• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otoriter, Komunikasi Organisasi, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Asia Paramita Indah Tbk. Mandom Di Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otoriter, Komunikasi Organisasi, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Asia Paramita Indah Tbk. Mandom Di Surakarta"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER, KOMUNIKASI ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PT. ASIA PARAMITA INDAH TBK. MANDOM DI SURAKARTA

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:

RISTIYAWAN CATUR ADI APRIYANTO B100140094

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)

2 i

(3)

3 ii

(4)

4 iii

(5)

1

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER, KOMUNIKASI ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PT. ASIA PARAMITA INDAH TBK. MANDOM DI SURAKARTA ( Studi kasus di Surakarta )

ABSTRAKSI

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan otoriter terhadap kinerja karyawan PT. Asia Paramita Indah Tbk. Mandom di Surakarta.Untuk menguji dan menganalisis pengaruh komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan PT. Asia Paramita Indah Tbk. Mandom di Surakarta.Untuk menguji dan menganlisis pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT. Asia Paramita Indah Tbk. Mandom di Surakarta.Untuk menguji dan menganalisis pengaruh secara bersama-sama antaragaya kepemimpinan otoriter, komunikasi organisasi, dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT. Asia Paramita Indah Tbk. Mandom di Surakarta.

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Asia Paramita Indah Tbk. Mandom di Surakarta dan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling 64 orang karyawan dan karyawanini nantinya akan dipilih dengan kriteria responden.

Hasil penelitian ini diketahui bahwa variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter mempunyai pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap kinerja karyawan.Variabel Komunikasi Organisasi mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja karyawan.Variabel motivasi kerja mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja karyawan.Hasil uji F menunjukan variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter, Komunikasi Organisasi dan Motivasi Kerja berpengaruh secara bersama - sama terhadap kinerja karyawan.Hasil uji koefisien determinasi (R2) diperolehhasil adjusted R square (R2) diperoleh sebesar 0,348, berarti variasi perubahan variabel kinerja dapat dijelaskan oleh variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter, Komunikasi Organisasi dan Motivasi Kerja berpengaruh positif terhadap kinerja sebesar 34,8%. Sedangkan sisanya sebesar 65,2% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan Otoriter, Komunikasi Organisasi, Motivasi Kerja dan Kinerja

ABSTRACT

The purpose of this study is to examine and analyze the influence of authoritarian leadership style on the performance of employees of PT. Asia Paramita Indah Tbk. Mandom in Surakarta. To test and analyze the influence of organizational communication on employee performance PT. Asia Paramita Indah Tbk. Mandom in Surakarta. To test and analyze the influence of work motivation on employee performance of PT. Asia Paramita Indah Tbk. Mandom in Surakarta. To test and analyze the effect of jointly between authoritarian leadership style, organizational

(6)

2

communication, and work motivation on the performance of employees of PT. Asia Paramita Indah Tbk. Mandom in Surakarta.

Population taken in this research is employees of PT. Asia Paramita Indah Tbk. Mandom in Surakarta and sampling technique using quota sampling technique 64 employees and this employee will be selected with criteria of respondents.

The results of this study note that the variable of Authoritarian Leadership Style has a negative but not significant influence on employee performance. Organizational Communication Variables have a significant positive effect on employee performance. Job motivation variable has a significant positive effect on employee performance. The result of F test shows the variable of Authoritarian Leadership Style, Organizational Communication and Work Motivation influence together to employee performance. The result of determination coefficient test (R2) obtained result of adjusted R square (R2) is obtained 0,348, mean variation of change of performance variable can be explained by variable of Authoritarian Leadership Style, Organizational Communication and Work Motivation have positive effect to performance equal to 34,8%. While the rest of 65.2% explained by other variables outside the model.

Keywords: Authoritarian Leadership Style, Organizational Communication, Work Motivation and Performance

1. PENDAHULUAN

Peran kepemimpinan yang sangat strategis dan penting bagi pencapaian visi, misi dan tujuan suatu organisasi, merupakan salah satu motif yang mendorong manusia untuk selalu menyelidiki seluk-beluk yang terkait dengan kepemimpinan. Kualitas dari pemimpin seringkali dianggap sebagai faktor terpenting dalam keberhasilan atau kegagalan organisasi. Demikian juga keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi baik yang berorientasi bisnis maupun publik. Begitu pentingnya peran pemimpin dalam memegang kunci dalam memformulasikan dan mengimplementasikan strategi organisasi (Yulk : 2010;4)

Mosedeghard dan Yannohamma (dalam Gustomo & Silvianita, 2009) menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan otoriter berpengaruh terhadap loyalitas melalui kepuasan kerja. Kepuasan kerja merupakan persepsi seseorang mengenai pekerjaan, bedasarkan faktor-faktor lingkungan kerja seperti gaya atasan, aturan dan prosedur kerja, rekan kerjaa, kondisi kerja dan tingkat kompensasi yang diterima. Elemen-elemen kerja yang berhubungan dengan kepuasan kerja diantaranya adalah nilai kompensasi, promosi kerja,

(7)

3

kondisi kerja, supervisi, cara kerja organisasi dan hubungan yang tercipta antara atasan dan bawahan.

Komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai pesan di dalam organisasi, di dalam kelompok formal maupun informal organisasi. Uraian sebelumnya dapat disimpulkan komunikasi sebagai suatu proses dimana orang-orang bermaksud memberikan pengertian-pengertian melalui pengiriman berita secara simbolis, dapat menghubungkan para anggota berbagai satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula, sehingga sering disebut rantai pertukaran informasi (Masmuh :2010:9)

Pemberian motivasi dengan melihat kebutuhan yang dominan dari para karyawan, baik kebutuhan fisiologis ataupun kebutuhan-kebutuhan lain, seperti kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, serta kebutuhan aktualisasi diri.Motivasi menjadi pendorong seseorang melaksanakan suatu kegiatan guna mendapat hasil yang terbaik. Oleh karena itulah tidak heran jika karyawan yang mempunyai motivasi kerja yang tinggi biasanya mempunyai kinerja yang tinggi pula. Untuk itu motivasi kerja karyawan perlu dibangkitkan agar karyawan dapat menghasilkan kinerja yang terbaik. Antoni (2006) mengemukakan bahwa pemberian dorongan sebagai salah satu bentuk motivasi, penting dilakukan untuk meningkatkan gairah kerja karyawan sehingga dapat mencapai hasil yang dikehendaki oleh manajemen. Hubungan motivasi, gairah kerja dan hasil optimal mempunyai bentuk linear dalam arti dengan pemberian motivasi kerja yang baik, maka gairah kerja karyawan akan meningkat dan hasil kerja akan optimal sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan.

Kinerja karyawan sebagai suatu bentuk kesuksesan seseorang untuk mencapai peran atau target tertentu yang berasal dari perbuatannya sendiri. Kinerja karyawan menurut Hasibuan (2012:94) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.

(8)

4

Kinerja didefinisikan sebagai prestasi kerja atau hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh karyawan per satuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2006). Dengan kinerja yang baik maka setiap orang dalam kelompok itu akan menghasilkan prestasi ketja yang lebih baik dan juga mempunyai semangat berkorban demi tercapainya tujuan kelompok atau organisasi.

PT Mandom Indonesia Tbk berdiri sebagai perusahaan joint venture antara Mandom Corporation, Jepang dan PT The City Factory. Perseroan berdiri dengan nama PT Tancho Indonesia dan pada tahun 2001 berganti menjadi PT Mandom Indonesia Tbk. Pada tahun 1993, Perseroan menjadi perusahaan ke-167 dan perusahaan joint venture Jepang ke-11 yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Saat ini jumlah saham Perseroan adalah 201.066.667 lembar saham dengan nilai nominal Rp 500/saham. Kegiatan produksi komersial Perseroan dimulai pada tahun 1971 dimana pada awalnya Perseroan menghasilkan produk perawatan rambut, kemudian berkembang dengan memproduksi produk wangi-wangian dan kosmetik Merek utama Perseroan antara lain Gatsby, Pixy, dan Pucelle. Selain itu, Perseroan juga memproduksi berbagai macam produk lain dengan merek Tancho, Mandom, Spalding, Lovillea, Miratone, dan juga beberapa merek yang khusus diproduksi untuk ekspor.Selain pasar domestik, Perseroan juga mengekspor produk-produknya ke beberapa negara antara lain Uni Emirat Arab (UEA), Jepang, India, Malaysia, Thailand, dan lain-lain. Melalui UEA, produk-produk Perseroan di re-ekspor ke berbagai negara di Afrika, Timur Tengah, Eropa Timur, dan lain-lain.

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruhgaya kepemimpinan otoriter terhadap kinerja karyawan PT. Asia Paramita Indah Tbk. Mandom di Surakarta ?

2. Bagaimana pengaruh komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan PT. Asia Paramita Indah Tbk. Mandom di Surakarta ?

(9)

5

3. Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT. Asia Paramita Indah Tbk. Mandom di Surakarta ?

4. Bagaimana pengaruh secara bersama-sama antara gaya kepemimpinan otoriter, komunikasi organisasi, dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT. Asia Paramita Indah Tbk. Mandom di Surakarta ?

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, bagian ini diungkapkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruhgaya kepemimpinan otoriter terhadap kinerja karyawan PT. Asia Paramita Indah Tbk. Mandom di Surakarta.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan PT. Asia Paramita Indah Tbk. Mandom di Surakarta.

3. Untuk menguji dan menganlisis pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT. Asia Paramita Indah Tbk. Mandom di Surakarta.

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh secara bersama-sama antara gaya kepemimpinan otoriter, komunikasi organisasi, dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT. Asia Paramita Indah Tbk. Mandom di Surakarta.

2. METODE 2.1 Populasi

Populasi menurut Indriantoro dan Supomo (2014) adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu.Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah karyawanPT. Asia Paramita Indah Tbk. Mandom di Surakartauntuk mengisi kuisioner yang akan dibagikan oleh peneliti.

2.2 Sampel dan teknik pengumpulan data

Menurut Indriantoro dan Supomo (2014) sampel adalah seluruh elemen populasi atau sebagian dari elemen-elemen populasi untuk diteliti.Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling 64 orang

(10)

6

karyawan dan karyawan ini nantinya akan dipilih dengan kriteria responden.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Uji Hipotesis

3.1.1 Analisa Regresi Berganda (Multiple Regression) Tabel 1

Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Variabel b thitung Sig (Constant) 7.389 1.395 .168 Gaya Kepemimpinan -.066 -.694 .491 Otoriter Komunikasi .311 2.458 .017 Motivasi .288 2.978 .004 R2 = 0,379 Fhitung = 12,212 Adjusted R2 = 0,348 sig = 0,000 Sumber : Hasil Olahan Data Primer, 2018

Y = 7,389 - 0,066X1 + 0,311X2 + 0,288X3

Dari persamaan di atas maka diinterprestasikan sebagai berikut :

Konstanta dengan nilai sebesar positif 7,389 berarti apabila variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter, Komunikasi Organisasi dan Motivasi Kerja sama dengan (0), maka kinerja yang dicapai positif.

Koefisien regresi variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter sebesar -0,066 berarti apabila variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter naik, maka kinerja akan menurun dengan asumsi Komunikasi Organisasi dan motivasi konstan.

Koefisien regresi variabel Komunikasi Organisasi sebesar 0,311 berarti apabila variabel Komunikasi Organisasi naik, maka

(11)

7

kinerja akan meningkat dengan asumsi gaya kepemimpinan otoriter dan Motivasi konstan.

Koefisien regresi variabel Motivasi Kerja sebesar 0,288 berarti apabila variabel Motivasi Kerja naik, maka kinerja akan meningkat dengan asumsi Gaya Kepemimpinan Otoriter dan Komunikasi Organisasi konstan.

3.1.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan hasil analisis data yang menggunakan bantuan komputer program SPSS for windows maka dapat diperoleh adjusted R square (R2) diperoleh sebesar 0,348, berarti variasi perubahan variabel kinerja dapat dijelaskan oleh variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter, Komunikasi Organisasi dan Motivasi Kerja berpengaruh positif terhadap kinerja sebesar 34,8%. Sedangkan sisanya sebesar 65,2% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

3.1.3 Uji F/Uji Kelayakan Model

Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat siginifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Hasil diketahui karena Fhitung > Ftabel (12,212 > 4,00), maka Ho ditolak, Berarti secara bersama-sama variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter, Komunikasi Organisasi dan Motivasi Kerja berpengaruh secara bersama terhadap kinerja.

3.1.4 Uji t

3.1.4.1 Uji pengaruh variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter (X1) terhadap kinerja (Y) adalah sebagai berikut :

Variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter diketahui Ho diterima t hitung lebih kecil dari t tabel (-0,694 < 2,000) maka hal ini menunjukkan bahwa Gaya Kepemimpinan Otoriter (X1) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja atau karena t.sig (0,491) lebih besar dari 0,05 () maka secara signifikan Gaya Kepemimpinan Otoriter tidak berpengaruh terhadap kinerja.Uji

(12)

8

pengaruh variabel Komunikasi Organisasi terhadap kinerja (Y) adalah sebagai berikut :

3.1.4.2 Uji pengaruh variabel Komunikasi Organisasi (X2) terhadap kinerja (Y) adalah sebagai berikut :

Variabel Komunikasi Organisasi diketahui Ho ditolak t hitung lebih besar dari t tabel (2,458 > 2,000) maka hal ini menunjukkan bahwa Komunikasi Organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja atau karena t.sig (0,017) lebih kecil dari 0,05 () maka secara signifikan Komunikasi Organisasi (X2) berpengaruh terhadap kinerja.

3.1.4.3 Uji pengaruh variabel Motivasi Kerja terhadap kinerja (Y) adalah sebagai berikut :

Variabel motivasi kerja diketahui Ho ditolak t hitung lebih besar dari t tabel (2,978 > 2,000) maka hal ini menunjukkan bahwa motivasi kera mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja atau karena t.sig (0,004) lebih kecil dari 0,05 () maka secara signifikan motivasi kerja (X3) berpengaruh terhadap kinerja.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Pengaruh antara gaya kepemimpinan otoriter (X₁) terhadap kinerja karyawan (Y)

Variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter mempunyai pengaruh negatif tapi tidak signifikan terhadap kinerja. Dari data tabel 4.5 diketahui bahwa 84,38% menyatakan bahwa gaya kepemimpinan otoriternya rendah. Artinya justru cenderung pimpinan tidak otoriter dan pengaruhnya negatif dan kemudian pengaruhnya negatif namun tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini berarti gaya kepemimpinan otoriter yang rendah berarti pimpinan justru sering berdiskusi dengan bawahan, tidak bersifat subjektif dan mau menerima saran dan pendapat dari bawahan. Dan gaya kepemimpinan otoriter

(13)

9

bisa mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan

Hasil penelitian yang kepemimpinan otoriter yang berpengaruh negatif ini tidak sesuai penelitian Reza (2010), Slamet Riyadi (2011) dan Wandra Agus Cahyono, Djamhur Hamid, Gunawan Eko Nurjahjono (2016) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan demokratis mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. 3.2.2 Pengaruh antara komunikasi organisasi (X₂) terhadap kinerja karyawan

(Y)

Variabel Komunikasi Organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Hal ini berarti karena atasan mengkomunikasikan informasi mengenai tugas, kebijakan-kebijakan terkait organisasi, melakukan hubungan dengan mudah dengan atasan, mengkomunikasikan kepada atasan, percaya terhadap rekan kerja, penyelesaian pekerjaan dengan mudah terbentuk, perbedaan jabatan tidak menjadi penghalang dalam memperoleh informasi dan memperoleh informasi dari berbagai sumber dalam perusahaan dan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Kristoyo (2008) dan mendukung dengan penelitian Reza (2010), Rakhman (2010), Slamet Riyadi (2011), dan Wandra Agus Cahyono, Djamhur Hamid, Gunawan Eko Nurjahjono (2016).

3.2.3 Pengaruh antara motivasi kerja (X₃) terhadap kinerja karyawan (Y) Variabel motivasi kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Hal ini berarti karena berusaha meningkatkan produktivitas untuk mencapai prestasi yang diinginkan, mengerjakan pekerjaan melebihi standar, meningkatkan kemampuan, mampu mengarahkan dan mempengaruhi rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaan, membantu rekan kerja dalam menyelesaikan, memiliki kekuasaan dalam menyelesaikan pekerjaan dan menjalin hubungan

(14)

10

baik dengan rekan kerja perusahaan dan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Hasil penelitian sesuai dengan penelitian Reza (2010), Slamet Riyadi (2011), dan Wandra Agus Cahyono, Djamhur Hamid, Gunawan Eko Nurjahjono (2016) yang menyatakan bahwa motivasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil yang telah diurakan pada bab sebelumnya penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter mempunyai pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap kinerja karyawan.

2. Variabel Komunikasi Organisasi mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

3. Variabel motivasi kerja mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

4. Hasil uji F menunjukan variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter, Komunikasi Organisasi dan Motivasi Kerja berpengaruh secara bersama - sama terhadap kinerja karyawan.

5. Hasil uji koefisien determinasi (R2) diperoleh hasil adjusted R square (R2) diperoleh sebesar 0,348, berarti variasi perubahan variabel kinerja dapat dijelaskan oleh variabel Gaya Kepemimpinan Otoriter, Komunikasi Organisasi dan Motivasi Kerja berpengaruh positif terhadap kinerja sebesar 34,8%. Sedangkan sisanya sebesar 65,2% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

DAFTAR PUSTAKA

Boone, L. E. & Kurtz, D. L. (2007). Contemporary Business. Jakarta: Salemba Empat.

(15)

11

Cangara, Hafied, “Komunikasi Politik Konsep, Teori, dan Strategi”,Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011.

Dessler, Gary, “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Jakarta: PT . Indeks, 2010. Effendy,Onong Uchjana. 2011. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Editor: Tjun

Surjaman, Cetakan ke-20, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya.

Gustomo & Silvianita. 2009. Pengaruh Nilai-Nilai Personal, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Kelompok Keahlian Manajemen Manusia dan Kewirausahaan Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung. Vol. 8, No. 1, 1-6. Hasibuan, M. S. P. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.

Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.

Hildayanti, “Hubungan Komunikasi Organisasi dengan Kepuasan Kerja Pegawai di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan Jaringan (APJ)”, Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, 2011.

Indrijati, Lies, “Kontribusi Kualitas Komkunikasi dan Kemampuan manajemen Konflik Kepala sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Sagulung Kota batam Provinsi Kepulauan Riau”,jakarta, 2013.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, “Evaluasi Kinerja SDM ”, Bandung: PT. Refika Aditama, 2010.

Masmuh, A, 2010. Komunikasi organisasi dalam perspektif teori dan praktek. Cetakan 2, Universitas Muhammadiyah Malang.

Moeheriono. 2012. Pengukuran Kinerja Berbasis Kinerja, Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Murdoko , E. W. H, 2013. The Leader In You. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Nasution, M.N,“Manajemen Mutu Terpadu”, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2010. Nawawi, H. 2008. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Cetakan Pertama.

Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Pace, Wayne & Don Faules, “Komunikasi Organisasi. : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan”, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2010.

Purwanto, Djoko, “Komunikasi Bisnis”, Edisi 4. Jakarta : Erlangga, 2011.

Sari, Yanti Komala, “Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Patra Komala Di Dumai”, Jurnal Tepak Manajemen Bisnis, Vol. VI, No. 2, Mei 2014.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai pelengkap dari output IRMS di Bidang Bina Marga Provinsi D.I.Y3. Di mana pada output IRMS ini belum

APLIKASI KEONG Telescopium teIescapium Linne.,1758 DALAM BIOREMEDIASI PADA SKALA PETAK. PERCOBAAN DI LINGKUNGAN

Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Gallery walk pada pembelajaran tematik subtema Indahnya Peninggalan Sejarah dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

Sarana pendukung yang dibutuhkan antara lain perangkat keras, yaitu kebutuhan perangkat keras komputer dalam pengolahan data, kemudian perangkat lunak yaitu untuk

Jenis penelitian kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen yaitu dengan memberikan perlakuan kepada kelompok kasus berupa terapi non farmakologis meliputi

“On this PC” refers to music files actually on your machine, while “in the cloud” lists songs you’ve bought from Microsoft’s online music store; they’re held for you in

Puji syukur penulis panjatkan kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala atas berkah, rahmat dan karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul