan aspek social adalah sebagai berikut :

1. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nsional :

 Dalam rangka pembangunan berkeadilan,

pembangunan sosial juga dilakukan dengan memberi perhatian yang besar pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung, termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal diwilayah terpencil, tertinggal dan wilayah bencana,

 Penguatan kelembagaan dan jaringan pengarustamaan

gender dan anak di ringkat nasional dan daerah, termasuk ketersediaan data dan statistic gender.

2. UU No. 2/2012 tentang Pengadaan Lahan Bagi

Pembangunan untuk Kepentingan Umum :

 Pasal 3 : Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum

bertujuan menyediakan tanah bagi pelaksanaan

pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hokum Pihak yang berhak.

3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencan

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 –

2014 :

 Perbaikan Kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan

melalui sejumlah program pembangunan untuk

penanggulangan kemiskinan dan penciptaan

(3)

IV. 3

dibidang pendidikan, kesehatan dan pervepaan

pembangunan infrastriktir dasar.

 Unutk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender,

peningkatan akses dan partisipasi perempuan dalam pembangunan harus dilanjutkan.

4. Paraturan Presiden No. 15/2010 tentang percepatan

Penanggulangan Kemiskinan

 Pasal 1 : Program Penanggulangan Kemiskinan adalah

kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, dunia

usaha, serta masyarakat untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi.

5. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang

Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

 Menginstruksikan kepada menteri untuk

melaksanakan Pengarusutamaan Gender guna

terselengaranya perencanaan, penyusunan,

pelaksanaa, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan

dan program Pembangunan Nasional yang

berprespektif Gender sesuai dengan bidang tugas dan

fungsi, serta kewenangan masing – masing.

Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota terkait aspek sosial bidang cipta karya adalah :

1. Pemerintah Pusat :

a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum

yang berdifat strategis nasional atau bersifat lintas provinsi.

b. Menjamin tersediannya pendanaan untuk kepentingan

umum yang bersifat strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.

c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui

bentuan sosial pemberdayaan masyarakat,

pemberdayaan usaha mikro dan kecil serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi ditingkat pusat

d. Melaksanakan pengarusutamaan Gender guna

terselengaranya perencanaan, penyusunan,

pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional berperspektif gender, khususnya untuk bidang cipta karya.

2. Pemerintah Provinsi :

a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum

Regional atau bersifat lintas kabupaten/kota.

b. Menjamin tersediannya pendanaan untuk kepentingan

(4)

IV. 4

c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui

bentuan sosial pemberdayaan masyarakat,

pemberdayaan usaha mikro dan kecil serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi ditingkat provinsi

d. Melaksanakan pengarusutamaan Gender guna

terselengaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional berperspektif gender, khususnya untuk bidang cipta karya.

3. Pemerintah Kabupaten / Kota :

a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum di

kabupaten/kota.

b. Menjamin tersediannya pendanaan untuk kepentingan

umum di kabupaten/kota.

c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui

bentuan sosial pemberdayaan masyarakat,

pemberdayaan usaha mikro dan kecil serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi ditingkat kabupaten/kota.

d. Melaksanakan pengarusutamaan Gender guna

terselengaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional berperspektif gender, khususnya untuk bidang cipta karya.

4.2 ANALISA EKONOMI

Analisis ekonomi adalah proses pemeriksaan statistik dan indikator pasar untuk menentukan kemungkinan rencana untuk alokasi sumber daya. Analisis dapat diarahkan untuk mengembangkan rencana ekonomi tertentu atau kebijakan, atau dapat digunakan untuk benar-benar memahami status ekonomi. Dalam rangka untuk melakukan analisis ekonomi dasar, adalah penting untuk memahami hubungan antara sumber daya dan kebutuhan, sejarah baru-baru ini ekonomi yang bersangkutan, dan tujuan atau prakiraan dalam waktu dekat.

4.2.1 Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidak mampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.

(5)

IV. 5 Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:

 Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup

kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.

 Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,

ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.

 Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang

memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang

Kemiskinan bisa dikelompokkan dalam 5 katagori yaitu

1. Kemiskinan absolut,

Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang dapat diukur dengan perbandingan tingkat pendapatan orang atau keluarga dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memperoleh kebutuhan dasar minimum (kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya)

2. Kemiskinan relatif,

Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang lebih banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan dimana seseorang atau keluarga itu tinggal (kemampuan penghasilannya dibandingkan dengan kemampuan penghasilan orang disekitarnya).

3. Kemiskinan kultural,

Kemiskinan Kronis adalah kemiskinan yang disebabkan oleh kebiasaan hidup yang tidak produktif, keterisolasian sumber daya alam dan lokasi tempat tinggal serta rendahnya taraf pendidikan, derajat kesehatan, terbatasnya lapangan pekerjaan dan ketidak berdayaan mengikuti ekonomi pasar.

4. Kemiskinan kronis dan

(6)

IV. 6

5. Kemiskinan sementara.

Kemiskinan Sementara adalah kemiskinan yang disebabkan terjadinya krisis ekonomi, perubahan yang bersifat musiman, bencana alam dan akibat diberlakukannya kebijakan tertentu.

Salah satu tujuan dalam pembangunan manusia ialah memperluas pilihan penduduk dalam mengakses sumber daya ekonomi. Oleh karena itu, program pembangunan manusia di sisi ekonomi turut menjadi perhatian utama dalam menyusunan kebijakan pembangunan. Untuk mengukur bagaimana performa pembangunan manusia dari sisi ekonomi digunakan ukuran pengeluaran perkapita yang disesuaikan ( PPP ). Nilai PPP mengambarkan daya beli penduduk Kabupaten Lampung Utara yang dapat

dibandingkan dengan daerah – daerah lainnya. Semakin tinggi nilai PPP

mengambarkan semakin besar kemampuan masyarakat dalam megakses sumber daya ekonomi.

Capain pembangunan manusia dari sisi ekonomi Kabupaten Lampung Utara di tahun 2014 menunjukan bahwa posisi Kabupaten Lampung Utara adalah yg ke 5 terendeh di Provinsi Lampung.

Pertumbuhan daya beli penduduk Kabupaten Lampung Utara tahun 2011 mencapai 2,77% dan besaran pertumbuhan tersebut terus melambat hingga turun menjadi 0,71% di tahun 2014

(7)

IV. 7 Masalah ketimpangan akan menjadi hambatan dalam upaya mempercepat pembangunan manusia. Sebesar apapun upaya yang dilakukan untuk mengenjot peningkatan daya beli penduduk tidak akan dapat berdampak besar terhadap peningkatan kualitas manusia jikalauhal tersebut hanya dapat dinikmati sikaya saja.

4.2.2 Analisis dampak pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya terhadap ekonomi lokal masyarakat

Pembangunan adalah usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan atau perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembangunan bangsa.

(8)

IV. 8 Bagaikan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan, selain mempunyai dampak positif, ternyata pembangunan infrastruktur juga mempunyai dampak negatif. Pembangunan infrastruktur juga berdampak negatif bagi kelestarian alam, diantaranya dengan berkurangnya sumberdaya alam akibat eksploitasi berlebihan, pencemaran udara akibat polusi industri dan pembangunan infrastruktur perekonomian yang identik dengan perusakan alam. Sehingga hal tersebut menimbulkan suatu pernyataan bahwa pembangunan infrastruktur selalu identik dengan perusakan alam.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pembangunan infrastruktur yang dilakukan untuk mendukung pembangunan ekonomi yang semata-mata

ditujukan untuk memperoleh keuntungan tanpa memperhatikan

keberlangsungan alam dan lingkungan, akan membawa dampak negatif tidak hanya bagi alam tetapi juga bagi masyarakat. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan adalah berkurangnya sumberdaya alam, pencemaran udara akibat polusi industri dan pembangunan infrastruktur yang identik dengan perusakan alam. Namun, hal tersebut dapat dicegah dengan menerapkan program pelaksanaan pembangunan ekonomi yang berwawasan lingkungan

4.3 ANALISA LINGKUNGAN

Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang selanjutnya disingkat KLHS dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis adalah proses mengintegrasikan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam pengambilan keputusan terhadap kebijakan, rencana, dan/atau program yang selanjutnya disingkat KRP.

KLHS pun merupakan rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program. (UU No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup).

Makna strategis mengandung arti perbuatan atau aktivitas sejak awal proses pengambilan keputusan yang berakibat signifikan terhadap hasil akhir yang akandiraih. Dalam konteks KLHS perbuatan dimaksud adalah suatu proses kajian yang dapat menjamin dipertimbangkannya hal-hal yang prioritas dari aspek pembangunanberkelanjutan dalam proses pengambilan keputusan pada kebijakan, rencana dan/atau program sejak dini.

(9)

IV. 9 keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan masa depan.

Tujuan utama KLHS adalah untuk memastikan prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan. Selama ini, prosespembangunan yang terformulasikan dalam kebijakan, rencana dan/atau program dipandang kurang mempertimbangkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan secara optimal. Upaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan atau proyek melalui berbagai instrumen seperti antara lain AMDAL, dipandang belum menyelesaikan berbagai persoalan lingkungan hidup secara optimal, mengingat berbagai persoalan lingkungan hidup berada pada tataran kebijakan, rencana dan/atau program.

KLHS bermanfaat untuk memfasilitasi dan menjadi media proses belajar bersama antar pelaku pembangunan, dimana seluruh pihak yang terkait penyusunan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program dapat secara aktif mendiskusikan seberapa jauh substansi kebijakan, rencana dan/atau

program yang dirumuskan telah mempertimbangkan prinsip-prinsip

pembangunan berkelanjutan.

Melalui proses KLHS, diharapkan pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program dapat mengetahui dan

memahami pentingnya menerapkan prinsip-prinsip pembangunan

berkelanjutan dalam setiap penyusunan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program.

KLHS dilaksanakan berdasarkan prinsip:

a. Terpadu;

 Memastikan bahwa kajian dampak lingkungan tepat untuk semua tahap

keputusan strategik dan relevan untuk tercapainya pembangunan keberlanjutan.

 Memuat saling keterkaitan antara aspek biofisik, sosial dan ekonomi.

 Terkait secara hirarkis dengan kebijakan di sektor tertentu dan antar

wilayah, dan bilamana perlu, dengan proyek turunannya yang wajib AMDAL.

b. Berkelanjutan;

 Memfasilitasi identifikasi alternatif atau opsi-opsi pembangunan

termasuk alternatif proposal yang lebih menjamin pencapaian keberlanjutan.

c. Fokus;

 Menyediakan informasi yang tepat-guna, cukup, dan dapat

dipertanggungjawabkan untuk perencanaan pembangunan dan

pengambilan keputusan.

 Konsentrasi pada isu-isu penting dan mendasar pembangunan

berkelanjutan.

(10)

IV. 10

 Efektif biaya dan waktu.

d. Transparan;

 Arus informasi dalam keseluruhan rangkaian proses bersifat bebas

 Informasi dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan

 Informasi yang tersedia memadai dan dapat dipahami

e. Akuntabel;

 Jelasnya tanggung jawab instansi yang berkepentingan dalam

pengambilan keputusan yang bersifat strategik.

 Dilakukan secara profesional, tegas, adil, tidak berpihak, danseimbang.

 Proses dapat diawasi dan diverifikasi oleh pihak independen.

 Proses pengambilan keputusan terdokumentasi dan dapat dibenarkan.

f. Partisipatif;

 Para pihak yang berkepentingan, masyarakat yang terkena dampak, dan

instansi pemerintah dilibatkan dan diinformasikan secara memadai di sepanjang proses pengambilan keputusan.

 Masukan dan pertimbangan yang diberikan dalam pengambilan

keputusan terdokumentasi secara eksplisit.

g. Interaktif.

 Siklus proses bersifat dinamis dan terus memperbaiki hasil.

 Memastikan ketersediaan hasil kajian pada kondisi sedini apapun untuk

mempengaruhi proses perencanaan selanjutnya.

 Memastikan ketersediaan informasi aktual yang memadai untuk memberi

basis proses pengambilan keputusan selanjutnya.

Pemerintah dan pemerintah daerah melaksanakan KLHS terhadap rancangan atau dokumen KRP yang:

1. Menimbulkan konsekuensi adanya rencana usaha dan/atau kegiatan yang

wajib dilengkapi dengan dokumen analisismengenai dampak lingkungan; dan/atau

2. Berpotensi :

a. Meningkatkan risiko perubahan iklim;

b. Meningkatkan kerusakan, kemerosotan, atau kepunahan

keanekaragaman hayati;

c. Meningkatkan intensitas bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau

kebakaran hutan dan lahan terutama pada daerah yang kondisinya telah tergolong kritis;

d. Menurunkan mutu dan kelimpahan sumber daya alam terutama pada

daerah yang kondisinya telah tergolong kritis;

e. Mendorong perubahan penggunaan dan/atau alih fungsi kawasan hutan

terutama pada daerah yang kondisinya telah tergolong kritis;

f. Meningkatkan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan

penghidupan (livelihood sustainability) sekelompok masyarakat; dan/atau

g. Meningkatkan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.

(11)

IV. 11 dan program [KRP]. Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan. Oleh karena tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam perencanaan tata ruang, maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing hirarki rencana tata ruang wilayah [RTRW]. KLHS bisa menentukan substansi RTRW, bisa memperkaya proses penyusunan dan evaluasi keputusan, bisa dimanfaatkan sebagai instrumen metodologis pelengkap (komplementer) atau tambahan (suplementer) dari penjabaran RTRW, atau kombinasi dari beberapa atau semua fungsi-fungsi diatas.

Kerangka Kerja KLHS

Prosedur penyelenggaraan KLHS untuk setiap pendekatan berbeda, namun secara generik hubungan antara komponen-komponen kerja KLHS dapat dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 1

(12)
(13)

IV. 13

Proses Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Bidang Cipta Karya

NO PENGELOMPOKAN ISU-ISU PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN BIDANG CIPTA KARYA

PENJELASAN SINGKAT

(1) (2) (3)

4.1 Sosial

1 Pencemaran Menyebabkan Berkembangnya

Wabah Penyakit

Meningkatnya perhatian masyarakat mulai menyadari akibat-akibat yang ditimbulkan dan kerusakan lingkungan hidup. Sebagai contoh apabila ada penumpukan sampah dikota maka permasalahan ini diselesaikan dengan cara mengangkut dan membuangnya ke lembah yang jauh dari pusat kota, maka

hal ini tidak memecahkan permasalahan melainkan menimbulkan

permasalahan seperti pencemaran air tanah, udara, bertambahnya jumlah lalat, tikus dan bau yang merusak, pemandangan yang tidak mengenakan. Akibatnya menderita interaksi antara lingkungan dan manusia yang akhirnya menderita kesehatan.

4.2 Ekonomi

1 Kemiskinan berkolerasi dengan Kerusakan

Lingkungan

Orang miskin terpaksa untuk mengambil manfaat dari sumberdaya alam secara berlebihan agar bisa bertahan hidup, dan pengabaian mereka, sehingga terhadap lingkungan pada akhirnya kemampuan mereka untuk bertahan hidup menjadi semakin sulit dan tidak pasti

2 Perkembangan Ekonomi Lokal dari

Pembangunan Infrastruktur Permukiman

Pembangunan Infrastruktur memegang peranan pening sebagai salah satu roda pengerak pertumbuhan ekonomi. Ini mengingatkan gerak laju dan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi, sanitasi dan energy. Oleh karena itu pembangunan sector ini menjadi pondasi dari perkembangan ekonomi selanjutnya

4.3 Lingkungan

1 Kecukupan Air Baku untuk Air Minum Ketersediaan air dapat ditinjau berdasarkan kondisi sumber air yang tersedia,

(14)

IV. 14

2 Pencemaran Lingkungan Oleh Infrastruktur

yang tidak Berfungsi Maksimal

Akibat kurang termanfaatkan secara memadai karena perencanaannya kurang mempertimbangkan kapasitas sosial dan budaya daerah setempat dalam mengoperasikan dan memeliharanya Hal ini membawa implikasi pula pada

kerusakan lingkungan yang menimbulkan dampak negatif terhadap

lingkungan hidup maupun sosial.

3 Dampak Kumuh terhadap Kualitas Lingkungan Perumahan kumuh dapat mengakibatkan berbagai dampak. Dari segi

pemerintahan, pemerintah dianggap dan dipandang tidak cakap dan tidak peduli dalam menangani pelayanan terhadap masyarakat. Sementara pada dampak sosial, dimana sebagian masyarakat kumuh adalah masyarakat berpenghasilan rendah dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah dianggap sebagai sumber ketidakteraturan dan ketidakpatuhan terhadap norma-norma sosial.

4 Dampak Perubahan Iklim Kawasan

Permukiman dan Upaya Mitigasi dan adaptasi yang telah dilakukan

Cuaca ekstrim, banjir, kekeringan lahan, naiknya muka air laut (banjir rob) dan kebakaran hutan merupakan kejadian / bencana yang sering terjadi akhir-akhir ini di Indonesia maupun di belahan dunia lainnya, baik kita sadari maupun tidak bahwa perubahan iklim dari tahun ke tahun telah terjadi dan mengakibatkan bencana, tidak sedikit manusia serta mahluk hidup lainnya terkena dampak dari perubahan iklim.

Yang harus kita lakukan adalah mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

Mitigasi merupakan usaha untuk mengurangi gas rumah kaca sehingga dapat memperlambat laju pemanasan global.

Adaptasi merupakan upaya meminimalisir dampak yang telah terjadi, serta mengantisipasi resiko sekaligus mengurangi biaya yang harus dikeluarkan akibat perubahan iklim

Keterangan Pengisian :

(1) Nomor

(2) Pengelompokan isu pembangunan berkelanjutan (sosial, ekonomi dan lingkungan)

Gambar

 Gambar 1 Kerangka Kerja KLHS

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diketahui bahwa variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter mempunyai pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap kinerja karyawan.Variabel

Disamping itu juga para pemangku adat membuat aturan bahwa siapa yang melakukan pelanggaran terhadap aturan itu dan dibuang dari adat (diusir dari kampung) yang diatur dalam

Hal berikutnya yang dilakukan adalah mendatangi berbagai institusi di dalam dan luar negeri yang terkait dengan pengembangan surfaktan, institusi yang mengembangkan

Sebaliknya penggunaan strain U318 sebagai kultur tunggal dalam produksi urutan memperlihatkan pertumbuhan BAL yang lebih baik dengan kondisi BAL yang lebih stabil dibandingkan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis pengaruh Persepsi Kualitas Pelayanan terhadap Niat Membeli Ulang Jasa melalui Kepuasan Konsumen pada

kepemimpinan sebagai keseluruhan tindakan guna mempengaruhi serta mengingatkan orang, dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan, ata u dengan definisi yang lebih

Berdasarkan analisis data penelitian ini diperoleh hasil bahwa tingkat literasi membaca di SD Muhammadiyah Bantul Kota, khusus kelas IV A, dari aspek tujuan membaca dan